Sunteți pe pagina 1din 20

WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN.

1411-0199

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT


SABUN MANDI BIASA DI KOTA YOGYAKARTA
(Studi Pada Merek LUX dan GIV)
Consumer’s Attitude Analysis of Bath Soap’s Attributes in The Yogyakarta City
(A Study on the Lux and Giv brands)

Ibrahim
Mahasiswa Program Magister Manajemen, PPSUB

Agus Suman.
Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, FE Unibraw

Ubud Salim
Dosen Jurusan Manajemen, FE Unibraw

ABSTRACT

The study has as its rationale the fact that there are numerous brands of
bath soap in the market. The changes of consumer behavior, which influenced by the
economy crisis occurred in Indonesia, has suppressed the producers to readjust their
marketing programs. It is crucial for the firms to recognize the consumer attitudes
on their products in making their marketing programs.
The study was aimed at understanding: (1) the consumer attitudes on the
bath soaps’ (i.e., Lux and Giv brands) attributes, (2) the influence of the consumer’s
social environment toward the subjective norm in making the purchasing decision
on the Lux and Giv, (3) the differential of consumers attitudes on the Lux and Giv.
Interview and questionnaire were used to collect data, by using the
semantic differential scale method. Fishbein model and Wilcoxon’s signed rank test
were applied to test the study’s results.
Results of the study showed that: (1) there was a positive attitude of
consumer on both the Lux and Giv. “Aroma”, whereas “prestige” had the lowest
positive score for the Giv; (2) the consumer’s social environment influenced the
subjective norms of consumer in making the purchasing decision of the Lux and
Giv. “Family members” was the dominant variable of both the Lux and Giv; (3)
there were the differences in the consumer attitude between the Lux and Giv brands.
By the differential test for each attribute, then, it was showed that there were the
significant differences in the consumer attitude on the product’s attributes, except
for the “packaging”.
Based on the study results and empirical evidences supported by the
statistical testing, it is showed that the two bath soap brands have dominate the
consumer’s mind. Nevertheless, in making their purchasing decision, the consumers
have the difference attitudes in assesing those two brands depends on their desires.

Keywords : consumer behavior, bath soap attributes

645
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199

PENDAHULUAN lomba berusaha memenangkan


persaingan merebut pasar.
Latar Belakang Industri sabun mandi tumbuh
Krisis ekonomi seperti saat ini, subur di Indonesia, dimana pada
setiap orang dituntut untuk tetap arif tahun 1998 tercatat telah ada 82
dalam mengatur biaya hidup secara (delapan puluh dua) perusahaan
keseluruhan, berusaha tetap bersih pembuat sabun mandi (Swasembada,
dan sehat adalah termasuk dalam September 1998). Dalam industri
kategori ini. Salah satu upaya untuk sabun mandi dikenal ada dua jenis,
menjaga tetap bersih dan sehat adalah yaitu sabun mandi biasa dan sabun
membersihkan badan (mandi) secara mandi kesehatan. Dari sisi jenis
teratur. Kondisi krisis ini juga telah produk sabun mandi biasa
mengubah orientasi penggunaan mendominasi produksi nasional dan
merek-merek tertentu ke merek- sisanya adalah jenis sabun kesehatan,
merek lain yang harganya lebih hal ini dapat dilihat dalam tabel
murah. Beberapa produsen dibawah ini (Usahawan, September
sebetulnya juga menyadari daya beli 1999)
masyarakat yang menurun ini,
akibatnya setiap produsen sabun Tabel 1. Perkembangan Konsumsi
mandi dituntut untuk berlomba- Sabun Mandi Menurut Jenis
1994-1998 (Ton)

Tahun Sabun Biasa Sabun Kesehatan Total


1994 116.061 21.554 137.615
1995 117.452 23.869 141.321
1996 122.010 25.050 147.060
1997 127.174 26.313 153.487
1998 113.620 32.716 146.336
Sumber : Indocomercial.

Kendati tidak separah industri Surabaya dan Ujung Pandang pada


lain, sabun mandi juga terkena akir tahun 1997 yang lalu. Ada
dampak krisis. Penurunan daya beli kecenderungan konsumsi sabun
masyarakat menyebabkan terjadinya mandi perkapita pertahun akan
penurunan konsumsi sabun mandi, semakin banyak dengan semakin
dimana pada tahun 1998 total tingginya status sosial ekonomi,
konsumsi turun menjadi 146.336 ton. merek sabun mandi yang paling
Walaupun demikian, sejak tahun1999 sering dibeli memperlihatkan posisi
diproyeksikan konsumsi sabun mandi teratas ditempati Lifebuoy,
mulai meningkat lagi. (Usahawan, berikutnya Lux, Nuvo dan Giv.
September 1999). Selain itu faktor awareness
Gambaran mengenai perilaku (kesadaran) juga menjadi faktor
konsumen sabun mandi di Indonesia dominan. Faktor awareness ini tentu
menarik PT. Corinthina Infopharma besar manfaatnya bagi para pemasar,
Corpora (CIC) sebuah lembaga riset karena jika terjadi seseorang belum
independen di Jakarta untuk menetapkan pilihanya saat berbelanja
melakukan penelitian pada enam kota maka apa yang akan muncul pertama
besar di Indonesia meliputi Medan, kali dibenaknya besar kemungkinan
Jakarta, Bandung, Semarang, dibelinya sehingga tidaklah

646
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199

mengherankan jika banyak pemasar jumlah banyak. Kemampuan


yang sangat mengusahakan merek menghasilkan produk dan jasa ini
produk yang dijualnya menjadi top of tidak ada artinya apabila tidak
mind di konsumen. Mengacu pada diimbangi dengan kemampuan untuk
penelitian CIC, top of mind memasarkan produk dan jasa tersebut
konsumen sabun mandi kepada konsumen.
menempatkan Lifebuoy yang Dasar pelaksanaan kegiatan
tertinggi kemudian disusul sabun pemasaran suatu perusahaan
Lux, Nuvo,dan Giv (Swasembada, (organisasi) ada lima konsep yaitu:
September 1998) konsep produksi, produk, penjualan,
Melihat kondisi persaingan pemasaran dan pemasaran sosial
dalam dunia usaha yang begitu ketat (kotler, 1995). Dari kelima konsep
(yang juga nampak pada industri ini, konsep pemasaran merupakan
sabun mandi di Indonesia) sehingga salah satu konsep yang penting,
untuk dapat mempertahankan karena konsep pemasaran didasarkan
kelangsungan hidup dan pada pandangan dari luar ke dalam.
mengembangkan usaha suatu Konsep ini diawali dengan pasar
perusahaan, maka perusahan harus yang didifinisi secara jelas, berfokus
malaksanakan kegiatan-kegiatan pada kebutuhan pelanggan,
fungsional secara baik dan teratur. mengkoordinasi seluruh kegiatan
Kegiatan-kegiatan fungsional yang berhubungan dengan pelanggan
perusahan antara lain : pemasaran, dan menghasilkan laba melalui
produksi, pembelanjaan, personalia, kepuasan pelanggan. Ringkasnya,
pengembangan dan penelitian, sistem konsep pemasaran adalah upaya
informasi manajemen dan lain pemasaran terkoordinasi yang
sebagainya. Dari berbagai kegiatan berfokus pada pasar dan berorientasi
ini harus dikoordinasi dan kepada pelanggan dengan tujuan
direncanakan dengan baik agar memberikan kepuasan kepada
supaya semua kegiatan ini dapat pelanggan sebagai kunci untuk
mengarah pada sasaran atau tujuan mencapai tujuan perusahaan
yang telah ditetapkan perusahaan. (Kotler,1995).
Semua kegiatan ini adalah penting Dalam menyusun strategi
karena merupakan suatu sistem, pemasaran yang tepat, para pemasar
dimana sutu kegiatan saling perlu mengetahui tujuan perusahan,
berhubungan dengan kegiatan dan selanjutnya harus dijabarkan ke
lainnya. Walaupun semua kegiatan – dalam tujuan perusahaan. Setelah
kegiatan ini adalah penting, tetapi tujuan sudah ditetapkan, langkah
menurut William Stanton (1993) selanjutnya dalam proses
dalam iklim ekonomi seperti apapun, perencanaan strategi pemasaran
pertimbangan-pertimbangan adalah menyelidik dan menganalisa
pemasaran tetap merupakan faktor pasar sasaran (target market).
yang sangat menentukan dalam Sebelum pasar sasaran ditetapkan
perencanaan dan pengambilan biasanya pemasar akan menentukan
keputusan disebuah perusahaan.. beberapa segmentasi pasar.
Untuk perusahaan yang Segmentasi pasar ini dapat dilakukan
berorientasi pasar, maka umumnya menurut pasar konsumen. Pasar
akan menghadapi berbagai masalah konsumen ini dapat di uraikan
dalam bidang pemasaran. Dengan menjadi tiga, yaitu: segmentasi pasar
perkembangan teknologi yang begitu menurut demografi, segmentasi pasar
pesat, memungkinkan perusahaan berdasarkan pendapatan, dan
menghasilkan produk dan jasa dalam

