Sunteți pe pagina 1din 5

KEPATUHAN IBU MENYUSUI

DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BALITA


DI DESA SAMBIROTO LECAMATAN KAPAS KABUPATEN BOJONEGORO

COMPLIANCE MOTHERS
GIVING EXCLUSIF BREASTFEEDING TO TODLER
Sambiroto VILLAGE KAPAS DISTRICT BOJONEGORO

Woro Tri Utami, Sulit Dwi R


Akes Rajekwesi Bojonegoro Prodi Kebidanan

ABSTRACT

Exclusive Breastfeeding is giving breastfeeding ( breast milk ) as early as possible after birth, given no
timetable and no other food , although water until the baby is 6 months of age after the age of 6 months
babies should be given extra food and breast milk should still be given to infants aged 2 years . While
adherence to breastfeeding mothers breastfeeding mothers in breastfeeding their babies exclusively on
already severe . The purpose of this study was conducted to determine the extent of compliance in
Breastfeeding mothers exclusively breastfed their babies .
The method used in this research is descriptive method by simple random sampling , a total sample of 30
respondents . Data collection using questionnaires then the data processing process by giving code then
tabulated scores . This research was conducted in the village of kapas Sambiroto District of Bojonegoro in
2013.
It can be concluded that the level of compliance in Breastfeeding mothers exclusively breastfed their
babies in category submissive . It is effected because the level of education and age . The respondents
most elementary level of education and all respondents aged 0 years , but despite that knowledge of the
respondents about the level of knowledge about exclusive breastfeeding mothers quite well
.
Keywords : compliance Breastfeeding mothers , exclusive breastfeeding , toddler

15
Pendahuluan Akibatnya bayi yang tidak diberi ASI
mempunyai kemungkinan 14,2 kali lebih sering
ASI Eksklusif merupakan pemberian terkena diare dibandingkan dengan bayi yang
ASI (Air Susu Ibu) sedini mungkin setelah mendapatkan ASI ekslusif (Hubertin, 2004:41).
persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang
diberi makanan lain, walaupun hanya air putih, menyusui ASI sampai enam bulan jauh lebih
sampai bayi berumur enam bulan. Setelah enam sehat dari bayi yang menyusui ASI hanya
bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan sampai empat bulan, selama itu frekuensi bayi
lain dan tetap diberikan ASI sampai bayi terkena diare jauh lebih kecil. Bayi yang hanya
berumur dua tahun (Hubertin, 2004:3). diberi ASI saja selama enam bulan akan
Menyusui merupakan suatu proses yang alamiah merangsang hormon prolaktin secara terus
berjuta-juta ibu di seluruh dunia berhasil menerus sehingga memperbanyak produksi ASI
menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku yang dapat bertahan sampai bayi berumur dua
tentang ASI, bahkan ibu yang buta huruf dapat tahun. Ibu menyusui harus mendapat gizi yang
menyusui anaknya dengan baik (Rusli Utami, baik dan terhindar dari stres yang
2004:2). berkepanjangan (Huebertin, 2004:3-5).
Seiring dengan perkembangan zaman, Berdasarkan permasalahan yang ada,
terjadi pula peningkatan ilmu pengetahuan dan maka diperlukan upaya untuk meningkatkan
teknologi yang demikian pesat. Ironinya kesadaran masyarakat dalam memberikan ASI
pengetahuan lama yang mendasar seperti eksklusif pada bayinya. Beberapa upaya
menyusui justru kadang terabaikan. Bagi ibu diantaranya adalah penyuluhan masyarakat
hamil ini berarti kehilangan kepercayaan diri secara luas tentang pentingnya ASI eksklusif
untuk dapat memberikan perawatan terbaik pada melalui berbagai media, baik media elektronik
bayinya, bagi bayi berarti bukan saja kehilangan (radio, televisi, internet), maupun media tulis
sumber makanan yang vital, tetapi juga (majalah, tabloid, surat kabar) dan penjelasan
kehilangan cara perawatan yang optimal (Roesli ditempat-tempat pelayanan kesehatan dan pusat-
Utami, 2004:2). Dari penelitian terhadap 900 ibu pusat kesehatan lainnya.
disekitar Jabotabek (1995) diperoleh fakta
bahwa ibu yang dapat memberi ASI eksklusif Disain Penelitian
selama empat bulan hanya sekitar 5%, padahal
98% ibu-ibu tersebut menyusui. Dari penelitian Desain penelitian yang dilakukan adalah
tersebut juga didapatkan bahwa 31,9% ibu tidak desain penelitian deskriptif yaitu suatu metode
pernah mendapatkan informasi khusus tentang penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama
ASI, sedangkan 70,4% ibu tidak pernah untuk membuat gambaran/ deskriptif tentang
mendengar informasi tentang ASI eksklusif suatu keadaan objektif (Notoatmodjo,
(Roesli Utami, 2000:2). Menurut data yang 2005:138). Berdasarkan tujuan penelitian,
dikeluarkan oleh unicef hanya 14% bayi di pendekatan yang digunakan adalah retrospektif
Indonesia yang disusui secara eksklusif oleh yaitu penelitian yang berusaha melihat ke
ibunya hingga usia empat bulan. Dari studi belakang. Penelitian ini dilakukan di Desa
pendahuluan di Kecamatan Kapas pada tahun Sambiroto Kecamatan Kapas Kabupaten
2013, peneliti mendapat data ibu menyusui Bojonegoro pada Agustus sampai September
sejumlah 30 ibu. 2013. populasinya adalah ibu menyusui yang
memiliki balita usia enam bulan sampai dua
Sering kita jumpai di dalam denyut tahun dengan jumlah populasi adalah 96 orang,
kehidupan kota besar, kita lebih sering melihat dengan sampel kurang lebih 30 responden dan
bayi diberi susu botol dari pada disusui oleh tehnik pengambilan sampel berupa random
ibunya. Sementara di pedesaan, kita melihat bayi sampling. Variabel penelitian ini adalah
yang baru berusia satu bulan sudah diberi makan kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan ASI
pisang atau nasi yang dilembutkan sebagai eksklusif pada balitanya. Instrumen yang
tambahan ASI (Roesli Utami, 2000:2).

