Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
E. Peningkatan HCG
127 A. Presentasi bokong murni
• Hamil 38 minggu
• Leopold I teraba keras, balotement (+),
Leopold II teraba punggung di sebelah
kanan. Leopold III teraba lunak, ballotement
(-)
• USG kepala di fundus, ekstremitas superior
fleksi ke arah kepala, panggul dan kedua
tungkai dalam keadaan ekstensi.
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
127 Jadi, diagnosisnya adalah…
• Hamil 38 minggu
• Keluar air-air sejak 12 jam yang lalu.
• Demam dan nyeri perut.
• Belum ada pembukaan, nitrazin test (+),
cairan ketuban berbau, DJJ 162x/menit.
C. Korioamnionitis
C. Edukasi bahwa hal tersebut
129 merupakan efek samping KB suntik
yang wajar
• Pasien mengikuti program KB selama 6
bulan dengan menggunakan suntik depo-
provera dan mengeluh tidak haid.
PILIHAN TATALAKSANA
• Lumpektomi. Ini merupakan prosedur pembedahan untuk
memotong atau mengangkat benjolan fibroadenoma dari
payudara. Jaringan yang diangkat tersebut akan dibawa ke
laboratorium untuk diperiksa apakah terdapat sel-sel kanker.
• Cryoablation. Dalam prosedur ini, dokter akan memasukkan
alat tipis mirip tongkat ke benjolan fibroadenoma melalui
kulit untuk membekukan jaringan tumor dengan gas
PERBEDAAN
Jawaban Lainnya
• A. Tumor Phylloides cepat membesar
• C. Abses payudara fluktuasi (+)
• D. Fibrokistik mammae massa yang dipengaruhi
siklus haid
• E. Mastitis ruam kemerahan, demam
130 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
B. FAM
131 A. 12.5 – 18 kg
A. 12.5 – 18 kg
132 C. Observasi
• Skrining Ca serviks
• Benjolan di portio berupa nodul
berdiameter 1 cm, permukaan licin, tampak
lebih pucat dari jaringan sekitarnya
• Keluhan lain disangkal oleh pasien.
• Gambaran klinis
• Tidak ada gangguan
• Inspekulo: penonjolan kistik di daerah
endoserviks dgn warna lebih muda
C. Observasi
E. Pertumbuhan janin
133 terhambat
• Hamil 38 minggu
• Setelah dilakukan amniotomi, tampak massa
panjang berdenyut menjulur yang keluar
dari introitus vagina.
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Non stress Test (NST)/ CTG
• Goal: Mengetahui suplai oksigen janin dengan mengecek denyut jantung
janin dan responnya terhadap gerakan fetus.
• Hasil tes menentukan terapi atau tindakan segera untuk mencegah
kematian fetus.
• Normal : denyut jantung janin meningkat saat ia aktif.
• Abnormal: kondisi hipoksia fetus janin tidak mendapatkan oksigen
yang cukup
• NST dilakukan pada:
• Kehamilan multipel dengan komplikasi
• Adanya kondisi medis seperti: diabetes tipe 1, hipertensi, gangguan darah,
lupus, penyakit tiroid, penyakit jantung maupun ginjal.
• Kehamilan lebih dari 2 minggu dari taksiran waktu persalinan (post-term)
• Riwayat abortus sebelumnya
• Fetus dengan penurunan aktivitas gerak atau masalah pertumbuhan fetus
• Polihidroamnion atau oligohidroamnion
• Sensitisasi rhesus
Jawaban Lain
• A. Pemeriksaan USG transvaginal, lalu pematangan
dengan misoprostol yang utama pemeriksaan
CTG dulu
• C. Pemeriksaan maturitas paru, USG serial, lalu
induksi oksitosin
• D. Observasi dalam 1 minggu tidak bisa karena
sudah 42 minggu
• E. Rawat inap manajemen konservatif dengan
tokolitik
135 Jadi, tindakannya adalah…
Gambaran umum:
• Pertumbuhan polikistik ovarium
kedua ovarium, amenorea sekunder,
oligomenorea, dan infertilitas
• Sekitar 50% pasien mengalami
hirsutisme dan obesitas.
• Usia 15-30 tahun
MEKANISME
B. LH
137 C. Teratoma
Kista ovarium Tumor serosa dapat membesar sehingga memenuhi ruang abdomen, tetapi lebih kecil
serosa dibanding dengan ukuran kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin,
tetapi dapat juga lobulated karena kista serosum pun dapat berbentuk multikolur,
meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabuan. Ciri khas dari kista ini
adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50% dan keluar
pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning dan kadang-kadang coklat
karena bercampur darah.
Teratoma cystic tumors composed of well-differentiated derivations from at least two of the
ovarium three germ cell layers (ectoderm, mesoderm, and endoderm). The gross pathologic
appearance of mature cystic teratomas is characteristic. The tumors are unilocular and
are filled with sebaceous material, Squamous epithelium lines the wall of the cyst, and
compressed, often hyalinized ovarian stroma covers the external surface. Hair follicles,
skin glands, muscle, and other tissues lie within the wall.
Mioma uteri Tumor jinak otot rahim. Tampak massa hipoekoik di dalam dinding rahim
Ca jaringan atau selaput lender rahim yang tumbuh di luar rahim. USG:shows a central
endometrium mass replacing the endometrial stripe, with hyperechoic and hypoechoic regions.
137 Jadi, diagnosisnya adalah…
C. Teratoma
138 C. Inverted nipple grade 3
B. Klorokuin
B. Antibiotik dan
141 uterotonika
B. Antibiotik dan
uterotonika
142 B. Injeksi uterotonika
• Hamil aterm
• Dokter memecahkan cairan ketuban, dan
memimpin meneran. Bayi lahir sekitar 10
menit kemudian dengan skor APGAR 8/9.
B. Injeksi uterotonika
143 D. Ekstraksi vakum
D. Ekstraksi vakum
144 B. Tirah baring
Abortus lainnya
Abortus habitualis: telah terjadi abortus selama min 3 kali berturut-turut
Abortus septik: abortus yang diikuti dengan komplikasi dan tanda-tanda infeksi
Missed abortion : fetus telah meninggal sebelum usia kehamilan 20 minggu dan
hasil konsepsi masih berada di dalam uterus. Penderita tidak merasakan keluhan
apa – apa (perdarahan, nyeri perut)
B. Tirah baring
A. 4 minggu setelah suntik
145 sekarang
B. Tes fern
E. Sefiksim 400 mg dosis tunggal +
147 Azitromisin 1 gr dosis tunggal
• Hamil 34 minggu
• Nyeri saat berkemih
• Keluar cairan berwarna kuning dari jalan
lahir
• Pasien seorang PSK
• Diplokokus gram negatif intraseluler dan sel
PMN meningkat.
Sumber: Panduan
pelayanan medis
PERDOSKI 2011
HG rekuren
HG asimptomatik
• Lesi dapat berupa: Vesikel
erosi ulkus • Tidak ada gejala
• Jumlah lbh sedikit, lbh ringan • Serologi antibodi herpes
• Lokasi = lesi primer positif
sebelumnya, unilateral
Predileksi: penis, vulva, anus,
bokong
• Menghilang dlm 5 hari
• Gejala tambahan:
Parestesia sblm lesi muncul
D. Acyclovir 2 x 400 mg
selama 6 bulan
150 D. Hemophylus ducreyi
D. Hemophylus ducreyi
151 E. Hiperparatiroid primer
• Wanita 40 tahun
• Nyeri pinggang sejak 6 bulan yang lalu.
• Foto rontgen torakolumbal dan terjadi
demineralisasi dan fraktur kompresi L3-
L4.
• Kadar kalsium dalam serum 11,2 mg/dL
(n: 8,8-10,4 mg/dl) dan PTH>100 pg/mL
(n: 10-65 pg/mL)
Diagnosisnya adalah...
Hiperkalsemia
• Adenoma di kelenjar paratiroid --> menghasilkan hormon PTH berlebih ---> hiperkalsemia
• PTH berlebih --> meningkatkan resorpsi tulang, meningkatkan aktivitas osteoklas-->
osteoporosis (bone pain)
Primary hyperparathyroidism
• Etiology : 85% of cases, caused by a single
adenoma.
• Treatment :
• Calcium levels >12 mg per dL should be immediately and
aggressively treated
• saline rehydration followed by furosemide (Lasix) diuresis,
calcitonin, and bisphosphonates
• Surgical excision of the abnormal parathyroid glands
• Pharmacotherapy : Estrogen therapy (reduce serum
https://www.aafp.org/afp/
calcium) in postmenopausal women 2003/0501/p1959.html
Pilihan lainnya
• A. Osteomalasia : kurang vitamin D, tulang
melunak, deformitas
• B. Myeloma : OLD CRAB
• C. Osteoporosis akibat obat : dapat terjadi akibat
riw obat glukokortikoid, tetapi tidak meningkatkan
PTH
• D. Hiperparatiroid sekunder : overproduksi dari PTH
sebagai respon dari kondisi hipokalsemia akibat
defisiensi vit D atau akibat CKD.
151 Jadi, diagnosisnya adalah…
E. Hiperparatiroid primer
152 B.Gula darah sewaktu
• Wanita 44 tahun, badan lemas, pegal, mudah
lelah.
• BB 94 kg, TB 167 cm, Lingkar perut 84 cm.
• TD 150/100 mmHg.
• GDS 200 mg/dl, GDP 250 mg/ dl, TGA 300
mg/dl.
• Radiografi
• Untuk bayi dan anak <3 tahun foto lutut anterior
tampak metafisis (widening and cupping ) dan
epifisis femur dan tibia.
Bow legs
A. Rickets
E. TSH turun, fT4 naik, PTU 400
154 mg dalam dosis terbagi
• Keluhan dada berdebar-debar,
badan terasa lemah dan tangan
gemetaran, tidak tahan pada
lingkungan panas dan sulit tidur.
• Bola mata menonjol, dan terasa
pembesaran kelenjar tiroid difus
• Pria, 46 thn
• Sering kencing dan nafsu makan yang
bertambah banyak, BB bertambah.
• Saat ini, kadar GDS 120 mg/dl, GDP 122
mg/dl, GD2PP adalah 195 mg/dl.
Diagnosisnya adalah...
Diabetes Melitus
Diagnosisnya adalah...
Hyperosmolar hyperglycemia
state
• Terjadi peningkatan glukosa sangat tinggi (600-1200 mg/dl) akibat defisiensi
insulin relatif.
• Tanpa tanda dan gejala asidosis
• Osmolaritas plasma sangat meningkat (330-380 mOs/ml),
• Plasma keton (+/-)
• Anion gap normal atau sedikit meningkat.
Patofisiologi
Diagnosisnya adalah...
• Bila pasien
kekurangan ADH
(Diabetes Insipidus),
maka osmolaritas urin
akan tetap rendah
setelah tes deprivasi
• Bila pasien polidipsi,
maka osmolaritas urin
akan meningkat
setelah tes deprivasi
Polidipsia Psikogenik
• Compulsive fluid consumption
• Sering pada penderita skizofren.
