Sunteți pe pagina 1din 12

ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol 4., No.

Optimalisasi Pit Limit Penambangan Mineral Nikel Laterit PT


ANTAM Tbk. Unit Bisnis Penambangan Nikel Di Site Pomalaa
Sulawesi Tenggara Di Front X
Fitratul Rahmi1)*, Dedi Yulhendra1)**
1
Jurusan Teknik Pertambang, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang

*rahmiwahab@gmail.com
** dediyulhendra@ft.unp.ac.id

Abstract. Take into account mining optimization by taking into account the NPV value as the
main reference factor of the Ultimate Pit Limite (UPL) that is used based on the division of levels
obtained by comparing the sale value or the Net Present Value (NPV) of the Laterite Nickel
Laterit. Inverse Distance Weighting (IDW) Method. This method is an interpretation method with
a simple block model approach by considering the surrounding points. The mining method that
will be planned on Front X is an open pit method with a multi-tiered system. At PT ANTAM Tbk.
UBPN Sultra makes block model based on division of levels which differentiates each zone. At
Ni level <1.3 the layer is classified as waste or called top soil, Ni level <1.5 layer is still called
waste or limonite while for the value of Ni level> 1.5 is called ore or saprolite The calculation of
the Lerchs Grossmann dimension algorithm is basically the sum of costs and cumulative income
in the pit limit. The modeling and calculation of the Grossmann Learch Method can be planned
for a more optimal pit shape and in accordance with a more economical mining price. This
method is far more complicated and the risk of human error is high to determine which pit is
effective. This method considers all aspects.

Keyword: Pit, Ultimate Pit Limit, Net Present Value (NPV), Nikel Laterit, Blok Model,

1. Pendahuluan grade hingga low grade tanpa memperhatikan nilai NPV


(Net Present Value) sehingga dalam pengambilan lebih
PT ANTAM Tbk Unit Bisnis Penambangan Nikel Sulawesi banyak terpengaruhi oleh nilai low grade dan waste yang
Tenggara membagi bijih menjadi empat tingkatan kualitas, terdapat didalam pit tersebut[1].
yaitu bijih dengan kadar Ni < 1,3% tergolong pada kualitas Memperhitungkan optimalisasi penambangan dengan
waste, bijih dengan kadar Ni 1,3 – 1,5% digolongkan pada memperhatikan nilai NPV (Net Present Value) sebagai
kualitas limonit, bijih dengan kadar Ni 1,5 – 1,8% acuan utama dalam metode ini nilai waste atau low grade
digolongkan pada kualitas Low Grade Saprolite Ore akan di anggap sebagai nilai negatif yang harus dihindari
(LGSO), Bijih dengan kadar Ni 1,8 – 2,0% digolongkan untuk mendapatkan hasil pit yang sangat optimal. Blok
pada kualitas Hight Grade Saprolite Ore (HGSO). Sumber: model dalam bentuk section dan harga komunitas Nikel
PT ANTAM Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara pada saat ini dijadikan acuan dalam perhitungan
Berdasarkan pembagian Cut Off Grade dari Nikel optimalisasi pit limit[2].
Laterit yang terdapat di PT ANTAM Tbk. unit Bisnis Optimalisasai pit telah menjadi bagian penting yang
Penambangan Nikel Sulawesi Tenggara maka dilakukan harus dilakukan saat mengalami kesulitan sehingga untuk
rancangan penambangan. Dalam perancangan membantu mengidentifikasi sumberdaya/cadangan yang
penambangan harus melakukan pertimbangan optimalisasi paling optimum dan batas penambang guna memperoleh
dari sebuah pit yang akan ditambang hal ini berguna untuk tingkat pengembalian (revenue) maksimum. Perencanaan
memperkecil biaya dan menghindari pengambilan waste penambangan di Front X PT ANTAM Tbk. unit Bisnis
yang teralu banyak. PT ANTAM Tbk. unit Bisnis Penambangan Nikel Sulawesi Tenggara dilakukan
Penambangan Nikel Sulawesi Tenggara melakukan berdasarkan kegiatatan inpit drill sesuai dengan bentuk
penambangan berdasarkan perhitungan nilai kadar high model bijih dan penyebaran kadar Ni yang terdapat di Front

