Sunteți pe pagina 1din 3

Apakah yang dapat kita ketahui?

Apakah yang dapat kita ketahui??

di zaman serba mudah ini seluruh hal yang ingin diketahui oleh seseorang dapat di akses
dengan mudah,hal ini membuktikan dan menjawab bahwa semua hal yang ingin di ketahui oleh
seseorang tidak terbatas kecuali hal yang sudah di takdirkan oleh pencipta Alam yaitu
kelahiran,jodoh,rezeki dan kematian, dapat di tarik kesimpulan selain 4 hal tersebut seseorang
dapat dengan mudah mengetahui sebuah hal sepeeti pengetahuan.

Orang yang tahu disebut mempunyai pengetahuan. Pengetahuan tidak lain dari hasil tahu.
Tahu menghasilkan pengetahuan. Pengakuan sesuatu terhadap sesuatu disebut keputusan.
Orang yang tidak tahu tidak dapat mengadakan putusan. Kekuatan putusan terletak pada
kepastian. Orang yang tahu adalah orang yang sadar. Kesadaran mutlak bagi pengetahuan,
karena orang yang tak sadar adalah orang yang tidak tahu. Tidak sadar akan dirinya sama
dengan tidak tahu akan dirinya.Dengan kata lain, putusan merupakan cetusan daripada
pengetahuan. Dasar pengakuan disebut subyek dan yang diakui oleh subyek disebut predikat.
Sebuah keputusan tidak selalu tercetus dengan kata-kata tetapi tersesapi dalam hati.

Ada Pengetahuan khusus dan pengetahuan umum. Pengetahuan khusus hanya mengenai
yang satu saja. Contoh: “segitiga itu lancip” hanya berlaku hanya utnuk segitiga itu saja.

Pengetahuan umum berlaku untuk seluruh macam dan masing-masing dalam macamnya.
Contoh putusan: “segitiga itu jumlah sudutnya 180

Berlaku bukan hanya segitiga tertentu tetapi untuk seluruh segitiga.

Harus dicatat bahwa pengetahuan umum ini agak aneh, karena yang bersentuhan langsung
dengan manusia adalah yang khusus.

KEBENARAN:

Pengetahuan yang tidak sesuai dengan obyeknya adalah pengetahuan yang salah. Sebaliknya,
pengetahuan yang sesuai dengan obyeknya adalah pengetahuan yang benar. Jadi kebenaran
adalah kesesuaian antara tahu/pengetahuan dan obyek. Kebenaran disebut juga obyektivitas.
Jadi pengetahuan benar adalah pengetahuan obyektif/logis.

KEPASTIAN-KEYKINAN:

Bila manusia berkeyakinan ada cukup alasan bahwa pengetahuannya sesuai dengan obyekya,
maka ia mempunyai kepastian. Tidak Ada keraguan dan memiliki cukup bukti tentang
obyeknya. Mencapai kepastian yang mengandung kebenaran amat memuaskan disebut
berkeyakinan. Keyakinan tidak selalu mengandung kebenaran logis. Keyakinan menunjuk sikap
manusia yang tahu bahwa pengetahuannya benar. Contoh: sudah lama orang berkeyakinan
bahwa matahari dan bintanglah yang mengedari bumi.

SANGSI:

Harus dibedalan antara sangsi dan ragu-ragu. Sangsi adalah sikap mental terhadap kebenaran,
terhadap suatu pengetahuan yang belum dapat diyakini kebenarannya.. Sangsi mendorong
orang untuk mengadakan penelitian lebih lanjut. Ragu-ragu berarti tidak berani mengadakan
suatu putusan untuk bertindak. Ragu-ragu melemahkan motivasi untuk penyelidikan/penelitian.

KEPERCAYAAN:

Kepercayaan adalah menerima kebenaran demi kewibawaan, sikap mental atas dasar
kepastian bahwa ada kebenaran tetapi kebenaran yang diselidiki sendiri.