• 3 fase: polidipsia dan poliuria hiponatremia
water intoxication.
• Manifestasi : perburukan kondisi psikiatriknya,
mual muntah, delirium, ataxia, kejang, koma, fatal/
meninggal.
Pilihan Lainnya
• A. Diabetes insipidus sentral: pada DI, setelah uji
deprivasi seharusnya tidak ada peningkatan
osmolaritas urin.
• B. Diabetes melitus: pada kasus tak ada manifestasi
khas DM.
• C. Diabetes insipidus nefrogenik: pada DI, setelah
uji deprivasi seharusnya tidak ada peningkatan
osmolaritas urin.
• D. SIADH: kebalikan dari diabetes insipidus, yakni
pasien tidak kencing karena ADH keluar secara
tidak normal.
Jadi, diagnosis yang benar adalah…
158
E. Polidipsia
psikogenik
159 C.Brugia malayi
• Kaki kanan bengkak yang
semakin lama makin membesar
sejak 3 bulan yang lalu.
• Gambaran parasit dengan inti
tubuh yang bertumpuk-tumpuk
dengan perbandingan panjang
dan lebar pada cephalic space
2:1.
C. Brugia Malayi
E. Cacing tambang jenis
160 ancylostoma braziliense
• Pria 23 thn
• bentol-bentol gatal di bokong dan paha kanan.
• Awalnya berupa bintik, semakin bertambah
banyak dan berbentuk seperti garis yang berkelok-
kelok
• Riwayat berjemur di pantai tanpa menggunakan
baju dan tanpa menggunakan alas.
• PF: papul eritem, linier, serpiginosa, dan gambaran
folikulitis berupa papul-papul eritem
Penyebabnya adalah...
Creeping Eruption/ Cutaneus
Larva Migran
• Etiologi: Ancylostoma
braziliense, ancylostoma
caninum
• Saat masuknya larva
terasa gatal dan panas.
• Muncul papul, lalu lesi
linier atau berkelok-kelok,
kemerahan. Lesi
serpiginosa. Rasa gatal
biasanya lebih hebat pada
malam hari.
http://www.cdc.gov/parasites/zoonotichookworm/health_professionals/index.html#tx; Buku Kulit FKUI
• Bentuk infektif: larva
filariform
• Cutaneous larva migrans
is self-limiting; migrating
larvae usually die after 5–
6 weeks. Albendazole is
the treatment of choice.
Ivermectin is effective but
not approved for this
indication.
Terapi
Tatalaksananya adalah...
MORBUS HANSEN Pembersaran
N.aurikularis
Lepra = Kusta magnus
PB MB
Lesi kulit, dapat berupa: • Jumlah 1 – 5 lesi • Jumlah > 5 lesi
• Makula • Berupa • Lebih sering lesi yang
• Papul meninggi hipopigmentasi/eritema menimbul
• Infiltrat, plak eritem (lesi cenderung tidak • Distribusi simetris
• Nodul menimbul)
• Distribusi tidak simetris
Kerusakan saraf, • Hilang sensasi jelas • Hilang sensasi kurang
ditandai dengan: • Hanya melibatkan satu jelas
• Hilangnya sensasi cabang saraf • Melibatkan banyak
• Kelemahan otot cabang saraf
Terapinya adalah...
Pilihan lainya
• A. Griseofulvin 500mg/hari selama 7 hari
• B. Itraconazole 200mg/hari selama 3 bulan
• C. Amfoterisin B intravena
• D. Griseofulvin 500mg/hari selama 6-8 minggu
• E. Itraconazole 200mg/hari selama 5 hari
162 Jadi, terapi yang sesuai adalah…
diagnosisnya adalah...
Dermatitis numularis/discoid
eczema
• Lesi peradangan kulit berupa plak eritematosa
berbentuk bulat-oval berbatas tegas.
• Lesi baru biasanya muncul di lokasi yang sama
dengan lesi lama
• Predileksi : seluruh tubuh kecuali wajah dan kulit
kepala, paling sering di ekstrimitas bawah
• PF: lesi diawali dengan papul atau vesikel
eritematosa yang kemudian berkonfluens menjadi
plak kemudian menjadi makula dan mengalami
hiperpigentasi. Dapat terjadi erosi atau ekskoriasi.
Lesi biasanya simetris.
Tatalaksana
• Rehidrasi kulit : menggunakan emolien dan
moisturizer
• Kortikosteroid :
• jika lesi tidak terlalu merah dan tidak terlalu gatal ( low-
potency (class III-VI) steroids)
• Reaksi inflamasi yang hebat : intense erythema, vesikel,
dan gatal (high-potency (class I-II) steroids)
• Sediaan salep lebih baik daripada krim
• Preparat ter : untuk plak yang sangat tebal
• Antihistamin oral
• Antibiotik topikal atau oral: untuk infeksi sekunder
Pilihan lainnya
Morbus hansen
Candidiasis
163 Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
C.Dermatitis numularis
D.Shampoo
164 2%
ketokonazole
Terapinya adalah...
Pitiriasis Versikolor
• PV: infeksi jamur superfisial (di stratum korneum)
• Etiologi: Malassezia furfur; M. Sympodialis; or M.
Globosa
• Malassezia adalah flora normal di kulit, namun
pada saat patologis, ditemukan flora tersebut
dalam fase spora dan hifa. Patologis pada kondisi
lembab dan hangat, imunosupresi, malnutrisi,
predisposisi genetik, kehamilan, cushing.
PV
• Makula hipo/hiperpigmentasi, bulan/oval, batas tegas, dengan skuama
halus diatasnya predileksi di dada dan punggung tapi bisa dimana saja.
• Jarang menimbulkan keluhan, sering masalah kosmetik atau pruritus.
• DD: psoriasis gutata; pitiriasis alba; dermatitis seboroik; tinea corporis;
eritrasma; vitiligo.
• PP: lampu wood (menyala oranye-emas kekuningan); Kerokan kulit
dengan KOH 20% terlihat campuran hifa pendek dan spora bulat
berkelompok (spageti and meatball appearance)
PV - Tatalaksana
• Topikal: selenium sulfida; zink-pyrithione; sodium
sulfacetamide; antifungi azol topikal; dll.
• Selenium sulfida 2x/hari selama 2 minggu, biarkan
selama 10 menit baru dibilas.
• Topikal gol.azol oleskan tiap malam selama 2 minggu.
• Cara pemakaian: dioleskan seluruh badan, lengan dan
tungkai biarkan 10 – 15 menit dicuci
• 2-3 kali seminggu; selama 2 – 4 minggu
• Oral: flukonazol 150-300 mg/minggu utk 2-4
minggu OR itrakonazol 200 mg/hari utk 5-7 hari.
• Bisa rekuren.
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI
Dermatomikosis superfisialis | PEDOSKI 2004
Pilihan lainnya
• A.Krim mometason furoat : salah, ini adalah steroid
potensi IV
• B.Larutan trichloro asetat : salah, ini adalah terapi
untuk warts
• C.Larutan tinctura podifilin: salah, terapi untuk
genital warts
• E. Mupirocin cream: salah, terapi untuk pioderma
164 Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…
D.Shampoo ketokonazole 2%
165 C.Tinea unguium
• A.Nail psoriasis psoriasis yang menyerang kuku, kuku menadi lebih tebak, kasar,
kuku terangkat dari dasarnya dan kontur kuku menjadi ireguler.
• B.Candidiasis kutaneus gambaran lesi satelit akibat infeksi candida, predileksi di
daerah lipatan dan lembab
• D. Onikolysis detachment of the nail plate from the bed
• E. Tinea Nigra dermatomikosis superfisial yang mengenai stratum korneum Lesi satelit pada
Tinea nigra candidiasis
C.Tinea unguium
A.Infeksi streptococcus
166
pyogens
• Anak laki-laki 2 tahun
• Lepuh di punggung dan bokong.
• Lepuh mudah pecah berisi nanah
meningalkan bekas luka menyerupai
koreng.
• Makula eritem berukuran numuler
tersebar diskret dengan krusta serous
dan skuama kolaret di sekitarnya.
Penyebabnya adalah...
IMPETIGO
• Impetigo adalah infeksi bakteri superfisial, ditandai dengan inflamasi
epidermis.
• Etiologi: toksin stafilokokus aureus (jarang: streptokokus pyogen);
berat staphylococcal scalded skin syndrome.
• Toksin eksfoliatif menyerang desmoglein 1 (protein yang
menempelkan sel-sel epidermis) ikatan antar sel renggang
terbentuk vesikel dan bula di epidermis (di bawah stratum
granulosum) jadi sangat superfisial kendur/ mudah pecah
• Sering pada neonatus – anak <5 tahun.
• Terapi:
• Pilihan pertama: mupirocin topikal. Bacitracin dan neomycin
kurang efektif.
• Lesi banyak atau tidak sembuh dengan terapi topikal antibiotik
oral terhadap S. aureus and S. Pyogenes.
Vesikel/ bula superfisial
membesar kendur/
mudah pecah dengan
batas tegas dan tepi tidak
eritem ruptur krusta
kekuningan, oozing
Predileksi: area lembab,
lipatan-lipatan kulit, leher,
Patognomonik:
aksila,
skuama lipatsekitar
kolaret paha.
lesi, bekas dari bula yg
pecah.
Pilihan lainnya
• B. Infeksi streptococcus viridans : ini flora normal di
kulit/ flora residen.
• C. Reaksi autoimun
• D. Reaksi alergi
• E. Idiopatik
166 Jadi, penyebab yang tepat adalah…
A.Infeksi streptococcus
pyogens
167 C. Hidroksiklorokuin
• Wanita 26 thn,
• Ruam kemerahan disertai bengkak di kedua pipi
• Sendi sering nyeri dan tidak tahan sinar
matahari langsung.
• Edema dan makulopapular eritem di area malar,
tidak ada skuama, tidak gatal.
• anti ds-DNA positif.
Terapinya adalah...
Kutaneus SLE
• 3 tipe: akut, subakut, dan
kronik kutaneus LE.
• Acute cutaneous lupus
erythematosus
• Dialami >50% pasien
dengan SLE.
• Malar eruption /
‘butterfly rash’
(erythema and oedema of
cheeks, sparing nasolabial
folds) terjadi dalam
hitungan jam/ hari.
• Fotosensitif
• Keilitis, ulkus oral
• Subakut:
• Dipicu paparan sinar matahari
• Papuloskuamosa kemerahan serupa psoriasis, tak gatal
• Plak anular/ polisiklik, resolusi tanpa bekas skar
• Kronik:
• Gejala SLE sistemiknya nyata
TERAPI:
Steroid sistemik utama, bila sistemiknya membaik,
menifestasi kulit juga sering ikut membaik.
Imunosupresif (methotrexate, azathioprine, cyclophosphamide,
dan thalidomide) : sebagai ajuvan.
