Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Kajian Optimalisasi Bandar Udara International Adi Sumarmo Solo melalui Peningkatan
Konektivitas antara Solo-Yogyakarta dengan Angkutan Kereta Api Khusus Bandar
Udara
The airport is one of the transportation nodes that has important role in organizing intermodal
Histori Artikel: transportation especially for air transportation, road transportation, and rail transportation.
Diterima: 23 November 2017 Nowadays, one of mass transit modes in Yogyakarta and Solo is train (Prameks and Sidomukti line) that
Direvisi: 4 Desember 2017 serves passengers from Yogyakarta Tugu station to Solo Balapan station. Meanwhile, Adi Sutjipto
Yogyakarta airport has land limitation to develop the airport in serving at least 7,2 million pax/year
Disetujui: 30 Desember 2017 for its passenger traffic. Regarding this problem, it needs strategic actions in order to get appropriate
Dipublikasi online: 31 Des 2017 and fast solution. One of the solutions is offering optimization of secondary airport. Adi Sumarmo Solo
airport is the nearest airport to Adi Sutjipto airport that can be optimized for accommodating
passenger traffic from and to Yogyakarta. This option is also supported by airport train development
Keywords: that eases passenger connectivity between Adi Sumarmo airport and Adi Sutjipto airport. The purpose
airport train, airport optimization, of this research is to measure the optimization level of Adi Sumarmo Solo airport through airport train
air passenger behavior, connectivity that has been planned. Using stated preference approach technique and ServQual analysis,
this research will identify air passenger behavior for airport train. The result of the research shows the
connectivity, intermodal majority respondents (91%) stated agree for airport train option as transportation mode from/to Adi
transportation Sucipto airport, 65% respondents stated willing to pay Rp 20.000 - Rp 40.000 as maximum tariff. Besides
that, ServQual analysis shows the main priority for respondents toward airport train services is time
variable. Furthermore, this research is expected to be consideration for stakeholders and give impact
Kata kunci: for the objective of National Transportation System (SISTRANAS) policy in achieving effective and
kereta api khusus bandara, efficient transportation services through some indicators that are accessibility, integration, affordable
optimasi bandara, perilaku tariff, and high utility.
penumpang pesawat, konektivitas,
Bandar udara merupakan salah satu simpul transportasi yang memiliki peran penting dalam
integrasi moda
penyelenggaraan transportasi antarmoda khususnya antara moda udara, jalan dan rel. Saat ini salah
satu sarana angkutan umum massal yang dimiliki kota Yogyakarta dan Solo adalah Kereta api
Prameks dan Sidomukti yang melayani pergerakan penumpang dari stasiun Tugu Yogyakarta
menuju Stasiun Solo Balapan. Sementara Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta saat ini memiliki
keterbatasan lahan untuk pengembangan bandara dalam melayani pergerakan penumpang pesawat
yang telah mencapai 7,2 juta penumpang/tahun. Dengan permasalahan tersebut tentu perlu diambil
langkah strategis guna mendapatkan solusi yang cepat dan tepat. Salah satu alternatif solusi yang
dapat dilakukan adalah menawarkan opsi dengan mengoptimalkan bandara terdekat (secondary
airport). Bandara Adi Sumarmo Solo merupakan bandara terdekat dengan Bandara Adi Sutjipto yang
memungkinan untuk dioptimalkan agar dapat menampung lonjakan pergerakan penumpang dari
dan menuju Yogyakarta. Hal tersebut juga didukung dengan telah dimulainya pembangunan kereta
api bandara khusus yang memudahkan akses pergerakan penumpang pesawat di Bandara Adi
Sutjipto menuju Bandara Adi Sumarmo. Dilatarbelakangi dengan permasalahan tersebut penelitian
ini bertujuan untuk mengukur tingkat optimasi Bandara Adi Sumarmo Solo melalui indikator
konektivitas Kereta Api Khusus Bandara yang tengah dicanangkan. Dengan menggunakan teknik
pendekatan stated preference dan ServQual Analysis penelitian ini bermaksud untuk melihat air
passenger behavior dengan akan diadakannya kereta api khusus bandara. Hasil penelitian
menunjukan mayoritas responden (91%) menyatakan setuju dengan alternatif KA Bandara sebagai
alat transportasi dari/menuju Bandara Adi Sutjipto dan 65 % responden menyatakan bersedia
membayar tarif maksimal sebesar Rp 20.000-Rp 40.000. Sementara hasil analisa ServQual prioritas
utama responden terhadap layanan kereta api khusus bandara adalah variabel waktu.
