Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua
orang
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini
komunitas
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu terjalin
kerjasama yang baik
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat mendukung
maupun mengahambat
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka
dapat dkembangkan falsafah keprawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan
komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan
pelayanan yang memberikan perhatian etrhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-
kultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan prioritas pada
strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
2.3.1 Individu
2.3.2 Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga,
anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga
karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling
tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggotat keluarga
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap
anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
a. Panti wredha
b. Panti asuhan
c. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
d. Penitipan balita
2.3.4 Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai
satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.
Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung
dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota
masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,
kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita Kusta, patah
tulang mapun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya
TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin
dilakukan oleh perawat
2.8.1 Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam mengkaji
masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
adalah:
1) Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui
wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan instrumen
pengumpulan data dalam menghimpun informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor
lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC.
Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi demografi; populasi;
nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan.
Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik; pendidikan; keamanan dan
transportasi; politik dan pemerintahan; pelayanan kesehatan dan sosial;
komunikasi; ekonomi dan rekreasi.
Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif
dalam langkah-langkah selanjutnya.
2) Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan
disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data memerlukan
pemikiran yang kritis.
Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor
yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas.
Selanjutnya dirumuskan maslah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke
(1987) maslah tersebut terdiri dari:
2.8.2 Perencanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah
kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat adalah:
1) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait
2) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatannya
3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat
2.8.4 Penilaian/Evaluasi
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Pengertian
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan
nyamuk aedes aegypti (betina) (Christian Effendy. Skp,1995)
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri dengan
manifestasi pendarahan, dan bertendesi mengakibatkan renjatan yang dapat menyababkan
kematian. (Kapaita Selekta)
3.2. Etiologi
Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus Dengue sejenis virus Arovirus.
(Suriadi, Skp dan Rita Yuliani, Skp, 2002: 57)
Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue yaitu virus Dengue yang tergolong
dalam famili flaviviridae dan dikenal ada 4 serotipe di Indonesia, yaitu DEN-1, DEN-2,
DEN-3, dan DEN-4. (Hendarwanto,1996)
3.3. Patofisiologi
Virus masuk kedalam tubuh penderita adalah viremia yang mengakibatkan
penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh,
ruam atau bintik-bintik merah pada kulit(petekie), hiperemi tenggorokan dan hal lain yang
mungkin terjadi seperti pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran
limpa(spenomengali)
Peningkatan permeabilitas kapiler mengakibatkan berkutangnya volume plasma,
terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan
Hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit 20 %) menunjukkan adanya kebocoran
plasma leakage sehinnga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan
intravena
Renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan,
metabolik asidosis, dan kematian (Christian Effendy,1995)
3.4. Tanda dan Gejala
Demam tinggi selama 2-7 hari
Pendarahan pada kulit( petekie, ekimosis, hematom)
Pendarahan lain efitaksis, hematemesis, hematuri, dan melana
Keluhan pada saluran pencernaan, mual, muntah, tak ada nafsu makan (anoreksia),
diare, konstipasi
Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, takanan darah menurun,
gelisah capillary refiul lebih dari 2 detik, nadi cepat dan lemah( christantie effendy,
1995)
Adapun klasifikasi Demam Berdarah Dengue( WHO,1997) :
Derajat I : Demam dengan uji bendung positif
Drajat II : Derajat 1 disertai pendarahan spontan di kulit atau pendarahan lain
Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan
nadi menurun ( < 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulilt dingin, lembab
dan pasien menjadi gellisah
Derajat IV : Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat
diukur
3.5. Penatalaksanaan Terapeutik
Tirah baring
Diet makan lunak
Minum banyak ( 2-2,5 liter/ 24 jam)
Pemberian cairan intra vena
Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam ( suhu,nadi,tensi, pernafasan)
Periksa HB, HT, dan tromosit setiap hari
Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminofen, eukini, atau dipiron
juga pemberian kompres dingin
Pemberian obat antibiotik bila trdapat infeksi sekunder( kolaborasi dengan tim dokter)
Monitor tanda-tanda dini renjatan meliputi keadaan umum dan hasil-hasil pemeriksaan
laboratorium yang memburuk
3.6. Pencegahan
Prinsip yang tepat dalam pencegahan DHF ialah sebagai berikut :
1. Memanfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat pengaruh alamiah dengan
melaksanakan pemberantasan vektor pada saat sedikit terdapatnya kasus DHF.
2. Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan kepadatan vektor pada tingkat
sangat rendah untuk memberikan kesempatan penderita viremia sembuh secara
spontan.
3. Mengusahakan pemberantasan vektor di pusat daerah penyebaran yaitu di sekolah,
rumah sakit termasuk pula daerah penyangga sekitarnya.