Pilihan pertama untuk atasi masalah kutaneus SLE:
Hydroxychloroquine.
Pilihan Lainnya
C. Hidroksiklorokuin
168 C.Krim ketokonazol 5%
• Kulit kemerahan di dahi dan di sekitar hidung
dan mulut disertai gatal selama 2 minggu.
• Kronik hilang timbul
• PF: eritema di regio glabela, kedua alis, dan
nasolabialis fold disertai skuama halus
kekuningan.
• Cigarette paper didapati minyak pada skuama
C.Krim ketokonazol 5%
169 D. Prurigo hebra
• Anak laki-laki 10 thn
• Kedua kaki tampak banyak bercak
kehitaman yang semakin banyak, kadang
terasa gatal.
• Sering bermain bola di lapangan tanpa alas
kaki.
• PF : makulopapular oval tersebar diskret,
dengan krusta kehitaman di atasnya
Diagnosisnya adalah..
Prurigo Hebra
D. Prurigo hebra
D.Lepas jam tangan dan
170 oleskan kortikosteroid topikal
• Kemerahan pada lengan kanannya disertai
rasa gatal.
• Sebelumnya pasien mengenakan jam tangan.
• PF: lesi makulopapular mengelilingi jam yang
digunakan oleh pasien.
Tatalaksananya adalah...
Dermatitis Kontak Alergi
Contoh kasus DKA
• Gatal kulit akibat reaksi alergi terhadap
suatu substansi yang berkontak dengan • Alergi nikel yang dijadikan
kulit. rantai jam tangan
• Reaksi kulit dapat terjadi beberapa • Alergi terhadap bahan
jam, hari, hingga tahun setelah kontak plaster luka (rosin)
pertama
• Beratnya reaksi kulit tidak berbanding • Dermatitis tangan pada
pekerja pabrik karet
lurus dengan jumlah allergen yg
terpapar • Dermatitis fotokontak
alergi terhadap sunscreen
• Karakteristik umum lesi DKA: atau sabun antibakteri yang
• Sebagian besar: lesi hanya mencakup timbul setelah paparan
area kulit tempat kontak dengan terhadap sinyal matahari
allergen terjadi
• Lainnya: DKA thdp parfum,
• Dapat merah, bengak, dan melepuh cat rambut, obat topikal
atau kering dan kasar
http://www.dermnetnz.or
g/dermatitis/contact-
allergy.html
PPK PERDOSKI 2011
Tatalaksana
• Terapi utama : Topical corticosteroids
For severe allergic contact dermatitis of the hands, 3-week courses of class I
topical corticosteroids are required, while class 6 or class 7 topical
corticosteroids typically are used for allergic contact dermatitis of
intertriginous areas or the face.
http://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-irritant.html
PPK PERDOSKI 2011
• Patogenesis
• Kerusakan kulit akibat iritan > kemampuan kulit utk
beregenerasi
• Iritan ↓jumlah minyak dan pelembab alami pada kulit
↑penetrasi iritan ke bagian kulit lebih dalam
menginisiasi inflamasi
• Klasifikasi
DKI akut
• Terpapar dengan iritan kuat (cairan asam atau basa kuat),
biasanya tidak sengaja/kecelakaan bengkak, lepuh, nyeri,
merah.
DKI kronis kumulatif
• Terpapar iritan lemah seperti air, sabun, atau detergen
dalam waktu cukup lama (beberapa minggu) kering,
gatal, dan kulit retak
• Disintegrasi kulit luka dg krusta dan keropeng
http://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-irritant.html
PPK PERDOSKI 2011
Patch Test (Uji Tempel) • Metode
Baru dapat dikerjakan 6 minggu setelah
penyakit dinyatakan sembuh
• Indikasi 1. Larangan utk pasien
• Pasien dengan diagnosis kerja • Punggung tmpt ditempelkan zat
dermatitis kontak, terutama pada alergenik tidak boleh kena air
kelompok pasien dengan penyakit • Tdk boleh berkeringat keterlaluan
kulit dasar berupa dermatitis
atopi, seboroik, stasis, numularis; • Tidak boleh terpapar radiasi UV
psoriasis; dishidrosis 2. Perangkat tes ditempel di
• Dermatitis kronis tanpa penyebab punggung bagian atas: hindari
yang jelas area berambut
• Dermatitis kontak akibat 3. 48 jam setelahnya tempelan
pekerjaan dicabut dibaca hasilnya (1)
4. 72 – 96 jam setelah penempelan
An Bras Dermatol. 2013;88(6):879-88.
baca hasil (2)
Patch Test (Uji Tempel) • Relevansi patch test:
Hasil patch test yang positif v.s.
probabilitas kontak bahan tsb thdp
kulit yang mengalami defek
Terdapat 3:
• Possible: hasil patch test
sesuai dengan substansi yg
dicurigai menyebabkan
dermatitis kontak
• Probable: hasil patch test
positif utk substansi DAN
material utuh yg dipakai
pasien (yg mengandung
substansi ybs)
• Kuat: paparan ulang thdp
material yg mengandung
substansi alergenik
rekurensi dermatitis kontak
An Bras Dermatol. 2013;88(6):879-88.
Jadi, tatalaksana yang benar adalah…
170
D.Lepas jam tangan dan
oleskan kortikosteroid
topikal
171 A.Iktiosis vulgaris
• Anak laki-laki 8 thn
• Kulit di kedua kaki tampak sangat kering dan
bersisik seperti kulit ikan disertai gatal
• Ibu kandung memiliki riwayat rhinitis alergi.
• Skuama kasar bentuk poligonal dengan tepi
ireguler di sisi ekstensor tungkai bawah
bilateral, telapak tangan dan kaki teraba lebih
kasar, namun daerah lipatan tidak ada kelainan
Diagnosisnya adalah...
IKTIOSIS VULGARIS
• Dari Bahasa Yunani, ichthys, artinya ikan.
• Ada 2 tipe, herediter dan didapat.
• Hereditary ichthyosis vulgaris:
Kelainan autosom dominan. Paling sering dibandingkan jenis iktiosis lain.
Lesi kulit umumnya tidak muncul sejak lahir, baru tampak usia pertama kehidupan,
puncaknya usia 5 tahun. Umumnya remisi spontan semenjak pubertas.
Predileksi tubuh sisi ekstensor, simetris.
Sering berkaitan dengan penyakit atopi (dermatitis, asma, dll)
• Acquired ichthyosis vulgaris:
Sering berkaitan dengan penyakit sistemik lain, terutama
keganasan. Seringnya berkaitan dengan limfoma Hodgkin,
limfoma non-Hodgkin, myeloma, sarkoma kaposi,
leiomiosarkoma, dan karsinoma paru, mammae, ovarium,
dan serviks.
Bisa juga efek dari obat berupa asam nikotinat, triparanol,
butyrophenones, simetidin, dan clofazimine.
TATALAKSANA
A.Iktiosis vulgaris
172 D.Pelembab dan kortikosteroid
• Anak laki-laki 8 thn
• Kemerahan yang gatal pada lipatan kedua siku dan
lutut.
• Kakek pasien meninggal karena alergi udang.
• Likenifikasi dan sedikit eritema pada kedua fossa
cubiti dan poplitea
Tatalaksananya adalah
Dermatitis Atopi
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan pelayanan medis
PERDOSKI 2011
Klasifikasi Steroid Topikal
D.Pelembab dan
kortikosteroid
D.Nistatin oral 500.000 IU, 3-
173 5 kali/hari, selama 14 hari
• Pria 68 thn
• Bercak keputihan di Iidah dan mukosa
bukal.
• Riw. DM (+)
• Bercak dapat digores dan meninggalkan
bekas kemerahan, saat dikerok didapatkan
dasar eritematosa bergranular.
Terapinya adalah...
Oral Candidiasis
• Etiologi: Candida albicans
• Faktor risiko: kondisi immunocompromised (HIV, DM,
xerostomia, konsumsi antibiotik jangka panjang,
steroid, agen kemoterapi)
• Jenis:
1. Pseudomembran candidiasis (oral thrush)
2. Erythematous candidiasis
3. Chronic atrophic candidiasis (denture stomatitis)
4. Hyperplastic candidiasis pada perokok
5. Chronic mucocutaneous candidiasis
Sumber: Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine
Jenis-Jenis
Aphtous Ulcer Oral Liken Planus
Cheilitis Angularis
Tatalaksana
• Pada membran mukosa
• Sering terjadi pada bayi atau penggunaan
kortikosteroid inhalasi pasien asma,perokok
• Mengorek lesi menyebabkan eritem dan perdarahan di
dasarnya
• Terapi : Nistatin suspensi oral
4-6 ml (400.000-600.000 iu), 4 x / hari sesudah makan
Harus ditahan di mulut beberapa menit sebelum ditelan
Dosis untuk bayi 2 ml (200.000 iu), 4 x / hari - Perlu 10-
14 hari untuk kasus akut atau beberapa bulan untuk
kasus kronis
Pilihan lainnya
• A.Itraconazole oral, 2 kali/hari selama 14 hari :
salah, itraconazole untuk esofageal candidiasis
• B.Itraconazole oral, 1 kali/hari selama 14 hari:
salah, itraconazole untuk esofageal candidiasis
• C.Nistatin oral 250.000 IU, 3-5 kali/hari, selama 7
hari : salah dosis dan lama pemberian
• D. Nistatin oral 100.000 IU, 3-5 kali/hari, selama 7
hari: salah dosis dan lama pemberian
Jadi, terapinya adalah…
173
• Wanita 63 thn
• Luka koreng di hidung yang sering gatal dan
mudah berdarah.
• Membesar, sulit sembuh, meski tidak nyeri.
• Nodul soliter berukuran 2 x 3 cm, batas tidak
tegas, imobile, permukaan verukosa dan
mudah berdarah.
• PA berupa keratinisasi dan mutiara tanduk
Diagnosisnya adalah...
Karsinoma Sel Skuamosa
E. Nikolsky sign
D. Ear toilet + tampon antibiotik
176 basitrasin + analgetik oral
178 D. CT scan
179 B. Steroid intranasal
• KU: tidak bisa bernafas apabila tidur
miring
• Sering bersin pagi hari
• PF: benjolan berwarna putih
keabuan, bertangkai, bisa
digerakkan, tidak nyeri, tidak
mengecil dengan epinefrin
• Diagnosis Polip Nasi
• Tatalaksana medikamentosa awal
yang tepat?
Polip Nasal • Polip VS Hipertrofi Konka
• Bertangkai
• Mudah digerakkan
• Pertumbuhan massa • Lunak
bertangkai jinak di hidung • Tidak nyeri
(putih keabu-abuan) • Tidak mengecil dengan
vasokonstriktor
• Predisposisi: • Tidak mudah berdarah
• Rhinitis alergi
• Sinusitis kronik • Terapi:
• Steroid intranasal
• Iritasi
• Operasi
• Kelainan anatomi hidung:
deviasi septum, hipertrofi
konka
• Gejala:
• Hidung terasa tersumbat;
progresif
• Gangguan penciuman
• Nyeri kepala
Jawaban Lainnya
• A. Vasokonstriktor intranasal untuk kasus hipertrofi konka
• C.Polipektomi definitif, bukan medika mentosa
• D. Antibiotik topikal tidak sesuai untuk kasus
• E. Antibiotik oral pada kasus infeksi, tidak sesuai untuk kasus
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
• Diagnosis: OMSK
• Edukasi yang kurang tepat?
