Sunteți pe pagina 1din 20

JUDUL

diajukan sebagai tugas mata kuliah Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah I

Oleh:
Andhini E P17320117 Destiani P17320117
Linda P17320117 Wafda Nur Wahidah P17320117048
Nur Atikah P17320117 Renika Mardiyanti P17320117021
Arif Riko P17320117 Vina Elvira P17320117045

Kelompok 3
RSUD Al-Ihsan Prov. Jawa Barat

Dosen Pembimbing:
Saha?

POLTEKKES KEMENKES RI BANDUNG


JURUSAN KEPERAWATAN
Jalan Dr. Otten Nomor 32 40171 Telepon (022) 4231057
2017/2018
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH I KLINIK

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi Penyakit
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran napas mengalami penyempitan
karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan.
Penyempitan ini bersifat berulang namun reversible dan diantar episode penyempitan
bronkus tertentu terdapat keaadan ventilasi yang lebih normal (Sylvia A. Price).
Beberapa faktor penyebab asma antara lain jenis kelamin, umur pasien, status otopi,
faktor keturunan, seta faktor lingkungan.
Asma disebabkan menjadi dua jenis, yaitu :
a) Asma bronkial
Penderita asma bronkial, hipersensitif dan hiperaktif terhadap rangsangan
dari luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap dan bahan lain penyebab alergi.
Gejala kemunculan sangat mendadak, sehingga gangguan asma bisa datang secara
tiba – tiba. Jika tidak mendapatkan pertolongan secepatnya, risiko kematian bila
datang. Gangguan asma bronkial juga bisa muncul lantaran adanya radang yang
mengakibatkan penyempitan saluran pernapasan bagian bawah. Penyempitan ini
akibat berkerutnya otot polos saluran pernapasan, pembengkakan selaput lendir
dan pembentukan timbunan lendir yang berlebihan.
b) Asma kardial
Asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung. Gejala asma kardial
biasanya terjadi pada malam hari, disertai sesak napas yang hebat. Kejadian ini
disebut nocturnal paroxymul dyspnea. Biasanya terjadi pada saat penderita sedang
tidur.
2. Etiologi
Menurut berbagai penelitian patologi dan etiologi asma belum diketahui
dengan pasti penyebabnya, akan tetapi hanya menunjukkan dasar gejala asma yaitu
inflamasi dan respons saluran napas yang berlebihan ditandai dengan adanya kalor (
panas karena vasodilatasi), tumor (eksudasi plasma dan edema), dolor ( rasa sakit
karena rangsangan sensori) dan funcion laesa (fungsi yang terganggu) dan raang
harus disertai dengan inflamasi sel-sel radang.
Sebagai pemicu timbulnya serangan-serangan dapat berupa infeksi ( infeksi virus
RSV), iklim ( perubahan mendadak suhu, tekanan udara), inhalan (debu, kapuk,
tungau, sisa-sisa serangga mati, bulu binatang, serbuk sari bau asap, uap cat),
makanan (putih telur, susu sapi, kacang tanah, coklat biji-bijian, tomat), obat
(aspirin), kegiata fisik (olahraga berat, kelelahan, tertawa terbahak-bahak dan emosi.
3. Patofisiologi