4. Mengusahakan pemberantasan vektor di semua daerah berpotensi penularan tinggi.
Ada 2 macam pemberantasan vektor antara lain :
a. Menggunakan insektisida. Yang lazim digunakan dalam program pemberantasan
demam berdarah dengue adalah malathion untuk membunuh nyamuk dewasa dan
temephos (abate) untuk membunuh jentik (larvasida). Cara penggunaan malathion ialah
dengan pengasapan atau pengabutan. Cara penggunaan temephos (abate) ialah dengan
pasir abate ke dalam sarang-sarang nyamuk aedes yaitu bejana tempat penampungan air
bersih, dosis yang digunakan ialah 1 ppm atau 1 gram abate SG 1 % per 10 liter air.
b. Tanpa insektisida Caranya adalah :
1) Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air minimal 1 x
seminggu (perkembangan telur nyamuk lamanya 7–10 hari).
2) Menutup tempat penampungan air rapat-rapat.
3) Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah dan benda lain yang
memungkinkan nyamuk bersarang.
3.7. Perawatan Kesehatan Keluarga
1. Pengartian
Perawatan kesehatan keluarga menurut Salivicin G. Balion dan Aracelis Maglaya
(1978): Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang ditujukan atau di pusatkan pada keluargasebagai unit atau suatu kesatuan yang
dirawat dengan sehat sebagai tujuan dan melalui perawatan sebagai ssaran. Perawatan
kesehatan keluarga adalah suatu perawatan esensial yang berdasarkan kemanusiaan
atau cinta kasih untuk mempertahankan kesejah teraaan keluarga dari masing-masing
anggota keluarga.
2. Definisi Keluarga
Keluraga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Depkes RI 1988)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan dan pengangkatan dan mereka hidup dalam satu
rumah tangga berinteraksi satu sama lain didalam perananya masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
3. Tujuan Keperawatan Kesehatan Keluarga
Tujuan Umum
Tujuan Khusus :
Perawatan kesehtan keluarga adalah semua anggota keluarga baik yang sehat
mauun yn sakit serta lingkungan.
4. Alasan Keluarga Sebagai Unit Pelayanan Kesehatan
1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut
kehidupan masyarakat
2. keluarga sebagai suatu kelompok masyarakat yang dapat menimbulkan, mencegah,
menggambakan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam keluarga
3. masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apa bila salah satu anggota
keluarga mempunyi masalah kesehatan dan berpengaruh terhadap anggota
keluarganya lain
4. dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu, klien keluarga
tetap berperan sebagai pengambil keputusan
5. keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbgai upaya
kesehatan masyarakat
Tugas-tugas keluarga :
22
KK :
NO N A M A UMUR JK AG PD PK HUB TB BB
1. Tn.”P” 26 L islam SLTA buruh suami 160 55
Keterangan :
JK : Jenis kelamin
L : Laki-laki
P : Perempuan
AG : Agama
PD : Tingkat pendidikan terakhir yang telah dilulusi
PK : Jenis pekerjaan atau mata pencaharian utama yang ditekuni saat ini
BB :Berat Badan ditulis dalam ukuran kg (kilogram)
TB :Tinggi Badan ditulis dalam ukuran cm (centimeter)
Makanan pokok keluarga ini adalah nasi putih dengan frekuensi makan 3-4 hari sehari. Menu
makanan setiap hari. Menu makanan setiap hari bervariasi yaitu sayur, lauk pauk, kebiasaan
makan protein hewani 1-2 kali seminggu, sedangkan makanan protein nabati dan sayuran
terpenuhi setiap hari jenisnya bervariasi sesuai selera.
b. Pola istirahat Keluarga
Kebiasaan tidur keluarga tidak teratur, keluarga jarang tidur siang, kebiasaan tidur keluarga
An”A “ pada malam hari sekitar 21.00 Wib.
Keluarga jarang melakukan rekreasi, karena keterbatasan ekonomi dan juga dianggap tidak
begitu penting oleh keluarga An”A “
d. Kebersihan Diri
Kebiasaan keluarga An”A “ mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun mandi, pasta dan
sikat gigi, memakai handuk, sedangkan mencuci rambut tidak tentu. Kebiasaan mengganti
pakaian 2 kali sehari, keadaan kuku bersih.
a. Dalam rumah keluarga An”A “ yang menderita Demam Berdarah Dengue dan dalam
anggota keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit serupa seperti An”A “ saat ini.
b. Pada keluarga An”A “ jika ada keluarga yang sakit, kebiasaan keluarga ini langsung
dibawa ke puskesmas terdekat.
a. Perumahan
Rumah yang di tempati oleh keluarga An”A “ adalah rumah milik sendiri, semi permanen yang
berukuran 6 x 10 m2.
