Sunteți pe pagina 1din 18

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF (CHF)

A. Definisi
Gagal jantung disebut juga CHF (Congestive Heart Failure) atau Decomp
Cordis. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai
pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk matabolisme jaringan
(Price, S. A. 2002).
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologik berupa kelainan fungsi
jantung sehingga tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan dan kemampuannya ada kalau disertai peninggian
volume diastolik secara abnormal (Mansjoer, 2003).
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologik adanya kelainan fungsi
jantung berakibat jantung gagal memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai
peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri (Smeltzer, 2002).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gagal jantung adalah
keadaan dimana jantung sudah tidak mampu memompa darah sesuai dengan
kebutuhan tubuh dan kemampuannya hanya ada kalau disertai dengan
peningkatan tekanan pengisian ventrikel kiri.

B. Tanda Dan Gejala


 Sesak nafas (dyspneu)
Peningkatan tekanan pengisian bilik kiri menyebabkan transudasi cairan ke
jaringan paru. Penurunan compliance (regangan) paru menambah kerja
nafas. Sensasi sesak nafas jugadisebabkan penurunan aliran darah ke otot
pernafasan. Awalnya, sesak nafas timbul saat betraktivitas (dyspneu on
effort) dan jika gagal jantung makin berat sesak juga timbul saat beristirahat.
 Ortopneu (sesak saat berbaring)
Pada saat posisi berbaring, maka terdapat penurunan aliran darah di perifer
dan peningkatanvolume darah di sentral (rongga dada). Hal ini berakibat
peningkatan tekanan bilik kiri danudema paru. Kapasitas vital juga menurun
saat posisi berbaring.
 Paroxysmal Nocturnal Dyspneu
(PND) yaitu sesak tiba-tiba pada malam hari disertai batuk- batuk.
 Takikardi dan berdebar- debar yaitu peningkatan denyut jantung akibat
peningkatan tonussimpatik.
 Batuk- batuk
Terjadi akibat udema pada bronchus dan penekanan bronchus oleh atrium
kiri yangdilatasi. Batuk sering berupa batuk yang basah dan berbusa, kadang
disertai bercak darah.
 Mudah Lelah
Terjadi akibat curahjantung yang kurang yang menghambat jaringan dari
sirkulasi normaldan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa
katabolisme. Juga terjadi akibatmeningkatnya energi yang digunakan untuk
bernafas dan insomnia yang terjadi akibat distres pernafasan dan batuk.
 Sianosis
Penurunan tekanan oksigen di jaringan perifer dan peningkatan ekstraksi
oksigenmengakibatkan peningkatan methemoglobin kira-kira 5 g / 100 ml
sehingga timbul sianosis.
 Adanya suara jantung P2, S3, S4 menunjukkan insufisiensi mitral
akibat dilatasi bilik kiri atau disfungsi otot papilaris.
 Edema (biasanya pitting edema) yang dimulai pada kaki dan tumit dan
secara bertahap bertambah ke atas disertai penambahan berat badan.
 Hepatomegali (pembesaran hepar)
Terjadi akibat pembesaran vena di hepar. Bila proses ini berkembang maka
tekanan pada pembuluh portal meningkat sehingga cairan terdorong keluar
rongga abdomen yang disebutasites.
 Anoreksia dan mual akibat pembesaran vena dan stasis vena di dalam
rongga abdomen.
 Nokturia (rasa ingin kencing di malam hari)Terjadi karena perfusi ginjal dan
curah jantung akan membaik saat istirahat.

