Sunteți pe pagina 1din 11

IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

BIDANG EMPOWERMENT PT. PERTAMINA RU-II DUMAI

Oleh : Ilhamdi Prayadi Putra


Email : ilhamdiprayadi@gmail.com
Pembimbing : Dr. Welly Wirman, S.IP, M.Si

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Universitas Riau
Kampus bina widya Jl. H.R. Soebrantas Km 12,5 Simp Baru Pekanbaru 28293
Telp/Fax. 0761-63277

Abstract

As one of the major companies operating in Dumai, PT. Pertamina RU-II is should be
care about and take part in improving the welfare of local communities, especially around
the company's operations area. To accommodate it, PT. Pertamina RU-II implementing it in
the form of CSR programs of empowerment. To achieve the realization of the program
company will require input from local authorities and society, so that the programs will be
precisely target as it needs. This research aims to determine how’s the planning,
implementing, evaluating, and reporting conducted by PT. Pertamina RU-II in
implementation of their CSR empowerment programs.
This study uses qualitative research with descriptive approach. Research is located in
the main office of PT. Pertamina RU-II Dumai located at Jalan Raya Putri Tujuh No. 1 Kota
Dumai. This research began on December 2016 and ended on April 2017. There are 3 people
who became subjects of this research which is Section Head of Public Relations and CSR
Officer’s at PT. Pertamina RU-II. While object of this research is the implementation of CSR
programs of empowerment PT. Pertamina RU-II Dumai. The technique of collecting data are
using interviews, observation, and documentation. Data analysis technique using descriptive
qualitative analysis by Miles and Huberman. Technical data and validity check is using the
extension of participation and triangulation.
The results of this research shows that public relations of PT. Pertamina RU-II Dumai
has perform several stages in implementing their CSR programs of empowerment such as:
First, company charted the region area using social mapping trough cooperation with the
third parties such as University. Second, in implementing its CSR programs company will
cooperated with some partners such as PNPM Mandiri and LPMK. Third, evaluations from
the CSR programs that has been done will be conducted by the auditor team from the head
office of PT. Pertamina (Persero) located in Jakarta, while the evaluation of the program will
be conducted by PT. Pertamina RU-II along with their working partners from the CSR
program’s activity. Last, the evaluation results will be reported to the Senior CSR Officer’s at
headquarters in Jakarta and then they will be publish it on the Annual Report which is
accessible to the entire people in this country. Implementation of the CSR programs always
refers to three aspects of the triple bottom line by John Elkington, which is People, Profit and
Planet

Keywords: Public Relations, Corporate Social Responsibility, Empowerment

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 1


PENDAHULUAN perusahaan, yang selama ini dianggap
Secara umum tujuan utama dari belum optimal. Hal ini disampaikan di
pendirian sebuah perusahaan adalah sela-sela acara pisah sambut GM PT.
mencari keuntungan (profit). Dalam Pertamina RU-II yang dihadiri oleh
menjalankan bisnis, perusahaan harus Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Dumai
menaati semua peraturan hukum yang DR H Said Mustafa dan anggota Forum
berlaku di sebuah negara, mulai dari aturan Kordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda)
perburuhan hingga aturan kelestarian Kota Dumai serta sejumlah tokoh
lingkungan. Korporasi pada saat ini bukan masyarakat, ketua MUI Dumai Lukman
lagi hanya berorientasi pada keuntungan Syarif, mantan Ketua DPRD Dumai Zainal
saja melainkan wajib memperhatikan Efendy (Riau One, 28/06/16).
kehidupan sosial, ekonomi dan Untuk memetakan suatu kebutuhan
lingkungan. Isu-isu tentang kurangnya CSR maka PT. Pertamina RU-II
kesejahteraan masyarakat sekitar, melakukan penelitian terlebih dahulu
kerusakan lingkungan, perlakuan tidak adil melalui Social Mapping yang dilakukan
bagi pekerja dan lain sebagainya menjadi setiap satu hingga dua tahun sekali.
hal yang tengah hangat dibicarakan. Pemetaan melalui Social Mapping ini
Citra perusahaan di mata dilakukan dengan menggandeng pihak
masyarakat sangat berpengaruh terhadap ketiga yang biasanya berasal dari institusi
produk yang dihasilkan maupun dari akademik seperti Universitas. Dari Social
kinerja yang dilakukan perusahaan Mapping ini maka akan didapat gambaran
tersebut. Perkembangan teknologi secara menyeluruh mengenai keadaan
informasi sekarang ini memudahkan sosial ekonomi suatu wilayah hingga
masyarakat dalam mengakses berbagai perusahaan dapat menentukan kira-kira
informasi dari berbagai penjuru dunia. Jika program CSR apa yang paling tepat untuk
perusahaan tidak menunjukkan komitmen dilaksanakan di wilayah tersebut.
sosial yang baik di suatu daerah, informasi Dalam merencanakan sebuah
ini akan cepat tersebar luas ke berbagai program CSR, PT. Pertamina RU-II selalu
penjuru dunia yang akibatnya akan menerima masukan dari Pemerintah Kota
terbentuk citra yang negatif. Sebaliknya, Dumai beserta masyarakat, hal ini
jika perusahaan menunjukkan komitmen biasanya dilakukan pada saat Musyawarah
sosial yang tinggi terhadap kegiatan Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)
kemanusiaan, pelestarian lingkungan, yang selalu diadakan setiap tahunnya.
kesehatan masyarakat, pendidikan, Tidak jarang juga masukan disampaikan
penanggulangan bencana alam, maka akan secara nonformal oleh masyarakat secara
terbentuk citra yang positif. langsung ataupun diwakilkan melalui
Sebagai salah satu dari beberapa ketua RT, RW, dan Lurah pada saat ada
perusahaan besar yang ada di Kota Dumai, acara yang diselenggarakan oleh
PT. Pertamina RU-II Dumai menyadari Pertamina.
bahwa perusahaan berkewajiban Secara internal, banyak
melakukan tanggung jawab sosial. infrastruktur Pertamina yang merupakan
Perusahaan sebaiknya tidak tutup mata dan objek vital nasional. Maka Pertamina
membiarkan adanya ketimpangan sosial berusaha menjaga keamanan infrastruktur
maupun ekonomi pada wilayah tersebut dari berbagai gangguan internal
kerja/operasional mereka sehingga dan eksternal. Dilain pihak, tidak jarang
menyebabkan masyarakat tidak merasakan Pertamina justru menghadapi
manfaat dari keberadaan perusahaan di permasalahan yang bukan terkait masalah
wilayah mereka. bisnis seperti permasalahan dengan
Masyarakat pun menginginkan masyarakat sekitar. Permasalahan tersebut
adanya kontribusi yang diberikan