294
X, bentuk desain pit yang akan dirancang berdasarkan Nikel matte yang dihasilkan hanya 30 ton yang berhasil
model cebakan mineral Nikel laterit, faktor Pit Ultimate dikapalkan dan sisanya ditinggal di Pomalaa
Limite (UPL) yang di gunakanan berdasarkan pembagian Berdasarkan PP No. 22 Tahun 1968 PT. Pertambangan
kadar yang didapat dengan perbandingan nilai jual atau nilai Nikel Indonesia bersama BPU pertahun beserta PT/PN dan
Net Present Value (NPV) Nikel Laterit sehingga proyek dijajarannya disatukan menjadi PN Aneka
memperhatikan secara detail bentuk ore yang akan digali Tambang. Pomalaa selaku unit produksi bernama Unit
dan meminimumkan hasil pengambilan waste dengan Pertambangan Nikel Pomalaa. Pada tanggal 30 desember
Metode Lerchs Grossmann[3]. 1974 status PN berubah menjadi PT. Aneka Tambang
Memperhitungkan optimalisasi penambangan dengan (Persero). Pada akhir tahun 2006, dilakukan perubahan logo
memperhatikan nilai NPV sebagai acuan utama dalam perusahaan dan nama PT. Aneka Tambang disingkat
metode ini nilai waste atau low grade akan di anggap menjadi PT. ANTAM, Tbk.
sebagai nilai negatif yang harus dihindari untuk Mengingat cadangan biji Nikel Laterit dengan kadar
mendapatkan hasil pit yang sangat optimal. Blok model rendah (≤ 1,82% Ni) cukup besar, biji Nikel laterit dengan
dalam bentuk 2D akan menjadi dasar dalam perhitungan berkadar tinggi (≥ 2,30% Ni) mulai berdasarkan
serta harga komunitas Nikel pada saat ini dijadikan acuan perpanjangan jangka waktu penambangan Nikel di Pomalaa
dalam perhitungan optimalisasi pit limit. Adapun tujuan dari dilakukan dengan mebangun pabrik peleburan biji Nikel
penelitian ini adalah sebagai berikut: menjadi produk program Feni dan agar biji Nikel kadar
1. Menganalisa dan memodelkan bagaimana persebaran rendah tersebut dapat bernilai ekonomis
cadangan dengan dalam bentuk section (2D) di Front
X yang sesuai dengan nilai NPV Nikel.
2.2 Lokasi PT ANTAM Tbk. UBPN Sulawesi
2. Menganalisa nilai NPV per blok dari penyebaran kadar
Tenggara
Nikel Laterit yang terdapat di Front X dengan
mempertimbangkan harga jual Nikel.
3. Menggambarkan bentuk rancangan pit yang optimal Lokasi PT ANTAM Tbk. UBPN SULTRA terletak di
berdasarkan Metode Learch Grossmann serta Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi
menganalisa batas pit yang bernilai ekonomis. Tenggara. Secara Geografis terletak pada garis 04°00’00”
4. Menganalisa Nilai keuntungan yang diperoleh dari Lintang Selatan - 04°30’00” Lintang Selatan dan
rancangan yang dilakukan berdasarkan Metode Lerch 121°15’00” Bujur Timur 121°45’03” Bujur Timur. PT
Grossmann. Menganalisa perbandingan rancangan ANTAM Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara berbatasan
berdasarkan nilai kadar dan rancangan pit berdasarkan dengan:
nilai ekonomis satu blok yang terdapat di Front X. a) Di sebelah Utara berbatasan dengan sungai Huko-Huko
Penelitian ini dapat dilakukan secara terstruktur, b) Di sebelah Timur berbatasan dengan Bukit Maniang
terorganisir dan mencapai sasarannya, maka dalam c) Di sebelah Barat berbatasan dengan Teluk Mekongga
penelitian ini perlu adanya batasan masalah, yaitu penelitian d) Di sebelah Selatan berbatasan dengan sungai Oko-Oko
ini hanya dibatasi pada:
1. Lokasi penelitian pada Front X di PT ANTAM Tbk.
Unit Bisnis Penambangan Nikel Sulawesi Tenggara
1. Melakukan perhitungan pit limit dengan Metode Lerchs
Grossmann.
2. Membuat desain pit berdasarkan perhitungan section
bentuk model cebakan Nikel Laterit di Front X.
3. Melakukan perhitungan nilai ekonomis atau NPV (Net
Present Value) dari rancangan desain pit yang telah
dihitung dengan Metode Learch Grossmann.
4. Melakukan perbandingan dari perhitungan ekonomi
rancangan pit berdasarkan penyebaran nilai kadar dan
rancangan dengan Metode Learch Grossmann.

2. Dasar Teori

2.1 Sejarah PT ANTAM Tbk UBPN Sulawesi


Tenggara
Pada saat perang dunia ke II yaitu pada tahun 1942 sampai
dengan 1945, Indonesia diduduki oleh Jepang, Sumitomo
Metal Mining (SMM) lalu mengusulkan pembuatan
tambang Nikel Pomalaa yang akhirnya dibangun sebuah Gambar 1. Peta Kuasa Pertambangan UBPN Operasi
pabrik pengolahan yang menghasilkan Nikel matte. Sampai Pomalaa[4]
menyerahnya Jepang ke tangan sekutu, pabrik tersebut telah
menghasilkan 351 ton matte. Tetapi, akibat serangan sekutu
pabrik pengolahan Nikel di Pomalaa hancur berantakan.

