Sunteți pe pagina 1din 24

PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN

PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur


Indonesia yang Terdaftar di BEI Periode 2016-2018) 1

PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, LEVERAGE,


UKURAN PERUSAHAAN, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi pada Perusahaan Manufaktur Indonesia yang Terdaftar di BEI Periode 2016-2018)

Vincent Jayaputra1)
Universitas Multimedia Nusantara
vincent.jaya@student.umn.ac.id

Stefanus Ariyanto2)
Universitas Multimedia Nusantara
stefanus.ariyanto@umn.ac.id

Abstract

The purpose of this research is to obtain empirical evidence about the effect of liquidity (CR),
profitability (ROA), leverage (DER), firm size, and sales growth towards firm value (PBV).
Firm value is very important because it reflects on the company’s performance that can affect
on investor’s perception towards the company.

The sample of this research was selected by using purposive sampling method and
with secondary data which was analyzed by using multiple regression method. There were 31
manufacturer firms as samples that have been simultaneously registered in BEI since 2016 –
2018, used Rupiah as currency, published financial statements, had an sales growth, had
income, and didn’t execute a share split.

The result of this research are (1) liquidity do not have a positive effect towards firm
value, (2) profitability have a positive effect towards firm value, (3) leverage do not have a
negative effect towards firm value, (4) firm size have a positive effect towards firm value, (5)
sales growth do not have a positive effect towards firm value (6) liquidity (CR), profitability
(ROA), leverage (DER), firm size, and sales growth simultaneously have a significant effect
towards firm value (PBV).

Keywords: firm value (PBV), liquidity (CR), profitability (ROA), leverage (DER), firm size,
sales growth.
2 Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto

I. Pendahuluan
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,17% pada tahun 2018
dan angka pertumbuhan ini adalah angka pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak 2014. Pada
tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada angka 5,02%, pada tahun 2015
pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan sehingga berada pada angka
pertumbuhan 4,88%, pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali meningkat
pada angka 5,03%, pada tahun 2017 angka pertumbuhan meningkat pada persentase 5,07%
dan pada tahun 2018 angka pertumbuhan Indonesia kembali meningkat pada angka 5,17%.
Sumber pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2018 adalah industri pengolahan
yakni sebesar 0,91%, kemudian disusul sektor perdagangan sebesar 0,66%, konstruksi 0,61%,
dan pertanian sebesar 0,49% (Sekretariat Kabinet Republik Indonesia).
Industri pengolahan dibagi menjadi industri migas dan industri non migas
(manufaktur), industri manufaktur memang memiliki peran penting dalam perekonomian
nasional. Berdasarkan “International Yearbook of Industrial Statistic 2018” yang diterbitkan
oleh United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), Indonesia berhasil
masuk 10 besar dunia sebagai negara industri yang bernilai tambah tinggi (Kemenperin,
2019).
Angka real PDB nasional tercatat sebesar 14,84 ribu triliun yang dimana industri
pengolahan non migas (manufaktur) pada tahun 2018 memberikan kontribusi besar terhadap
PDB sebesar 17,63%, sementara itu industri pengolahan migas hanya memberikan kontribusi
sebesar 2,24%. Nilai PDB industri pengolahan non migas juga mengalami peningkatan dalam
periode 2015-2018 dari 2.098,1 triliun menjadi 2.615,2 triliun.
industri pengolahan (manufaktur) nasional menjadi penopang perekonomian
nasional. Hal tersebut menarik minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan
manufaktur, investor dapat mengunakan nilai perusahaan sebagai indikator dalam
pengambilan keputusan. Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja
perusahaan yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan (Dewi et al.,
2014).
Seperti pada kasus PT Tiga Pilar Corpora, pendiri AISA, hilang dari laporan
kepemilikan efek 5% atau lebih yang dirilis Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Hilangnya nama tersebut menimbulkan spekulasi, kepemilikannya turun hingga di bawah 5%
atau bahkan hilang sama sekali dari daftar pemegang saham. Kemungkinan lain adalah saham
tersebut dijual Sebelumnya, nama Tiga Pilar Corpora berkurang jumlah dan porsi
kepemilikannya hampir setiap bulan secara berturut-turut sebagai pemegang saham AISA,
sekurangnya mulai Desember 2017. Pada akhir tahun lalu, posisi Tiga Pilar Corpora di AISA
masih 708 juta (22,02%). Pada Januari hingga Maret 2018, kepemilikan Tiga Pilar Corpora
pada AISA turun meskipun tidak drastis. Kepemilikannya lalu sempat bertahan pada April
2018 dari posisi Maret 2018, tetapi kemudian turun lagi menjadi 383 juta saham (11,91%)
pada Mei. Pada Juni, kepemilikannya tergerus tinggal separuh posisi Mei, tepatnya 169 juta
(5,28%) dari total saham beredar TPS Food (CNBC Indonesia, 2018). Sedangkan, per 31
Desember 2016 AISA masih mencetak laba bersih senilai Rp 581 miliar Sedangkan akhir
tahun 2017, AISA mencetak rugi sebesar Rp 565 miliar. AISA juga memiliki ancaman gagal
bayar utang, ada dua pembayaran bunga surat utang AISA yang jatuh tempo. Pertama adalah
pembayaran bunga atas Obligasi TPS Food I/2013 senilai Rp30,75 miliar. Kedua adalah
pembayaran fee ijarah atas Sukuk Ijarah TPS Food I/2013 senilai Rp15,37 miliar. Total,
AISA harus membayar bunga utang senilai Rp46,12 miliar. Sekretaris Perusahaan AISA,
Ricky Tjie, mengatakan penundaan pembayaran bunga disebabkan karena belum adanya
kesiapan dana (Bareksa, 2018). Berdasarkan kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa, kinerja

Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year


3 Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto

perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk yang menurun akibat pemberhentian kegiatan
operasional yang disebabkan kasus hukum kecurangan beras dan kerugian yang dialaminya
beserta dengan ancaman tidak mampu membayar bunga utang mengakibatkan kurangnya
minat PT Tiga Pilar Corpora sebagai pemegang saham dan investor saham AISA untuk
melakukan investasi pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Hal ini menyebabkan PT Tiga
Pilar Corpora untuk melakukan aksi pelepasan saham yang mengakibatkan harga saham
AISA anjlok 89,5 persen dari titik tertingginya Rp1.605 pada 20 Juli 2017 menjadi Rp168 per
saham pada penutupan 4 Juli 218 (Bareksa, 2018). dan penurunan harga saham ini diikuti
dengan price to book value (PBV) yang turun dari 2017 sebesar 1,58 menjadi 0,35 tahun 2018
(Factbook, 2018).
Tujuan perusahaan mengoptimalkan nilai perusahaan untuk memberikan keyakinan
terhadap para investor bahwa perusahaan mempunyai prospek kedepannya yang bagus.
Karena prospek perusahaan yang bagus para investor semakin yakin terhadap perusahaan,
sehingga membuat investor tetap menempatkan dana yang mereka miliki di perusahaan
tersebut dan perusahaan dapat terus mengumpulkan dana dari investor. Perusahaan dapat
meyakinkan investor dengan cara mengolah dana diberikan dengan baik melalui aset atau
ekuitas yang dimiliki. Pengelolahan aset perusahaan yang maksimal dalam kegiatan
operasionalnya dapat meningkatkan laba yang dihasilkan perusahaan tiap tahunnya.
Meningkatnya laba yang dihasilkan perusahaan, dapat meningkatkan kepercayaan investor
bahwa dana yang diinvestasikan dapat dikelola dengan baik oleh perusahaan melalui aset
yang dimiliki perusahaan dan tentunya dapat memenuhi harapan investor yaitu return yang
tinggi baik berupa capital gain atau dividen. Tinggi atau rendahnya return saham suatu
perusahaan mempengaruhi minat investor untuk menanamkan modalnya di dalam perusahaan
tersebut .
Menurut Weygandt, et al., (2015), “a dividend is a corporation of cash or share to its
shareholders on a pro rata (proportional to ownership) basis” yang berarti bahwa dividen
adalah pendistribusian cash atau saham (stock) kepada pemegang saham berdasarkan
proporsi kepemilikan. Dividen memiliki empat bentuk yaitu: cash, properti, scrip (surat
perjanjian untuk membayar cash) atau saham. Terdapat dua bentuk pembagian dividen yaitu
cash dividend (dividen tunai) dan share dividend (dividen saham). Cash dividend adalah
pembagian dividen kepada pemegang saham secara cash/tunai berdasarkan proporsi
kepemilikan. Sedangkan share dividend adalah pembagian dividen berupa saham perusahaan
berdasarkan proporsi kepemilikan.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas pasal 70 ayat 1 menyatakan bahwa: (1) perseroan wajib menyisihkan
jumlah tertentu dari laba bersih setiap tahun buku untuk cadangan. Pada pasal 71 ayat (2) dan
(3) menyatakan bahwa: (2) seluruh laba bersih setelah dikurangi penyisihan untuk cadangan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 70 ayat (1) dibagikan kepada pemegang saham sebagai
dividen, kecuali ditentukan lain dalam RUPS. (3) dividen sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) hanya boleh dibagikan apabila perseroan mempunyai saldo laba positif.
Terdapat tiga tanggal penting yang berhubungan dengan dividen menurut Weygandt,
et al.,(2015), yaitu: (1) tanggal pengumuman (the declaration date), (2) tanggal pencatatan
(the record date), (3) tanggal pembagian (the payment date). Pada tanggal pengumuman,
direktur secara formal mengumumkan dividen tunai dan memberitahukan kepada pemegang
saham. Pada tanggal pencatatan, perusahaan menentukan kepemilikan dari saham beredar
yang bertujuan untuk pembagian dividen. Pada tanggal pembagian, perusahaan membayar
dividen tunai kepada pemegang saham yang tercatat dan catatan pembayaran atas pembagian
dari dividen tersebut.
Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur menggunakan rasio Price to Book
Value, yaitu dengan membandingkan harga pasar saham per lembar saham dengan nilai
Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year
4 Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto

buku per lembar saham (Subramanyam, 2014). Nilai buku dihitung dengan membagi total
ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham beredar (Kieso, 2015). Harga saham tersebut
terbentuk dari permintaan dan penawaran investor, dimana permintaan dan penawaran ini
terbentuk oleh informasi informasi yang mempengaruhi persepsi investor. Informasi ini dapat
diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti kondisi
ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari perusahaan lazimnya
didasarkan pada kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan.
Kinerja perusahaan merupakan hasil yang dicapai perusahaan dari hasil
operasionalnya. Kinerja perusahaan merupakan parameter yang digunakan oleh investor
untuk melihat prospek perusahaan tersebut kedepannya. Kinerja perusahaan dapat dilihat
dari laba, kas, kelangsungan usaha, dan pertumbuhannya. Sehingga ketika investor telah
memutuskan untuk membeli saham perusahaan tersebut membuat hukum permintaan dan
penawaran berlaku, dimana para investor yang membeli saham-saham perusahaan tersebut
akan membuat harga dari saham tersebut melonjak naik. Ketika harga pasar saham naik
melebihi nilai buku dari perusahaan berarti nilai perusahaan yang diproksikan dengan PBV
juga naik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, yaitu likuiditas,
profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan.
Faktor pertama yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah Likuiditas.
Likuiditas merupakan rasio yang mencerminkan kemampuan perusahaan mendanai
operasional perusahaan dan melunasi kewajiban jangka pendeknya, Weygandt, et al., (2015).
Dalam penelitian ini, faktor likuiditas akan diproksikan dengan Current Ratio.
Current Ratio merupakan rasio untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar
liabilitas lancarnya dengan aset lancar yang dimiliki perusahaan tersebut. Current Ratio
membandingkan aset lancar yang dimiliki perusahaan dengan liabilitas lancar yang dimiliki
perusahaan. Jika perusahaan tersebut memiliki nilai Current Ratio yang tinggi,
mencerminkan perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang besar untuk memenuhi
liabilitas lancarnya.
Semakin tinggi current ratio mengindikasikan perusahaan dapat memenuhi kewajiban
jangka pendeknya, sehingga dapat diartikan bahwa perusahaan semakin likuid. Perusahaan
diasumsikan memiliki kecukupan kas. Syarat pembagian dividen adalah adanya kecukupan
kas yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi kas yang dimiliki perusahaan, memungkinkan
perusahaan membagikan dividen lebih besar. Hal ini mendorong para investor untuk membeli
saham perusahaan tersebut yang membuat harga dari saham tersebut melonjak naik. Ketika
harga pasar saham naik melebihi nilai buku dari perusahaan berarti nilai perusahaan yang
diproksikan dengan PBV juga naik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa CR memiliki
hubungan positif signifikan dengan PBV. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Putra dan
Lestari (2016) yang mengatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan.
Faktor kedua yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah Profitabilitas.
Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur laba atau keberhasilan
operasional perusahaan dengan waktu yang telah diberikan Weygandt, et al., (2015). Dalam
penelitian ini profitabilitas diukur menggunakan Return on Asset (ROA). Return on Asset
(ROA) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa efektif perusahaan dalam menghasilkan
laba dari aset yang digunakan. Investor akan semakin percaya dengan perusahaan tersebut jika
ROA mengalami peningkatan (atau tetap tinggi) karena perusahaan dinilai dapat mengelola aset
dengan efisien dalam menghasilkan laba. Laba yang meningkat akan berdampak pada potensi
atas pembagian return berupa dividen juga semakin tinggi. Hal ini mendorong para investor
untuk membeli saham perusahaan tersebut yang membuat harga dari saham tersebut melonjak
naik. Ketika harga pasar saham naik melebihi nilai buku dari perusahaan berarti nilai perusahaan

Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year


5 Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto

yang diproksikan dengan PBV juga naik. Hal ini didukung oleh penelitian Manoppo H. dan
Arie F (2016), Novari dan Lestari (2016), dan Pantow, Murni, dan Trang (2015) yang
mendapati hasil bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Berbeda dengan hasil penelitian dari Ustiani (2015) yang mendapati hasil bahwa ROA tidak
berpengaruh positif signifikan terhadap PBV.
Faktor ketiga yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah faktor leverage.
Pendanaan eksternal perusahaan dapat diperoleh dari penerbitan saham, maupun hutang yang
diukur menggunakan leverage. Leverage adalah penggunaan utang untuk meningkatkan
keuntungan perusahaan, Subramanyam (2014).
Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya leverage yang dihasilkan
oleh perusahaan. Leverage dapat dipahami sebagai penaksir dari risiko yang melekat pada
suatu perusahaan. Hal ini berarti leverage suatu perusahaan harus dikelola semaksimal
mungkin. Dalam penelitian ini leverage diukur menggunakan Debt to Equity Ratio (DER)
dengan membagi total utang dengan total ekuitas pemegang saham Subramanyam, (2014).
DER akan menunjukkan seberapa besar modal atau pendanaan perusahaan yang berasal dari
utang. Karena rasio ini mengukur proporsi dana yang bersumber dari utang untuk membiayai
aktiva perusahaan Novari dan Lestari, (2015).
DER yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak menggunakan modal
sendiri dibandingkan utang. Dengan penggunaan utang yang lebih rendah menunjukkan
bahwa beban yang harus dibayar oleh perusahaan terkait beban bunga dan pokok pinjaman
juga semakin rendah. Sehingga dana perusahaan yang dialokasikan untuk membayar beban
dan pokok pinjaman juga semakin kecil. Hal ini dianggap lebih menarik oleh investor karena
perusahaan berarti memiliki potensi yang tinggi untuk memberikan return berupa dividen
kepada para pemegang sahamnya. Hal ini mendorong para investor untuk membeli saham
perusahaan tersebut yang membuat harga dari saham tersebut melonjak naik. Ketika harga
pasar saham naik melebihi nilai buku dari perusahaan berarti nilai perusahaan yang
diproksikan dengan PBV juga naik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa DER memiliki
hubungan negatif signifikan dengan PBV. Hal ini didukung oleh penelitian Supit, Karamoy,
& Morasa (2015), Novari dan Lestari (2016) mendapati hasil bahwa DER berpengaruh
negatif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan Manoppo H. dan Arie F (2016), Pratama &
Wirawati (2016), Pantow, Murni, & Trang (2015) yang menungkapkan bahwa DER
berpengaruh positif signifikan terhadap PBV.
Faktor keempat yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah ukuran perusahaan
(SIZE). Ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan cerminan besar kecilnya
perusahaan yang nampak dalam nilai total aset perusahaan (Ernawati dan Widyawati, 2015).
Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total asset
perusahaan Novari dan Lestari ( 2016). Jika perusahaan memiliki total aset yang besar,
pihak manajemen lebih leluasa dalam mempergunakan aset yang ada di perusahaan,
Manoppo & Arie (2016). Aset yang dimiliki perusahaan dapat berupa aset lancar maupun
tidak lancar. Jumlah aset yang tinggi dapat mendukung kegiatan operasional perusahaan,
sehingga kapasitas produksi perusahaan akan meningkat. Meningkatnya kapasitas produksi
perusahaan dengan didukung oleh daya beli masyarakat juga akan meningkatkan
penjualan. Meningkatnya penjualan dengan diimbangi oleh pengeluaran biaya yang efisien
akan meningkatkan laba. Laba yang meningkat akan berdampak pada potensi atas
pembagian return berupa dividen juga semakin tinggi. Hal ini mendorong para investor
untuk membeli saham perusahaan tersebut yang membuat harga dari saham tersebut melonjak
naik. Ketika harga pasar saham naik melebihi nilai buku dari perusahaan berarti nilai
perusahaan yang diproksikan dengan PBV juga naik. Hal ini selaras dengan hasil penelitian
Novari dan Lestari (2016) dan Nopiyanti dan Darmayanti (2016) yang menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year
6 Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto

Tetapi berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Manoppo H. dan Arie F (2016)
dan Pantow, Murni, dan Trang (2015) yang mendapati hasil bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Faktor terakhir yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah pertumbuhan
penjualan. Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi periode masa lalu
dan dapat dijadikan sebagai pertumbuhan masa yang akan datang (Calvin dan I Made, 2015).
Pertumbuhan penjualan merupakan indikator permintaan dan daya saing perusahaan dalam
suatu industri. Pertumbuhan penjualan dapat dihitung dengan membandingkan penjualan saat
sekarang dikurangi dengan penjualan periode sebelumnya dan dibagi dengan penjualan
periode sebelumnya. Laju pertumbuhan suatu perusahaan akan mempengaruhi suatu
perusahaan serta mempengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan dalam menandai
kesempatan-kesempatan pada masa yang akan datang. Dengan meningkatnya penjualan
dengan diimbangi oleh pengeluaran biaya yang efisien akan meningkatkan laba. Laba yang
meningkat akan berdampak pada potensi atas pembagian return berupa dividen juga
semakin tinggi. Hal ini mendorong para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut
yang membuat harga dari saham tersebut melonjak naik. Ketika harga pasar saham naik
melebihi nilai buku dari perusahaan berarti nilai perusahaan yang diproksikan dengan PBV
juga naik. Ketika harga pasar saham naik melebihi nilai buku dari perusahaan berarti nilai
perusahaan yang diproksikan dengan PBV juga naik.
Menurut hasil penelitian Pantow, Murni, dan Trang (2015) dan Hansen dan Juniarti
(2014) pertumbuhan penjualan memiliki hubungan positif signifikan terhadap nilai
perusahaan namun tidak sejalan dengan penelitian Situmeang, Fatahurrazak & Rambe (2018)
dan Utomo (2016) yang membuktikan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh
terhadap PBV. Pertumbuhan penjualan merupakan salah satu bukti bahwa suatu perusahaan
benar-benar bertumbuh. Pertumbuhan penjualan digunakan oleh banyak pihak baik pemilik
perusahaan, investor, dan kreditur maupun pihak lain untuk melihat prospek suatu
perusahaan. Para investor dapat menggunakan data pertumbuhan penjualan untuk
memproyeksikan keuntungan yang akan didapat perusahaan tersebut di masa depan.

1.2 Batasan Masalah


1. Penelitian terbatas menggunakan faktor-faktor yang diperkirakan memiliki pengaruh
terhadap Nilai Perusahaan yakni Likuiditas, Profitabilitas, Leverage, Ukuran
Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan.
2. Variabel Likuiditas diukur dengan Current Ratio.
3. Variabel Profitabilitas diukur dengan Return on Asset.
4. Variabel Leverage diukur dengan Debt to Equity Ratio.
5. Variabel Ukuran Perusahaan diukur dengan logaritma natural of total assets.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio berpengaruh positif
terhadap Nilai Perusahaan ?
2. Apakah Profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset berpengaruh positif
terhadap Nilai Perusahaan ?
3. Apakah Leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Raio berpengaruh negatif
terhadap Nilai Perusahaan ?
4. Apakah Ukuran Perusahaan yang diproksikan dengan logaritma natural of total assets
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan?

Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year


7 Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto

5. Apakah Pertumbuhan Penjualan berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan ?

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang penelitian dan rumusan masalah yang telah disajikan maka tujuan
dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai:
1. Pengaruh positif Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio terhadap Nilai
Perusahaan.
2. Pengaruh positif Profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Assets terhadap
Nilai Perusahaan.
3. Pengaruh negatif Leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio terhadap
Nilai Perusahaan.
4. Pengaruh positif Ukuran Perusahan yang diproksikan dengan Logaritma Natural of
Total Assets terhadap Nilai Perusahaan.
5. Pengaruh positif Pertumbuhan Penjualan terhadap nilai perusahaan.

