Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ABSTRACT
The purpose of this research is to identify the right strategy in developing Rurukan agro tourism
area. The research location was conducted in two urban villages: Rurukan and Rurukan 1, East
Tomohon Subdistrict, Tomohon City. This research was conducted for 3 (three) months from November
2016 to January 2017. The data used in this study are primary data and secondary data. Primary data
are data taken through direct observation on site, interview with respondents who selected 10 people to
fill out the research questionnaire as follows: Government (3 people), namely Lurah Rurukan, Lurah
Rurukan One, and Officials of Tomohon City Tourism Office, Community Shop (2 persons) and Tour
Manager (5 persons). Secondary data is data obtained from the offices of two urban villages and Tourism
Office. The analytical method used SWOT Analysis. Based on the results of research and discussion, it
can be concluded that the development strategy of Rurukan agro tourism area is Rapid growth strategy.
This development strategy is in accordance with the position of Rurukan area that needs a progeny
strategy to support growth, through several strategies that can be implemented, namely: (1) Utilizing
some existing tourism object to attract investors so that it can become a growing tourism sector and
interest in Tomohon ; (2) utilizing the famous agro tourism with its trademark to become a cultural
development area, especially in Tomohon City; (3) utilizing a good soil fertility level in the Rurukan area
to be planted with fruits such as strawberries, which are highland fruit trees to be enjoyed by tourists.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi strategi yang tepat dalam pengembangan kawasan
agrowisata Rurukan. Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Rurukan dan Rurukan 1, Kecamatan Tomohon
Timur, Kota Tomohon. Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan yakni antara bulan November 2016 – Januari
2017. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data
yang diambil langsung dari lokasi penelitian kawasan agrowisata Rurukan melalui pengamatan langsung di lokasi,
wawancara dengan pihak pemerintah, toko masyarakat, dan pengisian kuesioner. Responden yang dipilih 10 orang
untuk mengisi kuesioner penelitian sebagai berikut : Pemerintah (3 orang), yaitu Lurah Rurukan, Lurah Rurukan
Satu, dan Pegawai Dinas Pariwisata Kota Tomohon. Toko Masyarakat (2 orang) dan Pengelola objek wisata (5
orang). Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui instansi terkait dengan penelitian ini, baik tabulasi
maupun deskriptif. Metode analisis yang digunakan adalah analisis SWOT. Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa strategi pengembangan kawasan agrowisata Rurukan adalah Strategi
Pertumbuhan Cepat (Rapid growth strategy). Strategi pengembangan ini sesuai dengan posisi kawasan Rurukan
yang membutuhkan strategi progesif untuk mendukung pertumbuhan, melalui beberapa strategi yang dapat
diimplementasikan yaitu : (1) memanfaatkan beberapa objek wisata yang sudah ada untuk menarik investor
sehingga dapat menjadi sektor pariwisata yang semakin berkembang dan diminati di Kota Tomohon; (2)
memanfaatkan agrowisata yang terkenal dengan ciri khasnya untuk menjadi daerah pengembangan budaya,
khususnya di Kota Tomohon. (3) memanfaatkan tingkat kesuburan tanah yang baik di kawasan Rurukan untuk
ditanami buah-buahan seperti strawberry yang merupakan tanaman buah dataran tinggi untuk dinikmati oleh
wisatawan.
21
Strategi Pengembangan Kawasan Agrowisata Rurukan….............(Ireine Palit, Celcius Talumingan, Grace Rumagit)
22
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 13 Nomor 2A, Juli 2017 : 21 - 34
23
Strategi Pengembangan Kawasan Agrowisata Rurukan….............(Ireine Palit, Celcius Talumingan, Grace Rumagit)
pengambilan data atau informasi terhadap (Rangkuti, 2015) dengan ketentuan sebagai
aspek-aspek yang berkaitan langsung berikut:
maupun tidak langsung terhadap 1. Skala mulai dari 4 (sangat kuat), 3 (kuat), 2
pengembangan kawasan agrowisata. (kurang kuat) sampai dengan l (tidak
kuat / lemah).