295
2.1.1 Keadaan Geologi b. Zona Limonit
Merupakan lapisan berwarna coklat muda, ukuran butir
lempung sampai pasir, tekstur batuan asal mulai dapat
Secara regional formasi penyusun geologi kabupaten
diamati walaupun masih sangat sulit, dengan tebal
Kolaka dibagi berdasarkan dari yang termuda yaitu [5]:
lapisan berkisar antara 1- 10 m. Lapisan ini tipis pada
a) Formasi Aluvium (Qa)
daerah yang terjal, dan sempat hilang karena erosi. Pada
Formasi ini terdiri atas lumpur, lempung, pasir kerikil
zona limonit hampir seluruh unsur yang mudah larut
dan kerakal. Satuan ini merupakan endapan sungai, rawa
hilang terlindi, kadar MgO hanya tinggal kurang dari 2%
dan endapan pantai. Umur satuan ini adalah Holosen.
berat dan kadar SiO2 berkisar 2 - 5% berat. Sebaliknya
b) Formasi Alangga (Qpa)
kadar hematite menjadi sekitar 60 - 80% berat dan kadar
Formasi ini terdiri dari konglomerat dan batupasir.
Al2O3 maksimum 7% berat. Kandungan Ni pada zona
Umur dari formasi ini adalah Plistosen dan lingkugan
ini berada pada selang antara 1% sampai 1,4%. Zona ini
pengendapannya pada daerah darat-payau. Formasi ini
didominasi oleh mineral goetite, disamping juga
menindih tak selaras formasi yang lebih tua yang masuk
terdapat magnetite, hematite, chromite, serta kuarsa
kedalam kelompok molasa Sulawesi.
sekunder.
c) Formasi Buara (Ql)
c. Zona Saprolit
Formasi ini terdiri atas terumbu koral, konglomerat dan
Merupakan lapisan dari batuan dasar yang sudah lapuk,
batupasir. Umur dari formasi ini adalah Plistosen-
berupa bongkah-bongkah lunak berwarna coklat
Holosen dan terendapkan pada lingkungan laut dangkal.
kekuningan sampai kehijauan. Struktur dan tekstur
d) Formasi Boepinang (Tmpb)
batuan asal masih terlihat. Perubahan geokimia zona
Formasi ini terdiri atas lempung pasiran, napal pasiran
saprolit yang terletak di atas batuan asal ini tidak
dan batupasir. Batuan ini berlapis dengan kemiringan
banyak, H2O dan Nikel bertambah, dengan kadar Ni
perlapisan relatif kecil yaitu < 150 yang dijumpai
keseluruhan lapisan antara 2 - 4%, sedangkan
membentuk antiklin dengan sumbu antiklin berarah
magnesium dan silikon hanya sedikit yang hilang
barat daya-timur laut. Umur formasi ini diperkirakan
terlindi. Zona ini terdiri dari garnierit yang menyerupai
Pliosen dan terendapkan pada lingkungan laut dangkal
bentuk vein, mangan, serpentin, kuarsa sekunder
(neritik).
bertekstur boxwork (tekstur seperti jaring laba-laba),
e) Formasi Eemoiko (Tmpe)
krisopras, dan di beberapa tempat sudah terbentuk
Formasi ini terdiri atas kalkarenit, batugamping koral,
limonit yang mengandung Fe-hidroksida. Pada Unit
batupasir dan napal. Formasi ini berumur Pliosen
Geomin, zona saprolit dapat dibagi menjadi dua bagian
dengan lingkungan pengendapan laut dangkal,
yakni Low Saprolit Ore Zone (LSOZ) dengan
hubungan menjemari dengan formasi Boepinang.
kandungan unsur Ni berkisar antara 1,4% sampai 1,8%
f) Formasi Langkowala (Tml)
dan kandungan unsur Fe < 40% serta High Saprolit Ore
Formasi ini terdiri atas konglomerat, batupasir, serpih
Zone (HSOZ) dengan kandungan Ni >1,8% dan unsur
dan setempat kalkarenit. Konglomerat mempunyai
Fe < 30%.
fragmen beragam yang umumnya berasal dari kuarsa
d. Bedrock
dan kuarsit, dan selebihnya berupa batu pasir malih,
Merupakan bagian terbawah dari profil Nikel Laterit,
sekis, dan ultrabasa. Ukuran fragmen berkisar 2 cm
berwarna hitam kehijauan, terdiri dari bongkah-bongka
sampai 15 cm, setempat terutama dibagian bawah
batuan dasar dengan ukuran > 75 cm, dan secara umum
sampai 25 cm. Bentuk fragmen membulat, dengan
sudah tidak mengandung mineral ekonomis. Kadar
sortasi menengah. Formasi ini banyak dibatasi oleh
mineral mendekati atau sama dengan batuan asal, yaitu
kontak struktur dengan batuan lainnya dan bagian atas
Fe ± 5% serta Ni dan Co antara 0,01 – 0,30%. Pada
menjemari dengan bagian bawah batuan sedimen
gambar 2 dapat dilihat bentuk proses endapan Nikel
Formasi Boe pinang (Tmpb). Hasil penanggalan umur
Laterit.
menunjukkan bahwa batuan ini terbentuk pada miosen
tengah.

2.1.2 Endapan Nikel Laterit

Dari beberapa referensi, profil endapan Nikel Laterit


terbentuk dari hasil pelapukan batuan ultrabasa dapat dilihat
pada penjelasan berikut [6]:
a. Lapisan Tanah Penutup (Top Soil)
Lapisan tanah penutup ini biasa disebut iron capping.
Material lapisan berukuran lempung, berwarna coklat
kemerahan, biasanya terdapat juga sisa-sisa tumbuhan.
Pengayaan Fe terjadi pada zona ini karena terdiri dari
konkresi Fe-oksida mineral hematit (Fe2O) dan Gambar 7. Lapisan Endapan Nikel Laterit.[5]
chromiferous (FeCr2O4) dengan kandungan Nikel 2.1.3 Logam Nikel (Ni)
relatif rendah. Tebal lapisan bervariasi antara 0 - 2 m.
Tekstur batuan asal tidak dapat dikenali lagi.
Kandungan unsur Ni pada zona ini < 1% dan Fe > 30%. Nikel adalah logam putih seperti perak yang bersifat keras

296
dan anti karat. Logam ini membantu dalam proses
pengubahan beberapa logam olahan dalam bentuk larutan
yang menghasilkan energi panas. Selain itu Ni juga
berperan penting dalam beberapa proses pengendapan
logam keras dalam bentuk paduan logam (alloy) seperti
Stainlestel yang mengandung 18% Ni dan 8% Cr dan
Nikhrome yang mengandung 80% Ni dan 20% Cr [1].
Nikel terletak dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Ni dengan nomor atom 28 merupakan unsur logam
transisi dengan nomor massa 58,71 yang terletak dalam
golongan VIII periode 4 dengan konfigurasi elektron [Ar]
3d8 4s2. Pada umumnya tingkat oksidasi dari Ni adalah +2.
Ni pada tingkat oksidasi +3 hanya sedikit dikenal. Hidrat
ion Ni2+ berwarna hijau dan garam-garam Ni2+ umumnya
berwarna hijau dan biru.[8] Pada gambar 3 dapat dilihat
bentuk dari Logam Nikel yang ada Di Pomalaa.

Gambar 5. Skema Pembentukan Endapan Nikel Laterit.[5]


