Sunteți pe pagina 1din 41

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK


DENGAN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF)

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktek Klinik
Keperawatan Anak. Dosen Pembimbing : Siti Handayani, SST.,M.Kes

Disusun Oleh
FITRI UMI AZIZAH ( P27220018110)
IIS HERAWATI (P27220018114)
IRFAN HANIF NAUFAL (P27220018116)
RACHMA WIDYA YOGA P. (P27220018129)

PROGRAM SARJANA TERAPAN JURUSAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Asuhan Keperawatan Anak Sakit
Demam Berdarah Dengue”.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah praktek klinik
Keperawatan Anak di Poltekkes Kemenkes Surakarta Jurusan Keperawatan. Dengan
terselesaikannya makalah ini, tidak lupa berkat bantuan, bimbingan, dan dorongan dari Ibu
Siti Handayani, SST.,M.Kes. Selaku dosen pembimbing mata kuliah Praktek Klinik
Keperawatan Anak dan teman-teman seperjuangan yang telah memberikan bantuan tenaga,
pikiran sehingga makalah dapat terselesaikan.
Apabila dalam penulisan makalah ini masih ditemukan kekeliruan, penulis
mengharap kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan makalah
ini.

Surakarta, Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Cover ................................................................................................................ i


Kata Pengantar................................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ................................................................................................. 1
B.Tujuan .............................................................................................................. 1
C.Manfaat ............................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Pengertian ........................................................................................................ 3
B.Etiologi ............................................................................................................. 5
C.Patofisiologi ..................................................................................................... 5
D.Manifestasi Klinis ............................................................................................ 6
E.Pemeriksaan Penunjang ................................................................................... 7
F.Penatalaksanaan................................................................................................ 8
G.Pathway ........................................................................................................... 9
H.Konsep Asuhan Keperawatan .......................................................................... 15
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan ...................................................................................................... 29
B.Saran ................................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demam berdarah dengue disebut sebagai penyakit (terutama sering dijumpai
pada anak) yang disebabkan oleh virus Dengue dengan gejala utama demam, nyeri
otot, dan sendi diikuti dengan gejala pendarahan spontan seperti; bintik merah pada
kulit,mimisan, bahkan pada keadaan yang parah disertai muntah atau BAB berdarah.
Disetiap negara penyakit DBD mempunyai manifestasi klinik yang berbeda.
Timbulnya penyakit DBD ditenggarai adanya korelasi antara strain dan genetik, tetapi
akhir-akhir ini ada tendensi agen penyebab DBD disetiap daerah berbeda. Hal ini
kemungkinan adanya faktor geografik, selain faktor genetik dari hospesnya. Selain itu
berdasarkan macam manifestasi klinik yang timbul dan tatalaksana DBD secara
konvensional sudah berubah. Infeksi virus Dengue telah menjadi masalah kesehatan
yang serius pada banyak negara tropis dan sub tropis.
Demam berdarah akibat virus dengue biasanya muncul setelah masa inkubasi
yaitu 3-8 hari. Jika system pertahanan tubuh dapat mengatasi virus, maka gejala yang
tampak biasa ringan atau bahkan tidak didapatkan. Tapi jika pertahanan tubuh lemah
maka virus akan mudah menyerang tubuh dan menimbulkan tanda gejala yang khas.
Oleh karena itu kami ingin membahas bagaimana virus ini bisa menginfeksi tubuh
terutama pada anak-anak dan bagaimana penanganan medisnya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan gambaran kepada mahasiswa dan masyarakat tentang
penyakit DHF serta dapat diaplikasikan kedalam asuhan keperawatan pada anak.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memberikan gambaran tentang definisi DHF
b. Mahasiswa mampu memberikan gambaran tentang etiologi DHF
c. Mahasiswa mampu memberikan gambaran tentang patofisiologi DHF
d. Mahasiswa mampu memberikan gambaran tentang Pathway DHF
e. Mahasiswa mampu memberikan gambaran tentang Manifestasi Klinis DHF
f. Mahasiswa mampu memberikan gambaran tentang Pemeriksaan penunjang
g. Mahasiswa mampu memberikan gambaran tentang Penatalaksanaan

1
2

h. Mahasiswa mampu memberikan gambaran tentang Asuhan Keperawatan DHF

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan dan memperoleh pengalaman dalam melakukan asuhan
keperawatan pada anak dan keluarga anak secara langsung.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Laporan makalah ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur sejauh mana upaya
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan asuhan keperawatan pada
anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Demam Berdarah Dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus Dengue. Virus ini dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus. Nyamuk Aedes aegypti sering disebut juga “nyamuk kota”, karena banyak
terdapat di sekitar rumah, terutama beristirahat di kelambu, gordin, pakaian yang tergantung
dan sebagainya. Sedangkan nyamuk Aedes albopictus sering disebut sebagai “nyamuk
desa”, karena suka pada pepohonan seperti rumpun bambu. Masa inkubasi atau masa tertular
virus ini sampai muncul gejala pertama, berkisar beberapa 7-10 hari. Masa
perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti terkait dengan iklim. Nyamuk jenis ini rata-rata
berkembangbiak di musim pancaroba, dalam hal ini cukup banyak air tergenang untuk
tempat bertelur (Suriadi, 2010).
Menurut Sudoyo Aru, 2009 Demam dengue/DBD dan demam berdarah dengue/DBD
atau dengue haemorrhagic faver/DHF adalah penyakit infeksi yang disebabakan oleh virus
dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai
leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositobenia dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi
pembesaran plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi ( peningkatakn hematokrit) atau
penumpukan cairan dirongga tubuh. Sindrom renjatan dengue atau dengue shock syndrome
adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renajtan atau syok.
Klasifikasi derajat penyakit infeksi virus dengue:
DB/DBD Derajat Laboratorium
DB Demam disertai 2 atau Leukopenia Serologi
lebih tanda : mialgia, Trombositopenia, dengue
sakit kepaal, nyeri tidak ditemukan bukti postif
retroorbital, artragia ada kebocoran plasma
DBD I Gejaal diatas ditambah Trombositopenia (<100.000/Ui)
uji bendung postif Bukti ada kebocoran plasma
DBD II Gejala diatas ditambah
pendarahan spontan