OMSK
Infeksi kronis di telinga tengah dengan
perforasi membran timpani dan sekret
yang keluar dari telinga tengah terus
menerus atau hilang timbul yang
berlangsung lebih dari 2 bulan / >6
minggu
KLASIFIKASI
OMSK:
OMSK TIPE AMAN/BENIGNA OMSK TIPE
• PERADANGAN HANYA BAHAYA/MALIGNA/TULANG
MUKOSA • PERADANGAN SAMPAI TULANG
• PERFORASI SENTRAL • PERFORASI MARGINAL / ATIK
• KOLESTEOTOMA (-) • KOLESTEOTOMA (+)
• TATALAKSANA: • TATALAKSANA: BEDAH !!
NEOMISIN+POLIMISIN B
TOPIKAL + EAR TOILET
Terapi OMSK
• Edukasi
• Tidak mengorek telinga
• Air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi
• Dilarang berenang
• Segera berobat
• Bila penyakit sudah tenang sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi
(miringoplasti, timpanoplasti) untuk mencegah infeksi berulang serta
gangguan pendengaran.
• Prinsip pengobatan OMSK adalah:
• Membersihkan liang telinga dan kavum timpani. Bila sekret keluar terus
menerus diberikan H2O2 3% selama 3 – 5 hari.
• Pemberian antibiotika : topikal antibiotik ( antimikroba) dan sistemik.
• Pembedahan OMSK maligna
Pilihan lainnya
• A. Tidak mengorek telinga benar
• B. Air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi
benar
• D. Segera berobat benar
• E. sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi jika
infeksi sudah teratasi benar
Jadi, edukasi yang kurang tepat
pasien ini adalah…
C. Masih boleh berenang
181 tetapi tidak terlalu sering
182 A. Ig E spesifik
• An Hadi, 4 tahun, diantar orang tuanya
dengan keluhan bersin lebih dari 6 kali
setiap pagi.
• hidung berair dan buntu, mata berair,
riwayat penyakit keluarga ayah asma,
ibu alergi telur dan tongkol.
• Pemeriksaan didapatkan mukosa
dengan sekret bening.
• Dx susp Rinitis alergi
182 A. Ig E spesifik
183 E. Obat cuci telinga
• Etiologi: trauma
• Akumulasi darah di perikondrium
telinga
• Perlu aspirasi, namun bila tindakan ini
tidak steril berisiko perikondritis.
Perikondritis Cauliflower ear
• Infeksi pada perikondrium kartilago daun telinga.
• Inflamasi lama merusak tulang rawan telinga.
• Faktor risiko: trauma, gigitan serangga, luka bakar, menindik
telinga pada tulang rawan.
KOMPLIKASI PERIKONDRITIS : telinga kisut (CAULIFLOWER EAR)
KOMPLIKASI
Jawaban Lainnya
C. Cauliflower ear
B. Bentuk anatomis tuba
185 eustachius pada anak-anak lebih
mendatar
• Anak kecil nyeri telinga kanan
• Batuk pilek demam dirasakan sebelumnya.
• Membran timpani kiri dengan hiperemis dan
terkesan menonjol keluar. Setelah dilakukan
pungsi, tampak cairan kental kekuningan keluar,
dan anak kembali tenang.
• Menurut dokter, kasus ini lebih sering ditemukan
pada populasi anak dibanding dewasa.
A. Aminoglikosida
188 D. Output
D. Output
189 D. ≥ 10 meter
189 D. ≥ 10 meter
190 C. Case finding aktif
SURVEILANS AKTIF
• Door to door surveys untuk
=case finding aktif menemukan suatu kasus dalam
komunitas
• AKTIF MENEMUKAN
• Sentinel KASUS
Surveilans adalah kegiatan analisis data
SURVEILANS SENTINEL dengan cara pengumpulan dan pengolahan data
TERUTAMA YANG TIDAK DATANG
secara terus menerus yang dilakukan di wilayah/
BEROBAT
unit yang terbatas atau sempit. (Depkes RI, 2004)
• Mengambil data TIDAK dari semua pekerja medis,
tapi ditetapkan random ataupun bertujuan
• Investigasi intensif kepada suatu kasus
Jadi, jawaban soal adalah
190
C. Case finding aktif
B. Puskesmas sebagai pusat
191 pelayanan kesehatan strata
pertama
KIMIA Zat kimia, baik padat, cair, dan gas yang dapat
menimbulkan efek (debu, gas, uap, asap)
BIOLOGI Agen biologis, seperti hewan, darah, jamur, gigitan
serangga
PSIKOSOSIAL Lingkungan kerja dengan "bully-ing", beban kerja yang
terlalu tinggi, tidak ada rekan kerja
193 D. Ergonomi
194 B. Crash Program
• Daerah A selama 3 tahun berturut-turut tidak
mencapai Universal Child Immunization (UCI).
• angka kematian bayi akibat PD3I cukup tinggi.
• Fasilitas kesehatan dan infrastruktur lain dinilai
masih kurang.
Ketiganya adalah Kriteria pemilihan daerah untuk crash program
• Bayi
Rutin • Wanita Subur
• Anak SD
• Backflog fighting
• Crash Program
• Pekan Imunisasi Nasional (PIN)
Tambahan
• Sub PIN
• Catch up Campaign
• Outbreak Response Immunization (ORI)
Kegiatan Imunisasi Tambahan
• Backflog fighting
• Upaya melengkapi imunisasi dasar anak <3 tahun. Prioritas
daerah yang 2 tahun berturut-turut tidak capai UCI
• Crash Program
• Intervensi cepat cegah KLB.
• Kriteria daerah
• Angka kematian bayi akibat penyakit yang bisa dicegah dengan
imunisasi (PD3I) tinggi
• Infrastruktur dan fasilitas kesehatan jelek
• 3 tahun berturut-turut tidak capai UCI
• Pekan Imunisasi Nasional (PIN)
• Serentak, seluruh Indonesia. Bertujuan memutus penyebaran
penuyakit. Diberikan tanpa pandang status imunisasi
sebelumnya.
Imunisasi Tambahan
• Sub PIN
• Mirip PIN, namun tidak seluruh negara melainkan
daerah tertentu saja
• Catch up Campaign Campak
• Upaya memutus penularan campak pada anak usia
sekolah dasar
• Outbreak Response Immunization (ORI)
• Imunisasi dalam penanganan KLB
Jadi, yang paling tepat adalah…
• Penyebab kematian?
Penyebab, Mekanisme & Cara Kematian
197 B. Stillbirth
A. Memeriksa jenazah dan menyingkirkan
198 kemungkinan mati tidak wajar
• Tatalaksana?
DSM IV TR
Diagnostic criteria for 292.89 Opioid Intoxication
A. Baru menggunakan opiat/ opioid
B. Perubahan psikologis dan perilaku yang bermasalah dan
nyata secara klinis (misalnya euforia diikuti dengan apati,
disforia, agitasi psikomotor atau retardasi psikomotor, dan
penilaian yang terganggu) yang terjadi saat atau segera setelah
penggunaan opiat/opioid
C. Konstriksi pupil (atau dilatasi pupil yang disebakan oleh
anoksia akibat penggunaan dosis berlebih yang parah), dan
satu atau lebih tanda atau gejala yang terjadi selama atau
segera setelah penggunaan opiat/ opioid:
1. Mengantuk atau koma
2. Bicara cadel
3. Gangguan perhatian dan memori
D. Tanda dan gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis
lainnya dan tidak dapat diterangkan oleh gangguan mental
lainnya, termasuk intoksikasi oleh zat lainnya
Tatalaksana Intoksikasi Opioid
• Opioid Jenis narkotika yang digunakan melalui suntikan
contohnya adalah morfin, heroin/putauw,
amfetamin/ekstasi, benzodiazepin
• Golongan opioid mencakup heroin, morfin,
opium,methadone,petidin
• Tatalaksana :
• Perbaiki tanda vital (tekanan darah, pernafasan, denyut nadi,
temperatur suhu badan)
• Berikan antidotum Naloxon HCL (Narcan, Nokoba) dengan dosis
0,01mg/kgBB secara IV/IM/SC
• Tujuan pemberian nalokson: perbaikan adekuasi napas, bukan
untuk pemulihan kesadaran
• Kemungkinan perlu perawatan ICU, khususnya bila terjadi
penurunan kesadaran
• Observasi selama 24 jam untuk menilai stabilitas tanda-tanda vital
Jawaban Lainnya
A. N-asetilsistein antidotum intoksikasi PCT
B. dan C. Metadon, sebaliknya untuk withdrawal
opioid, bukan intoksikasi opioid
D. Nalokson, titrasi hingga kesadran pulih
nalokson digunakan untuk perbaikan frekuensi
napas, bukan untuk pemulihan kesadaran
1. Jadi, tatalaksana yang paling sesuai
adalah…
E. Nalokson, titrasi hingga
frekuensi napas adekuat
E. Difenhidramin 50 mg
2. PO
• Tn. Bermuda, 45 tahun, skizofrenia,
mendapatkan pengobatan anti-psikotik
• Timbul gejala berupa leher yang terputar di
satu arah, dengan mata mendelik (krisis
okulogirik)
• Tatalaksana?
Sindroma ekstrapiramidal terkait
penggunaan antipsikotik
Akut / Tardif Gejala Tatalaksana
DISTONIA Dapat akut maupun Torsi, twisting, Benztropin /
kronis (tardif) kontraksi, spasme difenhdiramin (efek
otot, krisis okulogirik antikolinergik)
AKATISIA Dapat akut maupun Kaki tidak dapat diam Lorazepam,
kronis (tardif) propanolol,
difenhdiramin
PSEUDO-PARKINSON Dapat akut maupun Tremor, rigiditas, Benztropin, ganti
kronis (tardif) akinesia/bradikinesia anti-psikotik
(TRAP)
DISKINESIA TARDIF Gerakan mengecap- Prognosis buruk,
(= tardive dyskinesia) ngecap mulut ganti antipsikotik jadi
klozapin dapat
dipertimbangkan
• Diagnosis?
Sumber: PPDGJ + Medscape
Gangguan Bipolar
• Bipolar I
– Minimal satu episode manik, baik dengan maupun tanpa
episode depresi mayor
– Tata laksana: lithium
• Bipolar II
– Minimal satu episode hipomania dan minimal satu
episode depresi mayor, tidak boleh ada episode mania
– Tata laksana: lithium + antidepresan
• Siklotimia
– Beberapa episode hipomania dan beberapa episode
depresi minor dalam 2 tahun terakhir
• Beda depresi mayor dan minor?