647
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199

segmentasi pasar berdasarkan perilaku konsumen yang menitik


perilaku beli konsumen. beratkan pada sikap konsumen. Dari
Atas dasar uraian yang telah teori tersebut menghasilkan model
dijabarkan diatas, maka peneliti multi atribut yang digunakan untuk
mengajukan hipotesis penelitian menganalisa sikap konsumen.
sebagai berikut: Sedangkan dari penelitian terdahulu
1. Diduga konsumen memiliki maka dapat diketahui merek-merek
sikap positif terhadap atribut sabun mandi yang disukai konsumen
daya bersih, aroma, warna, yaitu yang menempati tingkat empat
kemasan, merek dan prestise besar berdasarkan penelitian PT.
pada produk sabun mandi merek Corintina Infopharma Corpora yang
Lux dan Giv. mengambil lokasi penelitian di enam
2. Diduga lingkungan sosial kota besar Indonesia tahun 1997.
konsumen yaitu anggota Penelitian terdahulu yang
keluarga, orang lain, relasi dan penulis maksud adalah penelitian
tenaga penjual berpengaruh yang dilakukan oleh Lisbeth Manake
terhadap norma subyektif (1991), M. Zulfa (1995), Sofian
konsumen dalam pengambilan (1996) serta penelitian pendukung
keputusan pembelian produk yaitu peneliti dari PT. CIC (1997).
sabun mandi merek Lux dan Giv. Berdasarkan penelitian-penelitian
3. Diduga tidak terdapat perbedaan serta teori yang ada, maka dapat
sikap konsumen terhadap atribut dikemukakan atribut-atribut produk
pada produk sabun mandi merek yang dipertimbangkan oleh
Lux dan Giv. konsumen dalam membeli sabun
mandi.
Dari atribut-atribut yang ada,
KERANGKA KONSEP maka dapat digunakan untuk
PENELITIAN. mengetahui sikap konsumen terhadap
produk yang penulis teliti. Sikap
Penelitian ini berangkat dari tersebut dapat berupa sikap positif
teori-teori yang ada dan penelitian atau sifat negatif terhadap produk
terdahulu, teori yang peneliti yang menjadi obyek penelitian.
maksudkan adalah teori tentang

T eori Penelitian terdahulu

 Arti penting
pemasaran
 Pengertian perilaku
konsumen
 Faktor-faktor yang
mempengaruhi
perilaku konsumen
 Pengertian sikap Merek-merek
 Karakteristik Sikap sabun mandi yang
 Fungsi sikap disukai konsumenl
 Faktor pembentuk
sikap
 Model-model sikap

Atribut-atribut
produk yang
Multi atribut model
dipertimbangkan
konsumen

Sikap konsumen
terhadap produk

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

648
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199

METODE PENELITIAN ini ditekankan pada penggunaan


kuesioner pada responden.
Penentuan Lokasi Penelitian 2. Data sekunder
Mengacu pada penelitian PT. Data sekunder adalah data-data
CIC (Corinthina Infopharma primer yang telah diolah lebih
Corpora) yang mengambil lokasi di lanjut dan dipublikasikan untuk
enam kota besar di Indonesia, dimana digunakan umum. Data sekunder
penelitian yang dilakukan diperoleh peneliti dari : BPS,
penulis/peneliti dimaksut untuk Majalah dan literatur yang sesuai
mengetahui sikap konsumen sabun dengan topik penelitian.
mandi di kota lain, maka daerah
penelitian ditentukan secara Metode Pengumpulan Data
purposive di kota Yogyakarta dengan Metode pengumpulan data
pertimbangan. (1) Kota Yogyakarta dalam penelitian ini adalah dengan
merupakan salah satu kota besar yang interview dan menggunakan daftar
yang tidak menjadi lokasi penelitian petanyaan yang telah tersusun guna
PT. CIC (Corinthina Infopharma mendapat informasi yang dibutuhkan
Corpora) (2) Di daerah tersebut (kuesioner) serta dokumentsi.
banyak dijumpai produk sabun mandi Seluruh jawaban responden yang
merek Lux dan Giv. terkumpul adalah jawaban yang telah
Populasi dan Pengambilan Sampel diberikan nilai skornya untuk setiap
Populasi dalam penelitian ini item jawaban.
adalah konsumen laki-laki dan Dalam rangka memperoleh
perempuan dewasa yang pernah data yang sesuai dalam keperluan
mengkonsumsi/membeli sabun mandi dalam penelitian ini, khusus untuk
merek Lux dan Giv di kota data kwalitatif supaya dapat
Yogyakarta dengan batasan minimal dikuantitatifkan yaitu dengan
berusia 15 tahun. menggunakan “Skala beda semantik”
Pengambilan sampel penelitian (semantic diferencial scala) dengan
dengan teknik aksidental, dengan tujuh angka dimana responden
ketentuan setiap anggota populasi diminta memberi tanggapan atas tiga
yang dijadikan sampel ketika saat pertanyaan positif dan tiga
diwawancarai mengaku pernah pertanyaan negatif. Cara
membeli dan menggunakan sabun pengukuranya dengan menghadapkan
mandi merek Lux dan Giv responden pada pertanyaan dan
merupakan responden dalam kemudian diminta untuk memberikan
penelitian ini, dalam penlitian ini jawaban “sangat setuju”, “setuju”,
responden yang diambil sebagai “agak setuju”, “netral”, “agak tidak
sampel adalah berjumlah 224 orang. setuju”, “tidak setuju”, dan “sangat
tidak setuju”. Dan jawaban lain yang
Jenis dan Sumber Data sesuai dengan konteks pertanyaan
Penelitian ini menggunakan dua dan pernyataan tetapi dengan skor
data, yaitu: yang sama (dalam hal ini skor
1. Data primer kepercayaan/keyakinan) yaitu:
Data primer adalah data yang “sangat percaya”, “percaya”, “agak
diperoleh dari lapangan melalui percaya”, “netral”, “agak tidak
wawancara dan memberikan percaya”, “tidak percaya”, dan
daftar pertanyaan (kuesioner), “sangat tidak percaya”. Masing-
peroleh data dalam penelitian masing alternatif jawaban diberi nilai
antar +3 hinggga –3.

