Sunteți pe pagina 1din 3

Pengkajian

Membina hubunga saling percaya dengan klien lansia

Untuk melakukan pengkajian pada lansia dengan demensia, pertama-tama saudara harus
membina hubungan saling percaya dengan pasienlansia. Untuk dapat membina hubungan
saling percaya, dapat dilakukanhal-hal sebagai berikut:

1) Selalu mengucapkan salam kepada pasien seperti: selamat pagi /siang / sore / malam
atau sesuai dengan konteks agama pasien.
2) Perkenalkan nama saudara (nama panggilan) saudara, termasukmenyampaikan bahwa
saudara adalah perawat yang akan merawatpasien.
3) Tanyakan pula nama pasien dan nama panggilan kesukaannya.
4) Jelaskan tujuan saudara merawat pasien dan aktivitas yang akandilakukan.
5) Jelaskan pula kapan aktivitas akan dilaksanakan dan berapa lama aktivitas tersebut.
6) Bersikap empati dengan cara:
a. Gunakan kalimat yang singkat, jelas, sederhana dan mudahdimengerti (hindari
penggunaan kata atau kalimat jargon)
b. Bicara lambat , ucapkan kata atau kalimat yang jelas dan jikabetranya tunggu
respon pasien
c. Tanya satu pertanyaan setiap kali bertanya dan ulang pertanyaandengan kata-kata
yang sama.
d. Volume suara ditingkatkan jika ada gangguan pendengaran, jikavolume
ditingkatkan, nada harus direndahkan.
2. Sikap komunikasi verbal disertai dengan non verbal yang baik.
3. Sikap berkomunikasi harus berhadapan, pertahankan kontak mata, relaks dan terbuka.
4. Ciptakan lingkungan yang terapeutik pada saat berkomunikasi dengan klien seperti:
 Duduk bersama klien, melakukan kontak mata, beri sentuhan danmenunjukkan
perhatian.
 Bicara lambat, sederhana dan beri waktu klien untuk berpikir danmenjawab.
 Perawat mempunyai harapan bahwa klien akan lebih baik.
 Bersikap hangat, sederhana akan mengekspresikan pengharapanpada klien.
5. Tidak berisik atau rebut.
6. Ruangan nyaman, cahaya dan ventilasi cukup.
7. Jarak disesuaikan, untuk meminalkan gangguan.

Mengkaji pasien lansia dengan demensia Untuk mengkaji pasienlansia dengan


demensia, saudara dapat menggunakan tehnikmengobservasi prilaku pasien dan
wawancara langsung kepada pasien dankeluarganya. Observasi yang saudara lakukan
terutama untuk mengkajidata objective demensia. Ketika mengobservasi prilaku pasien
untuk tanda-tanda seperti:

 Kurang konsentrasi
 Kurang kebersihan diri
 Rentan terhadap kecelakaan: jatuh

1
 Tidak mengenal waktu, tempat dan orang
 Tremor
 Kurang kordinasi gerak
 Aktiftas terbatas
 Sering mengulang kata-kata.

Berikut ini adalah aspek psikososial yang perlu dikaji oleh perawat : apakah lansia
mengalami kebingungan, kecemasan, menunjukkan afekyang labil, datar atau tidak sesuai.
Bila data tersebut saudara peroleh,data subjective didapatkan melalui wawancara:

1. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan pada saat pengkajian, maka ditetapkan
diagnosa keperawatan:
1) Gangguan Proses Pikir
2) Risiko Cedera: jatuh

Tindakan Keperawatan

1. Pasien depresi dengan gangguan proses pikir; pikun/pelupa.


 Tindakan keperawatan untuk pasien:
Tujuan agar pasien mampu:
1) Mengenal/berorientasi terhadap waktu orang dan tempat
2) Meklakukan aktiftas sehari-hari secara optimal.

Tindakan

1) Beri kesempatan bagi pasien untuk mengenal barang milik pribadinya misalnya
tempat tidur, lemari, pakaian dll.
2) Beri kesempatan kepada pasien untuk mengenal waktu denganmenggunakan jam
besar, kalender yang mempunyai lembar perharidengan tulisan besar.
3) Beri kesempatan kepada pasien untuk menyebutkan namanya dan anggotakeluarga
terdekat
4) Beri kesempatan kepada klien untuk mengenal dimana dia berada.
5) Berikan pujian jika pasien bila pasien dapat menjawab dengan benar.
6) Observasi kemampuan pasien untuk melakukan aktifitas sehari-hari
7) Beri kesempatan kepada pasien untuk memilih aktifitas yang dapatdilakukannya.
8) Bantu pasien untuk melakukan kegiatan yang telah dipilihnya
9) Beri pujian jika pasien dapat melakukan kegiatannya.
10) Tanyakan perasaan pasien jika mampu melakukan kegiatannya.
11) Bersama pasien membuat jadwal kegiatan sehari-hari.

2. Pasien demensia dengan risiko cedera


Tindakan pada pasien.
Tujuan
1) Pasien terhindar dari cedera.
2) Pasien mampu mengontrol aktifitas yang dapat mencegah cedera.
2
Tindakan:

1) Jelaskan faktor-faktor risiko yang dapa menimbulkan cedera dengan bahasayang


sederhana.
2) Ajarkan cara-cara untuk mencegah cedera: bila jatuh jangan panik tetapi berteriak
minta tolong.
3) Berikan pujian terhadap kemampuan pasien menyebutkan cara-cara mencegah cedera.

Evaluasi

1. Gangguan proses pikir: bingung


Kemampuan pasien:
1) Mampu menyebutkan hari, tanggal dan tahun sekarang dengan benar.
2) Mampu menyebutkan nama orang yang dikenal.
3) Mampu menyebutkan tempat dimana pasien berada saat ini.
4) Mampu melakukan kegiatan harian sesuai jadual.
5) Mampu mengungkapkan perasaannya setelah melakukan kegiatan.

2. Resiko cedera
Kemampuan pasien:
1) Menyebutkan dengan bahasa sederhana faktor-faktor yang menimbulkancedera.
2) Menggunakan cara yang tepat untuk mencegah cedera.
3) Mengontrol aktivitas sesuai kemampuan.

S-ar putea să vă placă și