Sunteți pe pagina 1din 14

78 Idang Riyadi, et., al. Model Pencegahan Praktik Kartel Impor ..

MODEL PENCEGAHAN PRAKTIK KARTEL IMPOR DAGING SAPI


DIKAITKAN DENGAN DAYA BELI MASYARAKAT

PREVENTION METHOD OF BEEF IMPORT CARTEL PRACTICE


RELATED TO PEOPLE'S PURCHASING POWER

Idang Riyadi dan Program Studi Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana


T.N. Syamsah Universitas Djuanda Bogor
Jl. Tol Ciawi No. 1, Kotak Pos 35, Bogor 16720.
Korespondensi : Idang Riyadi, Telp. -
e-mail :

Jurnal Abstract : The ability of consumer purchasing power of beef after cartel practice is
Living Law, the effect of the increase of beef price to consumer behavior varies, among others
Vol. 10, No. there are buy in fixed amount before and after price increase, there is a decrease the
1, quantity of purchase and some are switching to consume chicken meat. Legal
2018
protection is preventively applied to provide legal protection and legal certainty for
hlm. 78-91
consumers so that with the prevention of the government in making policy or drafting
legislation more carefully so that the interests of consumers or the wider community
is not neglected. The purpose of this study is to discuss how to regulate beef imports in
Indonesia, the implementation of beef imports categorized as cartels, as well as legal
protection for consumers of beef as a result of the practice of imported cartels. The
research method used in this research is the normative juridical approach, namely the
law is conceptualized as norms, rules, principles or dogmas / jurisprudence. The
results of this research are: 1) The regulation on beef import trade in Indonesia has
undergone many changes following the market condition, 2) The form of violation of
beef import trade in Indonesia occurring in Jabodetabek area is a cartel practice
violating Article 11 of Law no. 5 Year 1999, 3) Business activities are not always done
honestly by business actors. The act of business actor is not infrequently to the
consumer, it is necessary to protect the consumer's rights.

Keywords : Cartel Practice, Beef Import, Community Purchasing Power.

Abstrak : Kemampuan daya beli konsumen daging sapi setelah adanya praktik
kartel yaitu dampak kenaikan harga daging sapi terhadap perilaku konsumen
bervariasi, diantaranya ada yang membeli dalam jumlah yang tetap sebelum dan
sesudah kenaikan harga, ada yang mengurangi kuantitas pembeliannya dan ada
juga yang beralih mengkonsumsi daging ayam. Perlindungan hukum secara
preventif baik diterapkan untuk memberikan perlindungan hukum maupun
jaminan kepastian hukum bagi konsumen sehingga dengan adanya tindakan
pencegahan tersebut dari pemerintah dalam membuat kebijakan atau menyusun
peraturan perundang-undangan. Tujuan penelitian ini membahas tentang
bagaimana pengaturan impor daging sapi di Indonesia, pelaksanaan impor daging
sapi yang dikategorikan sebagai kartel, serta perlindngan hukum terhadap
konsumen daging sapi hasil praktik kartel impor. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif. Hasil dari
penelitian ini yaitu: 1) Pengaturan mengenai perdagangan impor daging sapi di
Indonesia telah mengalami banyak perubahan yang mengikuti keadaan pasar, 2)
Bentuk pelanggaran perdagangan impor daging sapi di Indonesia yang terjadi di
wilayah Jabodetabek merupakan praktik kartel yang melanggar Pasal 11 UU No. 5
Tahun 1999, 3) Tindakan pelaku usaha tidak jarang merugikan konsumen, maka
perlulah hak-hak konsumen itu dilindungi.

Kata Kunci : Praktik Kartel, Impor Daging Sapi, Daya Beli Masyarakat.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 79

PENDAHULUAN yaitu oligopoli, penetapan harga,


pembagian wilayah, pemboikotan, kartel,
Globalisasi merupakan bentuk
trust, oligopsoni, integrasi vertikal,
karateristik hubungan antara penduduk
perjanjian tertutup, serta perjanjian
bumi yang melampaui batas-batas
dengan pihak luar negeri.3
konvensional, sepertii negara. Dalam
Kategori yang kedua adalah kegiatan
proses tersebut dunia sudah dimanfaatkan
yang dilarang menurut Undang-Undang No.
(compressed)1 serta terjadi intensifikasi
5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik
kesadaran dunia sebagai kesatuan utuh.
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Interdependensi telah menimbulkan proses
Sehat yaitu monopoli, monopsoni,
globalisasi semakin kuat sehingga secara
penguasaan pasar, dan persekongkolan.
tidak langsung dunia seolah-olah seperti
Untuk kategori posisi dominan, bentuk-
perkampungan besar.
bentuk tindakan yang dilarang oleh
Tujuan pokok yang hendak dicapai
Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang
untuk menciptakan iklim usaha yang sehat
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan
dengan diberlakukan Undang-Undang No. 5
Usaha Tidak Sehat, yaitu penyalahgunaan
Tahun 1999 tentang Larangan Praktik
posisi dominan, jabatan rangkap, pemilikan
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
saham, juga penggabungan, peleburan dan
Sehat tersebut adalah dengan menjaga
pegambilalihan.4
kelangsungan persaingan. Persaingan perlu
Dalam rangka mengawasi pelaksanaan
dijaga eksistensinya demi tercapainya
Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang
efisiensi, baik itu bagi masyarakat
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan
konsumen maupun bagi setiap pelaku
Usaha Tidak Sehat, maka berdasarkan
usaha.
Pasal 30 Undang-Undang tersebut
Persaingan akan mendorong setiap
dibentuklah suatu Komisi Pengawas
pelaku usaha untuk melakukan usahanya
Persaingan Usaha (KPPU) yang independen
se-efisien mungkin agar bisa menjual
terlepas dari pengaruh dan kekuasaan
barang dan/atau jasa dengan harga yang
pemerintah serta pihak lain.
serendah-rendahnya, sehingga jika setiap
Adapun peraturan yang telah
pelaku usaha berlomba-lomba untuk paling
dikeluarkan oleh KPPU, antara lain
efisien dalam rangka bersaing dengan
Peraturan Komisi Pengawas Persaingan
pelaku usahaa yang lain, maka pada
Usaha No. 1 Tahun 2006 tentang Tata Cara
gilirannya konsumen bisa memilih
Penanganan Perkara di KPPU. Fungsi
alternatif terbaik bagi barang dan/atau jasa
utama dari KPPU ada 2 (dua) yaitu Law
untuk kebutuhannya, sehingga
Enforcement (penegakan hukum
menciptakan pula efisiensi bagi masyarakat
persaingan), dan menyampaikan saran
sebagai konsumen.2
pertimbangan kepada pemerintah, terkait
Undang-Undang No. 5 Tahun 1999
dengan kebijakan yang berpotensi
tentang Larangan Praktik Monopoli dan
bertentangan dengan Undang-Undang No.
Persaingan Usaha Tidak Sehat memuat tiga
5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik
kategori tindakan yang dilarang yaitu
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
perjanjian yang dilarang, kegiatan yang
Sehat.5
dilarang, dan juga posisi dominan. Dalam
kategori perjanjian yang dilarang
ditentukan ada 10 (sepuluh) tindakan yang
tidak dapat dilakukan oleh pelaku usaha, 3 Hermansyah, Pokok-pokok Hukum Persaingan
usaha, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008, Hlm.
1 Endang Sutrisno, Hukum dan Globalisasi, 25.
Yogyakarta: Penerbit Genta Press, 2007, Hlm. 108. 4 Ibid, Hlm. 38-46.
2 Togar Tandjung, Law and Market Economy, 5 Redaksi KPPU, Mencegah Kecurangan dari Hulu