3
DBD III Gejala diatas ditambah
kegagalan sirulasi ( kulit
dingin dan lembab serta
gelisah)
DBD IV Syok berat disertai
dengan tekanan darah
dan nadi tidak teratur

B. Etiologi
Menurut (Murwani, 2009) penyebab utama DHF adalah dangue yaitu dari kelompok
arbovirus B. Sedangkan sebagai vektornya adalah melalui Arthropoda seperti nyamuk dan
lalat. Di Indonesia yang paling banyak sebagai vektor virus dengue adalah jenis nyamuk
Aede Aegypti betina dan Aedes Albopictus. Sifat nyamuk senang tinggal pada air yang
jernih dan tenang, telurnya dapat bertahan sampai berbulan-bulan pada suhu -2⁰ - 42⁰C. Bila
kelembaban terlalu rendah telur ini akan menetas dalam waktu 4 hari, kemudian untuk
menjadi nyamuk dewasa memerlukan waktu 9 hari. Nyamuk dewasa yang sudah menghisap
darah 3 hari dapat bertelur 100 butir.
Penyebab DHF adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes
( Aedes Albopictus dn Aedes Aegepty ). Virus dengue tergolong dalam family flavidadae
dan dikenal ada 4 serotipe.virus dengue berbentuk batang dan tergolong dan termoragil.
Virus Dengue termasuk genus Flavivirus, keluargaflaviride.Terdapat 4 serotipe virus yaitu
DEN-1, DEN-2, dan DEN-4.Keempatnya ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 serotype
terbanyak. Infeksi salahsatu serotype akan menimbulkan antibody terhadap serotype yang
bersangkutan, sedangkan antibody yang terbentuk terhadap serotype lain sangat kurang,
sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotype lain
tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4
serotipe selama hidupnya. Keempat serotype virus dengue dapat ditemukan di berbagai
daerah di Indonesia (SudoyoAru, dkk 2009).

4
C. Patofisiologi
1. Virus dangue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan
kemudian bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus antibodi dalam
sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplement. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas
C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan
mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan
menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
2. Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor
koagulasi(protombin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab
terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
3. Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding
pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan
diatesis hemoragik. Renjatan terjadi secara akut.
D. Manifestasi Klinis
Menurut (Murwani, 2009) gambaran klinis dari DHF ini sangat bervariasi, mulai dari yang
ringan (DF) sampai yang berat (DHF). Tetapi untuk memudahkan batasannya dapat kita
bagi dalam 4 tingkatan menurut derajat keganasan/beratnya penyakit.
1. Derajat I
Ditandai dengan: Demam, Mual-muntah, Anorexia, Sakit kepala terus menerus, Nyeri
dibagian epigastrium, Nyeri di perputasan bola mata, RI/Torriquet test positif (test ini
adalah untuk mengetahui apakah sudah terjadi kebocoran)
2. Derajat II : Tanda-tanda seperti derajat I diatambah dengan pendarahan spontan pada
kulit (petechie, echimosis dan purpura) dan pendarahn yang lain seperti epistaxis,
kematemesis dan mekna.
3. Derajat III : Pasien dalam per shock dengan ditandai adanya sirkulasi darah, hipotensi,
pucat, kulit dingin, gelisah dan denyut nadi lembut.
4. Derajat IV : Disebut juga DSS (Dengue Shock Sindrom). Pada tigkatan ini pasien sudah
dalam keadaan shock tekanan darah tidak terdengar dan nadi tidak teraba.
Selain tanda-tanda tersebut diatas pada penderita DHF dapat dijumpai pula tanda-tanda
sebagai berikut :

a. Pembesaran hepar (hepatomegali).

5
b. Thrombositopeni. Normal : 150 – 400 ribu/mm3.
c. Hemokonsentrasi, Ht tinggi dengan kenaikan sampai 20%.
Normal : Pria 40 – 54%
Wanita 35 – 47%
d. Masa pendarahan biasnaya memanjang
Cara penularan : melalui gigitan nyamuk. Untuk dapat menimbulkan sakit biasanya
setelah terjadi gigigtan berulang (bilers).
E. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Murwani, 2009) langkah-langkah diagnosa medis atau pemeriksaan yang dapat
dilakukan yaitu:
1. Periksa Hematukrit (Ht)
Ada kenaikan bisa sampai 20%.
Normal : Pria 40 – 54%
Wanita 35 – 47%
2. Uji Torniquet
Caranya : diukur tekanan darah kemudian diklem anatara tekanan systole dan diastole
selama 10 menit untuk dewasa dan 3 – 5 menit untuk anak-anak.
Positif bila ada butir-butir merah (petechie) lebh kurang 20 pada diameter 2,5 inci.
3. Test Serologi (darah filter).
Ini diambil sebanyak 3x dengan memakai kertas saring (filter paper) yang pertama
diambil pada waku pasien masuk Rumah Sakit, kedua diambil pada waktu akan pulang
dn ketiga diambil 1 – 3 mg setelah pengambilan yang kedua. Kertas ini disimpan pada
suhu kamar sampai menunggu saat pengiriman.
4. Isolasi virus
Bahan pemeriksaan adalah darah penderitaatau jaringan-jaringan untuk penderita yang
hidup melalui biopsy dedang untuk penderita yang meninggal melalui autopsy. Hal ini
jarang dikerjakan.
F. Penatalaksanaan
1. Minum sebanyak 1,5-2 liter/24jam dengan air teh, gula, atau susu
2. Antipiretik jika terdapat demam
3. Antikonvulsan jika terdapat kejang