Kajian Optimalisasi Bandar Udara International Adi Sumarmo Solo melalui Peningkatan Konektivitas
antara Solo-Yogyakarta dengan Angkutan Kereta Api Khusus Bandar Udara (Herry dan Eny) 125
Website: wartaardhia.com, Id-doi: 10.25104/wa.v43i2.309.125-140
PENDAHULUAN kapasitas mencukupi, teratur, lancar, cepat,
Bandar udara merupakan salah satu mudah dicapai, tepat waktu, aman, nyaman,
simpul transportasi yang memiliki peranan tertib, tarif terjangkau dan dengan tingkat
penting dalam penyelenggaraan transportasi polusi yang rendah, sementara indikator
antarmoda khususnya antara moda udara, penyelenggaraan transportasi yang efisien
moda jalan dan moda rel. Transportasi berarti beban publik rendah dan utilitas tinggi
antarmoda sendiri dapat diartikan sebagai dalam jaringan transportasi nasional
suatu sistem yang menghubungkan moda (Permenhub, 2005). Sasaran Sistranas
transportasi yang berbeda seperti darat, tersebut sejalan dengan konsep Presiden RI
udara, laut, dan kereta yang memfasilitasi Joko Widodo yang disampaikan dalam
penumpang untuk menyelesaikan peletakkan batu pertama (groundbreaking)
keseluruhan perjalanannya dengan pembangunan rel kereta api Bandara
menggunakan lebih dari satu moda (Zhang & Internasional Adi Sumarmo sepanjang 13,5
Hansen, 2008). Integrasi antarmoda terdiri km pada bulan April 2017, yang
dari lima (5) kategori yaitu integrasi fisik, mengharapkan konsep pengelolaan
jaringan transportasi, tarif, informasi dan antarmoda transportasi nantinya
institusi atau administrasi (Luk & Olsewski, mempermudah aksesibilitas layanan
2003). Saat ini salah satu sarana angkutan transportasi kepada masyarakat dan
umum massal yang dimiliki kota Yogyakarta membuat waktu tempuh perjalanan semakin
dan Solo adalah Kereta api Prameks dan efisien (Pikiran Rakyat, 2017). Hal tersebut
Sidomukti yang melayani pergerakan juga didukung oleh penelitian intermodal
penumpang dari stasiun Tugu Yogyakarta integration in air transportation yang
menuju Stasiun Solo Balapan. Moda dilakukan oleh Vespermann & Wald bahwa
transportasi massal yang dapat mengangkut integrasi intermoda tidak hanya memfasilitasi
penumpang dalam jumlah besar, dengan penumpang untuk terhubung kepada jaringan
kecepatan tinggi dan hemat energi tentu saja transportasi secara luas, tapi juga dengan
sangat diharapkan dapat mengambil peran perpindahan yang aman, nyaman, dan efisien
strategis dalam mobilitas pergerakkan antara berbagai moda (Vespermann & Wald.
penumpang maupun barang. Secara teori, 2011).
intermodal passenger transport merupakan Bandara Internasional Adi Sumarmo Solo
suatu konsep sustainable transportation saat ini merupakan salah satu bandara yang
karena kebijakan dan perencanaannya memiliki prospek untuk dikembangkan
bertujuan memfasilitasi penumpang untuk dibandingkan bandara lainnya di JawaTengah
menggunakan moda transportasi yang maupun Daerah Istimewa Yogjakarta.