https://lawmark.wordpress.com., Diakses pada “Regulatory Review Melalui Jaringan Kerjasama”


tanggal 24 Maret 2017. Majalah Kompetisi Edisi 41/2013, Hlm. 10.
80 Idang Riyadi, et., al. Model Pencegahan Praktik Kartel Impor ..

Fungsi penegakan hukum (law Memang dalam perkembangan itu tidak


enforcement) bertujuan untuk mudah menemukan orang yang mau bicara
menghilangkan berbagai hambatan dan dokumen yang menunjukkan adanya
persaingan berupa perilaku bisnis yang kartel.7
tidak sehat. KPPU adalah suatu lembaga Lembaga KPPU juga menduga adanya
independen yang diberikan kewenangan upaya menahan pasokan dalam kasus
oleh Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 langkanya daging sapi. KPPU menggelar
tentang Larangan Praktik Monopoli dan sidang perdanaa kasus dugaan kartel
Persaingan Usaha Tidak Sehat untuk daging sapi pada Jumat, 6 November 2015
melakukan pengawasan terhadap puluhan perusahaan diduga terlibat dalam
pelaksanaan undang-undang tersebut. kasus ini. Majelis Komisi memeriksa saksi
Sebagai lembaga pengawas persaingan Hariyanto, Kepala Rumah Potong Hewan
usaha, KPPU dapat melakukan (RPH) Jonggol dan Bogor (PT Sinar Daging
pemeriksaan dan sekaligus menetapkan Perdana) dan menurut Kepala Bagian Kerja
ada tidaknya pelanggaran terhadap Sama Dalam Negeri dan Humas KPPU
Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Dendy R Sutrisno dalam sidang, saksi
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan menyatakan bahwa pada tahun 2015 RPH
Usaha Tidak Sehat yangg dilakukan oleh Jonggol rata-rata memotong 5-10 ekor per
seseorang atau pelaku usaha. KPPU juga hari namun pada 8-10 Agustus 2015 tidak
berwenang untuk menjatuhkan sanksi, memotong karena dianggap tidak
seperti sanksi administratif, sanksi pidana menguntungkan. “Meski mereka memiliki
pokok sebagaimana diatur dalam Pasal 48, stok sapi”. RPH biasanya lebih memilih sapi
serta dapat juga diberikan sanksi pidanaa yang menguntungkan dari segi harga dan
tambahan seperti diatur dalam Pasal 49 hasil.
Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Majelis Komisi akan menggelar sidang
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan pemeriksaan lanjutan Kamis, 12 November
Usaha Tidak Sehat.6 2015 dengan agenda pemeriksaan saksi.
Dalam hal ini juga, KPPU bertindak Dendy menyebut perkara disidangkan
sebagai lembaga pengawas dalam dengan No. 10/KPPU-1/2015. Tuduhannya
perkembangan dunia usaha untuk adalah dugaan Pelanggaran Pasal 11
mempertahankan agar persaingan berjalan mengenai Kartel dan Pasal 19 mengenai
dengan sehat sehingga tidak terjadi Penguasaan Pasar huruf c Undang-undang
kecurangan-kecurangan yang bisa No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan
menghambat (barrier) para pelaku usaha Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha
kecil untuk menjalankan usahanya. Tidak Sehat dalam Perdagangan Sapi Impor
Salah satu kasus persaingan usaha di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan
tidak sehat yang sedang diinvestigasi oleh Bekasi (Jabodetabek). Sidang perdana ini
KPPU yaitu dugaan adanya perkara kartel digelar setelah melewati masa
daging sapi. Kasus ini menjadi sesuatu yang pemeriksaan pendahuluan 15 September -
sudah lama dipelajari KPPU. KPPU telah 28 Oktober 2015. KPPU menetapkan
mempelajarinya sejak 2013-2014, KPPU pemeriksaan lanjutan terhadap perkara
juga telah mengawasi perkembangan yang direncanakan akan berlangsungg 29
tentang kegiatan kartel daging ini, Oktober 2015-25 Januari 2016 dengan
terutama daging sapi impor dan sapi lokal. agenda pembuktian dugaan pelanggaran.
Sebanyak 32 perusahaan penggemukan
daging sapi atau feedloter diduga terlibat
6 Redaksi Hukumonline, Mempersoalkan Sanksi
kasus ini. Mereka dianggap menahan stok
Pidana dalam Hukum Persaingan Usaha,
http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol218
65/mempersoalkan-sanksi-pidana-dalam-hukum- 7 Redaksi KPPU, Penegakan Hukum “KPPU Gelar

persaingan-usaha, Diakses pada tanggal 24 Maret Sidang Perdana Dugaan Kartel Daging Sapi” Majalah
2017. Kompetisi Edisi 50/2015, Hlm. 28-29.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 81