Konsep Pengukuran Variabel 2. Variabel yang bersifat positif (variabel
Adapun variabel dari penelitian ini yaitu kekuatan dan peluang) diberi nilai dari l
1. Mengidentifikasi indikator-indikator sampai dengan 4 dengan membandingkan
Kekuatan (Strengths) yang terdapat di dengan rata - rata pesaing utama / kondisi
kawasan agrowisata Rurukan. wilayah didaerah lain. Sedangkan variable
2. Mengidentifikasi indikator--indikator yang bersifat negative kebalikannya, jika
Kelemahan (Weakness) yang terdapat di kelemahan dan ancaman besar sekali
kawasan agrowisata Rurukan. (dibanding dengan rata-rata pesaing sejenis)
3. Mengidentifikasi indikator-indikator Peluang nilainya adalah 1, sedangkan ancaman kecil
(Opportunities) yang terdapat di kawasan di bawah rata - rata pesaingnya nilainya
agrowisata Rurukan. adalah 4. Matrik SWOT adalah matrik yang
4. Mengidentifikasi indikator-indikator mengintraksikan faktor strategis internal dan
Ancaman (Threats) yang terdapat di eksternal. Matrik ini dapat menggambarkan
kawasan agrowisata Rurukan. secara jelas bagaimana peluang dan ancaman
(eksternal) yang dihadapi dapat disesuaikan
Metode Analisis Data dengan kekuatan dan kelemahan (internal)
Metode analisis yang digunakan dalam yang dimiliki. Hasil dari interaksi faktor
mengidentifikasi strategi pengembangan strategis internal dengan eksternal
kawasan agrowisata Rurukan adalah dengan menghasilkan alternative-alternative strategi.
menggunakan Analisis SWOT. Menurut Matrik SWOT menggambarkan berbagai
Rangkuti (2015), Analisis SWOT yaitu altemative strategi yang dilakukan
membandingkan antara faktor eksternal peluang didasarkan hasil analisis SWOT. Strategi
(opportunities) dan ancaman (threats) dengan SO adalah strategi yang digunakan dengan
faktor internal kekuatan (strengths), dan memanfaatkan/ mengoptimalkan kekuatan
kelemahan (weaknesses). Dalam melakukan yang dimilikinya untuk memanfaatkan
pertimbangan profesional pada analisis faktor sebagai peluang yang ada. Sedang strategi
strategis internal dan eksternal memiliki WO adalah strategi yang digunakan
pembatas. Pembobotan pada lingkungan seoptimal mungkin untuk meminimalisir
internal tingkat kepentingannya didasarkan pada kelemahan. Strategi ST adalah strategi yang
besarnya pengaruh faktor strategis terhadap digunakan dengan memanfaatkan /
posisi strategisnya, sedangkan pada lingkungan mengoptimalkan kekuatan untuk mengurangi
eksternal didasarkan pada kemungkinan berbagai ancaman. Strategi WT adalah
memberikan dampak terhadap faktor strategi kelemahan dalam untuk mengurangi
strategisnya (Rangkuti, 2015). Jumlah bobot kelemahan dalam rangka yang digunakan
pada masing - masing lingkungan internal dan meminimalisir / menghindari ancaman.
eksternal harus berjumlah = l (satu). Skor total a. Analisis faktor- faktor strategis internal dan
internal total bobot kekuatan + total bobot ekstemal (IFAS - EFAS). Analisis faktor
kelemahan = l. Skor total ekstemal total strategi internal dan ekstemal adalah
bobot peluang + total bobot ancaman = l pengolahan faktor-faktor strategis pada
Sedangkan nilai bobot menurut Freddy lingkungan intemal dan ekstemal dengan
Rangkuti (2015) berdasarkan ketentuan sebagai memberikan pembobotan dan rating pada
berikut: “Skala 1.0 (sangat penting) sampai setiap faktor srtategis. Menganalisis
dengan 0,0 (tidak penting)”. Besarnya rata - rata Iingkungan internal (IFAS) untuk
nilai bobot tergantung pada jumlah faktor mengetahui berbagai kemungkinan kekuatan
strategisnya (5-l0 faktor strategis) yang dipakai. dan kelemahan. Masalah strategis yang akan
Nilai rating berdasarkan besarnya pengaruh dimonitor harus ditentukan karena masalah
faktor strategis terhadap kondisi dirinya mungkin dapatmempengaruhi pariwisata
24
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 13 Nomor 2A, Juli 2017 : 21 - 34
dimasa yang akan datang. Menganalisis 4) Pada kolom 4 : Mengalikan bobot dan rating
lingkungan eksternal (EFAS) untuk untuk memperoleh skor pembobotan. Setelah
mengetahui berbagai kemungkinan peluang mengetahui skor pembobotan, jumlahkan
dan ancaman. Masalah strategis yang akan skor pembobotan (kolom 4) untuk
dimonitor harus ditentukan karena masalah memperoleh total skor pembobotan bagi
ini mungkin dapat mempengaruhi pariwisata perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini
dimasa yang akan datang. menunjukan bagaimana perusahaan tertentu
1) Kolom 1 : Disusun faktor-faktor yang beraksi terhadap faktor-faktor strategis.
menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan b. Pemetaan posisi pariwisata.
ancaman perusahaan. Pemetaan posisi pariwisata bertujuan untuk
2) Kolom 2 : Memberikan bobot masing- mengetahui posisi pariwísata dari suatu
masing faktor dengan skala mulai dari 1,0 objek wisata dalam kondisi
(sangat penting) sampai 0,0 (tidak penting). perkembangannya saat ini. Pemetaan
Pemberian bobot setiap variabel menunjukan didasarkan pada analogi sifat yang dimiliki
pengaruh masing-masing variabel terhadap dari faktor-faktor strategis. Kekuatan
faktor strategi perusahaan. Menurut Kinnear memiliki sifat positif, kelemahan bersifat
(1991) dalam Mappigau dan Esso (2011), negatif, begitu juga dengan peluang bersifat
bobot setiap variabel diperoleh dengan positif dan ancaman bersifat negativ.
menentukan nilai setiap variabel terhadap Diagram posisi perkembangan pariwisata
jumlah nilai keseluruhan variabel dengan memberikan gambaran keadaan
menggunakan rumus : perkembangan pariwisata berdasarkan
αi =∑ kuadran-kuadran yang dihasilkan garis
Vektor SW dan garis Vektor OT, setiap
Dimana : kuadran memiliki rumusan strategi sebagai
αi = bobot variabel ke-i strategi utamanya. Seperti lelah dijelaskan
xi = nilai variabel ke-i sebelumnya garis Vektor pada diagram
i = 1,2,3, posisi perkembangan pariwisata didasarkan
n = jumlah variabel pada logika faktor strategi internal
3) Kolom 3 : Hitung rating (dalam kolom 3) membentuk garis horisontal dan faktor
untuk masing-masing faktor denagan strategi ekstemal membentuk garis vertikal.
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) Rumusan setiap kuadran yang secara
sampai dengan 1 (poor) berdasarkan khusus untuk pariwisata dan beberapa
pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi pengertian yang melalui proses adopsi, adaptasi
perusahaan yang bersangkutan. Pemberian dari penggunaan analisis SWOT untuk
nilai rating untuk faktor peluang bersifat perusahaan, sehingga diadaptasi sutu rumusan
positif (peluang yang semakin besar diberi sebagai berikut:
rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi 1) Kuadran I : Growth (perlumbuhan)
rating +1). Pemberian nilai rating ancaman Strategi pertumbuhan didesain untuk
adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai mencapai pertumbuhan, baik dalam
ancamannya sangat besar, ratingnya adalah penjualan, aset, proñt atau kombinasi
1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ketiganya (Rangkuti, 2015). Pertumbuhan
ratingnya 4. Variabel yang bersifat positif dalam pariwisata adalah pertumbuhan
(semua variabel yang masuk kategori jumlah kunjungan wisatawan (frekuensi
kekuatan) diberi nilai +1 sampai dengan +4 kunjungan dan asal daerah wisatawan), aset
(sangat baik) dengan membandingkan rata (objek dan daya tarik wisata, prasarana dan
industri atau dengan pesaing utama. sarana pendukung), pendapatan (retribusi
Sedangkan variabel yang bersifat negatif masuk dan jumlah yang dibelanjakan).
kebalikanya. Contohnya jika kelemahan Pertumbuhan dalam pariwisata terbagi dua,
besar sekali dibandingkan dengan rata-rata yaitu :
industri yang nilainya adalah 1, sedangkan a. Rapid Growth Strategy (strategi
jika kelemahan dibawah rata-rata industri, pertumbuhan cepat), adalah strategi
nilainya adalah 4. meningkatkan laju pertumbuhan kunjungan
25
Strategi Pengembangan Kawasan Agrowisata Rurukan….............(Ireine Palit, Celcius Talumingan, Grace Rumagit)
wisatawan dengan waktu lebih cepat (tahun memasukan investor untuk mendanai
ke 2 lebih besar dari tahu ke l dan diversikasi yang mempertimbangkan laba.
