Sunteți pe pagina 1din 10

E-Jurnal Sendratasik

Vol. 6 No. 1. Seri C . September 2017

MENUMBUHKAN KREATIVITAS ANAK TUNARUNGU


DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI SENI TARI
DI SLB NEGERI 2 PADANG

Sri Nurbayani
Jurusan Sendratasik
FBS Universitas Negeri Padang

Yuliasma
Jurusan Sendratasik
FBS Universitas Negeri Padang

Afifah Asriati
Jurusan Sendratasik
FBS Universitas Negeri Padang

Email: yo_yole63@gmail.com

Abstract
This research is initiated by the lack of creativity of deaf childern in self development
activities of dancing classat SLB Negeri 2 Padang at the beginning of the researcher’s
observation. It was found that the children only imitated, followed and memorized the
movement taught by the teacher. Therefore, the teacher made some efforts to cultivate
the creativity of deaf children. The purpose of this research was to describe the teacher’s
way to foster the children’s creativity in self-development activities of dancing class at SLB
Negeri 2 Padang. The type of this research was qualitative research using descriptive
method. The objects of this research were 5 deaf children in self development activities of
dancing art at SLB Negeri 2 Padang. The data were collected through interviews and
observations. After that, the data were analyzed through data collection, data reduction,
data presentation, and conclusions. The findings of the research are: 1. Teacher's efforts to
foster the creativity of deaf students were as follow: a) to use visual stimuli, b) to guide
exploration, and c) to provide reinforcement. 2. The improvement of student creativity had
an impact on: a) students’ concentration, b) the emergence of students’ self-confidence,
and c) students' dancing abilities. Through the visual stimulation, the children were able to
explore the movement guided by the teacher, to adjust the calculation, to memorize the
motion and to adjust to the accompaniment. Students are able to create simple movements
and able to develop them into several movements. Students were able to demonstrate the

18
E-Jurnal Sendratasik
Vol. 6 No. 1. Seri C . September 2017

dance with a variety of movements in accordance with the level of their motor skills as well
as to build a good concentration in receiving the dance materials. Students were more
confident and enthusiastic because of the reinforcement given by the teacher. Students
showed high enthusiasm in creating movements according to the creative imagination
through guidance from the teacher.

Keywords: Creativity, Deaf, Dance Self Development.

A. PENDAHULUAN Untuk mencapai tujuan pendidikan


nasional tersebut, maka pencapaiannya
Salah satu tujuan pendidikan nasional
dibebankan kepada masing-masing
adalah untuk mengembangkan potensi diri
institusi/lembaga pendidikan sesuai dengan
peserta didik untuk menjadi manusia yang
jenis pendidikan dan tujuan kelembagaan
beragama, cerdas dan memiliki
pendidikan. Selanjutnya dikembangkan oleh
keterampilan yang diperlukan oleh dirinya,
masing-masing lembaga, yang
masyarakat maupun bangsa dan negara,
pencapaiannya tentu dibebankan pada
sebagaimana yang tertuang didalam
penyelenggaraan setiap bidang studi/mata
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
pelajaran.
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3
Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK),
sebagaimana dijelaskan berikut ini:
juga berhak mendapatkan pendidikan layak
“Tujuan pendidikan nasional adalah
serta memiliki hak yang sama seperti anak
berkembangnya potensi peserta didik
yang tidak berkebutuhan khusus dalam hal
agar menjadi manusia yang beriman, dan
pendidikan. Hal ini tercantum pula dalam
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
5, yang menyatakan bahwa “setiap warga
kreatif, mandiri, dan menjadi
negara mempunyai hak yang sama untuk
warganegara yang demokratis dan
memperoleh pendidikan yang bermutu, dan
bertanggung jawab”.
warga negara yang memiliki kelainan fisik,
Pendidikan nasional bertujuan
emosional, mental, intelektual, dan/atau
mencerdaskan kehidupan bangsa dan
sosial berhak memperoleh pendidikan
mengembangkan manusia Indonesia
khusus”. Undang-undang tersebut
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
menegaskan bahwa ABK pun berhak
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
mendapatkan pendidikan dan memiliki
dan berbudi pekerti luhur, memiliki
kesempatan yang sama dibangku sekolah.
pengetahuan dan keterampilan kesehatan
Pemerintah sudah menyelenggarakan
jasmani dan rohani, kepribadian yang
sebuah program pendidikan bagi ABK.
mantap dan mandiri, serta rasa tanggung
Pendidikan bagi anak cacat diselenggarakan
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
oleh pemerintah melalui pendidikan luar

