Sunteți pe pagina 1din 2

Askep Diabetes Militus


 BBAB 1

 1. LATAR BELAKANG

 Penyakit Diabetes WHO memprediksi kenaikanMellitus (DM) jumlah penderita Nonmerupakan penyakit Insulin Dependent Diabetestidak menular yang Mellitus (NIDDM) dari 8,4mengalami peningkatan juta pada tahun 2000terus menerus dari menjadi
sekitar 21,3 jutatahun ke tahun. pada tahun 2030. Komplikasi kronik dari penyakit DMPenyakit DM mampu menyebabkan kelainan padamenyebabkan kerusakan makrovaskular, mikrovaskular,organ secara menyeluruh gastrointestinal, genit o
urinari,secara anatomis maupun dermatologi, infeksi, katarak,fungsional glaukoma dan sistem muskulo skeletal

 2. Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan k adar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002)2.1 Defenisi Diabetes
mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002)

 3. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)2.2 Klasifikasi Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM) D iabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya Diabetes mellitus gestasional (GDM) Tipe I :
Faktor genetic 2.3 Etiologi Faktor-faktor imunologi Tipe II : Usia, Obesitas, Riwayat keluarga • Katarak • Glaukoma • Retinopati2.4 Tanda dan • Infeksi bakteri kulit Gejala • Penyakit ginjal • Hipertensi • Dll

 4. Glukosa darah sewaktu a. Plasma vena : • < 100 • 100 - 200 = belum pasti DM, • >200 = DM b. Darah kapiler : • < 80 • 80 - 100 = belum pasti DM, • > 200 = DM Kadar glukosa darah puasa a. Plasma vena :2.5 Pemeriksaan • < 110 Penunjang • > 110 -
120 = belum pasti DM, • > 120 = DM b. Darah kapiler : • <90 • 90 - 110 = belum pasti DM • >110 = DM Tes toleransi glukosa

 5. 2.6 Patofisiologi

 6. 1. Diet 2. Latihan 3. Pemantauan2.7 Penatalaksanaan 4. Terapi (jika diperlukan) 5. Pendidikan

 7. 1. Riwayat Kesehatan Keluarga 2. Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya 3. Aktivitas/ Istirahat 4. Sirkulasi 5. Integritas Ego3.1 Pengkajian 6. Eliminasi 7. Makanan / Cairan 8. Neurosensori 9. Nyer i / Kenyamanan 10. Pernapasan 11.
Keamanan

 8. 3.2 Diagnosa1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak.2. Kekurangan volume cairan berhubungan d engan diuresis osmotik.3.
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer).4. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan

 Kolaborasi pemberian Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah  Berikan makanan cair yang atau penambahan ke mengandung zat makanan arah rentang biasanya (nutrien) dan elektrolit dengan seg era jika pasien sudah dapat mentoleransinya
melalui oral.  Tentukan program diet dan •Pasien dapat pola makan pasien dan mencerna jumlah kalori bandingkan dengan makanan atau nutrien yang yang dapat dihabiskan tepat pasien. •Berat badan stabil  Timbang berat badan setiap Kebutuhan
nutrisi hari atau sesuai dengan pasien terpenuhi indikasi. Kriteria Hasil: 9. 3.3 Intervensi No. Diagnosa Tujuan /Kriteria hasil Intervensi1. Dx 1 Tujuan:

 Kolaborasi : berikan terapi cairan haluaran urin tepat normal salin dengan atau tanpa secara individu dan dextrosa, pantau pemeriksaan kadar elektrolit dalam laboratorium batas normal Catat hal-hal seperti mual, muntah turgor kulit dan dan distensi
lambung pengisian kapiler baik,  Pertahankan untuk memberikan hidrasi yang adekuat cairan paling sedikit 2500 ml/hari dibuktikan oleh tanda dalam batas yang d apat ditoleransi vital stabil, nadi jantung perifer dapat diraba,  Pantau masukan dan
pengeluaran Pasien menunjukkan  Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, terpenuhi turgor kulit dan membran mukosa Kriteria hasil:  Pantau tanda-tanda vital, catat Kebutuhan cairan atau adanya perubahan TD ortostatik hidrasi pasien 10. No. Diagnosa
Tujuan /Kriteria hasil Intervensi2. Dx 2 Tujuan:

 Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi Kolaborasi pemberian insulin perbaikan jaringan dan dan medikasi. tidak terinfeksi  Lakukan perawatan luka menunjukkan adanya  Kaji adanya nyeri Kondisi luka  Kaji tanda vital Kriteria Hasil:  Kaji
luka, adanya epitelisasi, Gangguan integritas perubahan warna, edema, dan kulit dapat berkurang discharge, frekuensi ganti atau menunjukkan balut penyembuhan 11. No. Diagnosa Tujuan /Kriteria hasil Intervensi3. Dx 3 Tujuan:

 Bantu pasien dalam ambulasi mengalami injury atau perubahan posisi Bantu klien dalam melakukan memenuhi aktivitas sehari-hari kebutuhannya tanpa  Orientasikan klien dengan Kriteria Hasil: ruangan. Pasien dapat  Gunakan bed yang rendah.
mengalami injury.  Hindarkan lantai yang licin. Pasien tidak 12. No. Diagnosa Tujuan /Kriteria hasil Intervensi4. Dx 4 Tujuan:

 Alamat : Kisaran Keluhan Pasien mengalami borok pada siku kiri Pekerjaan : Wiraswasta  Hub. dengan klien : Anak kandung jawab  Nama : Tn. Z Penanggung  Diagnostik Medis : Ulkus Diabetikum  Tanggal Pengkajian : 01 November 2010 
Ruangan/ kamar : RA2  No. Reg : 44-92-67  Tanggal masuk RS : 29 Oktober 2010  Agama : IslamIdentitas Klien  Status perkawinan : Kawin  Umur : 65 Tahun  Jenis kelamin : Laki-laki  Nama : Tn. J4.1 Pengkajian 13.

 14. 4.2 Riwayat kes Klien mengatakan bahwa rasa nyeri menyebar diseluruh tangan kiri Time Hal ini dialami os sekitar 6 bulan yang lalu Lokasinya disiku kiri Region ehatan sekarang a. Penyebab: Hal ini dialami os karena siku kiri klien tergores bambu
dan lama kelamaanProvokative membesar b. Hal-hal apa yang memperbaiki keadaan: Keluarga klien mengatakan bahwa hal-hal yang memperbaiki keadaan adalah klien langsung dirujuk ke rumah sakit a. Bagaimana:Quantity/quality Klien mengatakan
bahwa siku kiri klien terasa nyeri b. Bagaimana dilihat: Siku kiri klien tampak ada luka ulkus (borok)

 15. 4.3 Riwayat kesehatan Masa laluPenyakit yang Klien sebelumnya mengalami hipertensi & klienpernah dialami hanya mengkonsumsi obat penurun hipertensi dan obat herbal seperti mengkonsumsi air daun siri4.3 Riwayat Keluarga Keterangan : :
Lakai-laki : Perempuan : Klien : Meninggal : Tinggal serumah

 16. 4.3 Riwayat keadaan psikososialKonsep diri1.Body image : klien terasa terganggu Keadaan emosi: Keadaandengan kondisinya saat ini emosi klien stabil, dimana2.Ideal diri : klien termotivasi untuk klien tidak marah saatsembuh perawat
mengadakan3.Harga diri : klien merasa malu pengkajian dan perawatankarena kondisinya saat ini4.Peran diri : klien ingin segerasembuh5.Personal identity : klien patuh dalamminum obat

 17. 4.3 Pemeriksaan Fisik Keadaan umum Klien tampak lemah dan gelisah dan nampak borok dibagian siku kiri TD : 110 / 80 mmhg Tanda-tanda HR : 88 x/ menit vital RR : 22 x/ menit Suhu tubuh : 36,5oC

 18. Kepala, Mata, Hidung, Telinga : tidak adakelainan (normal).Mulut dan faring:1.Bentuk bibir simetris atas dan bawah.2.Mukosa bibir kering dan tampak pucat.3.Warna lidah merah bercak keputihan.4.Tidak terdapat adanya pembengkakan gusidan
sebagian gigi klien sudah tanggal.Pemeriksaan intergumen• Kulit tampak kurang bersih• Kulit tampak hangat• Kulit berwarna sawo matang• Turgor kulit tidak normal dimana kulit ditarik kembali dalam 6 detik.• Kelembaban kulit agak kering• Terdapat luka
(borok) pada tangan kiri pasien