selanjutnya), peningkatan kualitas yang Alternative strategi merupakan hasil
menjadi faktor kekuatan untuk matrik analisis SWOT yang menghasilkan
memaksimalkan pemanfaatkan semua berupa strategi SO, WO, ST, dan WT.
peluang. Alternative strategi yang dihasilkan minimal 4
b. Stable Growth Strategy (strategi (empat) strategi sebagai hasil dari analisis
pertumbuhan stabil), adalah strategi matrîk SWOT.
mempertahankan pertumbuhan yang ada 1. Strategi SO, strategi ini dibuat berdasarkan
(kenaikan yang stabil, jangan sampai turun). jalan pikiran memanfaatkan seluruh
2) Kuadran Il : Stability kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
Stabilitas diarahkan untuk mempertahankan peluang sebesar besamya.
suatu keadaan dengan berupaya 2. Strategi ST, strategi dalam menggunakan
memanfaatkan peluang dan memperbaiki kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi
kelemahan. Strategi stabilitas terbagi dua, ancaman.
yaitu : 3. Strategi WO, diterapkan berdasarkan
a. Agressive Maintenance strategy (strategi pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
perbaikan agresi), adalah strategi konsolidasi meminimalkan kelemahan yang ada.
internal dengan mengadakan perbaikan- 4. Strategi WT, didasarkan pada kegiatan usaha
perbaikan berbagai bidang. Perbaikan faktor- meminimalkan kelemahan yang ada serta
faktor kelemahan untuk memaksimalkan menghindari ancaman.
pemanfaatan peluang.
b. Selective Maintenance strategy (strategi
perbaikan pilihan), adalah strategi HASIL DAN PEMBAHASAN
konsolidasi internal dengan melakukan
perbaikan pada sesuatu yang menjadi Gambaran Umum Lokasi Penelitian
kelemahan. Memaksimalkan perbaikan Kawasan Rurukan berada pada
faktor-faktor kelemahan untuk ketinggian 1100-1300 mdl di atas permukaan
memanfaatkan peluang. air laut dan terbagi menjadi 2 Kelurahan, yaitu
3) Kuadran lll : Survival (Bertahan) Kelurahan Rurukan dan Rurukan 1. Kelurahan
a. Turn around strategy (strategi memutar Rurukan memiliki luas wilayah 350 Ha, dan
balik), adalah strategi yang membalikan Kelurahan Rurukan 1 memiliki luas wilayah
kecenderungan-kecenderungan negatif 155,8 Ha. Kelurahan Rurukan terdiri dari 463
sekarang, yang paling umum tertuju pada KK dengan jumlah penduduk mencapai 1.808
pengelolaan. jiwa, dan Kelurahan Rurukan 1 terdiri dari 343
b. Guirelle strategy (strategi merubah fungsi), KK dengan jumlah penduduk mencapai 1.256
adalah strategi merubah fungsi yang dimiliki jiwa. Adapun batas wilayah Kawasan Rurukan
dengan fungsi lain yang bener-benar yaitu :
berbeda. a. Sebelah Utara berbatasan dengan Sebelah
4) Kuadran IV : Diversifkasi Selatan berbatasan dengan Kabupaten
Strategi penganekaragaman adalah strategi Minahasa
yang membuat keanekaragaman terhadap b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan
objek dan daya tarik wisata dan Weweleng
mendapatkan dana investasi dari pihak luar. c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan
Strategi penganekaragaman dibagi dua : Talete Satu dan Paslaten Satu
a. Diversifikasi concentric strategy (strategi d. Kelurahan Kumelembuai
diversiflkasi konsentrik), adalah diversiñkasi
objek dan daya tarik wisata sehingga dapat Kondisi Geografis
meminimalisir ancaman. Aspek Fisik Dasar
b. Diversifikasi conglomera strategy (strategi Kawasan Rurukan berada pada
diversinkasi konglomerat), adalah ketinggian 1.100-1.300 mdl di atas permukaan
laut, dan memiliki keadaan lahan yang miring
26
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 13 Nomor 2A, Juli 2017 : 21 - 34
dan curam dengan kemiringan lahan berkisaran Pusat Kota Tomohon yaitu 5,3 km dengan
antara 45% - 75% keatas. Hal ini menunjukan waktu tempuh sekitar 15 menit dan jarak dari
bahwa pembangunan hanya bisa berlangsung Kawasan Rurukan ke Kota Manado yaitu 29
pada sebagian wilayah. km dengan waktu tempuh sekitar 60 – 75 menit.