6
4. Pemberian cairan melalui infus, dilakukan jika pasien mengalami kesulitan minum dan
nilai hematokrit cenderung meningkat
(Suriadi, 2010).
G. Pathway
Arboviruss (melalui Beredar dalam Infeksi virus dengue
nyamuk aedes aegypti) aliran darah

Membentuk dan Mengaktifkan


PGE2, Hipothalamus melepaskan zat z3a , sistem
c5a komplemen

hipertermi Peningkatan reabsorbsi Permeabilitas membran


Na+ dan H2O meningkat

agregasitrombosit Kerusakan endotel pembuluh darah Resiko syok hipovolemik

Renjatan hipovolemik dan


trombositopeni Merangsang dan mengaktivasi hipotensi
faktor pembekuan

DIC Kebocoran plasma

Pendarahan Kekurangan volume cairan Ke extravaskuler

abdomen
Perfusi jaringan tidak efektif

asites

Mual, muntah

(Suriadi, 2010)
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
7
H. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Mengkaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda-tanda perdarahan, mual muntah, tidak
nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, tanda-tanda renjatan (denyut nadi cepat
dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab terutama pada ekstremitas, sianosis, gelisah,
penurunan kesadaran)
1. Identitas : Pasien dan Penanggung jawab
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama : Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien
b. Riwayat penyakit sekarang : Perjalanan penyakit klien
c. Riwayat penyait dahulu : Riwayat penyakit yang pernah dialami klien
d. Riwayat kesehatan keluarga: Catatatan informasi kesehatan tentang seseorang dan
kerabat dekatnya
3. Pola Kebutuhan Dasar
a. Pola persepsi
Persepsi klien mengenai penyakitnya
b. Pola nutrisi
c. Pola eliminasi
d. Pola aktivitas dan Latihan
Aktivitas akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya nyeri
e. Pola Tidur
Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya nyeri sendi.
f. Pola peran dan hubungan
Masalah keluarga berkenaan dengan masalah di rumah sakit,kegiatan sosial
g. Pola seksual
Masalah seksualitas berdasarkan penyakit
h. Pola toleransi dan Koping
i. Pola kepercayaan
J. Pola kognitif dan persepsi
k. Pola persepsi dan konsep diri

8
4. Pengkajian Fisik
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum
2) Kesadaran
3) TTV
b. Pemeriksaan Head to toe
Kepala : Bentuk kepala,ada tidaknya lesi atau benjolan
Mata : Bentuk simetris atau tidak, Konjungtiva anemis/tidak, fungsi
penglihatan,
Hidung : Kesimetrisan,adanya polip atau tidak,fungsi
Penciuman,ada tidaknya lesi
Mulut : Fungsi Pengecapan,Mukosa bibir,Kebersihan gigi
dan mulut ada lesi atau tidak
Telinga : Ada tidaknya serumen atau lesi,,fungsi
pendengaran
Leher : Ada tidaknya pembesaran kelenjar thyroid
Paru : Inspeksi : Simetris,ada tidaknya lesi
Palpasi : persamaan getaran paru
Perkusi : Bunyi paru : sonor,hipersonor,dll
Auskultasi : vesikuler,tidak ada tambahan bunyi
Nafas

Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak pada ics


ke V

Palpasi : Ictus cordis teraba pada ics ke V

midclavikula sinistra

Perkusi : Bunti pekak

Auskultasi : S1 S2 reguler

9
Abdomen : Inspeksi : Tidak ada lesi,simetris

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Perkusi : Tympani

Auskultasi : Mengetahui suara bising usus

Genetalia : Ada tidaknya lesi atau benjolan,

Ekstermitas : Atas : Tidak ada edema,Kekuatan otot 5

Bawah : Tidak ada edema,kekuatan 5

2. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler,
perdarahan, muntah, dan demam.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah,
tidak nafsu makan
3. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
4. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdara

10
3. Intervensi
No. Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Dx Hasil
1. Setelah dilakukan 1. Observasi TTV 1. Penurunan sirkulasi
tindakan keperawatan, paling sedikit tiap 4 darah dapat terjadi
diharapkan volume jam. dari peningkatan
cairan terpenuhi dengan 2. Monitor tanda- kehilangan cairan
kriteria hasil : tanda meningkatnya mengakibatkan
 Memertahankan urine kekurangan cairan. hipotensi dan
output sesuai dengan 3. Observasi dan catat takikardia.
usia dan berat badan, intake dan output. 2. Mengetahui adanya
BJ urine normal, HT 4. Berikan hidrasi peningkatan
normal yang adekuat sesuai kekurangan cairan.
 TTV batas normal dengan kebutuhan 3. Menunjukkan status
 Tidak ada tanda-tanda tubuh. volume sirkulasi,
dehidrasi 5. Monitor nilai terjadinya perpindahan

 Elastisitas turgor kulit laboratorium: cairan, dan respon

baik, membran mukosa elektrolit darah, BJ terhadap terapi.