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 2


muncul karena ketidakpedulian perusahaan tanggungjawab sosial perusahaan atau
sendiri terhadap masyarakat. Corporate Social Responsibility (CSR)
Jika konflik terjadi antara merupakan komitmen moril perusahaan
Pertamina dengan masyarakat sekitar maka untuk menciptakan kesejahteraan di
akan menghabiskan waktu dan biaya untuk wilayah kerja perusahaan tersebut dengan
mengatasi konflik tersebut. Bisa jadi mengakomodir kepentingan ekonomi,
nantinya fokus Pertamina akan habis untuk sosial dan lingkungannya.
penyelesaian konflik. Padahal usaha energi Implementasi CSR
yang dijalani oleh Pertamina merupakan Wibisono (2007) mengatakan
industri strategis yang mempengaruhi hajat bahwa pada umumnya, perusahaan
hidup orang banyak. Sehingga konflik menerapkan CSR dengan menggunakan
yang ada akan bisa berdampak luas tahapan sebagai berikut:
terhadap keberlanjutan usaha perusahaan. 1. Tahap perencanaan
Untuk itu, program CSR diasumsikan Dalam tahap perencanaan ini,
sebagai cara yang mampu untuk terdapat tiga langkah utama, yaitu:
mendekatkan hubungan perusahaan a) Awareness building, merupakan
dengan masyarakat. langkah awal untuk membangun
kesadaran mengenai arti penting
TINJAUAN PUSTAKA CSR dan komitmen manajemen.
Definisi CSR Upaya ini dapat dilakukan antara
Pada awalnya, konsep CSR lain melalui seminar, lokakarya,
merupakan suatu pendekatan perubahan dsikusi kelompok, dan lain-lain; b)
atau pengembangan masyarakat khususnya CSR assessment, merupakan upaya
peningkatan sumber daya manusia yang untuk memetakan kondisi
dilakukan oleh suatu perusahaan sebagai perusahaan dan mengidentifikasi
bagian dari tanggungjawab sosialnya. aspek-aspek yang perlu
Pendekatan ini berasal dari pemikiran mendapatkan prioritas perhatian
bahwa perusahaan harus turut dan langkah-langkah yang tepat
berkontribusi terhadap pembangunan untuk membangun struktur
dimana lokasi perusahaan beroperasi. Oleh perusahaan yang kondusif bagi
karena itu, CSR lahir sebagai sebuah etika penerapan CSR secara efektif; c)
bisnis baru dalam sejarah perkembangan CSR manual building, hasil
kapitalisme global. Pendekatan CSR ini assessment merupakan dasar untuk
bertujuan agar masyarakat turut terlibat menyusun manual atau pedoman
atau menjadi bagian dari perusahaan implementasi CSR. Upaya yang
tersebut dan menikmati manfaat dari mesti dilakukan antara lain melalui
keberadaan perusahaan di suatu wilayah benchmarking, menggali dari
tertentu. referensi atau bagi perusahaan yang
Corporate Social Responsibility menginginkan langkah instan,
(CSR) adalah sebagai komitmen penyusunan manual ini dapat
perusahaan untuk melaksanakan dilakukan dengan meminta bantuan
kewajibannya didasarkan atas keputusan tenaga ahli independen dari luar
untuk mengambil kebijakan dan tindakan perusahaan.
dengan memperhatikan para stakeholder 2. Tahap pelaksanaan
dan lingkungan dimana perusahaan Dalam memulai aktivitas CSR,
melakukan aktivitasnya yang berlandaskan pada dasarnya ada tiga pertanyaan
pada ketentuan hukum yang berlaku yang mesti dijawab, yakni siapa
(Wahyudi dan Azheri, 2008 : 36). orang yang menjalankan, apa yang
Dari definisi CSR di atas, peneliti mesti dilakukan, dan bagaimana
dapat menarik kesimpulan bahwa cara melakukan sekaligus alat apa