27
Strategi Pengembangan Kawasan Agrowisata Rurukan….............(Ireine Palit, Celcius Talumingan, Grace Rumagit)
untuk dijual. Kondisi di Puncak Temboan yang permandian umum yang terdapat di dalam
berbukit dengan udara yang sejuk memang Kawasan Rurukan.
cocok bila ditanami dengan buah strawberry. Listrik
Selain buah strawberry, tanaman holtikultura Secara keseluruhan, kebutuhan energi
yaitu wortel, labu siam, buncis, bawang daun, listrik penduduk di Rurukan sudah dapat
pokcai, petsai, bunga kol dan sebagainya, telah terlayani dengan ketersediaan jaringan listrik
membantu secara langsung perekonomian dengan menggunakan 220 volt serta kapasitas
masyarakat sekitar. Menurut data yang didapat 450-900 watt untuk kebutuhan rumah tangga.
mengenai jenis pekerjaan sebagian besar
penduduk yang bermukim di Kawasan Rurukan Sarana Ekonomi
bekerja sebagai petani dan sebagian kecil yang Sarana ekonomi yang ada di Rurukan
bekerja sebagai PNS, POLRI, Pensiunan, adalah kios/warung kecil sebanyak 44 unit
Wiraswasta, Swasta, dll. sebagai sarana ekonomi yang dapat membantu
pendanaan dalam mengembangkan potensi
Sosial Dan Budaya Masyarakat agrowisaata Rurukan. Sedangkan untuk
Masyarakat yang mendiami Kawasan melayani kebutuhan sayur-sayuran dan ikan,
Rurukan merupakan penduduk asli Minahasa para pedagang akan langsung datang menjual
dan menggunakan bahasa tombulu dan manado sayur dan ikan dengan menggunakan mobil
sebagai bahasa pengantar sehari-hari. Ditinjau open cup dan motor.
dari aspek sosal budaya atau adat istiadat,
masyarakat Rurukan masih erat atau kental Jenis Penggunaan Lahan
dengan adat Minahasa terlebih di kawasan ini Penggunaan lahan yang ada di Rurukan
gotong-royong atau biasa di sebut mapalus adalah pemukiman, sawah, ladang/kebun,
masih terlihat dengan jelas di kehidupan hutan.
bermasyarakat. Secara umum, hampir sebagian
Tabel 2. Penggunaan Lahan Kelurahan Rurukan dan Rurukan Satu
besar masyarakat yang tinggal di Rurukan Tahun 2015
memiliki jalinan atau ikatan kekeluargaan satu No. Kelurahan Penggunaan lahan
Pemukiman Sawah Ladang/ Hutan Lainnya
sama lain. Kebun
1. Rurukan 1.733 1.733 1.767 1.87 1.869
2. Rurukan 1.226 1.226 1.291 1.391 1.085
Aspek Prasarana Satu
Jalan Jumlah 2.959 2.959 3.058 3.267 2.954
Sumber: Kecamatan Tomohon Timur dalam Angka Tahun 2016
Jalan merupakan prasarana pengangkut
darat yang memegang peranan yang sangat
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan Dari Tabel 2 menunjukan bahwa
wilayah atau kawasan. Tumbuhnya pusat-pusat penggunaan lahan yang ada di Rurukan lebih
pelayanan baru dapat memicu karena adanya besar digunakan untuk kegiatan pertanian seluas
jaringan jalan. Pada wilayah penelitian, 278 Ha untuk Kelurahan Rurukan dan 146,8 Ha
berdasarkan hasil pengamatan lapangan, untuk Kelurahan Rurukan Satu.
ketersediaan jaringan jaringan jalan yang ada
sebagian besar sudah beraspal dengan lebar ± 5 Aspek Potensi Daya Tarik Kawasa Agrowisata
meter. Jalan sudah mampu mendukung arus Rurukan
Kelurahan Rurukan dan Rurukan Satu
pergerakan penduduk serta kendaraan, dimana
terkenal dengan keindahan alamnya serta
konstruksi
agrowisatan yang menjadi objek wisatanya.
Adapun beberapa objek wisata yang terkenal dan
Air Bersih sering dikunjungi oleh wisatawan yaitu Puncak
Air merupakan kebutuhan pokok Temboan, Puncak Rurukan, dan Sparta Stable
mahkluk hidup yang harus terpenuhi setiap saat. Rurukan.
