Asesmen sebagai pembelajaran ( assessment as learning), memiliki
identifikasi sebagai berikut:
Dimulai saat siswa menyadari tujuan pembelajaran dan criteria kinerja yang harus dicapainya Termasuk perumusan tujuan pembelajaran, memantau kemajuan, dan refleksi terhadap hasil pembelajaran Berimplikasi kepada kepemilikan hasil belajar oleh siswa, dan tanggung jawab siswa untuk menggerakan pemikiran menuju ke depan (metakognisi) Berlangsung di seluruh proses pembelajaran
Asesmen pembelajaran (assessment of learning ) bercirikan hal-hal
berikut. Asesmen yang dilengkapi dengan angka mutu atau huruf mutu (sumatif) Membandingkan prestasi siswa dengan standar. Hasilnya dapat dikomunikasikan dengan para siswa dan orang tua\ Terjadi pada akhir satuan pembelajaran
Asesmen untuk pembelajaran (assessment of learning) memiliki
cirri-ciri sebagai berikut: Terdiri dari dua fase, asesmen inisial atau asesmen diagnostic dan asesmen formatif Asesmen dapat dilandasi oleh berbagai sumber-sumber informasi (portofolio, kemajuan kerja, pengamatan guru, percakapan) Umpan balik verbal atau tertulis bagi para siswa umumnya bersifat deskriptif dan menekankan pada kekuatan, identifikasi, tantangan, dan butir-butir penting bagi langkah selanjutnya Saat guru mengontrol pemahaman siswa, mereka mengatur pembelajaran sedemikian rupa agar siswa tetpa belajar pada jalurnya Tidak ada skor dan angka mutu yang diberikan, penyimpanan catatan terutama berupa catatan anekdot dan deskriptif Berlangsung selama proses pembelajaran, mulai dari penyusunan awal bahan ajar sampai saatnya untuk melakukan penilaian sumatif