649
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199

Identifikasi Variabel A0 =
Penelitian ini untuk n
mengetahui sikap konsumen terhadap (bi )(ei )
atribut sabun mandi, berdasarkan
permasalahan dan tujuan penelitian, i 0
maka dapat ditentukan variabel
dalam penelitian ini yaitu atribut Konsumen dikatakan
sabun mandi meliputi: daya bersih, mempunyai sikap yang positif
aroma, warna, label, kemasan, terhadap produk adalah jika nilai A0 =
prestise, dan merek. Sedangkan jenis positif (+), begitu juga sebaliknya
sabun mandi yang digunakan adalah jika nilai A0 = negatif (-) maka sikap
sabun mandi merek Lux dan Giv. konsumen terhadap produk adalah
Sedangkan variabel keyakinan negatif.
normatif dan variabel motivasi adalah 3. Norma Subyektif Model
merupakan variabel pengaruh dari Model ini untuk menjawab
lingkungan disekitar (sosial) dalam hipotesis penelitian yang kedua,
hal ini lingkungan sosial yang dimana model ini untuk melihat
dimaksud adalah: anggota keluarga, perilaku konsumen yang rentan
orang lain, relasi dan tenaga penjual. terhadap pengaruh lingkungan
Variabel keyakinan normatif dan sosial konsumen. Sedangkan
variabel motivasi dalam penelitian ini rumus untuk menentukan Norma
adalah sama (Husain Umar: 1997). Subyektif adalah:
m
SN = (Nbj)(MCj)
Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan j 1
proses selanjutnya adalah
menganalisis data yang telah Lingkungan sosial konsumen
diperoleh, analisis data dilakukan dikatakan berpengaruh pada norma
dengan menggunakan: subyektif konsumen adalah jika nilai
1. Analisis Diskriptif SN = positif (+), sedangkan apabila
Penggunaan teknik analisis ini nilai SN = negatif (-) maka
untuk menggambarkan data kesimpulan lingkungan sosial
lapangan secara diskriptif dengan konsumen tidak berpengaruh pada
cara menginterpretasikan hasil norma subyektif.
pengolahan lewat tabulasi. Hasil
analisis diskriptif ini berguna 4. Uji Jenjang Bertanda Wilcoxon
untuk mendukung interpretasi (Wilcoxon’s Signed Rank Test)
terhadap hasil analisis yang Uji jenjang (ranking) bertanda
digunakan. Wilcoxon ini digunakan untuk
2. Multi Atribut Model menjawab hipotesis ketiga, yaitu
Model ini menjawab hipotesis untuk melihat perbedaan sikap
penelitian yang pertama, dimana konsumen terhadap atribut produk
model ini untuk mengetahui sikap sabun mandi biasa merek Lux dan
konsumen terhadap atribut yang Giv.
dimiliki produk. Untuk menganalisis uji jenjang
Rumus multi atribut model adalah: bertanda Wilcoxon ini,
menggunakan tingkat alpha ( =
0,05) sehingga kesimpulan adalah
: Ho diterima apabila nilai P

650
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199

nilai dan Ho ditolak apabila Nopember 2000 sampai pada Januari


nilai P < nilai . 2001. Namun sebelum dilakukan
penelitian, peneliti melakukan
penelitian pendahuluan pada bulan
HASIL DAN PEMBAHASAN September 2000. Obyek penelitian ini
adalah konsumen pembeli yang
Gambaran Umum Penelitian sekaligus pengguna sabun mandi
Sabun mandi sebagai alat merek Lux dan Giv dengan ketentuan
pembersih dan merawat yang minimal telah berusia 15 tahun.
sekaligus memperindah kulit, banyak Kemudian konsumen sabun mandi
beredar di pasar dengan berbagai merek Lux dan Giv yang menjadi
ragam merek, hal ini dapat responden adalah sebanyak 224
menyebabkan tingkat persaingan responden, sedangkan jumlah
yang ketat baik menyangkut merek responden minimal dalam penelitian
maupun produk. Untuk itu perlu ini adalah berjumlah 221 responden
dilakukan inovasi baik dalam hal sebagai sampel, jadi dari jumlah
promosi, reformasi produk maupun minimal sampel telah ditambah tiga
merek. Di lain pihak konsumen lebih responden.
leluasa memilih merek/produk yang Dalam penelitian ini
sesuai dengan keinginan dan responden diminta untuk mengisi
kebutuhannya, namun keleluasaan ini tentang karakteristik responden
dapat menyebabkan konsumen berdasarkan demografi dan profil
bingung dan tidak selalu puas dengan perilaku serta yang berkaitan dengan
apa yang telah dipilih atau dibelinya. kepercayaan, evaluasi, keyakinan dan
Keadaan ini dapat menyebabkan motivasi. Penulis memilih tujuh
sikap konsumen yang positif atau atribut yang dianggap dominan dalam
negatif terhadap produk yang pembelian produk sabun mandi
ditawarkan oleh produsen. dimana atribut-atribut ini berdasarkan
Sikap konsumen ini muncul teori dan penelitian terdahulu,
berdasarkan pandangan terhadap kemudian konsumen diminta untuk
produk dan proses belajar, baik dari merespon/menanggapi atribut-atribut
pengalaman pribadi maupun berasal tersebut.
dari pengalaman orang lain. Oleh Produk yang menjadi obyek
karena produk banyak mempunyai penelitian adalah produk sabun
atribut maka konsumen akan banyak mandi merek Lux dan Giv dengan
mempunyai informasi yang dapat atribut daya bersih, aroma, kemasan,
membentuk kepercayaan tentang label, warna , merek dan prestise
atribut-atribut produk. Perasaan yang diberi skor +3, +2, +1, 0 , -1, -
positif atau negatif juga dapat 2, dan -3, untuk katagori sangat
dibentuk berdasarkan kepercayaan percaya, percaya, agak percaya,
terhadap atribut-atribut ini. Menurut netral, agak tidak percaya, tidak
model Fishbein, sikap keseluruhan percaya dan sangat tidak percaya.
seseorang tehadap obyek atau produk Setelah mendapat sekor kepercayaan
berasal dari kepercayaan dan evaluasi konsumen ditanya kembali untuk
tentang berbagai atribut produk. menunjukkan evaluasinya terhadap
Tesis ini ditulis berdasarkan masing-masing atribut. Untuk
data dari hasil penelitian yang pengukuran evaluasi ini diukur
mengambil lokasi di kota dengan skala sebagai berikut : Sabun
Yogyakarta. Penelitian ini mandi merek Lux dan Giv untuk
dilaksanakan pada tanggal 15 atribut daya bersih, aroma, kemasan,
label, merek, warna dan prestise