berbeda dalam satu rangkaian rencana Bandara Ahmad Yani di kota Semarang dan
perjalanan, sehingga memungkinkan dua Bandara Adi Sutjipto di kota Yogjakarta cukup
moda atau lebih saling berhubungan door to sulit untuk dikembangkan karena landas pacu
door (Jones, et al., 2000); (Riley et al., 2010). (runway) pesawat tidak dapat lagi diperlebar
Dalam dokumen Sistranas yang atau diperpanjang untuk dapat melayani
merupakan tatanan kebijakan transportasi pesawat-pesawat berbadan lebar. Sementara
nasional disebutkan bahwa sasaran Sistranas Bandara Internasional Adi Sumarmo Solo
adalah mewujudkan penyelenggaraan memiliki lebih banyak keunggulan dalam hal
transportasi yang efektif dan efisien. pengembangan bandara dibanding Bandara
Indikator efektif dimaksud adalah dengan Ahmad Yani dan Bandara AdiSutjipto.
menyelenggarakan transportasi yang Gambar 1 berikut menunjukan bandara-
selamat, aksesibilitas tinggi, terpadu, bandara tersebut dalam Tatanan
Kebandarudaraan Nasional.
Dengan semakin banyaknya pergerakan (lalu stakeholders yang berada pada lingkup obyek
lintas) pesawat terbang di Bandara penelitian kereta Bandara Adi Sumarmo dan
Internasional Adi Sutjipto Yogyakarta yaitu 7,2 secara khusus diharapkan dapat mendukung
juta penumpang/tahun dan keterbatasan salah satu sasaran kebijakan SISTRANAS yaitu
lahan dalam pengembangan bandara maka memberikan pelayanan transportasi yang
perlu diambil langkah strategis guna efisien dan efektif melalui indikator
mendapatkan solusi yang cepat dan tepat. aksesibilitas, terpadu, tarif terjangkau, dan
Salah satu alternatif solusi yang dapat dengan utilitas tinggi.
dilakukan dengan cepat dan tepat saat ini
adalah menawarkan opsi dengan TINJAUAN PUSTAKA
mengoptimalkan bandara terdekat (secondary Wei dan Gosling (2013) meneliti tentang
airport). Bandara Internasional Adi Sumarmo strategi dalam kerjasama (kolaborasi) dalam
merupakan bandara terdekat dengan Bandara pembiayaan penyediaan angkutan antarmoda
Adi Sutjipto yang saat ini memungkinan untuk sebagai fungsi aksesibilitas di bandar udara,
dioptimalkan agar dapat menampung lonjakan yang disajikan dalam paper yang berjudul
pergerakan penumpang dari dan menuju Strategies for collaborative funding of
Yogyakarta. Hal tersebut juga didukung intermodal airport ground access projects.
dengan telah dimulainya pembangunan kereta Penelitian ini mereview tentang pendanaan
bandara khusus yang memudahkan akses terkait dengan penyediaan aksesibilitas
pergerakan penumpang pesawat di Bandara bandara di beberapa wilayah federasi
Adi Sutjipto menuju Bandara Adi Sumarmo. Amerika Serikat dan menganalisa tentang
Dengan dilatarbelakangi permasalahan- strategi potensial pendanaan untuk
permasalahan tersebut di atas, maka perlu aksesibilitas dalam integrasi antarmoda di
dilakukan suatu penelitian ilmiah yang bandara Amerika. Penelitian ini
dimaksud untuk mengukur tingkat optimasi merekomendasikan perubahan pengaturan
Bandara Internasional Adi Sumarmo Solo dan regulasi dalam program pendanaan
melalui indikator konektivitas Kereta Api sebagai persyaratan yang diperlukan agar
Khusus Bandara yang tengah dicanangkan. implementasi strategi menjadi efektif, dengan
Hasil penelitian ini diharapkan secara umum demikian dapat menyediakan dan
dapat menjadi pertimbangan para menyederhanakan pengembangan solusi
Kajian Optimalisasi Bandar Udara International Adi Sumarmo Solo melalui Peningkatan Konektivitas
antara Solo-Yogyakarta dengan Angkutan Kereta Api Khusus Bandar Udara (Herry dan Eny) 127
Website: wartaardhia.com, Id-doi: 10.25104/wa.v43i2.309.125-140
integrasi antaramoda yang memenuhi Paliska, et al. (2016), meneliti tentang
kebutuhan aksesibiltas bandara di masa pilihan penumpang terhadap penggunaan
mendatang. bandara serta analisa cakupan wilayah
Sementara itu Saliara (2014) meneliti bandara yang disajikan dalam paper berjudul
tentang integrasi antarmoda melalui Passenger’s airport choice and airport
penyatuan lebih dari satu moda angkutan catchement area analysis in cross-border
umum sebagai suatu sistem transportasi Upper Adriatic multi–airport region.