– Pada depresi mayor, aktivitas dan fungsi sehari-hari sangat
terganggu, ada suicidal idea
Sumber: PPDGJ + Medscape
Tatalaksana Bipolar
• Episode manik: lithium
• Episode campuran: asam
valproat
• Episode depresi: lithium +
lamotrigine/antidepresan.
Jadi, jangan beri antidepresan
saja.
• Diagnosis: hipokondriasis
• Tatalaksana paling tepat?
Hipokondriasis
• Kondisi kecemasan yang kronis dimana pendrita
selalu merasa ketakutan yang patologik terhadap
kesehatannya sendiri
• Penderita merasa yakin sekali bahwa dirinya
mengidap penyakit yang parah (serius).
• Hasil interpretasi pasien yang tidak realistis dan
tidak akurat terhadap simtom atau sensasi,
sehingga mengarah pada preokupasi dan ketakutan
bahwa mereka memiliki gangguan yang parah
meskipun tidak ada bukti dari pemeriksaan medis.
Tatalaksana
• Randomized controlled trials now suggest that cognitive-
behavioral therapy (CBT) is efficacious in the treatment of
illness anxiety disorder and may be the recommended
treatment for patients with this disorder.
• Pharmacotherapy is used as an adjunct to psychotherapy
and educational treatments. The goals of pharmacotherapy
are to reduce comorbid symptoms and disorders (eg,
depression), to prevent complications, and, in a few
circumstances, to reduce hypochondriacal symptoms.
• There are no medications approved specifically for the
treatment of hypochondriasis, somatic symptom disorder,
or illness anxiety disorder. Medications are usually started to
treat the comorbid depression or anxiety disorder.
Sumber: medscape
Jawaban lainnya
• A. Fluoxetine 1x20 mg hanya pendamping
psikoterapi
• B. Sertraline 1x5 mg hanya pendamping
psikoterapi, dosis tidak tepat
• C. Alprazolam 1x5 mg hanya pendamping
psikoterapi
• E. Terapi relaksasi bukan pilihan utama
Jadi, tatalaksana paling tepat pada
pasien ini adalah…
D. Terapi perilaku dan
4. kognitif
5. A. Amfetamin
• Tatalaksana?
Retardasi Mental
• Suatu keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau
tidak lengkap, ditandai oleh hendaya ketrampilan
selama masa perkembangan, sehingga
mempengaruhi tingkat kecerdasan secara menyeluruh
dapat terjadi dengan / tanpa gangguan jiwa/fisik
lainnya
• Klasifikasi menurut IQ
• Ringan/mild 50-69 moron
• Sedang/moderate 35-49 imbisil
• Berat/severe 20-34 imbisil
• Sangat berat/profound < 20 idiot
https://emedicine.medscape.com/article/1180
709-treatment
• Obat-obat yang sering digunakan dalam
pengobatan retardasi mental adalah terutama
untuk menekan gejala-gejala hiperkinetik.
Metilfenidat (ritalin) dapat memperbaiki
keseimbangan emosi dan fungsi kognitif.
https://www.researchgate.net/publication/312
199231_Retardasi_Mental
Jawaban Lainnya
• B. Donepezil untuk alzheimer
• C. Rivastigminum alzheimer
• D. Citalopram SSRI
• E. Duloxetine SNRI
Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…
5. A. Amfetamin
6. A. Alprazolam 1 x 0,5 mg
sebelum tidur
• Tn. Dodo, 35 tahun
• Sulit jatuh tidur
• Pasien cemas karena seminggu yang akan
datang akan menjadi wakil kantor untuk
tender proyek
• Diagnosis?
Body dysmorphic disorder
• Preokupasi dengan 1 atau lebih kekurangan
penampilan fisik yang tidak tampak (atau tampak
sedikit) bagi orang lain; seringkali menyebabkan
kecemasan sosial dan perilaku menghindar.
Somatoform Disorder
• Somatisasi banyak
keluhan (subjektif), hasil
pemeriksaan fisik dan
penunjang normal
• Hipokondriak yakin
menderita 1 penyakit
tertentu, hasil pemeriksaan
normal
• Konversi ada gangguan
dalam bentuk neurologi
• Psikosomatik penyakit
fisik ada, kemudian
mempengaruhi psikis
Somatoform Disorder
• Malingering
– Pura-pura sakit dengan tujuan
eksternal, seperti malas kerja atau
mendapatkan narkoba bukan
penyakit
• Factitious disorder
– Pura-pura sakit karena ingin
mendapat perhatian atau
perawatan, bukan karena tujuan
eksternal penyakit
Jawaban Lainnya
B. Psikosomatik kondisi psikis yang dipengaruhi
penyakit fisik
C. Gangguan konversi gangguan somatoform
dengan manifestasi neurologi
D. Hipokondriasis gangguan somatoform di mana
pasien yakin dengan 1 diagnosis tertentu
E. Fobia spesifik kondisi ketakutan terhadap satu
objek tertentu
Jadi, diagnosa sesuai dengan pasien
adalah…
7. A. Body dysmorphic disorder
8. C. Alcohol withdrawal
• Tn. Baqar, 39 tahun
• Kedua tangan bergetar sejak 6 jam terakhir
• Sulit tidur sejak 1 minggu yang lalu
• Mengaku melihat bayangan samar2 seperti
seorang wanita berambut panjang berbaju putih
sejak 3 hari terakhir (halusinasi visual)
• Riwayat alkohol 1 btl/hari; terakhir 3 hari yg lalu
• PF: TD 150/100, nadi 138, napas 24, suhu
37,5
• Diagnosa?
Withdrawal Symptom
• Jenis narkotika yang digunakan melalui suntikan contohnya adalah
morfin, heroin/putauw, amfetamin/ekstasi, benzodiazepin
• Golongan opioid mencakup heroin, morfin, opium, methadone,
petidin
DSM-IV-TR Diagnostic Criteria for Substance withdrawal (Putus
Zat) :
• Terjadinya sindroma zat spesifik karena penghentian mendadak
(atau pengurangan) penggunaan zat yang lama dan berat.
• Sindroma diatas menyebabkan penderitaan yang bermakna secara
klinis atau gangguan dalam hal sosial,pekerjaan atau area fungsi-
fungsi penting lainnya
• Gejala-gejalanya tidak karena kondisi medis umum ataupun
gangguan mental lainnya.
DSM-IV-TR Diagnostic Criteria
for Opioid withdrawal (Putus Zat)
A. Salah satu dari berikut ini:
1. penghentian mendadak (atau reduksi) penggunaan yang berat dan lama (beberapa minggu atau
lebih)
2. pemberian antagonis opioid setelah suatu periode penggunaan opioid.
B. Tiga atau lebih hal-hal berikut terjadi dalam hitungan menit sampai beberapa hari setelah kriteria
A:
1.mood disforik.
2.nausea atau vomitus
3.nyeri otot.
4.lakrimasi atau rhinorrhea.
5.midriasis,piloerection, atau persipirasi.
6.diare.
7.sering menguap.
8.febris.
9.insomnia.
C. Gejala-gejala kriteria B diatas menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau
gangguan dalam hal sosial,pekerjaan atau area fungsi-fungsi penting lainnya
D. Gejala-gejalanya tidak karena kondisi medis umum ataupun gangguan mental lainnya.
DSM-IV-TR Diagnostic Criteria
for Benzodiazepin withdrawal
Terdapat beberapa tanda yang timbul pada keadaan penghentian
penggunaan benzodiazepin: mereka menunjukkan gejala kecemasan
yang sebenarnya (rekuren), pemburukan gejala kecemasan yag
sebenarnya (rebound) atau kedaruratan gejala baru (true withdrawal) :
• Perubahan mood dan kognisi
• Cemas, khawatir , disforia, pesimis, iritabilitas, obsessif terhadap
masa lalu, dan paranoid
• Perubahan jam tidur
• Insomnia, perubahan jam tidur dan megantuk pada siang hari.
Tanda dan gejala fisik
• Takikardia dan peningkatan tekanan darah, hiperefleksi, ketegangan
otot, gelisah, tremor, mioklonik, nyeri otot dan persendian, mual,
coryza, diaforesis, ataxia, tinitus dan kejang grand mall.
• Perubahan persepsi
• Hiperakusis, depersonalisasi,penglihatan yang kabur, ilusi dan
halusinasi.
Withdrawal Alkohol
• Gejala minimal: insomnia, tremor, ansietas, sakit
kepala.
• Gejala lebih berat: kejang, halusinasi (visual)
• Delirium tremens: halusinasi, disorientasi,
takikardia, hipertensi, hipertermia, agitasi
psikomotor hebat
• Manajemen: suportif, tiamin + glukosa (untuk
pencegahan ensefalopati wernicke), benzodiazepin
untuk agitasi psikomotor.
Alcohol withdrawal Benzodiazepine withdrawal
Opioid withdrawal
Nicotine withdrawal
• Tilikan?
Deskripsi Status Mental
• Deskripsi umum: penampilan, perilaku dan aktivitas
psikomotor, sikap terhadap pemeriksa
• Bicara: intonasi, kecepatan (cepat, lambat)
• Mood: emosi yang bertahan dan mewarnai
persepsi seseorang terhadap dunia, seperti
euforia; iritabel
• Afek: ekspresi yang ditampilkan oleh pasien: luas,
terbatas, dangkal, tumpul. Afek dapat digabungkan
dengan emosi, seperti afek sesuai, afek tidak
sesuai
Deskripsi Status Mental
• Bentuk pikir: produktivitas, arus pikiran
• Isi pikir: waham, preokupasi
• Persepsi: halusinasi, ilusi, depersonalisasi, derealisasi
• Mimpi dan Fantasi
• Sensorium dan fungsi kognitif: di antaranya kesadaran,
orientasi waktu, tempat, orang; konsentrasi, daya ingat
(jangka panjang, pendek, segera), tingkat pengetahuan
• Tilikan
• Daya nilai sosial dan realitas
Tilikan
Tilikan 1: Penyangkalan sepenuhnya terhadap penyakit
(denial)
Tilikan 2: Sedikit kesadaran diri akan adanya penyakit
dan meminta pertolongan tetapi menyangkalinya pada
saat yang bersamaan
Tilikan 3: Sadar akan adanya penyakit tetapi
menyalahkan orang lain, faktor luar, medis atau faktor
organik yang tidak diketahui
Tilikan 4: Sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh
sesuatu yang tidak diketahui pada dirinya.
http://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2015/08/Pemeriksaan-Status-Mental.pdf
Tilikan
•Tilikan 5: Tilikan Intelektual : Pengakuan sakit dan mengetahui
gejala dan kegagalan dalam penyesuaian sosial oleh karena
perasaan irrasional atau terganggu, tanpa menerapkan
pengetahuannya untuk pengalaman dimasa mendatang
•Tilikan 6: Tilikan Emosional yang sebenarnya : kesadaran
emosional terhadap motif-motif perasaan dalam, yang mendasari
arti dari gejala; ada kesadaran yang menyebabkan perubahan
kepribadian dan tingkah laku dimasa mendatang; keterbukaan
terhadap ide dan konsep yang baru mengenai diri sendiri dan
orang-orang penting dalam kehidupannya
http://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2015/08/Pemeriksaan-Status-Mental.pdf
Jawaban Lainnya
A. Tilikan 0 tidak ada
B. Tilikan 1 denial
C. Tilikan 2 antara menerima dan menyangkal
tentang penyakitnya
E. Tilikan 4 Sadar bahwa penyakitnya disebabkan
oleh sesuatu yang tidak diketahui pada dirinya
Jadi, tilikan pasien adalah…
9. D. Tilikan 3
10. C. Mekanisme sublimasi
• Mekanisme defensif?