15
digunakan dalam penelitian adalah kuesioner, Berdasarkan tabel 4.2 diatas
dalam hal ini peneliti menggunakan skala Likert. menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan tentang
cara cara ibu dalam memberikan ASI pada
Hasil Penelitian bayinya adalah sebagian besar patuh sebanyak
15 orang (50%).
Tabel 4.1 Distribusi tingkat kepatuhan
responden berdasarkan cara ibu Tabel 4.3 Distribusi tingkat kepatuhan
dalam menyusui dengan benar berdasarkan lamanya ibu dalam
pada bayinya di Desa Sambiroto memberikan ASI saja pada
Kecamatan Kapas Kabupaten bayinya di Desa Sambiroto
Bojonegoro Tahun 2013. Kecamatan Kapas Kabupaten
Bojonegoro 2013.
Sumber : Data primer kuesioner penelitian
Jumlah Jumlah
No Tingkat Prosentase No Tingkat Prosentase
responden responden

1 Patuh 15 50% 1 Patuh 4 13,3%

2 Cukup patuh 13 43,3% 2 Cukup patuh 4 13,8%

3 Tidak patuh 2 6,7% 3 Tidak patuh 22 73,3%

Jumlah 30 100% Jumlah 30 100%

tahun 2013 Sumber : Data primer kuesioner penelitian


Berdasarkan tabel 4.6 diatas tahun 2013
menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan tentang Berdasarkan tabel 4.3 diatas
cara ibu dalam menyusui dengan benar adalah menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu
sebagian besar responden 15 orang (50%) masuk menyusui dalam pemberian ASI eksklusif
dalam kategori tidak patuh. mengenai lamanya ibu dalam memberikan ASI
saja pada bayi adalah sebagian besar responden
Tabel 4.2 Distribusi tingkat kepatuhan (22 orang) masuk dalam kategori tidak patuh
responden berdasarkan cara ibu (73,3%).
dalam memberikan ASI eksklusif
pada bayinya di Desa Sambiroto Tabel 4.4 Distribusi tingkat kepatuhan
Kecamatan Kapas Kabupaten tentang tingkat kepatuhan ibu
Bojonegoro 2013. menyusui dalam memberikan ASI
saja pada bayinya di Desa
Jumlah Sambiroto Kecamatan Kapas
No Tingkat Prosentase
responden Kabupaten Bojonegoro 2013.

1 Patuh 15 50% Jumlah


No Tingkat Prosentase
responden
2 Cukup 12 40%
patuh 1 Patuh 12 40%

Tidak 2 Cukup patuh 14 46,6%


3 patuh 3 10%
3 Tidak patuh 4 13,3%
Jumlah 30 100%
Jumlah 30 100%
Sumber : Data primer kuesioner penelitian
tahun 2013