lembab, tidak ada rasa urine, serum 4. Mengganti cairan

haus yang berlebihan albumin dan tubuh yang hilang


trombosit akibat evaporasi.
6. Monitor dan catat 5. Mengetahui perubahan
berat badan nilai elektrolit darah,
7. Kolaborasi dengan BJ urine, serum
dokter untuk albumin dan
pemberian obat trombosit.
melalui IV 6. Mengetahui adanya
perubahan
peningkatan berat
badan.
7. Membantu proses

11
penyembuhan pasien

2. Setelah dilakukan 1. Izinkan anak untuk 1. Selera makan


tindakan keperawatan, memakan makanan meningkat dan status
diharapkan kebutuhan yang dapat gizi normal
nutrisi klien cukup ditoleransi anak, 2. Intake nutrisi
dengan kriteria hasil : rencanakan untuk tercukup
memperbaiki 3. Kebutuhan nutrisi
 Adanya peningkatan
kualitas gizi pada yang adekuat
berat badan sesuai
saat selera makan 4. Mengetahui adanya
dengan tujuan
anak meningkat perubahan
 BB ideal sesuai
2. Berikan makanan peningkatan BB
dengan tinggi badan
yang disertai 5. Mulut bersih selera
 Tidak ada tanda-
suplemen nutrisi makan meningkat
tanda malnutrisi
untuk
 Menunjukkan
meningkatkan
peningkatan fungsi
kualitas intake
pengecapan dari
nutrisi
menelan
3. Anjurkan kepada
 Tidak terjadi
orang tua untuk
penurunan BB yang
memberikan
berarti
makanan dengan

12
teknik porsi kecil
tetapi sering
4. Timbang BB setiap
hari pada waktu
yang sama dan
dengan skala yang
sama
5. Pertahankan
kebersihan mulut
pasien
3. Setelah dilakuakan 1. Kaji TTV 1. Penurunan sirkulasi
tindakan keperawatan, 2. Ajarkan keluarga darah dapat terjadi
diharapkan termogulasi dalam pengukuran dari peningkatan
klien normal dengan suhu kehilangan cairan
kriteria hasil : 3. Lakukan tappid mengakibatkan
sponge hipotensi.
 Suhu tubuh dalam
4. Beri terapi 2. Keluarga dapat
rentang normal
antipiretik melakukan secara
 Nadi dan RR dalam
5. Tingkatkan intake mandiri
rentang normal
cairan 3. Menurunkan suhu
 Tidak ada prubahan
tubuh
warna kulit dan tidak
4. Menurunkan suhu
pusing
tubuh
5. Mengganti cairan
tubuh yang hilang
akibat evaporasi

13
4. Setelah dilakukan 1. Kaji dan catat TTV 1. Penurunan sirkulasi
tindakan keperawatan, (kualitas dan darah dapat terjadi
diharapkan status prekuensi denyut dari peningkatan
sirkulasi klien baik nadi, TD, kapiler kehilangan cairan
dengan kriteria hasil: refil) mengakibatkan
2. Kaji dan catat hipotensi.
 Tekanan sistol dan
sirkulasi pada 2. Mengetahui adanya
diastol dalam rentang
ekstremitas (suhu, perubahan suhu,
yang diharapkan
kelembaban, dan kelembaban, dan
 Tidak ada ortostatik
warna) warna.
hipertensi
3. Nilai kemungkinan 3. Kondisi kulit
Tidak ada tanda- tanda
terjadinya kematian dipengaruhi oleh
peningkatan TIK
jaringan pada nilai sirkulasi, nutrisi, dan
kemungkinan immobilisasi
terjadinya kematian
jaringan pada
ekstremitas seperti
dingin, nyeri,
pembengkakan kaki

4. Implementasi Keperawatan
Melaksanakan sesuai dengan intervensi yang sudah direncanakan dengan pasien sesuai jadwal
dan bertahap agar diperoleh hasil yang diinginkan.

5. Evaluasi
Evaluasi yang diharapan dari tindakan keperawatan anara lain:
1. Tidak terjadi gangguan keseimbangan nutrisi
2. Nutrisi klien terpenuhi
3. Suhu tubuh klien dalam kisaran normal

14
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. F
DENGAN DIAGNOSA MEDIS DHF
DI BANGSAL EDELWEIS RSUD Ir.SOEKARNO SUKOHARJO
TANGGAL 11 OKTOBER 2019

I. PENGKAJIAN

1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : An.F
Umur : 17 Tahun
Agama : ISLAM
Jenis Kelamin : LAKI-LAKI
Status : BELUM MENIKAH
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : PELAJAR
Suku Bangsa : JAWA
Alamat : NGUTER SUKOHARJO
Tanggal Masuk : 11 OKTOBER 2019
Tanggal Pengkajian : 11 OKTOBER 2019
No. Register : 409XXX
Diagnosa Medis : DHF

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny.S
Umur : 50 TAHUN
Hub. Dengan Pasien: IBU PASIEN
Pekerjaan : WIRASWASTA
Alamat : NGUTER,SUKOHARJO

