Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Sri Nurbayani
Jurusan Sendratasik
FBS Universitas Negeri Padang
Yuliasma
Jurusan Sendratasik
FBS Universitas Negeri Padang
Afifah Asriati
Jurusan Sendratasik
FBS Universitas Negeri Padang
Email: yo_yole63@gmail.com
Abstract
This research is initiated by the lack of creativity of deaf childern in self development
activities of dancing classat SLB Negeri 2 Padang at the beginning of the researcher’s
observation. It was found that the children only imitated, followed and memorized the
movement taught by the teacher. Therefore, the teacher made some efforts to cultivate
the creativity of deaf children. The purpose of this research was to describe the teacher’s
way to foster the children’s creativity in self-development activities of dancing class at SLB
Negeri 2 Padang. The type of this research was qualitative research using descriptive
method. The objects of this research were 5 deaf children in self development activities of
dancing art at SLB Negeri 2 Padang. The data were collected through interviews and
observations. After that, the data were analyzed through data collection, data reduction,
data presentation, and conclusions. The findings of the research are: 1. Teacher's efforts to
foster the creativity of deaf students were as follow: a) to use visual stimuli, b) to guide
exploration, and c) to provide reinforcement. 2. The improvement of student creativity had
an impact on: a) students’ concentration, b) the emergence of students’ self-confidence,
and c) students' dancing abilities. Through the visual stimulation, the children were able to
explore the movement guided by the teacher, to adjust the calculation, to memorize the
motion and to adjust to the accompaniment. Students are able to create simple movements
and able to develop them into several movements. Students were able to demonstrate the
18
E-Jurnal Sendratasik
Vol. 6 No. 1. Seri C . September 2017
dance with a variety of movements in accordance with the level of their motor skills as well
as to build a good concentration in receiving the dance materials. Students were more
confident and enthusiastic because of the reinforcement given by the teacher. Students
showed high enthusiasm in creating movements according to the creative imagination
through guidance from the teacher.
19
E-Jurnal Sendratasik
Vol. 6 No. 1. Seri C . September 2017
20
E-Jurnal Sendratasik
Vol. 6 No. 1. Seri C . September 2017
21
E-Jurnal Sendratasik
Vol. 6 No. 1. Seri C . September 2017
22
E-Jurnal Sendratasik
Vol. 6 No. 1. Seri C . September 2017
untuk berperan aktif selama proses kegiatan orang anak tunarungu yang mengikuti
pengembangan diri. kegiatan pengembangan diri seni tari di SLB
Hal itu jugalah yang melatarbelakangi Negeri 2 Padang. Instrumen penelitian
guru pengembangan diri seni tari untuk adalah peneliti sendiri sebagai instrumen
memberikan fasilitas berupa proses kunci dan penulis langsung bertindak
pembelajaran tari berupa gambar, video sebagai perencana dalam penelitian ini dan
youtobe, melihat aktivitas alam dan dibantu juga dengan alat bantu seperti alat
lingkungan sekitar, untuk menumbuhkan tulis, handphone dan kamera.
kreativitas anak tunarungu pada Teknik pengumpulan data yang
pengembangan diri seni tari dalam hal ini digunakan, yaitu studi pustaka, observasi
diharapkan anak mampu mengeksplorasi (menggunakan pedoman observasi),
pengalamannya terhadap penciptaan tari wawancara, dan dokumentasi. Teknik
dan mengaktualisasikan dirinya sendiri analisis data adalah analisis kualitatif. Hasil
dengan potensi yang dimilikinya sebagai observasi, wawancara serta dokumentasi
dorongan utama untuk memiliki sikap diorganisir menjadi satu, kemudian dianalisis
kreatif. yang dilakukan melalui tiga langkah atau
Dengan demikian usaha guru dalam jalur yang sebelumnya diawali dari
menumbuhkan kreativitas anak tunarungu pengumpulan data selama penelitian
dalam kegiatan pengembangan diri seni tari berlangsung. Adapun tiga langkah itu, yakni:
di SLB Negeri 2 Padang yaitu dengan cara, reduksi data, penyajian data, dan menarik
menggunakan rangsangan visual, kesimpulan/verifikasi. Sebagaimana yang
membimbing eksplorasi, dan memberi dikemukakan oleh Miles dan Huberman
penguatan. Berdasarkan usaha yang dalam Sugiyono.