15
Sumber : Data primer kuesioner penelitian dipengaruhi oleh umur responden yang sebagian
tahun 2013 besar berumur antara 26-30 tahun dan
Berdasarkan tabel 4.4 diatas tergolong dewasa muda. Semakin cukup umur
menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan ibu tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
menyusui dalam frekuensi memberikan ASI akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
pada bayinya adalah sebagian besar responden Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang
(16 orang) masuk dalam kategori patuh (53,3%). yang lebih dewasa akan lebih mudah dipercaya
dari orang yang belum cukup tinggi
Pembahasan kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari
pengalaman dan kematangan jiwa (Nursalam,
1. Berdasarkan hasil penelitian 2001:134). Dengan tingkat kematangan yang
menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan ibu cukup seharusnya mereka mempunyai
menyusui dalam menyusui bayinya dengan cara pengetahuan yang cukup. Tetapi dalam
yang benar masuk dalam kategori tidak patuh, penelitian ini mereka tergolong dewasa muda
sebanyak 15 orang (50%). Hasil penelitian ini dan pengetahuan mereka kurang, hal ini karena
dipengaruhi tingkat pendidikan responden yang mereka masih terpengaruh dengan kebiasaan
mayoritas berpendidikan SD. Hal ini selaras yang ada di masyarakat.
dengan pendapat Nursalam (2003) bahwa pada
umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang 4. Berdasarkan hasil penelitian
maka akan baik pula pengetahuannya. Karena menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan ibu
dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku menyusui dalam memberikan ASI pada bayinya
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih masuk dalam kategori cukup patuh sebanyak 16
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari responden (66,7%).Hal ini dikarenakan
oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) kurangnya pengetahuan ibu tentang kandungan
mengungkapkan bahwa sebelum orang ASI yang sudah begitu lengkap, tetapi mereka
mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), masih beranggapan bahwa kandungan yang ada
didalam diri orang tersebut terjadi proses yang dalam ASI masih sangat kurang. Sehingga
berurutan yakni kesadaran, merasa tertarik, kebanyakan dari mereka sudah memberikan ASI
menimbang-nimbang, coba-coba, adopsi formula beberapa jam setelah lahir. Berdasarkan
(Notoatmodjo, 2003:128). hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
kepatuhan ibu menyusui dalam frekuensi
2. Berdasarkan hasil penelitian memberikan ASI pada bayinya adalah sebagian
menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan ibu besar responden (16 orang) masuk dalam
menyusui dalam memberikan ASI pada bayinya kategori patuh (53,3%). Hal ini sesuai dengan
masuk dalam kategori patuh sebanyak 15 penelitian Becker & Green, yang dipertegas
responden (50%). Bahasa merupakan alat jawabannya oleh Luker & Caress, yang dikutip
komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh oleh Bastable (2002), yakni karakteristik
proses berfikir alamiah, dan untuk situasional dan kepribadian memainkan suatu
menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada peranan penting dalam menentukan perilaku
orang lain (Notoatmodjo S, 2005:8). Hal ini kepatuhan. Freud yang dikutip oleh Suryabrata
dipengaruhi oleh aktifnya bidan dalam menambahkan ketiga aspek kepribadian (Id, Ego
menyampaikan pesan atau penyuluhan pada dan Super ego), mempunyai fungsi, sifat,
setiap ibu atau keluarga post partum agar komponen, prinsip kerja yang saling
memberikan ASI saja pada bayinya sejak lahir berhubungan sehingga sukar untuk memisahkan
sampai usia 6 bulan dengan menggunakan pengaruhnya terhadap tingkah laku / perilaku
bahasa yang mudah dipahami oleh mereka. manusia.
3. Berdasarkan hasil penelitian Simpulan dan Saran
menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan ibu
menyusui dalam lamanya memberikan ASI saja Tingkat kepatuhan responden dalam
pada bayinya masuk dalam kategori tidak patuh menyusui dengan cara yang benar masuk dalam
yaitu sebanyak 20 responden (66,7%). Hal ini

15
kategori patuh Tingkat kepatuhan responden Sunartyo Nano. 2005. Panduan Merawat Bayi
dalam cara ibu memberikan ASI saja pada dan Balita Agar Tumbuh Sehat dan
bayinya masuk dalam kategori patuh (50%). Cerdas. Jakarta : Diva Press.
Tingkat kepatuhan responden lamanya ibu dalam
memberikan ASI saja pada bayinya masuk Weyord Heather. 2001. Menyusui Bayi Anda.
dalam kategori tidak patuh (73,3%). Tingkat Jakarta : Dian Rakyat.
kepatuhan responden dengan memiliki
kepatuhan frekuensi ibu menyusui dalam
memberikan ASI pada bayinya masuk dalam .
kategori cukup patuh (53,3%). Berdasarkan
uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
tingkat kepatuhan ibu menyusui dalam
pemberian ASI eksklusif pada bayinya dapat
dikatakan patuh.

Diharapkan pada semua petugas


kesehatan di Desa Sambiroto, khususnya bidan
dapat membantu / mendukung untuk
meningkatkan kepatuhan ibu menyusui dengan
cara memberikan penyuluhan-penyuluhan
tentang ASI eksklusif. Sedangkan untuk
responden diharapkan dapat mempertahankan
uhan dalam memberikan ASI eksklusif.

Daftar Pustaka

Bungin, Burhan. (2003). Metodologi Penelitian


Kualitatif, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Herlanti Poppy M. 2003. Menjaga Kesehatan.


Jakarta : Pustaka Pembangunan
Swadaya.

Huliana, M. 2003. Perawatan Ibu Pasca


Melahirkan. Jakarta : Puspa Swara.

H.S. Sunardi – Asy Mas’udi. 2004. Pendidikan


Pancasila dan Kewarganegaraan. Solo :
Tiga Serangkai.

Pujiarto S. Purnawanti. 2005. Bayiku Anakku.


Jakarta : PT. Intisari Mediatama.

Perkumpulan Perinatologi Indonesia. 2004.


Management Laktasi. Jakarta.

Nursalam, S. (2003). Konsep dan Penerapan


Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : CV. Info
Medika.

Roesli, Utami. 2004. ASI Eksklusif. Jakarta :


Trubus Agriwidja.

15

S-ar putea să vă placă și