yang masuk ke Rumah Potong Hewan sudah mengakui adanya terjadi


(RPH) sehingga menyebabkan kelangkaan kesepakatan terkait harga sapi dalam
di pasar.8 asosiasi.10
KPPU menduga kelangkaan daging sapi Persoalan kartel daging sapi tersebut
yang terjadi beberapa bulan terakhir ini menjadi menarik untuk dibahas karena
adalah akibat dari adanya permainan dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1999
sejumlah pengusaha sapi. Dia menduga tentang Larangan Praktik Monopoli dan
praktik kartel tersebut telah direncanakan Persaingan Usaha Tidak Sehat bentuk
oleh pengusaha-pengusaha yang terlibat. pelarangan tertera dalam Pasal 11 ialah
Dalam periode tertentu sesuai dengan rule of reason. Prinsip rule of reason ialah
hitungan-hitungan para pengusaha ini, melihat seberapa jauh hal tersebut akan
daging sapi ditimbun digudang dan pada mengakibatkan terjadinya pengekangan
saat permintaan melonjak stok tersebut persaingan pasar atauu dengan kata lain
dikeluarkan seperti saat menjelang hari apabila tidak mengakibatkan adanya
raya, penimbunan terhadap daging sapi indikasi kerugian besar pasar dan pelaku
jelas melanggar undang-undang. Saat ini usaha maka tindakan tersebut tidak
dilakukan sejumlah pendalaman terhadap dilarang.11 Jadi harus dibuktikan terlebih
dugaan praktik-praktik nakal sejumlah dahulu apakah perjanjian itu
pengusaha besar. Tim investigasi KPPU mengakibatkan persaingan usaha tidak
menemukan sejumlah RPH pada monopoli sehat.
perusahaan daging. Bentuk monopoli yang Berdasarkan Pasal 35 huruf a Undang-
dilakukan adalah penggolontoran dana Undang No. 5 Tahun 1999 tentang
yang dilakukan perusahaan daging ke RPH. Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan
Dana diberikan untuk perawatan mesin- Usaha Tidak Sehat, apabila pelaku usaha
mesin dan kebersihan RPH agar bebas dari melanggar Pasal 4 sampai dengan Pasal 16
penyakit pada sapi yang hendak dipotong. Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang
Sehingga, pengusaha daging menjual Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan
daging lebih mahal.9 Usaha Tidak Sehat maka KPPU akan
Sangat jelas bahwa pemerintah dengan melakukan penilaian terhadap perjanjian
tegas mengatur dalam Pasal 11 Undang- yang dapat mengakibatkan terjadinya
Undang No. 5 Tahun 1999 tentang praktik monopoli dan atau persaingan
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan usaha tidak sehat. Berdasarkan Pasal
Usaha Tidak Sehat bahwa pelaku usaha tersebut maka jika pelaku usaha terindikasi
dilarang membuat perjanjian dengan melakukan kartel maka yang harus dinilai
pesaingnya yang bermaksud untuk oleh KPPU adalah perjanjiannya. Perjanjian
mempengaruhi harga guna mengatur inilah yang akan menjadi alat bukti adanya
produksi dan pemasaran suatu barang dan kartel. Dalam hal ini dugaan praktik kartel
atau jasa yang bisa mengakibatkan dalam impor daging sapi dikarenakan
terjadinya praktik monopoli dan atau adanya perjanjian para pelaku usaha
persaingan usaha tidak sehat. Jika terbukti daging sapi, diduga perjanjiannya dalam
melanggar, maka pelaku usaha dalam hal bentuk mengadakan kesepakatan untuk
ini para importir daging sapi akan diberi menahan stok daging sapi untuk masuk ke
sanksi denda sebesar Rp. 1 miliar hingga dalam RPH sehingga menyebabkan adanya
Rp. 25 miliar. Salah satu dari importir
10 SINDONEWS.com, Polisi Sidik Sindikat Kartel
Sapi,
8 Ibid. http://nasional.sindonews.com/read/1036738/14
9 Hukumonline.com, Polri Diminta Cek Dugaan 9/polisi-bidik-sindikat-kartel-sapi-1440472924,
Kartel Daging Sapi, Diakses pada tanggal 24 Maret 2017.
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5118 11 Munir Fuady, Hukum Antimonopoli
c4ce68bab/polri-diminta-cek-dugaan-kartel- Menyongsong Era Persaingan Sehat, Bandung: Citra
daging-sapi, Diakses pada tanggal 24 Maret 2017. Aditya Bakti, 2001, Hlm. 13.
82 Idang Riyadi, et., al. Model Pencegahan Praktik Kartel Impor ..

kelangkaan daging sapi di pasar dan Berharap pemerintah melalui Kementerian


mengakibatkan harga melonjak tinggi. Jelas Pertanian segera melakukan evaluasi
hal ini dilarang dimana segala bentuk proses pendataan pangan nasional. Karena
perjanjian diantara pelaku usaha, baik itu tanpa statistik yang tepat dan akurat,
yang tergabung dalam asosiasi maupun kekacauan harga pangan di pasar akan
tindakan kerjasama lainnya dilarang selalu terjadi.13
karena berakibat membatasi atau merusak Kemampuan daya beli konsumen
persaingan. daging sapi setelah adanya praktik kartel
Komisi Pengawas Persaingan Usaha yaitu dampak kenaikan harga daging sapi
(KPPU) sudah memvonis 32 (tiga puluh terhadap perilaku konsumen bervariasi,
dua) perusahaan penggemukan sapi diantaranya ada yang membeli dalam
(feedloter) telah melakukann praktik kartel jumlah yang tetap sebelum dan sesudah
dan mengatur harga daging sapi di kenaikan harga, ada yang mengurangi
kawasan Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok kuantitas pembeliannya dan ada juga yang
dan Bekasi (Jabodetabek). Keputusan beralih mengkonsumsi daging ayam.
tersebut tertuang dalam Sidang Majelis Berdasarkan pemaparan di atas bahwa
KPPU di Jakarta, pada Jumat tanggal 22 dalam persaingan usaha, konsumen atau
April 2016. masyarakat bisa dilindungi hak-haknya
Praktik kartel yang dilakukan 32 (tiga dari tindakan pelaku usaha yang tidak
puluh dua) perusahaan tersebut berupa patut. Berdasarkan Undang-Undang No. 8
kesamaan tindakan yang dilakukan oleh Tahun 1999 tentang Perlindungan
para terlapor. Mulai dengan rescheduling Konsumen, menurut hemat penulis, hak-
sales gang dikatergorikan sebagai hak konsumen yang harus dilindungi, jika
penahanan pasokan sapi impor di terjadi kartel kuota impor daging sapi
Jabodetabek. Serta pengaturan pemasaran antara lain:
yang berdampak terhadap kenaikan harga 1) Hak untuk dilindungi dari akibat
yang tidak wajar yang merugikan negatif persaingan curang (khususnya
kepentingan umum. Ditambah lagi dengan kartel kuota impor daging sapi).
tindakan penahanan pasokan dilakukan 2) Hak untuk memperoleh ganti rugi jika
para terlapor secara seragam dengan cara terjadi kartel kuota impor daging
tidak merealisasikan jumlah kuota impor sapi.
sapi yang sudah ditetapkan oleh 3) Hak untuk memperoleh kebutuhan
pemerintah.12 hidup yang diperlukan (khususnya
Komisioner KPPU mengatakan bahwa kebutuhan akan daging sapi).
vonis KPPU saja belum cukup untuk 4) Hak untuk memperoleh penyelesaian
memperbaiki kondisi pasar daging sapi di hukum akibat perbuatan pelaku
Indonesia. Harus ada perbaikan kebijakan usaha (khususnya tindakan kartel
dari pemerintah itu sendiri. “Pangkal kuota impor daging sapi).
persoalannya ialah statistik pangan Bahwa perlindungan hukum secara
Indonesia tidak akurat. Karena basis preventif baik diterapkan untuk
datanya salah, kebijakan penyediaan stok memberikan perlindungan hukum maupun
yang dilakukan menjadii tidak valid juga. jaminan kepastian hukum bagi konsumen
Kondisi pasokan yang tak stabil jelas sehingga dengan adanya tindakan
memicu harga pangan, termasuk daging pencegahan tersebut pemerintah dalam
sapi di pasar selalu rentan gejolak. membuat kebijakan atau menyusun
peraturan perundang-undangan lebih hati-
12 “Inilah Daftar Nama 32 Perusahaan Pelaku
hati sehingga kepentingan konsumen atau
Kartel Daging Sapi”, masyarakat luas tidak terabaikan.
http://www.suara.com/bisnis/2016/04/23/10255
8/inilah-daftar-nama-32-perusahaan-pelaku-kartel-
daging-sapi., Diakses pada tanggal 28 Agustus 2017. 13 Ibid.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 83