II. Tinjauan Literatur dan Hipotesis


2.1 Signaling Theory
Salah satu teori yang mendasari penelitian tentang Nilai Perusahaan adalah signaling theory
(teori sinyal). Teori sinyal merupakan teori yang menyatakan bahwa asimetri informasi dapat
terjadi apabila salah satu pihak memiliki sinyal informasi yang lebih lengkap dari pihak
lainnya. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi
pada hakikatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran masa lalu, saat ini maupun
keadaan dimasa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan (Godfrey et al.
2010).
2.2 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan
sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu
proses kegiatan selama beberapa tahun. Mardiyati et al. (2015) menyatakan, tujuan
perusahaan yang utama adalah memperhatikan kesejahteraan pemilik perusahaan dengan cara
mengoptimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
calon investor yang ingin menginvestasikan dana pada perusahaan. Nilai perusahaan di pasar
modal akan meningkat apabila ditandai dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi
kepada pemegang saham. Nilai perusahaan yang sudah terdaftar go public di pasar modal
tercermin dalam bentuk harga saham perusahaan.
2.3 Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan mendanai operasional perusahaan dan
melunasi kewajiban jangka pendeknya , Weygandt, et al., (2015). Maksudnya adalah jika
kewajiban-kewajiban finansial jangka pendek jatuh tempo, mampu atau tidak suatu
perusahaan mengatasai hal tersebut. Likuiditas akan diproksikan dengan Current Ratio.
Menurut Weygandt, et al., (2015), Current Ratio: evaluating a company’s liquidity and short-
term debt-paying ability. yang dapat diartikan Current Ratio: ukuran yang banyak digunakan
untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan dan kemampuan membayar utang jangka pendek.
Ha1 : Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio berpengaruh positif terhadap
Nilai Perusahaan

2.4 Profitabilitas

Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year


8 Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto

Menurut Weygandt, et al., (2015), profitability ratio measure the income or operating
success of a company for a given period of time, yang dapat diartikan menjadi profitabilitas
adalah rasio yang digunakan untuk mengukur laba atau keberhasilan operasional perusahaan
dengan waktu yang telah diberikan. Profitabilitas akan diproksikan dengan Return On Asset
(ROA). Menurut Weygandt, et al., (2015) Return On Assets ”measures overall profitability of
assets” yang artinya adalah ROA mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dari aset. Menurut Novari dan Lestari (2016) ROA adalah rasio yang digunakan untuk
mengetahui seberapa besar tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan
dengan menggunakan seluruh aset yang dimiliki perusahaan.
Ha2 : Profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset berpengaruh positif
terhadap Nilai Perusahaan.

2.5 Leverage
Menurut Subramanyam (2014) menjelaskan financial leverage sebagai the use of debt to
increase earning yang berarti bahwa leverage adalah penggunaan utang untuk meningkatkan
keuntungan perusahaan. Untuk mengukur leverage, dapat menggunakan pengukuran dengan
Debt to Equity Ratio. Menurut Weygandt, et al. (2015) kewajiban adalah klaim kreditur atas
total aset. Hal ini sama dengan total aset dikurangi dengan total ekuitas. Ekuitas adalah hak
residual atas aset yang telah dikurangi dengan seluruh hak milik kreditor yaitu kewajiban atau
liabilitas. Ekuitas secara umum terbagi atas modal saham dan saldo laba. Menurut IAI, (2018)
ekuitas pemegang saham adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh
liabilitas.
Ha3: Leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif
terhadap Nilai Perusahaan

2.6 Ukuran Perusahaan


Menurut Putra dan lestari (2016) ukuran perusahaan merupakan suatu gambaran besar
kecilnya perusahaan yang dinyatakan dengan total aktiva atau aset yang dimiliki perusahaan.
Menurut Berliani dan Riduwan (2017), ukuran perusahaan dapat menggambarkan tingkat
produktivitas bahwa pasar akan lebih tertarik pada ukuran perusahaan yang besar
dibandingkan dengan yang kecil, karena pasar beranggapan bahwa perusahaan yang memiliki
ukuran perusahaan yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mengalami
pertumbuhan yang baik. Perusahaan besar akan lebih banyak dipilih oleh para investor karena
adanya jaminan kepastian operasi serta prospek yang baik di masa depan. Ukuran perusahaan
akan diproksikan dengan logaritma natural total assets. Semakin besar total aset yang
dimiliki oleh perusahaan, maka akan meningkatkan ukuran perusahaan yang didapat dari
keuntungan mengolah aset perusahaan tersebut atau dengan adanya prospek yang baik dari
kepemilikan aset perusahaan tersebut. Jika ukuran perusahaan meningkat, maka akan
membuat nilai perusahaan tersebut juga akan meningkat.
Ha4 : Ukuran Perusahan yang diproksikan dengan logaritma natural of total assets
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

2.7 Model Penelitian

Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year


9 Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto

Gambar 2.1
Model Penelitian

Likuiditas
(CR)

Profitabilitas
(ROA)

Leverage Nilai Perusahaan


(DER) (PBV)

Ukuran
Perusahaan
(SIZE)

Pertumbuhan
Penjualan
(PP)

III. Metode Penelitian


3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2016-2018.

3.2 Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kausalitas.
Sekaran dan Bougie (2016) menyatakan bahwa “causal study is a study which in which the
researcher wants to delineate the cause of one or more problems”, yang artinya “penelitian
yang bertujuan untuk menentukan hubungan sebab akibat dari satu atau lebih masalah.”
Penelitian ini akan menguji Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Levergae, Ukuran
Perusahaan, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Nilai Perusahaan

3.3 Variabel Penelitian


3.3.1 Variabel Dependen
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel dependen (Y)
dan variabel independen (X), yang semuanya diukur dengan menggunakan skala rasio.
Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi sasaran utama dalam penelitian.
Sedangkan variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen,
baik secara positif maupun negatif (Sekaran dan Bougie, 2016).
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan pada
sektor industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode (2016-2018). Nilai
perusahaan merupakan suatu nilai yang ingin dicapai oleh perusahaan selain laba yang tinggi.
Nilai perusahaan merupakan tolak ukur dari para investor sebagai bentuk kepercayaan pasar
terhadap prospek perusahaan. Nilai perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan Price
to Book Value (PBV) melalui perbandingan harga pasar saham dengan nilai buku perusahaan.

3.3.2 Variabel Independen


Variabel independen menurut Sekaran dan Bougie (2016) secara umum diduga bahwa
variabel independen adalah variabel yang memengaruhi variabel dependen dengan cara

Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year


10 Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto

positif atau negatif. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Likuiditas
Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk menginterpretasikan posisi keuangan
jangka pendek. Rasio ini mengukur seberapa jauh aktiva lancar yang dimiliki perusahaan bisa
dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Pada penelitian ini, likuiditas akan
diproksikan dengan Current Ratio. Current Ratio dapat dihitung dengan membandingkan
aktiva lancar dengan kewajiban lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
2. Profitabilitas
Profitabilitas adalah suatu indikator yang dapat mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal asaham tertentu. Pada
penelitian ini, profitabilitas akan diproksikan dengan Return on Equity (ROE). ROE
digunakan untuk mengukur penghasilan yang akan diperoleh pemilik perusahaan atas modal
yang mereka investasikan. ROE dapat dihitung dengan membandingkan antara laba setelah
pajak terhadap total modal yang dimiliki perusahaan.
3. Leverage
Leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Leverage dalam penelitian ini akan
diproksikan dengan debt to equity ratio (DER), karena rasio ini mencerminkan seberapa besar
modal perusahaan dapat menutupi hutang kepada pihak luar. DER dapat dihitung dengan
membandingkan antara total kewajban yang dimiliki perusahaan terhadap total aset atau
ekuitas perusahaan.
4. Ukuran Perusahaan
Pengukuran ini menunjukkan seberapa besar total aset yang dimiliki perusahaan dimana total
aset ini digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi perusahaan yang diekspektasi akan
meningkatkan laba perusahaan.
5. Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan mencerminkan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan
penjualannya dari waktu ke waktu. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan penjualan suatu
perusahaan maka perusahaan tersebut berhasil dalam menjalankan strateginya dalam hal
pemasaran dan penjualan produk

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh
peneliti dari sumber yang sudah ada (Sekaran dan Bougie, 2016). Data dalam penelitian ini
adalah data sekunder seperti laporan keuangan yang berupa laporan posisi keuangan, laporan
laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan modal, dan catatan atas laporan keuangan dari
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2016-
2018. Data yang diperoleh berasal dari Indonesia Stock Exchange (IDX), dan Yahoo Finance.