Dimana keadaan ventilasi kurang baik, lantai semen, mempunyai 1 kamar mandi, 2 kamar tidur,
1 ruang tamu, 1 ruang dapur. Penerangan dari listrik PLN, penataan ruangan dan kebersihan
rumah keluarga An”A“ kurang, kasur dirumah kadang-kadang saja di jemur, pakaian rumah
bergantungan di sembarangan tempat.
Sumber air minum keluarga diperoleh dari PAM, yang juga digunakan untuk mandi,
mencuci pakaian, BAB/BAK. Bak penampungan air minum, air untuk mencuci pakaian tersebut
jarang dibersihkan ataupun dikuras.
Keluarga An”A “membuang air limbah keluarga melalui selokan kemudian dialirkan disuatu
lobang tempat limbah yang dibuat sendiri oleh An”A “
Tempat pembuangan sampah keluarga An”A “ yaitu sampah dibuang pada tempatnya yang tidak
jauh dari rumah dan sampah jarang dibakar, sehingga pada musim penghujan barang-barang
bekas yang dapat menampung air tersebut menjadi tempat bagi nyamuk untuk berkembang biak.
f. Fasilitas Kesehatan
Bila ada anggota keluarga yang sakit keluarga An”A “ sering ke puskesmas yang jaraknya dekat
dengan rumah
a. Imunisasi
a. Penghasilan
b. Pendidikan
Anggota keluarga berpendidikan sebatas SMA dan tidak melanjutkan keperguruan tinggi
dikarenakan keterbatasan biaya.
1 An”A“ menderita
- Tidak/
DBD kurang
dengansehat
panas yang - tinggi
Penyakitsecara
DBD pada An”A“
mendadak, menggigil, pegal-
pegal seluruh tubuh, adanya ruam
atau bintik-bintik merah pada
kulit ( petecia)
2. Penjajakan II
No Data Masalah Keperawata
C. Prioritas Masalah
Keluarga mampu
membersihkan
2 Kemungkinan masalah 2/2 x 2 2 rumah, menjemur
dapat diubah kasur setiap hari,
Keluarga mampu
membersihkan
rumah, menjemur
kasur setipa hari,
3 Pontesial masalah dapat 3/3 x 1 1
sampah dibakar,
dicegah
menambah ventilasi
- Timggi dirumah, jika
keluarga diberi
pengertian
Keluarga
membiarkan keadaan
rumah kotor, kasur
sehari-hari tidak
dijemur, sampah
Total 3 2/3
3. Pontensial terjadinya penularan penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain.
Menonjolnya Masalah
4 0/2 x 1 0
Keluarga belum
- Masalah tidak dirasakan
mengerti
pentingnya
pencegahan
penularan penyakit
Demam Berdarah
Dengue
Skore : 4 1/3
Pontensial terjadinya penularan penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain
kore : 3 2/3
N PERENCANAAN
O. Masalah Diagnosa Sasaran Tujuan Kriteria Standar Rencana
kesehatan keperawatan keperawatan
1 15 september
2013
2 17 september
2013
18. Resiko tinggi peningkatan angka kejadian penyakit Demam Berdarah b.d Lingkungan yang
kurang memadai
19. Resiko terjadinya penyakit infeksi akibat lingkungan yang kurang sehat (Diare, DBD) pada
masyarakat di RT 12,13,14 dan 15 b.d pemeliharaan lingkungan yang tidak adekuat
20. Resiko terjadinya penyakit ( DBD ) pada anggota keluarga Tn kadir sehubungan dengan
lingkungan rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
21. Potensial peningkatan pencegahan penyakit infeksi pada masyarakat di RT 12,13,14 dan 15
b.d Meningkatnya pengetahuan tentang kesehatan lingkungan
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan pada bab sebelumnya maka dapat kami simpulkan
sebagai berikut :
Masalah keperawatan komunitas yang muncul pada keluarga An “A”
5.2 SARAN
Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka disarankan untuk :
1. Masyarakat
Peran serta dari keluarga dan masyarakat, ditingkatkan terus dalam berbagai kegiatan dibidang
kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin. Antara lain warga
aktif mengadakan kerja bakti bersih lingkungan agar tidak menjadi sarang nyamuk
2. Puskesmas dan Kelurahan
Diharapkan adanya bantuan dana dan prasarana, serta supervisi dari pihak puskesmas dan
kelurahan yang berkesinambungan untuk memantau kegiatan kesehatan yang dilakukan oleh
warga