651
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199

diberi skor +3, +2, +1, 0, -1, -2, dan - mandi yang menjadi obyek penelitian
3 untuk katagori sangat setuju, yaitu merek Lux dan Giv. Sikap
setuju, agak tidak setuju, netral, agak konsumen terhadap produk serta
tidak setuju, tidak setuju dan sangat norma subyektif ini sangat penting
tidak setuju. Skor evaluasi ini karena akan dapat diketahui kekuatan
mengukur perasaan (evaluasi) dan kelemahan masing-masing
konsumen terhadap masing-masing atribut berdasarkan penilaian atau
atribut itu sendiri. evaluasi yang diberikan oleh
Untuk mengetahui sikap konsumen terhadap atribut-atribut
keseluruhan konsumen terhadap sabun mandi secara umum dan
produk sabun mandi merek Lux dan tingkat kepercayaan konsumen
Giv, masing-masing skor terhadap atribut-atribut tersebut pada
kepercayaan dikalikan skor evaluasi tiap-tiap jenis merek.
secara berturut-turut kemudian
dijumlahkan. Hasil penjumlahan Karakteristik Responden
tersebut merupakan sikap konsumen Dalam pembahasan ini akan
terhadap produk yang menjadi obyek dijelaskan tentang gambaran
penelitian. Kemudian yang berkaitan responden untuk mendukung dan
dengan tujuan penelitian yang kedua, melengkapi hasil analisa data. Data
yaitu untuk mengetahui norma tentang responden meliputi tantang
subyektif yang berkaitan dengan pendidikan, pendapatan pekerjaan
orang lain (referensi) yang dapat dan usia rsponden yang secara rinci
mempengaruhi pembelian konsumen akan dijelaskan sebagaimana berikut
terhadap produk, maka dapat ini.
diketahui dengan cara mengalikan
nilai keyakian dengan nilai motivasi . Tingkat pendidikan
Untuk mengatahui norma subeyektif, Tingkat pendidikan
responden diminta untuk memberikan seseorang merupakan variabel sosial
keyakinan dan skor motivasi dengan ekonomi yang dapat digunakan
memberi skor +3, +2, +1, 0, -1, -2 sebagai petunjuk tingkat pengetahuan
dan -3, untuk katagori sangat setuju, yang dimiliki sesorang dalam
setuju, agak setuju, netral, agak tidak masyarakat. Tingkat pendidikan yang
setuju, tidak setuju dan sangat tidak berbeda dapat mengakibatkan sikap
setuju, dimana variabel keyakinan yang berbeda pula terhadap obyek
dan evaluasi adalah : Anggota yang sama. Untuk lebih jelasnya
keluarga, orang lain, relasi dan dapat dilihat pada Tabel 2.
tenaga penjual.
Dalam penelitian ini juga Tabel 2. Jumlah responden menurut
akan diukur perbedaan sikap tingkat pendidikan
konsumen terhadap produk sabun

Tingkat Jumlah responden Prosentase (%)


pendidikan
SD 10 4
SLTP 36 16
SLTA 138 62
D III / S - 1 38 17
Diatas S - 1 2 1
Jumlah 224 100
Sumber : Data primer (diolah)

652
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199

Nilai prosentase merupakan angka sosial ekonomi yang dapat digunakan


pembulatan. sebagai petunjuk status sosial
Kondisi semacam ini ekonomi seseorang atau keluarga.
menunjukkan bahwa konsumen Perbedaan status sosial ekonomi
sabun mandi biasa adalah orang- sesorang dapat mengakibatkan
orang yang memiliki tingkat perbedaan / sikap seseorang terhadap
pendidikan cukup tinggi sehingga obyek yang sama. Untuk lebih
mereka memahami dan menyadari jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3 .
akan arti pentingnya kebersihan
badan dan kesehatan.. Tabel 3. Jumlah responden menurut
tingkat pendapatan dalam
Tingkat Pendapatan rupiah perbulan
Tingkat pendapatan
(penghasilan) merupakan variabel

Pendapatan Jumlah responden Prosentase (%)

< 250.000 43 19
251.000 - 500.000 72 32
501.000 - 750.000 55 25
> 751.000 54 24
Jumlah 224 100
Sumber : Data primer

Nilai prosentase merupakan angka simbol status sosial seseorang di


pembulatan. masyarakat. Pekerjaan ini erat
Kondisi semacam ini bisa kaitannya dengan tingkat pendapatan.
diartikan bahwa segmen sabun mandi Status sosial yang dimiliki sesorang
merek Lux dan Giv adalah sangat berpengaruh pada tingkat
merupakan masyarakat yang konsumsi sesorang, semakin tinggi
berpendapatan sedang, namun status sosial seseorang, maka akan
berdasarkan data-data diatas tidak cenderung mengkonsumsi produk-
menutup kemungkinan bagi mereka produk yang menunjukkan status
yang berpendapatan tinggi juga sosialnya.. Untuk lebih jelasnya dapat
menggunakan kedua merek ini. dilihat pada tabel berikut ini :

Pekerjaan Tabel 4. Jumlah responden menurut


Pekerjaan merupakan jenis pekerjaan
variabel sosial ekonomi yang menjadi

Pekerjaan Jumlah responden Prosentase (%)

Wiraswasta 35 16
Karyawan 96 43
Pedagang 61 27
Belum bekerja 28 12
Lain -lain 4 2
Jumlah 224 100
Sumber : data primer

653
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199

Nilai prosentase merupakan angka seseorang, perbedaan usia sesorang


pembulatan. akan berpengaruh terhadap sikap
maupun tingkat kepuasan seseorang
Jika dilihat dari data diatas terhadap suatu obyek. Perbedaan usia
menunjukkan jenis sabun mandi ini mencerminkan tingkat kematangan
banyak disukai oleh mereka yang jiwa seseorang, sehingga ada
pekerjaan sehari-harinya adalah kecenderungan semakin tinggi usia
karyawan dan pedagang, hal ini seseorang maka semakin rasional
menunjukkan bahwa sabun mandi dalam berfikir dan bertindak. Jumlah
merek Lux dan Giv sudah banyak responden menurut usia dapat dilihat
dikenal oleh kalangan masyarakat pada Tabel 5.
luas dan berbagai macam status sosial Tabel 5. Jumlah responden menurut
ekonomi. usia
Usia Responden
Tingkat usia erat kaitannya
dengan tingkat kedewasaan

Usia ( dalam tahun ) Jumlah responden Prosentase (%)

15 – 25 66 30
26 – 35 95 42
36 –45 42 19
46 – keatas 21 9
Jumlah 224 100
Sumber : data primer

Nilai prosentase merupakan angka Uji validitas dilakukan


pembulatan. dengan mengukur korelasi antara
item variabel dengan skor total
Kondisi semacam ini variabel. Dalam penelitian ini
mengindikasikan bahwa sabun mandi peneliti/penulis menggunakan uji
merek Lux dan Giv adalah validitas Rank Spearman dengan
merupakan sabun mandi keluarga taraf signifikasi 10% (P = 0,10),
yang dapat dipakai oleh seluruh maka kalau butir pertanyan yang
anggota keluarga dari usia remaja setelah diuji menunjukkan P < 0,10
dan dewasa. maka berarti butir tersebut dapat
dikatakan signifikan atau valid.
Hasil uji instrumen penelitian Sedangkan kalau butir-butir
Dalam penelitian ini uji caba pertanyaan yang setelah diuji
validitas dan reliabilitas yang menunjukkan P > 0,10 maka berarti
dilakukan adalah uji coba yang pertanyaan tersebut dianggap gugur.
terpakai, artinya adalah suatu uji coba Berdasarkan hasil olahan data
yang dilakukan bersamaan dengan disimpulkan bahwa seluruh butir
pengambilan data penelitian terhadap pertanyaan baik yang diperuntukkan
sampel. Dengan demikian pada sabun mandi merek Lux dan
pengambilan sampel cukup satu kali merek Giv menunjukkan valid.
saja, hal ini penulis/peneliti lakukan
karena alasan efisiensi. b. Reliabilitas.
Instrumen pengukuran dapat
a. Validitas dikatakan reliabel (andal) apabila