C. Patofisiologis
Patofisiologi Gagal Jantung diuraikan berdasarkan tipe Gagal Jantung
yang dibedakan atas Gagal Jantung Akut dan Kronik, Gagal Jantung kiri dan
kanan, Gagal Jantung dengan output yang tinggi dan output yang rendah,
Gagal Jantung dengan kemunduran dan kemajuan, serta Gagal Jantung
sistolik dan diastolik (Crowford, 2009 didalam Yuliana 2012).
Gagal Jantung Akut adalah timbulnya gejala secara mendadak, biasanya
selama bebarapa hari atau beberapa jam. Gagal Jantung kronik adalah
perkembangan gejala selama beberapa bulan sampai bebarapa tahun. Jika
penyebab atau gejala gagal jantung akut tidak reversibel, maka gagal jantung
menjadi kronis (Hudak & Gallo, 2011).
Gagal Jantung kiri adalah kegagalan ventrikel kiri untuk mengisi atau
mengosongkan dengar benar. Hal ini menyebabkan peningkatan tekanan di
dalam ventrikel dan kongesti pada sistem vaskular paru. Gagal Jantung kiri
dapat lebih lanjut dklasifikasikan menjadi disfungsi sistolik dan diatolik.
Disfungsi sistolik didefinisikan sebagai fraksi ejeksi kurang dari 40% dan
disebabkan oleh penurunan kontraktilitas. Ventrikel tidak dikosongkan secara
adekuat karena pemompaan yang buruk, dan hasil akhirnya adalah penurunan
curah jantung. Sedangkan disfungsi diastolik sering disebut dengan Gagal
Jantung dengan fungsi ventrikel kiri yang dipertahankan. Pemompaan normal
atau bahkan meningkat, dengan fraksi Pemeriksaan Diagnostik ejeksi
kadang-kadang setinggi 80%. Disfungsi diastolik disebabkan oleh gangguan
relaksasi dan pengisian (Hudak & Gallo, 2011).
Gagal Jantung kanan adalah kegagalan ventrikel kanan untuk memompa
secara adekuat (Hudak & Gallo, 2011). Kegagalan jantung kanan sering kali
mengikuti kegagalan jantung kiri tetapi bisa juga disebabkan oleh karena
gangguan lain seperti atrial septal defek cor pulmonal (Lilly, 2011 didalam
Crawford, 2009). Pada kondisi kegagalan jantung kanan terjadi afterload
yang berlebihan pada ventrikel kanan karena peningkatan tekanan vaskular
pulmonal sebagai akibat dari disfungsi ventrikel kiri. Ketika ventrikel kanan
mengalami kegagalan, peningkatan tekanan diastolik akan berbalik arah ke
atrium kanan yang kemudian menyebabkan terjadinya kongesti vena sistemik
(Lilly, 2011).
Pada beberapa kasus gagal jantung ditemukan kondisi penurunan output.
Dan sebaliknya peninggian output pada gagal jantung sangat jarang terjadi,
biasanya dihubungkan dengan kondisi hiperkinetik sistem sirkulasi yang
terjadi karena meningkatnya kebutuhan jantung yang disebabkan oleh kondisi
lain seperti anemia atau tiroksikosis. Vasokontriksi dapat terjadi pada kondisi
gagal jantung dengan penurunan output sedangkan pada gagal jantung
dengan peningkatan output terjadi vasodilatasi. Pada tipe gagal jantung
dengan kemunduran merupakan kondisi dimana terjadi peningkatan dalam
sistem pengosongan satu atau kedua ventrikel. (Crawford, 2009).
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk mendukung penegakan
diagnosis gagal jantung adalah:
a. Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan EKG harus dikerjakan pada semua pasien diduga gagal
jantung. Abnormalitas EKG memiliki nilai prediktif yang kecil dalam
mendiagnosis gagal jantung, jika EKG normal, diagnosis gagal jantung
