Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
1411-0199
Ibrahim
Mahasiswa Program Magister Manajemen, PPSUB
Agus Suman.
Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, FE Unibraw
Ubud Salim
Dosen Jurusan Manajemen, FE Unibraw
ABSTRACT
The study has as its rationale the fact that there are numerous brands of
bath soap in the market. The changes of consumer behavior, which influenced by the
economy crisis occurred in Indonesia, has suppressed the producers to readjust their
marketing programs. It is crucial for the firms to recognize the consumer attitudes
on their products in making their marketing programs.
The study was aimed at understanding: (1) the consumer attitudes on the
bath soaps’ (i.e., Lux and Giv brands) attributes, (2) the influence of the consumer’s
social environment toward the subjective norm in making the purchasing decision
on the Lux and Giv, (3) the differential of consumers attitudes on the Lux and Giv.
Interview and questionnaire were used to collect data, by using the
semantic differential scale method. Fishbein model and Wilcoxon’s signed rank test
were applied to test the study’s results.
Results of the study showed that: (1) there was a positive attitude of
consumer on both the Lux and Giv. “Aroma”, whereas “prestige” had the lowest
positive score for the Giv; (2) the consumer’s social environment influenced the
subjective norms of consumer in making the purchasing decision of the Lux and
Giv. “Family members” was the dominant variable of both the Lux and Giv; (3)
there were the differences in the consumer attitude between the Lux and Giv brands.
By the differential test for each attribute, then, it was showed that there were the
significant differences in the consumer attitude on the product’s attributes, except
for the “packaging”.
Based on the study results and empirical evidences supported by the
statistical testing, it is showed that the two bath soap brands have dominate the
consumer’s mind. Nevertheless, in making their purchasing decision, the consumers
have the difference attitudes in assesing those two brands depends on their desires.
645
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199
646
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199
647
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199
Arti penting
pemasaran
Pengertian perilaku
konsumen
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
perilaku konsumen
Pengertian sikap Merek-merek
Karakteristik Sikap sabun mandi yang
Fungsi sikap disukai konsumenl
Faktor pembentuk
sikap
Model-model sikap
Atribut-atribut
produk yang
Multi atribut model
dipertimbangkan
konsumen
Sikap konsumen
terhadap produk
648
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199
649
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199
Identifikasi Variabel A0 =
Penelitian ini untuk n
mengetahui sikap konsumen terhadap (bi )(ei )
atribut sabun mandi, berdasarkan
permasalahan dan tujuan penelitian, i 0
maka dapat ditentukan variabel
dalam penelitian ini yaitu atribut Konsumen dikatakan
sabun mandi meliputi: daya bersih, mempunyai sikap yang positif
aroma, warna, label, kemasan, terhadap produk adalah jika nilai A0 =
prestise, dan merek. Sedangkan jenis positif (+), begitu juga sebaliknya
sabun mandi yang digunakan adalah jika nilai A0 = negatif (-) maka sikap
sabun mandi merek Lux dan Giv. konsumen terhadap produk adalah
Sedangkan variabel keyakinan negatif.
normatif dan variabel motivasi adalah 3. Norma Subyektif Model
merupakan variabel pengaruh dari Model ini untuk menjawab
lingkungan disekitar (sosial) dalam hipotesis penelitian yang kedua,
hal ini lingkungan sosial yang dimana model ini untuk melihat
dimaksud adalah: anggota keluarga, perilaku konsumen yang rentan
orang lain, relasi dan tenaga penjual. terhadap pengaruh lingkungan
Variabel keyakinan normatif dan sosial konsumen. Sedangkan
variabel motivasi dalam penelitian ini rumus untuk menentukan Norma
adalah sama (Husain Umar: 1997). Subyektif adalah:
m
SN = (Nbj)(MCj)
Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan j 1
proses selanjutnya adalah
menganalisis data yang telah Lingkungan sosial konsumen
diperoleh, analisis data dilakukan dikatakan berpengaruh pada norma
dengan menggunakan: subyektif konsumen adalah jika nilai
1. Analisis Diskriptif SN = positif (+), sedangkan apabila
Penggunaan teknik analisis ini nilai SN = negatif (-) maka
untuk menggambarkan data kesimpulan lingkungan sosial
lapangan secara diskriptif dengan konsumen tidak berpengaruh pada
cara menginterpretasikan hasil norma subyektif.
