Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Jurnal Abstract : The ability of consumer purchasing power of beef after cartel practice is
Living Law, the effect of the increase of beef price to consumer behavior varies, among others
Vol. 10, No. there are buy in fixed amount before and after price increase, there is a decrease the
1, quantity of purchase and some are switching to consume chicken meat. Legal
2018
protection is preventively applied to provide legal protection and legal certainty for
hlm. 78-91
consumers so that with the prevention of the government in making policy or drafting
legislation more carefully so that the interests of consumers or the wider community
is not neglected. The purpose of this study is to discuss how to regulate beef imports in
Indonesia, the implementation of beef imports categorized as cartels, as well as legal
protection for consumers of beef as a result of the practice of imported cartels. The
research method used in this research is the normative juridical approach, namely the
law is conceptualized as norms, rules, principles or dogmas / jurisprudence. The
results of this research are: 1) The regulation on beef import trade in Indonesia has
undergone many changes following the market condition, 2) The form of violation of
beef import trade in Indonesia occurring in Jabodetabek area is a cartel practice
violating Article 11 of Law no. 5 Year 1999, 3) Business activities are not always done
honestly by business actors. The act of business actor is not infrequently to the
consumer, it is necessary to protect the consumer's rights.
Abstrak : Kemampuan daya beli konsumen daging sapi setelah adanya praktik
kartel yaitu dampak kenaikan harga daging sapi terhadap perilaku konsumen
bervariasi, diantaranya ada yang membeli dalam jumlah yang tetap sebelum dan
sesudah kenaikan harga, ada yang mengurangi kuantitas pembeliannya dan ada
juga yang beralih mengkonsumsi daging ayam. Perlindungan hukum secara
preventif baik diterapkan untuk memberikan perlindungan hukum maupun
jaminan kepastian hukum bagi konsumen sehingga dengan adanya tindakan
pencegahan tersebut dari pemerintah dalam membuat kebijakan atau menyusun
peraturan perundang-undangan. Tujuan penelitian ini membahas tentang
bagaimana pengaturan impor daging sapi di Indonesia, pelaksanaan impor daging
sapi yang dikategorikan sebagai kartel, serta perlindngan hukum terhadap
konsumen daging sapi hasil praktik kartel impor. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif. Hasil dari
penelitian ini yaitu: 1) Pengaturan mengenai perdagangan impor daging sapi di
Indonesia telah mengalami banyak perubahan yang mengikuti keadaan pasar, 2)
Bentuk pelanggaran perdagangan impor daging sapi di Indonesia yang terjadi di
wilayah Jabodetabek merupakan praktik kartel yang melanggar Pasal 11 UU No. 5
Tahun 1999, 3) Tindakan pelaku usaha tidak jarang merugikan konsumen, maka
perlulah hak-hak konsumen itu dilindungi.
Kata Kunci : Praktik Kartel, Impor Daging Sapi, Daya Beli Masyarakat.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 79
persaingan-usaha, Diakses pada tanggal 24 Maret Sidang Perdana Dugaan Kartel Daging Sapi” Majalah
2017. Kompetisi Edisi 50/2015, Hlm. 28-29.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 81
Setelah melihat uraian latar belakang Impor diatur secara lebih rinci dalam
penelitian tersebut di atas maka penulis peraturan ini. Peraturan ini mengatur
dalam penelitian inii mengambil judul tentang teknis impor sapi.
tentang: “MODEL PENCEGAHAN PRAKTIK c. Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun
KARTEL IMPOR DAGING SAPI 2016 tentang Pemasukan Ternak
DIKAITKAN DENGAN DAYA BELI dan/atau Produk Hewan Dalam Hal
MASYARAKAT”. Tertentu yang Berasal dari Negara
Berdasarkan latar belakang penelitian atau Zona Dalam Suatu Negara Asal
di atas, maka penulis dapat Pemasukan.
mengidentifikasi masalah sebagai berikut: Peraturan ini mengatur tentang syarat-
1. Bagaimana pengaturan impor daging syarat hewan atau produk hewan yang
sapi di Indonesia?
diperbolehkan masuk ke dalam wilayah
2. Bagaimana pelaksanaan impor daging Indonesia yang berasal dari zona tertentu
sapi di Indonesia yang dapat yang telah memenuhi syarat. Hewan atau
dikategorikan sebagai kartel produk hewan yang boleh masuk ke dalam
berdasarkan UU No. 5 Tahun 1999? wilayah Indonesia harus diperiksa dan
3. Bagaimana perlindungan hukum yang dinyatakan tidak terdapat penyakit kuku
berkeadilan terhadap konsumen akibat dan mulut maupun penyakit lainnya demi
praktik kartel kuota impor daging sapi? menjaga kualitas protein hewani yang
dikonsumsi masyarakat Indonesia.