Gambar 4. Logam Mulia Nikel
2.3 Metode Penambangan Open Pit
Akumulasi Ni ini terjadi akibat sifat Ni yang berupa
larutan pada kondisi oksidasi dan berupa padatan pada Penambangan dengan cara open pit adalah penambangan
kondisi silika. Sedangkan akibat fluktuasi muka air tanah terbuka yang dilakukan untuk menggali endapan-endapan
yang berlangsung secara kontinu akan melarutkan unsur- bijih metal seperti endapan bijih nikel, endapan bijih besi,
unsur Mg dan Si yang terdapat pada bongkah-bongkah endapan bijih tembaga, dan sebagainya.
batuan asal di zona saprolit, sehingga memungkinkan Penambangan dengan cara open pit biasanya dilakukan
penetrasi air tanah yang lebih dalam pada zona batuan dasar untuk endapan bijih atau mineral dapat di lihat pada gambar
atau bedrock sehingga akan terjadi pengendapan Mg yang 6 yang terdapat pada daerah datar atau daerah lembah.
berada didalam rekahan-rekahan. Proses terbentuk Nikel Tanah akan digali ke bagian bawah sehingga akan
Laterit dapat kita lihat pada gambar 5. Menurut membentuk cekungan atau pit. Cara pengangkutan pada
Darijanto,1986 dalam [5]. open pit tergantung dari kedalaman endapan dan
topografinya. Pada dasarnya cara pengangkutannya ada 2
(dua) macam, yaitu [9]:
 Cara konvensional atau cara langsung, yaitu hasil galian
atau peledakan diangkut oleh truck / belt conveyor / mine
car / skip dump type rail cars, dan sebagainya, langsung
dari tempat penggalian ke tempat dumping dengan
menelusuri tebing-tebing sepanjang bukit.
 Cara inkonvensional atau cara tak langsung adalah cara
pengangkutan hasil galian / peledakan ke tempat dumping
dengan menggunakan cara kombinasi alat-alat angkut.
Misalnya dari permuka/medan kerja (front) ke tempat
crusher digunakan truk, dan selanjutnya melalui ore pass
ke loading point ; dari sini diangkut ke ore bin dengan
memakai belt conveyor, dan akhirnya diangkut ke luar
tambang dengan cage.

297
Gambar 7. Blok Model Nikel Laterit
Gambar 6. Open Pit Di PT ANTAM Tbk. UBPN Sulwesi 2.3.2 Ultimate Pit Limit
Tenggara

2.3.1 Blok Model Nikel Laterit Optimasi merupakan proses menjadikan sesuatu keluaran
lebih efektif/lebih sempurna dengan melakukan
penyesuaian pada masukkan. Jika optimasi itu merupakan
Pemodelan endapan bertujuan untuk memberikan proses, maka hasil dari optimasi pit merupakan pit yang
gambaran kondisi geologi serta karakteristik geometri telah menjadi lebih efektif dan memiliki keuntungan
endapan. Sehingga diperlukan analisis dari model badan terbesar (keuntungan = pendapatan – ongkos). Perencanaan
bijih untuk menentukan metode penambangan. Estimasi tambang dapat dijelaskan dengan membuat suatu rancangan
sumberdaya atau cadangan juga dilakukan untuk tambang untuk mencapai ultimate pit limit dalam jangka
menentukan kuantitas dari keterdapatan suatu endapan yang waktu tertentu secara aman dan menguntungkan. Dimana
dinilai ekonomis untuk ditambang. Sehingga pada tahapan didalamnya berisikan juga perancangan batas akhir
estimasi sumberdaya atau cadangan diperlukan metode penambangan, tahapan (pushback), urutan penambangan,
yang dapat memberikan pendekatan dengan jumlah penjadualan produksi, dll (hal yang berkaitan dengan
sumberdaya atau cadangan yang ada. geometri). Sementara aspek perencanaan tambang lainnya
Penentuan metode itu sendiri dilakukan dengan dasar meliputi perhitungan kebutuhan alat dan tenaga kerja
pertimbangan yang teoritis. Volume, tonase, kadar serta perkiraan biaya modal dan ongkos operasi. [9]
kualitas mineral termasuk dalam variabel atau parameter Perencanaan tambang memiliki tujuan membuat suatu
yang menjadi dasar untuk melakukan estimasi sumberdaya rencana produksi tambang untuk sebuah cebakan bijih yang
atau cadangan. Metode estimasi yang biasa digunakan akan menghasilkan aliran kas dan memaksimalkan kriteria
terdiri dari dua, yaitu metode konvensional dan non ekonomi (NPV/ROR) dan menghasilkan tonase bijih pada
konvensional. Dengan semakin berkembangnya teknologi, tingkat produksi yang telah ditentukan dengan biaya
maka estimasi sumberdaya atau cadangan dengan serendah mungkin.
berbagai metode sudah biasa digunakan dalam bentuk Kegiatan perencanaan tambang berawal dari
komputerisasi dengan menggunakan bantuan perangkat diperolehnya data utama sebagai masukkan berupa data
lunak. geologi, kualitas bijih, geoteknik, infrastruktur, metallurgi,
Estimasi cadangan menggunakan metode Inverse pemasaran (marketing). Berikutnya dengan petunjuk
Distance Wighting (IDW). Metode ini merupakan metode dan batasan dari bagian manajemen perusahaan tambang
penaksiran dengan pendekatan blok model yang sederhana dikembangkan desain penambangan kemudian rancangan
dengan mempertimbangkan titik di sekitarnya. Berdasarkan penambangan (geometri tambang) dimana didalamnya
data laporan terdahulu di PT ANTAM Tbk. UBPN Sulawesi terdapat produksi alat, penjadualan produksi. Sementara
Tenggara bahwa adanya perbedaan hasil estimasi cadangan aspek yang tidak berkaitan dengan geometri tambang
berdasarkan klasifikasi kadar dari kegiatan eksplorasi detail berupa perkiraan pembiayaan baik itu ongkos modal
dan inpit drill. Untuk nilai ekonomis dari pelaksanaan maupun ongkos operasi juga ikut diestimasi. Penggabungan
kegiatan inpit drill, maka dilakukan perhitungan cost dari dari seluruh aspek tersebut akan menghasilkan keluaran
kegiatan inpit drill itu sendiri. Cost dalam kegiatan inpit berupa alternatif-alternatif tambang dan dapat dijadikan
drill dibagi kedalam tiga macam biaya yaitu biaya investasi, acuan untuk fase berikutnya. Berikut suatu siklus
biaya operasional, dan biaya pemeliharaan. Seperti gambar perencanaan tambang yang disajikan dalam Gambar 8 [10].
7 Dengan cost yang dikeluarkan pada kegiatan inpit drill
maka akan didapatkan jumlah cadangan dengan kualitas
tinggi lebih banyak dari pada cadangan hasil estimasi
kegiatan eksplorasi rinci, sehingga pendapatan perusahaan
lebih banyak [10].