15
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat dikaji)
Pasien mengatakan badannya panas -+ 3 hari sebelum masuk Rumah Sakit
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Keluarga mengatakan pada tanggal 11 Oktober 2019,keluarga membawa
klien ke IGD RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo,dengan keluhan Pasien panas
naik turun sejak senin malam,nyeri sendi ,lalu pasien dipindah ke bangsal
Edelweis.
Saat dikaji pada tanggal 11 Oktober 2019,pasien mengatakan badannya
masih panas dan lemas.Pasien hanya berbaring di tempat tidur.Pada saat
pengkajian diperoleh data :
TD : 120/80 mmHg N : 86x/menit
S : 38,7 C RR : 20x/menit
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya :
Pasien mengatakan saat sakit langsung dibawa ke RSUD Sragen untuk
mendapat penanganan lebih lanjut
b. Satus Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit yang serius
2) Pernah dirawat
Pasien mengatakan tidak pernah dirawat inap di rumah sakit sebelumnya
3) Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat obatan atau
makanan
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Pasien mengatakan tidak merokok ,minum kopi,atau alcohol
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga mengatakan ibu pasien mempunyai riwayat penyakit gula
d. Diagnosa Medis dan therapy
Diagnosa medis : DHF

16
Therapy :Infus RL 250 cc/jam
PCT tablet 1/4 jam
Ranitidin

3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)


a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan selalu menjaga kesehatannya, dan ketika sakit pasien langsung
berobat ke klinik kesehatan terdekat
b. Pola Nutrisi-Metabolik
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan makan 3x sehari dengan porsi sedang dan minum ± 1500 cc
perhari
 Saat sakit :
Pasien mengatakan saat di rumah sakit makan 3x sehari dengan porsi rumah
sakit,makanan hampir habis,.dan minum 2000 cc dalam sehari.

c. Pola Eliminasi
1) BAB
 Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari warna kuning,bau khas
feses
 Saat sakit : Pasien mengatakan BAB 1 x sehari,bau khas feses
2) BAK
 Sebelum sakit :Pasien mengatakan BAK ± 5x dalam sehari ± 1000 cc
dengan warna kuning jernih,tidak ada rasa sakit saat BAK
 Saat sakit : Pasien mengatakan BAK lancar ± 1000cc dalam
sehari,tidak terpasang dc kateter

17
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas
Kemampuan Perawatan
0 1 2 3 4
Diri
Makan dan minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Berpindah 
Keterangan : 0: mandiri
1: Alat bantu
2: dibantu orang lain
3: dibantu orang lain dan alat
4: tergantung total
Keterangan:1. pasien mengatakan makan dan minum dibantu oleh keluarga
2. Pasien mengatakan mandi disibin ditempat tidur oleh keluarga
3. Pasien mengatakan BAK dan BAB dibantu keluarga
4. Pasien mengatakan berpakaian dibantu oleh keluarga
5. Pasien mengatakan berpindah dibantu oleh keluaraga
2) Latihan
 Sebelum sakit
Pasien mengatakan aktivitas sehari hari menjadi siswa di SMK
 Saat sakit
Pasien mengatakan latihan mobilisasi dibantu oleh keluarga

E. Pola kognitif dan Persepsi


a. Pasien mengatakan terdapat nyeri sendi di seluruh badan
b.Tidak terdapat gangguan pada indera klien
c. Pasien mampu membaca
d.Kemampuan bicara pasien baik, pasien berbicara dengan menggunakan bahasa Jawa
dan Indonesia

18
e. Pasien mampu mengingat dengan baik
f. Pola Persepsi-Konsep diri
a. Harga diri: pasien mengatakan dihargai dan dilayani sebagai pasien
b. Ideal diri : pasien mengatakan ingin dilayani sebaik-baiknya dirumah sakit
c. Identitas diri : pasien dirumah sakit,pasien dapat menyebutkan nama dan alamat
rumah
d. Gambaran diri : pasien menyadari bahwa saat ini dirinya sedang sakit

g. Pola Tidur dan Istirahat


Sebelumsakit:
Pasien mengatakan sebelum sakit tidur sekitar 6 – 8 jam sehari,Pasien tidur sekitar
pukul 21.00.dan bangun pukul 05.00 .Tidur pasien nyenyak.
Saat sakit:
Pasien mengatakan tidur sekitar 4 jam sehari,tidur pasien kurang nyenyak

h.Pola Peran-Hubungan
Sebelum sakit : Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga ,tetangga dan masyarakat
baik
Saat sakit ; Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga,masyarakat masih
baik,terbukti dengan masih banyak orang yang menjenguk saat klien sakit

i.Pola Seksual-Reproduksi
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam fungsi seksual.Pasien belum menikah

j.Pola Toleransi Stress-Koping


Sebelum sakit : Pasien mengatakan terbuka dengan masalahnya dan
bermusyawarah dengan keluarga untuk mengambil keputusan
Saat sakit : Pasien mengatakan menerima terhadap sakitnya,saat sakit pasien terbuka dan
bermusyawarah dengan keluarga jika ada masalah
k.Pola Nilai-Kepercayaan
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit beribadah dengan rutin dan sholat lima
waktu

19
Saat sakit : Pasien mengatakan hanya bisa berdoa untuk kesembuhannya dan tidak
melaksanakan sholat
4. Pengkajian Fisik
a.Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Composmentis
GCS : verbal: 5 Psikomotor:6 Mata : 4
b. Tanda-tanda Vital :
 Nadi = 86 x/menit
 Suhu =38,7˚C
 TD =120/80 mmhg
 RR =20 x/menit
c. Keadaan fisik
1) Kepala : Penyebaran rambut tidak merata,tidak ada benjolan,tidak ada lesi,tidak
ada nyeri tekan,kulit kepala berminyak
Mata : Sklera putih,pergerakan bola mata normal,simetris,konjungtiva
anemis,tidak ada pelebaran pupil,fungsi penglihatan normal
Hidung : Tidak ada sekret,tidak ada polip,simetris,tidak terpasang kanul oksigen
fungsi penciuman normal
Telinga : Simetris,tidak ada lesi,tidak terdapat cairan,fungsi pendengaran normal
Mulut : Tidak ada peradangan dan pendarahan,fungsi
pengecapan baik ,bentuk dan ukuran tonsil normal,serta tidak ada
peradangan pada faring

