Sunteți pe pagina 1din 3

2.

Perencanaan Lengkung Vertikal Jalan Rel

Lengkung vertikal adalah proyeksi sumbu jalan rel pada bidang vertikal yang melalui sumbu jalan rel
tersebut; lengkung vertikal terdiri dari garis lurus, dengan atau tanpa kelandaian, dan lengkung vertikal
yang berupa busur lingkaran. Jika jalan rel diletakan pada kemirinan yang berbeda, maka pada titik
pertemuan
dua kemiringan yang berbeda akan membentuk puncak atau lembah. Perubahan kemiringan yang
mendadak akan dirasakan sebagai ketidak nyamanan bagi penumpang disamping dapat membahayakan
perjalanan keretaapi. Untuk menghindari perubahan mendadak tersebut diperlukan adanya lengkung
vertikal, yang merupakan lengkung lingkaran dengan jari-jari tertentu.Pengukuran lengkung vertikal
dilakukan pada titik awal peralihan kelandaian.
Besar jari-jari minimum dari lengkung vertikal bergantung pada besar kecepatan rencana Lengkung
vertikal jalan rel akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Menteri
Perhubungan No. 12 tahun 2012 tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api. Data-data yang
diperoleh adalah Data-data dari perencanaan DED Penataan Emplasemen Klari Tahap I, dan model
dari lengkung vertikal ini adalah lengkung vertikal cekung dengan posisi titiknya adalah :
a. Lokasi KM 69+650 Jalur II dan III Kelandaian 1,13 %, naik, Panjang 150,20 meter
b. Lokasi KM 69+800,20 Jalur II dan III Kelandaian 1,13 %, naik, Panjang 225,59 meter

Gambar skematik Lengkung Vertikal Cekung


Untuk menghitung Lengkung Vertikal yang data kelandaian sudah ada adalah, sebagai berikut :
a. Panjang Lengkung Vertikal (LV)
LV = i x R
Keterangan :
LV = Panjang lengkung Vertikal (meter)
i = Besaran kelandaian (‰)
R = Besaran Radius (meter)
b. Jarak dari titik awal ke tengah lengkung
Xm = R. tan ½α
Keterangan :
Xm = Jarak dari titik awal ke tengah lengkung (meter)
R = Besaran Radius (meter)
α = Sudut pusat (º)
c. Jarak dari titik tengah lengkung ke pusat garis tengah lengkung
Ym = R. tan ¼α
Keterangan :
Ym = Jarak dari titik lengkung ke pusat garis tengah lengkung (meter)
R = Besaran Radius (meter)
α = Sudut pusat (º)

Perhitungan :
1. Lokasi KM 69+650 Jalur II dan III Kelandaian 1,13 % (11,3‰), naik, Panjang 150,20 meter
a. Panjang Lengkung Vertikal (LV)
150,20 = 11,3‰ x R
R = 150,20 : 11,3‰ = 13.920,0354 meter
b. Panjang Xm = 150,20 : 2 = 75,10 meter
c. Jarak dari titik awal ke tengah lengkung
75,10 = 13.920,0354. tan ½α
tan ½α = 75,10 : (13.920,0354)
α = 0,6182117366 = 0º37'05,58"
d. Jarak dari titik tengah lengkung ke pusat garis tengah lengkung
Ym = 13.920,0354. tan ¼ (0º37'05,58" ) = 37,54908 meter
Cek ulang :
𝛼𝜋𝑅
𝐿𝑉 =
180º
Keterangan :
LV = Panjang lengkung Vertikal (meter)
α = Besaran Sudut Pusat (derajat (º))
R = Besaran Radius (meter)

(0º37′05,58").𝜋.(13.920,0354)
𝐿𝑉 = = 150,11 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 (Mendekati LV Existing)
180º

2. Lokasi KM 69+800,20 Jalur II dan III Kelandaian 1,13 % (11,3‰), naik, Panjang 225,59 meter
a. Panjang Lengkung Vertikal (LV)
225,59 = 11,3‰ x R
R = 225,59 : 11,3‰ = 19.963,71681 meter
b. Panjang Xm = 225,59 : 2 = 112,795 meter
c. Jarak dari titik awal ke tengah lengkung
112,795 = 19.963,71681. tan ½α
tan ½α = 112,795 : (19.963,71681)
α = 0,647425873 = 0º38'50,73"
d. Jarak dari titik tengah lengkung ke pusat garis tengah lengkung
Ym = 19.963,71681. tan ¼ (0º38'50,73") = 56,39635 meter

Cek ulang :
𝛼𝜋𝑅
𝐿𝑉 =
180º
Keterangan :
LV = Panjang lengkung Vertikal (meter)
α = Besaran Sudut Pusat (derajat (º))
R = Besaran Radius (meter)

(0º38′50,73").𝜋.(19.963,71681)
𝐿𝑉 = = 225,58 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 (Mendekati LV Existing)
180º

S-ar putea să vă placă și