298
3.2 Analisis Hasil

Hasil estimasi cadangan eksplorasi rinci dan blok model


selanjutnya dilakukan perbandingan jumlah cadangan baik
volume maupun tonasenya. Hasil estimasi yang berbeda
dari kedua kegiatan tersebut selanjutnya dibuktikan dengan
melakukan pembuatan section dengan koordinat yang sama
pada blok model masing-masing kegiatan. Dari section
tersebut akan terlihat perbedaan warna blok dan juga
perbedaan pesebaran blok pada blok model masing-masing
kegiatan.
Revenue hasil pengalian jumlah cadangan dengan harga
bijih Nikel. Harga bijih Nikel berbeda tergantung dari
kualitas bijih Nikel yang ada. Penghitungan revenue
dilakukan di kedua kegiatan, kegiatan eksplorasi rinci
Setelah di dapatkan total cost kegiatan inpit drill, maka
selanjutnya revenue kegiatan inpit drill dikurangi dengan
cost kegiatan inpit drill sehingga di dapatkan gross provit.
Gambar 8. Siklus Perencanaan Tambang
3.3 Kerangka Konseptual
3. METODE PENELITIAN
Penelitian yang diterapkan adalah deskriptif kualitatif yang
bersifat pembuktian dengan memadukan beberapa data
yang meliputi kajian pustaka, data pengeboran, dan data
analisis kadar dari pemodelan Nikel Lateri. Keseluruhan
dikaji dan dianalisis secara komprehensif untuk
menentukan batas penambangan yang akan dilakukan
berdasarkan kualitas kadarnya serta sebagai penentu bagi
perusahaan dalam melakukan pembuatan rancangan pit.
Pembahasan rincian Batasan penambangan dengan
perbandingan kadar dan harga kadar yang ada di Front X
dilakukan agar didapat pit yang efektif dan menentukan
batas pit dalam pengalian sehingga tidak terlalu banyak
waste terangkat ini sangat menguntungkan bagi perusahaan

3.1 Jenis Data

Teknik pengumpulan data adalah pengambilan secara


langsung ke perusahaan tambang. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan data primer dan sekunder. Urutan
pengambilan data sebagai berikut:
a. Data primer merupakan data yang diambil dan terlibat
langsung dalam kegiatan dilapangan seperti:
1) Data koordinat lubang bor Front X Gambar 9. Diagram Alir Penelitian
2) Harga Mesin Yanmar 8,5 pK
b. Data Sekunder merupakan data yang dikumpulkan
berdasarkan literatur dan berbagai sumber referensi
terkait dengan penelitian ini dan merupakan data yang 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
sudah ada di perusahaan seperti:
1) Studi Literature berupa jurnal, data perusahaan dan 4.1 Topografi
laporan penelitian.
2) Data log bor inpit drill Beradasarkan bentuk topografi daerah PT ANTAM Tbk.
3) Blok model eksplorasi rinci UBPN Sultra front X dengan bentuk topografi yang lebih
4) Peta kemajuan tambang dominan landai, hal ini didapat dilihat dengan pembuktian
5) Desain pit penambangan dengan susunan lereng yang tidak terlalu curam. Front X
6) Harga jual bijih sendiri berada diwalayah yang sangat dekat dengan pantai
harapan yang berada disekitar pit penambangan utara milik
PT ANTAM Tbk. UBPN Sultra. Front X yang dilihat
berdasarkan topografi dan keaadaan dilapangan secara
langsung memiliki garis kontur yang relatif renggang dan

299
mencirikan bahwasanya topografi di daerah penelitian Pemboran inpit menghasilkan core yang nanti akan
cukup landai. dianalisa dan sebagai penentu bentuk dari cebakan mineral
Penambangan pada Front X dilakukan untuk yang terdapat di Front X. berdasarkan pemboran inpit hasil
mengambil cadangan yang tedapat di Front X sebelumnya dari pemboran ditetapkan menjadi tiga zona utama dengan
sehingga keadaan topografi dan kondisi lingkungan sesuai cara medeskripsi secara kasat mata dan berdasarkan warna
untuk penambangan cadangan yang terdapat di Front X. material tersebut. Zona tersebut adalah top soil, limonit dan
Topografi di Front X dapat dilihat pada gambar 10 atau saprolit. Dapat dilihat pada gambar 11 bentuk formasi hasil
terdapat pada lampiran I. Dengan keadaan dua dimensi pemboran Nikel Laterit.
dengan jarak garis kontur mayor 5 meter dan kondisi jarak
antar garis atau kontur minor 1 meter. Hal ini dilakukan agar
semakin rapat pembacaan kondisi di area Front X.

Gambar 10. Peta Topografi Wilayah Front X Secara Dua


Dimensi

4.2 Metode Penambangan Di PT ANTAM Tbk.


UBPN Sulawesi Tenggara
Metode penambangan yang akan direncanakan pada Front Gambar 11. Formasi Nikel Laterit.[3]
X adalah metode open pit dengan sistem berjenjang (multi
bench system). Berdasarkan hasil rancangan dan keadaan
dilapangan dapat dilihat setiap banch terhubung langsung 4.4 Blok Model
ke jalan utama front penambangan. Hal ini dimaksudkan
Di PT ANTAM Tbk. UBPN Sultra pembuatan blok model
untuk mempelancar produksi pengambilan ore Nikel
berdasarkan pembagian kadar yang membedakan setiap
Laterit.
zona. Pada kadar Ni <1.3 lapisan tersebut tergolong dalam
Proses penambangan Nikel Laterit dilakukan dari waste atau disebut top soil, kadar Ni < 1.5 lapisan tersebut
pengambilan overburden, dengan ciri-ciri lapisan berwarna masih disebut waste atau limonit sedangkan untuk nilai
merah dengan kandungan Fe yang sangat tinggi. Limonit kadar Ni > 1.5 disebut sebagai ore atau saprolit. Pengolahan
dengan warna lebih kekuningan dan memiliki kandungan data yang kami lakukan mengunkanan kadar atau standar
Ni yang rendah. Lapisan ore atau lapisan saprolit pada COG yang berbeda dengan PT ANTAM Tbk. yaitu dengan
umumnya berwarna hijau cerah dan berhenti pada lapisan nilai Ni = 1 tergolong top soil, nilai Ni > 1.3 tergolong
dasar atau badrock. limonite atau low grade, nilai Ni > 1.5 tergolong ore dengan
Pada setiap jenjang lapisan ore akan dilakukan face jenis medium grade dan nilai Ni > 1.8 tergolong ore dengan
sampling dan selanjutnya akan di beri pato sebagai nilai high grade.
keterangan hasil sampling untuk dijadikan acuan pada PT ANTAM Tbk. UBPN Sultra melakuan pembuatan
rencana (sequence) penambangan. blok model dengan metode IDW atau Inverst Distance
Weighting dengan ukuran blok sebesar 1 meter x 1 meter x
4.3 Hasil dari Pemboran Inpit Drill 1 meter seperti gambar 12.