2) Leher : bentuk leher normal,tidak ada pembesaran pada kelenjar thyroid,tidak


ada lesi,tidak ada bengkak

3) Dada:
Paru:
 Inspeksi : Dada simetris,tidak ada lesi,tidak terdapat
bekas luka
 Palpasi getaran suara : Tidak ada benjolan,getaran dextra dan
sinistra sama
 Perkusi : suara paru sonor
 Auskultasi : suara nafas dalam keadaan normal,tidak
ada suara tambahan

Jantung:
 Inspeksi : tidak terdapat kelainan,bentuk simetris
 Palpasi : Teraba pada ICS ke V
 Perkusi : Batas batas jantung :
Batas atas : ICS III

20
Batas bawah : ICS V
Batas kiri : Midclavikularis / 4 jari dari midsternum
Batas kanan : Sejajar sisi sternum kanan/ 1/2 dari
midsternum
 Auskultasi : S1 : LUB
S2 : DUB
Tidak ada suara tambahan

3) Payudara dan ketiak:


Simetris,bersih,tidak terdapat lesi,tidak ada benjolan

4) Abdomen
 inspeksi : Tidak ada lesi atau benjolan,simetris
 auskultasi : Terdapat peristaltik usus ±10 kali/menit
 palpasi : Tidak terdapat benjolan
 perkusi : Terdapat bunyi tympani

5) Genetalia : tidak terdapat lesi

6) Integumen :
 Turgor : ≤ 2 detik
 Warna : coklat
 Kehangatan : terasa hangat
 Kebersihan : bersih
 Kelainan kulit : tidak terdapat kelainan
 Kelembaban : kulit pasien lembab

7) Ekstremitas :
Atas
Terpasang alat infus pada tangan kiri,tidak ada benjolan atau lesi

Bawah :
Tidak ada lesi atau benjolan
* Kekuatan otot
Tangan kanan : 5
Tangan kiri : 5
Kaki kanan : 5
Kaki kiri :5

21
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium

11 Oktober 2019
Jenis Pemeriksaan Hasil Unit Nilai normal
HEMATOLOGI
CBC
Lekosit 3,8 10 3/uL 4,5 – 12,5
Eritrosit 5,67 10 6/µL 4,40-5,90
Hemoglobin 16,2 g/dL 13,2-17,3
Index Eritrosit
MCV 87,3 fL 80 – 100
MCH 30,0 Pg 26-35
MCHC 34,3 g/dL 32-37
Hematokrit 47,1 % 40-52
Trombosit 76 10 3/ µL 140-392
RDW-CV 14,3 % 11.5 – 14.5
PDW 9,6 fL
MPV 8,7 fL

12 Oktober 2019
Jenis Pemeriksaan Hasil Unit Nilai normal
HEMATOLOGI
CBC
Lekosit 6,5 10 3/uL 4,5 – 12,5
Eritrosit 5,67 10 6/µL 4,40-5,90
Hemoglobin 15,8 g/dL 13,2-17,3
Index Eritrosit
MCV 81,5 fL 80 – 10
MCH 27,9 Pg 26-35
MCHC 34,2 g/dL 32-37
Hematokrit 46,2 % 40-52
Trombosit 17 10 3/ µL 140-392
RDW-CV 13,0 % 11.5 – 14.5
PDW 9,6 fL
MPV 11,1 fL
P-LCR 36,0 %
PCT 0,02 %

22
DATA FOKUS

Data objektif Data subjektif


pasien terlihat lemas - pasien mengatakan badannya panas
Pemeriksaan TTV - Pasien mengatakan nyeri sendi
TD :120/80 mmhg - Pasien mengatakan badannya lemas
Nadi : 86 x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 38.7◦C
Trombosit : 76

5. ANALISA DATA
A. Tabel Analisa Data
DATA Etiologi MASALA
H
DS: Proses Hipertermi
 Pasien mengatakan badannya lemas perjalanan
 Pasien mengatakan badannya panas penyakit
DO
 Pemeriksaan TTV
TD :120/80 mmhg
Nadi : 86 x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 37.8◦C
 KU : Lemah
 Badan An.F panas

DS : Trombositopeni Resiko
 Pasien mengatakan badannya lemas a Perdarahan
DO :
 Pemeriksaan TTV diperoleh
TD : 120/80 mmHg
N : 86x/menit
S : 37,8 C
RR : 20x/menit
 Trombosit : 76

23
B. Tabel Daftar Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas

NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL Ttd


DITEMUKAN TERATASI

1 11 Oktober Hipertermi berhubungan dengan 13 Oktober


2019 proses perjalanan penyakit 2019

2 11 Oktober Resiko Perdarahan berhubungan 13 Oktober


2019 dengan trombositopenia 2019

C. Rencana Tindakan Keperawatan


Rencana Perawatan Ttd
Hari/
No Dx Tujuan dan
Tgl Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
Jumat Hipertermi Setelah dilakukan
b/d proses
11 tindakan 1. Monitor TTV 1. Untuk
perjalanan
Okto penyakit keperawatan selama mengetahui
ber 3 x 24 Jam keadaan umum
2019 diharapkan pasien
hipertermi dpat
teratasi dengan 2. Monitor 2. Untuk
dengan KH: intake cairan mengetahui
 Melaporkan input dan input dan
kenyamanan suhu output output cairan
 Tidak mengalami pada pasien
peningkatan suhu 3. Berikan 3. Untuk
kulit kompres menurunkan
 Denyut nadi hangat pada suhu tubuh
radial normal pasien pasien