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 3


yang diperlukan. Dalam istilah 4. Tahap pelaporan
manajemen populer, pertanyaan Pelaporan diperlukan dalam rangka
tersebut diterjemahkan menjadi: a) membangun sistem informasi, baik
Pengorganisasian (organizing) untuk keperluan proses
sumber daya yang diperlukan; b) pengambilan kepututsan, maupun
Penyusunan (staffing) untuk keperluan keterbukaan informasi
menempatkan orang yang sesuai material dan relevan mengenai
dengan jenis tugas atau pekerjaan perusahaan. Jadi, selain berfungsi
yang dilakukannya; c) Pengarahan untuk keperluan shareholders, juga
(directing) yang terkait dengan berfungsi untuk stakeholders yang
bagaimana cara melakukan lain.
tindakan; d) Pengawasan atau Konsep Triple Bottom Line
koreksi (controlling) terhadap Menurut Archie B. Carrol secara
pelaksanaan; e) Pelaksanaan konseptual, tanggung jawab sosial
pekerjaan sesuai dengan rencana; f) perusahaan (CSR) didasari tiga prinsip
Penilaian (evaluating) untuk dasar yang dikenal dengan istilah triple
mengetahui tingkat pencapaian bottom line yaitu 3P. Setiap perusahaan
tujuan. menerapkan konsep ini guna
3. Tahap evaluasi menyeimbangi antara sisi sosial, sisi
Setelah program CSR ekonomi dan sisi lingkungan. Istilah triple
dilaksanakan, langkah berikutnya bottom line pertama kali dipopulerkan oleh
adalah evaluasi. Tahap evaluasi John Elkington (1997) dalam bukunya
merupakan tahap yang perlu Cannibal with Forks: The Triple Bottom
dilakukan secara konsisten dari Line of 21st Century Business.
waktu ke waktu untuk mengukur Konsep ini merumuskan bahwa
sejauh mana efektivitas penerapan keberlangsungan dan pertumbuhan
CSR. Evaluasi selain dari internal perusahaan tidak semata-mata bergantung
perusahaan, juga dapat dilakukan pada laba usaha (profit), melainkan juga
dengan meminta pihak independen tindakan nyata yang dilakukan perusahaan
dengan melakukan audit terhadap terhadap lingkungan (planet), dan
implementasi atas praktik CSR masyarakat (people). Dan semuanya
yang dilakukan. Langkah ini tidak dilakukan demi terciptanya sustainable
terbatas pada kepatuhan terhadap development (pembangunan
peraturan dan prosedur operasi berkelanjutan). Keadaan masyarakat
standar, tetapi juga mencakup tergantung pada ekonomi, dan ekonomi
pengendalian risiko perusahaan. tergantung pada masyarakat dan
Evaluasi dalam bentuk assessment lingkungan, bahkan ekosistem global.
audit atau scoring juga dapat Ketiga komponen triple bottom line ini
dilakukan secara mandatory tidaklah stabil, melainkan dinamis
misalnya seperti yang diterapkan tergantung kondisi dan tekanan sosial,
dalam lingkungan BUMN, untuk politik, ekonomi dan lingkungan, serta
beberapa aspek penerapan CSR. kemungkinan konflik kepentingan.
Evaluasi tersebut dapat membantu CSR Pada PT. Pertamina (Persero)
perusahaan untuk menekankan Pertamina melaksanakan tanggung
kembali kondisi dan situasi serta jawab sosial perusahaan melalui program-
pencapaian perusahaan dalam program Corporate Involvement &
implementasi CSR sehingga dapat Development (CID) yang dilaksanakan
mengupayakan perbaikan- melalui kegiatan Corporate Social
perbaikan yang perlu berdasarkan Responsibilty (CSR) dan kegiatan PKBL
rekomendasi yang diberikan. (Program Kemitraan dan Bina