khususnya dengan disfungsi sistolik sangat kecil (< 10%).
b. Sonogram
Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam
fungsi/struktur katub atau area penurunan kontraktilitas ventricular.
c. Skan jantung
Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan pergerakan dinding.
d. Kateterisasi jantung
Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal
jantung sisi kanan dan sisi kiri, dan stenosi katup atau insufisiensi. Juga
mengkaji potensi arteri koroner. Zat kontras disuntikkan kedalam
ventrikel menunjukkan ukuran bnormal dan ejeksi fraksi/perubahan
kontrktilitas.
e. Rontgen thoraks
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan
dilatasi atau hipertropi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah
abnormal. Pada pemeriksaan rontgen dapat ditemukan adanya
pembesaran siluet jantung (cardio thoraxic ratio > 50%), gambaran
kongesti vena pulmonalis terutama di zona atas pada tahap awal, bila
tekanan vena pulmonal lebih dari 20 mmHg dapat timbul gambaran
cairan pada fisura horizontal dan garis Kerley B pada sudut kostofrenikus.
Bila tekanan lebih dari 25 mmHg didapatkan gambaran batwing pada
lapangan paru yang menunjukkan adanya udema paru bermakna. Dapat
pula tampak gambaran efusi pleura bilateral, tetapi bila unilateral, yang
lebih banyak terkena adalah bagian kanan.
f. Pemeriksaan darah
perlu dikerjakan untuk menyingkirkan anemia sebagai penyebab susah
bernafas, dan untuk mengetahui adanya penyakit dasar serta komplikasi.
Pada gagal jantung yang berat akibat berkurangnya kemampuan
mengeluarkan air sehingga dapat timbul hiponatremia dilusional, karena
itu adanya hiponatremia menunjukkan adanya gagal jantung yang berat.
Pemeriksaan serum kreatinin perlu dikerjakan selain untuk mengetahui
adanya gangguan ginjal, juga mengetahui adanya stenosis arteri renalis
apabila terjadi peningkatan serum kreatinin setelah pemberian angiotensin
converting enzyme inhibitor dan diuretik dosis tinggi. Pada gagal jantung
berat dapat terjadi proteinuria.
g. Oksimetri nadi
Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung kongestif
akut menjadi kronis.
h. Analisa gas darah (AGD)
Ditandai dengan alkaliosis respiratori ringan (dini) atau hipoksemia
dengan peningkatan PCO2 (akhir).
i. Blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin
Peningkatan BUN menunjukkan penurunan fungsi ginjal. Kenaikan baik
BUN dan kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal.
j. Pemeriksaan tiroid
Peningkatan aktifitas tiroid menunjukkan hiperaktifitas tiroid sebagai pre
pencetus gagal jantung kongesti.
k. Ekokardiografi
merupakan pemeriksaan non-invasif yang sangat berguna pada gagal
jantung. Ekokardiografi dapat menunjukkan gambaran obyektif mengenai
struktur dan fungsi jantung. Penderita yang perlu dilakukan
ekokardiografi adalah: semua pasien dengan tanda gagal jantung, susah
bernafas yang berhubungan dengan murmur, sesak yang berhubungan
dengan fibrilasi atrium, serta penderita dengan risiko disfungsi ventrikel
kiri (infark miokard anterior, hipertensi tak terkontrol, atau aritmia).
Ekokardiografi dapat mengidentifikasi gangguan fungsi sistolik, fungsi
diastolik, mengetahui adanya gangguan katup, serta mengetahui risiko
emboli.

