Sunteți pe pagina 1din 4

A.

Pengkajian

1. Data Pasien

Nama : Tn. M

Umur : 35 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta

Jenis kelamin : laki-laki

2. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama

Pasien mengatakan cemas karena kehilangan istrinya.

2. Keluhan Penyakit Sekarang

Pasien datang ke rumah sakit denga keluhan rasa cemas karena khawatir tidak dapat melakukan
hubungan seksual dengan istrinya yang telah meninggal.

3. Pola Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang diderita sekarang.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan bahwa dikeluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit yang dideritanya.

3. Pemeriksaan Fisik

1. Kesadaran kualitatif : kondisi sedang

2. Tanda tanda vital

TD : 140/100

SB : 34,5
N : 74x/menit

R : 21x/menit

3. Pemeriksaan fisik focus

4. Pola Pengkajian Fungsional

Pola Persepsi Kesehatan


DS : Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang sangat penting.
DO : Pasien rujukan dari RS X untuk mendapat pelayanan kesehatan.
Pola Nutrisi
DS : Pasien mengatakan makan teratur 3X sehari, sesudah sakit nafsu makan
menurun, minum 2-3 gelas sehari.
DO : Pasien tampak tidak memakanan makanannya dari porsi yang di
sediakan rumah sakit.
Pola Eliminasi
DS : Pasien mengatakan BAB satu kali sehari konsistensi lunak,warna normal,
dan BAK 5-7 kali sehari.
DO : Pasien tidak terpasang Kateter.
Pola latihan dan aktifitas
DS : Pasien mengatakan mampu melakukan beberapa aktivitas sendiri.
DO : Pasien tampak melakukan beberapa aktivitas secara mandiri.
Pola Istirahat Tidur
DS : Pasien mengatakan sebelum sakit tidur 8-9 jam perhari, dan saat di rawat
di rumah sakit sekitar 6-7 jam perhari.
DO : Pasien tampak lemas.
Pola Perspektif Kognitif
DS : Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam fungsi panca indra.
DO : Pasien Nampak tidak ada gangguan dalam fungsi panca indrannya,
proses komunikasi efektif atau komunikan. Pendengaran baik hanya saja
terasa nyeri, dengan skala nyeri 7-9.
Pola Persepsi dan Konsep Diri
DS : Pasien mengatakan sedih karena kehilangan istrinya sehingga tidak bisa
melakukan hubungan seksual sebagaimana mestisnya.
DO : Pasien nampak terlihat meneteskan air mata.
Pola Sex dan Reproduksi
DS : Pasien mengatakan sebelum sakit melakukan hubungan seksual dengan
istrinya 1x dalam 3 hari dan terakhir setelah istrinya meninggal dan sebelum
dikuburkan
DO : Pasien berjenis kelamin laki-laki, dan tidak memiliki gairah.
Pola Koping dan Toleransi Stress
DS : Pasien mengatakan jika ada masalah sering bercerita kepada istrinya
tetapi setelah istrinya meninggal sudah tidak ada tempat untuk bercerita.
DO : Pasien terlihat lebih banyak diam kepada keluarganya.
Pola Peran dan Hubungan
DS : Pasien mengatakan di rumah tinggal bersama anak dan istrinya.
DO : Pasien terlihat ditemani oleh anaknya.
Pola Nilai dan Keyakinan
DS : Pasien mengatakan sebelum sakit ia jarang menunaikan ibadah sholat
dan ia mengaku bahwa ia beragama islam.
DO : Pasien terlihat jarang melakukan sholat 5 waktu.

B. Analisa Data

Ketidakefektifan pola seksualitas

Hambatan hubungan dengan orang dekat

DO : pasien mengatakan sedih kareba kehilangan istrinya.

DS : pasien terlihat seringkali meneteskan air mata.

Disfungsi seksual

Model peran tidak adekuat

DO : pasien mengatakan melakukan hubungan seksual dengan istrinya yang telah meninggal

DS : pasien terlihat cemas dan ketakutan

Duka cita terganggu

Gangguan emosional

DS : pasien mengatakan tidak suka jika ada yang mengatakan istrinya telah meninggal

DX : pasien terlihat emosi jika disinggung masalah istrinya.

C. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan pola seksual berhubungan dengan hambatan hubungan dengan orang terdekat.

2. Disfungsi seksual berhubungan dengan model peran kurang adekuat.

3. Duka cita terganggu berhubungan dengan gangguan emosional.


Tujuan /NOC

Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam diharapkan pasien dapat menerima perubahan pola seksualitas
yang disebabkan karena hambatan hubungan dengan orang dekat dengan kriteria hasil :

1. Menurunnya tingkat kecemasan pasien tentang hubungan seksualnya yang akan terganggu

2. Menunjukkan harga diri dengan indikator sebagai berikut

3. Mengontrol tingkat emosi pasien tentang kondisi yang dialami.

Intervensi / NIC

1. Bantu pasien mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan.

2. Dorong verbalisasi perasaan, persepsi, dan ketakutan.

3. Bantu pasien untuk mengartikulasikan deskripsi realistis mengenai kejadian yang akan datang.

4. Alihkan arah dan perilaku seksual yang secara sosial tidak dapat diterima.

5. Diskusikan dengan pasien cara yang dapat diterima untuk memenuhi kebutuhan seksual dalam situasi
yang memiliki privasi.

Rasional

1. Untuk mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan.

2. Untuk mendorong verbalisasi perasaan, persepsi, dan ketakutan.

3. Untuk mengartikulasi deskripsi realistis mengenai kejadian yang alan datang.

4. Untuk mengalihkan arah dan perilaku seksual yang secara sosial tidak dapat diterima.

5. Untuk mendiskusikan cara yang dapat diterima untuk memenuhi kebutuhan seksual dalam situasi
yang memiliki privasi.

S-ar putea să vă placă și