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 4


Lingkungan). Program CID dilakukan induk. Pertamina juga merasa perlu untuk
untuk meningkatkan indeks pembangunan menjaga keselarasan dengan praktik CSR
manusia dan mendukung pencapaian di tingkat global. Oleh sebab itu,
Millenium Development Goals (MDGs). perumusan strategi CSR Pertamina telah
Program CSR Pertamina sepenuhnya mengacu pada ISO 26000
bertemakan Pertamina Sobat Bumi, Guidance on Social Responsibility.
maknanya adalah Pertamina dalam Definisi Empowerment
menjalankan Operasinya, Produk-produk Pemberdayaan adalah terjemahan
yang dikembangkan dan Jasa yang dari empowerment, sedang
diberikan peduli terhadap kelestarian memberdayakan adalah terjemahan dari
lingkungan khususnya bumi tempat empower. Menurut Merriam Webster dan
kelangsungan makhluk hidup di atasnya Oxford English Dictionary, kata empower
untuk kepentingan generasi yang akan mengandung dua pengertian, yaitu: (1) to
datang. give power to authority atau memberi
Bagi Pertamina, pelaksanaan kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau
tanggung jawab sosial perusahaan mendelegasikan otoritas ke pihak lain; (2)
(corporate social responsibility/CSR) to give ability to enable atau usaha untuk
memiliki tujuan utama untuk memastikan memberi kemampuan atau keperdayaan.
bahwa kepentingan sosial dari berbagai (Mardi Yatmo Hutomo, 2000).
kelompok pemangku kepentingan Menurut Untung (2014:63)
Pertamina dapat dipenuhi secara tepat dan pemberdayaan masyarakat adalah
proporsional. Terutama masyarakat yang serangkaian kegiatan untuk meningkatkan
berada di sekitar lingkungan kerja aset dan kemampuan masyarakat miskin
Perseroan. Inisiatif yang telah dilakukan agar mau dan mampu mengakses berbagai
dalam pencapaian tujuan ini cukup sumber daya, permodalan, teknologi dan
beragam. Mulai dari pengurangan dampak pasar dengan pendekatan pendampingan,
yang tidak diinginkan dari aktivitas peningkatan kapasitas pelayanan serta
produksi, penyediaan bantuan pelestarian pembelajaran menuju kemandirian.
lingkungan, hingga peningkatan kualitas Pemberdayaan dapat diartikan sebagai
hidup masyarakat. Selain melalui upaya peningkatan kemampuan
kebijakan internal yang terus disesuaikan masyarakat (miskin, marjinal,
dengan perkembangan yang ada, terpinggirkan) untuk menyampaikan
pelaksanaan CSR secara umum maupun pendapat dan atau kebutuhannya, pilihan-
spesifik dipandu oleh pihak otoritas pilihannya, berpartisipasi, bernegosiasi,
terkait. Pemerintah Indonesia telah mempengaruhi dan mengelola
mengeluarkan seperangkat kebijakan dan kelembagaan masyarakatnya secara
peraturan dalam rangka memberikan bertanggung-gugat (accountable) demi
arahan kepada setiap perusahaan - baik itu perbaikan kehidupannya.
swasta ataupun BUMN - dalam Indikator Keberhasilan Empowerment
menjalankan tanggung jawab ini secara Sumodiningrat (1999:138)
tepat dan berkelanjutan. mengemukakan indikator keberhasilan
Agar lebih tepat sasaran, strategi yang dipakai untuk mengukur pelaksanaan
CSR ditetapkan berdasarkan karakter program pemberdayaan masyarakat yang
bisnis yang dijalankan oleh kelompok mencakup :
usaha Pertamina. Selain itu, strategi 1. Berkurangnya jumlah penduduk
tersebut senantiasa disesuaikan dengan miskin.
tingkat kesejahteraan ataupun kebutuhan 2. Berkembangnya usaha peningkatan
masyarakat di wilayah kerja anak pendapatan yang dilakukan penduduk
perusahaan, rekan bisnis, serta wilayah miskin dengan memanfaatkan sumber daya
kerja Pertamina sendiri sebagai entitas yang tersedia.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 5


