Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
A. Latar belakang.
zat sisa yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh. Kelainan pada
2
asuhan keperawatan pada pasien, perawat dapat menerapkan
pasiennya.
Carolus.
B. Tujuan.
sint. Carolus.
perkuliahan.
3
C. Metoda Penulisan.
1. Studi kepustakaan.
perianal fistel.
D. Sistematika penulisan.
sistematika penulisan.
Bab II: Tinjauan teoritis, terdiri dari konsep dasar medik dan
4
Bab III: Pengamatan kasus, semua hasil pengamatan dituliskan
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Definisi.
dari anus samapi bagian luar kulit anus, atau dari suatu abses
2. Anatomi Fisiologi.
sampai kanalis ani. Diameter usus besar sudah pasti lebih besar
Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon dan rektum. Pada sekum
sekum. Sekum menempati sekitar dua atau tiga inci pertama dari
kelokan tajam yaitu pada abdomen kanan dan kiri atas berturut-
6
kolon sigmoid bersatu dengan rektum, yang menjelaskan alasan
tubuh). Satu inci terakhir dari rektum dinamakan kanalis ani dan
Usus besar dibagi menjadi belahan kiri dan dan kanan sejalan
iliaka interna dan aorta abdominalis. Alir balik vena dari kolon dan
kontrol voluntar.
7
Usus besar mempunyai fungsi yang semuanya berkaitan
dengan proses akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling
8
Anatomi rektum dan anus.
9
3. Etiologi.
4. Patofisiologi.
atau batuk. Abses sub mukosa atau iskiorektal dapat diraba sebagai
10
posterior. Bentuknya mungkin lurus, bengkok, tak beraturan atau
yang terbatas pada usus besar, akan mengalami fistula perianal. 25%
11
5. Tanda dan gejala.
diantaranya.
busuk.
6. Tes diagnostik.
adalah;
12
7. Therapi / pengelolaan medik.
8. Komplikasi.
1. Pengkajian.
a. Pengkajian.
dijumpai:
waktu di antaranya.
Hygiene kurang
Peningkatan suhu/demam.
13
Kajian pola eliminasi, pada pengkajian akan ditemukan:
Tenesmus.
mungkin ditemukan:
dijumpai:
tidak sembuh-sembuh
b. Diagnosa keperawatan.
fistel adalah:
14
Pre operasi:
mungkin terkontaminasi.
proses peradangan.
Post operasi:
operasi.
2. Perencanaan.
15
HYD: Nyeri berkurang atau terkontrol ditandai dengan klien
nyeri berkurang.
Rencana tindakan:
kegelisahan.
nyeri/tak nyaman.
nyeri.
pengalihan perhatian
kemampuan koping.
menjaga exoriasi..
16
Berikan remdaman duduk.
nyaman.
Rencana tindakan:
infeksi.
17
Rasional: klien membutuhkan nutrisi yang cukup untuk
penyambuhan lukanya.
infeksi.
perasaan cemasnya.
Rencana tindakan:
komunikasi therapeutik.
feedback.
18
Rasional: dengan menunjukkan sikap empati, diharapkan
kecemasan.
regimen.
Rencana tindakan:
19
Ulangi penjelasan tentang proses penyakit, penyebab, tanda
Post Operasi
Rencana tindakan:
20
Kaji area luka operasi, adanya edema, hematoma atau
inflamasi.
meningkatnya nyeri.
Rencana tindakan:
21
3. Diagnosa keperawatan: Risiko tinggi infeksi berhubungan
terkontaminasi.
Rencana tindakan:
penyembuhan.
kering.
penggantian balutan.
22
Rasional dengan irigasi luka dengan antiseptik baik untuk
melawan infeksi
BAB III
PENGAMATAN KASUS
penyakitnya ini sudah lama, sudah sejak 3 tahun yang lalu. Sudah
18x/menit teratur jenis dada. Tinggi badan 163,5 cm, BB: 70 kg.
23
BAB IV
PEMBAHASAN
Tetapi ada sedikit perbedaan yang kami jumpai dalam kasus tersebut.
Pengkajian
Berat badan klien agak berlebih IMT: 26,12 kg/m 2.Tetapi klien
kebersihannya.
24
Pola eliminasi.
Tes Diagnostik.
Diagnosa Keperawatan.
Perencanaan.
25
Pada dasarnya rencana yang kami buat sama dengan yang ada
Implementasi.
dengan teori.
Evaluasi.
26
BAB V
KESIMPULAN
sebagai berikut:
tambahan.
27
DAFTAR PUSTAKA.
Philadelphia. 1989.
28
6. Staf Pengajar Bagian Patologi Anatomi FKUI. Kumpulan Kuliah
29