F. Faktor Risiko
Faktor risiko penyakit jantung terdiri dari faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi, yaitu:
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi:
1. Riwayat Keluarga
Adanya riwayat dalam keluarga yang menderita penyakit jantung,
meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Riwayat dalam keluarga
juga tidak dapat dirubah. Namun informasi tersebut sangat penting bagi
dokter. Jadi informasikan kepada dokter apabila orang tua anda, kakek
atau nenek, paman / bibi, atau saudara ada yang menderita penyakit
jantung.
2. Umur
Laki-laki yang berusia lebih dari 45 tahun dan wanita yang berusia lebih
dari 55 tahun, mempunyai risiko lebih besar terkena penyakit jantung.
3. Jenis kelamin
4. Obesitas
Kegemukan membuat jantung dan pembuluh darah kita bekerja ekstra
berat. Diet tinggi serat (sayuran, buah-buahan), diet rendah lemak, dan
olah raga teratur dapat menurunkan berat badan secara bertahap dan
aman. Diskusikan dengan dokter untuk menurunkan berat badan secara
aman.

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi:

1. Hipertensi
Hipertensi meningkatkan resiko penyakit jantung. Jika tekanan darah
anda tinggi, berolahragalah secara teratur, berhenti merokok, berhenti
minum alkohol, dan jaga pola makan sehat. Apabila tekanan darah tidak
terkontrol dengan perubahan pola hidup tersebut, dokter akan meresepkan
obat anti hipertensi (obat penurun tekanan darah).
2. Diabetes melitus
Diabetes, meningkatkan resiko penyakit jantung. Diskusikan dengan
dokter mengenai penanganan diabetes dan penyakit lainnya. Gula darah
yang terkontrol baik dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
3. Dislipidemia
4. Kurang aktivitas fisik
Kurang aktivitas fisik juga berdampak tidak baik bagi kesehatan.
Olahragalah secara teratur untuk mencegah penyakit jantung (Brunner
dan Suddarth, 2000).
5. Diet tidak sehat
6. Stres

G. Penatalaksanaan Medis
l. Menghilangkan Faktor pencetus
Mengurangi gagal jantung dengan memperbaiki fungsi pompa jantung,
mengurangi beban jantung dengan pemberian diet rendah garam, diuretic
dan vasodilator
2. Menghilangkan penyakit yang mendasarinya, baik secara medis atau bedah
Meningkatkan oksienasi dengan pemberian oksigen, diusahakan agae
PaCO2 sekitar 60-100 mmHg (saturasi o2 90 - 98 %) dan menurunkan
konsumsi O2 melalui istirahat / pembatas aktifitas.
3. Pemberian obat – obatan sesuai dengan program, seperti morfin diberikan
untuk menurunkan faktor preload an afterload; Furosemide untuk
mengurangi oedema/diuresis; minofilin untuk merangsang miokardium;
obat Inotropik kontraktilitas miokardium; ACE inhibitor menurunkan
afterload dan meningkatkan kapasitas fisik; Nitrogliserin untuk
menurunkan hipertensi vena paru. Bila perlu menggunakan Central Venous
Pressure atau juga dengan Swan Ganz Chateter.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


I. Pengkajian
Pengkajian Primer
 Airways
a. Sumbatan atau penumpukan secret
b. Wheezing
 Breathing
a. Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
b. RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
c. Ronchi, krekles
d. Ekspansi dada tidak penuh
e. Penggunaan otot bantu nafas
 Circulation
a. Nadi lemah, tidak teratur
b. Takikardi
c. TD meningkat / menurun
d. Edema
e. Gelisah
f. Akral dingin
g. Kulit pucat, sianosis
h. Output urine menurun
Pengkajian Secondary