umum dengan mengambil studi kasus di Kota Penelitian tersebut mengamati tentang
Thessaloniki, Yunani yang disajikan dalam pilihan penumpang dalam menggunakan
paper berjudul Public Transport Integration: bandara, catchment area size, dan
the Case Study of Thessaloniki, Greece. homogenitas di daerah Upper Adriatic. Survei
Penelitian tersebut menjelaskan bahwa penumpang dilakukan di 3 bandara yaitu
terdapat 3 level dari integrasi antar moda Ljubljana Joze Pucnik Airport, Venice Marco
yaitu dari segi organisasi, operasional, dan Polo Airport dan Triste Pietro Savorgnan
fisik. Integrasi organisasi menggambarkan Brazza Airport. Penelitian ini telah
pengaturan dan koordinasi antara stake mengestimasi “catchment area size” dan
holders dalam memenuhi keinginan dan “market share” bandara dengan
komitmen terhadap kinerja sistem, misalnya menggunakan multinomial logit dan structure
penetapan tarif yang berlaku. Integrasi model. Eksplorasi air passenger behavior
operasional mengacu kepada perencanaan menggunakan model logit yang
sistem angkutan umum dengan mempertimbangkan atribut sensitivitas
meminimumkan gangguan pada jarak dan penumpang yang melintas ke wilayah,
waktu untuk mendapatkan perjalanan yang demografi, dan bandara serta
lancar dan nyaman, misalnya pengaturan mempertimbangkan hetrogenitas preferensi
jadwal dan penyediaan informasi, dan dengan dalam pilihan bandara. Hasil penelitian
integrasi fisik yaitu adanya integrasi rute dan menunjukkan bahwa ketiga bandara
titik perpindahan, misalnya perencanaan mempunyai nilai catchment area yang kecil
lokasi stasiun maupun halte pemberhentian dan market share secara cepat menurun
angkutan umum. dengan meningkatnya aksesibilitas waktu
Bao, Hua, dan Gu (2016) meneliti tentang yang singkat menuju suatu bandara. Atribut
relevansi antara aksesibilitas bandara dengan waktu ini juga menjadi lebih sensitif terhadap
tingkat persaingan bandara, yang tersaji segmen penumpang bisnis dan domestik.
dalam paper berjudul Relevance of airport Usami, Manabe, dan Kimura (2017)
accessibility and airport competition. Dalam melakukan penelitian tentang pilihan
penelitian tersebut dinyatakan bahwa bandara dan konektivitas penerbangan
aksesibilitas bandara adalah kriteria yang penumpang domestik dan internasional
penting dalam persaingan bisnis bandara. dengan menggunakan analisa empiris dari
Berdasarkan data panel yang dihimpun dari 9 data survei pergerakan penumpang di Jepang
bandara besar di Provinsi Jiangsu China dari yang disajikan dalam paper berjudul Airport
tahun 2005 hingga 2014 ditunjukan hasil choice and flight connectivity among domestic
bahwa aksesibilitas bandara secara signifikan and international passengers-Empirical
mempengaruhi lalu lintas pergerakan analysis using passenger movement survey
penumpang dan frekuensi jadwal pesawat. data in Japan. Penelitian ini mengamati
Dari hasil olah data terhadap data panel perilaku penumpang terhadap pilihan
tersebut diketahui bahwa lalu lintas bandara di Jepang yaitu Bandara Narita dan
pergerakan penumpang akan meningkat 2 % Haneda di wilayah metropolitan Tokyo.
apabila terdapat peningkatan aksesibilitas Berdasarkan data mikro yang diperoleh dari
bandara sebesar 1 %. Kementerian Transportasi Jepang tahun
2010, hasil penelitian tersebut menyimpulkan
Gambar 2. Pola Pikir Penelitian Optimalisasi Bandara Adi Sumarmo melalui Konektivitas Kereta
Bandara Khusus.