METODE PENELITIAN
Pemerintah membuat kebijakan untuk
Metode penelitian yang digunakan membatasi kuota impor baik sapi bakalan
dalam penelitian ini adalah pendekatan maupun daging sapi yang berbentuk
yuridis normatif, yaitu hukum Program Swasembada Daging Sapi (PSDS)
dikonsepsikan sebagai norma, kaidah, asas untuk menyelamatkan ketergantungan
atau dogma-dogma/yurisprudensi. terhadap impor sapi pada tahun 2014.
PSDS ini bertujuan untuk meningkatkan
PEMBAHASAN
sumber daya sapi lokal yang selama ini
A. PENGARUH PRAKTIK KARTEL tidak mampu bersaing. Kebijakan PSDS ini
TERHADAP DAYA BELI MASYARAKAT membuat pasar domestik menjadi tidak
efisien karena cenderung dapat
Impor merupakan kegiatan menciptakan praktik monopoli di
memasukkan barang ke dalam daerah Indonesia. Sistem kuota ini mengakibatkan
pabean diatur dalam Pasal 1 angka 8 pasar terdistorsi serta membuat harga
Peraturan Menteri Perdagangan No. 59 daging melonjak. Pemerintah harus berani
Tahun 2016 tentang Ketentuan Ekspor dan membuka keran impor seluas-luasnya
Impor Hewan dan Produk Hewan. kepada semua pihak yang berminat dan
Indonesia memiliki beberapa peraturan mampu mengimpor sapi yang bertujuan
yang mengatur kegiatan ekspor-impor di untuk membentuk struktur pasar
bidang pangan terutama sapi, yaitu: persaingan sempurna (perfect competition)
a. Undang-Undang No. 41 Tahun 2014 di perdagangan (daging) sapi sehingga
tentang Perubahan Atas Undang- semua pemasok menjadi price taker, yang
Undang No. 18 Tahun 2009 tentang artinya tidak ada satupun pemasok yang
Peternakan dan Kesehatan Hewan. mampu memanipulasi harga karena setiap
Impor sapi berawal dari Pasal 36B. pemasok hanya menguasai sebagian kecil
b. Peraturan Menteri Perdagangan pangsa pasar.
Republik Indonesia No. 59 Tahun Indonesia harus bisa segera lepas dari
2016 tentang Ketentuan Ekspor dan belenggu oligopoli dan kartel, agar
Impor Hewan dan Produk Hewan. konsumen dapat menikmati harga daging
84 Idang Riyadi, et., al. Model Pencegahan Praktik Kartel Impor ..
yang wajar, yaitu yang tidak jauh di atas terbukti melanggar Pasal 11 dan Pasal 19
negara-negara tetangga seperti Malaysia huruf c Undang-Undang No. 5 Tahun 1999
atau Singapura yang sudah lebih sejahtera tentang Larangan Praktik Monopoli dan
dari Indonesia. Penurunan harga daging di Persaingan Usaha Tidak Sehat pada tanggal
Indonesia akan membantu meningkatkan 22 Maret. Para Terlapor dihukum untuk
konsumsi daging masyarakat yang masih membayar denda yang bervariasi, mulai
rendah. dari Rp 71 juta hingga Rp 21 miliar. KPPU
menemukan fakta adanya kesepakatan
yang dilakukan para pengusaha dengan
B. MODEL PENCEGAHAN PRAKTIK
difasilitasi Asosiasi Produsen Daging dan
KARTEL IMPOR DAGING SAPI
Feedlot Indonesia (APFINDO). Majelis
Kegiatan impor sapi berhubungan erat menemukan serangkaian pertemuan yang
dengan para pelaku usaha, dalam hal ini pada akhirnya menunjukkan kesamaan
importir atau perusahaan penggemukan tindakan yang dilakukan oleh para
sapi (feedloter) yang melakukan Terlapor.