4. Anjurkan 4. Untuk
klien menyesuaikan

24
menggunakan suhu pasien
pakaian dengn
bahan tipis
menyerap
keringat

5. Berkolaborasi 5. Untuk
dengan dokter pemberian
dalam program terapi
pemberian medis
terapi
(paracetamol
tablet)

Resiko Setelah dilakukan 1. Monitor TTV 1. Untuk


perdarahan
tindakan mengetahui
b/d
trombosito keperawatan selama keadaan umum
penia
3x24 jam pasien
diharapakan tidak 2. Monitor tanda 2. Untuk
terjadi perdarahan tanda penurunan mengetahui
intra abdominal trombosit dan trombosit pada
dengan KH : jumlah trombosit pasien
 Tidak trjadi setiap hari
tanda tanda
perdarahan 3. Beri 3.Untuk
 Jumlah penjelasan menambah
trombosit mengenai pengetahuan
meningkat pengaruh

25
trombositopenia
pada keluarga
4. Anjurkan klien 4. Untuk
untuk banyak menunjang
istirahat kesembuhan

5. Kolaborasi 5. Untuk
dengan dokter mempercepat
dalam pemberian proses
transfusi penyembuhan
trombosit 4 kolf

D. Implementasi Keperawatan
Hari/ Ttd
No Dx Tindakan Keperawatan Evaluasi proses
Tgl/Jam
Jumat 11 1,2 Memonitor TTV pasien DS:
Okober pasien mengatakan
2019, bersedia diukur
pukul TTV
22.00 DO :
TD :120/80 mmHg
N : 84 x/menit
S : 38,2 C
RR : 20 x/menit

1, 2 Memonitor intake cairan input DS : pasien


dan output mengatakan telah
minum air
sebanyak 3000 cc
per hari

26
DO : pasien BAK
sebanyak -+ 2500
cc perhari dengan
kualitas cairan
kuning jernih dan
berbau khas urine

1 Memberikan kompres hangat DS : Pasien


pada pasien bersedia untuk di
kompres hangat
DO : pasien
tampak rileks dan
kooperatif

1 Menganjurkan pasien DS : Pasien


menggunakan pakaian dengan bersedia
bahan tipis menyerap keringat menggunakan
pakaian tipis
DO : Pasien
tampak rileks dan
kooperatif

1, 2 Mengkolaborasikan dengan DS : pasien


dokter dalam pemberian terapi bersedia untuk
(paracetamol tablet) minum obat
paracetamol
DO : pasien
diberikan obat
Paracetamol 500
mg/ 8jam, dan
kooperatif

27
2 Memonitor tanda tanda DS : Pasien
penurunan trombosit dan bersedia di cek
jumlah trombosit setiap hari trombositnya
DO : trombosit
pasien bertambah
menjadi 76 x 103/
µL

2 Beri penjelasan mengenai DS : pasien


pengaruh trombositopenia mengatakan belum
pada keluarga mengetahui dan
ingin tahu gejala
penyakitnya
DO : Pasien mulai
memahamipenyakit
yang di deritanya

1,2 Anjurkan klien untuk banyak DS : pasien


istirahat mengatakan
bersedia untuk
banyak istirahat
DO : pasien
tampak menerima
dan kooperatif

1,2 Kolaborasi dengan dokter DS : pasien


dalam pemberian transfusi bersedia untuk
trombosit 4 kolf diberi transfuse
trombosit

DO : pasien

28
tamapk rileks dan
kooperatif.

Sabtu, 12 1,2 Memonitor TTV pasien


Okober DS:

2019, pasien mengatakan

pukul bersedia diukur

12.00 TTV
DO :
TD :120/80 mmHg
N : 68 x/menit
S : 37,5 C
RR : 22 x/menit

1,2 Memonitor intake cairan input DS : pasien

dan output mengatakan telah


minum air
sebanyak 2500 cc
per hari
DO : pasien BAK
sebanyak -+ 2000
cc perhari dengan
kualitas cairan
kuning jernih dan
berbau khas urine

1, 2 Memberikan kompres hangat DS : Pasien

pada pasien bersedia untuk di


kompres hangat

29
DO : pasien
tampak rileks dan
kooperatif

1 Menganjurkan pasien DS : Pasien


menggunakan pakaian dengan bersedia
bahan tipis menyerap keringat menggunakan
pakaian tipis
DO : Pasien
tampak rileks dan
kooperatif

1 Mengkolaborasikan dengan DS : pasien


dokter dalam pemberian terapi bersedia untuk
(paracetamol tablet) minum obat
paracetamol
DO : pasien
diberikan obat
Paracetamol 500
mg/ 8jam, dan
kooperatif

1, 2 Memonitor tanda tanda DS : Pasien


penurunan trombosit dan bersedia di cek
jumlah trombosit setiap hari trombositnya
DO : trombosit
pasien berkurang
menjadi 29 x 103/
µL

30
1,2 Anjurkan klien untuk banyak DS : pasien
istirahat mengatakan
bersedia untuk
banyak istirahat
DO : pasien
tampak menerima
dan kooperatif

2 Kolaborasi dengan dokter DS : pasien


dalam pemberian transfusi bersedia untuk
trombosit 4 kolf diberi transfuse
trombosit

DO : pasien
tampak rileks dan
kooperatif.