 19. Inspeksi thoraks:•Bentuk thoraks normal.•Frekuensi nafas; 22x / menit.•Irama I/E:1/1.•Tidak ada tanda kesulitan bernafas, suaranafas normal (bronkovesikuler).Pemeriksaan paru:•Palpasi getaran suara normal, tidak ada kelainan.•Perkusi normal, tidak
ada kelainan•Auskultasi normal, tidak dijumpai wezingPemeriksaan jantung:•Inspeksi normal, tidak ada kelainan•Palpasi normal, tidak ada kelainan•Perkusi normal, tidak ada kelainanAuskultasi :•Bunyi jantung I : LUB-dup•Bunyi jantung II : lup-DUP•Bunyi
jantung tambahan tidak ada•Murmur tidak ada•Frekuensi 88x/menit

 20. Pemeriksaan abdomen Perkusi •Bunyi tympani (+).Inspeksi: •Tidak dijumpai masa.•Bentuk simetris.•Benjolan masa tidak ada•Bayangan pembuluh darah tidak ada Palpasi •Nyeri tekan tidak ada •Benjolan masa tidak ada A uskultasi: Peristaltik •Tanda
acites tidak ada usus 20x/menit •Hepar tidak teraba •Lien tidak teraba •Tidak ada nyeri tekan

 21. Pemeriksaan neurologisStatus mental Nervus Cranialis 1.Nervus Olfaktorius : Baik, dapat•Kondisi emosi/ perasaan : mengidentifikasi sumber bauStabil 2.Nervus Okulomotorius : Baik, tidak ada•Orientasi : Pasien odemamengenal tempat dan 3.Nervus
Trigeminus : Baik, klien dapatwaktu perawatan merasakan nyeri, sentuhan dan suhu•Proses berpikir : pasien 4.Nervus Facialis : Baik, klien dapatingat keluarga, perawat, mengidentifikasi rasadokter, rumah dan waktu 5.Nervus Vestibulocochlearis: Klien
kurang mampu mendengar dengan baik•Motivasi (kemauan) : 6.Nervus Glassopharingeus : Baik, klienPasien tak ada harapan, tak dapat berbicara dengan baikberdaya 7.Nervus Vagus : Baik, klien dapat•Bahasa : Baik, dapat menyebut huruf
lokalberbahasa indonesia 8.Nervus Asesorius : Kurangdengan baik baik, kekuatan otot kurang berfungsi 9.Nervus Hipoglassus : Baik, lidah klien simetris gerakkannya.

 22. Refleks•Refleks bisep : Tidak normalkiri dan kanan•Refleks trisep : Tidak normalkiri dan kanan•Refleks branchioradialis : Normal kiridan kanan•Refleks patella : Normal kiri dankanan•Refleks tendon achiles : Normalkiri dan kanan•Refleks plantar :
Normal kiri dankanan

 23. Pola makanDiet : Diit DM IV (1700 kalori)Pola diet : 3 x sehariBB sebelum masuk rumah sakit: Tidak ada dilakukan pengukur anBB setelah masuk rumah sakit : Tidak ada dilakukan pengukuranJumlah dan jenis diet : Klien hanya menghabisskan ¼ dari
dietyang diberikanKesulitan mengunyah : Tidak adaMasalah pola makan : Klien mengatakan tidak nafsu makanUpaya mengatasinya : Klien memaksakan makan dengandicampur sama air putih

 24. Pola aktivitasKlien tidak mampu melakukan aktivitassendiri, karena kondisi klien yang tidakmemungkinkan dimana di siku kiri klientampak ada borok.

 25. Laboratorium : KGD 400 Rontgen : Tidak ada 4.4 Pemeriksaan osteomyelitis Laboratorium EKG : ST elevasi NO NAMA OBAT DOSIS 1 Infus NaCl 30 tetes per menit4.5 Terapi medis 2 Injeksi Reguler Insulin 3 X 12 Iu 3 Metronidazol 3 X 500 gr 4
Captopril 2 X 12,5 mg 5 Ceftriaxon 2 X 1 gr

 26. 4.4 Analisa DataNo. DATA ETIOLOGI MASALAH1. DS : klien PH menurun Kekurangan volume mengatakan haus cairan terus, mual dan Mual muntah muntah DO: kulit tampak K ekurangan volume kering dan turgor cairan klien jelek