dilakukan oleh guru tersebut peneliti
mencoba mengedepankan penelitian C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
tentang menumbuhkan kreativitas anak Hasil Temuan Penelitian
tunarungu dalam kegiatan pengembangan Hasil temuan penelitian ini akan
diri seni tari di SLB Negeri 2 Padang. Tujuan menguraikan deskripsi data tentang
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan menumbuhkan kreativitas anak tunarungu
cara guru untuk menumbuhkan kreativitas dalam pengembangan diri seni tari di SLB
anak tunarungu dalam kegiatan Negeri 2 Padang yang diantaranya meliputi :
pengembangan diri seni tari di SLB Negeri 2 (1) Profil anak tunarungu yang mengikuti
Padang. kelas pengembangan diri seni tari (2)
Pengembangan diri seni tari melalui
B. METODE PENELITIAN rangsangan visual
Jenis penelitian ini adalah penelitian Profil Anak Tunarungu
kualitatif dengan menggunakan metode Terdapat lima orang anak tunarungu yang
deskriptif. Objek penelitian ini adalah 5 mengikuti pengembangan diri seni tari di
23
E-Jurnal Sendratasik
Vol. 6 No. 1. Seri C . September 2017
SLB Negeri 2 Padang. Anak-anak tersebut akhir belajar. Jika dikaitkan dengan
menjadi objek dalam penelitian ini. Mereka pengukuran penghasilan telah mencapai
terdiri dari empat orang perempuan dan 1 tujuan yang diharapkan atau dengan kata
orang laki-laki, yaitu Annisa, Melisa, Ratu, lain anak-anak tersebut merupakan anak-
Trisna dan Syang Perdana. Rentang usia anak tunarungu yang sangat tumbuh
mereka antara sembilan sampai dengan lima kreativitasnya dalam tari. Untuk
belas tahun. pembahasan lebih rincinya dapat peneliti
Pengembangan Diri Seni Tari Melalui uraikan dalam dua bagian yaitu: (1)
Rangsangan Visual Menumbuhkan kreativitas anak tunarungu,
Penelitian ini dilakukan selama sembilan kali (2) Dampak kreativitas Siswa.
pertemuan tatap muka. Rangsangan visual Menumbuhkan Kreativitas Anak Tunarungu
yang digunakan berupa vidio yang diambil Berdasarkan temuan peneliti di
dari youtube, gambar-gambar, melihat lapangan, didapatkan data bahwasanya guru
aktivitas alam dan lingkungan sekitar yang dalam upaya menumbuhkan kreativitas
berkaitan dengan burung. Peran guru di sini anak-anak tunarungu pada kegiatan
hanya sebagai fasilitator, sifatnya hanya pengembangan diri seni tari, guru
memfasilitasi anak untuk mengeksplorasi menggunakan rangsangan visual.
gerak secara mandiri. Adapun yang Rangsangan visual ini dipilih oleh guru
ditemukan selama penelitian ini, yaitu: karena bagi anak yang mengalami kelainan
penggunaan rangsangan visual, pemberian pendengaran atau tunarungu, praktik
penguatan (reinforcement), guru yang pengalaman lebih banyak tergantung pada
membimbing eksplorasi anak-anak indera penglihatan. Hal ini sesuai dengan
tunarungu, konsentrasi anak-anak apa yang dikemukan oleh Efendi (2009: 74)
tunarungu selama mengikuti pengembangan bagi anak tunarungu peranan penglihatan
diri, kepercayaan diri anak-anak tunarungu selain sebagai sarana memperoleh
dan kemampuan anak-anak tunarungu pengalaman persepsi visual, sekaligus
dalam menari. sebagai pengganti persepsi auditif anak
tunarungu. Dapat dikatakan hilangnya
D. PEMBAHASAN ketajaman pendengaran anak tunarungu
Secara umum hasil penelitian akan membuat dirinya tergantung pada
menunjukkan bahwa disetiap pertemuan, indera penglihatan. Ditambah lagi para ahli
tujuan pembelajaran berhasil tercapai. berpendapat tentang anak yang kehilangan
Penggunaan rangsangan visual, memberi indera pendengaran untuk menggantinya
penguatan (reinforcement) dan dapat dialihkan pada indera penglihatan
membimbing eksplorasi yang diterapkan sebagai kompensasinya.