654
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199

instrumen yang digunakan secara a. Menentukan skor kepercayaan.


berulang oleh siapapun terhadap Tingkat kepercayaan
populasi yang samapun akan relatif konsumen terhadap atribut produk
sama atau stabil. Untuk menguji sabun mandi merek Lux dan Giv
reliabilitas digunakan koefisien alpha diperoleh dengan cara konsumen
Cronbach yang didasarkan pada diminta pendapatnya mengenai
rerata korelasi data instrumen atribut daya bersih, aroma, kemasan,
pengukuran. Menurut Malhotra warna, label , merek , dan prestise
(1996), suatu instrumen dikatakan ketika mereka sebelum membeli dan
andal apabila nilai alpha ( > 0,60). menggunakan kedua merek tersebut,
Hasil uji reliabilitas dengan baik mereka mendapatkan informasi
menggunakan program SPSS masing- yang komplit, sebagian atau sedikit
masing untuk merek Lux mempunyai tentang kedua merek tersebut.
nilai sebesar 0,6168 atau alpha ( ) = Adapun skor kepercayaan (belief)
0,62 dan Giv sebesar 0,6870 atau konsumen terhadap produk sabun
alpha ( ) = 0,69. Dengan demikian mandi merek Lux dan Giv untuk
berarti bahwa instrumen penelitian masing-masing atribut dapat dilihat
(daftar pertanyaan) dapat diartikan seperti yang ditunjukan pada Tabel 6.
konsisten dan dapat dipercaya.
Tabel 6. Skor kepercayaan
Hipotesis Pertama konsumen pada masing-masing
merek

Atribut Lux Giv


Total Rata-rata Total Rata-rata
Daya bersih 294 1,312 235 1,049
Aroma 210 0,937 160 0,714
Warna 316 1,410 309 1,379
Label 352 1,571 318 1,419
Kemasan 323 1,441 300 1,339
Merek 333 1,486 265 1,183
Prestise 249 1,111 147 0,656
Sumber : data primer (diolah)

Skor kepercayaan pada atribut tertinggi adalah atribut label dan


sabun mandi merek Lux skornya warna masing-masing adalah 1,419
secara berturut-turut tertinggi adalah dan 1,379, ketiga kemasan sebesar
atribut label sebesar 1,571, kedua 1,339, keempat merek sebesar 1,183,
merek sebesar 1,486, ketiga kemasan kelima daya bersih sebesar 1,049,
sebesar 1,441, keempat warna keenam aroma sebesar 0,714, dan
sebesar 1,410 ,kelima daya bersih terendah adalah prestise sebesar
sebesar 1,312, keenam prestise 0,656.
sebesar 1,111 dan yang paling rendah
adalah skor atribut aroma sebesar b. Menentukan skor evaluasi
0,937. Skor evaluasi konsumen
Sedangkan skor kepercayaan terhadap produk sabun mandi merek
pada atribut produk sabun mandi Lux dan Giv diperoleh dengan cara
merek Giv secara berturut-turut konsumen diminta untuk memberikan

655
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199

penilaian terhadap atribut produk Skor evaluasi konsumen pada


yang benar-benar mereka terima masing-masing atribut sabun mandi
(rasakan) setelah membeli dan merek Lux secara berturut-turut
menggunakan sabun mandi merek adalah atribut label sebesar 1,589,
Lux dan Giv. Adapun nilai skor kemasan sebesar 1,419, merek
evaluasi ma-sing-masing atribut sebesar 1,383, warna sebesar 1,343 ,
dapat dilihat seperti yang ditunjukkan daya bersih sebesar 1,285, prestise
pada Tabel 7. sebesar 1,107 dan terakhir adalah
aroma dengan skor 1,058.

Tabel 7. Skor evaluasi pada masing-masing merek.

Atribut Lux Giv


Total Rata-rata Total Rata-rata

Daya bersih 228 1,285 287 1,058


Aroma 237 1,058 197 0,879
Warna 301 1,343 256 1,589
Label 356 1,589 337 1,504
Kemasan 318 1,419 342 1,526
Merek 310 1,383 268 1,196
Prestise 248 1,107 151 0,674
Sumber : data primer (diolah)

Sedangkan skor evaluasi adalah prestise dengan skor sebesar


untuk merek Giv skor tertinggi 0,674. Setelah nilai skor kepercayaan
adalah atribut warna sebesar 1,589, dan skor evaluasi terhadap tiap-tiap
kedua kemasan sebesar 1,528, ketiga atribut diketahui maka sikap
label sebesar 1,1504, keempat merek konsumen dapat diukur dengan
sebesar 1,196, kelima daya bersih menggunakan pendekatan Fishbein
sebesar 1,058, keenam aroma sebesar yang formulasinya adalah sebagai
0,879, dan ketujuh atau yang terakhir berikut :
n
Ao = (bi) (ei)
i=0

Sikap pada masing-masing 0,627, warna sebesar 2,191, label


atribut untuk sabun mamdi merek sebesar 2,134, kemasan sebesar
Lux adalah daya bersih sebesar 1,685 2,043, merek sebesar 1,414 dan
,aroma sebesar 0,991, warna sebesar prestise sebesar 0,442. Sedangkan
1,893, label sebesar 2,496, kemasan skor sikap secara keseluruhan pada
sebesar 2,044 , merek sebesar 2,055 sabun mandi merek Giv adalah
dan prestise adalah sebesar 1,229. sebesar +9,960. Dengan demikian,
Sedangkan skor sikap secara hipotesis pertama yang mengatakan
keseluruhan pada sabun mandi merek diduga konsumen memiliki sikap
Lux adalah sebesar +12,393. positif terhadap sabun mandi merek
Untuk sabun mandi merek Giv Lux dan Giv adalah diterima.
skor sikap pada masing-masing Hasil temuan ini mendukung
atribut adalah sebagai berikut : daya dari penelitian PT. Contina
berasih sebesar 1.109, aroma sebesar Inphoparma Corpora (1997) dimana