a. Identitas
Data biografi yang perlu dipertimbangkan adalah usia, jenis kelamin,
suku/bangsa. Penyakit cardiovaskuler lebih sering pada usia 40-60
tahun, laki-laki lebih sering dari pada wanita, bising jantung lebih
sering pada kulit putih, sedangkan hipertensi lebih sering pada kulit
hitam.
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Dispneu, edema periper, kelelahan dan kelemahan.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari
pertolongan, dikaji dengan menggunakan pendekatan PQRST:
P : Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan.
Q : Bagaiman keluhan dirasakan oleh klien, apakah hilang,
timbul atau terus- menerus (menetap).
R : Di daerah mana gejala dirasakan
S : Seberapa keparahan yang dirasakan klien
T : Kapan keluhan timbul, sekaligus factor yang
memperberat dan memperingan keluhan.
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Apakah pasien menderita:
 Hipertensi
 Hiperliproproteinemia
 Diabetes melitus
 Rematik fever dan penggunaan obat-obatan tertentu.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat penyakit cardiovaskuler, DM, Penykit renal dan
predisposisi genetik.
c. Pola Fungsional Gordon
Menurut Pola Fungsional Gordon Terdapat 11 pengkajian
fokusnya adalah sebagai berikut:
1. Pola Menejemen Kesehatan Dan Persepsi Kesehatan
Kaji pasien mengenai arti sehat dan sakit pada pasien, pengetahuan
status kesehatan pasien saat ini, perlindungan terhadap kesehatan,
perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan.
2. Pola Metabolik dan Nutrisi
a. Gejala: Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, penambahan
berat badan signifikan, pembengkakan pada ekstremitas bawah,
pakaian/sepatu terasa sesak, diet tinggi garam/makanan yang telah
diproses dan penggunaan diuretic.
3. Pola Eliminasi
a. Gejala: Penurunan berkemih, urine berwana gelap, berkemih
malam hari (nokturia), diare/konstipasi.
4. Pola Akivitas Dan Latihan
a. Gejala: Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang hari,
insomnia, nyeri dada dengan aktivitas, dispnea pada saat istirahat.
b. Tanda: Gelisah, perubahan status mental mis: letargi, tanda vital
berubah pad aktivitas.
5. Pola Istirahat – Tidur
a. Gejala: insomnia, nyeri dada dengan aktivitas, dispnea pada saat
istirahat.
6. Pola Persepsi – Kognitif
a. Gejala: Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan
atas dan sakit pada otot.
b. Tanda: Tidak tenang, gelisah, focus menyempit danperilaku
melindungi diri.
7. Pola Konsep Diri – Persepsi Diri
Kaji keadaan fisik pasien, segala sesuatu yang berkaitan dengan
tubuh, ancaman terhadap konsep diri ( sakit, perubahan peran ).
8. Pola Hubungan Peran – Peran
Kaji pasien mengenai gambaran tentang peran berkaitan dengan
keluarga, teman, kerja. Kepuasan / ketidakpuasan menjalankan
peran. Hubungan dengan orang lain.
9. Pola Reproduksi – Seksualitas
Kaji pasien mengenai menstruasi (perempuan), jumlah anak, dan
penggunaan alat kontrasepsi.
10. Pola Toleransi Terahadap Stres – Koping
Kaji pasien mengenai sifat pencetus stress yang dirasakan baru –
baru ini, tingkat stress yang dirasakan, strategi koping yang biasa
digunakan.
11. Pola Keyakinan – Nilai
Kaji pasien mengenai latar belakang budaya/ etnik, pentingnya
agama/ spiritual, keyakinan dalam budaya yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
d. Pemeriksaan Fisik
 tekanan darah, mean arterial presure, bunyi
jantung, denyut jantung, pulsus alternans, Gallop’s, murmur.
 Respirasi: dispnea, orthopnea, suara nafas
tambahan (ronkhi, rales, wheezing)
 Tampak pulsasi vena jugularis, JVP > 3
cmH2O, hepatojugular refluks
 Evaluasi faktor stress: menilai insomnia,
gugup atau rasa cemas/ takut yang kronis
 Palpasi abdomen: hepatomegali,
splenomegali, asites
 Konjungtiva pucat, sklera ikterik
 Capilary Refill Time (CRT) > 2 detik, suhu
akral dingin, diaforesis, warna kulit pucat, dan pitting edema.
 Evaluasi status jantung: berat badan, tinggi
badan, kelemahan, toleransi aktivitas, nadi perifer, displace lateral
PMI/ iktus kordis,

II. Diagnosa Keperawatan


1. Penurunan curah jantung
berhubungan dengan perubahan volume sekuncup.
2. Ketidaefektifan pola napas berhubungan dengan nyeri.
3. Nyeri Akut berhubungan dengan Agens Cedera Biologi.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan susah tidur.
III. Intervensi