Mekanisme Defensif
• Mekanisme defensif: mekanisme fisiologis yang
secara tidak sadar timbul sebagai respons dari
stimuli sosial/lingkungan yang tidak dapat diterima
• Mekanisme defensif dapat berifat imatur dan
matur
Mekanisme Defensif Imatur
• Fantasi: kecenderungan untuk lari dari kenyataan
dan menyelesaikan konflik dengan berangan-angan
• Proyeksi: dorongan agresif, cemburu benci, takut
ditolak diekspresikan ke dunia luar dengan cara
melimpahkan hal tersebut ke orang lain sehingga
kita mempersepsikan bahwa orang lain lah yang
memiliki hal negatif (bukan kita)
• Hipokondriasis: transformasi perasaan negatif
kepada orang lain menjadi perasaan negatif kepada
diri sendiri dalam bentuk nyeri atau anxietas
Mekanisme Defensif Matur
• Altruisme: mencapai kepuasan personal melalui
perilaku konstruktif terhadap orang lain
• Antisipasi: selalu mengantisipasi baik keberhasilan atau
kegagalan, mempertimbangkan secara kognitif dan siap
secara emosional
• Humor: mengekspresikan ide dan perasaan yang tidak
baik dengan cara yang menyenankan diri sendiri dan
orang lain
• Sublimasi: mencapai pemuasan dengan mendorong
emosi negatif menjadi perilaku positif
• Supresi: keputusan yang disadari atau di bawah sadar
untuk menangguhkan perhatian terhadap konflik dalam
upaya mencari solusi
Jawaban Lainnya
A. Mekanisme reaction formation bukan mekanise
defensif yang baik; pasien yang sayang namun
menunjukkan perasaaan benci, misalnya
B. Mekanisme altriusme mencapai kepuasan personal
melalui perilaku konstruktif terhadap orang lain (misal:
bakti sosial)
D. Mekanisme supresi keputusan yang disadari atau di
bawah sadar untuk menangguhkan perhatian terhadap
konflik dalam upaya mencari solusi
E. Mekanisme humor mengekspresikan ide dan
perasaan yang tidak baik dengan cara yang menyenankan
diri sendiri dan orang lain
10. Jadi, mekanisme defensif pasien
adalah…
C. Mekanisme sublimasi
11. B. Defisiensi besi
• Diagnosis: pica
• Komplikasi?
PICA
• Kebiasaan makan benda-benda yang
aneh seperti batu, cat, kertas
• Diduga berkaitan dengan kondisi
defisiensi besi
• Sering pada anak, tetapi bisa terjadi
juga pada orang dewasa (sering pada
orang yang sedang menjalani diet ketat
atau pada wanita hamil)
• Terapi: CBT, psikoterapi, mengobati
penyebab (misal mengobati anemia
defisiensi besi)
Jawaban Lainnya
• A. Defisiensi sianokobalamin anemia makrositik
• C. Defisiensi asam folat anemia makrositik
• D. Defisiensi protein kwarshiorkor
• E. Defisiensi vitamin A xeroftalmia
Jadi, kondisi yang erat kaitannya
11. dengan pasien adalah …
B. Defisiensi besi
E. Mania dengan peningkatan
12. tekanan intrakranial
• Tn. Anto, 24 tahun
• Berdiri menggunakan 1 kaki sejak 4 jam lalu
• Membutuh tatalaksana ECT
(Electroconvulsive therapy)
• Tatalaksana?
Ruptur Buli
• Prevalensi 2% dari keseluruhan kasus trauma tumpul,
penyebab paling sering kecelakaan lalu lintas (90%)
• Kebanyakan terjadi bersamaan dengan fraktur pelvis
• Dome/kubah kandung kemih merupakan daerah
terlemah dan tersering mengalami ruptur
• Tanda : gross hematuria, distensi abdomen, tanda
trauma/fraktur pelvis, nyeri, sulit BAK, suprapubic
discomfort
• Gold standard pemeriksaan : retrograde cystogram
Sumber : medscape
Ruptur Buli
Ruptur Buli Ekstraperitoneal Ruptur Buli Intraperitoneal
Paling sering terjadi (80% kasus) Lebih jarang
Berasosiasi dengan fraktur pelvis Berasosiasi dengan cedera langsung
(sudden force) pada kandung kemih yang
penuh
Flame shaped ekstravasasi kontras ke Organ intraperitoneal dibatasi kontras
regio obturator/ ruang prevesicular
Retzius
Tatalaksana : kateter foley 7-14 hari Tatalaksana : repair laparoskopi
CT of the pelvis following contrast shows a Foley catheter (white arrow) in the lumen of
the urinary bladder with ladder in the extraperitoneal spaces (red arrows).
Jawaban Lainnya
• B. Indwelling foley catheter selama 21 hari
durasi terlalu lama (7-14 hari)
• C. Repair laparoskopi untuk intraperitoneal
bladder rupture
• D. Laparotomi eksplorasi tdk relevan dgn kasus
• E. Retrograde sistografi diagnostik
Jadi, tatalaksana yang tepat untuk
pasien adalah…
14. A. Foley kateter selama 7
hari
15. E. Fenilefrin
• Diagnosis: Priapismus
• Tatalaksana?
Priapismus
• Ereksi penis persisten yang berlangsung hingga
berjam-jam dan tidak terkait dengan stimulasi
seksual
• Umumnya hanya melibatkan corpus cavernosa
• Sesuai guideline AUA, lama priapismus didefinisikan
lebih dari 4 jam
https://www.auanet.org/education/guidelines/priapism.cfm
Jenis Priapismus
• Priapismus Iskemik (veno-oklusif, low flow) adalah ereksi
persisten non seksual dikarakteristikan dengan sedikit atau
tidak ada sama sekali aliran darah di kavernosa dan adanya
gas darah abnormal di kavernosa (hipoksik, hiperkarbik dan
asidosis). Korpus kavernosa kaku dan teraba tender. Nyeri
(+). Merupakan keadaan emergensi
• Priapismus Non iskemik (arterial, high flow) adalah ereksi
persisten non seksual disebabkan oleh aliran arteri
kavernosa yang tidak teregulasi. Gas darah kavernosa tidak
hipoksik ataupun asidosis. Umumnya penis tidak terlalu
kaku dan tidak nyeri. Bukan keadaan emergensi. terkait
dengan riwayat trauma
• Stuttering (intermittent) priapism adalah bentuk rekuren
priapismus iskemik.
https://www.auanet.org/education/guidelines/priapism.cfm
Tatalaksana priapismus
Priapismus iskemik
- Aspirasi
- Injeksi simpatomimetik secara intrakavernosa, obat
yang direkomendasikan adalah fenilefrin.
Fenilefrin diencerkan dengan normal salin hingga
konsentrasinya 100 sampai 500 mcg/mL kemudian injeksi
1 mL setiap 3 sampai 5 menit selama 1 jam atau sampai
terjadi resolusi
- Kavernogranular shunt (surgical)
Priapismus non iskemik observasi (aspirasi/injeksi tidak
dianjurkan), umumnya resolusi sendiri, bila pasien minta
boleh dilakukan selective arterial embolization
Jawaban Lainnya
A. Hidralazin vasodilator, bukan untuk kasus ini
B. Milrinon vasodilator, bukan untuk kasus ini
C. Atropin tidak relevan untuk kasus ini
D. Epinefrin vasokontriktor, namun bukan yang
terpilih pada kasus ini; efek samping jauh lebih
banyak dibandingkan fenilefrin
Jadi, jenis suntikan yang dimaksud
kemungkinan besar adalah…
15.
E. Fenilefrin
16. A. Whirlpool sign
• Gambaran USG?
Torsio testis
• Dipikirkan diagnosis pada kasus
ini adalah torsio testis (“bell-
clapper deformity”)
• Merupakan satu kegawatan
dalam bidang urologi
• Insidens tertinggi saat baru lahir
dan usia pubertas
• Dapat disertai gejala mual dan
muntah
• Posisi testis cenderung horizontal
(dibandingkan vertikal pada
kondisi normal)
• USG whirlpool sign
• Tx: bedah detorsio yang definitif,
manual detorsio dapat dilakukan Whirlpool sign +
Diagnosis Banding Scrotal Pain
Pemeriksaan Fisik terkait Nyeri
Testis Akut
• Phren sign
• Refleks Kremaster
• Elevasi testis akan
mengurangi nyeri pada • Positif pada epididimitis
epididimitis, tidak pada • Negatif pada torsio
torsio testis testis
Jawaban Lainnya
• B. Filling defect Ca Buli
• C. Indentasi kaudal pada buli
BPH
• D. Gambaran tanduk rusa
staghorn, nefrolitiasis
• E. flattening pada kaliks
hidronefrosis
Jadi, gambaran pencitraan yang
mungkin didapat pada pasien ini
adalah…
16.
A. Whirlpool sign
17. D. Cefadroxil 2x500 mg
selama 7 hari
• Ny. Milna, 32 tahun , hamil 10 minggu
G2P1A0
• Nyeri saat berkemih
• BAK tidak lampias
• Demam
• leukosit esterase (+)
• Diagnosa: sistitis
• Talalaksana?
Tata Laksana dan Pencegahan
Infeksi Saluran Kemih pada Kehamilan
Artikel P2KB
Ocviyanti D, Fernando D. J Indon Med Assoc, Volume: 62 Nomor 12, Desember 2012
Jawaban Lainnya
• A. Metronidazol 3x500 mg selama 7 hari bukan
obat pilihan
• B. Cotrimoxazole 2x960 mg selama 3 hari durasi
5-7 hari
• C. Amoksisilin 3x500 mg selama 14 hari durasi
5-7 hari
• E. Ciprofloxacin2x500 mg selama 14 hari durasi
5-7 hari
Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…
D. Cefadroxil 2x500 mg
17. selama 7 hari
18 A. Usia 6-12 bulan
https://www.uptodate.com/contents/undescended-testes-cryptorchidism-in-
children-management
18. Jadi, waktu yang tepat adalah…
A. Usia 6-12 bulan
19 D. Rujuk untuk direncanakan
operasi koreksi lubang uretra
• Anak, 3 tahun
• PF: uretra berada di sisi dorsal penis
• Diagnosis: epispadia
• Tatalaksana?