Kajian Optimalisasi Bandar Udara International Adi Sumarmo Solo melalui Peningkatan Konektivitas
antara Solo-Yogyakarta dengan Angkutan Kereta Api Khusus Bandar Udara (Herry dan Eny) 129
Website: wartaardhia.com, Id-doi: 10.25104/wa.v43i2.309.125-140
Untuk melakukan kajian Optimalisasi Pengolahan Data
Bandar Udara International Adi Sumarmo Analisa penelitian menggunakan
Solo melalui Peningkatan Konektivitas antara pendekatan teknik stated preference, yaitu
Solo-Yogyakarta dengan Angkutan Kereta Api suatu teknik untuk menggali informasi
Khusus Bandar Udara, maka perlu ditetapkan tentang permintaan dan perilaku perjalanan.
lokasi-lokasi yang mempengaruhi hasil kajian Teknik ini menggunakan pernyataan
ini yaitu: preferensi dari para responden untuk
− Bandar Udara Adi Sumarmo Solo menentukan alternatif rancangan yang
− Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta terbaik dari beberapa macam pilihan
− PT. KAI Solo rancangan. Teknik stated preference
− PT. KAI Yogyakarta mendasarkan estimasi permintaan pada
sebuah analisis respon terhadap pilihan yang
Metode Pengumpulan Data sifatnya hipotetikal, misalnya sarana yang
Terdapat dua jenis data yang akan masih dalam perencanaan. Adapun tahapan-
dihimpun, data primer dan data sekunder. tahapan dalam penggunaan stated preference
Pengumpulan data primer dengan cara adalah sebagai berikut:
menyebarkan kuesioner yaitu kepada 1. Identifikasi atribut kunci dari setiap
pemangku kepentingan (stakeholders) yang alternatif dan membuat paket yang
terkait dalam mengembangkan program mengandung pilihan, seluruh atribut
kereta khusus di Bandara Adi Sumarmo dan penting harus direpresentasikan dan
data primer yang dihimpun dari preferensi pilihan harus dapat diterima dan realistis.
penumpang angkutan udara. Pengumpulan 2. Cara didalam memilih akan disampaikan
data primer melalui penumpang dimaksud kepada responden dan responden
untuk mengetahui preferensi penumpang diperkenankan untuk mengekspresikan
terhadap tersedianya fasilitas kereta bandara apa yang lebih disukainya. Bentuk
khusus. Sementara pengumpulan data penyampaian alternatif harus mudah
sekunder dilakukan melalui survei dimengerti, dalam konteks pengalaman
instansional ke PT. Angkasa Pura I dalam hal responden, dan dibatasi.
ini adalah Bandara Adi Sumarmo Solo dan 3. Strategi sampel harus dilakukan untuk
Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta, Operator menjamin perolehan data yang
Penerbangan (Maskapai/Airline) yang representatif.
beroperasi di kedua bandara tersebut, dan PT.
KAI Daop VI (Stasiun Balapan Solo dan Stasiun Analisis Data
Tugu Yogyakarta). Data sekunder yang Metode survei yang digunakan adalah
dihimpun adalah informasi mengenai kondisi survei wawancara dengan teknik Stated
bandara eksisting, rute penerbangan, jenis Preference (SP) dan Servqual Analysis. Metode
pesawat, frekuensi penerbangan yang ini merupakan sebuah metode kuesioner
tersedia, dan informasi yang terkait dengan untuk mengetahui perilaku pelaku perjalanan
Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA) di terhadap suatu fasilitas transportasi baru
Stasiun KA Balapan Solo dan Stasiun Tugu (yang belum beroperasi saat survei
Yogyakarta. Selain dengan menggali data dilakukan). Harapan yang diinginkan dari
primer maupun sekunder tersebut juga survei ini adalah untuk mengetahui
dilakukan desk research dengan maksud perubahan perilaku para pelaku perjalanan
untuk mereview penelitian-penelitian ilmiah dengan adanya fasilitas transportasi baru
di jurnal internasional yang telah dilakukan tersebut dan juga besarnya tarif yang
sebelumnya, serta untuk memperkaya teori- dianggap wajar, serta juga untuk mengetahui
teori terkait penelitian guna mempertajam harapan penumpang terhadap pelayan kereta
hasil analisis penelitian. api khusus bandara. Adapun tahapan survei