No Diagnosa Tujuan Dan Intervensi Rasional


Kriteria Hasil
Keperawatan
1. Penurunan curah Setelah dilakukan Cardiac Care: Cardiac Care:
jantung tindakan
1. evaluasi 1. Mengetahui
berhubungan keperawatan 3x24
adanya nyeri adanya nyeri
dengan perubahan jam diharapkan
dada (intensitas, yang ada atau
volume sekuncup. pasien memenuhi
lokasi, durasi) mengidentifikasi.
kriteria sebagai 2. mengetahui
berikut: 2. Catat adanya adanya disritmia
1. Vital sign disritmia jantung. jantung.
normal 3. Menjaga status
2. Tidak ada 3. monitor status
kardiovaskuler
edema paru dan kardiovaskuler.
pasien.
kaki, perifer, Vital Sign
dan tidak ada Vital Sign
Monitoring:
asites. Monitoring:
3. Tidak ada 1. Monitor vital
1. Mengetaui
penurunan sign.
keadaan vital sign
kesadaran.
2. Monitor pasien.
kualitas dari nadi. 2. Mengethui
kualitas nadi
pasien.
2. Ketidaefektifan Setelah dilakukan 1. Kaji pola dan 1. Memanifestasi
pola napas tindakan frekuensi pola napas yang
berhubungan keperawatan 3x24 pernafasan tidak efektif
dengan nyeri. jam diharapkan pasien adalah perubahan
2. Monitor bunyi
pasien memenuhi pola dan
paru
kriteria sebagai frekuensi
3. Monitor hasil
berikut: pernafasan
analisis gas
1. Pasien dapat 2. Menentukan
darah
mendemonstras adanya secret
4. Monitor kadar
ikan pola napas atau kelainan
hemoglobin
yang efektif 5. Monitor tanda paru-paru
2. Data objektik 3. Abnormali
tanda vital
menunjukkan 6. Observasi tas gas darah
pola pernafasan adanya menunjukkan
yang efektif pernafasan tidak
3. Pasien merasa
cuping adekuatnya
lebih nyaman
hidung, oksigenasi
dalam bernafas 4. Hemoglob
sianosis
7. Atur posisi in berperan
pasien dengan dalam
semifowler transport
atau duduk oksigen
8. Kolaborasi
sehingga
dengan tim
sangat
medis dalam
menentukan
pemberian
oksigenasi
inhalasi atau 5. Peningkat
nebulizer an suhu tubuh
(obat berpengaruh
kombifen/pent dalam
olin). peningkatan
metabolisme
dan
berkontribusi
terhadap
perubahan
pola nafas,
nadi akan
meningkat
pada kondisi
takipnea
6. Kadar
oksigen yang
kurang
menimbulkan
hipoksia
jaringan
perifer yang
dimanisfestasi
kan adanya
sianosis
7. Melonggar
kan rongga
dada dan
mengurangi
tekanan
diafragma
karena terkena
abdomen
8. Meningkat
kan fentilasi
dengan cara
fase dilatasi
saluran
pernafasan
3. Nyeri Akut Setelah dilakukan 1. Kaji secara 1. Untuk
berhubungan tindakan komprehensif mengetahui
dengan Agens keperawatan terhadapa tingkat nyeri
Cedera Biologi. selama 3x24 jam nyeri termasuk pasien,
diharapkan nyeri lokasi, mengetahui
yang dirasakan karakteristik, tingkat
dapat berkurang durasi, ketidaknyama
dengan kriteria frekuensi, nan dirasakan
hasil: kualitas, oleh pasien
1. Klien 2. Untuk
inensitas nyeri
melaporkan mengalihkan
dan factor
nyeri berkurang perhatian dari
presipitasi
2. Klien dapat
2. Observasi rasa nyeri
mengenal 3. Untuk
adanya
lamanya (onset) mengetahui
ketidaknyama
nyeri apakah nyeri
nan secara
3. Ekspresi wajah
yang dirasakan
nonverbal
pasien tidak
3. Gunakan klien
menunjukkan
strategi berpengaruh
adanya nyeri
komunikasi terhadap yang
4. Klien dapat
terapeutik lainnya
beristirahat dan
4. Agar nyeri
untuk
tidak gelisah
yang dirasakan
mengungkapk
klien tidak
an pengalaman
bertambah
nyeri dan
5. Pemberian
penerimaan
analgetik dapat
klien
mengurangi
4. Hilangkan
rasa nyeri
factor
pasien
presipitasi
6. Agar klien
yang dapat
mampu
meningkatkan
menggunakan
pengalaman
teknik non
nyeri klien
farmakologi
(ketakutan,
dalam
kurang management
pengetahuan) nyeri yang
5. Kolaborasi
dirasakan
pemberian
analgesic
6. Ajarkan
penggunaan
terapi non
farmakologi
(distraksi,
guide,
imagery,
relaksasi)
4. Gangguan pola Setelah dilakukan 1. Ciptakan 1. Lingkungan
tidur yang tindakan lingkungan yang tenang
berhubungan keperawatan yang tenang akan
dengan susah selama 3x24 jam dan mempermudah
tidur. diharapkan pola mendukung pasien tidur
2. Suhu ruangan
tidur pasien tidak bagi pasien
2. Sesuaikan yang terlalu
terganggu, dengan
suhu ruangan panas atau
kriteria hasil:
1. Jam tidur yang yang paling terlalu dingin
diobservasi menyamankan akan
2. Tidur dari awal
bagi pasien mengganggu
sampai habis di 3. Hindari
pola tidur
malam hari gangguan
pasien
secara konsisten yang tidak 3. Gangguan
3. Tempat tidur
perlu tersebut akan
yang nyaman 4. Sediakan
menyebabkan
4. Perasaan segar
lingkungan
pasien
setelah tidur
yang aman
5. Mudah bangun memerlukan
dan bersih
pada saat yang waktu yang
tepat lama untuk
pergi tidur
4. Rasa aman
menyebabkan
fikiran tenang
sehingga tidak
menimbulkan
kecemasan
sebelum tidur