656
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199

penelitiannya menghasilkan temuan Hipotesis ke dua


berupa top of mind konsumen yang
tinggi terhadap sabun mandi merek a. Nilai keyakinan
Lux dan merek Giv, dimana kedua Untuk mengetahui norma
merek ini menguasai benak subyektif (SN) konsumen, maka
konsumen. Bila dikaitkan dengan pertama-tama adalah mencari nilai
hasil penelitian PM. Bentler dan keyakinan. Nilai keyakinan
George Speckart (1979) yang konsumen diperoleh dengan cara
mengatakan bahwa perubahan konsumen diminta pendapatnya
perilaku dapat diprediksi dari sikap mengenai keyakinan bahwa orang
seseorang terhadap produk maka hal lain (lingkungan sosialnya)
ini tentunya sesuai dengan hasil mempunyai pengaruh terhadap
penelitian PT. CIC dan penelitian keputusan pembelian. Dimana dalam
penulis, karena dari hasil penelitian penelitian ini yang dimaksud dengan
PT.CIC menunjukkan konsumen lingkungan sosial konsumen adalah :
dalam membeli sabun mandi anggota keluarga, orang lain, relasi
menunjukkan tingkat pembelian yang dan tenaga penjual. Berdasarkan hasil
cukup tinggi pada merek Lux dan penelitian dapat diketahui bahwa skor
Giv dan peneliti mencoba untuk keyakinan masing-masing atribut
mengetahui sikap konsumen pada sabun mandi untuk kedua merek
kedua merek ini. Meskipun penelitian adalah dapat disimpulkan dalam
ini dilakukan pada responden dan Tabel 8.
lokasi yang berbeda tetapi hasilnya
menunjukkan bahwa perilaku Tabel 8. Skor nilai keyakinan
konsumen yang sering membeli individu konsumen pada
produk mempunyai sikap yang sabun mandi merek Lux
positif terhadap produk yang sering dan Giv
dibelinya.

Variabel lingkungan Lux Giv

sosial konsumen Total skor Rata-Rata Tot. Rata-Rata


Skor
Anggota Keluarga 247 1,102 199 0,888
Orang Lain 139 0,620 133 0,593
Relasi 149 0,665 126 0,562
Tenaga Penjual 224 1,00 154 0,687

Sumber : data primer (diolah)

Skor keyakian untuk sabun tenaga penjual sebesar (0,687), orang


mandi merek Lux tertinggi adalah lain sebesar (0,593) dan terakhir
variabel anggota keluarga sebesar adalah relasi sebesar (0,562). Artinya
(1,102), kedua adalah tenaga penjual bahwa lingkungan sosialnya
sebesar (1,00), selanjutnya relasi berpengaruh terhadap keyakinan
sebesar (0,665) dan terakhir adalah konsumen terhadap keputusan
orang lain dengan skor sebesar pembelian. Hal ini dimungkinkan
(0,620). Sementara untuk merk Giv karena situasi konsumen sebenarnya
skor tertinggi adalah anggota dapat dipisahkan oleh situasi
keluarga dengan skor sebesar (0,888),

657
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199

komunikasi, situasi pembelian dan Giv skor tertinggi adalah anggota


situasi pemakaian. keluarga sebesar (0,906), selanjutnya
tenaga penjual sebesar (0,732), relasi
b. Nilai motivasi sebesar (0,379) dan terakhir adalah
Nilai motivasi individu orang lain dengan skor sebesar
konsumen diperoleh dengan cara (0,321). Artinya bahwa motivasi
konsumen diminta pendapatnya konsumen dalam keputusan
mengenai motivasi yang diterimanya pembelian produk diperoleh dari
dari orang lain (referen) atau lingkungan sosialnya. Dimana
lingkungan sosialnya berkaitan lingkungan sosial yang mencirikan
dengan keputusan pembelian sabun situasi pemakaian mempunyai
mandi merek Lux dan Giv. Adapun pengaruh penting pada perilaku
nilai skor motivasi individu pada konsumen. Untuk mencari nilai
masing-masing merek Lux dan Giv norma subyektif konsumen maka
berdasarkan hasil penelitian dapat dapat diketahui dengan cara
disimpulkan dalam sebuah Tabel 9. mengalikan nilai skor keyakinan
Skor motivasi untuk sabun dengan nilai skor motivasi.
mandi merek Lux tertinggi adalah
variabel anggota keluarga (0,857) Tabel 9. Skor nilai motivasi individu
kemudian tenaga penjual sebesar konsumen pada keputusan
(0,816), relasi sebesar (0,339), dan pembelian Sabun mandi
terakhir adalah orang lain dengan merek Lux dan Giv
skor (0,138), sedangkan untuk merek

Variabel Lux Giv


lingkungan
Sosial konsumen Total Rata-Rata Total Skor Rata-Rata
Skor
Aggota Keluarga 192 0,857 203 0,906
Orang lain 31 0,138 72 0,321
Relasi 76 0,339 85 0,379
Tenaga penjual 183 0,816 164 0,732

Sumber : data primer (diolah)


j=1
Pengukuran norma subyektif Hasil perhitungannnya dapat
konsumen dapat diketahui dengan diketahui sebagai berikut :
menggunakan pendekatan model
Fishbein yang formulasinya
m adalah Tabel 10. Nilai norma subyektif
sebagai berikut : konsumen terhadap
pengaruh lingkungan
SN = (Nbj) (Mcj) sosial konsumen

658
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199

Variabel Lux Giv


lingkungan
Sosial NBj MCj SN NBj MCj SN
konsumen
Anggota 1,102 0,857 0,944 0,888 0,906 0,804
Keluarga
Orang lain 0,620 0,138 0,085 0,593 0,321 0,190

Relasi 0,665 0,339 0,225 0,562 0,379 0,212

Tenaga 1,00 0,816 0,816 0,687 0,732 0,502


penjual
Jumlah +2,07 +1,708
Sumber : data primer (diolah)

Berdasarkan perhitungan di untuk sabun mandi merek Lux


atas dimana SN (norma subyektif) menunjukkan variabel anggota
untuk merek Lux menunjukkan keluarga adalah yang dominan
angka +2,07 , hal ini dapat diartikan dengan nilai skornya adalah sebesar
bahwa variabel norma subyektif 0,944, sedangkan untuk pembelian
dapat mempengaruhi seseorang sabun mandi merek Giv variabel
membeli sabun mandi Lux. Begitu yang dominan adalah juga anggota
juga untuk merek Giv dimana SN = keluarga dengan nilai skornya adalah
+1,708, hal ini juga dapat diartikan sebesar 0,804 kemudian disusul
bahwa kelompok referen dapat variabel tenaga penjual dengan nilai
mempengaruhi pembelian sabun skornya adalah sebesar 0,502.
mandi merek Giv. Dengan demikian
hipotesis kedua yang menyatakan Hipotesis ke tiga
diduga lingkungan sosial konsumen Untuk membuktikan hipotesis
berpengaruh pada norma subyektif ini peneliti menggunakan uji jenjang
dalam pengambilan keputusan bertanda Wilcoxon, pengujian
pembelian produk sabun merek Lux perbedaan sikap ini menggunakan
dan Giv adalah diterima. tingkat alfa (a = 0,05 ). Dengan
Hasil penelitian ini menggunakan paket program SPSS
mendukung dari penelitian Lisbet for window relase 6,0 hasil uji tanda
Manake (1991) yang mengatakan Wilcoxon ditunjukkan dalam
kelompok referensi menunjukkan ringkasannya adalah seperti yang
pengaruh yang nyata terhadap ditunjukkan pada Tabel 11.
pemilihan sabun mandi dimana faktor
anggota keluarga adalah merupakan Tabel 11. Hasil uji beda sikap dua
faktor yang lebih dominan. Hasil produk
penelitian yang penulis lakukan

Wilcoxon matched - pars signed - rank test Lux with Giv

Mean rank Cases


95,79 87 - rank (Lux LT Giv)

109,95 120 + rank (Lux GT Giv)

