Sunteți pe pagina 1din 10

LAPORAN ANALISIS SINTESA PEMERIKSAAN EKG

DENGAN DIAGNOSA MEDIS STROKE NON HEMORAGIK PADA Tn. S


DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN CEREBRAL
DI UNIT IGD RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO
KOTA SEMARANG

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Asuhan Keperawatan
Gawat Darurat dan Kritis

Dosen Pembimbing : Ns. Nana Rochana,S.Kep.,MN


Clinical Instruktur : Tri Budiarti S.Kep.Ns

Disusun Oleh:
Desta Widayat 22020116140079

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
Inisial pasien (usia) : Tn. S (56 tahun)
Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragik,Hipertensi
Tanggal masuk : 3 Oktober 2019

1. Diagnose Keperawatan Dan Dasar Pemikiran


No Data Fokus Dx. Keperawatan Dasar Pemikiran
1 DS : Ketidak efektifan Ketidak efektifan perfusi
- Klien mengatakan perfusi jaringan jaringan cerebral dapat
“Tangan kiri klien sulit cerebral b.d alirah berdampak pada tidak
untuk darah cerebral adekuatnya aliran darah
Digerakan” cerebral yang berdampak pada
- Klien mengatakan kinerja jantung,kondisi
“nafasku sesak ” tersebut menyebabkan
DO : gangguan pada system
- Kesadaran motoric.sehingga dibutuhkan
Composmentis pemeriksaan EKG guna
- GCS 15 E4M6V5 mengetahui permasalah pada
- TTV jantung.
SpO2: 98%
TD : 170/110
HR : 110 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,7

2. Tindakan Keperawatan Yang Dilakukan


a. Pemeriksaan EKG 12 lead
Elektrokardiogram atau EKG adalah tes diagnostik non-invasif yang mengevaluasi
sistem kelistrikan jantung untuk mengetahui apakah organ penting ini mengalami suatu
masalah kesehatan. Alat ini menggunakan elektroda logam datar yang diletakkan di bagian
dada untuk mendeteksi muatan listrik yang dihasilkan oleh jantung ketika berdetak dan
diinterpretasikan dalam gambar.
Hasil gambar yang muncul adalah garis berlekuk. Tetapi, pola lekukan atau
gelombang harus memiliki bentuk yang konsisten. Jika tidak, artinya sedang terjadi
masalah pada jantung. Selain itu, pemeriksaan kesehatan ini sering dilakukan untuk melihat
apakah ada gangguan pada jantung,sebelum seseorang menjalani operasi yang
berhubungan dengan jantung, serta operasi untuk memasang alat pada jantung.
Gambaran yang ada pada EKG diantaranya adalah sebagai berikut
Detak jantung, detak jantung dapat diukur dengan memeriksa denyut nadi. Namun
apabila denyut ini terlalu tidak beraturan detaknya. Melalui EKG, dapat disimpulkan
apakah mengalami takikardia atau detak jantung cepat, ataukah brakikardia yang
menyatakan jantung berdetak sangat lambat.
Ritme jantung. Penggunaan elektrokardiogram juga menunjukkan irama jantung
atau aritmia. Kondisi ini terjadi ketika ada bagian dari sistem kelistrikan jantung yang tidak
berfungsi dengan baik. Dalam kasus lain, penggunaan obat seperti beta blocker, kokain,
amfetamin, dan obat alergi juga memicu terjadinya aritmia.
Serangan jantung. Alat EKG juga menunjukkan bukti serangan jantung sebelumnya
atau yang sedang berlangsung. Pola pada hasil penggambaran EKG menunjukkan bagian
mana dari jantung yang telah rusak, serta seberapa buruk tingkat kerusakannya.
Pasokan darah dan oksigen yang tidak memadai ke jantung. EKG yang dilakukan
ketika ada gejala dapat membantu menentukan apakah nyeri dada disebabkan karena
berkurangnya aliran darah ke otot jantung.
Kelainan struktural. EKG memberikan petunjuk tentang pembesaran bilik atau
dinding jantung, kelainan jantung, dan masalah jantung lainnya.
3. Prinsip dan Prosedur Tindakan