3. Meningkatkan kepedulian masyarakat lapangan berdasarkan tanggapan informan
terhadap upaya peningkatan kesejahteraan tentang informasi dan data-data yang
keluarga miskin dilingkungannya. diperlukan. Adapun yang menjadi
4. Meningkatnya kemandirian kelompok informan atau narasumber adalah public
yang ditandai dengan makin relations section head, dan 2 orang CSR
berkembangnya usaha produktif anggota officer di PT. Pertamina RU-II Dumai.
dan kelompok, makin kuatnya permodalan Data sekunder adalah data yang
kelompok, makin rapinya sistem diperoleh dari perusahan yang telah
administrasi kelompok, serta makin tersedia, yang berbentuk catatan atau
luasnya interaksi sosial dengan kelompok laporan data dokumentasi (Ruslan, 2006 :
lain Meningkatnya kapasitas masyarakat 138). Data sekunder bersumber dari buku-
dan pemerataan pendapatan yang ditandai buku referensi, data-data, arsip, dan
dengan peningkatan pendapatan keluarga dokumentasi tentang kegiatan CSR dari
miskin yang mampu memenuhi kebutuhan perusahaan.
pokok dan kebutuhan sosial dasarnya. Ada tiga cara yang digunakan
dalam penelitian ini untuk mengumpulkan
METODE PENELITIAN data, yaitu :
Dalam penelitian ini, peneliti a. Pengamatan (Observasi)
menggunakan metode deskriptif kualitatif. b. Wawancara (Interview)
Metode deskriptif kualitatif dapat diartikan c. Dokumentasi
sebagai prosedur pemecahan masalah yang Teknik analisis data yang digunakan
diselidiki, dengan melalui tahapan-tahapan, yaitu sebagai
menggambarkan/melukiskan keadaan berikut :
objek penelitian pada saat sekarang, a. Reduksi data
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau b. Penyajian data
sebagaimana adanya. c. Kesimpulan dan Verifikasi
Subjek pada penelitian ini adalah Untuk dapat
bagian public relations di PT. Pertamina mempertanggungjawabkan hasil
RU-II Dumai yaitu public relations section penelitian, diperlukan teknik pemeriksaan
head (kepala bagian), dan CSR Officer. keabsahan data. Teknik pemeriksaan
Kriteria pemilihan informan berdasarkan keabsahan data dilakukan
jabatan dan sifat kaitannya dengan dengan cara sebagai berikut :
masalah penelitian. Dalam penelitian ini a. Perpanjangan Keikutsertaan
penarikan informan menggunakan teknik b. Triangulasi
purposive, yaitu memilih orang-orang
tertentu berdasarkan penilaian tertentu HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut berdasarkan tujuan yang diambil PENELITIAN
peneliti. Pada bagian ini akan diuraikan
Objek penelitian ini adalah hasil penelitian mengenai implementasi
pelaksanaan kegiatan corporate social program CSR bidang empowerment PT.
responsibility (CSR) yang dilakukan PT. Pertamina RU-II Dumai. Dengan
Pertamina RU II, dan kelurahan yang memaparkan dan membahasnya secara
merasakan langsung dampak dari kegiatan deskriptif kualitatif, maka data-data yang
CSR tersebut. didapat selama penelitian ini baik dari
Data primer merupakan data yang observasi maupun wawancara akan
diperoleh secara langsung dari objek mampu menjawab pertanyaan yang ada
penelitian perorangan, ataupun kelompok pada identifikasi masalah.
berupa tanggapan tentang pertanyaan yang Menurut Wibisono (2007) ada
disampaikan peneliti (Ruslan, 2006 : 138). empat tahapan yang harus dilakukan dalam
Data primer diperoleh langsung di implementasi CSR yaitu tahap

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 6


perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap Mandiri Kota Dumai atau Lembaga
evaluasi, dan tahap pelaporan. Untuk itu, Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan
penulis akan memaparkan ke empat (LPMK) yang ada pada setiap Kelurahan.
tahapan tersebut pada implementasi Mitra inilah yang akan memberi edukasi,
program CSR bidang empowerment PT. pengarahan, pembinaan, serta
Pertamina RU-II Dumai. pembimbingan kepada kelompok
Tahap pertama adalah perencanaan, masyarakat yang mendapat bantuan dari
pada tahap ini perusahaan melakukan program CSR PT. Pertamina RU-II
pemetaan melalui social mapping dengan Dumai. Setiap kelompok binaan di bidang
menggandeng pihak ketiga seperti empowerment ini akan dibimbing dan
universitas. Pemetaan sosial (social diberi modal selama tiga tahun berturut-
mapping) merupakan upaya turut dengan evaluasi setiap tahunnya. Jika
mengidentifikasi dan memahami struktur pada akhir tahun ketiga programnya dinilai
sosial (sistem kelembagaan dan tidak berhasil maka kelompok binaan
individu) tata hubungan antar lembaga dan tersebut akan di evaluasi selama satu tahun
atau individu pada lingkungan sosial untuk menentukan apakah perlu
tertentu. Pemetaan sosial dapat juga programnya diganti atau dihentikan sama
diartikan sebagai social profiling atau sekali. Pelaksanaan program CSR di
pembuatan profil suatu masyarakat. bidang empowerment ini juga tidak
Identifikasi kelembagaan dan individu ini terlepas dari kendala baik dari internal
dilakukan secara akademik melalui suatu maupun eksternal.
penelitian lapangan, yakni mengumpulkan Dari sisi internal kendala yang
data secara dihadapi perusahaan adalah proses
langsung, menginterpretasikannya dan me persetujuan anggaran yang panjang karena
netapkan tata hubungan antara satu dengan dana untuk pelaksanaan program CSR ini
lain satuan sosial dalam kawasan langsung berasal dari pusat, lalu
komunitas yang diteliti ( Prayogo,2011). terbatasnya jumlah SDM yang dimiliki
Tujuan perusahaan dalam Pertamina RU-II untuk melaksanakan
melakukan social mapping adalah untuk kegiatan CSR tersebut. Perusahaan hanya
memahami karakteristik masyarakat yang memiliki dua orang CSR Officer serta
akan dibina, mengetahui potensi dan ditambah satu orang asisten surveyor CSR.
masalah masyarakat sasaran, mengetahui Dari sisi ekternal kendala datang dari
kebutuhan masyarakat, dan sebagai dasar karakteristik kelompok masyarakat binaan
penentuan program agar tepat guna. yang terkadang hanya semangat di awal-
Setelah melakukan pemetaan maka awal pelaksanaan program saja, setelah
perusahaan akan meminta masukan dari program berjalan mereka seolah enggan
pemerintah setempat beserta masyarakat dan tidak lagi bersemangat untuk
yang dilakukan melalui Musyawarah melanjutkan program CSR yang telah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). diberikan kepadanya. Sehingga terkadang
Tujuannya untuk menggali informasi lebih program berjalan lambat dan tidak berhasil
dalam agar program CSR yang akan sama sekali, untuk mengatasi hal ini
diberikan dapat tepat guna dan sesuai perusahaan dituntut untuk selalu aktif
dengan kebutuhan masyarakat. dalam membimbing dan mensupport para
Tahap kedua adalah pelaksanaan, mitra binaan agar program CSR yang
pada tahap ini rencana program CSR yang sudah dijalankan tidak berakhir sia-sia. Di
telah dibuat akan dipresentasikan bersama sisi lain terkadang ada oknum-oknum yang
mitra kerja dalam pelaksanaan CSR mengaku sebagai wakil masyarakat dan
nantinya, biasanya perusahaan ingin memanfaatkan program CSR
menggandeng Program Nasional Pertamina ini untuk keuntungan dirinya.
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Seperti beberapa oknum dari LPMK yang