659
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199

17 Ties (Lux EQ Giv)


224 Total
Z = - 2,8168 2 - tailed p = 0,0048
Sumber : data primer (diolah)

Berdasarkan hasil kemasan sabun mandi merek Lux dan


perhitungan diatas maka dapat Giv adalah sama-sama menarik dan
diketahui terdapat 87 tanda negatif banyak pilihan sesuai dengan selera
dan 120 tanda positif dan 17 angka konsumen. Perbedaan sikap antara
sama, hasil probabilitas dwi-ekor (2- kedua merek sabun mandi biasa ini
tailed probability) sebesar 0,0048 dapat disebabkan karena sabun
dan Z hitung = -2,8168 yang mandi merek Lux lebih dahulu
ditampilkan pada output data. beredar dipasar jika dibandingkan
Dengan menggunakan 0,05 dan N dengan sabun mandi merek Giv. Jika
= 224 (ukuran sampel besar), maka dilihat dari nilai sikapnya juga
dengan menggunakan pendekatan nampak bahwa skor sikap sabun
kurva normal diketahui nilai Z 0,05 = mandi Lux lebih besar dari pada nilai
1,64. H0 akan diterima jika nilai Z skor sikap sabun mandi merek Giv.
hitung adalah sebesar - 1,64 Z hitung Hasil analisis ini didukung oleh hasil
1,64, dan Ho akan ditolak jika nilai penelitian yang dilakuakn oleh Frank
Z hitung adalah sebesar < - 1,64 atau H. Alpert dan Michael A. Kemins
Z hitung > 1,64. Dengan demikian (1995) yang mengatakan bahwa
maka kesimpulannya adalah H0 konsumen akan mengindikasikan
ditolak karena nilai Z hitung adalah sikap yang lebih baik terhadap merek
sebesar -2,8168 < -1,64) atau juga pioner (perintis/terdahulu)
dapat dilihat dari nilai 2-tailep P = dibandingkan dengan merek pengikut
0,0048 < 0,050 (nilai alpa), sehingga (follower).
hipotesis ketiga yang mengatakan
tidak terdapat perbedaan sikap
konsumen terhadap atribut produk KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
sabun mandi biasa antara merek Lux
dan Giv adalah ditolak. Hasil Kesimpulan
analisis ini didukung oleh hasil Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sofian pembahasan maka dapat diambil
(1996) yang mengatakan terdapat beberapa kesimpulan antara lain
perbedaan sikap konsumen terhadap sebagai berikut :
keempat produk ( Lifebuoy, Giv, Lux 1. Penelitian tentang sikap
dan Camay) konsumen terhadap atribut
Berdasarkan hasil produk sabun mandi biasa merek
perhitungan perbandingan dengan uji Lux dan Giv di kota Madya
tanda Wilcoxon dapat dikatahui Yogyakarta dengan
bahwa atribut dari kedua produk menggunakan pendekatan
sabun mandi merek Lux dan Giv Fishbein model menunjukkan
yang tidak berbeda adalah atribut bahwa konsumen memiliki sikap
kemasan saja nilai Z hitung adalah - yang positif terhadap sabun
0,5434 > - 1,64. Sedangkan atribut mandi biasa baik merek Lux dan
daya bersih, aroma warna, label, Giv. Artinya bahwa kedua
merek dan prestise adalah berbeda. merek tersebut telah menguasai
Dengan demikian maka dapat dapat benak konsumen, sehingga saat
diartikan bahwa antara atribut berbelanja yang muncul pertama

660
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199

kali dibenaknya besar Implikasi


kemungkinan adalah kedua
merek tersebut. 1. Implikasi pada Produk
2. Dengan menggunakan Kebijakan pemasaran produk
pendekatan Fishbein model tidak hanya terbatas pada jenis-jenis
diketahui bahwa atribut yang produk yang dijual tetapi juga
digunakan sebagai variabel menyangkut masalah variasi produk,
menunjukkan positif secara diferensiasi produk serta perubahan
keseluruhan atribut, namun rancangan produk, Berdasarkan hasil
atribut aroma mempunyai nilai penelitian konsumen memiliki sikap
sikap positif yang paling rendah positif terhadap atribut produk sabun
dibanding dengan atribut yang mandi merek Lux dan merek Giv
lain pada sabun mandi merek dengan skor masing-masing +12,393
Lux, sedangkan pada merek Giv dan +9,960. Namun pada kedua
atribut yang mempunyai nilai merek diatas sama-sama mempunyai
sikap positif yang paling rendah kelemahan yaitu pada atribut aroma
adalah atribut prestise. Artinya untuk sabun merek Lux dan prestise
bahwa konsumen merasa aman untuk sabun merek Giv, meskipun
dan nyaman dalam konsumen mempunyai sikap yang
mengkonsumsi kedua merek positif terhadap kedua atribut ini.
sabun tersebut berdasarkan Berdasarkan kondisi ini
atribut-atribut yang ada. maka strategi yang dapat dilakukan
3. Lingkungan sosial konsumen adalah membuat variasi produk.
dapat berpengaruh pada norma Dalam hal ini perusahaan hendaknya
subyektif konsumen dalam menentukan variasi produk yang
membeli produk sabun mandi ditawarkan, oleh karena konsumen
merek Lux dan Giv, namun sabun mandi biasa sangat
variabel yang dominan adalah mementingkan masalah aroma maka
anggota keluarga untuk merek perlu adanya variasi produk sabun
Lux maupun merek Giv. Hal ini mandi biasa yang sekaligus sabun
dimungkinkan karena keputusan mandi kecantikan dengan berbagai
konsumsi keluarga dalam aroma yang segar dan tahan lama
membeli produk melibatkan pada kulit. Selain itu dalam rangka
setidaknya beberapa peranan. mengantisipasi persaingan yang
Peranan-peranan ini bisa semakin tajam perusahaan
dipegang oleh suami, istri, anak, hendaknya membuat deferensiasi
atau orang lain dalam rumah produk sehingga konsumen loyal atau
tangga, yaitu bisa berperan fanatik untuk selalu menggunakan
sebagai pemberi pengaruh, merek produk-produk yang
pengambil keputusan, pembeli, dihasilkan perusahaan.
dan pemakai. Adapun deferensiasi produk
4. Berdasarkan hasil uji beda yang dapat dilakukan perusahaan
dengan mengunakan uji adalah : (1) Keistimewan, yaitu
Wilcoxon menunjukkan terdapat menawarkan produk dengan berbagai
perbedaan sikap konsumen keistimewaan tertentu yang dimiliki.
terhadap kedua produk sabun (2) Kualitas penyesuaian, yaitu
mandi tersebut. produk yang identik dan memiliki
spesifikasi sasaran yang dijanjikan.
(3) Daya tahan, yaitu ukuran
operasional produk yang diharapkan
dalam kondisi normal. (4) Keandalan,