19
E-Jurnal Sendratasik
Vol. 6 No. 1. Seri C . September 2017

biasa (PLB). Sekolah yang menyelenggarakan akademik sangat berguna bagi


pendidikan anak luar biasa adalah Sekolah perkembangan kepribadian dan sosial anak
Luar Biasa (SLB). Sekolah ini menjadi tempat tunarungu. Kegiatan- kegiatan tersebut
bagi anak yang memiliki kebutuhan khusus membuat anak tunarungu mempunyai rasa
agar mereka mendapatkan pengetahuan percaya diri ketika berada di
dan keterampilan sebagai bekal dikehidupan lingkungan,kegiatan tersebut juga
yang akan datang. bermanfaat untuk mengasah dan
Anak-anak yang tergolong ke dalam menumbuhkan kreativitas anak.
jenis ABK dapat dikelompokkan berdasarkan Salah satu kegiatan untuk
gangguan atau kelainan pada beberapa menumbuhkan kreativitas anak tunarungu
aspek yaitu: Autisme, Cerebral Palsy, Down adalah melalui tari. Menurut Soedarsono
Syndrom, Indigo, Kesulitan belajar, Sindrom (1977:17) “Tari adalah ekspresi jiwa manusia
Asperger, Thalassemia, Tunadaksa, yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis
Tunagrahita, Tunalaras, Tunanetra, dan indah”. Melalui tarian, anak-anak diajak
Tunarungu. untuk berkreasi, berkoordinasi dengan
Tunarungu adalah istilah yang teman-temannya dan belajar bercerita serta
menunjukan pada kondisi ketidakfungsian menumbuhkan rasa percaya diri anak. Tari
organ pendengaran atau telinga seseorang. dapat diajarkan kepada anak-anak tanpa
Menurut Kosasih (2012:5) tunarungu adalah memandang usia, kondisi fisik, maupun
kekurangan atau kehilangan kemampuan mental seorang anak. ABK sekalipun dapat
mendengar yang disebabkan oleh kerusakan mengasah kemampuan intra dan
fungsi dari sebagian atau seluruh alat atau interpersonalnya melalui menari begitupun
organ-organ pendengaran, baik dalam menumbuhkan kreativitas. Potensi
menggunakan maupun tanpa alat bantu anak yang meliputi bakat, minat, dan
dengar. Kondisi ini menyebabkan orang kreativitas harus dikembangan secara
tersebut mengalami hambatan atau optimal dan terpadu, hal ini sesuai dengan
keterbatasan dalam merespons bunyi-bunyi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
yang ada di sekitarnya. Mereka mempunyai Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang
kemampuan yang sama dengan anak pembinaan kesiswaan menyebutkan bahwa :
normal. Dalam hal lainnya seperti kondisi (1) Pasal 1 ayat 1 menjelaskan tentang
fisik mereka sama dengan anak normal tujuan pembinaan kesiswaan adalah untuk
lainnya. Dan juga dalam segi minat dan mengembangkan potensi siswa secara
bakat mereka juga sama seperti anak normal optimal dan terpadu yang meliputi bakat,
lainnya yang mempunyai ketertarikan dan minat, dan kreativitas. (2) Pasal 3 ayat 1
kemampuan terhadap sesuatu. Contohnya menjelaskan tentang pembinaan kesiswaan
dalam olahraga, akademik, seni ataupun dilaksanakan melalui kegiatan kegiatan
kegiatan keterampilan lainnya. Kemampuan pengembangan diri.
anak tunarungu dalam bidang selain