4. Tanda dan Gejala


Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala
klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam, gelisah,
duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu pernafasan bekerja
dengan keras. Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah sesak nafas, mengi
(whezing), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang merasa nyeri di dada. Gejala-
gejala tersebut tidak selalu dijumpai bersamaan. Pada serangan asma yang lebih berat,
gejala-gejala yang timbul makin banyak, antara lain : silent chest, sianosis, gangguan
kesadaran, hyperinflasi dada, tachicardi dan pernafasan cepat dangkal . Serangan
asma seringkali terjadi pada malam hari.
5. Pemeriksaan Diagnostik
a) Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:
 Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal
eosinopil.
 Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari
cabang bronkus.
 Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.
 Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat
mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.
2) Pemeriksaan darah
 Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi
hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.
 Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.
 Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3
dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi.
 Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada
waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.
b) Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu
serangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen
yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang
menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat
adalah sebagai berikut:
 Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan
bertambah. Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran
radiolusen akan semakin bertambah.
 Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru
 Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.
 Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan
pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada
paru-paru.
2) Pemeriksaan tes kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang
dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.
3) Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat
dibagi menjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada
empisema paru yaitu:
 Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi
dan clock wise rotation.
 Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB (
Right bundle branch block).
 Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan
VES atau terjadinya depresi segmen ST negative.
4) Scanning paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa
redistribusi udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru.
5) Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara yang
paling cepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan
dengan bronkodilator. Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan
sesudah pamberian bronkodilator aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan
adrenergik. Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak lebih dari 20%
menunjukkan diagnosis asma. Tidak adanya respon aerosol bronkodilator
lebih dari 20%. Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk menegakkan
diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek
pengobatan. Benyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan
spirometrinya menunjukkan obstruksi.
6. Penatalaksanaan Medis
Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah:
1) Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segara.
2) Mengenal dan menghindari fakto-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma
3) Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai
penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya
sehingga penderita mengerti tujuan penngobatan yang diberikan dan bekerjasama
dengan dokter atau perawat yang merawatnnya.
Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:
1) Pengobatan non farmakologik:
 Memberikan penyuluhan
 Menghindari faktor pencetus
 Pemberian cairan
 Fisiotherapy
 Beri O2 bila perlu.
2) Pengobatan farmakologik:
 Bronkodilator: Obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2
golongan:
a) Simpatomimetik/andrenergik (Adrenalin dan efedrin)
Nama obat:
 Orsiprenalin (Alupent)
 Fenoterol (berotec)
 Terbutalin (bricasma)
Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet,
sirup, suntikan dan semprotan. Yang berupa semprotan: MDI (Metered
dose inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang dihirup
(Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler) atau cairan
broncodilator (Alupent, Berotec, brivasma serts Ventolin) yang oleh
alat khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel yang sangat halus
) untuk selanjutnya dihirup.
b) Santin (teofilin)
Nama obat:
 Aminofilin (Amicam supp)
 Aminofilin (Euphilin Retard)
 Teofilin (Amilex)
Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi
cara kerjanya berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan
efeknya saling memperkuat.
Cara pemakaian: Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada
serangan asma akut, dan disuntikan perlahan-lahan langsung ke
pembuluh darah. Karena sering merangsang lambung bentuk tablet
atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan. Itulah sebabnya
penderita yang mempunyai sakit lambung sebaiknya berhati-hati bila
minum obat ini. Teofilin ada juga dalam bentuk supositoria yang cara
pemakaiannya dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini digunakan
jika penderita karena sesuatu hal tidak dapat minum teofilin (misalnya
muntah atau lambungnya kering).
 Kromalin
Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah
serangan asma. Manfaatnya adalah untuk penderita asma alergi terutama
anakanak. Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat anti asma
yang lain, dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian satu bulan.
 Ketolifen
Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin.
Biasanya diberikan dengan dosis dua kali 1mg / hari. Keuntungnan obat
ini adalah dapat diberika secara oral.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Data fokus pengkajian
a. Identitas Klien
Kaji nama, tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama, penddikan, pekerjaan,
golongan darah, diagnosa medis, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian,
alamat, dan nomor medrek klien.
b. Identitas Penanggung Jawab