3.5 Teknik Pengambilan Sampel


Menurut Sekaran dan Bougie (2016), populasi adalah kejadian, atau hal-hal menarik yang
ingin diteliti oleh peneliti. Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah perusahaan-
perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2016-2018. Sampel
merupakan bagian dari populasi. Dalam penelitian ini, sampel dipilih menggunakan metode
purposive sampling yaitu teknik pemilihan sampel perusahaan selama periode penelitian
berdasarkan kriteria atau karakteristik tertentu (Sekaran dan Bougie, 2016). Kriteria
perusahaan yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan sektor Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun
2016 – 2018 secara berturut-turut.

Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year


11 Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember dan
sudah diaudit secara berturut-turut selama tahun 2016 – 2018.
3. Perusahaan yang laporan keuangannya dalam mata uang Rupiah berturut-turut selama
periode 2016-2018.
4. Perusahaan Manufaktur yang mengalami peningkatan penjualan secara berturut-turut
selama periode 2015-2018.
5. Perusahaan Manufaktur yang memiliki laba bersih berturut-turut selama periode
2016-2018.
6. Perusahaan Manufaktur yang tidak melakukan share split atau Reverse selama
periode 2016-2018.

3.6 Teknik Analisis Data


Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.6.1 Statistik Deskriptif


Menurut Ghozali (2018) statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum, dan range.

3.6.2 Metode Analisis Data


1. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2018) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Ghozali (2018) untuk
mendeteksi normalitas data dapat juga dilakukan dengan non-parametrik statistik dengan uji
Kolomogorov-Smirnov (K-S) dikatakan terdistribusi normal apabila tingkat signifikansinya
lebih besar dari pada 0,05. Apabila tingkat signifikansinya kurang dari sama dengan 0,05
maka data tersebut dikatakan tidak terdistribusi normal (Ghozali, 2018).
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2016). Menurut Ghozali (2016), untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dapat dilihat dari tolerance value atau dengan
melihat Variance Inflation Factor (VIF). Batas tolerance value adalah 1 dan batas VIF adalah
10. Apabila tolerance value ≤ 0,1 atau VIF ≥ 10 maka menunjukkan adanya
multikolonieritas.

Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year


12 Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto

b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Salah satu uji yang dapat digunakan
untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi adalah uji Run test.
Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari tingkat
signifikasi yang dihasilkan dalam pengujian run test. Jika tingkat signifikansi dari hasil
pengujian > 0.05 maka hipotesis nol diterima bahwa residual random atau tidak terjadi
autokorelasi antar nilai residual (Ghozali,2018).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara yang
digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat
grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residual SRESID.
Dasar analisisnya yaitu jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang berbentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2018).

3. Uji Hipotesis
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh
variabel independen independen likuiditas, Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan dan
Pertumbuhan Penjualan terhadap variabel dependen Nilai Perusahaan. Persamaan fungsi
regresi penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Keterangan:
α = Konstanta
X1, X2, X3, X4 X5 = Koefisien regresi dari masing-masing variabel independen
PBV = Price to Book Value
CR = Current Ratio
ROA = Return On Asset
DER = Debt to Equity Ratio
SIZE = Ukuran Perusahaan
PP = Pertumbuhan Penjualan
ε = Standard Error

a. Uji Koefisien Determinasi


Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan linear antara dua variabel.
Koefisien korelasi bertujuan untuk menjelaskan seberapa kuat hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen (Ghozali, 2018). Nilai koefisien korelasi antara -1 dan +1.
Tanda negatif (-) menunjukkan bahwa variabel independen memiliki hubungan negatif
dengan variabel dependen. Tanda positif (+) menunjukkan bahwa variabel independen

Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year


13 Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto

memiliki hubungan positif dengan variabel dependen. Kriteria kekuatan hubungan adalah
sebagai berikut (Lind, Marchal dan Wathen (2014)):
1. 0: tidak ada korelasi
2. >0 – 0.25: korelasi sangat lemah
3. >0.25- 0.5: korelasi cukup
4. >0.5 – 0.75: korelasi kuat
5. >0.75 – 0.99: korelasi sangat kuat
6. 1: korelasi sempurna

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)


Uji statistik F pada dasarnya untuk menunjukkan semua variabel independen atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen atau terikat. Hipotesis akan diuji dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar
5% atau 0,05. Jika nilai signifikansi <0,05 maka hipotesis diterima yang berarti terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap dependen sehingga model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel independen (Ghozali, 2018).

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)


Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberap jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji statistik t mempunyai
signifikansi α = 5%. Kriteria pengambilan keputusan dalam uji statistik t adalah jika nilai
signifikansi t < 0,05 maka hipotesis alternatif diterima, yang menyatakan bahwa variabel
independen berpengaruh secara signifikan pada variabel dependen (Ghozali, 2018).
IV. Analisa data dan pembahasan
4.1 Analisis Data
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar secara berturut-turut di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2016-2018
yang berjumlah 96 perusahaan.

Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year


14 Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto

Tabel 4.1
Rincian Pengambilan Sampel Penelitian
No. Kriteria Sampel Jumlah Sampel

Perusahaan sektor Manufaktur yang terdaftar

1. di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2016 144

– 2018 secara berturut-turut.

Perusahaan yang menerbitkan laporan

keuangan yang berakhir pada 31 Desember


2. 142
dan sudah diaudit secara berturut-turut

selama tahun 2016 – 2018.

Perusahaan yang laporan keuangannya

3. dalam mata uang Rupiah berturut-turut 112

selama periode 2016-2018.

Mengalami peningkatan penjualan secara


4. 48
berturut-turut selama periode 2015-2018.

Perusahaan Manufaktur yang memiliki laba

5. bersih berturut-turut selama periode 2016- 40

2018.

Perusahaan Manufaktur yang tidak

6. melakukan share split atau Reverse selama 32

periode 2016-2018.

4.2 Analisis dan Pembahasan


4.2.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran atau deskripsi dari suatu data.
Berikut ini adalah hasil dari uji statistik deskriptif:
Tabel 4.2
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PBV 96 69,3534 ,1552 69,5086 4,428181 11,0823662


CR 96 7,7126 ,6056 8,3182 2,100704 1,4248107
ROA 96 ,5517 ,0009 ,5526 ,094200 ,1043942
DER 96 2,5713 ,0833 2,6546 ,983003 ,6779347
SIZE 96 5,8817 26,3193 32,2010 28,889923 1,4035993
PP 96 ,5396 ,0005 ,5401 ,136036 ,1133990
Valid N (listwise) 96

Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year


15 Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto

Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada tabel 4.2, menunjukkan hasil nilai range,
minimun, maksimum, mean dan standar deviasi untuk masing-masing variabel penelitian.
Nilai N menunjukkan bahwa terdapat 96 data observasi yang digunakan dalam penelitian dan
berasal dari perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2016-
2018.
Nilai mean (rata-rata) menunjukkan bahwa dari 96 perusahaan yang menjadi sampel
penelitian, sebesar 4,43 kali perusahaan memiliki harga pasar per lembar saham yang lebih
tinggi dibandingkan dengan nilai buku perlembar saham yang menunjukkan bahwa investor
memberikan harga yang tinggi terhadap saham perusahaan yg menjadi sampel penelitian.
Variabel likuiditas (Current Ratio) memiliki nilai mean (rata-rata) 2,100704 menunjukkan
bahwa perusahaan manufaktur yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki tingkat
kelancaran yang baik dan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan mudah.
Variabel Profitabilitas (Return On Asset) memiliki nilai mean (rata-rata) sebesar 0,094200
yang menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas rata-rata perusahaan manufaktur yang
menjadi sampel dapat menghasilkan laba bersih sebesar 9,43% dari total Asset yang
dimilikinya. Variabel Leverage (Debt to Equity Ratio) memiliki nilai mean (rata-rata) sebesar
0,983003 yang memiliki arti bahwa 98,3% perusahaan yang menjadi sampel penelitian
memiliki struktur pendanaan yang lebih cenderung menggunakan hutang untuk kelangsungan
usaha perusahaan. Variabel Ukuran perusahaan memiliki nilai mean (rata-rata) sebesar
28,889923. Variabel Pertumbuhan Penjualan memiliki nilai mean (rata-rata) sebesar 0,136.
4.2.2 Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
dengan hasil uji sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 96
Mean ,0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 6,35570719
Absolute ,199
Most Extreme Differences Positive ,199
Negative -,107
Kolmogorov-Smirnov Z 1,946
Asymp. Sig. (2-tailed) ,001

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Berdasarkan hasil uji normalitas pada Tabel 4.3, diketahui bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov
Z adalah sebesar 1,946 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001. Melalui hasil pengujian ini,
dapat dinyatakan bahwa semua variabel yang sedang diuji terdistribusi secara tidak normal
karena nilai signifikansi dari hasil uji lebih kecil dari 0,05. . Karena data tidak terdistribusi
secara normal, maka dilakukan uji statistik Kolmogorov-Smirnov untuk masing-masing

Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year


16 Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto

variabel penelitian. Berikut ini adalah hasil dari uji normalitas data dengan menggunakan uji
statistik Kolmogorov-Smirnov untuk masing-masing variabel:
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Per Variabel
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

PBV CR ROA DER SIZE PP

N 96 96 96 96 96 96
Mean 4,428181 2,100704 ,094200 ,983003 28,889923 ,136036
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 11,0823662 1,4248107 ,1043942 ,6779347 1,4035993 ,1133990
Absolute ,385 ,178 ,238 ,142 ,104 ,162
Most Extreme
Positive ,385 ,178 ,238 ,142 ,104 ,162
Differences
Negative -,350 -,147 -,190 -,092 -,063 -,116
Kolmogorov-Smirnov Z 3,772 1,745 2,333 1,391 1,022 1,592
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,005 ,000 ,042 ,247 ,013

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov masing-masing variabel yang terdapat pada tabel
4.4, variabel SIZE terdistribusi normal dengan nilai signifikansi residual sebesar 0,247.
Sedangkan variabel PBV, CR, ROA, DER dan PP tidak terdistribusi normal karena nilai
signifikansi residual dibawah 0,050, sehingga dilakukan transformasi data. Sebelum
melakukan transformasi data, diperlukan melihat bentuk grafik histogram dari setiap variabel
agar dapat mengetahui bentuk transformasi yang akan dilakukan terhadap variabel-variabel
tersebut. Berikut hasil grafik histogram dari variabel-variabel tersebut:
Gambar 4.1

Grafik Histogram

Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year


17 Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto

Berdasarkan grafik histogram yang terdapat pada gambar 4.1, dapat dilihat bahwa variabel
PBV dan ROA membentuk grafik substantial positive skewness. Bentuk transformasi yang
dilakukan adalah LN. Untuk variabel CR, DER dan PP membentuk grafik moderate positive
skewness. Bentuk transformasi yang dilakukan adalah SQRT(x). Setelah melihat grafik
histogram dan melakukan transformasi data, maka dilakukan uji normalitas kembali terhadap
data yang sudah ditransformasi. Berikut ini adalah hasil dari uji normalitas data dengan
menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov:
Tabel 4.5
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 96
Mean ,0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation ,81892257
Absolute ,077
Most Extreme Differences Positive ,077
Negative -,044
Kolmogorov-Smirnov Z ,758
Asymp. Sig. (2-tailed) ,614

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov setelah transformasi data yang terdapat pada tabel
4.5, nilai Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0,758 dengan probabilitas signifikansi 0,614. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa variabel yang sedang diuji terdistribusi secara normal karena
probabilitas signifikansi 0,614 > 0,050.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik


1. Uji Multikolonieritas

Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year


18 Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto

Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics


Tolerance VIF
(Constant)

CR ,531 1,882
ROA ,886 1,129
1
DER ,519 1,928
SIZE ,914 1,094
PP ,916 1,091

a. Dependent Variable: PBV

Berdasarkan hasil uji multikolonieritas yang ditujukan pada tabel 4.6, terlihat bahwa
seluruh variabel independen yaitu CR, ROA, DER, SIZE dan PP memiliki nilai Tolerance
yang lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang lebih kecil dari 10,
sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat korelasi antara variabel independen dalam
model regresi.

2. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Berikut
ini adalah hasil dari uji autokorelasi:
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi dengan Run Test
Runs Test

Unstandardized
Residual
Test Valuea -,06930
Cases < Test Value 48
Cases >= Test Value 48
Total Cases 96
Number of Runs 52
Z ,616
Asymp. Sig. (2-tailed) ,538

a. Median

Berdasarkan hasil uji Autokorelasi dengan Run Test yang terdapat pada tabel 4.7,
terlihat bahwa nilai run test adalah -0,06930 dengan nilai signifikansi pada 0,538. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa variabel yang sedang diuji tidak terjadi autokorelasi karena
nilai signifikansi 0,538 lebih besar dari 0,050, sehingga dapat dinyatakan bahwa residual
tersebar acak atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.

3. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Berikut
merupakan hasil uji heteroskedastisitas:

Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year


19 Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto

Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil uji Heteroskedastisitas yang terdapat pada gambar 4.2, terlihat bahwa titik-
titik tidak membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), membentuk pola yang tidak jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
pada model regresi..

4.2.4 Uji Hipotesis


1. Uji Koefisien Determinasi
Berikut merupakan hasil uji koefisien determinasi:

Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 ,759a ,577 ,553 ,8413630
a. Predictors: (Constant), SQRTPP, SQRTCR, SIZE, LNROA, SQRTDER
b. Dependent Variable: LNPBV
Berdasarkan Tabel 4.8, diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (R) adalah sebesar
0,759 atau 75,9%. Nilai ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen yaitu
CR, ROA, DER, SIZE dan PP dengan variabel dependen yaitu PBV memiliki korelasi positif
yang kuat, karena nilai koefisien korelasi (R) berada dalam klasifikasi 0,5 sampai 1.
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,553 menunjukkan bahwa variabel independen,
yaitu CR, ROA, DER, SIZE dan PP dapat menjelaskan variabel dependen yakni PBV sebesar
55,3% dan sisanya sebesar 44,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diuji dalam
penelitian ini. Nilai Standard Error of Estimated (SEE) sebesar 0,8413630 yang artinya
semakin kecil nilai SEE membuat model regresi dalam penelitian ini semakin tepat dalam
memprediksi variabel dependen, yaitu PBV.