Prinsip :
Pemasangan EKG merupakan tindakan keperawatan dengan prinsip bersih karena
bukanlah tidakan invasif. Secara umum prinsip-prinsip pemasangan EKG seperti
menyiapkan alat-alat (mesin EKG, jelly dan tissue), pasien diposisikan supinasi. Anjurkan
pasien untuk tidak tegang dan tetap rileks.
Pemasangan elektroda yang tidak tepat dapat menghasilkan gambaran EKG yang tidak
terbaca atau tidak sesuai kondisi pasien. Hal ini dapat menimbulkan kesalahan dalam
interpretasi EKG sehingga menghasilkan diagnosa yang keliru. Untuk menghindarinya,
pastikan tidak ada kesalahan sebelum perekaman jantung dengan melakukan pengecekan
ulang pada elektroda yang terpasang.

Prosedur Tindakan :
Prosedur tindakan pemasangan EKG:
1. Fase Preinteraksi
a. Cek program pemberian obat dengan nebulizer
b. Menyiapkan alat
2. Fase Orientasi
a. Memberi salam/menyapa pasien
b. Memperkenalkan/mengingatkan identitas perawat
c. Menjelaskan tujuan tindakan
d. Menjelaskan langkah prosedur
e. Menanyakan kesiapan pasien
3. Fase Kerja
a. Mencuci tangan
b. Menjaga privacy pasien
c. Mengucapkan basmallah
d. Mengatur posisi pasien
e. Membebaskan daerah dada dari pakaian
f. Mengolesi jelly pada tempat-tempat sadapan
g. Memasang AVR di tangan kanan
h. Memasang AVL di tangan kiri
i. Memasang AVF di kaki kiri
j. Memasang groun/netral di kaki kanan
k. Memasang V1 di ICS 4 dextra
l. Memasang V2 di ICS 4 sinistra
m. Memasang V4 di ICS 5 sinistra sejajar garis midclavicula
n. Memasang V3 diantara V2 dan V4
o. Memasang V5 di ICS 5/ sejajar V4 di garis axila anterior sinistra
p. Memasang V6 di ICS 5/ sejajar V5 di garis mid axila sinistra
q. Menyalakan mesin EKG dan mengeprint kertas EKG
r. Mematikan mesin EKG
s. Melepas sadapan sambil membersihkan jelly dengan tissue
t. Merapihkan pasien dan alat
u. Mengucapkan hamdallah
v. Mencuci tangan
4. Fase Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Menyampaikan rencana tindak lanjut
c. Berpamitan

4. Analisis Tindakan Keperawatan


Tindakan pemeriksaan EKG merupakan tindakan non invasive,meski demikian
pada saat saya melakukan tindakan pemeriksaan EKG factor keamanan diri dan pasien
harus di perhatikan,perlu adanya peningkatan kedisiplinan mengenai 5 moment cuci
tangan,hal tersebut karena saya pernah lalai tidak mematuhi hal tersebut
memiliki 12 lead dimana setiap leadnya memiliki fungsi dan tempat yang
berbeda,perlu adanya kepahaman mengenai bagaimana dan dimana lead tersebut berada.
Setelah melakukan pemeriksaan EKG kita jangan lupa menuliskan identitas pasien pada
lembar hasil EKG tersebut,meskipun membaca intrepetasi EKG merupakan tindakan
kolaborasi kita dengan dokter,wajib hukumnya bagi tenaga keperawatan untuk memahami
hasil intrepetasi tersebut.

5. Bahaya Yang Dapat Terjadi


Pada dasarnya, elektrokardiogram adalah prosedur yang aman untuk dilakukan.
Pemeriksaan kesehatan ini tidak menimbulkan risiko terkena sengatan listrik, karena
elektroda yang dipasang pada tubuh tidak akan memancarkannya. Elektroda ini merekam
aktivitas listrik jantung, sehingga efek samping dari elektrokardiogram pun dianggap
sangat kecil.