Setelah melihat uraian latar belakang Impor diatur secara lebih rinci dalam
penelitian tersebut di atas maka penulis peraturan ini. Peraturan ini mengatur
dalam penelitian inii mengambil judul tentang teknis impor sapi.
tentang: “MODEL PENCEGAHAN PRAKTIK c. Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun
KARTEL IMPOR DAGING SAPI 2016 tentang Pemasukan Ternak
DIKAITKAN DENGAN DAYA BELI dan/atau Produk Hewan Dalam Hal
MASYARAKAT”. Tertentu yang Berasal dari Negara
Berdasarkan latar belakang penelitian atau Zona Dalam Suatu Negara Asal
di atas, maka penulis dapat Pemasukan.
mengidentifikasi masalah sebagai berikut: Peraturan ini mengatur tentang syarat-
1. Bagaimana pengaturan impor daging syarat hewan atau produk hewan yang
sapi di Indonesia?
diperbolehkan masuk ke dalam wilayah
2. Bagaimana pelaksanaan impor daging Indonesia yang berasal dari zona tertentu
sapi di Indonesia yang dapat yang telah memenuhi syarat. Hewan atau
dikategorikan sebagai kartel produk hewan yang boleh masuk ke dalam
berdasarkan UU No. 5 Tahun 1999? wilayah Indonesia harus diperiksa dan
3. Bagaimana perlindungan hukum yang dinyatakan tidak terdapat penyakit kuku
berkeadilan terhadap konsumen akibat dan mulut maupun penyakit lainnya demi
praktik kartel kuota impor daging sapi? menjaga kualitas protein hewani yang
dikonsumsi masyarakat Indonesia.
METODE PENELITIAN
Pemerintah membuat kebijakan untuk
Metode penelitian yang digunakan membatasi kuota impor baik sapi bakalan
dalam penelitian ini adalah pendekatan maupun daging sapi yang berbentuk
yuridis normatif, yaitu hukum Program Swasembada Daging Sapi (PSDS)
dikonsepsikan sebagai norma, kaidah, asas untuk menyelamatkan ketergantungan
atau dogma-dogma/yurisprudensi. terhadap impor sapi pada tahun 2014.
PSDS ini bertujuan untuk meningkatkan
PEMBAHASAN
sumber daya sapi lokal yang selama ini
A. PENGARUH PRAKTIK KARTEL tidak mampu bersaing. Kebijakan PSDS ini
TERHADAP DAYA BELI MASYARAKAT membuat pasar domestik menjadi tidak
efisien karena cenderung dapat
Impor merupakan kegiatan menciptakan praktik monopoli di
memasukkan barang ke dalam daerah Indonesia. Sistem kuota ini mengakibatkan
pabean diatur dalam Pasal 1 angka 8 pasar terdistorsi serta membuat harga
Peraturan Menteri Perdagangan No. 59 daging melonjak. Pemerintah harus berani
Tahun 2016 tentang Ketentuan Ekspor dan membuka keran impor seluas-luasnya
Impor Hewan dan Produk Hewan. kepada semua pihak yang berminat dan
Indonesia memiliki beberapa peraturan mampu mengimpor sapi yang bertujuan
yang mengatur kegiatan ekspor-impor di untuk membentuk struktur pasar
bidang pangan terutama sapi, yaitu: persaingan sempurna (perfect competition)
a. Undang-Undang No. 41 Tahun 2014 di perdagangan (daging) sapi sehingga
tentang Perubahan Atas Undang- semua pemasok menjadi price taker, yang
Undang No. 18 Tahun 2009 tentang artinya tidak ada satupun pemasok yang
Peternakan dan Kesehatan Hewan. mampu memanipulasi harga karena setiap
Impor sapi berawal dari Pasal 36B. pemasok hanya menguasai sebagian kecil
b. Peraturan Menteri Perdagangan pangsa pasar.
Republik Indonesia No. 59 Tahun Indonesia harus bisa segera lepas dari
2016 tentang Ketentuan Ekspor dan belenggu oligopoli dan kartel, agar
Impor Hewan dan Produk Hewan. konsumen dapat menikmati harga daging
84 Idang Riyadi, et., al. Model Pencegahan Praktik Kartel Impor ..

yang wajar, yaitu yang tidak jauh di atas terbukti melanggar Pasal 11 dan Pasal 19
negara-negara tetangga seperti Malaysia huruf c Undang-Undang No. 5 Tahun 1999
atau Singapura yang sudah lebih sejahtera tentang Larangan Praktik Monopoli dan
dari Indonesia. Penurunan harga daging di Persaingan Usaha Tidak Sehat pada tanggal
Indonesia akan membantu meningkatkan 22 Maret. Para Terlapor dihukum untuk
konsumsi daging masyarakat yang masih membayar denda yang bervariasi, mulai
rendah. dari Rp 71 juta hingga Rp 21 miliar. KPPU
menemukan fakta adanya kesepakatan
yang dilakukan para pengusaha dengan
B. MODEL PENCEGAHAN PRAKTIK
difasilitasi Asosiasi Produsen Daging dan
KARTEL IMPOR DAGING SAPI
Feedlot Indonesia (APFINDO). Majelis
Kegiatan impor sapi berhubungan erat menemukan serangkaian pertemuan yang
dengan para pelaku usaha, dalam hal ini pada akhirnya menunjukkan kesamaan
importir atau perusahaan penggemukan tindakan yang dilakukan oleh para
sapi (feedloter) yang melakukan Terlapor.
persaingan usaha. Persaingan usaha antar Alat bukti petunjuk yang ditemukan
para pelaku usaha tersebut bisa berupa KPPU dalam kasus tersebut adalah:
persaingan usaha secara sehat maupun 1) KPPU menemukannya adanya
tidak sehat. Indonesia mengatur hukum kesepakatan yangg dilakukan para
persaingan usaha diantara para pelaku pengusaha dengan difasilitasi
usaha demi mewujudkan persaingan usaha Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot
yang sehat atau sempurna yang diatur Indonesia (APFINDO).
dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 2) Ditemukan faktaa rescheduling sales
tentang Larangan Praktik Monopoli dan yang dikategorikann sebagai
Persaingan Usaha Tidak Sehat. Lembaga penahanan pasokann sapi impor di
pengawas yang mengawasi persaingan wilayah Jabodetabek.
usaha dan membantu menegakkan
3) Ditemukan fakta pengaturan
Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang
pemasaran yangg berdampak pada
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan
kenaikan harga yang tidak wajarr dan
Usaha Tidak Sehat adalah Komisi Pengawas
merugikan kepentingan umum.
Persaingan Usaha (KPPU).
4) Terdapat adanya afiliasii diantara
Kasus kecurangan dalam kegiatan
para pelaku usaha.
impor sapi yang melanggar Undang-
Undang No. 5 Tahun 1999 tentang 5) Fakta menunjukkan harga sapi lokal
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan untuk keperluan daging di
Usaha Tidak Sehat, kasus Kartel Sapi Impor Jabodetabek lebih tinggii dari sapi
di Wilayah JABODETABEK, yaitu: KPPU impor sehingga hal ini diduga
menduga adanya pelanggaran larangan merupakan hambatan pasar bagi
praktik monopoli dan persaingan usaha pelaku usaha lokal memasok sapi ke
tidak sehat yangg dilakukan oleh 32 (tiga wilayah tersebut.
puluh dua) perusahaan pada wilayah Majelis KPPU membacakan bahwa 32
JABODETABEK. KPPU mulai melakukan (tiga puluh dua) Terlapor terbukti
investigasi terkait dugaan tersebut pada melakukan pelanggaran Pasal 11 dan Pasal
tahun 2012. KPPU membuktikan bahwa ke- 19 huruf c Undang-Undang No. 5 Tahun
32 perusahaan tersebut melanggar 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli
Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Larangan Praktik Monopolii dan Proses investigasi atas dugaan kartel
Persaingan Usaha Tidak Sehat. Majelis daging sapi ini sudah dilaksanakan sejak
KPPU membacakan bahwa 32 (tiga puluh tahun 2013 hingga 2015. KPPU sudah
dua) perusahaan yang berstatus Terlapor, melakukan kunjungan langsung ke RPH
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 85