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)


Uji statistik F bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang terdapat
dalam model regresi memiliki pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel
independen. Berikut merupakan hasil uji statistik F:

Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year


20 Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto

Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


Regression 86,780 5 17,356 24,518 ,000b

1 Residual 63,710 90 ,708

Total 150,490 95

a. Dependent Variable: LNPBV


b. Predictors: (Constant), SQRTPP, SQRTCR, SIZE, LNROA, SQRTDER

Berdasarkan Tabel 4.9, terlihat bahwa nilai F sebesar 24,518 dengan tingkat
signifikansi dibawah 0,05 yaitu sebesar 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
independen, yaitu CR, ROA, DER, SIZE dan PP secara simultan memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen, yaitu PBV dan untuk mengukur signifikansi ketepatan fungsi regresi
sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dengan menggunakan goodness of fit yaitu
membandingkan antara nilai F hitung dengan nilai F tabel. Nilai F hitung didapat dengan cara
df1 = (k-1) = (5-1)= 4 dan df2 = (n-k) = (96-5) = 91. Setelah didapatkan hasil df1 = 4 dan df2
= 91, lihat pada tabel distribusi F dengan tingkat signifikansi 5% dan hasil nilai F hitung
dalam penelitian ini sebesar 24,518 (lampiran 11). Nilai hitung F dalam penelitian ini adalah
24,518, lebih besar dari nilai F table 2,47 yaitu. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi regresi
sampel dalam menaksir nilai aktual sudah tepat atau model fit.
3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berikut merupakan hasil
dari uji statistik t:
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients
B Std. Error Beta

(Constant) -3,081 2,254 -1,367 ,175

SQRTCR -,675 ,357 -,226 -1,889 ,062

LNROA ,809 ,092 ,635 8,748 ,000


1
SQRTDER ,067 ,428 ,019 ,157 ,876

SIZE ,237 ,065 ,264 3,651 ,000

SQRTPP -,513 ,601 -,060 -,853 ,396

a. Dependent Variable: LNPBV

Berdasarkan Tabel 4.9, diperoleh suatu persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu:

Keterangan:
PBV = Price Earning Ratio
CR = Current Ratio
ROA = Return On Asset
DER = Debt to Equity Ratio
SIZE = Ukuran perusahaan

Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year


21 Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto

PP = Dividend Payout Ratio


Berdasarkan hasil uji statistik t yang terdapat pada tabel 4.10, terlihat bahwa nilai t
untuk likuiditas diukur menggunakan Current Ratio (CR) sebesar -1,889 dengan tingkat
signifikansi lebih besar dari 0,050 yaitu sebesar 0,062. Hal ini dapat disimpulkan Ha1 yang
menyatakan bahwa CR memiliki pengaruh positif terhadap PBV ditolak dikarenakan hasil
yang didapat dari penelitian ini menyimpulkan bahwa CR tidak memiliki pengaruh terhadap
PBV.
Hasil uji statistik t untuk profitabilitas diukur menggunakan Return On Asset (ROA)
sebesar 8,748 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,050 yaitu sebesar 0,000. Hal ini
dapat disimpulkan Ha2 diterima, ROA memiliki pengaruh positif signifikan terhadap PBV.
Hasil uji statistik t untuk diukur menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) sebesar
0,157 dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,050 yaitu sebesar 0,876. Hal ini dapat
disimpulkan Ha3 yang menyatakan bahwa DER memiliki pengaruh positif terhadap PBV
ditolak dikarenakan hasil yang didapat dari penelitian ini menyimpulkan bahwa DER tidak
memiliki pengaruh terhadap PBV
Hasil uji statistik t untuk ukuran perusahaan (SIZE) sebesar 3,651 dengan tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,050 yaitu sebesar 0,000. Hal ini dapat disimpulkan Ha2
diterima, yaitu ukuran perusahaan (SIZE) memiliki pengaruh positif terhadap PBV.
Hasil uji statistik t untuk pertumbuhan penjualan sebesar -0,853 dengan tingkat
signifikansi lebih besar dari 0,050 yaitu sebesar 0,396. Hal ini dapat disimpulkan Ha5 yang
menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh positif terhadap PBV ditolak
dikarenakan hasil yang didapat dari penelitian ini menyimpulkan bahwa pertumbuhan
penjualan tidak memiliki pengaruh terhadap PBV.

V. Simpulan, Keterbatasan, dan Saran


5.1 Simpulan
Penelitian ini menguji pengaruh Likuiditas (Current Ratio), Profitabilitas (Return On Asset),
Leverage (Debt to Equity Ratio), Ukuran Perusahaan (SIZE) dan pertumbuhan penjualan
terhadap Nilai Perusahaan (Price to Book Value). secara parsial maupun secara simultan.
Simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
1. Ha1 ditolak yang berarti bahwa likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio (CR)
tidak memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang diproksikan Price to Book
Value (PBV). Hal ini dibuktikan oleh hasil uji t dengan nilai t sebesar -1,889 dengan
tingkat signifikansi lebih besar dari 0,050 yaitu sebesar 0,62.
2. Ha2 diterima yang berarti bahwa profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset
(ROA) memiliki pengaruh positif terhadap PBV. Hal ini dibuktikan oleh hasil uji t dengan
nilai t sebesar 8,748 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,050 yaitu sebesar 0,000.
3. Ha3 ditolak yang berarti bahwa leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio
(DER) tidak memiliki pengaruh terhadap PBV. Hal ini dibuktikan oleh hasil uji t dengan
nilai t sebesar 0,157 dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,050 yaitu sebesar 0,876.
4. Ha4 diterima yang berarti bahwa SIZE memiliki pengaruh positif terhadap PBV. Hal ini
dibuktikan oleh hasil uji t dengan nilai t sebesar 3,685 dengan tingkat signifikansi lebih
kecil dari 0,050 yaitu sebesar 0,000. Hasil penelitian ini sejalan dengan Putra & Lestari
(2016) menyatakan bahwa SIZE berpengaruh terhadap PBV.
5. Ha5 ditolak yang berarti bahwa PP tidak memiliki pengaruh positif terhadap PBV. Hal ini
dibuktikan oleh hasil uji t dengan nilai t sebesar -0,853 dengan tingkat signifikansi lebih
besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,396.

Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year


22 Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto

5.2 Keterbatasan
Keterbatasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Objek penelitian dalah perusahaan manufaktur sementara terdapat berbagai jenis
perusahaan yang bergerak di sektor lain sehingga hasil penelitian ini tidak dapat
mencerminkan semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Periode penelitian hanya tiga tahun yaitu tahun 2016 sampai dengan tahun 2018
sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi.

5.3 Saran
Berdasarkan simpulan serta keterbatasan yang telah dijelaskan, maka saran yang dapat
diberikan kepada peneliti selanjutnya terkait dengan PBV adalah:
1. Menambahkan variabel-variabel lain yang diperkirakan berpengaruh terhadap (Price
to Book Value), misalnya Price Earning Ratio, struktur aset, Earning Per Share (EPS)
sehingga dapat meningkatkan nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square).
2. Memperluas objek penelitian, misalnya menggunakan tambahan 2 sektor besar
lainnya yakni sektor penghasil bahan baku/pengelola sumber daya alam (pertanian
dan pertambangan) dan sektor jasa (properti, real estate dan konstruksi bangunan atau
infrastruktur atau utilitas dan transportasi atau keuangan atau perdagangan dan atau
investasi.
3. Memperpanjang periode penelitian. Hasil penelitian dengan periode yang lebih
panjang akan lebih dapat menggeneralisasi hasil penelitian.