tersebut sebagai berikut:
Kajian Optimalisasi Bandar Udara International Adi Sumarmo Solo melalui Peningkatan Konektivitas
antara Solo-Yogyakarta dengan Angkutan Kereta Api Khusus Bandar Udara (Herry dan Eny) 131
Website: wartaardhia.com, Id-doi: 10.25104/wa.v43i2.309.125-140
Gambar 3. Sistem program aplikasi “Pax-Radar” dalam sinergi integrasi antarmoda
Sumber: Milbredt, et al., 2017
Data real time dapat digunakan untuk Tengah yang diharapkan dapat menjadi
mendukung penjadwalan transportasi bandar udara dengan positioning untuk
antarmoda dan untuk memprediksi yang business maupun leisure (for cultural heritage
selanjutnya dapat diproses untuk mengukur tourism), lokasi yang tidak terlalu jauh dengan
utilitas infrastruktur. Sistem Pax-Radar juga kota Yogyakarta membuat Bandara Adi
menggambarkan informasi setiap Sumarmo menjadi layak untuk selalu
penerbangan yang ada dalam flight plan, yang dikembangkan. Kota Yogyakarta sendiri
selanjutnya dengan simulasi mikroskopik dikenal sebagai salah satu destinasi wisata
dapat digambarkan akibat keterlambatan favorit di Indonesia dengan berbagai tempat
pesawat, misalnya ketika pesawat terlambat wisata ditawarkan, baik wisata alam maupun
selama 1,5 jam akan berakibat pada wisata budaya. Hal ini menarik banyak minat
kedatangan empat rangkaian kereta api wisatawan baik domestik maupun asing
secara bersamaan, hal ini tentu saja akan untuk berkunjung ke tempat wisata di Kota
berdampak pada pelayanan di bandara yang Yogyakarta, baik dengan menggunakan
mengakibatkan banyaknya penumpang yang kendaraan pribadi maupun umum. Tabel 1
terlambat sampai di boarding gate. Program menggambarkan dimensi profile kedua
software ini juga dikembangkan dengan bandara yang saling berdekatan. Kedua
memadukan sistem manajeman kereta api bandara tersebut sama-sama merupakan
dengan sistem pengaturan pergerakan bandara dengan kategori Internasional
pesawat, sehingga memungkinan dalam dengan hierarki hub sekunder. Bandara Adi
menjadwal ulang kereta dan pesawat agar Sumarmo memiliki runway yang lebih
tidak berdampak terhadap keterlambatan panjang, kapasitas parking stand yang lebih
penumpang dalam mendapatkan besar, dan area terminal yang lebih luas
penerbangannya. dibanding Bandara Adi Sutjipto. Namun
demikian produksi penumpang maupun
Kinerja Bandara Internasional Adi pesawat di Bandara Adi Sumarmo masih
Sumarmo Solo Sebagai Penyangga terlalu jauh tertinggal dibandingkan dengan
Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta Bandara Adi Sutjipto.
Bandar Udara Adi Soemarmo Solo menjadi
salah satu bandara di wilayah Provinsi Jawa
Kajian Optimalisasi Bandar Udara International Adi Sumarmo Solo melalui Peningkatan Konektivitas
antara Solo-Yogyakarta dengan Angkutan Kereta Api Khusus Bandar Udara (Herry dan Eny) 133
Website: wartaardhia.com, Id-doi: 10.25104/wa.v43i2.309.125-140
mengetahui preferensi penumpang dengan berikutnya berada pada usia 40-50 tahun dan
akan tersedianya kereta api bandara khusus sisanya 2 % berusia kurang dari 17 tahun.
yang menghubungkan Bandara Adi Sutjipto Sementara berdasarkan maksud perjalanan
Yogyakarta dengan Bandara Adi Sumarmo mayoritas responden berpergian dengan
Solo. Berikut hasil analisa mengenai profil dengan tujuan untuk melakukan kegiatan
responden, perilaku perubahan penumpang, bisnis/pekerjaan. Selanjutnya profil
preferensi, dan prioritas harapan dengan responden berdasarkan tingkat pendapatan
akan tersedianya kereta api khusus bandara . responden Bandara Adi Sutjipto dengan
tingkat pendapatan ≤ Rp 3.000.000 lebih
dominan, yaitu sebesar 25%, diikuti oleh
tingkat pendapatan Rp 4.000.001-Rp
5.000.000 sebesar 23%. Untuk selanjutnya
pembagian proporsi pendapatan responden,
yaitu: Rp 5.000.001-Rp 6.000.000 sebesar
18%; Rp 3.000.001-Rp 4.000.000 sebesar
18%; sisanya >Rp 6.000.000 sebesar 15%.