EPISPADIA
• Kelainan kongenital di
mana lubang uretra
ekstrena berada di sisi
dorsal dari penis
• Tatalaksana hanya
berupa tatalaksana
surgikal: multistaged
reconstruction
procedures
HIPOSPADIA
• Orifium uretra eksterna tidak berada di ujung glans penis, tetapi
di bagian bawah (ventral), keluhan pasien: kencing menetes.
TATALAKSANA
• Operatif tubularized incised plate (TIP)
Bedakan dengan:
• Fimosis: preputium tidak dapat diretraksi, sakit dan nyeri saat
berkemih, perlu mengedan dan sebelum berkemih ada
gelembung di penis
• Parafimosis: preputium menjepit batang penis, saat diretraksi
tidak dapat dikembalikan lagi, merupakan keadaan emergency
dalam urologi
• Epispadia: OUE pada bagian atas (dorsal) penis
Jawaban Lainnya
• A. Diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi
sekunder bukan indikasi
• B. Sirkumsisi elektif yang dijadwalkan oleh dokter
umum bukan kompetensi dokter umum
• C. Rujuk untuk dilakukan sirkumsisi cito bukan
indikasi sirkumsisi cito
• E. Tunda operasi hingga pasien berusia 17 tahun
atau akhil balik tidak ada penundaan
Jadi, tindakan dokter yang tepat
19 untuk kondisi anak adalah …
D. Rujuk untuk direncanakan
operasi koreksi lubang uretra
20 A. Zona perifer
• Tn. Bro, 68 tahun
• BAK darah sejak 7 hari terakhir
• DRE: prostat berbenjol-benjol, teraba nyeri
tekan, tampak darah pada hand glove
Medscape
Tatalaksana ruptur uretra
• Simptomatik
• Atasi retensi urin akses dari regio suprapubik
pasang kateter suprapubik
• Bedah terutama pada ruptur uretra posterior
yang disertai cedera pelvis (koreksi uretra dilakukan
setelah masalah pelvis ditangani)
Jawaban Lainnya
• B. Pasang kateter Retensi urin pada kasus BPH
• C. Berikan diuretik edema e.g: CHF, GNAPS,SN
• D. Observasi tidak bisa hanya diobservasi saja
• E. Aspirasi dari ujung penis tidak dilakukan!
Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…
• Tatalaksana anemia?
CKD
• Abnormalitas strukturatau fungsi ginjal, selama > 3
bulan yang mengganggu kesehatan
Klasifikasi
Tanda & Gejala
• Std 1-3 asimptomatik, std 4-5:
• Asidosis metabolik: malnutrisi energi-protein, kehilangan massa
tubuh, kelemahan otot
• Keseimbangan air-garam: edema perifer, edema pulmonal,
hipertensi
• Anemia: lemah, penurunan kapasitas kerja, ganguan kognitif dan
fungsi imun, penurunan kualitas hidup, resiko gangguan
kardiovaskular, gagal jantung, dan mortalitas akibat penyakit
kardiovaskular.
• Patogenesis?
Nefritis lupus
• Pada kasus didapatkan:
• Edema anasarka, malar rash, riwayat SLE, ANA (+), dsDNA (+),
C3-C4 turun
• Hipertensi, Proteinuria, Hematuria, Penurunan fungsi ginjal
(Ur dan Cr meningkat)
• Dipikirkan pada ada sindrom nefritik pada kasus ini.
Kemungkinan etiologi sindrom nefritik adalah lupus
(SLE)
Nefritis Lupus
• Patogenesis: pembentukan deposit kompleks imun
anti-dsDNA. Deposit terjadi di mesangium dan ruang
subendotelial yang terletak proximal dari GBM.
• Klasifikasi
• Minimal mesangial lupus nephritis (class I)
• Mesangial proliferative lupus nephritis (class II)
• Focal lupus nephritis (class III)
• Diffuse lupus nephritis (class IV)
• Membranous lupus nephritis (class V)
• Advanced sclerosing lupus nephritis (class VI)
Jawaban Lainnya
• A. Anomali kongenital nefritis lupus bukan
kelainan kongenital, melainkan didapat
• B. Destruksi parenkim ginjal akibat toksin ATN
• C. Infeksi parenkim ginjal pyelonefritis
• D. Deposisi antibodi IgA di glomerulus IgA
nefropati (Berger disease)
Jadi, patogenesis kondisi medis pada
kasus ini adalah…
23.
E. Pembentukan deposit
kompleks imun anti-dsDNA
C. Pasien perlu mengurus surat
24. pengantar berkunjung di kantor BPJS
terdekat sebelum ke klinik pratama
• Laki-laki, 27 tahun
• Nyeri dada sisi kiri sejak 14 hari
• Muncul saat aktivitas berat, mereda dengan
istirahat
• PF: TD 120/80, nadi 100, napas 20, suhu afebris,
tidak ditemukan kelainan
• EKG: sinus rhythm dx: stable angina pectoris
• Pemeriksaan selanjutnya?
Angina Pektoris Stabil
• Aterosklerosis di pembuluh darah koroner jantung
• Saat aktivitas Penyempitan pembuluh darah
supply darah tidak adekuat timbul gejala
Angina Pektoris Stabil
• Gejala “nyeri dada” yang muncul dapat diprediksi
oleh pasien
• Saat aktivitas fisik
• Saat stres emosional
• Nyeri dada “kardiak” berlangsung sebentar, dapat
diredakan dengan nitrat.
• Perlu pemeriksaan lebih lanjut: EKG exercise
(treadmill)
• Tatalaksana: aspirin, betabloker
Alur
diagnosis
stable
angina
• Laki-laki, 30 tahun
• Sesak napas disertai gatal-gatal setelah
mendapat suntikan obat antibiotik
• PF: apatis, TD 60/palp, nadi 138, napas 40,
suhu afebris, stridor
• Diagnosis: syok anafilatik
C. IV adrenalin 0,3 mg IM
C. IV dobutamine 2
28 mcg/kgBB/menit
• Perempuan, 58 tahun
• Lemas seluruh tubuh
• PF: CM, TD 80/60 mmHg, nadi 118, napas 38, suhu
37,7oC, akral hangat, CRT<3 detik
• EKG: LVH
• Laki-laki, 62 tahun
• Berdebar-debar
• PF: TD 100/60 mmHg, nadi 152, napas 24, suhu afebris,
akral hangat
• EKG
C. Sesak napas
A. Injeksi Sulfas Atropine 0,5
30 mg IV
• Perempuan, 60 tahun
• Mual muntah disertai keringat dingin 3 jam
• PF: CM, TD 80/palpasi, nadi 48, napas 28, suhu
afebris
• EKG
AV Blok derajat 1
PR interval memanjang
• Laki-laki, 48 tahun
• Nyeri dada menjalar ke lengan kiri sejak 2
jam, durasi 30 menit
• PF: TD 120/80 mmHg, nadi 100, napas 20
• EKG: T inversi di lead I, aVL, V5-V6
• Trop T <0,05 ng/ml
• Diagnosis: UAP
• Perempuan, 58 tahun
• Keluhan kedua kaki bengkak
• PF: TD 150/90 mmHg, nadi 118, napas 28,
JVP meningkat, hepatomegali, edema pitting
pretibial bilateral
• Diresepkan furosemide 2x20 mg PO
C. Hipokalemia
33 C. Aneurisma aorta abdominal
• Laki-laki, 60 tahun
• Perut terasa kembung sejak 3 minggu
terakhir
• Riwayat hipertensi sejak lama tidak kontrol
• PF: TD 160/100 mmHg, abdomen teraba
massa pulsatil di epigastrium
• Diagnosis?
Aneurisma Aorta Abdominalis
• Faktor risiko:
• Laki-laki
• Usia > 65 tahun
• Gangguan vaskuler
atherosklerosis
• Riwayat hipertensi
Diagnosis
• Anamnesis • PF
• Umumnya asimptomatik • Massa abdomen yang
hingga membesar / ruptur berdenyut
• Nyeri / rasa tidak nyaman patognomonik; hanya
pada punggung, pinggang muncul pada < 50% kasus
atau abdomen. • Penunjang
• Gejala kompresi lokal: • USG
mudah kenyang, mual,
muntah, gejala urinasi, • CT-scan/MRI
trombosis vena • Angiografi
• Emboli pada jempol kaki
(eg, livedo reticularis)
http://emedicine.medscape.com/article/19795
01-workup#aw2aab6b5b4
Jawaban Lainnya
• A. Pankreatitis akut enzim amilase lipase
meningkat, nyeri perut atas progresif
• B. Ca gaster filling defect pada Ro barium, gejala
konsekutif kanker: BB turun
• D. Dyspepsia nyeri epigastrium tidak khas
• E. Gastritis akut nyeri epigastrium tidak khas
33 Jadi, diagnosis yang paling mungkin
ditemukan adalah…
C. Aneurisma aorta
abdominal
34 E. Transcutaneous pacemaker
• Laki-laki, 62 tahun
• Dada terasa sesak sejak 4 jam, disertai keringat
dingin, dan muntah ischemic chest
discomfort
• EKG
AV Blok derajat 1
PR interval memanjang
https://acls-algorithms.com/acls-drugs/bradycardia/
Jawaban Lainnya
• A. Adenosine triphosphate 1x10 mg IV untuk
takiaritmia
• B. Dobutamine 2 mcg/kgBB/menit untuk kasus
hipotensi tanpa syok
• C. Sulfas atropin 1x0,5 mg IV untuk kasus
bradiaritmia, namun tidak efektif
• D. Sulfas atropine 1x3 mg IV dosis maksimal
untuk bradiaritmia, namun bukan single dose
34 Jadi, tatalaksana yang tepat untuk
mengatasi kondisi kegawatdaruratan
adalah…
E. Transcutaneous pacemaker
35 A. Limfangitis
• Laki-laki, 30 tahun
• Nyeri di ketiak sejak 6 hari, disertai benjolan,
luka di lengan kanan atas saat berkebun dan
lukanya belum sembuh
• PF: plak eritematosa teraba hangat dan
lunak berbentuk linear, berhubungan
dengan benjolan di ketiak
• Diagnosis?
Limfangitis
• Infeksi pembuluh limfe
yang mengaliri suatu lokus
inflamasi
• Organisme patogen
memasuki saluran limfatik
langsung melalui abrasi atau
luka atau sebagai komplikasi
infeksi.
A. Limfangitis
36 A. Rifampisin
A. Rifampisin
37 B. Tonsilitis lakunaris
• Anak Laki-laki 5 th
• Sulit menelan sejak 3 hari
• Nyeri tenggorokan, demam, nyeri sendi
• Pemeriksaan fisik KA
• HR 130 x/menit, RR 30 x/menit, T 38.5 oC
• Tonsil T3/T3, hiperemis, detritus seperti alur sungai
• Diagnosis?