Obyek forma filsafat adalah mencari sebab yang sedalam-dalamnya. Alat dan kemampuan
berfikir filsafat adalah pikiran atau budi, atau kodrat manusia yang berbudi. Adakah alat
penerangan lain kecuali pikiran atau budi?. Ada, yang dalam agama
disebut wahyu. Agama menurut filsafat adalahkeseluruhan pendapat tentang Tuhan, dunia,
hidup dan mati, tingkah laku serta baik buruknya yang berlandaskan wahyu.
Sedangkan Wahyu adalah penerangan Tuhan secara istimewa kepada manusia, entah
langsung atau tidak langsung (melalui wakil atau manusia). Kebenaran wahyu karena
difirmankan Tuhan, bukan dicapai melaui ilmu, pikiran/budi. Manusia percaya kepada Tuhan.
Itulah sebabnya agama sering disebut/dinamai kepercayaan. Dengan daya insaninya manusia
merenungkan yang bukan alamiah dan manusiawi tetapi yang Ilahi karena wahyu Tuhan.
Segala sesuatu yang diwahyukan adalah benar dan kebenaran. Usaha manusia untuk
merenungkan kebenaran yang diwahyukan dalam agama disebut Theologia. Jadi agama juga
diilmukan. Pengetahuan filsafat tentang Tuhan yang dipahami melalui akal budi
disebut Pengetahuan Kodrati; sedangkan pengetahuan filsafat yang diterima dari wahyu Tuhan
dan diatas kodrati disebut Pengetahuan Adikodrati. Hubungan Filsafat dan Teologi adalah
bagaikan perahu dan mercu suar. Perahu mempunyai kemudi menuju pelabuhan yang
ditunjukkan oleh mercu suar (sebagai penunjuk kebenaran). Mercu suar hanya menunjuk,
bukan mengemudikan. Perahu dan kemudi itu yang harus berusaha sendiri menuju tujuan.
Agama difilsafatkan: ditinjau dari ilmu filsafat. Filsafat diilmukan: bermacam ilmu yang obyeknya
agama (psikoligi agama, sosiologi Agama, fenomenologi agama). Kalau orang berfilsafat
dengan dasar kebenaran agama dan agama dijadikan alat pembuktiannya, maka aliran itu
disebut Dogmatis (dogma:ajaran agama).
Karena semua pengetahuan bertujuan untuk mencapai kebenaran, maka dalam prinsip tidak
akan terjadi konflik antara ilmu, filsafat dan teologi. Masing-masing harus tahu benar jalan
pembuktiannya.

Sampai dimanakah pengharapan?

1. Sampai dimanakah pengharapan?

Setiap manusia pasti memiliki harapan dalam hidupnya. Baik itu harapan kecil ataupun harapan
besar. Tidak ada yang boleh menghalangi harapan seseorang dalam segala hal. Contohnya seperti
pepatah ‘tuntutlah ilmu sampai ke negeri China’. Setiap orang berhak menuntut ilmu sampai
manapun hingga harapannya itu terwujud.
Dalam kehidupannya, manusia pasti memiliki beribu-ribu harapan. Bahkan orang yang sudah
mati pun pasti memiliki harapan untuk memperbaiki kehidupan yang telah ia sia-siakan dan ia
pasti berharap agar masuk surga.
Namun, manusia juga memiliki batas dalam berharap. Semua manusia boleh berharap asalkan
harapan itu tidak melebihi batas kenormalan dan harus sesuai dengan logika manusia. Harapan
yang terlalu tinggi akan membuat kita menjadi gila.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati
dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa
pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan
masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang
mempunyai harapan, Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri
sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu
usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan
sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal dan kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan
berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa
depan.Jadi untuk mewujudkan harapan itu harus disertai dengan usaha yang sesuai dengan apa
yang diharapkan Bila dibandingkan dengan cita-cita , maka harapan mengandung pengertian
tidak terlalu muluk: sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antar harapan
dan cita-cita terdapat persamaam yaitu keduanya menyangkut masa depan karena belum
terwujud pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih
baik atau meningkat.

S-ar putea să vă placă și