persaingan usaha. Persaingan usaha antar Alat bukti petunjuk yang ditemukan
para pelaku usaha tersebut bisa berupa KPPU dalam kasus tersebut adalah:
persaingan usaha secara sehat maupun 1) KPPU menemukannya adanya
tidak sehat. Indonesia mengatur hukum kesepakatan yangg dilakukan para
persaingan usaha diantara para pelaku pengusaha dengan difasilitasi
usaha demi mewujudkan persaingan usaha Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot
yang sehat atau sempurna yang diatur Indonesia (APFINDO).
dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 2) Ditemukan faktaa rescheduling sales
tentang Larangan Praktik Monopoli dan yang dikategorikann sebagai
Persaingan Usaha Tidak Sehat. Lembaga penahanan pasokann sapi impor di
pengawas yang mengawasi persaingan wilayah Jabodetabek.
usaha dan membantu menegakkan
3) Ditemukan fakta pengaturan
Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang
pemasaran yangg berdampak pada
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan
kenaikan harga yang tidak wajarr dan
Usaha Tidak Sehat adalah Komisi Pengawas
merugikan kepentingan umum.
Persaingan Usaha (KPPU).
4) Terdapat adanya afiliasii diantara
Kasus kecurangan dalam kegiatan
para pelaku usaha.
impor sapi yang melanggar Undang-
Undang No. 5 Tahun 1999 tentang 5) Fakta menunjukkan harga sapi lokal
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan untuk keperluan daging di
Usaha Tidak Sehat, kasus Kartel Sapi Impor Jabodetabek lebih tinggii dari sapi
di Wilayah JABODETABEK, yaitu: KPPU impor sehingga hal ini diduga
menduga adanya pelanggaran larangan merupakan hambatan pasar bagi
praktik monopoli dan persaingan usaha pelaku usaha lokal memasok sapi ke
tidak sehat yangg dilakukan oleh 32 (tiga wilayah tersebut.
puluh dua) perusahaan pada wilayah Majelis KPPU membacakan bahwa 32
JABODETABEK. KPPU mulai melakukan (tiga puluh dua) Terlapor terbukti
investigasi terkait dugaan tersebut pada melakukan pelanggaran Pasal 11 dan Pasal
tahun 2012. KPPU membuktikan bahwa ke- 19 huruf c Undang-Undang No. 5 Tahun
32 perusahaan tersebut melanggar 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli
Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Larangan Praktik Monopolii dan Proses investigasi atas dugaan kartel
Persaingan Usaha Tidak Sehat. Majelis daging sapi ini sudah dilaksanakan sejak
KPPU membacakan bahwa 32 (tiga puluh tahun 2013 hingga 2015. KPPU sudah
dua) perusahaan yang berstatus Terlapor, melakukan kunjungan langsung ke RPH
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 85
dan juga di sejumlah feedloter. KPPU antara pelaku usaha sebab bertujuan untuk
menemukan fakta-fakta di lapangan dan mendistorsi pasar.
dalam rapat komisioner memutuskan Adapun karakteristik dari kartel yaitu
bahwa investigasi dugaan kasus daging ini pertama, terdapat konspirasi antara
dijadikan sebagai perkara baru yang akan beberapa pelaku usaha. Kedua, melakukan
disidangkan di KPPU. penetapann harga. Ketiga, agar penetapan
Berdasarkan Pasal 11 Undang-Undang harga dapat berjalan efektif, maka
No. 5 Tahun 1999 yang mengatur tentang dilakukan pula alokasi terhadap konsumen,
larangan kartel ditentukan bahwa: produksi atau wilayah pemasaran.
“Pelaku usaha dilarang membuat Keempat, adanya perbedaan kepentingan
perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya diantara pelaku usaha misalnya karena
yang bermaksudd untuk mempengaruhi perbedaan biaya. Dalam hal ini apabila di
harga dengan mengatur produksi dan atau lihat dari karakteristik kartel itu sendiri
pemasaran suatu barang dan atau jasa, sangatlah wajar apabila praktik kartel itu
yang dapat mengakibatkan terjadinya dilarang karena praktik kartel dalam
praktik monopoli dan atau persaingan bentuk apapun pasti akan berujung pada
usaha tidak sehat.” kondisi yang merugikan konsumen. Praktik
Meskipun tidak ada definisi yang tegas akan menutup adanya peluang bagi
tentang kartel pada Undang-Undang masuknya inovasi maupun perusahaan
Larangan Praktik Monopoli, dari Pasal 11 (pendatang baru) yang bisa menawarkan
bisa dikonstruksikan bahwa kartel harga lebih murah dan pelayanan yang
merupakan perjanjian horizontal untuk lebih baik.