 27. No. DATA ETIOLOGI MASALAH2. DS : klien mengatakan PH menurun Gangguan tidak nafsu makan nutrisi DO: klien hanya Mual muntah menghabiskan ¼ dari diet yang Gangguan nutrisi diberikan, penurunan berat badan

 28. No. DATA ETIOLOGI MASALAH3. DS: Klien mengeluh Borok pada siku kiri Nyeri akut nyeri pada luka ulkus grade 2 di Nyeri akut siku tangan kiri, skala 5-6, nyeri seperti terbakar. DO: Wajah tegang saat ulkus dibersihkan Klien menyeringai saat ulkus
di tekan

 29. No. DATA ETIOLOGI MASALAH4. DS : merasa panas Luka Ulkus grade 2 Infeksi seperti terbakar di siku tangan kiri dan gatal DO : luka tampak Hegiene kurang merah, skala nyeri Infeksi 5-6
 30. 4.5.Diagnosa Keperawatan1. Kekurangan volume cairan b/d mual, muntah, peningkatan haluan urine d/d kulit dan membrane mukosa kering dan turgor kulit buruk2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak cukupan insulin,
penurunan masukan oral, anoreksia d/d kurang nafsu makan, penurunan berat badan3. Nyeri akut b/d ulkus grade 2 di siku kiri d/d skala nyeri 5-6 klien menyeringai pada saat ulkus ditekan4. Infeksi b/d luka ulkus grade 2 di siku kiri d/d luka tampak
merah.

 31. 4.6 Analisa DataDX 1Tupen :•Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat•Turgor kulit dan pengisian kapiler baik•adar elektrolit dalam batas normal.Tupan :•Kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi

 32. Intervensi Rasional• Pantau TTV klien dan mencatat • Untuk menentukan tindakan adanya perubahan TD ortostatik keperawatan selanjutnya• Pantau suhu tubuh, warna kulit dan • Untuk mengetahui perubahan keadaan kelembamban kulit umum
klien• Pantau masukkan dan pengeluaran • Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan cairan pengganti• Berikan cairan pada klien paling • Mempertahankan hidrasi sedikit 2500 ml/hari.• Kolaborasi dalam pemberian cairan • Menggantikan cairan yang
sudah di infus. keluar Implementasi Evaluasi• Memantau TTV klien dan mencatat S : Klien mengatakan rasa haus adanya perubahan TD ortostatik berkurang, mual dan muntah• Mem antau suhu tubuh, warna kulit berkurang dan kelembamban kulit •
Memantau masukkan dan pengeluaran O : Kulit tampak agak lembab dan cairan turgor klien mulai membaik• Memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari. A :Masalah sebagian teratasi• Berkolaborasi dalam pemberian cairan infus

 33. DX 2Tupen :•Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat•Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanyaTupan :•Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi Intervensi Rasional• Tentukan program diet dan pola •
Mengidentifikasi kekurangan dan makan pasien penyimpangan dari kebutuhan teraupetik • Identifikasi makanan yang disukai • Jika makanan yang disukai pasien oleh klien dapat dimasukkan dlm• Libatkan keluarga pasien dalam perencanaan makanan
perencanaan makanan sesuai • Membantu klien dalam memenuhi dengan indikasi. kebutuhan• Kolaborasi dalam pemeriksaan gula • Untuk mengetahui tindakan darah keperawatan selanjutnya

 34. Implementasi Rasional• Menentukan program diet dan pola S : Nafsu makan bertambah makan pasien • Memberikan makanan cair yang O : Klien menghabiskan 1/2 dari diet mengandung zat makanan dan yang diberikan elektrolit • Mengidentifikasi
makanan yang A : Masalah sebagian teratasi disukai oleh klien • Melibatkan keluarga pasien dalam P :Intervensi dilanjutkan perencanaan makanan sesuai dengan indikasi.• Berkolaborasi dalam pemeriksaan gula darah• Berkolaborasi dalam pemberian
insulin

 35. DX 3 Tupen : •Nyeri berkurang Tupan : •Nyeri hilang/teratasi Intervensi Rasional• Kaji tingkat nyeri, lokasi, intensitas • Untuk mengetahui berat nyeri (skala 0-10) dan karakteristiknya yang dialami klien• Pertahankan posisi semi-fowler • Untuk
meningkatkan rasa nyaman pada klien• Berikan posisi nyaman pada klien • Posisi nyaman dapat mengurangi rasa nyeri• Ajarkan klien teknik distrasi • Teknik distrasi dapat mengalihkan perhatian klien pada nyeri• Kolaborasi dalam pemberian • Untuk
menghilangkan nyeri