Kaji nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan
klien.
c. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Mengeluh batuk dengan atau tanpa produksi mucus, sering bertambah berat
saat malam hari atau dini hari sehingga sulit tidur. Jika asmanya berat maka
gejala yang akan muncul yaitu perubahan kesadaran seperti mengantuk,
bingung, saat serangan asma, kesulitan bernapas yang hebat, takikardia,
kegelisahan hebat akibat kesulitan bernapas, berkeringat.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan pengembangan dari keluhan utama yang biasa ditemukan
menggunakan pendekatan PQRST, dimana P atau paliatif/provokative
merupakan hal atau faktor yang mencetuskan terjadinya penyakit, hal yang
memperberat atau meperingan, Q atau qualitas dari suatu keluhan atau
penyakit yang dirasakan, R atau region adalah daerah atau tempat dimana
keluhan dirasakan, S atau severity adalah derajat keganasan atau intensitas
dari keluhan tersebut, T atau time adalah waktu dimana keluhan dirasakan,
time juga menunjukan lamanya atau kekerapan
3) Riwayat kesehatan dahulu
Penyakit yang pernah diderita perlu diketahui sebelumnya, karena mungkin
ada kaitannya dengan penyakit sekarang. Riwayat kesehatan menjelaskan
tentang riwayat perawatan di RS, alergi, penyakit kronis dan riwayat operasi.
Selain itu juga menjelaskan tentang riwayat penyakit yang pernah diderita
klien yang ada hubungannya dengan penyakit sekarang seperti riwayat panas,
batuk, filek, atau penyakit serupa pengobatan yang dilakukan
4) Riwayat kesehatan keluarga
Dikaji mengenai adanya penyakit pada keluarga yang berhubungan dengan
asma pada anak, riwayat penyakit keturunan atau bawaan seperti asma,
diabetes melitus, hipertensi, dan lain-lain.
d. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Biasanya keadaan umum pasien dengan asma adalah
kelemahan fisik akibat kurangnya nafsu makan, gelisah, kesulitan bernafas,
kesulitan tidur, berkeringat, takikardia.
Kesadaran : CM
Tanda-tanda vital : Akan ditemukan tanda-tanda vital yang berubah dari
ukuran normal
Antropomentri : Adanya penurunan berat badan
1) Sistem pernapasan
 Frekuensi nafas cepat dan dangkal.
 Klien terlihat sulit bernafas/dispnea.
 Bunyi nafas mengi/wheezing.
 Fase ekspirasi memanjang
 Saat dipalpasi, taktil fremitus meningkat, menurun, atau menetap.
 Saat diauskultasi, resonan meningkat atau melemah.
 Klien terlihat menggunakan otot bantu pernapasan, misalnya:
meninggikan bahu atau melebarkan hidung.
2) Sistem kardiovaskular
Takikardi, iritability
3) Sistem pencernaan
Klien sulit makan atau minum
4) Sistem perkemihan
Tidak ada kelainan
5) Sistem endokrin
Tidak ada kelainan
6) Sistem musculoskeletal
Tonus otot menurun, lemah secara umum
7) Sistem integument dan imunitas
Pucat, akral hangat
8) Wicara dan THT
Amati pasien, apakah pasien menggunakan nafas cuping hidung
9) Sistem penglihatan
Pada asma tidak ditemukan masalah pada saat dilakukan pemeriksaan mata.
e. Pemeriksaan Diagnostik
a) Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:
 Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal
eosinopil.
 Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari
cabang bronkus.
 Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.
 Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat
mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus
plug.
2) Pemeriksaan darah
 Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi
hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.
 Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.
 Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3
dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi.
 Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E
pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.
b) Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada
waktu serangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni
radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta
diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka
kelainan yang didapat adalah sebagai berikut:
 Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan
bertambah. Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka
gambaran radiolusen akan semakin bertambah.
 Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru
 Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.
 Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan
pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen
pada paru-paru.
2) Pemeriksaan tes kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen
yang dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.
3) Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat
dibagi menjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi
pada empisema paru yaitu:
 Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis
deviasi dan clock wise rotation.
 Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya
RBB ( Right bundle branch block).
 Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES,
dan VES atau terjadinya depresi segmen ST negative.
4) Scanning paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa
redistribusi udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru.
5) Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara
yang paling cepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon
pengobatan dengan bronkodilator. Pemeriksaan spirometer dilakukan
sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator aerosol (inhaler atau
nebulizer) golongan adrenergik. Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak
lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asma. Tidak adanya respon aerosol
bronkodilator lebih dari 20%. Pemeriksaan spirometri tidak saja penting
untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat
obstruksi dan efek pengobatan. Benyak penderita tanpa keluhan tetapi
pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi.
2. Kemungkinan diagnose keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d mucus dalam jumlah berlebihan,
peningkatan produksi mucus, eksudat dalam alveoli dan bronkospasme.
2. Ketidakefektifan pola napas b.d keletihan otot pernapasan dan deformitas dinding
dada.
3. Gangguan pertukaran gas b.d retensi karbondioksida.
4. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontakbilitas dan volume sekuncup
jantung.
5. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
(hipoksia) kelemahan.
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d laju metabolic,
dyspnea saat makan, kelemahan otot pengunyah.
7. Ansietas b.d keadaan penyakit yang diderita.
3. Perencanaan
a. Tujuan dan Kriteria evaluasi
b. Intervensi
c. Rasional