dan juga di sejumlah feedloter. KPPU antara pelaku usaha sebab bertujuan untuk
menemukan fakta-fakta di lapangan dan mendistorsi pasar.
dalam rapat komisioner memutuskan Adapun karakteristik dari kartel yaitu
bahwa investigasi dugaan kasus daging ini pertama, terdapat konspirasi antara
dijadikan sebagai perkara baru yang akan beberapa pelaku usaha. Kedua, melakukan
disidangkan di KPPU. penetapann harga. Ketiga, agar penetapan
Berdasarkan Pasal 11 Undang-Undang harga dapat berjalan efektif, maka
No. 5 Tahun 1999 yang mengatur tentang dilakukan pula alokasi terhadap konsumen,
larangan kartel ditentukan bahwa: produksi atau wilayah pemasaran.
“Pelaku usaha dilarang membuat Keempat, adanya perbedaan kepentingan
perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya diantara pelaku usaha misalnya karena
yang bermaksudd untuk mempengaruhi perbedaan biaya. Dalam hal ini apabila di
harga dengan mengatur produksi dan atau lihat dari karakteristik kartel itu sendiri
pemasaran suatu barang dan atau jasa, sangatlah wajar apabila praktik kartel itu
yang dapat mengakibatkan terjadinya dilarang karena praktik kartel dalam
praktik monopoli dan atau persaingan bentuk apapun pasti akan berujung pada
usaha tidak sehat.” kondisi yang merugikan konsumen. Praktik
Meskipun tidak ada definisi yang tegas akan menutup adanya peluang bagi
tentang kartel pada Undang-Undang masuknya inovasi maupun perusahaan
Larangan Praktik Monopoli, dari Pasal 11 (pendatang baru) yang bisa menawarkan
bisa dikonstruksikan bahwa kartel harga lebih murah dan pelayanan yang
merupakan perjanjian horizontal untuk lebih baik.
mempengaruhi harga dengan mengatur Hal ini tentu akan membawa kerugian
produksi dan atau pemasaran suatu barang bagi para pelaku usaha lain terutama
dan atau jasa, yang bisa mengakibatkan pelaku usaha kecil, begitu juga bagi
terjadinya praktik monopoli dan atau konsumen akan mendapat kerugian karena
persaingan usaha tidak sehat. produsen (perusahaan) dapat
Apabila kita telaah kasus dugaan kartel mempermainkan distribusi barang atau
dalam impor daging sapi yang dilakukan jasa dan menetapkan harga sesuai yang
oleh para pelaku usaha daging sapi ini, dikehendaki pelaku usaha dan pada
maka kita dapat melihat apakah kriteria akhirnya perekonomian hanya akan
atau unsur dalam Pasal 11 telah terpenuhi dipengaruhi oleh kekuatan para pelaku
sehingga perjanjian tersebut layak usaha besar tersebut.
dibatalkan karena termasuk dalam kategori Tujuan umum dari persaingan usaha
perjanjian yang dilarang. Berdasarkan BW
ialah terkait dengan beberapa fungsi yaitu:
suatu perjanjian haruslah:
a. Membentuk desentralisasi kekuatan
1. Mempunyai kausa yang ekonomi.
diperbolehkan.
2. Tidak bertentangan dengan Persaingan usaha yang berfungsi dengan
ketertiban umum. baik mengakibatkan desentralisasi
3. Dilakukan dengan itikad baik. kekuatan ekonomi. Suatu tatanan ekonomi
4. Sesuai dengan asas-asas kepatutan. yang mampu memberikan kepuasan
5. Sesuai dengan kebiasaan. kepada semua pihak, jika tidak ada pelaku
Dalam hal ini jelas bahwa adanya usaha yang dengan kekuatan ekonominya
perjanjian kartel itu sendiri bertentangan mampu menggantikan mekanisme
dengan ketertibann umum, sebab dapat penyeimbang kepentingan dalam tawar
menciptakan kondisi adanya persaingan menawar perjanjian dengan penentuan
usaha tidak sehat. Selain itu perjanjian sepihak.
kartel juga dilakukan dengan itikadd baik b. Mengemban fungsi politik industrial
yang mendorong usaha kecil menengah.
86 Idang Riyadi, et., al. Model Pencegahan Praktik Kartel Impor ..