28%
60%
Kajian Optimalisasi Bandar Udara International Adi Sumarmo Solo melalui Peningkatan Konektivitas
antara Solo-Yogyakarta dengan Angkutan Kereta Api Khusus Bandar Udara (Herry dan Eny) 135
Website: wartaardhia.com, Id-doi: 10.25104/wa.v43i2.309.125-140
Sementara preferensi penumpang Tabel 2. Harapan Responden terhadap kualitas
terhadap letak bagasi kereta api khusus pelayanan Kereta Api Khusus Bandara
bandara, menunjukkan bahwa keamanan dan
Service Quality
kenyamanan bagasi merupakan kriteria yang Resp
juga dianggap penting bagi calon penumpang 1 2 3 4 5 6 7 8
7%
10% SKENARIO 2 (50%) 3.400.713
30% PT.Garuda Indonesia
PT. Sriwijaya Air SKENARIO 1 (30%) 2.040.428
PT. Lion Air
11%
42% EKSISTING 6.801.425
Air Asia
PT. Citilink
- 2.000.000 4.000.000 6.000.000 8.000.000
41%
PT. Sriwijaya Air EKSISTING 412.940
PT. Lion Air
- 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000
5% PT. Citilink
Gambar 15. Skenario Shifting Penumpang
Internasional Bandara Adi
Sutjipto Yogyakarta
Kajian Optimalisasi Bandar Udara International Adi Sumarmo Solo melalui Peningkatan Konektivitas
antara Solo-Yogyakarta dengan Angkutan Kereta Api Khusus Bandar Udara (Herry dan Eny) 137
Website: wartaardhia.com, Id-doi: 10.25104/wa.v43i2.309.125-140
kereta api khusus bandara seperti Raillink di melalui survei preferensi penumpang
Kualanamu dengan kapasitas sebesar 308 angkutan udara di Bandara Adi Sutjipto.
penumpang/set kereta, dan tingkat Kereta api bandara juga akan dapat
perjalanan kereta api sebesar 60 -90 menit memainkan peran penting sebagai
sekali dalam 1 hari, maka load factor rata-rata penghubung kedua bandara apabila dapat
harian kereta api khusus bandara telah dikelola secara tepat melalui integrasi fisik,
mencapai 80%, artinya menggunakan integrasi jaringan, integrasi tarif, integrasi
skenario 1 dengan perpindahan jumlah informasi dan integrasi institusi. Pengenaan
penumpang 2.164.310 penumpang/tahun tarif yang terjangkau dimana 65% responden
atau 5.930 penumpang perhari telah menyatakan bersedia membayar tarif
mencapai titik optimal. maksimal sebesar Rp 20.000-Rp 40.000juga
Perpindahan tersebut dimungkinkan menjadi atribut penting selain atribut waktu,
terjadi apabila ada kereta bandara dari Adi yang akan mendorong penumpang (91%
Sumarmo menuju Adi Sutjipto dengan responden) untuk menggunakan alternatif KA
penambahan tarif terusan dalam tiket Bandara sebagai alat transportasi dari atau
pesawat pada range harga Rp 20.000 hingga menuju Bandara Adi Sutjipto. Sementara
Rp 60.000. Selain itu perpindahan berdasarkan simulasi menggunakan tiga (3)
dimungkinkan karena faktor lebih murahnya skema, dengan menggunakan skenario 1
tiket pesawat melalui Bandara Adi Sumarmo, yaitu perpindahan jumlah penumpang
dimana selisih tarif rata-rata penerbangan mencapai 2.164.310 penumpang/tahun atau
Jakarta – Solo dan Jakarta Yogyakarta 5.930 penumpang per hari, load factor rata-
mencapai Rp. 214.631 – 278.800 dengan rata harian kereta api telah mencapai 80 %
penambahan waktu ± 60 menit untuk artinya kereta api bandara khusus dapat
menggunakan moda lanjutan kereta api dioperasikan untuk mendukung konektivitas
Bandara. Penyediaan kereta api bandara Bandara Adi Sutjipto dengan Adi Sumarmo.