Pemboran yang dilakukan didalam pit/inpit drill terjadi


karena bermacam faktor yang mempengaruhi seperti kadar
yang di perkirakan pada zona tersebut tidak ada berdasarkan
pemboran awal /Pemboran Goemin namun setelah
dilakukan pemboran ulang ternyata pihak mining
menemukan nilai Ni dengan kadar yang sangat tinggi
sehingga pihak mining menjadikan pemboran inpit sebagai
acuan dalam produksi.

300
Gambar 12. Bentuk Blok Model Ore pada Front X
Gambar 14. Bentuk Blok Model Medium Grade pada
4.3.1 Blok Model Waste dan Low Grade Front X

Pada gambar 13 dilihat bentuk blok model waste dan low 4.3.3 Blok Model High Grade
grade. Blok model waste dan low grade akan digunakan
untuk proses reklamasi atau penimbunan dengan kadar rata Bentuk penyebaran blok model high grade dapat dilihat
rata untuk waste Ni = 1 dan untuk nilai kadar low grade Ni pada gambar 15. Ukuran blok model yang digunakan adalah
> 1.3 % sampai <1.5 % pada waste dan low grade sesuai sebesar 1 meter x 1 meter x 1 meter ini berfungsi semua data
gambar 44. Nilai kadar Ni yang dimiliki sangat rendah yang ada pada area Front X dapat dibaca dengan lebih teliti
namun nilai Fe yang dimiliki sangat tinggi namun PT dan lebih baik lagi. Nilai high grade bersifat tersebar dan
ANTAM Tbk. UBPN Sultra tidak melakukan pengolahan dilambangkan dengan warna kuning. Kadungan high grade
pada waste dan low grade cukup memanfaakan sebagai yang bersifat tersebar dapat terjadi karena pengaruh
penutup untuk reklamasi. pengendapan dan pelapukan yang terjadi di pengaruhi oleh
waktu dan suhu.

Gambar 13. Bentuk Blok Model Ore pada Front X

4.3.2 Blok Model Medium Grade Gambar 15. Bentuk Blok Model High Grade pada Front
X
Blok model dengan nilai kadar Ni >1.5 % sampai <1.8 %
disebut sebagai medium grade atau jenis ore yang biasanya 4.3.4 Konsep Metode Learch Grossmann
digunakan untuk memblending ore sesuai dengan
gambar 14. Agar kadarnya sesuai permintaan pasar dan juga Perhitungan dimensi Lerchs Grossmann algoritma pada
sebagai ore yang langsung dapat di ekpor. Pada medium intinya adalah penjumlahan antara biaya dan pendapatan
grade dapat ditemukan pada elevasi 144 sampai elevasi 162. secara kumulatif di dalam pit limit. Semua parameter
Nilai yang terdapat pada medium grade. geometri Nikel Laterit dan material penutup dikonversi ke
dalam bentuk finansial (uang), biaya dinilai dengan negatif
sedangkan pendapatan dinilai dengan positif.
Metode yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Langkah pertama adalah menjadikan model geologi /
bahan galian dalam blok-blok kecil, dimana blok- blok

301
tersebut berisi volume bahan galian atau material Seperti yang terdapat pada lampiran 9 hal ini bertujuan
penutup dapat dilihat pada gambar 16. untuk mencari jalur batas pit limit dan nilai
penambangan yang positif. Seperti pada tabel 3 sebagai
sampel dalam pengolahan. Hal ini berfungsi untuk
melihat batsan penambangan dan nilai yang memiliki
kadar rendah agar dapat dengan mudah menentukan
arah dari setiap nilai blok

Tabel 3. Nilai Penjumlahan NPV Berdardasrkan Kadar

Gambar 16. Section blok model Nikel laterit Front X

4.3.5 Desain Pit Berdasarkan Metode Learch


Pada tabel 1. Dapat dilihat bentuk sampel hasil nilai kadar
Grossmann
yang telah diperoleh dari hasil pengolahan blok model.
Nilai kadar seluruh blok model yang terdapat pada blok Berdasarkan hasil pemodelan dan perhitungan dari Metode
model Front X. Learch Grossmann maka dapat direncanakan bentuk pit
yang lebih optimal dan sesuai dengan harga penambangan
Tabel 1. Sampel Nilai Kadar Berdasarkan Blok Model yang lebih ekonomis. Pada tahun pertama penambangan
hanya dilakukan untuk mengupas overbourden sesuai pada
gambar 17. Proses pembuatan blok model sesuai dengan
letak kadar yang ekonomis berdasarkan nilai koordinat pada
kadar tersebut yang di hubungkan satu sama lain sehingga
memperoleh desain pit yang maksimal.
1. Tahun pertama yaitu penambangan nilai overbourden
dengan lubang bukaan yang jauh lebih luas dan bentuk
bench yang lebih rapi. Pada gambar 17 akan masih
2. Hitung lah nilai biaya pada masing masing blok dengan belum terlihat ore yang tertambang hal ini karna dasar
nilai NPV berdasarkan harga komunitas, biaya pit masih berada pas di permukaan.
penambangan, dan biaya pengolahan pada nilai low
grade dan high grade. Nilai low grade ditandai dengan
nilai minus dan high grade ditandai dengan nilai negatif

Tabel 2. Sampel Nilai NPV Berdasarkan Kadar Setiap


Blok.