661
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199

yaitu ukuran kemungkinan suatu sabun mandi merek Lux dan Giv di
produk tidak akan rusak gagal dalam Kota madya Yogyakarta adalah
suatu periode tertentu. (5) Gaya, yaitu warung dan toko dilingkungan
menggambarkan penampilan mereka tinggal, oleh karena itu
konsumen terhadap produk. strategi distribusi yang dapat
digunakan prusahaan adalah Saluran
2. Implikasi pada harga. distribusi intensif yaitu produsen
Kebijakan harga jual produk dapat menempatkan produk pada
adalah merupakan salah satu masalah sebanyak mungkin pengecer (toko
penting dan komplek yang harus atau warung) sehingga memberikan
dihadapi dalam menentukan kemudahan kepada konsumen dalam
kebijakan perusahaan. Banyak mendapatkan produk.
perusahaan menginginkan agar harga
jual produk yang diputuskan
mencerminkan biaya dan keuntungan 4. Implikasi pada kegiatan promosi.
yang diharapkan oleh perusahaan. Promosi merupakan salah satu
Berdasarkan hasil penelitian strategi pemasaran yang digunakan
menunjukkan bahwa faktor harga untuk mengkomunikasikan produk
adalah faktor yang dipertimbangkan atau jasa oleh produsen kapada
kedua setelah faktor kecocokan. Oleh konsumen, dimana promosi ini terdiri
karena itu harga merupakan faktor dari perikalan, promosi penjualan dan
penting dalam pemasaran sabun personal selling. Hasil penelitian
mandi biasa merek Lux dan Giv . bahwa lingkungan sosial konsumen
Melihat kondisi saat ini yang serba berpengaruh terhadap norma
sulit akibat adanya krisis ekonomi subyektif konsumen dalam
maka kebijakan harga yang dapat melakukan ke-putusan pembelian
ditempuh adalah fleksibilitas harga sabun mandi merek Lux dan Giv.
dengan memberikan harga jual Dimana penjual merupakan variabel
produk yang disesuaikan dengan dominan sehingga strategi yang dapat
kondisi krisis ekonomi, yaitu misal di-gunakan oleh produsen adalah
dapat berupa paket hemat yang dengan melibatkan tenaga penjual
diberikan perusahaan kepada untuk melakukan kegiatan promosi.
konsumen. Setrategi ini dapat berupa setrategi
yang mampu memotivasi tenaga
3. Implikasi pada saluran distribusi. penjual dengan cara kompensasi.
Saluran distribusi melaksanakan Kompensasi ini diberikan
tugas memindahkan barang dari pada tenaga penjual karena pada
produsen kepada konsumen. Dengan dasar-nya setiap orang bekerja
saluran distribusi dapat mengatasi dengan tujuan pokok adalah
kesenjangan waktu, tempat dan memperoleh peng-hasilan, sehingga
pemilikan yang memisahkan barang motivasi utamanya adalah mencari
dari orang-orang yang membutuhkan cara untuk mening-katkan
atau menginginkannya. Penggunaan pendapatan yang diperoleh. Rencana
saluran distribusi dapat meningkatkan kompensasi hendaknya seder-hana,
keunggulan efisiensi karena dapat mudah dipahami, fleksibel, bisa
membuat produk tersedia secara luas digunakan untuk mengendalikan
dan mudah diperoleh dipasar oleh tenaga penjual, memberi insentif,
konsumen. serta adil secara ekonomis dan mem-
Hasil penelitian menunjukkan bangun moral wiraniaga serta harus
saluran distribusi yang banyak bisa menciptakan stabilitas dan men-
dijumpai konsumen dalam mebeli

662
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199

dukung pencapaian tujuan Review, No. 6/ III/ Mei


perusahaan. 1994, h. 83-86.
Selain itu juga dapat Bentler, P.M. And Deorge Speckart.
membuat variasi iklan dan yang (1979) Models of
menonjolkan atribut-atribut yang kuat Attitude-Behaviour
dari produk tersebut dan memilih Relation, Journal Of
media iklan yang dapat menjangkau American Psychological
semua lapisan masyarakat misal radio Association, Vol 86/ 5, P.
dan televisi karena kedua media ini 452-464.
adalah media informasi yang banyak Dhabolkar, Pratibha A. (1994)
dimiliki oleh masyarakat dan mudah Incorporating Choice Into
menjangkau pada semua lapisan an Attitudinal Framework:
masyarakat. Analyzing Model Of
Mental Comparison
Process, Journal Of
DAFTAR PUSTAKA Consumer Research, Inc.
Vol. 21, June.
Alpert H. Frank and Michael A. Donthu. Naveen, And David
Kemins. (1995) An Gilliland (1996) Perilaku
Empirical Investigation of Konsumen Terhadap
Consumer Memory, Penjualan Produk Melalui
Attitude and Perception Informasi Shopper,
Toward Pioneer and Journal Of Advertising
Follower Brand, Journal Research.
of Marketing, Vol. 59 Fishbein, Martin. (1997) A
Oktober 1995, p. 34-35. Behaviour Theory
Asseal, Hendry. (1987) Customer Approach to The
Behaviour And Marketing Rebitions Beliefs About
Action, Third Edition, and the Attitude Toward
Wadsworth Inc, Boston. to the Object, In Martin
Azwar, Saifudin. (1988) Sikap Fishbein (Ed 0, Reading
Manusia : Teori dan Attitude Theory And
Pengukurnya, Edisi Measurement, Willey,
Pertama, Liberty, New York.
Yogyakarta. Kottler, Philip (1995) Manajemen
Basu Swastha D. (1982) Riset Pemasaran : Analisis,
Tentang Minat dan Perencanaan,
Perilaku Konsumen : Implementasi Dan
Sebuah Catatan Dan Kontrol, Edisi Ke
Tantangan Bagi Peneliti Delapan, Salemba Empat,
Yang Mengacu Pada Jakarta.
Theory of Reasoned Loundon, D.L, And A.J. Della Botta.
Action, Journal Ekonomi (1993) Consumer
dan Bisnis Indonesia, FE- Behaviour : Concept And
UGM, No. 1 Tahun Ke Applications, 4th Edition,
VII. Singapore : Mc Graw Hill
………..(1994) Perilaku Konsumen Inc, New York.
Indonesia Tahun 2000, Manake, Lisbeth. (1991) Faktor-
Kelola Gadjah Mada faktor Yang
University Bussiness Mempengaruhi Perilaku
Konsumen Membeli

663
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199

Sabun Mandi di Surabaya,


Thesis, Program Pasca
Sarjana Universitas
Airlangga, Surabaya.
Matholtra, Naresh K. (1993)
Marketing Research : An
Applied Orientation,
Prentice Hall International
Inc, New York.
Miller, J Nancy, Kean, C. Rita.
(1997) Factor
Contributing to
Inshopping Behaviour in
Rural Trade Area :
Implication for Local
Retailers, Journal Of
Small Bussines
Management, p. 80-94.
Schiffman, Leo G And L. Kanuk.
(1994) Consumer
Behaviour, Fifth Edition,
Prentice Hall International
Inc, New York.
Siegel, Sidney. (1994) Statistik Non
Parametrik Untuk Ilmu-
Ilmu Sosial, Edisi Enam,
Gramedia Jakarta.
Swa Sembada. (1998) Industri Dan
Pemasaran Sabun Mandi
Di Indonesia, Edisi
18/XVI/Suplemen
Khusus/3-16.
Taylor, A Steven And Cronin J.
Joseph, Jr. (1992)
Measuring Service
Quality : A
Reexamination And
Extension, Journal Of
Marketing, Vol. 56 July
1992, p.55-68.
Umar, Husain. (1997) Metodologi
Penelitian Aplikasi Dalam
Pemasaran, Gramedia
Pustaka Indonesia,
Jakarta.

664

S-ar putea să vă placă și