Tonsilitis Lakunaris
• Gejala dan tanda klinis:
• Demam
• Disfagia
• Tonsil hiperemis
• Terdapat detritus yang mem-
bentuk alur-alur
Tonsilitis Difteri
• Penyebab:
Corynebacterium diphteriae
(gram positif)
• Gejala dan tanda klinis:
- demam
- nyeri menelan
- tonsil membengkak
ditutupi bercak putih kotor.
-Membran akan berdarah
bila diangkat.
-Kelenjar limfa leher akan
membengkak bull neck
37 B. Tonsilitis lakunaris
38 B. Stop merokok
• Laki-laki, 29 tahun
• Ujung-ujung jari kedua tangan menghitam
disertai nyeri sejak 1 bulan terakhir
• Riwayat DM, hipertensi, trauma disangkal
• PF:
• Edukasi?
Buerger disease
Disebut juga thromboangiitis obliterans
• Karakteristik:
• inflamasi progresif dan trombosis pada arteri dan vena
kecil dan sedang pada tangan dan kaki
• Asosiasi kuat dengan penggunaan rokok
• Gejala: nyeri,unremitting ischemic ulcerations, dan
gangren kehitaman pada jari kaki dan tangan
• Tatalaksana : berhenti merokok, debridemen
Medscape
Jawaban Lainnya
A. Batasi konsumsi garam hingga 2,4 gr/hari DASH
C. Diet tinggi kalori tinggi protein untuk
infeksi/keganasan (misalnya TB)
D. Aktivitas fisik tingkat dengan durasi 30 menit
dalam 5 hari selama periode 7 hari anjuran
aktivitas fisik oleh WHO
E. Hindari makanan dengan kadar kolesterol tinggi
cocok untuk dyslipidemia
38 Jadi, edukasi yang tepat diberikan
adalah…
B. Stop merokok
39 D. Piridoksin
• Laki-laki 30 th
• Kesemutan jari2 tangan sejak 1 minggu
• Penderita TB paru dalam pengobatan efek
samping INH
KA
• Tatalaksana?
Efek Samping OAT
Efek Samping OAT
Jawaban Lainnya
• A. Tiamin B1, beriberi
• B. Riboflavin B2, angular cheilitis
• C. Niasin B3, pellagra (3D: dermatitis, diare,
demensia)
• E. Sianokobalamin B12, anemia makrositik
Jadi, terapi yg tepat diberikan
adalah...
39 D. Piridoksin
40 B. Foto toraks proyeksi PA
• Laki-laki 71 tahun
• Sesak napas memberat 1 hari SMRS progresif
• Sesak dirasakan semakin memberat bila sedang
beraktivitas
KA
• Sesak hilang timbul sejak 5 tahun terakhir
persisten
• Merokok sejak usia 17 tahun Faktor Resiko
• TD 140/90 mmHg, HR 115 x/menit, RR 32 x/menit,
suhu 37 oC, wheezing +/+
• Dx Tonsilitis Difteri
• Tatalaksana?
Difteria
Patogenesis Difteria tonsil-faring
• Et.: Corynebacterium
diphteriae (basil, gram +,
imotil, tidak berkapsul,
tidak berspora,
pleomorfik)
• Gram + eksotoksin
• Menyebar melalui limfe
dan vaskular
• Penularan:
• Kontak dengan
pasien/karier melalui
droplet (sekresi
nasofaring), jarang melalui
benda-benda
Tonsilitis Difteri
• Penyebab: Corynebacterium diphteriae (gram positif)
• Sering ditemukan pada anak usia kurang dari 10 tahun
• Gejala dan tanda klinis: demam, nyeri kepala, nyeri
menelan, tonsil membengkak ditutupi bercak putih
kotor. Membran tersebut dapat meluas ke palatum
mole, uvula, nasofaring, laring, trakea, bronkus, dan
dapat menyumbat saluran napas. Membran akab
berdarah bila diangkat. Kelenjar limfa leher akan
membengkak bull neck (menyerupai leher sapi) atau
disebut juga Burgemeester’s hals.
• Diagnosis?
Round Pneumonia
• Salah satu pneumonia yang biasanya terjadi pada
pediatrik
• Pada anak-anak belum terbentuk kanal interalveolar yang
sempurna (pores of Kohn dan canal of Lambert) sehingga
penyebaran kuman terjadi secara regional sehingga
bermanifestasi sebagai round atau lobar pneumonia
• Dikenal dengan pneumonia yang berbentuk seperti
coin lession selalu ingat untuk rule out keganasan
• Penyebab dan tatalaksana sama dengan pneumonia
pada umumnya
Jawaban Lainnya
• A. Aspergilloma fungus ball, umumnya
asimptomatik, ro: massa intrakaviti dikelilingi oleh
crecent of air (udara berbentuk bulan sabit)
• B. Abses Paru kavitas berdinding tebal dengan air
fluid level, paling sering di lapangan bawah paru
• D. TB Milier bercak halus nodular di seluruh lapang
paru
• E. Karsinoma Paru bentuk lesi sama tetapi ada
tanda-tanda keganasan lain, batuk darah, penurunan
berat badan, usia tua, faktor risiko merokok, onset
kronik
Ca Paru
Abses Paru
Jadi, diagnosis yg benar adalah...
42 C. Round Pneumonia
43 A. Wine Bottle
• Anak, 3 tahun
• Batuk menggonggong, demam tinggi 4 hari
• Pemeriksaan Fisik
• HR 125 x/menit, RR 36 x/menit, T 38.9 oC
KA
• PF generalis dbn
• Temuan rontgen?
Croup
• Croup / laringotrakeobronkitis
infeksi pada saluran napas atas,
sebagain besar karena virus
(parainfluenza virus tipe 1, 2, 3)
• Penyebab tersering stridor pada anak
• Gejala : barking cough, stridor
inspirasi, demam, suara serak; pada
kasus berat (penggunan otot bantu
napas dan retraksi sela iga)
• Rontgen didapatkan penyempitan
area glotis dan subglotis steeple
sign / wine bottle
Ringan Berat
• Gejala: • Gejala:
• Demam • Stridor saat istirahat
• Suara serak • takipneu
• Batuk menggonggong • Retraksi sela iga
• Stridor bila anak • Terapi:
aktivitas/agitasi
• Steroid (dexamethasone)
• Terapi: dosis tunggal (0,6 mg/kg
• Rawat jalan IM/PO) dapat diulang
• Pemberian cairan oral, dalam 6-24 jam
ASI/makanan yang sesuai • Epinefrin 1:1000 2 mL
• Simtomatik dalam 2-3 mL NS,
nebulisasi selama 20
menit
• Laringotrakeobronkitis (croup)
• Penyebab utamanya parainfluenza virus type 1
• inflamasi larynx dan trakea, gejala khas adalah barking
cough (batuk menggonggong)
• gambaran “steeple sign / wine bottle”
Croup vs Trakeitis Bakterial
• Sama-sama terdapat batuk, sesak, demam, sore
throat, rhinorrhea, barky cough, stridor
Croup Trakeitis bakterial
6 bulan – 3 tahun 6 bulan – 14 tahun
Pasien tampak sakit Pasien tampak toksik (severe)
Demam low grade Demam high grade
Onset batuk tidak jelas Onset batuk akut
Respons dengan epinefrin Tidak respons dengan
epinefrin
Kultur darah (-) Kultur darah (+)
Bronkoskopi: bengkak Brokoskopi: membran
Jawaban Lainnya
• B. Eggshell calcification silikosis
• C. Ground glass appearance RDS
• D. Rolled edge sign asbestous exposure
• E. Rice grain calcification cysticercosis
Jadi, temuan radiologi yg sesuai dg
diagnosis adalah...
43 A. Wine bottle
D. Seseorang yang merupakan
44 tokoh masyarakat
• Laki-laki 36 th
• Hemoptu 1 bulan, berat badan turun
• Pasien didiagnosis TB paru dan mendapat OAT
KA
• Syarat PMO, kecuali....
Jadi, yg bukan syarat PMO adalah...
• Diagnosis?
Hipertrofi Adenoid
• Adenoid merupakan
organ limfoid
• Dapat mengalami
pembesaran gejala
obstruksi
Hipertrofi Adenoid
• Adenoid: jar. limfoid pada dinding posterior nasofaring,
termasuk rangkaian cincin Waldeyer
• Normalnya, adenoid membesar pada anak usia 3 tahun
& mengecil-hilang pada usia 14 tahun
• Bila sering terjadi infeksi sal. napas atas, adenoid dapat
membesar gejala sumbatan koana, sumbatan tuba,
dan gangguan tidur
• Akibat sumbatan koana, pasien akan bernapas melalui mulut
sehingga (a) fasies adenoid, (b) faringits & bronchitis, (c)
gangguan ventilasi & drainase sinus paranasal sinusitis
kronik
• Akibat sumbatan tuba, terjadi OMA berulang OMSK
• Gangguan tidur kronis menurunkan asupan O2 retardasi
mental & pertumbuhan fisik berkurang
45 B. Hipertrofi adenoid
46 E. Histopatologi
• Laki-laki 61 tahun
• Batuk 2 bulan, BB turun
• Riw merokok sejak usia 15 th FR
• Pemeriksaan Fisik KA
• TD 130/80 mmHg, HR 67 x/menit, RR 24 x/menit, T 37.2 oC
• Perkusi pekak, ronki basah kasar pada lapang paru kanan
• Pemeriksaan Penunjang
• Ro: Konsolidasi lapang paru kanan
• Dx: Massa Paru Kanan
• Diagnosis?
Acute Mountain Sickness
• Prinsip gradien barometrik semakin tinggi suatu
tempat dari permukaan laut, kandungan oksigennya
makin rendah.
• Timbul manifestasi :
- Sesak
- Takikardia
- Sianosis
• Dx: Pneumonia
• Etiologi?
Warna Sputum Dan
Organisme Penyebab
Medscape
Etiologi Pneumonia
48 B. Streptococcus pneumonia
E. Kolapsnya parenkim paru akibat obstruksi
49 yang menggangu keluar-masuknya udara
• Laki-laki, 32 tahun
• Sesak hilang timbul dalam 1 bulan
• Riw merokok sejak SMP
• Pemeriksaan fisik KA
• TD 100/70 mmHg, HR 120 x/menit, RR 35 x/menit
• Pergerakan dada kiri tertinggal, perkusi redup dan deviasi
trakea ke kiri
• Pemeriksaan Penunjang
• Ro toraks: radioopak segitiga di basal paru kiri
• Etiologi :
• Obstruktif : foreign body, tumor, and mucous plugging
• Non-obstruktif
• loss of contact between the parietal and visceral pleurae efusi
pleura, pneumotoraks
• Compression tumor
• loss of surfactant ARDS
• replacement of parenchymal tissue by scarring or infiltrative
disease TBC
Medscape
• Manifestasi klinis
• Sesak napas
• Batuk
• Takikardi
• Sianosis
• Berkurangnya pergerakan dada di sisi yang sakit
• Vokal fremitus berkurang
• Penurunan suara napas satu sisi