pengolahan lewat tabulasi. Hasil
analisis diskriptif ini berguna 4. Uji Jenjang Bertanda Wilcoxon
untuk mendukung interpretasi (Wilcoxon’s Signed Rank Test)
terhadap hasil analisis yang Uji jenjang (ranking) bertanda
digunakan. Wilcoxon ini digunakan untuk
2. Multi Atribut Model menjawab hipotesis ketiga, yaitu
Model ini menjawab hipotesis untuk melihat perbedaan sikap
penelitian yang pertama, dimana konsumen terhadap atribut produk
model ini untuk mengetahui sikap sabun mandi biasa merek Lux dan
konsumen terhadap atribut yang Giv.
dimiliki produk. Untuk menganalisis uji jenjang
Rumus multi atribut model adalah: bertanda Wilcoxon ini,
menggunakan tingkat alpha ( =
0,05) sehingga kesimpulan adalah
: Ho diterima apabila nilai P
650
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199
651
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199
diberi skor +3, +2, +1, 0, -1, -2, dan - mandi yang menjadi obyek penelitian
3 untuk katagori sangat setuju, yaitu merek Lux dan Giv. Sikap
setuju, agak tidak setuju, netral, agak konsumen terhadap produk serta
tidak setuju, tidak setuju dan sangat norma subyektif ini sangat penting
tidak setuju. Skor evaluasi ini karena akan dapat diketahui kekuatan
mengukur perasaan (evaluasi) dan kelemahan masing-masing
konsumen terhadap masing-masing atribut berdasarkan penilaian atau
atribut itu sendiri. evaluasi yang diberikan oleh
Untuk mengetahui sikap konsumen terhadap atribut-atribut
keseluruhan konsumen terhadap sabun mandi secara umum dan
produk sabun mandi merek Lux dan tingkat kepercayaan konsumen
Giv, masing-masing skor terhadap atribut-atribut tersebut pada
kepercayaan dikalikan skor evaluasi tiap-tiap jenis merek.
secara berturut-turut kemudian
dijumlahkan. Hasil penjumlahan Karakteristik Responden
tersebut merupakan sikap konsumen Dalam pembahasan ini akan
terhadap produk yang menjadi obyek dijelaskan tentang gambaran
penelitian. Kemudian yang berkaitan responden untuk mendukung dan
dengan tujuan penelitian yang kedua, melengkapi hasil analisa data. Data
yaitu untuk mengetahui norma tentang responden meliputi tantang
subyektif yang berkaitan dengan pendidikan, pendapatan pekerjaan
orang lain (referensi) yang dapat dan usia rsponden yang secara rinci
mempengaruhi pembelian konsumen akan dijelaskan sebagaimana berikut
terhadap produk, maka dapat ini.
diketahui dengan cara mengalikan
nilai keyakian dengan nilai motivasi . Tingkat pendidikan
Untuk mengatahui norma subeyektif, Tingkat pendidikan
responden diminta untuk memberikan seseorang merupakan variabel sosial
keyakinan dan skor motivasi dengan ekonomi yang dapat digunakan
memberi skor +3, +2, +1, 0, -1, -2 sebagai petunjuk tingkat pengetahuan
dan -3, untuk katagori sangat setuju, yang dimiliki sesorang dalam
setuju, agak setuju, netral, agak tidak masyarakat. Tingkat pendidikan yang
setuju, tidak setuju dan sangat tidak berbeda dapat mengakibatkan sikap
setuju, dimana variabel keyakinan yang berbeda pula terhadap obyek
dan evaluasi adalah : Anggota yang sama. Untuk lebih jelasnya
keluarga, orang lain, relasi dan dapat dilihat pada Tabel 2.
tenaga penjual.