Hal ini merupakan akibat dari terpolanya Sebuah persaingan usaha yang
sistem desentralisasi kekuatan ekonomi berfungsi dengan baik memungkinkan
yang merata dan tidak terpusat pada satu pelaku pasar untuk tampil secara otonom
kekauatan ekonomi saja. di pasar. Masing-masing pelaku usaha
c. Memberikan alokasi yang optimal pada dapat menentukan tindakan bisnisnya
faktor ekonomi. tanpa tergantung pada campur tangan atau
pengaruh pihak lain. Sehingga sepenuhnya
Persaingan usaha yang sehat
tergantung pada mekanisme pasar.
memungkinkan alokasi optimal dari faktor
Akhirnya dengan semakin ketat persaingan
ekonomi. Hal ini berarti bahwa faktor-
usaha akan mengakibatkan harga yang
faktor produksi dialirkan ke proses
ditawarkan kepada konsumen juga
produksi barang-barang yang umumnya
semakin rendah.
paling dibutuhkan atau diharapkan oleh
konsumen. Di sisi lain faktor-faktor Keseimbangan dalam hukum dilandasi
produksi tersebut masing-masing adanya kenyataan disparitas di mana suatu
dimanfaatkan di bagian di mana hasil kasus yang sama, hukum tidak boleh
khususnya yaitu produktifitas mencapai dibenarkan untuk menerapkan peraturan
titik maksimum, karena disanalah pelaku yang berbeda dalam masyarakat, oleh
usaha mendapatkan manfaat maksimal dari sebab itu diperlukan suatu sistem
pengolahan faktor produksi dan pengaturan yang dapat melindungi pihak
memperoleh keuntungan yang sepadan. yang mempunyai posisi yang tidak
Penggunaan faktor produksi yang efisien menguntungkan.
ini mencegah pemborosan penggunaan Dengan diterapkannya asas
sumber daya alam dalam perekonomian. keseimbangan dalam praktik persaingan
Dengan itu juga sekaligus perekonomian usaha, maka para pelaku usaha dapat
hanya akan mengahasilkan barang-barang menjalankan kegiatannya secara adil, tidak
yang membawa manfaat maksimal bagi terjadi kemungkinan pemusatan kekuatan
konsumen. ekonomi pada satu pihak saja, para
d. Persaingan usaha yang sehat akan pengusaha akan menerapkan efisiensi
menimbulkan kedaulatan konsumen dalam produksi maupun pemasaran hasil, dan
pemilik produk. Konsumen bisa bebas konsumen mempunyai banyak pilihan
untuk memilih produk-produk dengan dalam menentukan barang yang akan dibeli
kualitas dan harga yang terbaik bagi dengan harga serendah mungkin.
mereka.
e. Sebagai salah satu instrumen C. PERLINDUNGAN HUKUM YANG
perlindungan konsumen. Karena BERKEADILAN TERHADAP
persaingan usahaa antar pelaku usaha, KONSUMEN AKIBAT PRAKTIK
mendorong para pelaku usaha untuk KARTEL KUOTA IMPOR DAGING SAPI
menawarkan produk dengan kualitas yang
terbaik dengan harga serendah mungkin Saat ini, daging sapi memiliki harga
(fungsi pendorong). yang tinggi jauh dari harga pasar. Harga
f. Persaingan usaha sehat dapat berfungsi daging sapi yang meningkat dengan cara
mendorong perkembangan teknologi. yang tidak wajar membuat konsumen atau
Untuk mendapat keberhasilan dalam masyarakat mengalami kerugian, di mana
persaingann usaha, maka para pelaku kondisi demikian diindakasikan karena
usaha didorong untuk melakukan tindakan kartel. Kartel impor daging sapi
pengembangan teknologi baru dan merupakan salah satu perjanjian yang
meningkatkan produktifitasnya melalui dilarang dalam perundang-undang,
inovasi. mengingat dampaknya yang sangat besar
bagi ekonomi yang bertujuan memberi
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 87

kesejahteraan kepada masyarakat (khususnya tindakan kartel impor


khususnya konsumen yang mempunyai daging sapi).
kedudukan yang sangat lemah. Tindakan Menurut hemat penulis, perlindungan
persaingan yang buruk dalam kartel ini hukum secara preventif baik diterapkan
seharusnya mendapat perhatian yang besar untuk memberikan perlindungan hukum
dari pemerintah, dikarenakan tindakan maupun jaminan kepastian hukum bagi
kartel ini masih sangat sulit untuk konsumen sehingga dengan adanya
dibuktikan dan kajian tentang kartel ini tindakan pencegahan tersebut pemerintah
masih sangat minim. dalam membuat kebijakan atau menyusun
Karena tindakan dalam kartel atau peraturan perundang-undangan lebih hati-
tindakan dalam persaingan usaha tidak hati sehingga kepentingan konsumen atau
selalu mengarah pada hal-hal yang positif, masyarakat luas tidak terabaikan.
maka hal seperti ini sudah seharusnya Mengingat banyaknya tindakan pelaku
perlindungan hukum diberikan bagi usaha yang dapat merugikan konsumen,
konsumen. Bentuk perlindungan hukum maka sangat perlu bagi konsumen untuk
yang dimaksud adalah mengatur secara memahami hukum yang mengatur tentang
tersendiri mengenai persoalan tersebut persaingan usaha untuk melindungi hak-
dalam peraturan perundang-undangan, hak mereka serta mampu untuk melakukan
yang bisa memberikan batasan tentang perlawanan hukum yang berlaku untuk
pengertian, jenis, pengembangan, menjerat pelaku usaha curang. Adapun
pembelian maupun cakupan tentang hal- sanksi bagi para pelakuu usaha curang
hal yang terkait untuk memperjelas dalam menjalankan bisnisnya yang diatur
mengenai tindakan kartel terutama kartel dalam ketentuan perundang-undanagan,
impor daging sapi yang diperkirakan yaitu Undang-Undang No. 5 Tahun 1999
terindikasi kartel serta mempertegas tentang Larangan Praktik Monopoli dan
perlindungan atau payung hukum yang Persaingan Usaha Tidak Sehat, yang
memberikan jaminan kepastian hukum berisikan sanksi administratif, pidana
terhadap konsumen. pokok dan pidana tambahan.
Berdasarkan pemaparan di atas bahwa 1. Sanksi Administratif
dalam persaingan usaha, konsumen atau Tindakan administratif ini diatur dalam
masyarakat bisa dilindungi hak-haknya
Pasal 47 ayat (1) dan ayat (2)
dari tindakan pelaku usaha yangg tidak
patut. Berdasarkan Undang-Undang No. 8 2. Sanksi Pidana Bagi Pelaku Usaha
Tahun 1999 tentang Perlindungan Dalam Undang-Undang No. 5 Tahun
Konsumen, menurut hemat penulis, hak- 1999 tentang Larangann Praktik
hak konsumen yang haruss dilindungi, jika Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
terjadii kartel impor daging sapi antara Sehat, sanksi pidana dapat dikenakan
lain: terhadap pelaku usaha yang melanggar
1) Hak untuk dilindungii dari akibat hukum persaingan usaha dapat berupa
negatif persaingan curang (khususnya pidana pokok dan pidana tambahan.
kartel impor daging sapi). Penjatuhan pidana tersebut dilakukan
2) Hak untuk memperolehh ganti rugi jika dalam hal:
terjadi kartel impor daging sapi. a. Pelaku usaha tidakk melaksanakan
3) Hak untuk memperolehh kebutuhan putusan Komisi yang berupa sanksi
hidup yang diperlukan (khususnya administratif (Pasal 44 ayat (4)
kebutuhan akan daging sapi). Undang-Undang No. 5 Tahun 1999).
4) Hak untuk memperolehh penyelesaian b. Pelaku usaha menolak untuk
hukum akibat perbuatan pelaku usaha diperiksa, menolak untuk
memberikan informasi yang
88 Idang Riyadi, et., al. Model Pencegahan Praktik Kartel Impor ..