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E DENGAN GANGGUAN SISTEM


PERNAPASAN : ASMA BRONKIAL DI RUANG ASAL
RSUD AL – IHSAN

A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama : Ny. E
Tanggal lahir / umur : 10 Agustus 1986 / 38 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Golongan darah :-
Diagnosa medis : Asma Bronkial
Tanggal masuk RS : Senin, 10 Desember 2018
Tanggal pengkajian : Rabu, 12 Desember 2018
Alamat : Kp. Cinangka RT 02 RW 05 Sukapura Kertasari
No medrek : 00562550
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny S
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kp. Cinangka RT 02 RW 05 Sukapura Kertasari
Hubungan Klien : Anak
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluhan saat masuk RS
Klien mengeluh sesak nafas tiba-tiba, demam, pusing, disertai batuk
berdahak kental. Lalu klien masuk IGD dan diputuskan untuk dirawat di
RSUD Al-Ihsan.
b) Keluhan utama saat dikaji
Pada saat dikaji tanggal 12 Desember 2018 klien mengeluh lemas, pusing
batuk berdahak kental berwarna dan sesak.
P: Sesak dirasakan ketika klien berbicara dan beraktivitas, sesak berkurang
ketika klien istirahat
Q: Sesak terasa seperti tertimpa beban berat
R: Sesak dirasakan di seluruh area lapang dada
S: Saat sesak aktivitas klien terganggu
T: Sesak terasa hebat ketika malam hari dan terjadi secara tiba-tiba
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi dan tidak pernah mengalami sesak,
klien tidak memiliki riwayat penyakit jantung, tidak pernah menderita ISPA,
sinusitis, dan penyakit pernafasan lainnya. Klien perokok pasif dan klien tidak
memiliki kebiasaan minum alkohol.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
keturunan seperti hipertensi, gagal jantung, asma, DM. Dan tidak memiliki
penyakit menular seperti TBC dan hepatitis.
d. Pola Aktivitas
No. Jenis Aktivitas Di Rumah Di Rumah Sakit
1. Nutrisi
 Makan
 Jenis Nasi lauk pauk, Bubur, lauk pauk,
sayur dan buah sayur dan buah
 Frekuensi 2x/hari 3x/hari

 Porsi 1 porsi 3-4 sendok

 Keluhan Tidak ada keluhan sesak

 Minum
Air putih dan teh Air putih
 Jenis
4 gelas/hari 3 gelas/hari
 Frekuensi
(1000cc) (600cc)
 Keluhan
Tidak ada keluhan Sesak
2. Pola Eliminasi
 BAB
 Frekuensi 1x/hari 2x /
 Konsistensi lunak cair

 Warna kuning khas feses Kuning

 Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

 BAK
3-4x/hari 1x/hari
 Frekuensi
Warna kuning Warna kuning
 Warna
jernih pekat
 Keluhan
Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
3. Pola Hygiene
 Mandi
 Frekuensi 2x/hari 1x/hari
 Dibantu/Sendiri Sendiri Dibantu keluarga
 Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
 Gosok gigi
 Frekuensi 3x/hari 1x/hari

 Dibantu/Sendiri Sendiri Dibantu keluarga

 Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

 Keramas
1x/hari -
 Frekuensi
Sendiri -
 Dibantu/Sendiri
Tidak ada keluhan -
 Keluhan
4. Istirahat tidur
 Tidur siang
 Kualitas Nyenyak Tidak nyenyak
 Kuantitas 2 jam 1 jam

 Keluhan Tidak ada keluhan sesak

 Tidur malam
 Kualitas Nyenyak Tidak nyenyak
7-8 jam 1 jam
 Kuantitas
Tidak ada keluhan sesak
 Keluhan