Minggu, 1,2 Memonitor TTV pasien DS:

13 oktober pasien mengatakan

2019, bersedia diukur

pukul TTV

08.00 DO :
TD :120/80 mmHg
N : 84 x/menit
S : 36,5 C
RR : 20 x/menit

1,2 Memonitor intake cairan input DS : pasien

dan output mengatakan telah


minum air
sebanyak 3000 cc

31
per hari
DO : pasien BAK
sebanyak -+ 2500
cc perhari dengan
kualitas cairan
kuning jernih dan
berbau khas urine

1 Memberikan kompres hangat DS : Pasien


pada pasien bersedia untuk di
kompres hangat
DO : pasien
tampak rileks dan
kooperatif

1 Menganjurkan pasien DS : Pasien


menggunakan pakaian dengan bersedia
bahan tipis menyerap keringat menggunakan
pakaian tipis
DO : Pasien
tampak rileks dan
kooperatif

1 Mengkolaborasikan dengan DS : pasien


dokter dalam pemberian terapi bersedia untuk
(paracetamol tablet) minum obat
paracetamol
DO : pasien
diberikan obat
Paracetamol 500

32
mg/ 8jam, dan
kooperatif

1,2 Memonitor tanda tanda DS : Pasien


penurunan trombosit dan bersedia di cek
jumlah trombosit setiap hari trombositnya
DO : trombosit
pasien berkurang
menjadi 17 x 103/
µL

1,2 Anjurkan klien untuk banyak DS : pasien


istirahat mengatakan
bersedia untuk
banyak istirahat
DO : pasien
tampak menerima
dan kooperatif

2 Kolaborasi dengan dokter DS : pasien


dalam pemberian transfusi bersedia untuk
trombosit 4 kolf diberi transfuse
trombosit

DO : pasien
tampak rileks dan
kooperatif.

33
E. Evaluasi Keperawatan
N Hari/Tgl TT
No Dx Evaluasi
o Jam d
Jum’at, Hipertermi b/dS: S: Pasien mengatakan tubuhnya terasa panas
11 Proses oOO:
Oktober perjalanan Pemeriksaan TTV :
TD : 120/80 mmHg
2019 penyakit
N : 84x/menit
Jam S : 37,5 C
RR : 20x/Menit
24.00
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi

Jum’at, Resiko
S : pasien mengatakan badanya terasa nyeri di
11 perdarahan b/d
beberapa aggota tubuhnya dan lemas
Oktober trombositopenia
O : pasien tampak cemas dan kesakitan
2019, Trombosit : 76 x 103/ µL
jam
A : masalah teratasi sebagian
24.00
P : intervensi dilanjutkan
- Monitor TTV
- Monitor trombosit pasien setiap hari
Kolaborasi dengan dokter untuk intervensi lebih
lanjut

34
Sabtu, 12 Hipertermi b/dS: Pasien mengatakan tubuhnya masih sedikit panas
Oktober Proses oOO:
2019 perjalanan Pemeriksaan TTV :
TD : 120/80 mmHg
Jam penyakit
N : 84x/menit
18.00 S : 36.7 C
RR : 21 x/Menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
Sabtu, 12 Resiko
Kolaborasikan dengan dokter untuk intervensi
Oktober perdarahan b/d
lebih lanjut
2019, trombositopenia
S : pasien mengatakan badanya terasa nyeri di
jam
beberapa aggota tubuhnya dan lemas
18.00
O : pasien tampak cemas dan kesakitan
Trombosit : 29 x 103/ µL

A : masalah teratasi sebagian


P : intervensi dilanjutkan
- Monitor TTV
- Monitor trombosit pasien setiap hari
Kolaborasi dengan dokter untuk intervensi lebih
lanjut
1 Minggu, Hipertermi b/dSs S: : Pasien mengatakan badannya sudah tidak panas
13 Proses oOO:
Oktober perjalanan Pemeriksaan TTV :
TD : 120/80 mmHg
2019 penyakit
N : 68 x/menit
Jam S : 36,5 C
RR : 20 x/Menit
14.00
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi

2 Minggu, Resiko
S : pasien mengatakan badanya masih sedikit lemas
13 perdarahan b/d
O : pasien dapat sedikit beraktivitas
Oktober trombositopenia Trombosit : 17 x 103/ µL

35
2019 A : masalah teratasi sebagian
14.00 P : intervensi dilanjutkan
- Monitor TTV
- Monitor trombosit pasien setiap hari
- Kolaborasi dengan dokter untuk intervensi
lebih lanjut

36
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Demam Berdarah Dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus Dengue. Virus ini dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus. Nyamuk Aedes aegypti sering disebut juga “nyamuk kota”, karena banyak
terdapat di sekitar rumah, terutama beristirahat di kelambu, gordin, pakaian yang tergantung
dan sebagainya.Dengan gejala utama demam, nyeri otot, dan sendi diikuti dengan gejala
pendarahan spontan seperti; bintik merah pada kulit,mimisan, bahkan pada keadaan yang
parah disertai muntah atau BAB berdarah. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue
dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 tipe virus ini selama hidupnya. Semuatipe virus dengue ini
dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.

B. Saran
Di dalam kehidupan sehari-hari sebaik nya menerapkan 3 M yaitu menguras menutup dan
mengubur supaya terhindar dari demam berdarah.

37
DAFTAR PUSTAKA

Murwani, Arita. 2009. Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Jogjakarta : Mitra Medika Press

Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC.Yogyakarta : Medi Action

Sudoyo, Aru dkk..2009. Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta : Internal Publishing.

Suriadi dan Rita Yuliani, 2010.Asuhan Keperawatan pada Anak.Jakarta : CV Agung


Seto.

38

S-ar putea să vă placă și