VI. Referensi
Achmad, Safitri Lia & Lailatul Amanah. (2014). Jurnal Ilmu Riset & Akuntansi. Pengaruh
Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividend an Kinerja Keuangan
terhadap Nilai Perusahaan. 3(9), 1-15.
Anna Romauli Situmeang, Fatahurrazak, Prima Aprilyani Rambe. (2018). Pengaruh
Pertumbuhan Penjualan, Pertumbuhan Laba, Kepemilikan Asing dan Kepemilikan
Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016. UMRAH.
Astohar. 2017. “Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Variable Intervening”. Jurnal Ilmiah
Manajemen dan Akuntansi STIE AMA Salatiga Vol 11 No. 20 (2017)
Berliani, Citra dan Akhmad Riduwan. 2017. “Pengaruh Good Corporate Governance,
Kinerja Keuangan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Ilmu
dan Riset Akuntansi, Vol. 6, No. 3, Maret 2017.
Chaidir. (2015). Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, dan Pertumbuhan Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sub Sektor Transportasi Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014. JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen
Fakultas Ekonomi), 1(2), 1-21.
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25 Edisi 9.
Badan Penerbit-Undip. Semarang.
Godfrey e. a. 2010. Accounting Theory 7th Edition. John Wiley & Sons Australia, Ltd.
Hansen, Verawati dan Juniarti. 2014. “Pengaruh Family Control, Size, Sales Growth, Dan
Leverage Terhadap Profitabilitas Dan Nilai Perusahaan Pada Sektor Perdagangan, Jasa,
Dan Investasi”. Jurnal Bussines Accounting Review Edisi 2014 hal.121-130. Surabaya:
Universitas Kristen Petra.
Hery. 2017. “Teori Akuntansi Pendekatan Konsep dan Analisis.” Jakarta.Grasindo.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2018. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Ikatan Akuntan
Indonesia.

Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year


23 Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto

Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. 2014. Intermediate Accounting
IFRS Second Edition. United States: John Wiley & Sons.
Lind, Douglas A., William G. Marchal,dan Samuel A Wathen. 2014. Statistical.Techniques
in Business and Economics. New York: McGraw Hill Education
Manoppo, H., & Arie, F. V. 2016. “Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2011-2014. Jurnal EMBA Vol. 4 No. 2 (2016) ISSN: 2303-1174.
Mardiyati, U., Ahmad, G., & Abrar, M. (2015). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Sektor Manufaktur Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2010-2013. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI), 6(1), 417-439
Mayogi, D., & Fidiana. (2016). Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen, dan Kebijakan
Utang Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, 5(1), 1-18.
Mulyani & Pitaloka. 2017. Pengaruh Return On Equity, Earning Per Share, dan Debt to
Equity Ratio Terhadap Price Earning Ratio (PER) Pada PT Indofood Sukses Makmur.
Widyakala, Vol.4 No.1, Maret 2017.
Ni Kadek Ayu Sudiani & Ni Putu Ayu Darmayanti. 2016. Pengaruh Profitabilitas,
Likuiditas, Pertumbuhan, Dan Investment Opportunity Set Terhadap Nilai Perusahaan.
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No.7, 2016: 4545-4547.
Nopiyanti, I Dewa Ayu., & Darmayanti, Ni Putu Ayu. 2016. “Pengaruh PER, Ukuran
Perusahaan, dan Profitabilitas pada Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal sebagai
Variabel Moderasi. E-Jurnal Manajemen Unud. Vol. 5 No. 12 (2016) ISSN: 7868-7898.
Novari, Putra M., & Lestari, P. V. 2016. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sektor Properti Dan Real Estate”. E-
Jurnal Manajemen Unud. Vol.5 No. 9 (2016) ISSN: 2302-8912.
Nugraha, Muhamad Kemal dan Kurnia. 2017. “Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran
Perusahaan, dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Ilmu dan
Riset Akuntansi, Vol. 6, No. 1, Januari 2017.
Pantow, Mawar S., Murni S., Trang Irvan. 2015. “Analisa Pertumbuhan Penjualan, Ukuran
Perusahaan, Return on Asset dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan yang
tercatat di Indeks LQ 45”. Jurnal EMBA Vol. 3 No. 1 (2015) ISSN: 2303-1174.
Pemerintah Indonesia. 2008. Undang-Undang No. 40 Tahun 2008 Tentang Perseroan
Terbatas. Jakarta.
Pertiwi, Putri Juwita, Parengkuan Tommy dan Johan R. Tumiwa. 2016. “Pengaruh Kebijakan
Hutang, Keputusan Investasi dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Food and
Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal EMBA, Vol. 4, No. 1,
Maret 2016, Hal. 1369- 1380.
Pradhana, Afi, Taufeni Taufik dan Lila Anggaini. 2014. “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan
Food And Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” JOM FEKON. Vol. 1
No. 2.
Prasetia, T. E., Tommy, P., & Saerang, I. S. 2014. “Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan
Risiko Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di BEI”.
Jurnal EMBA Vol 2 no. 2 (2014).
Pratama, I Gusti Bagus Angga dan I Gusti Bagus Wiksuana. 2016. “Pengaruh Ukuran
Perusahaan dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai
Variabel Mediasi”. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 2, Hal. 1338-1367.
Pratama, I. Gede Gora W., & Wirawati, Ni Gusti Putu. 2016. “Pengaruh Struktur Modal dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai
Pemoderasi”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol 15 no. 3 (2016).

Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year


24 Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto

Rochmah, Siti Ainur & Fitria, Astri. 2017. “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan: Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating”. Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi Vol.6 No.3 (2017).
Samosir, Hendrik E. S. 2017. “Pengaruh Profitabilitas dan Kebijakan Utang Terhadap Nilai
Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index (JII)”. Journal Of Business
Studies, Vol. 2, No. 1, Juli 2017.
Schutte, Madri. 2017. “Accounting For All 2nd.”Cape Town, South Africa. Juta and
Company.
Sekaran, Umar, & Bougie, Roger. (2016). Research Methods for Business: A Skill Building
Approach Seventh Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons, Inc.
Setiawan, F., & Riduwan, A. (2015). Pengaruh ROA, Ukuran Perusahaan Pada Nilai
Perusahaan : DPR Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, 4(8),
1-17.
Subramanyam, K., R. 2014. “Financial Statement Analysis: Eleventh Edition”. McGraw-Hill.
New York.
Sugiarto, Rengga J. E. & Khusaini. (2014). Pengaruh DER, DPS, ROA Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Telekominikasi di BEI. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen, 3(9),
1-15.
Supit, Hendry Victory., Karamoy Herman., & Morasa Jenny. 2015. “Pengaruh Struktur
Modal, Biaya Ekuitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai perusahaan pada Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset
Akuntansi dan Auditing Vol. 6 No.2. (2015).
Swingly, Calvin dan Sukartha, I Made. 2015. Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit,
Ukuran Perusahaan, Leverage dan Sales Growth Pada Tax Avoidance. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana. Volume 10.1. Halaman 47-62.
Ustiani, Nila. 2015. “Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan Manajerial, Keputusan
Investasi, Kebijakan Dividen, Keputusan Pendanaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan”. Jurnal ilmiah Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pandanaran Vol 1 No.
1 Februari (2015).
Utomo, Nanang Ari. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Semarang: Dinamika Akuntansi, Keuangan dan
Perbankan, 5(1) 2016
Weygandt, Jerry J., Kimmel, Paul D., Kieso, Donald E. 2015. Financial Accounting: IFRS
Edition, 3rd Edition. Amerika Serikat: Wiley.
www.bps.go.id
www.idx.co.id/daftaristilah
www.idx.co.id/media/1737/20180117_fb-2018.pdf (Factbook, 2018)
www.kemenperin.go.id
www.setkab.go.id/

Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year

S-ar putea să vă placă și