mempengaruhi harga dengan mengatur Hal ini tentu akan membawa kerugian
produksi dan atau pemasaran suatu barang bagi para pelaku usaha lain terutama
dan atau jasa, yang bisa mengakibatkan pelaku usaha kecil, begitu juga bagi
terjadinya praktik monopoli dan atau konsumen akan mendapat kerugian karena
persaingan usaha tidak sehat. produsen (perusahaan) dapat
Apabila kita telaah kasus dugaan kartel mempermainkan distribusi barang atau
dalam impor daging sapi yang dilakukan jasa dan menetapkan harga sesuai yang
oleh para pelaku usaha daging sapi ini, dikehendaki pelaku usaha dan pada
maka kita dapat melihat apakah kriteria akhirnya perekonomian hanya akan
atau unsur dalam Pasal 11 telah terpenuhi dipengaruhi oleh kekuatan para pelaku
sehingga perjanjian tersebut layak usaha besar tersebut.
dibatalkan karena termasuk dalam kategori Tujuan umum dari persaingan usaha
perjanjian yang dilarang. Berdasarkan BW
ialah terkait dengan beberapa fungsi yaitu:
suatu perjanjian haruslah:
a. Membentuk desentralisasi kekuatan
1. Mempunyai kausa yang ekonomi.
diperbolehkan.
2. Tidak bertentangan dengan Persaingan usaha yang berfungsi dengan
ketertiban umum. baik mengakibatkan desentralisasi
3. Dilakukan dengan itikad baik. kekuatan ekonomi. Suatu tatanan ekonomi
4. Sesuai dengan asas-asas kepatutan. yang mampu memberikan kepuasan
5. Sesuai dengan kebiasaan. kepada semua pihak, jika tidak ada pelaku
Dalam hal ini jelas bahwa adanya usaha yang dengan kekuatan ekonominya
perjanjian kartel itu sendiri bertentangan mampu menggantikan mekanisme
dengan ketertibann umum, sebab dapat penyeimbang kepentingan dalam tawar
menciptakan kondisi adanya persaingan menawar perjanjian dengan penentuan
usaha tidak sehat. Selain itu perjanjian sepihak.
kartel juga dilakukan dengan itikadd baik b. Mengemban fungsi politik industrial
yang mendorong usaha kecil menengah.
86 Idang Riyadi, et., al. Model Pencegahan Praktik Kartel Impor ..
Hal ini merupakan akibat dari terpolanya Sebuah persaingan usaha yang
sistem desentralisasi kekuatan ekonomi berfungsi dengan baik memungkinkan
yang merata dan tidak terpusat pada satu pelaku pasar untuk tampil secara otonom
kekauatan ekonomi saja. di pasar. Masing-masing pelaku usaha
c. Memberikan alokasi yang optimal pada dapat menentukan tindakan bisnisnya
faktor ekonomi. tanpa tergantung pada campur tangan atau
pengaruh pihak lain. Sehingga sepenuhnya
Persaingan usaha yang sehat
tergantung pada mekanisme pasar.
memungkinkan alokasi optimal dari faktor
Akhirnya dengan semakin ketat persaingan
ekonomi. Hal ini berarti bahwa faktor-
usaha akan mengakibatkan harga yang
faktor produksi dialirkan ke proses
ditawarkan kepada konsumen juga
produksi barang-barang yang umumnya
semakin rendah.
paling dibutuhkan atau diharapkan oleh
konsumen. Di sisi lain faktor-faktor Keseimbangan dalam hukum dilandasi
produksi tersebut masing-masing adanya kenyataan disparitas di mana suatu
dimanfaatkan di bagian di mana hasil kasus yang sama, hukum tidak boleh
khususnya yaitu produktifitas mencapai dibenarkan untuk menerapkan peraturan
titik maksimum, karena disanalah pelaku yang berbeda dalam masyarakat, oleh
usaha mendapatkan manfaat maksimal dari sebab itu diperlukan suatu sistem
pengolahan faktor produksi dan pengaturan yang dapat melindungi pihak
memperoleh keuntungan yang sepadan. yang mempunyai posisi yang tidak
Penggunaan faktor produksi yang efisien menguntungkan.