oleh guru dapat membantu ketercapaian Hampir dalam setiap pertemuan, guru
tersebut. Berdasarkan data hasil kreativitas berupaya untuk memberikan rangsangan
yang diperoleh pada penilaian proses dan visual. Hal ini terlihat dari beberapa kali
24
E-Jurnal Sendratasik
Vol. 6 No. 1. Seri C . September 2017
pertemuan, yakni dari pertemuan pertama berbagai bidang untuk pemecahan suatu
sampai dengan pertemuan keempat lalu masalah. Berangkat dari teori Rahcmawati di
dilanjutkan kembali pada pertemuan atas dan berdasarkan hasil temuan peneliti
ketujuh dan kedelapan. Dari rangsangan di lapangan dapat dikatakan bahwa anak
visual tersebut anak-anak tunarungu terlihat tunarungu dalam kegiatan pengembangan
antusias menyimak bahkan juga mendorong diri seni tari tumbuh kreativitasnya. Hal ini
mereka terlibat dalam melakukan eksplorasi juga sesuai dengan batasan tuntutan
gerak. Saat anak-anak tunarungu kreativitas bagi ABK yang tertuang dalam
mengkeksporasi gerak, guru turut jurnal UPI (s_plb, chap.1, dilihat 3 maret
membantu membimbing mereka 2017) batasan kreativitas bagi ABK yaitu
berkeksplorasi. Guru membantu tubuhnya sendiri ataupun melalui media
memperbaiki gerakan anak-anak agar mampu mengekplorasi pengalaman dalam
terlihat lebih baik. Selain itu guru juga penciptaan tari sebagai proses
memberikan penguatan-penguatan positif menumbuhkan kreativitas pada ABK
kepada anak-anak tunarungu yang berani (tunarungu), diharapkan selain kemampuan
dan mau ikut terlibat dalam eksplorasi menarinya meningkat kemampuan lainnya
ataupun dalam memperagakan gerak. juga ikut meningkat, termasuk aspek
Sehingga hal ini, tampak membuat mereka kebutuhan lainnya. Berangkat dari batasan
senang dan terdorong untuk terus aktif kreativitas tersebut dan hasil dari
terlibat. Hal ini menurut peneliti sangat pengamatan peneliti selain dari kemampuan
penting dilakukan oleh setiap guru. menari anak yang meningkat, tumbuhnya
Dampak Kreativitas Siswa kreativitas anak tunarungu memiliki dampak
Penilaian kreativitas didapatkan pada aspek kebutuhan lainnya, di antaranya
berdasarkan proses dan akhir pembelajaran adalah aspek konsentrasi, percaya diri dan
yang dilakukan untuk menunjukkan bahwa kemampuannya dalam menari.
terdapat hasil dalam menumbuhkan
kreativitas anak tunarungu dalam kegiatan E. SIMPULAN
pengembangan diri seni tari melalui Untuk menumbuhkan kreativitas anak
rangsangan visual di SLB Negeri 2 Padang. tunarungu di SLB Negeri 2 Padang guru
Untuk mengetahui dampak kreativitas melakukan beberapa usaha diantaranya: (1)
siswa, peneliti mengutip pendapat ahli. menggunakan rangsangan visual berupa
Menurut Rachmawati (2010:14) kreativitas vidio youtube, gambar dan melihat aktivitas
merupakan suatu proses mental individu alam dan lingkungan sekitar. (2) guru
yang melahirkan gagasan, proses, metode memberikan penguatan (reinforcement)
ataupun produk baru yang efektif yang baik secara verbal seperti mengucapkan kata
bersifat imajinatif, estetis, fleksibel, bagus, pintar, hebat, mantap maupun secara
integrasi, suksesi, diskontinuitas, dan non verbal berupa sentuhan, acungan
diferensiasi yang berdaya guna dalam jempol, tepuk tangan dan tos bersama anak.