5. Olahraga
 Jenis - -
 Frekuensi - -
 Durasi - -
6. Gaya hidup Klien melakukan Klien hanya
aktivitas sehari- menghabiskan
harinya sebagai ibu waktu diatas
rumah tangga dan tempat tidur
lebih sering
menghabiskan
waktu bersama
keluarganya

e. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : klien tampak lemas, pucat, batuk, sianosis pada bibir
Kesadaran : Kompos mentis GCS: 15 E: 4 M: 6 V: 5
Tanda-tanda Vital
 Suhu : 38,3oC
 Nadi : 70 x/menit
 Respirasi : 50x/menit
 Tekanan Darah : 120/90 mmHg
 SpO2 : 92%
Antropometri
 BB sebelum sakit : 68 kg
 BB ketika sakit : 62 kg
 TB : 154 cm
 IMT : 26,16 (gemuk tingkat ringan)
 LILA : 14 cm
1) Sistem Pernapasan
Terdapat pernafasan cuping hidung, terdapat retraksi dada, dada simetris,
palpasi tidak ada nyeri tekan, fremitus terdapat getaran, perkusi suara resonan,
auskultasi suara paru wheezing.
2) Sistem Kardiovaskuler
Tidak terdapat pembesaran jantung, konjungtiva merah muda, tidak ada
distensi vena jugularis, perkusi jantung dullness, tidak ada nyeri tekan,
auskultasi bunyi jantung S1 S2 reguler tidak ada mur mur. CRT kurang dari 2
detik
3) Sistem Pencernaan
Tidak ada pembengkakan pada daerah mulut pada perkusi lambung terdengar
timpani tidak ada asites pada abdomen, bising usus 8x/menit, tidak ada nyeri
tekan. Tidak ada pembesaran hepar
4) Sistem Perkemihan
Tidak ada distensi pada kandung kemih tidak ada nyeri tekan tidak ada
pembesaran ginjal tidak ada bruit pada arteri renalis kanan dan kiri
5) Sistem Endoktrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
6) Sistem Muskuloskeletal
Klien dapat menggerakan tangan kanan dan kiri dan terdapat reflex pada saat
pemeriksaan reflex. Pada eksremitas bawah klien dapat menggerakan kaki dan
dan terdapat reflex saat pemeriksaan refleks
7) Sistem Integumen dan Imunitas
Tidak terdapat lesi edema turgor kulit kurang dari 2 detik akral hangat
8) Wicara dan THT
Terdapat sianosis pada mulut, klien mampu berbicara dan mendengar , klien
dapat membedakan bau
9) Sistem Penglihatan
Mata simetris, klien tidak menggunakan kaca mata, pupil bereaksi saat terkena
cahaya, klien mampu membaca dalam jarak 30 cm
f. Data Psikologis
Body image : Klien melakukan aktivitas dengan bantuan keluarga
Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh
Peran : Klien mengatakan perannya sebagai ibu dari anak-anaknya dan
sebagai istri
Identitas : Klien bertanggung jawab sebagai ibu rumah tangga
Harga diri : Klien mengatakan bahwa ia tetap semangat dan merasa harga
dirinya tidak rendah walaupun sedang sakit
g. Data Sosial
Mekanisme koping : Klien menyelesaikan masalah selalu dengan keluarganya
Pola komunikasi : Klien dapat berkomunikasi dengan baik dan terbuka
dalam menceritakan masalahnya
Data pengetahuan : Klien dan keluarga mengetahui sedikit mengenai penyakit
yang sedang diderita klien
h. Data Spiritual
Makna hidup : Klien merasa senang karena keluarganya masih peduli dan
menemani di RS
Pandangan terhadap sakit : Klien mengatakan bahwa sakitnya merupakan
penggugur dosa
Keyakinan akan kesembuhan : Klien optimis akan sembuh
Kemampuan beribadah saat sakit : Klien terkadang masih mengusahakan untuk
beribadah
i. Data penunjang
Program dan rencana pengobatan
B. ANALISA DATA
NO DATA INTERPRESTASI MASALAH

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

D. PERENCANAAN
DIAGNOSA INTERVENSI
NO KEPERAWA
TUJUAN TINDAKAN RASIONAL
TAN
E. PELAKSANAAN
HARI/TGL
NO TINDAKAN DP PARAF
/JAM

F. EVALUASI
HARI/TGL
NO DP PERKEMBANGAN PARAF
/JAM

Tanjung, Dudut. 2003. Asuhan Keperawatan Asma Bronkial. Tersedia:


http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-dudut2.pdf. Diakses pada tanggal 15
Desember 2018.