20
E-Jurnal Sendratasik
Vol. 6 No. 1. Seri C . September 2017

Berdasarkan pasal-pasal di atas dapat pelatihan ini anak tunarungu hanya


dijelaskan bahwa setiap potensi yang dimiliki menirukan, mencontoh serta menghafal
oleh siswa, harus dapat dikembangkan gerak-gerak yang dipraktekkan oleh guru,
secara optimal, pada akhirnya siswa dapat dalam hal ini anak belum bisa dikatakan
merasakan kepuasan berupa prestasi yang memiliki sikap kreatif karena hanya bersifat
didapat sesuai dengan minat, bakat, dan meniru gerakan-gerakan yang diberikan oleh
kreativitas, maka melalui kegiatan-kegiatan guru. Disini peneliti melihat kesulitan terjadi
pengembangan dirilah wadah yang tepat pada saat guru mencontohkan gerak kepada
bagi siswa/siswi untuk dapat anak butuh waktu yang lama dan beberapa
mengembangkan setiap potensi yang kali mengulangi gerakan agar anak bisa
mereka miliki. Beberapa jenis kegiatan memahami dan mempraktekkan gerakan
pengembangan diri yang disediakan pihak tersebut apalagi untuk menghafalnya, anak
sekolah bagi anak ABK diantaranya tunarungu pada pengembangan diri seni tari
pengembangan diri seni musik, seni tari, tata ini juga mudah kehilangan fokus
busana, tataboga, tatarias dan berbagai perhatiannya dengan benda-benda dan hal-
keterampilan lainnya. hal yang ada di sekitarnya. Selain itu anak
Berdasarkan pengamatan awal peneliti tunarungu ini merasa malu dan kurang
tepatnya pada tanggal 17 Januari 2017, di percaya diri, hal ini terlihat ketika guru
SLB Negeri 2 Padang terdapat beberapa meminta anak untuk mengikuti gerakan
pengembangan diri bagi ABK dan salah satu yang diberikan oleh guru, mereka terlihat
pengembangan diri yang ada di SLB ini malu-malu, dan kurang percaya diri
adalah seni tari. Peneliti lebih terfokus memperagakan geraknya.
kepada pengembangan diri pada seni tari Berdasarkan uraian di atas, anak-anak
yang diadakan setiap hari kamis dan sabtu tunarungu dalam menari masih terbatas
pada pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul menerima materi dari guru tari, anak-anak
12.00 WIB. tunarungu belum mampu mengembangkan
Berdasarkan observasi awal peneliti potensi yang dimilikinya, karena dalam
pada kegiatan pengembangan diri seni tari proses pengembangan diri seni tari ini hanya
di SLB Negeri 2 Padang terdapat 5 orang bersifat menerima saja. Sehingga tujuan dari
anak tunarungu, yang sedang menerima pengembangan diri seni tari ini belum
pengembangan diri materi tari, dalam tercapai sepenuhnya, anak diharapkan
prosesnya anak hanya meniru, mencontoh mampu mengembangkan potensinya
serta menghafal gerakan yang diberikan melalui seni tari, memiliki keterampilan
oleh gurunya. khusus, mampu bersikap kreatif serta
Menurut observasi awal dengan mampu menciptakan peluang usaha, jika
strategi yang diterapkan oleh guru, anak- anak hanya sekedar menerima praktik dari
anak tunarungu masih belum tumbuh guru saja anak belum mampu bersikap
kreativitas tarinya karena melalui model kreatif sesuai dengan tuntutan kurikulum