Gambar 17. Desain Pit pada Tahun Pertama

2. Pada tahun kedua lapisan yang telah diambil adalah


lapisan pada elevasi 158 mdpl sampai 155 mdpl dengan
nilai yang paling utama adalah nilai medium grade
dengan kadar rata-rata >1.5% sesuai dengan gambar 18.
3. Lakukan penjumlah pada nilai NPV dengan
menggunakan rumus :

………………….......................(1)

302
sebesar 1.76% bentuk desain pit dari pengalian pada
tahun keempat dapat dilihat pada gambar 21.

Gambar 18. Desain Pit pada Tahun Kedua


Gambar 21. Desain Pit pada Tahun Kelima
3. Pada tahun ketiga pengalian berdasarkan Metode
Learch Grossmann dilakukan pada elevasi 155 mdpl
sampai 152 mdpl dengan total ore yang akan digali 6. Pada tahun keenam pengalian berdasarkan Metode
adalah sebesar 1.344.775 ton dengan nilai Ni rata rata Learch Grossmann dilakukan pada elevasi 147 mdpl
sebesar 1.67 % bentukdesain pit dari pengalian pada sampai 143 mdpl dengan total ore yang akan digali
tahun ketiga dapat dilihat pada gambar 19. adalah sebesar 779.029 ton dengan nilai Ni rata rata
sebesar 1.78% bentuk desain pit dari pengalian pada
tahun keempat dapat dilihat pada gambar 22.

Gambar 19. Desain Pit pada Tahun Ketiga

4. Pada tahun keempat pengalian berdasarkan Metode Gambar 22. Desain Pit pada Tahun Keenam
Learch Grossmann dilakukan pada elevasi 152 mdpl
sampai 150 mdpl dengan total ore yang akan digali 7. Pada tahun ketujuh pengalian berdasarkan Metode
adalah sebesar 894.640 ton dengan nilai Ni rata rata Learch Grossmann dilakukan pada elevasi 143 mdpl
sebesar 1.62% bentuk desain pit dari pengalian pada sampai 141 mdpl dengan total ore yang akan digali
tahun keempat dapat dilihat pada gambar 20 adalah sebesar 320.718 ton dengan nilai Ni rata rata
sebesar 1.78% bentuk desain pit dari pengalian pada
tahun keempat dapat dilihat pada gambar 23.

Gambar 20. Desain Pit pada Tahun Keempat


Gambar 23. Desain Pit pada Tahun Ketujuh
5. Pada tahun kelima pengalian berdasarkan Metode 4.3.6 Perhitungan Nilai NPM (Net Profit Margin)
Learch Grossmann dilakukan pada elevasi 150 mdpl Desain Pit Metode Learch Grossmann.
sampai 147 mdpl dengan total ore yang akan digali
adalah sebesar 1.037.034 ton dengan nilai Ni rata rata Net Profit Margin (NPM) adalah perbandingan total jumlah
laba bersih dengan total pendapatan perusahaan. Net profit

303
juga digunakan untuk mengukur seberapa efisien nilai dari
rancangan pit berdasarkan metode Learch Grossmann Net Profit Margin = (Net Profit/Net Sales) x 100%
dengan membandingkan harga laba bersih dengan total Net Profit Margin =($ 8.586.441.498/$ 79.599.024.000) x
penjulan. Berdasarkan nilai NPM dapat dilihat presentasi 100%
dari pengolahan desain pit yang lebih optimum berikut Net Profit Margin =37.269%
rumusnya:
Tabel 7. Perhitungan Nilai Net Profit Margin (NPM) untuk
Net Profit Margin = (Net Profit/Net Sales) x 100%……(2) HGSO
No Deskripsi Nilai Satuan
Pada desain pit dengan metode Learch Grossmaan
dapat dihitung Net Profit Margin (NPM) dengan 1 Harga Total Nikel HGSO 79.599.024.000 $
memperhatikan biaya-biaya. Perhitungan nilai NPM dapat 2 Harga Pengolahan HGSO 15.515.064.000 $
dilihat pada tabel 5 sebagai beriku: 3 Harga Penambangan HGSO 14.597.651.520 $
Tabel 4. Biaya- Biaya Untuk Nikel Laterit
No Deskripsi Nilai Satua 4 Nilai Setelah Pajak 19.899.756.000 $
n 5 Laba Bersih 29.586.552.480 $
1 Harga HGSO 11.800 $/dwt 6 Net Profit Margin (NPM) 37.16949153 %
Komonitas Nikel Laterit
2 Harga LGSO 8.000 $/dwt
Pengolahan data untuk tabel 5. Juga memperhatikan
Komonitas Nikel Laterit
jumlah alat yang digunakan pada Front X. Nilai Net Profit
3 Jumlah Nikel HGSO 6.745.680 Ton
Margin (NPM) juga memperhatikan nilai pengolahan yang
4 Jumlah Nikel LGSO 45.198 Ton diasumsikan setiap ton HGSO adalah $ 2.300. Pada Nikel
5 Harga Pengolahan 2.300 $/ton yang tergolong HGSO dengan metode Learch Grossmaan
HGSO didapat sebesar 37,16%. Untuk nilai Net Profit Margin
6 Harga Pengolahan 1.200 $/ton (NPM) LGSO dapat dilihat pada tabel 8.
LGSO
7 Harga Penambangan 2.164 $/ton Tabel 8. Perhitungan Nilai Net Profit Margin (NPM) untuk
HGSO LGSO
8 Harga Penambangan 4.200 $/ton No Deskripsi Nilai Satuan
LGSO 1 Harga Total Nikel LGSO 361.584.000 $
9 Pajak 25 %
(Sumber : PT ANTAM Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara) 2 Harga Pengolahan LGSO 54.237.600 $
3 Harga Penambangan LGSO 189.831.600 $
Berdasarkan tabel 4 tersebut dapat dicari harga jual yang 4 Nilai Setelah Pajak 90.396.000 $
sesuai dengan komunitas dan dihitung untuk setiap nilai Net
Profit Margin (NPM) pada HGSO dan berdasarkan tabel 5 5 Laba Bersih 27.118.800 $
berikut ini: 6 NPM 7.5 %
Tabel 5. Perhitungan Nilai Harga HGSO
Nilai Net Profit Margin (NPM) pada Nikel Laterit
LGSO adalah 7,5 % dengan besar laba bersih yaitu $
27.118.800. biaya penambanga LGSO jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai penambangan HGSO hal ini
karena ada dua zona yang harus dibongkar yaitu top soil dan
limonit yang tergolong sebagai waste sehingga mebutuhkan
biaya ektra untuk pengaliannya.
Hasil pengolahan data dapat dicari nilai laba bersih
dengan mengurangkan seluruh biaya yang dipakai dengan 5. Kesimpulan
pendapat total yang didapat.
5.1 Kesimpulan
Laba bersih = Harga total HGSO-Harga pengolahan-
Harga Penambangan – Nilai setelah 1. Analisis Kadar dilakukan sesuai dengan harga
Pajak………………………………..(3) komonitas saat ini yaitu 11.800 $/dwt dan
memperhitungkan bentuk penyebaran kadar yang
Laba bersih = $23.100.777.400 - $ 4.502.693.900 - terdapat didalam Front X baik LGSO maupun HGSO.
$ 4.236.447.652- $ 5.775.194.350 2. Berdasarkan perhitungan NPM yang ditentukan harga
Laba Bersih = $ 8.586.441.498 dari setiap blok, dengan patokan utama adalah nilai
kadar HGSO dan LGSO sehingga dapat menentukan
Berdasarkan laba bersih dapat dicari nilai Net Profit nilai blok yang ekonomis dan optimal dalam proses
Margin (NPM). Dengan nilai laba bersih dibagi total harga penambangan.
HGSO.

