1.

This diagram provides an overview of a domestic central heating system. It shows how the tank,
boiler and pipes ensure a constant flow of hot waterto both the radiators and the taps.

The cold water enters the house and is stored in a water storage tank in the roof. From there ü
flows down to the boiler, located on the ground floor of the house.

The boiler, which is fuelled by gas or oil, heats up the water as it passes through it. The hot water
is then pumped round the house through a system of pipes and flows into the radiators, located in
different rooms. The water circulates through the radiators, which have small tubes inside them
to help distribute the heat, and this warms each of the rooms. Some of the water is directed to the
taps to provide hot water for the house.

Once the water has been through the pipes and radiators, it is returned to the boiler to be re-
heated and circulated round the house again

Diagram ini memberikan gambaran umum tentang sistem pemanas sentral domestik. Ini
menunjukkan bagaimana tangki, ketel, dan pipa memastikan aliran panas yang konstan untuk
radiator dan keran.
Air dingin memasuki rumah dan disimpan dalam tangki penyimpanan air di atap. Dari sana ü
mengalir ke boiler, yang terletak di lantai dasar rumah
Ketel, yang didorong oleh gas atau minyak, memanaskan air saat melewatinya. Air panas
kemudian dipompa ke sekeliling rumah melalui sistem pipa dan mengalir ke radiator, yang terletak
di ruangan yang berbeda. Air bersirkulasi melalui radiator, yang memiliki tabung kecil di
dalamnya untuk membantu mendistribusikan panas, dan ini menghangatkan setiap kamar.
Sebagian air diarahkan ke keran untuk menyediakan air panas untuk rumah.
Setelah air melewati pipa dan radiator, air itu dikembalikan ke ketel untuk dipanaskan kembali dan
diedarkan di sekitar rumah lagi

The given picture illustrates how a central heating system operates in a typical house in order to
keep internal climate and tap water at a pre-set temperature. The process runs through two stages,
starting at a transitory state until reaching a steady state.

In the transitory stage, the main goal is to fill the heater´s piping circuit up with water. Initially,
cold water is taken from the local water utility supplier and passed through a boiler, which is a
device designed to exchange energy between burned fuel (gas or oil) and water, this fluid is then
pumped through some tubes and radiators, which are equipment used for exchanging temperature
between the running fluid and the air inside the house. Finally, water reaches back to the boiler.
The amount of water taken from the utility service has a specific volume according to an
engineering design, this stage continually repeats until the water gets a predefined temperature.
Once the system has reached the pre-set temperature, that is when it gets to steady state, thanks to
the high pressure on the piping circuit, water is transported to a storage tank from the boiler, after
the storage tank is completed, water runs down to a sink and when the pressure again is high
enough, water deviates towards a spare water tank which functions as a water reserve for when
the service is interrupted.

Gambar yang diberikan menggambarkan bagaimana sistem pemanas sentral beroperasi di rumah
khusus untuk menjaga iklim internal dan air keran pada suhu yang telah ditentukan sebelumnya.
Proses berjalan melalui dua tahap, mulai dari kondisi sementara hingga mencapai kondisi stabil.
Pada tahap sementara, tujuan utama adalah untuk mengisi rangkaian pipa pemanas dengan air.
Awalnya, air dingin diambil dari pemasok utilitas air setempat dan melewati boiler, yang
merupakan perangkat yang dirancang untuk bertukar energi antara bahan bakar yang dibakar (gas
atau minyak) dan air, cairan ini kemudian dipompa melalui beberapa tabung dan radiator, yang
peralatan yang digunakan untuk bertukar suhu antara fluida yang mengalir dan udara di dalam
rumah. Akhirnya, air mencapai kembali ke boiler. Jumlah air yang diambil dari layanan utilitas
memiliki volume spesifik sesuai dengan desain teknik, tahap ini terus berulang sampai air
mendapatkan suhu yang telah ditentukan.
Setelah sistem mencapai suhu yang ditentukan sebelumnya, yaitu saat kondisi stabil, berkat
tekanan tinggi pada sirkuit perpipaan, air diangkut ke tangki penyimpanan dari boiler, setelah
tangki penyimpanan selesai, air mengalir turun ke wastafel dan ketika tekanan lagi cukup tinggi,
air menyimpang ke tangki air cadangan yang berfungsi sebagai cadangan air ketika layanan
terganggu