21
E-Jurnal Sendratasik
Vol. 6 No. 1. Seri C . September 2017

SLB yang dipaparkan dalam Depdiknas tunarungu akan membuat dirinya


(2006:108) ABK agar memiliki kemampuan tergantung pada indera penglihatan.
menampilkan kreativitas melalui seni dan Meskipun kelemahan anak tunarungu tidak
budaya. bisa mendengar, namun panca indera
Kreativitas adalah kecerdasan yang penglihatannya sangat tajam sehingga ketika
berkembang dalam diri individu, dalam mempelajari seni tari maupun
bentuk sikap kebiasaan, dan tindakan dalam berkomunikasi mereka kan
melahirkan sesuatu ide yang baru. Batasan mengeluarkankan pikirannya dalam lambang
tuntutan kreativitas bagi ABK yaitu tubuhnya visual atau gerak tubuh (dalam jurnal
sendiri ataupun melalui media mampu Hendrilianti). Akibat dari kondisi
mengekplorasi pengalaman dalam ketunarunguan berpengaruh terhadap
penciptaan tari sebagai proses perkembangan bahasa, kondisi
menumbuhkan kreativitas pada ABK kecerdasannya serta sosio emosionalnya.
(tunarungu), diharapkan selain kemampuan Berdasarkan uraian di atas, peneliti
menarinya meningkat kemampuan lainnya mencoba berdiskusi dengan guru
juga ikut meningkat.untuk meningkatkan pengembangan diri seni tari. Karena selama
kreativitas tersebut diperlukannya dorongan ini guru kesulitan untuk mencapai tujuan
motivasi atau rangsangan yang tepat oleh dari pengembangan diri seni tari, peneliti
guru, untuk menumbuhkan sikap kreatif bagi menceritakan hasil dari pendapat di atas dan
ABK. salah satu upaya untuk menumbuhkan
Bagi anak tunarungu rangsangan yang kreativitas anak tunarungu melalui suatu
paling dekat adalah rangsangan visual. Suatu rangsangan tertentu, sehingga guru
rangsangan dapat didefinisikan sebagai terpikirkan untuk menggunakan rangsangan
sesuatu yang membangkitkan fikir, atau visual dan bersemangat sekali untuk
semangat, atau mendorong kegiatan. menggunakan rangsangan tersebut. Hal
Menurut Smith (1985: 20-22) “suatu inilah yang mendorong guru seni tari untuk
rangsangan dapat didefinisikan sebagai menumbuhkan kreativitas anak tunarungu
sesuatu yang membangkitkan pikir, menggunakan rangsangan visual, karena
semangat atau mendorong kegiatan”. Anak indera penglihatan merupakan salah satu
yang mengalami kelainan pendengaran atau indera yang dekat dengan anak tunarungu
tunarungu praktis pengalaman yang yang memiliki kerusakan pada pendengaran.
diperolehnya hanya tergantung pada indera Selain itu, guru juga mengiringinya dengan
penglihatan dibanding indera yang lain. memberikan suatu bentuk penguatan pada
Peranan penglihatan selain sebagai sarana setiap perilaku positif yang ditunjukkan oleh
memperoleh pengalaman persepsi visual, anak-anak tunarungu dalam proses
sekaligus sebagai ganti persepsi auditif anak menumbuhkan kreativitas pada
tunarungu. Dapat dikatakan hilangnya pengembangan diri seni tari. Hal ini
ketajaman pendengaran bagi anak diharapkan dapat mendorong anak-anak

22
E-Jurnal Sendratasik
Vol. 6 No. 1. Seri C . September 2017

untuk berperan aktif selama proses kegiatan orang anak tunarungu yang mengikuti
pengembangan diri. kegiatan pengembangan diri seni tari di SLB
Hal itu jugalah yang melatarbelakangi Negeri 2 Padang. Instrumen penelitian
guru pengembangan diri seni tari untuk adalah peneliti sendiri sebagai instrumen
memberikan fasilitas berupa proses kunci dan penulis langsung bertindak
pembelajaran tari berupa gambar, video sebagai perencana dalam penelitian ini dan
youtobe, melihat aktivitas alam dan dibantu juga dengan alat bantu seperti alat
lingkungan sekitar, untuk menumbuhkan tulis, handphone dan kamera.
kreativitas anak tunarungu pada Teknik pengumpulan data yang
pengembangan diri seni tari dalam hal ini digunakan, yaitu studi pustaka, observasi
diharapkan anak mampu mengeksplorasi (menggunakan pedoman observasi),
pengalamannya terhadap penciptaan tari wawancara, dan dokumentasi. Teknik
dan mengaktualisasikan dirinya sendiri analisis data adalah analisis kualitatif. Hasil
dengan potensi yang dimilikinya sebagai observasi, wawancara serta dokumentasi
dorongan utama untuk memiliki sikap diorganisir menjadi satu, kemudian dianalisis
kreatif. yang dilakukan melalui tiga langkah atau
Dengan demikian usaha guru dalam jalur yang sebelumnya diawali dari
menumbuhkan kreativitas anak tunarungu pengumpulan data selama penelitian
dalam kegiatan pengembangan diri seni tari berlangsung. Adapun tiga langkah itu, yakni:
di SLB Negeri 2 Padang yaitu dengan cara, reduksi data, penyajian data, dan menarik
menggunakan rangsangan visual, kesimpulan/verifikasi. Sebagaimana yang
membimbing eksplorasi, dan memberi dikemukakan oleh Miles dan Huberman
penguatan. Berdasarkan usaha yang dalam Sugiyono.
dilakukan oleh guru tersebut peneliti
mencoba mengedepankan penelitian C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
tentang menumbuhkan kreativitas anak Hasil Temuan Penelitian
tunarungu dalam kegiatan pengembangan Hasil temuan penelitian ini akan
diri seni tari di SLB Negeri 2 Padang. Tujuan menguraikan deskripsi data tentang
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan menumbuhkan kreativitas anak tunarungu
cara guru untuk menumbuhkan kreativitas dalam pengembangan diri seni tari di SLB
anak tunarungu dalam kegiatan Negeri 2 Padang yang diantaranya meliputi :
pengembangan diri seni tari di SLB Negeri 2 (1) Profil anak tunarungu yang mengikuti
Padang. kelas pengembangan diri seni tari (2)
Pengembangan diri seni tari melalui
B. METODE PENELITIAN rangsangan visual
Jenis penelitian ini adalah penelitian Profil Anak Tunarungu
kualitatif dengan menggunakan metode Terdapat lima orang anak tunarungu yang
deskriptif. Objek penelitian ini adalah 5 mengikuti pengembangan diri seni tari di