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 7


menuntut program CSR Pertamina di kepada Senior CSR Officer yang berada di
kelurahannya harus dilaksanakan kantor pusat PT. Pertamina (Persero)
berdasarkan keinginannya mulai dari Jakarta. Hasil dari pelaksanaan kegiatan
pemberian modal, pemilihan kelompok CSR oleh seluruh Unit Operasi Pertamina
binaan, dan lain lain. Hal ini tentu di Indonesia akan dituangkan dalam
bertentangan dengan keinginan bentuk Annual Report dan bisa di akses
perusahaan, sehingga tak jarang Pertamina oleh semua kalangan masyarakat.
menghabiskan banyak waktu untuk Tujuannya agar masyarakat mendapat
mengatasi hal ini. keterbukaan informasi akan kegiatan
Tahap ketiga adalah evaluasi, perusahaan khususnya di bidang tanggung
setelah program CSR dilaksanakan maka jawab sosial perusahaan.
akan ada dua hal yang di evaluasi yaitu, Tujuan PT. Pertamina RU-II
evaluasi dana dan evaluasi program. Dumai dalam melakukan program CSR di
Evaluasi dana dilakukan oleh tim audit bidang empowerment ini adalah untuk
dari kantor pusat PT. Pertamina (Persero) merubah pola pikir masyarakat agar
di Jakarta, tim audit akan mendatangi menjadi lebih produktif, meningkatkan
kelompok masyarakat penerima bantuan kesejahteraan masyarakat di sekitar
CSR dari Pertamina RU-II untuk mencari wilayah operasional perusahaan, membina
tahu kesesuaian antara dana dan program kelompok masyarakat penerima bantuan
yang telah dilaporkan oleh PT. Pertamina agar dapat mandiri sehingga
RU-II Dumai dengan yang telah diterima membangkitkan semangat anggota
oleh masyarakat. Sementara evaluasi kelompok untuk mengembangkan
program dilakukan oleh Pertamina RU-II usahanya, serta menumbuh kembangkan
dengan menggandeng mitra kerja selama kelompok-kelompok usaha baru. Sehingga
pelaksanaan porgram CSR tersebut seperti harapannya kelompok masyarakat binaan
PNPM Mandiri Kota Dumai dan LPMK. yang telah berhasil dan meningkat taraf
Untuk mengetahui hasil hidupnya dapat menularkan
pelaksanaan suatu program Pertamina RU- kemampuannya untuk membantu orang-
II juga melakukan survei Indeks Kepuasan orang disekitar lingkungannya yang tidak
Masyarakat (IKM) kepada kelompok seberuntung dia, agar terjadi tolong-
masyarakat binaan yang telah menerima menolong di lingkungan masyarakat
bantuan dari program CSR tersebut. Survei tersebut. Manfaat yang diterima Pertamina
dilakukan dengan menggandeng institusi RU-II dalam melakukan kegiatan CSR ini
akademik dengan cara membagikan adalah terbentuknya citra perusahaan yang
kuesioner maupun wawancara, hal ini positif terutama dari masyarakat penerima
dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh manfaat, serta adanya dukungan dari
mana efektivitas dari program-program masyarakat agar tercipta suasana yang
yang sudah dijalankan oleh Pertamina RU- kondusif demi kelancaran aktivitas
II. Yang diukur adalah keberhasilan perusahaan.
program, bukan seberapa meratanya
program tersebut dibagikan. Pertamina KESIMPULAN DAN SARAN
RU-II menginginkan agar kelompok Kesimpulan
masyarakat binaan tersebut merasa sesuai Berdasarkan hasil dan pembahasan
dengan program yang diberikan, sehingga yang telah peneliti jabarkan pada bagian
ia akan dengan senang hati untuk sebelumnya maka di dapat kesimpulan
melanjutkannya dan harapannya mereka sebagai berikut:
dapat mandiri kedepannya. 1. Dalam merencanakan sebuah
Tahap terakhir adalah pelaporan, program CSR maka PT.
pada tahap ini hasil dari pelaksanaan CSR Pertamina RU-II Dumai
yang telah di evaluasi akan dilaporkan mengawalinya dengan