Agusvina, Sri. 2012. Asuhan Keperawatan Dengan Asma Bronkial. Tersedia:


https://sriagusvina.wordpress.com/2012/12/09/asuhan-keperawatan-dengan-ashma-
bronkial/ Diakses pada tanggal 16 Desember 2018.
https://www.academia.edu/16422794/ASUHAN_KEPERAWATAN_ANAK_DENGAN_ASMA
_BRONKIAL

S-ar putea să vă placă și

  • Diare
    Diare
    Document2 pagini
    Diare
    renika mardiyanti
    Încă nu există evaluări
  • Tugas Tik
    Tugas Tik
    Document1 pagină
    Tugas Tik
    renika mardiyanti
    Încă nu există evaluări
  • Leaflet Rematik
    Leaflet Rematik
    Document3 pagini
    Leaflet Rematik
    Mira Fitriani Suwarnoo II
    Încă nu există evaluări
  • Sap Cuci Tangan & Sikat Gigi
    Sap Cuci Tangan & Sikat Gigi
    Document10 pagini
    Sap Cuci Tangan & Sikat Gigi
    renika mardiyanti
    Încă nu există evaluări
  • Kisi-Kisi Kuesioner
    Kisi-Kisi Kuesioner
    Document1 pagină
    Kisi-Kisi Kuesioner
    renika mardiyanti
    Încă nu există evaluări
  • Kasus Etika
    Kasus Etika
    Document1 pagină
    Kasus Etika
    renika mardiyanti
    Încă nu există evaluări
  • Keluarga
    Keluarga
    Document6 pagini
    Keluarga
    renika mardiyanti
    Încă nu există evaluări
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document1 pagină
    Daftar Pustaka
    renika mardiyanti
    Încă nu există evaluări
  • Tugas MPS Cairan Hapus Hama
    Tugas MPS Cairan Hapus Hama
    Document5 pagini
    Tugas MPS Cairan Hapus Hama
    renika mardiyanti
    Încă nu există evaluări
  • Askep Hemoroid
    Askep Hemoroid
    Document5 pagini
    Askep Hemoroid
    renika mardiyanti
    Încă nu există evaluări
  • Farmakologi
    Farmakologi
    Document4 pagini
    Farmakologi
    renika mardiyanti
    Încă nu există evaluări
  • Tugas Patofis (Protatitis)
    Tugas Patofis (Protatitis)
    Document5 pagini
    Tugas Patofis (Protatitis)
    renika mardiyanti
    Încă nu există evaluări
  • Skenario Roleplay Etika Hampir Jadi
    Skenario Roleplay Etika Hampir Jadi
    Document15 pagini
    Skenario Roleplay Etika Hampir Jadi
    renika mardiyanti
    Încă nu există evaluări
  • Askep Hemoroid
    Askep Hemoroid
    Document5 pagini
    Askep Hemoroid
    renika mardiyanti
    Încă nu există evaluări
  • Terapi Kognitif Pada Lansia
    Terapi Kognitif Pada Lansia
    Document4 pagini
    Terapi Kognitif Pada Lansia
    Audita Lee
    60% (5)
  • Naskah Takm.
    Naskah Takm.
    Document11 pagini
    Naskah Takm.
    renika mardiyanti
    Încă nu există evaluări
  • Teks Guided Imagery Siti Julaeha
    Teks Guided Imagery Siti Julaeha
    Document1 pagină
    Teks Guided Imagery Siti Julaeha
    renika mardiyanti
    Încă nu există evaluări
  • Tugas Tik
    Tugas Tik
    Document1 pagină
    Tugas Tik
    renika mardiyanti
    Încă nu există evaluări
  • Tugas
    Tugas
    Document2 pagini
    Tugas
    renika mardiyanti
    Încă nu există evaluări
  • Teks Guided Imagery Siti Julaeha
    Teks Guided Imagery Siti Julaeha
    Document1 pagină
    Teks Guided Imagery Siti Julaeha
    renika mardiyanti
    Încă nu există evaluări
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Document11 pagini
    Satuan Acara Penyuluhan
    renika mardiyanti
    Încă nu există evaluări
  • Askep Hemoroid
    Askep Hemoroid
    Document5 pagini
    Askep Hemoroid
    renika mardiyanti
    Încă nu există evaluări
  • SAP Katarak
    SAP Katarak
    Document6 pagini
    SAP Katarak
    renika mardiyanti
    Încă nu există evaluări