23
E-Jurnal Sendratasik
Vol. 6 No. 1. Seri C . September 2017

SLB Negeri 2 Padang. Anak-anak tersebut akhir belajar. Jika dikaitkan dengan
menjadi objek dalam penelitian ini. Mereka pengukuran penghasilan telah mencapai
terdiri dari empat orang perempuan dan 1 tujuan yang diharapkan atau dengan kata
orang laki-laki, yaitu Annisa, Melisa, Ratu, lain anak-anak tersebut merupakan anak-
Trisna dan Syang Perdana. Rentang usia anak tunarungu yang sangat tumbuh
mereka antara sembilan sampai dengan lima kreativitasnya dalam tari. Untuk
belas tahun. pembahasan lebih rincinya dapat peneliti
Pengembangan Diri Seni Tari Melalui uraikan dalam dua bagian yaitu: (1)
Rangsangan Visual Menumbuhkan kreativitas anak tunarungu,
Penelitian ini dilakukan selama sembilan kali (2) Dampak kreativitas Siswa.
pertemuan tatap muka. Rangsangan visual Menumbuhkan Kreativitas Anak Tunarungu
yang digunakan berupa vidio yang diambil Berdasarkan temuan peneliti di
dari youtube, gambar-gambar, melihat lapangan, didapatkan data bahwasanya guru
aktivitas alam dan lingkungan sekitar yang dalam upaya menumbuhkan kreativitas
berkaitan dengan burung. Peran guru di sini anak-anak tunarungu pada kegiatan
hanya sebagai fasilitator, sifatnya hanya pengembangan diri seni tari, guru
memfasilitasi anak untuk mengeksplorasi menggunakan rangsangan visual.
gerak secara mandiri. Adapun yang Rangsangan visual ini dipilih oleh guru
ditemukan selama penelitian ini, yaitu: karena bagi anak yang mengalami kelainan
penggunaan rangsangan visual, pemberian pendengaran atau tunarungu, praktik
penguatan (reinforcement), guru yang pengalaman lebih banyak tergantung pada
membimbing eksplorasi anak-anak indera penglihatan. Hal ini sesuai dengan
tunarungu, konsentrasi anak-anak apa yang dikemukan oleh Efendi (2009: 74)
tunarungu selama mengikuti pengembangan bagi anak tunarungu peranan penglihatan
diri, kepercayaan diri anak-anak tunarungu selain sebagai sarana memperoleh
dan kemampuan anak-anak tunarungu pengalaman persepsi visual, sekaligus
dalam menari. sebagai pengganti persepsi auditif anak
tunarungu. Dapat dikatakan hilangnya
D. PEMBAHASAN ketajaman pendengaran anak tunarungu
Secara umum hasil penelitian akan membuat dirinya tergantung pada
menunjukkan bahwa disetiap pertemuan, indera penglihatan. Ditambah lagi para ahli
tujuan pembelajaran berhasil tercapai. berpendapat tentang anak yang kehilangan
Penggunaan rangsangan visual, memberi indera pendengaran untuk menggantinya
penguatan (reinforcement) dan dapat dialihkan pada indera penglihatan
membimbing eksplorasi yang diterapkan sebagai kompensasinya.
oleh guru dapat membantu ketercapaian Hampir dalam setiap pertemuan, guru
tersebut. Berdasarkan data hasil kreativitas berupaya untuk memberikan rangsangan
yang diperoleh pada penilaian proses dan visual. Hal ini terlihat dari beberapa kali