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 8


melakukan pemetaan terhadap informasi atas seluruh aktivitas
wilayah sasaran melalui Social perusahaan.
Mapping, hasil dari Social Saran
Mapping akan menjadi acuan Dari penelitian yang telah
bagi tim survei perusahaan dilakukan, peneliti memberikan saran yang
untuk menentukan program diharapkan dapat membangun maupun
CSR yang tepat bagi dapat dijadikan masukan serta
masyarakat di wilayah tersebut. pertimbangan bagi PT. Pertamina RU-II
Perusahaan juga menerima dalam mengimplementasikan program
masukan dari pemerintah CSR di bidang Empowerment pada periode
setempat beserta masyarakat di berikutnya yaitu:
dalam menentukan program 1. PT. Pertamina RU-II Dumai
CSR di bidang Empowerment diharapkan untuk dapat
ini. meningkatkan lagi kuantitas
2. Pelaksanaan suatu program program CSR di bidang
CSR di PT. Pertamina RU-II empowerment ini agar terjadi
tidak dilakukan sendirian, kemerataan program di setiap
perusahaan menggandeng mitra Kelurahan.
seperti PNPM Mandiri dan 2. PT. Pertamina RU-II Dumai
LPMK yang bertugas untuk agar lebih memaksimalkan lagi
memberikan edukasi dan proses pembimbingan dan
pembimbingan kepada pendampingan kepada
kelompok masyarakat binaan kelompok masyarakat binaan
selama pelaksanaan CSR. yang telah mendapat bantuan
3. Evaluasi dana hasil pelaksanaan dari program CSR di bidang
CSR PT. Pertamina RU-II Empowerment ini.
Dumai dilakukan oleh tim audit 3. Masyarakat yang telah
dari kantor pusat PT. Pertamina mendapat bantuan dari program
(Persero). Sementara evaluasi CSR bidang Empowerment PT.
program dilakukan oleh internal Pertamina RU-II Dumai
Pertamina RU-II bersama diharapkan agar lebih gigih dan
dengan mitra kerja selama bersemangat dalam
pelaksanaan program CSR mengembangkan usahanya.
tersebut. Perusahaan juga Agar bantuan dari program
melakukan survei Indeks CSR yang sudah diberikan oleh
Kepuasan Masyarakat (IKM) perusahaan tidak berakhir sia-
untuk mengetahui keberhasilan sia.
dan kesesuaian program yang
telah diberikan kepada DAFTAR PUSTAKA
kelompok masyarakat binaan. Achda, B. Tamam. 2006. Konteks
4. Hasil dari evaluasi pelaksanaan Sosiologis Perkembangan Corporate
program CSR akan dilaporkan Social Responsibility (CSR) dan
ke kantor pusat PT. Pertamina Implementasinya di Indonesia. (Makalah).
(Persero) di Jakarta dan akan Seminar Nasional: A promise of Gold
dituangkan dalam bentuk Rating: Sustainable CSR, Jakarta, 23
Annual Report. Annual Report Agustus 2006.
ini dapat di akses oleh seluruh
kalangan masyarakat untuk Ahmad, Nik. (Eds). 2004. Environmental
memberikan keterbukaan Disclosure in Malaysian Annual Reports:
A Legitimacy Theory Perspective.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 9


International Journal of Commerce & Kasali, Rhenald. 2005. Manajemen Public
Management. Vol.14, No.1, pp. 44-58. Relations. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti.