304
3. Berdasarkan Metode Learch Grossmann rancangan pit [7] Read , John. (2009).” National Library of Australia
dibuat berdasarkan nilai kadar yang ekonomis dalam Cataloguing”. National Library of Australia
section blok model sehingga menghasilkan Cataloguing. Australia.
penambangan yang lebih optimum dengan bentuk [8] Nasional, T. P. S. T. T. Penentuan Pit Limit
gambaran pit yang lebih rapi dan dengan bukaan pit Penambangan Batubara Dengan Metode Lerchs-
yang tidak terlalu besar sehingga tidak terlalu banyak Grossmann Menggunakan 3DMine Software.
waste yang diambil. [9] Gusman, M., & Octova, A. (2018). Estimasi Cadangan
4. Berdasarkan total ore yang dapat digali dengan Metode Insitu Melalui Kegiatan Inpit Drill Pada Bukit Everest,
Learch Grossmann maka nilai NPM HGSO sebesar Cherokee, dan Strada Di Pt Antam (Persero) Tbk
37,16% dan LGSO sebesar 7,5% jauh lebih UBPN SULTRA. Bina Tambang, 3(2), 722-735.
menguntungkan dibandingkan pit berdasarkan kadar. [10] Sahrul,dkk. (2017). Rancangan Tahapan (Pushback)
5. Rancangan Pit menggunakan Metode Learch Penambangan Endapan Bijih Nikel Pada PT Hengjaya
Grossmaan agak berbeda dari segi pengambilan ore Mineralindo (Hm) Kecamatan Bungku Pesisir
dengan rancangan berdasarkan kadar namun memiliki Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah.
nilai laba bersih yang jauh lebih tinggi dibandingkan Kolaka.Teknik Pertambangan Universitas
rancangan berdasarkan kadar Sembilanbelas November.
[11] Geomag. (2013). “Nikel, Komoditas Logam Strategi”.
5.2 Saran Jurnal Geologi (online),
http://geomagz.geologi.esdm.go.id/nikel-komoditas-
1. Melakukan perencanaan ada banyak faktor yang di logam-strategis/,
perhitungkan termasuk nilai ekonomis dengan
memperhatikan nilai ekonomis tersebut dapat
menghemat cost dalam pengambilan material tidak
dipakai atau tidak harus diperhitungkan.
2. Perhitungan berdasarkan nilai kadar memang hal yang
penting namun melihat nilai ekonomi dan keuntungan
akan membuat rancangan pit semakin optimal dan akan
mempengaruhi dari keuntungan yang didapat sehingga
yang akan ditambang pun tidak terlalu mengambil
waste.
3. Metode Learch Grossman memiliki keuntungan yang
jauh lebih besar dibandingkan rancangan berdasarkan
kadar sehingga akan menjadi metode baru bagi
perusahaan untuk melakukan penambangan dengan
hasil yang lebih besar dibandingkan berdasarkan nilai
kadar.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Ahmad, W. and Caenzo. (2014). Geologi Nikel Latreri
Berdasarkan Zona Penyebaran. PT Vale Indonesia.
Sulawesi Tenggara.
[2] Akbari, A. D., OSANLOU, M., & Shirazi, M. A.
(2008). Determination of ultimate pit limits in open
mines using real option approach.
[3] Hustrulid, ddk. (2007). “Open Pit Mine Planning &
Design (3nd Edition)”. London: Taylor and Francis
Fundamental
[4] Antam.(2013).“Penambangan Bijih Nikel”.
http://www.antam.com/ 8 Mei 2018.
[5] Rahmalina, A. I. Y. (2014). Perencanaan Penambangan
Jangka Menengah (Quarterly Plan) Nikel Laterit pada
Pit A, B, dan C PT. Gane Permai Sentosa Harita Nickel
Pulau Obi Maluku Utara. Skripsi. Universitas Negeri
Padang.
[6] Annels, A. E. (2012). Mineral deposit evaluation: a
practical approach. Springer Science & Business
Media.

305

S-ar putea să vă placă și