24
E-Jurnal Sendratasik
Vol. 6 No. 1. Seri C . September 2017

pertemuan, yakni dari pertemuan pertama berbagai bidang untuk pemecahan suatu
sampai dengan pertemuan keempat lalu masalah. Berangkat dari teori Rahcmawati di
dilanjutkan kembali pada pertemuan atas dan berdasarkan hasil temuan peneliti
ketujuh dan kedelapan. Dari rangsangan di lapangan dapat dikatakan bahwa anak
visual tersebut anak-anak tunarungu terlihat tunarungu dalam kegiatan pengembangan
antusias menyimak bahkan juga mendorong diri seni tari tumbuh kreativitasnya. Hal ini
mereka terlibat dalam melakukan eksplorasi juga sesuai dengan batasan tuntutan
gerak. Saat anak-anak tunarungu kreativitas bagi ABK yang tertuang dalam
mengkeksporasi gerak, guru turut jurnal UPI (s_plb, chap.1, dilihat 3 maret
membantu membimbing mereka 2017) batasan kreativitas bagi ABK yaitu
berkeksplorasi. Guru membantu tubuhnya sendiri ataupun melalui media
memperbaiki gerakan anak-anak agar mampu mengekplorasi pengalaman dalam
terlihat lebih baik. Selain itu guru juga penciptaan tari sebagai proses
memberikan penguatan-penguatan positif menumbuhkan kreativitas pada ABK
kepada anak-anak tunarungu yang berani (tunarungu), diharapkan selain kemampuan
dan mau ikut terlibat dalam eksplorasi menarinya meningkat kemampuan lainnya
ataupun dalam memperagakan gerak. juga ikut meningkat, termasuk aspek
Sehingga hal ini, tampak membuat mereka kebutuhan lainnya. Berangkat dari batasan
senang dan terdorong untuk terus aktif kreativitas tersebut dan hasil dari
terlibat. Hal ini menurut peneliti sangat pengamatan peneliti selain dari kemampuan
penting dilakukan oleh setiap guru. menari anak yang meningkat, tumbuhnya
Dampak Kreativitas Siswa kreativitas anak tunarungu memiliki dampak
Penilaian kreativitas didapatkan pada aspek kebutuhan lainnya, di antaranya
berdasarkan proses dan akhir pembelajaran adalah aspek konsentrasi, percaya diri dan
yang dilakukan untuk menunjukkan bahwa kemampuannya dalam menari.
terdapat hasil dalam menumbuhkan
kreativitas anak tunarungu dalam kegiatan E. SIMPULAN
pengembangan diri seni tari melalui Untuk menumbuhkan kreativitas anak
rangsangan visual di SLB Negeri 2 Padang. tunarungu di SLB Negeri 2 Padang guru
Untuk mengetahui dampak kreativitas melakukan beberapa usaha diantaranya: (1)
siswa, peneliti mengutip pendapat ahli. menggunakan rangsangan visual berupa
Menurut Rachmawati (2010:14) kreativitas vidio youtube, gambar dan melihat aktivitas
merupakan suatu proses mental individu alam dan lingkungan sekitar. (2) guru
yang melahirkan gagasan, proses, metode memberikan penguatan (reinforcement)
ataupun produk baru yang efektif yang baik secara verbal seperti mengucapkan kata
bersifat imajinatif, estetis, fleksibel, bagus, pintar, hebat, mantap maupun secara
integrasi, suksesi, diskontinuitas, dan non verbal berupa sentuhan, acungan
diferensiasi yang berdaya guna dalam jempol, tepuk tangan dan tos bersama anak.