diperlukann dalam penyelidikan saja menyebabkan lonjakan harga daging


dan/pemeriksaan (Pasal 41 ayat (2) sapi.
Undang-Undang No. 5 Tahun 1999). Berdasarkan hal-hal di atas tersebut,
Adapun macam-macam pidana yang penulis menyimpulkan akibat yang
bisa dijatuhkan kepada pelakuu usaha yang ditimbulkann terhadap konsumen, apabila
melakukann kegiatan usaha yangg tidak kartel impor daging sapi itu terjadi atau
sesuai atau curang, antara lain: ditemukan kecurangan dalam produksi
1) Sanksi Pidana Pokokk Bagi Pelaku jumlah daging sapi di pasaran akan
Usaha. menimbulkan dampak atau akibat sebagai
berikut:
Sanksi pidana pokokk diatur dalam
Pasal 48 ayat (1), (2) dan (3) . 1) Konsumen tidak mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya atau kebutuhan
2) Sanksi Pidana Tambahann Bagi
akan daging sapi.
Pelaku Usaha.
2) Konsumen tidak bisa membeli daging
Sanksi pidana tambahan diatur dalam
sapi sesuai dengan harga persaingan.
Pasal 49 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999
tentang Larangann Praktik Monopoli dan 3) Semakin lemahnya posisi tawar
Persaingan Usaha Tidak Sehat, dengan konsumen untuk melindungi dirinya.
menunjuk ketentuan Pasal 10 Kitab 4) Konsumen mengalami kerugian.
Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), 5) Konsumen semakin tidak mampu
terhadap pidana sebagaimana diatur dalam memprediksi laju kegiatan pelaku
Pasal 49 dapat dijatuhkan pidana usaha yang setiap saat dapat
tambahan berupa: merugikan.
a. Pencabutan izin usaha, atau Dengan adanya tindakan tersebut
b. Larangan kepada pelakuu usaha yang maka konsumen dapat meminta
telah terbuktii melakukan pelanggaran pertanggungjawaban pelaku usaha sebagai
terhadap Undang-Undang No. 5 Tahun akibat hukum dari tindakan yang dilakukan
1999 tentang Larangann Praktik oleh pelaku usaha sesuai dengan peraturan
Monopoli dan Persaingann Usaha perundang-undangan yang berlaku.
Tidak Sehat akan menduduki jabatan Berdasarkan hal tersebut, penulis
direksi atau komisariss sekurang- beranggapan bahwa indikasi kartel impor
kurangnya 2 (dua) tahun dan selama- daging sapi mulai terlihat, maka jika hal itu
lamanya 5 (lima) tahun, atau terjadi pelaku usaha seharusnya di berikan
c. Penghentian kegiatan atau tindakann sanksi sesuai dengan peraturan
tertentu yang menyebabkann perundang-undangan yang berlaku. Yang
timbulnya kerugian padaa pihak lain. menjadi persoalan saat ini apakah sanksi
Fenomena kartel yang terjadi saat ini yang diterapkan dalam perundang-
tentu sangat meresahkan konsumen, undangan sudah mampu memberikan
apalagi melonjaknya harga dagingg sapi proteksi. Jika kita lihat dari banyaknya
yang sampai sekarang ini belum kasus kartel di Indonesia, peraturan
menemukan penyelesaian, dari kondisi perundang-undangan yang mengatur
yang terjadi akhir-akhir ini, terlihat bahwa tentang perjanjian curang (kartel) masih
dalam menjalankan kegiatan bisnis atau lemah. Lembaga khusus yang ditunjuk
usahanya pelaku usaha melakukan sebagai pegawas persaingan usaha yaitu
penekanan jumlah produksi di pasaran Komisi Pengawas Persaingan Usaha,
dengan menutup gudang mereka, sehingga memiliki posisi yang lemah bahkan
produksi pangan seperti daging sapi di cendrung tidak memiliki taring. Sanksi-
pasaran tidak berlebih. Hal tersebut tentu sanksi yang diberikan masih sangat lemah,
terutama pengenaan denda yang
jumlahnya sangat kecil bila dibandingkan
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 89

dengan kerugian yang ditimbulkan oleh persaingan usaha tidak sehat diantara
pelaku usaha yang melakukan usaha para pelaku usaha, sehingga
curang. pemerintah mencabut program ini
Perlu adanya penguatan terhadap pada tahun 2016. Kebijakan impor sapi
kedudukan KPPU dalam konstitusi hal ini yang digunakan oleh Menteri Pertanian
untuk memberikan kepastian hukum bagi saat ini adalah Peraturan Menteri
KPPU dalam menjalankan tugasnya serta Pertanian (Permentan) Nomor 16
memberikan kepastian hukum bagi Tahun 2016 tentang Pemasukan
konsumen. Hal tersebut seirama dengan Ternak Ruminansia Besar ke Dalam
teori Hans Kelsen bahwa hukum yang Wilayah Republik Indonesia.
tertinggi adalah aturan yang tertulis yang 2. Bentuk pelanggaran perdagangan
dapat memberikan jaminan bagi impor daging sapi di Indonesia yang
masyarakat. terjadi di wilayah Jabodetabek
Sebagaimana pandangan Jeremy merupakan praktik kartel yang
Bentham yang menyatakan bahwa tujuan melanggar Pasal 11 Undang-Undang
pembentukan hukum adalah untuk Nomor 5 Tahun 1999 tentang
menjamin kebahagiaan dan kenyamanan Larangan Praktik Monopoli dan
untuk orang lain atau orang banyak. Persaingan Usaha Tidak Sehat. Praktik
Dengan demikian dalam pembentukan kartel tersebut ditangani langsung oleh
peraturan perundang-undangan haruslah Komisi Pengawas Persaingan Usaha
memberikan kepastian dan kemanfaatan (KPPU) yang secara langsung memiliki
hukum bagi banyak pihak dan perlu adanya wewenang terhadap kasus tersebut.
kordinasi yang jelas antara pemerintah dan Majelis KPPU telah memutuskan
aparat penegak hukum dalam menegakan bersalah 32 (tiga puluh dua) terlapor
hukum. Sehingga dengan terjalinya dalam kasus kartel impor daging sapi
kerjasama yang baik dan kepastian hukum di wilayah Jabodetabek. Unsur yang
dalam peraturan perundang-undangan terbukti yaitu unsur yang bertujuan
akan dapat mengurangi praktik kartel serta untuk mempengaruhi harga,
mencegah munculnya praktik-praktik pemerintah juga mengeluarkan
kartel lainnya khususya kartel impor kebijakan dengan hanya
daging sapi yang terjadi di Jabodetabek. memperbolehkan impor sapi ekor sapi,
sedangkan kebutuhan impor sapi
KESIMPULAN akibat kurangnya pasokan sapi lokal
saat ini. Maka pengurangan impor sapi
Berdasarkan uraian pembahasan di
pasti berdampak hal ini juga yang
atas, maka dapat diperoleh kesimpulan
menyebabkan salah satu kelangkaan
sebagai berikut:
pasokan daging sapi.
1. Pengaturan mengenai perdagangan
3. Kegiatan usaha tidaklah selalu
impor daging sapi di Indonesia telah
dilakukan secara jujur oleh pelaku
mengalami banyak perubahan yang
usaha. Tindakan pelaku usaha tidak
mengikuti keadaan pasar. Perubahan
jarang merugikan konsumen, maka
kebijakan impor daging sapi yang
perlulah hak-hak konsumen itu
paling menonjol adalah Program
dilindungi. Berdasarkan Pasal 4
Swasembada Daging Sapi (PSDS). PSDS
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
bertujuan membatasi kuota impor baik
tentang Perlindungan Konsumen,
sapi bakalan maupun daging sapi
konsumen berhak untuk dilindungi
untuk meningkatkan sumber daya sapi
dari akibat negatif persaingan curang
lokal, namun program ini dianggap
khususnya kartel impor daging sapi
gagal dan justru menyebabkan
dan memiliki hak-hak lain, yaitu hak
maraknya praktik monopoli dan
untuk memperoleh ganti rugi jika
90 Idang Riyadi, et., al. Model Pencegahan Praktik Kartel Impor ..