khusus ini dapat menjadi solusi dalam Dengan padatnya lalu lintas pergerakan
mengurangi beban pergerakan pesawat pesawat dan penumpang di Bandara Adi
maupun penumpang di Bandara Adi Sutjipto, Sutjipto dapat teratasi dan optimalisasi
dan hal tersebut juga akan meningkatkan Bandara Adi Sumarmo sebagai bandara
utilitasi runway dan terminal di Bandara Adi terdekat dengan Adi Sutjipto juga dapat
Sumarmo. Selain itu perubahan perilaku terwujud.
pengguna angkutan udara ini juga akan
memberikan dampak terhadap makin SARAN (Optional)
dinamisnya sektor transportasi kedua Untuk menentukan tarif yang sesuai
wilayah tersebut. Konektivitas menjadi faktor dengan kemampuan penumpang perlu
penting karena dengan adanya konektivitas dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
memudahkan keterhubungan kedua wilayah willingness to pay pengguna kereta api
dengan waktu dan biaya yang relatif bandara khusus. Selain itu perlu dilakukan
terjangkau, dengan demikian sasaran penelitian lebih mendalam tentang sistem
kebijakan SISTRANAS yaitu memberikan integrasi antarmoda seperti dalam best
pelayanan transportasi yang efisien dan practice di bandara-bandara besar Eropa
efektif melalui indikator aksesibilitas, yang telah diuraikan dalam penelitian ini,
terpadu, tarif terjangkau, dan dengan utilitas sehingga dapat disinergikan antara
tinggi dapat tercapai dan diimplementasikan. kedatangan penumpang angkutan udara yang
dari dan ke Yogyakarta dengan kedatangan
KESIMPULAN dan frekwensi kereta api bandara khusus.
Atribut waktu menjadi faktor penting Dengan demikian variabel ketepatan waktu
dalam penentu perubahan perilaku pengguna yang merupakan variabel penentu dalam
angkutan udara. Hal tersebut dibuktikan preferensi penumpang untuk beralih moda
Jones W.B., Cassady C.R., & Bowden R.O., Usami Munekatsu, Manabe Masashi, Kimura
(2000). Developing a standard definition Shin, 2017. Airport choice and flight
of intermodal transportation. connectivity among domestic and
Transportaion Law Journal, (vol. 27). international passengers-Empirical
analysis using passenger movement
Luk, J., Olsewski, P., 2003. Integrated public survey data in Japan. Journal of Air
transport in Singapore and Hongkong. Transport Management 58 (2017) pages
Road & Transport Research. Vol. 12 No. 4 15-20.
Proquest Central. pp.41.
Vespermann,. and Wald. 2011. Intermodal
Milbredt, Rudolp, Grunewald and Christ, integration in air transportation: status
2017. Evaluating condition and impact of quo, motives and future developments.
intermodal traffic management involving Journal of Transport Geography9 (6):
airports and raiways. Transportation 1187-1197.
Research Procedia 25 (2017) pages 1735-
1744. Wei Wenbin, Gosling Geoffrey D., 2013.
Strategies for collaborative funding of
Paliska D, Drobne S, Borruso G, Gardina M, and intermoda airport groundaccessprojects.
Fabjan D., 2016. Passenger’s airport choice Journal of Air Transport Management 32
and airport’s catchment area analysis in (2013) pages 78-86.
Kajian Optimalisasi Bandar Udara International Adi Sumarmo Solo melalui Peningkatan Konektivitas
antara Solo-Yogyakarta dengan Angkutan Kereta Api Khusus Bandar Udara (Herry dan Eny) 139
Website: wartaardhia.com, Id-doi: 10.25104/wa.v43i2.309.125-140
Zhang, Y., and Hansen, M., 2008. Real-time
intermodal substitution: strategy for
airline recovery from schedule
perturbation and for mitigation of airport
congestion. Transport Research Record:
Journal of Transportation Research Board
2052, 90-99