25
E-Jurnal Sendratasik
Vol. 6 No. 1. Seri C . September 2017

Penguatan ini merupakan salah satu Dampak dari kreativitas anak tunarungu
apresiasi guru terhadap sikap anak yang pada kegiatan pengembangan diri seni tari
berperan aktif dalam kegiatan yaitu: 1) konsentrasi, konsentrasi anak
pengembangan diri seni tari. (3) tunarungu pada kegiatan pengembangan
membimbing eksplorasi, setiap anak yang diri seni tari terlihat lebih baik dari yang
melakukan eksplorasi terhadap gerak, maka sebelumnya, karena anak mamapu
guru akan membantu anak untuk memfokuskan perhatian mereka kepada
membimbing hasil dari eksplorasi tersebut, guru mulai dari awal proses hingga akhir
Membimbing eksplorasi ini juga dilakukan kegiatan pengembangan diri seni tari. 2)
guru dengan menggunakan rangsangan percaya diri, anak-anak terlihat percaya diri
visual, untuk membantu ingatan anak dalam pada saat eksplorasi gerak, bersemangat
menemukan gerak baru dan membentuk dalam memperagakan tari burung pada saat
posisi seperti memperagakan gambar latihan sampai dengan menampilkan tari
burung dengan berbagai gerakan dan posisi burung tersebut secara utuh sesuai dengan
pada gambar. Pada proses penyusunan tari perkembangan motorik anak masing-
dari gerak yang sudah dieksplorasi mandiri masing. 3) kemampuan menari, anak
oleh anak tunarungu membutuhkan tunarungu melalui tubuhnya sendiri sudah
bantuan guru, karena anak belum mampu mampu mengekplorasi pengalaman dalam
menyusun tari secara mandiri, disebabkan penciptaan tari anak bisa dikatakan telah
karena pengalaman dan keterbatasan yang tumbuh kreativitas menarinya. Dari
dimiliki anak. Melalui rangsangan visual yang tumbuhnya kreativitas bagi anak tunarungu
digunakan pada kegiatan pengembangan diri berpengaruh terhadap kemampuan menari
seni tari sebagai proses penumbuhan anak. Dapat dikatakan kemampuan menari
kreativitas anak tunarungu berupa vidio, anak meningkat walaupun dengan motorik
gambar dan melihat langsung aktivitas alam yang berbeda-beda karena tingkat
dan lingkungan sekitar, memberikan kekhususan anak yang berbeda pula.
penguatan dan membimbing eksplorasi Sehingga dari hasil penelitian tersebut dapat
sehingga dapat membangun imajinasi anak disimpulkan bahwa dengan usaha yang
tunarungu. Hasil penelitian menyatakan dilakukan oleh guru dapat menumbuhkan
bahwa kegiatan pengembangan diri seni tari kreativitas anak tunarungu pada kegiatan
di SLB Negeri 2 Padang dalam pengembangan diri seni tari di SLB Negeri
menumbuhkan kreativitas anak tunarungu Padang serta berdampak pada konsentrasi,
dengan beberapa usaha yang dilakukan oleh percaya diri dan kemampuan menari anak
guru berdampak positif karena ternyata
mampu mendorong kreativitas anak dengan F. SARAN
menunjukkan kreativitas yang ada disetiap Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
pertemuan. penulis menyampaikan beberapa saran
yaitu: (1) diiharapkan dapat menjadi

26
E-Jurnal Sendratasik
Vol. 6 No. 1. Seri C . September 2017

masukan bagi guru dan tenaga pendidik Smith, Jacqueline. 1985. Komposisi Tari.
lainnya untuk lebih meningkatkan proses (diterjemahkan oleh: Ben Suharto),
kegiatan pengembangan diri guna Yogyakarta: Ikalasti.
menumbuhkan kreativitas bagi anak
Soedarsono.1977. Tarian-Tarian Indonesia.
berkebutuhan khusus dan menggunakan
Jakarta: Proyek Pengembangan Media
berbagai metode untuk merangsang anak
Kebudayaan.
berfikir. (2) Dalam kegiatan pengembangan
diri seni tari guna menumbuhkan kreativitas Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I
anak tunarungu ini, guru dapat Tentang Sistim Pendidikan Nasional.
menggunakan rangsangan visual dengan
media yang jauh lebih kreatif lagi, untuk
memotivasi anak dan menarik perhatian
anak tunarungu pada kelas pengembangan
diri seni tari. (3) Bagi mahasiswa sendratasik,
untuk lebih memperhatikan lagi anak-anak
berkebutuhan khusus lainnya yang
memeiliki keterbatasan, untuk diberi
kesempatan mendapatkan strategi dan
metode pembelajaran yang tepat, sehingga
dapat membantu mereka untuk
berkreativitas dan mandiri secara personal
melalui kegiatan seni tari. Karena mereka
memiliki minat, dan keinginan seperti anak
normal lainnya, tetapi belum banyak yang
menjadi wadah untuk mereka
mengembangkan potensi dan bakat yang
mereka miliki

DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Kosasih, E. 2012. Cara Bijak Memahami
Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung:
Yrama Widya.
Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniati. 2012.
Strategi Pengembangan Kreativitas pada
Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup

27

S-ar putea să vă placă și