Dalam penelitian ini juga Tabel 2. Jumlah responden menurut
akan diukur perbedaan sikap tingkat pendidikan
konsumen terhadap produk sabun
652
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199
< 250.000 43 19
251.000 - 500.000 72 32
501.000 - 750.000 55 25
> 751.000 54 24
Jumlah 224 100
Sumber : Data primer
Wiraswasta 35 16
Karyawan 96 43
Pedagang 61 27
Belum bekerja 28 12
Lain -lain 4 2
Jumlah 224 100
Sumber : data primer
653
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199
15 – 25 66 30
26 – 35 95 42
36 –45 42 19
46 – keatas 21 9
Jumlah 224 100
Sumber : data primer
654
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199
655
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199
656
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199
657
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199
658
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199
659
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199
660
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199
661
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199
yaitu ukuran kemungkinan suatu sabun mandi merek Lux dan Giv di
produk tidak akan rusak gagal dalam Kota madya Yogyakarta adalah
suatu periode tertentu. (5) Gaya, yaitu warung dan toko dilingkungan
menggambarkan penampilan mereka tinggal, oleh karena itu
konsumen terhadap produk. strategi distribusi yang dapat
digunakan prusahaan adalah Saluran
2. Implikasi pada harga. distribusi intensif yaitu produsen
Kebijakan harga jual produk dapat menempatkan produk pada
adalah merupakan salah satu masalah sebanyak mungkin pengecer (toko
penting dan komplek yang harus atau warung) sehingga memberikan
dihadapi dalam menentukan kemudahan kepada konsumen dalam
kebijakan perusahaan. Banyak mendapatkan produk.
perusahaan menginginkan agar harga
jual produk yang diputuskan
mencerminkan biaya dan keuntungan 4. Implikasi pada kegiatan promosi.
yang diharapkan oleh perusahaan. Promosi merupakan salah satu
Berdasarkan hasil penelitian strategi pemasaran yang digunakan
menunjukkan bahwa faktor harga untuk mengkomunikasikan produk
adalah faktor yang dipertimbangkan atau jasa oleh produsen kapada
kedua setelah faktor kecocokan. Oleh konsumen, dimana promosi ini terdiri
karena itu harga merupakan faktor dari perikalan, promosi penjualan dan
penting dalam pemasaran sabun personal selling. Hasil penelitian
mandi biasa merek Lux dan Giv . bahwa lingkungan sosial konsumen
Melihat kondisi saat ini yang serba berpengaruh terhadap norma
sulit akibat adanya krisis ekonomi subyektif konsumen dalam
maka kebijakan harga yang dapat melakukan ke-putusan pembelian
ditempuh adalah fleksibilitas harga sabun mandi merek Lux dan Giv.
dengan memberikan harga jual Dimana penjual merupakan variabel
produk yang disesuaikan dengan dominan sehingga strategi yang dapat
kondisi krisis ekonomi, yaitu misal di-gunakan oleh produsen adalah
dapat berupa paket hemat yang dengan melibatkan tenaga penjual
diberikan perusahaan kepada untuk melakukan kegiatan promosi.
konsumen. Setrategi ini dapat berupa setrategi
yang mampu memotivasi tenaga
3. Implikasi pada saluran distribusi. penjual dengan cara kompensasi.
Saluran distribusi melaksanakan Kompensasi ini diberikan
tugas memindahkan barang dari pada tenaga penjual karena pada
produsen kepada konsumen. Dengan dasar-nya setiap orang bekerja
saluran distribusi dapat mengatasi dengan tujuan pokok adalah
kesenjangan waktu, tempat dan memperoleh peng-hasilan, sehingga
pemilikan yang memisahkan barang motivasi utamanya adalah mencari
dari orang-orang yang membutuhkan cara untuk mening-katkan
atau menginginkannya. Penggunaan pendapatan yang diperoleh. Rencana
saluran distribusi dapat meningkatkan kompensasi hendaknya seder-hana,
keunggulan efisiensi karena dapat mudah dipahami, fleksibel, bisa
membuat produk tersedia secara luas digunakan untuk mengendalikan
dan mudah diperoleh dipasar oleh tenaga penjual, memberi insentif,
konsumen. serta adil secara ekonomis dan mem-
Hasil penelitian menunjukkan bangun moral wiraniaga serta harus
saluran distribusi yang banyak bisa menciptakan stabilitas dan men-
dijumpai konsumen dalam mebeli
662
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199
663
WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN. 1411-0199
664