ini mencegah pemborosan penggunaan Dengan diterapkannya asas
sumber daya alam dalam perekonomian. keseimbangan dalam praktik persaingan
Dengan itu juga sekaligus perekonomian usaha, maka para pelaku usaha dapat
hanya akan mengahasilkan barang-barang menjalankan kegiatannya secara adil, tidak
yang membawa manfaat maksimal bagi terjadi kemungkinan pemusatan kekuatan
konsumen. ekonomi pada satu pihak saja, para
d. Persaingan usaha yang sehat akan pengusaha akan menerapkan efisiensi
menimbulkan kedaulatan konsumen dalam produksi maupun pemasaran hasil, dan
pemilik produk. Konsumen bisa bebas konsumen mempunyai banyak pilihan
untuk memilih produk-produk dengan dalam menentukan barang yang akan dibeli
kualitas dan harga yang terbaik bagi dengan harga serendah mungkin.
mereka.
e. Sebagai salah satu instrumen C. PERLINDUNGAN HUKUM YANG
perlindungan konsumen. Karena BERKEADILAN TERHADAP
persaingan usahaa antar pelaku usaha, KONSUMEN AKIBAT PRAKTIK
mendorong para pelaku usaha untuk KARTEL KUOTA IMPOR DAGING SAPI
menawarkan produk dengan kualitas yang
terbaik dengan harga serendah mungkin Saat ini, daging sapi memiliki harga
(fungsi pendorong). yang tinggi jauh dari harga pasar. Harga
f. Persaingan usaha sehat dapat berfungsi daging sapi yang meningkat dengan cara
mendorong perkembangan teknologi. yang tidak wajar membuat konsumen atau
Untuk mendapat keberhasilan dalam masyarakat mengalami kerugian, di mana
persaingann usaha, maka para pelaku kondisi demikian diindakasikan karena
usaha didorong untuk melakukan tindakan kartel. Kartel impor daging sapi
pengembangan teknologi baru dan merupakan salah satu perjanjian yang
meningkatkan produktifitasnya melalui dilarang dalam perundang-undang,
inovasi. mengingat dampaknya yang sangat besar
bagi ekonomi yang bertujuan memberi
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 87
dengan kerugian yang ditimbulkan oleh persaingan usaha tidak sehat diantara
pelaku usaha yang melakukan usaha para pelaku usaha, sehingga
curang. pemerintah mencabut program ini
Perlu adanya penguatan terhadap pada tahun 2016. Kebijakan impor sapi
kedudukan KPPU dalam konstitusi hal ini yang digunakan oleh Menteri Pertanian
untuk memberikan kepastian hukum bagi saat ini adalah Peraturan Menteri
KPPU dalam menjalankan tugasnya serta Pertanian (Permentan) Nomor 16
memberikan kepastian hukum bagi Tahun 2016 tentang Pemasukan
konsumen. Hal tersebut seirama dengan Ternak Ruminansia Besar ke Dalam
teori Hans Kelsen bahwa hukum yang Wilayah Republik Indonesia.
tertinggi adalah aturan yang tertulis yang 2. Bentuk pelanggaran perdagangan
dapat memberikan jaminan bagi impor daging sapi di Indonesia yang
masyarakat. terjadi di wilayah Jabodetabek
Sebagaimana pandangan Jeremy merupakan praktik kartel yang
Bentham yang menyatakan bahwa tujuan melanggar Pasal 11 Undang-Undang
pembentukan hukum adalah untuk Nomor 5 Tahun 1999 tentang
menjamin kebahagiaan dan kenyamanan Larangan Praktik Monopoli dan
untuk orang lain atau orang banyak. Persaingan Usaha Tidak Sehat. Praktik
Dengan demikian dalam pembentukan kartel tersebut ditangani langsung oleh
peraturan perundang-undangan haruslah Komisi Pengawas Persaingan Usaha
memberikan kepastian dan kemanfaatan (KPPU) yang secara langsung memiliki
hukum bagi banyak pihak dan perlu adanya wewenang terhadap kasus tersebut.
kordinasi yang jelas antara pemerintah dan Majelis KPPU telah memutuskan
aparat penegak hukum dalam menegakan bersalah 32 (tiga puluh dua) terlapor
hukum. Sehingga dengan terjalinya dalam kasus kartel impor daging sapi
kerjasama yang baik dan kepastian hukum di wilayah Jabodetabek. Unsur yang
dalam peraturan perundang-undangan terbukti yaitu unsur yang bertujuan
akan dapat mengurangi praktik kartel serta untuk mempengaruhi harga,
mencegah munculnya praktik-praktik pemerintah juga mengeluarkan
kartel lainnya khususya kartel impor kebijakan dengan hanya
daging sapi yang terjadi di Jabodetabek. memperbolehkan impor sapi ekor sapi,
sedangkan kebutuhan impor sapi
KESIMPULAN akibat kurangnya pasokan sapi lokal
saat ini. Maka pengurangan impor sapi
Berdasarkan uraian pembahasan di
pasti berdampak hal ini juga yang
atas, maka dapat diperoleh kesimpulan
menyebabkan salah satu kelangkaan
sebagai berikut:
pasokan daging sapi.