IV. Implementasi
Setelah rencana keperawatan disusun, maka rencana tersebut
diharapkan dalam tindakan nyata untuk mencapai tujuan yang diharapkan,
tindakan tersebut harus terperinci sehingga dapat diharapkan tenaga
pelaksanaan keperawatan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang
ditentukan Implementasi ini juga dilakukan oleh perawatdan harus
menjunjung tinggi harkat dan martabat sebagai manusia yang unik (Hidayat,
2002).

V. Evaluasi

Menurut Rohman dan Walid (2009), evaluasi keperawatan ada 2 yaitu:

1. Evaluasi proses (formatif) yaitu valuasi yang dilakukan setiap selesai


tindakan. Berorientasi pada etiologi dan dilakukan secara terus-menerus
sampai tujuan yang telah ditentukan tercapai.
2. Evaluasi hasil (sumatif) yaitu evaluasi yang dilakukan setelah akhir
tindakan keperawatan secara paripurna. Berorientasi pada masalah
keperawatan dan menjelaskan keberhasilan atau ketidakberhasilan.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC). USA:


Elsevier.
Herdman, T. Heater. 2015. NANDA Internasional Inc. Nursing Diagnoses:
Definitions & Classification 2015-2017. Jakarta: EGC
Morhead. Sue, dkk. 2015. Nursing Outcomes Classification (NOC). Singapura:
Elsevier.
Noer, Sjaifoellah. 1996. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I, edisi ketiga. FKUI :
Jakarta.
Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi (konsep klinis proses-proses penyakit), edisi
keempat. EGC: Jakarta.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2014.
www.depkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/infodatin/...jantung.pdf. Diakses pada tanggal 11
Oktober 2017.
Sujana. 2013. Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan CHF.
https://www.scribd.com/doc/124764789/Laporan-Pendahuluan-Askep-Chf#.
Diakses pada tanggal 11 Oktober 2017.