25
E-Jurnal Sendratasik
Vol. 6 No. 1. Seri C . September 2017
Penguatan ini merupakan salah satu Dampak dari kreativitas anak tunarungu
apresiasi guru terhadap sikap anak yang pada kegiatan pengembangan diri seni tari
berperan aktif dalam kegiatan yaitu: 1) konsentrasi, konsentrasi anak
pengembangan diri seni tari. (3) tunarungu pada kegiatan pengembangan
membimbing eksplorasi, setiap anak yang diri seni tari terlihat lebih baik dari yang
melakukan eksplorasi terhadap gerak, maka sebelumnya, karena anak mamapu
guru akan membantu anak untuk memfokuskan perhatian mereka kepada
membimbing hasil dari eksplorasi tersebut, guru mulai dari awal proses hingga akhir
Membimbing eksplorasi ini juga dilakukan kegiatan pengembangan diri seni tari. 2)
guru dengan menggunakan rangsangan percaya diri, anak-anak terlihat percaya diri
visual, untuk membantu ingatan anak dalam pada saat eksplorasi gerak, bersemangat
menemukan gerak baru dan membentuk dalam memperagakan tari burung pada saat
posisi seperti memperagakan gambar latihan sampai dengan menampilkan tari
burung dengan berbagai gerakan dan posisi burung tersebut secara utuh sesuai dengan
pada gambar. Pada proses penyusunan tari perkembangan motorik anak masing-
dari gerak yang sudah dieksplorasi mandiri masing. 3) kemampuan menari, anak
oleh anak tunarungu membutuhkan tunarungu melalui tubuhnya sendiri sudah
bantuan guru, karena anak belum mampu mampu mengekplorasi pengalaman dalam
menyusun tari secara mandiri, disebabkan penciptaan tari anak bisa dikatakan telah
karena pengalaman dan keterbatasan yang tumbuh kreativitas menarinya. Dari
dimiliki anak. Melalui rangsangan visual yang tumbuhnya kreativitas bagi anak tunarungu
digunakan pada kegiatan pengembangan diri berpengaruh terhadap kemampuan menari
seni tari sebagai proses penumbuhan anak. Dapat dikatakan kemampuan menari
kreativitas anak tunarungu berupa vidio, anak meningkat walaupun dengan motorik
gambar dan melihat langsung aktivitas alam yang berbeda-beda karena tingkat
dan lingkungan sekitar, memberikan kekhususan anak yang berbeda pula.
penguatan dan membimbing eksplorasi Sehingga dari hasil penelitian tersebut dapat
sehingga dapat membangun imajinasi anak disimpulkan bahwa dengan usaha yang
tunarungu. Hasil penelitian menyatakan dilakukan oleh guru dapat menumbuhkan
bahwa kegiatan pengembangan diri seni tari kreativitas anak tunarungu pada kegiatan
di SLB Negeri 2 Padang dalam pengembangan diri seni tari di SLB Negeri
menumbuhkan kreativitas anak tunarungu Padang serta berdampak pada konsentrasi,
dengan beberapa usaha yang dilakukan oleh percaya diri dan kemampuan menari anak
guru berdampak positif karena ternyata
mampu mendorong kreativitas anak dengan F. SARAN
menunjukkan kreativitas yang ada disetiap Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
pertemuan. penulis menyampaikan beberapa saran
yaitu: (1) diiharapkan dapat menjadi
26
E-Jurnal Sendratasik
Vol. 6 No. 1. Seri C . September 2017
masukan bagi guru dan tenaga pendidik Smith, Jacqueline. 1985. Komposisi Tari.
lainnya untuk lebih meningkatkan proses (diterjemahkan oleh: Ben Suharto),
kegiatan pengembangan diri guna Yogyakarta: Ikalasti.
menumbuhkan kreativitas bagi anak
Soedarsono.1977. Tarian-Tarian Indonesia.
berkebutuhan khusus dan menggunakan
Jakarta: Proyek Pengembangan Media
berbagai metode untuk merangsang anak
Kebudayaan.
berfikir. (2) Dalam kegiatan pengembangan
diri seni tari guna menumbuhkan kreativitas Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I
anak tunarungu ini, guru dapat Tentang Sistim Pendidikan Nasional.
menggunakan rangsangan visual dengan
media yang jauh lebih kreatif lagi, untuk
memotivasi anak dan menarik perhatian
anak tunarungu pada kelas pengembangan
diri seni tari. (3) Bagi mahasiswa sendratasik,
untuk lebih memperhatikan lagi anak-anak
berkebutuhan khusus lainnya yang
memeiliki keterbatasan, untuk diberi
kesempatan mendapatkan strategi dan
metode pembelajaran yang tepat, sehingga
dapat membantu mereka untuk
berkreativitas dan mandiri secara personal
melalui kegiatan seni tari. Karena mereka
memiliki minat, dan keinginan seperti anak
normal lainnya, tetapi belum banyak yang
menjadi wadah untuk mereka
mengembangkan potensi dan bakat yang
mereka miliki
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Kosasih, E. 2012. Cara Bijak Memahami
Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung:
Yrama Widya.
Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniati. 2012.
Strategi Pengembangan Kreativitas pada
Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup
27