2. he given charts are data of flu cases in a large country and the vaccine trial for female. The first
chart, bar chart, shows the information about the number of deaths in females and males that
caused by flu per quarter year from March to August in 1996. The second chart, line graph,
illustrates the number of flu cases in both women and men from February to December in 1996.
The third chart, pie chart, gives the information about proportion vaccine trial receiver in different
group of females.
According to the bar chart, apperantly many women dead cause of flu than men. During march to
may period, there are 1 female death while there were no male death. The next quarter year, the
number of female’ deaths rose by 3 while there were 2 males dead cause of flu.
This data was precised by line graph where the graph showed obviously that females were
potentially gotten flu cases than males. During first half period, flu cases icreased dramatically
for both women and men with the cases total peaked at 3500 for women and around 2600 for men.
But, six month onward, the flu cases decreased gradually to 2500 cases for females and 1500 cases
for males in the end of december.
To solve the problem, researchers conducted the new vaccine trial to the females as this flu
attacked many women than man. The highest receiver, 35%, were older women who are over 65
years old. It perhaps they immunity was weaker as they getting old. Babies or children were being
the second largest vaccine receiver as may be their immunity was also still weak. While the other
recipient were hospitalized women, 13%. There are 28% women from the total women that were
not given the vaccine.
Overall, women, especially older women, were more risky to get flu cases and death because of
that disease.
Bagan yang diberikan adalah data kasus flu di negara besar dan uji coba vaksin untuk perempuan.
Bagan pertama, bagan batang, menunjukkan informasi tentang jumlah kematian pada wanita dan
pria yang disebabkan oleh flu per kuartal tahun dari Maret hingga Agustus pada tahun 1996. Bagan
kedua, grafik garis, menggambarkan jumlah kasus flu pada wanita dan pria. laki-laki dari Februari
hingga Desember pada tahun 1996. Bagan ketiga, bagan pie, memberikan informasi tentang
penerima uji coba proporsi vaksin pada kelompok perempuan yang berbeda.

Menurut grafik batang, banyak wanita yang meninggal karena flu daripada pria. Selama pawai ke
periode Mei, ada 1 kematian wanita sementara tidak ada kematian laki-laki. Kuartal tahun
berikutnya, jumlah kematian wanita meningkat 3 sementara ada dua pria meninggal karena flu.

Data ini diawali oleh grafik garis di mana grafik menunjukkan dengan jelas bahwa perempuan
berpotensi mendapatkan kasus flu daripada laki-laki. Selama paruh pertama, kasus flu meningkat
secara dramatis baik untuk wanita maupun pria dengan total kasus mencapai 3500 untuk wanita
dan sekitar 2600 untuk pria. Namun, enam bulan kemudian, kasus flu menurun secara bertahap
menjadi 2.500 kasus untuk perempuan dan 1500 kasus untuk laki-laki pada akhir Desember.

Untuk mengatasi masalah tersebut, para peneliti melakukan uji coba vaksin baru pada wanita
karena flu ini menyerang banyak wanita daripada pria. Penerima tertinggi, 35%, adalah wanita
yang lebih tua yang berusia lebih dari 65 tahun. Mungkin kekebalan mereka lebih lemah karena
mereka semakin tua. Bayi atau anak-anak menjadi penerima vaksin terbesar kedua karena mungkin
kekebalan mereka juga masih lemah. Sementara penerima lainnya adalah wanita yang dirawat di
rumah sakit, 13%. Ada 28% wanita dari total wanita yang tidak diberi vaksin.

Secara keseluruhan, wanita, terutama wanita yang lebih tua, lebih berisiko terkena kasus flu dan
kematian karena penyakit itu.

3. The provided line graph shows the acid level of our mouth which is created by the consumption
of fruit sugar, cane sugar & honey and compares their effects on our tooth decay.

When the pH level in the mouth is above 5.5, acidity remains at such a level that teeth are unlikely
to be in danger from decay. Sweet foods, however, cause pH in the mouth to drop for a time, and
the longer the pH levels remain below 5.5, the greater the possibility for decay to occur. The
illustration compares the fruit sugar, cane sugar and honey, which are the most common
ingredients of sweet foods, causes the pH level to drop below the danger level after 5 minutes.

Among these 3 sweet items, cane sugar decreases the pH level most quickly and causes to remain
the level under the danger level for the longest period (over 30 minutes) and thus produce the
greatest risk among the three. After consuming the cane sugar, the pH level drops to level 3.5 and
remains there for over half an hour. On the other hand, fruit sugar causes the acidity level of
mouth to fall under pH level 4 in 5 minutes and remains under threat level for 20 minutes. Finally,
the honey appears to be less risky among the three causes the pH level to drop to 4.7 in 5 minutes
and proceed to above pH 5.5 level within 15 minutes of consumption.

