Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
22
23 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 7, Nomor 1, Agustus 2015, hlm. 22-30
menganalisis isu atau masalah dan pada mahasiswa dapat dibiasakan dengan
waktu yang sama mengakses proses membuat pertanyaan dan jawaban dari
berpikirnya. Pembelajaran yang materi yang akan dipelajari
menggunakan analisis kritis dan evaluasi menggunakan lima indikator Hogan
di dalamnya menunjukkan bahwa yaitu menarik kesimpulan, asumsi,
mahasiswa mengalami proses berpikir deduksi, interpretasi dan evaluasi
seperti memperhatikan, argumen (Hogan, 2014). Menarik
mengkategorikan, menyeleksi, dan kesimpulan merupakan kesimpulan logis
mengambil keputusan. Tujuan penelitian berdasarkan fakta yang ditemukan,
ini untuk mengetahui pengaruh model sedangkan deduksi adalah pernyataan
pembelajaran Socio-Biological Case yang diikuti oleh kesimpulan yang
Based Learning terhadap keterampilan spesifik (TalentLens & Watson, 2012).
berpikir kritis mahasiswa. Asumsi merupakan kepercayaan
Cottrell (2011) menyatakan mengenai argumen yang diberikan tanpa
bahwa berpikir kritis sebagai proses membuktikan (Crebert et al., 2011).
kompleks antara kemampuan dan sikap Interpretasi merupakan pertimbangan
meliputi identifikasi argumen, evaluasi mengenai fakta data terhadap solusi
fakta, identifikasi asumsi, kesimpulan (Slisko & Cruz, 2013). Evaluasi
dan sintesis informasi. Pada tingkat argumen yaitu menilai hasil dari proses
pendidikan tinggi, cara berpikir kritis penyelidikan dengan mengambil
sangat diperlukan oleh mahasiswa keputusan benar atau salah (Crebert et
karena memiliki banyak manfaat. al., 2011).
Misalnya, meningkatkan keingintahuan Problem based learning (PBL)
dan observasi, meningkatkan merupakan suatu pembelajaran berbasis
kemampuan mengidentifikasi hal masalah yang memfasilitasi mahasiswa
penting dalam sebuah kasus serta untuk fokus pada masalah di dunia nyata
meningkatkan kemampuan analisis (McPhee, 2002). Mahasiswa bekerja
dalam pemecahan masalah (Cottrell, dalam kelompok kecil untuk mengamati
2011). Paul & Linda (2008) menyatakan dan menemukan pemecahan masalah
satu alasan mengapa seseorang perlu secara kolaboratif. Mahasiswa
berpikir kritis karena dapat memiliki mengeksplorasi solusi terbaik dalam
berbagai cara untuk memecahkan memecahkan masalah (Keziah, 2010).
permasalahan yang dihadapkan Pemecahan masalah dalam PBL
kepadanya. Strategi pembelajaran yang dilakukan dengan melakukan identifikasi
digunakan dalam meningkatkan berpikir dan investigasi terhadap masalah yang
kritis dengan cara mengeksplor kompleks (Levin, 2001). Penerapan
permalasahan yang terjadi. Paul & Linda model pembelajaran PBL membutuhkan
(2007) mengungkapkan strategi yang beberapa hal yang harus diperhatikan
mendorong seseorang menjadi pemikir yaitu 1) mahasiswa harus memiliki
kritis dengan mengenali masalah, respon tinggi terhadap pembelajaran, 2)
mengakses informasi yang relevan, masalah yang digunakan harus
memiliki solusi masalah, berpikir secara terstruktur pola berpikir, dan 3) sebelum
terbuka dan dapat mengkomunikasikan memulai pembelajaran mahasiswa sudah
kepada orang lain dengan benar. memiliki refleksi dari pembelajaran
Keterampilan berpikir perlu sebelumnya serta menerapkannya dalam
diberdayakan secara sengaja dan pemecahan masalah (Newman, 2005).
terencana melalui kinerja atau kegiatan Penggunaan PBL dapat efektif jika
pembelajaran (Tan, 2004). Berpikir kritis mahasiswa diberdayakan sebagai
Pratiwi, Pengaruh Model Pembelajaran Socio-Biological ... 24