6. Hasil dan Interpretasi EKG


a. Hasil
b. Interpretasi EKG
Untuk membaca hasil EKG kita lakukan 5 tahap diantara adalah
1. Irama jantung
2. Frekuensi jantung (HeartRate)
3. Tentukan nilai gelombang P,int PR, QRS,ST
4. Tentukan adakah tanda iskemia atau infart

1. Irama Jantung
Lead Ekstremitas
I : Regular
II : Regular
III : Regular
AvR : Regular
AvL : Regular
AvF : Regular

Lead Prekordial
V1 : Regular
V2 : Regular
V3 : Regular
V4 : Regular
V5 : Regular
V6 : Regular
Berdasarkan hasil pembacaan lead EKG tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada kelainan dalam irama jantung

2. Frekuensi jantung (HeartRate)

RUMUS
Ambil EKG strip sepanjang 6 detik (30 Kotak Besar ),lalu hitung jumlah QRS
x 10
= 6 X 10
= 60
3. Tentukan nilai gelombang P,int PR, QRS,ST
• Gel P = < 3 Kotak Kecil / 0,12 detik

Nilai normal pada semua lead


karena
Tinggi < 3 Kotak Kecil = 0,3 mvolt
Lebar < 3 Kotak Kecil = 0.12 detik
Positif Di Lead II
Negative Di AvR

• PR interval = 3-5 Kotak Kecil / 0,12 – 0,20 detik

Abnormal pada lead I,II,aVR


Normal pada lead III,aVR,aVF,V1,V2,V3,V4,V5,V6.
sehingga tidak ada gangguan system Konduksi

• Kompleks QRS
Gel Q = Normal pada semua lead
Karena
Lebar ≤ 1 Kotak Kecil/0,04 detik
Dalam ≤ 1/3 tinggi R
Gel R = Normal pada semua lead
Karena
Gel R positif di lead I,II,V5,V6.
Gel R terlihat kecil di lead aVR, V1,V2
Gel S = Normal
Karena
dari V1 ke V6 ,gel S semakin mengecil dan menghilang , Sehingga Nilai
Kompleks QRS Normal
• Segment ST
Normal,yakni isoelektris pada semua lead
• GelT
Normal,
Karena pada lead ektremitas Panjang gel < 5mm, dan pada lead prekordial
Panjang gel < 10mm
• QT interval
Normal
Karena berada pada 9,5 – 11,5 Kotak Kecil(Panjang 0,38 detik - 0,46 detik)

Sehingga tidak terjadi hipokalsemia,takikardi dan hiperkalsemia

4. Aksis
5. Tentukan adakah kelainan pada hasil EKG
Dengan demikian hasil EKG adalah Normal Synus Rhythm
7. Tindakan Keperawatan lain (mandiri dan kolaboratif)
Tindakan keperawatan mandiri
• Mengatur posisi kepatenan jalan nafas
• Memberi terapi oksigenasi(nasal canul)
• Monitoring TTV
Tindakan kolaborasi

• Pemberian terapi medikasi

8. Evaluasi Diri
Pemeriksaan EKG merupakan kompetensi yang harus dimiliki perawat,perlu adanya
pelatihan cara pemeriksanaan dan membaca hasil bacaan.
Penulis masih memiliki banyak kekurangan dalam pemeriksaan EKG,oleh karena itu perlu
banyak belajar dan diskusi dengan berbagi tenaga medis.
DAFTAR PUSTAKA

Heather Herdman. 2010. NANDA International, Diagnosis Keperawatan:Definisi dan


Klasifikasi 2009-2012. Jakarta: EGC
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8.Jakarta: EGC.
Doenges E. Marlynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Rofii, Muhammad. 2009. Buku Ajar Ketrampilan Dasar Dalam Keperawatan.
Semarang: Hasani

S-ar putea să vă placă și