Grafik garis yang disediakan menunjukkan tingkat asam mulut kita yang dibuat oleh konsumsi
gula buah, gula tebu & madu dan membandingkan pengaruhnya terhadap kerusakan gigi kita.

Ketika tingkat pH di mulut di atas 5,5, keasaman tetap pada tingkat yang gigi tidak mungkin berada
dalam bahaya kerusakan. Makanan manis, bagaimanapun, menyebabkan pH di mulut turun untuk
sementara waktu, dan semakin lama tingkat pH tetap di bawah 5,5, semakin besar kemungkinan
terjadinya pembusukan. Ilustrasi tersebut membandingkan gula buah, gula tebu, dan madu, yang
merupakan bahan paling umum dari makanan manis, menyebabkan tingkat pH turun di bawah
tingkat bahaya setelah 5 menit.

Di antara 3 item manis ini, gula tebu menurunkan tingkat pH paling cepat dan menyebabkan tetap
level di bawah tingkat bahaya untuk periode terpanjang (lebih dari 30 menit) dan dengan demikian
menghasilkan risiko terbesar di antara ketiganya. Setelah mengkonsumsi gula tebu, level pH turun
ke level 3.5 dan tetap di sana selama lebih dari setengah jam. Di sisi lain, gula buah menyebabkan
tingkat keasaman mulut turun di bawah tingkat pH 4 dalam 5 menit dan tetap di bawah tingkat
ancaman selama 20 menit. Akhirnya, madu tampaknya kurang berisiko di antara ketiganya
menyebabkan tingkat pH turun menjadi 4,7 dalam 5 menit dan melanjutkan ke atas tingkat pH 5,5
dalam waktu 15 menit setelah dikonsumsi.

4. The map portrays the Hawaiian island chain, which is located in the heart of the Pacific Ocean
and roughly 2,700 kilometres in length. As is presented, it is formed of volcanoes and the active
ones are at the south-east tip of the archipelago, where Hawaii itself is situated. It also shows the
how the volcano eruption occurs.

It is pointed out that the chain began to form almost 80 million years ago on solid dense rock bed
and each island started to evolve after an eruption on the seafloor. First, a `hot spot' existed on
the ocean bed, which let out a plume of the material called 'magma'. Further, hot spot remained
stable. Hence, magma spume was formed. This magma may originate as deep as 2,883 km below
the ocean bed. Next, further eruptions took place, which built up the volcano. Eventually, it
emerged above the surface of the ocean.

Afterward, the spume of magma has remained immobile as the Pacific tectonic plate moves in a
north-west direction across it at an annual speed of 7-9 centimetre. As it moves, a volcano forms
as it passes over the hotspot and then become inactive when it has passed it. The other major
islands in the Pacific ocean are Niihau, Kauai, Oahu, Molokai, Maui, Lanai and Kahoolawe which
are 0-100 kilometres away from each other.

Peta tersebut menggambarkan rantai pulau Hawaii, yang terletak di jantung Samudra Pasifik dan
panjangnya sekitar 2.700 kilometer. Seperti yang disajikan, ia terbentuk dari gunung berapi dan
yang aktif berada di ujung tenggara kepulauan, tempat Hawaii sendiri berada. Ini juga
menunjukkan bagaimana letusan gunung berapi terjadi.

Ditunjukkan bahwa rantai mulai terbentuk hampir 80 juta tahun yang lalu di atas hamparan batuan
padat dan setiap pulau mulai berevolusi setelah letusan di dasar laut. Pertama, 'hot spot' ada di
dasar samudra, yang mengeluarkan segumpal material yang disebut 'magma'. Selanjutnya, hot spot
tetap stabil. Karenanya, asap magma terbentuk. Magma ini mungkin berasal sedalam 2.883 km di
bawah dasar laut. Selanjutnya, letusan lebih lanjut terjadi, yang membangun gunung berapi.
Akhirnya, ia muncul di atas permukaan laut.

Setelah itu, asap magma tetap tidak bergerak ketika lempeng tektonik Pasifik bergerak ke arah
barat laut melintasi kecepatan tahunan 7-9 sentimeter. Saat bergerak, gunung berapi terbentuk
ketika melewati hotspot dan kemudian menjadi tidak aktif ketika telah melewatinya. Pulau-pulau
besar lainnya di laut Pasifik adalah Niihau, Kauai, Oahu, Molokai, Maui, Lanai, dan Kahoolawe
yang berjarak 0-100 kilometer dari satu sama lain