Ardianto, Elvinaro dan Soemirat, Soleh. _____ . 2008. Metode Riset Kualitatif
2004. Dasar-Dasar Public Relations. dalam Public Relations & Marketing
Communications. Yogyakarta : Bentang
Arifin, Anwar. 2007. Public Relations. Pustaka.
Pustaka Indonesia.
Mardikanto, Totok dan Poerwoko
Arikunto, S. (2007). Manajemen Soebiato. 2015 .Pemberdayaan
Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Masyarakat Dalam Prespektif Kebijakan
Publik. Bandung : Alfabeta.
Budimanta, Arif. Dkk. 2008. Corporate
Social Responsibility Alternatif Bagi M. Cutlip Scott, H. Center Allen, M.
Pembangunan Indonesia, Cetakan Kedua. Broom Glen. 2009. Effective Public
Jakarta : ICSD. Relations. Terjemahan oleh Tri Wibowo.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Effendy, Onong Uchjana. 2005, Ilmu
Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Moleong, J. Lexy. 2005. Metode
PT .Remaja Rosdakarya. Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosda Karya.
_______ . 2007. Ilmu Komunikasi (teori
dan Praktek). Bandung : PT. Remaja Nova, Firsan. 2011. Crisis Public
Rosdakarya. Relations: Strategi PR Menghadapi Krisis,
Mengelola Isu, Membangun Citra, dan
Hadi, Nor. 2014. Corporate Social Reputasi Perusahaan. Jakarta :
Responsibility. Yogyakarta : Graha Ilmu. RajawaliGrafindo Persada.

Hikmat, R. Harry. 2004. Strategi Patilima, Hamid, 2005. Metode Penelitian


Pemberdayaan Masyarakat. Bandung : Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Humaniora Utama.
Pawito, 2007. Penelitian Komunikasi
Hutomo, Mardi Yatmo. 2000. Kualitatif. LKIS. Yogyakarta.
Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang
Ekonomi: Tinjauan Teoritik dan Prayogo, Dody. 2011. Socially
Implementasi. Jakarta. Bappenas. Responsible Corporation. Jakarta : UI –
Press.
Ife, Jim W. 2008. Community
Development: Creating Community Rachman. 2011. Panduan Lengkap
Alternatives - Vision Analysis and Perencanaan CSR. Jakarta: Penebar
Practice. Melbourne : Longman. Swadaya.

Imam Fachruddin. 2009. Desain Resnawaty, Risna. 2011. Corporate Social


Penelitian. Malang Responsibility Issues: Peran CSR
Perusahaan Migas Terhadap
Jefkins, Frank. 2003. Public Relations, Pengurangan Kemiskinan.
Edisi Kelima. Terjemahan oleh Daniel
Yadin. Jakarta : Erlangga. Ruslan, Rosady. 2002. Manajemen Humas
& Komunikasi Konsep & Aplikasi. Jakarta
: PT RajaGrafindo Persada.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 10


_____. 2006. Metode Penelitian Public
Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT. Company Profile PT. Pertamina RU-II
RajaGrafindo Persada. Dumai.
_____. 2007. Kiat dan Strategi Kampanye
Public Relations. Jakarta: PT. Nurfajriyah. 2010. “Implementasi Konsep
RajaGrafindo Persada. Triple Bottom Line Pada PT. Pertamina
(Persero)”(Studi Deskriptif Kualitatif
Saidi dan Abidin, 2004. Corporate Social Program Corporate Social Responsibility
Responsibility: Alternatif bagi Periode 2007-2009). Yogyakarta.
Pembangunan Indonesia. Jakarta : ICSD. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Perdana, Prayudha Fasya. 2009. Kegiatan


Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung : Corporate Social Responsibility PT.
Alfabeta. Pertamina RU-IV Cilacap, Surakarta.
Universitas Sebelas Maret.
Sumodiningrat, Gunawan. 1999.
Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan Syamsuddin, Muh.Bahar. 2016.
Pengaman Sosial, Jakarta : PT Gramedia Implementasi Corporate Social
Pustaka Utama. Responsibility (CSR) PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Terhadap
Umar, Husein, 2002, Metode Riset Bisnis, Pemberdayaan Masyarakat Desa Ulu
PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Saddang Kecamatan Lembang Kabupaten
Pinrang Sulsel. Makassar. Universitas
Untung, Budi. 2014. CSR dalam Dunia Hasanuddin.
Bisnis. Yogyakarta: Andi.
Undang-Undang Republik Indonesia
Wahyudi, Isa dan Azheri. 2008. Corporate Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Social Responsibility: Prinsip, Pengaturan Terbatas. 2007. Jakarta : Departemen
dan Implementasi. Malang : Setara Press. Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah __________________ Nomor 47 Tahun


Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik : Fascho 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan
Publishing. Lingkungan Perseroan Terbatas. 2012.
Jakarta : Departemen Hukum dan Hak
Wiryanto. 2004. Pedoman Pengembangan Asasi Manusia.
Masyarakat di Sektor Energi dan Sumber
Daya Mineral. Jakarta : Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral.

Yulianita, Neni. 2005. Dasar-Dasar


Public Relations. Bandung : Pusat
Penerbitan Universitas (P2U) Lembaga
Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Islam Bandung.

Sumber lain:

Annual Report PT. Pertamina (Persero)


tahun 2015.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 11

S-ar putea să vă placă și