S-ar putea să vă placă și

  • Soal Jiwa Ratih Kartika
    Soal Jiwa Ratih Kartika
    Document3 pagini
    Soal Jiwa Ratih Kartika
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • RESUME SNH Ytgy
    RESUME SNH Ytgy
    Document2 pagini
    RESUME SNH Ytgy
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • RENCANA
    RENCANA
    Document7 pagini
    RENCANA
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • Soal Jiwa Ratih Kartika (27) New
    Soal Jiwa Ratih Kartika (27) New
    Document2 pagini
    Soal Jiwa Ratih Kartika (27) New
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • Soal Kep Gadar Neuro Dan Endo Ratih
    Soal Kep Gadar Neuro Dan Endo Ratih
    Document1 pagină
    Soal Kep Gadar Neuro Dan Endo Ratih
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • Soal Jiwa 25-33 Ratih Kartika
    Soal Jiwa 25-33 Ratih Kartika
    Document2 pagini
    Soal Jiwa 25-33 Ratih Kartika
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • Soal Jiwa Ratih Kartika
    Soal Jiwa Ratih Kartika
    Document3 pagini
    Soal Jiwa Ratih Kartika
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • Jadwal Gadar Kritis Sanglah
    Jadwal Gadar Kritis Sanglah
    Document1 pagină
    Jadwal Gadar Kritis Sanglah
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • LP Keluarga
    LP Keluarga
    Document17 pagini
    LP Keluarga
    Thiara Mutiara
    Încă nu există evaluări
  • Soal Jiwa Ratih Kartika (27) New
    Soal Jiwa Ratih Kartika (27) New
    Document2 pagini
    Soal Jiwa Ratih Kartika (27) New
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • Pembahasan
    Pembahasan
    Document2 pagini
    Pembahasan
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • Pemba Has An
    Pemba Has An
    Document2 pagini
    Pemba Has An
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • Soal Hiv
    Soal Hiv
    Document2 pagini
    Soal Hiv
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • Etiologi Anemia
    Etiologi Anemia
    Document3 pagini
    Etiologi Anemia
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • Akses Gerontik Hancur
    Akses Gerontik Hancur
    Document18 pagini
    Akses Gerontik Hancur
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • Resume IGD Sanglah
    Resume IGD Sanglah
    Document2 pagini
    Resume IGD Sanglah
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • Jadwal Gadar Kritis Sanglah
    Jadwal Gadar Kritis Sanglah
    Document1 pagină
    Jadwal Gadar Kritis Sanglah
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • Ekaaaa
    Ekaaaa
    Document1 pagină
    Ekaaaa
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • Ekaaaa
    Ekaaaa
    Document1 pagină
    Ekaaaa
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • Bab 1
    Bab 1
    Document4 pagini
    Bab 1
    Siti Ariatus Ayina
    Încă nu există evaluări
  • Naskah Publikasi
    Naskah Publikasi
    Document14 pagini
    Naskah Publikasi
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • Ekaaaa
    Ekaaaa
    Document1 pagină
    Ekaaaa
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • Resume IGD Sanglah
    Resume IGD Sanglah
    Document2 pagini
    Resume IGD Sanglah
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • Fix Gizi
    Fix Gizi
    Document15 pagini
    Fix Gizi
    ratihkartica
    Încă nu există evaluări
  • Dokper Maternitas Ibu Hamill
    Dokper Maternitas Ibu Hamill
    Document25 pagini
    Dokper Maternitas Ibu Hamill
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • Terapi Tertawa
    Terapi Tertawa
    Document12 pagini
    Terapi Tertawa
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • NCP BBLR
    NCP BBLR
    Document1 pagină
    NCP BBLR
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • Soal Hiv
    Soal Hiv
    Document2 pagini
    Soal Hiv
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • LP & Askep CKD (24-28)
    LP & Askep CKD (24-28)
    Document60 pagini
    LP & Askep CKD (24-28)
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări
  • Akses Gerontik Hancur
    Akses Gerontik Hancur
    Document18 pagini
    Akses Gerontik Hancur
    Ratih Kartika
    Încă nu există evaluări