terjadi kartel impor daging sapi, hak masyarakat sebagai konsumen serta
untuk memperoleh kebutuhan hidup diperlukannya suatu sistem
yang diperlukan khususnya kebutuhan pengaturan yang dapat melindungi
daging sapi, dan hak untuk pihak yang memiliki posisi yang tidak
memperoleh penyelesaian hukum menguntungkan dalam menjalankan
akibat perbuatan pelaku usaha kegiatan usahanya.
khususnya tindakan kartel impor 2. Pemerintah harus lebih
daging sapi demi terwujudnya prinsip memperhatikan kebutuhan daging sapi
keadilan bagi para pihak antara pelaku sebelum menentukan sistem
usaha kartel dengan pelaku usaha pembagian kuota yang diterapkan
lainnya dan pelaku usaha kartel karena bisa menghambat distribusi
dengan masyarakat sebagai konsumen. daging sapi ke masyarakat yang bisa
SARAN menyebabkan adanya kelangkaan dan
mahalnya daging sapi di masyarakat.
1. Pelaku Usaha dalam menjalankan 3. Diharapkan pemerintah untuk lebih
usahanya harus lebih memperhatikan meningkatkan mutu dan kualitas
ketentuan-ketentuan hukum yang aturan hukum yang memberikan
sesuai dengan asas-asas persaingan perlindungan hukum terhadap
usaha yang sehat agar dalam konsumen dan penguatan posisi KPPU
menjalankan usaha terciptanya dalam konstitusi agar putusan yang
keseimbangan dalam hukum baik antar dijatuhkan oleh lembaga khusus
sesama pelaku usaha maupun tersebut dapat mengikat.

UCAPAN TERIMA KASIH

-----

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Andi Fahmi Lubis, Hukum Persaingan Usaha: Antara Teks dan Konteks, Jakarta: GTZ, 2009.

Arie Siswanto, Hukum Persaingan Usaha, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.

Endang Sutrisno, Hukum dan Globalisasi, Yogyakarta: Penerbit Genta Press, 2007.

Hans Kelsen, Teori Hukum Murni : Dasar-dasar Ilmu Hukum Normatif, Bandung: Penerbit
Nusamedia, 2007.

Hermansyah, Pokok-pokok Hukum Persaingan usaha, Jakarta: Kencana Prenada Media,


2008.

Jeremy Bentham, An Introduction to The Principles of Morals and Legislation, London:


Batoche Books Kichener, 1781.

Munir Fuady, Hukum Antimonopoli Menyongsong Era Persaingan Sehat, Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2001.

---------, Pengantar Hukum Bisnis, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2005.


Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 91

Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Di Indonesia, Sebuah Studi Tentang
Prinsip-prinsipnya, Penanganannya oleh Pengadilan dalam Lingkungan Peradilan
Umum dan Pembentukan Peradilan Administrasi Negara, Surabaya: PT Bina Ilmu,
1987.

Winarno, Perumusan Asas Keseimbangan Kepentingandalam UU No. 5 Tahun 1999, Tesis


Program Magister Ilmu Hukum Universitas Diponegoro Semarang, 2009.

Majalah

Redaksi KPPU, Mencegah Kecurangan dari Hulu “Regulatory Review Melalui Jaringan
Kerjasama” Majalah Kompetisi Edisi 41/2013.

----------, Penegakan Hukum “KPPU Gelar Sidang Perdana Dugaan Kartel Daging Sapi”
Majalah Kompetisi Edisi 50/2015.

Internet

“Inilah Daftar Nama 32 Perusahaan Pelaku Kartel Daging Sapi”,


http://www.suara.com/bisnis/2016/04/23/102558/inilah-daftar-nama-32-
perusahaan-pelaku-kartel-daging-sapi., Diakses pada tanggal 28 Agustus 2017.

“Restrukturisasi Tata Kelola Perdagangan Sapi Membangkitkan Kesejahteraan Peternak


Rakyat Serta Meningkatkan Konsumsi Daging”,
http://www.kadinindonesia.or.id/berita/berita-kadin/200-restrukturisasi-tata-
kelolaperdagangan-sapi-membangkitkankesejahteraan-peternak-rakyat-
sertameningkatkan-konsumsi-daging., Diakses pada tanggal 30 Oktober 2017.

Hukumonline.com, Polri Diminta Cek Dugaan Kartel Daging Sapi,


http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5118c4ce68bab/polri-diminta-cek-
dugaan-kartel-daging-sapi, Diakses pada tanggal 24 Maret 2017.

Redaksi Hukumonline, Mempersoalkan Sanksi Pidana dalam Hukum Persaingan Usaha,


http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol21865/mempersoalkan-sanksi-
pidana-dalam-hukum-persaingan-usaha, Diakses pada tanggal 24 Maret 2017.

SINDONEWS.com, Polisi Sidik Sindikat Kartel Sapi,


http://nasional.sindonews.com/read/1036738/149/polisi-bidik-sindikat-kartel-
sapi-1440472924, Diakses pada tanggal 24 Maret 2017.

Togar Tandjung, Law and Market Economy, https://lawmark.wordpress.com., Diakses pada


tanggal 24 Maret 2017.

S-ar putea să vă placă și