1. Pengaturan mengenai perdagangan
3. Kegiatan usaha tidaklah selalu
impor daging sapi di Indonesia telah
dilakukan secara jujur oleh pelaku
mengalami banyak perubahan yang
usaha. Tindakan pelaku usaha tidak
mengikuti keadaan pasar. Perubahan
jarang merugikan konsumen, maka
kebijakan impor daging sapi yang
perlulah hak-hak konsumen itu
paling menonjol adalah Program
dilindungi. Berdasarkan Pasal 4
Swasembada Daging Sapi (PSDS). PSDS
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
bertujuan membatasi kuota impor baik
tentang Perlindungan Konsumen,
sapi bakalan maupun daging sapi
konsumen berhak untuk dilindungi
untuk meningkatkan sumber daya sapi
dari akibat negatif persaingan curang
lokal, namun program ini dianggap
khususnya kartel impor daging sapi
gagal dan justru menyebabkan
dan memiliki hak-hak lain, yaitu hak
maraknya praktik monopoli dan
untuk memperoleh ganti rugi jika
90 Idang Riyadi, et., al. Model Pencegahan Praktik Kartel Impor ..
terjadi kartel impor daging sapi, hak masyarakat sebagai konsumen serta
untuk memperoleh kebutuhan hidup diperlukannya suatu sistem
yang diperlukan khususnya kebutuhan pengaturan yang dapat melindungi
daging sapi, dan hak untuk pihak yang memiliki posisi yang tidak
memperoleh penyelesaian hukum menguntungkan dalam menjalankan
akibat perbuatan pelaku usaha kegiatan usahanya.
khususnya tindakan kartel impor 2. Pemerintah harus lebih
daging sapi demi terwujudnya prinsip memperhatikan kebutuhan daging sapi
keadilan bagi para pihak antara pelaku sebelum menentukan sistem
usaha kartel dengan pelaku usaha pembagian kuota yang diterapkan
lainnya dan pelaku usaha kartel karena bisa menghambat distribusi
dengan masyarakat sebagai konsumen. daging sapi ke masyarakat yang bisa
SARAN menyebabkan adanya kelangkaan dan
mahalnya daging sapi di masyarakat.
1. Pelaku Usaha dalam menjalankan 3. Diharapkan pemerintah untuk lebih
usahanya harus lebih memperhatikan meningkatkan mutu dan kualitas
ketentuan-ketentuan hukum yang aturan hukum yang memberikan
sesuai dengan asas-asas persaingan perlindungan hukum terhadap
usaha yang sehat agar dalam konsumen dan penguatan posisi KPPU
menjalankan usaha terciptanya dalam konstitusi agar putusan yang
keseimbangan dalam hukum baik antar dijatuhkan oleh lembaga khusus
sesama pelaku usaha maupun tersebut dapat mengikat.
-----
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Andi Fahmi Lubis, Hukum Persaingan Usaha: Antara Teks dan Konteks, Jakarta: GTZ, 2009.
Endang Sutrisno, Hukum dan Globalisasi, Yogyakarta: Penerbit Genta Press, 2007.
Hans Kelsen, Teori Hukum Murni : Dasar-dasar Ilmu Hukum Normatif, Bandung: Penerbit
Nusamedia, 2007.
Munir Fuady, Hukum Antimonopoli Menyongsong Era Persaingan Sehat, Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2001.
Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Di Indonesia, Sebuah Studi Tentang
Prinsip-prinsipnya, Penanganannya oleh Pengadilan dalam Lingkungan Peradilan
Umum dan Pembentukan Peradilan Administrasi Negara, Surabaya: PT Bina Ilmu,
1987.
Majalah
Redaksi KPPU, Mencegah Kecurangan dari Hulu “Regulatory Review Melalui Jaringan
Kerjasama” Majalah Kompetisi Edisi 41/2013.
----------, Penegakan Hukum “KPPU Gelar Sidang Perdana Dugaan Kartel Daging Sapi”
Majalah Kompetisi Edisi 50/2015.
Internet