 36. Implementasi Rasional• Mengkaji tingkat nyeri, lokasi, S : Nyeri pada luka ulkus grade 2 di intensitas (skala 0-10) dan siku tangan kiri berkurang karakteristiknya dengan skala 4.• Mempertahankan posisi semi- fowler O : Wajah agak rileks saat ulkus•
Memberikan posisi nyaman pada dibersihkan, klien Klien menyeringai saat ulkus di• Mengajarkan klien teknik distrasi tekan• Kolaborasi dalam pemberian antibiotik A : Masalah sebagian teratasi P : Intervensi dilanjutkan

 37. DX 4Tupen :•Mencegah atau menurunkan resiko infeksiTupan :•Infeksi teratasi Intervensi Rasional• Mengobservasi tanda-tanda infeksi • Untuk mengetahui tindakan dan peradangan keperawatan selanjutnya• Mempertahankan teknik aseptic • Teknik
aseptic dapat mencegah pada prosedur invasif seperti terjadinya infeksi pemasangan infus, kateter folley.• Memberikan perawatan kulit dengan • Agar ku lit tetap bersih dan teratur dan masase daerah tulang terhindar dari infeksi yang tertekan•
Berkolaborasi dalam pemberian obat • Dapat membantu dalam antibiotik mencegah terjadinya sepsis

 38. Implementasi Rasional• Mengobservasi tanda-tanda S : Rasa gatal berkurang infeksi dan peradangan • Mempertahankan teknik aseptic O : Luka tampak merah, skala nyeri 4 pada prosedur invasif seperti pemasangan infus, kateter folley. A :
Masalah sebagian teratasi• Memberikan perawatan kulit dengan teratur dan masase daerah P : Intervensi dilanjutkan tulang yang tertekan• Berkolaborasi dalam pemberian obat antibiotik

 39. Pada tahap ini, penulis tidak Pengkajian menemukan kesenjangan antara landasan teoritis dan laporan kasus. Setelah membandingkan diagnosa Diagnosa keperawatan pada landasan teoritis dengan tinjauan kasus, penulis tidak menemukan adanya
kesenjangan Pada teori maupun kasus tidak ada intervensi ditemukan kesenjangan untuk setiap intervensi berdasarkan diagnosa keperawatan Adapun faktor penghambat dari penulis dalam melaksanakan tindakan perawatanImplementasi bagi pasien,
adalah keterbatasan waktu dalam melaksanakan asuhan keperawatan

 40. Pada tahap pengkajian yang ditemukan Pengkajian pada pasien ulkus diabetikum yaitu nyeri di bagian tangan sebelah kiri, dank lien tampak pucat. 1. Kekurangan volume cairan b/d mual, muntah, peningkatan haluan urine d/d kulit dan membrane
mukosa kering dan turgor kulit buruk 2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak cukupan insulin, penurunanDiagnosa masukan oral, anoreksia d/d kurang nafsu makan, penurunan berat badan 3. Nyeri akut b/d ulkus grade 2 di siku kiri
d/d skala nyeri 5-6 klien menyeringai pada saat ulkus ditekan 4. Infeksi b/d luka ulkus grade 2 di siku kiri d/d luka tampak merah.

 41. Monitor tingkat nyeri, pola BAK,Perencanaan pemberian rasa nyaman pada pasien dan pengobatan sesuai dengan program pengob atan dari dokter. Mengajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam, menganjurkan klien untuk banyak minum, mengukur
danImplementasi mencatat jumlah urine, menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang penyakit klien, memberikan pengobatan sesuai dengan program dari dokter Evaluasi dilakukan selama 3 hari yang Implementasi diperoleh selama 3 hari perawatan
yaitu masalah semua sebagian teratasi

 42. 1. Bila pasien pulang, sebaiknya diberikan pendidikan kesehatan pada keluargaSaran yaitu bila penyakit kambuh lagi hendak nya dibawa kepada tim pelayanan kesehatan. 2. Pengkajian keperawatan yang diprioritas berdasarkan kebutuhan dasar
manusia yang harus dipenuhi sesuai hirarki (Abraham Maslow)

S-ar putea să vă placă și