Air dibutuhkan untuk keperluan pertanian,
industri dan lain-lain. Pemenuhan air bersih Puncak Temboan
untuk keperluan konsumsi penduduk di Objek wisata Puncak Temboan berada
Rurukan berasal dari sumur-sumur dan tempat di Kelurahan Rurukan Satu, yang dikelolah oleh
28
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 13 Nomor 2A, Juli 2017 : 21 - 34
kelompok tani Gema Agape. Atraksi yang pengunjung, ruangan yang disewakan untuk
dimiliki objek wisata Puncak Temboan adalah acara maupun rapat, bangku taman, toilet, audio
hamparan kebun atau lahan pertanian dengan system, serta beberapa bangunan yang masih
keindahan yang menakjubkan dengan hamparan dalam proses pengerjaan. Akan tetapi,
kebun sayuran dan kebun strawberry yang banyaknya fasilitas yang disediakan oleh
dikembangkan oleh pengelolah dalam hal ini pengelolah dianggap belum bisa memberikan
kelompok tani Gema Agape. Dengan keyamanan terhadap wisatawan yang datang
pemandangan yang indah ini dapat menarik berkunjung. Hal ini dapat dilihat dari keadaan
pengunjung untuk bersantai sambil menikmati prasarana toilet yang sebagian besar tidak
pemandangan yang ada di objek wisata Puncak berfungsi, jalan masuk ke lokasi objek wisata
Temboan. Untuk menikmati keindahan ini, yang masih belum memadai, serta banyaknya
pengunjung tidak di perlu membayar tiket sisa-sisa material bangunan yang berada di
masuk, tetapi sebagai gantinya pengunjung objek wisata yang dapat mengganggu
hanya memberi berupa kerelaannya saja untuk pengunjung.
pengembagan fasilitas yang ada di Puncak
Temboan. Sarana dan prasarana yang tersedia di Sparta Stable Rurukan
objek wisata Puncak Temboan adalah akses Objek wisata Sparta Stable merupakan
yang mudah untuk menuju lokasi Pucak objek wisata yang tergolong masih baru di
Temboan, ketersediaan toilet, jaringan Kelurahan Rurukan. Meskipun masih baru
komunikasi, sumber listrik dan energi, serta tetapi objek wisata ini telah mampu untuk
adanya kantin. Akan tetapi banyak fasilitas menarik pengunjung. Objek wisata ini juga
yang disediakan oleh pengelolah diaggap belum merupakan salah satu objek wisata yang
bisa memberikan kenyamanan terhadapa dikembangkan oleh investor luar dan dikelolah
wisatawan yang datang berkunjung. Hal ini oleh Keluarga Apow Kalele. Untuk masuk ke
dapat dilihat dari keadaan prasarana toilet objek wisata ini, pengunjung hanya perlu
umum yang masih kurang. membayar uang masuk sebesar Rp. 5000, dan
bebas parkir. Atraksi yang disediakan oleh
Puncak Rurukan pengelolah objek wisata Sparta Stable adalah
Objek wisata ini berada di Kelurahan berupa pemandangan hamparan perkebunan
Rurukan dan merupakan objek wisata yang atau lahan pertanian yang dikelolah oleh
kembangkan oleh investor. Hal ini menunjukan penduduk setempat, serta kandang kuda yang
bahwa keindahan alam di Rurukan dapat terdapat didalam objek wisata.
menarik investor untuk berinvestasi dalam Sarana dan prasarana yang tersedia di
pengembangan wisata yang ada di Rurukan. objek wisata ini adalah akses jalan yang mudah
Untuk menikmati objek wisata ini, pengunjung untuk menuju lokasi objek wisata Sparta Stable,
perlu membayar tiket masuk sebesar Rp. 10.000 tersediaanya toilet, terdapatnya meja dan bangku
per orang untuk wisatawan domestik dan Rp. sehingga pengunjung dapat bersantai, serta
15.000 per orang untuk wisatawan pengunjung dapat melihat langsung kuda yang
mancanegara. Untuk biaya parkir bus Rp. dimiliki oleh investor yang berada di objek wisata
7.500, mobil Rp. 5000, dan motor Rp. 3.000. ini dan pengunjung juga diperbolehkan untuk
Atraksi yang disediakan di objek wisata Puncak mengambil foto bersama dengan kuda tersebut.
Rurukan adalah hamparan perkebunan atau Akan tetapi, pengunjung tetap merasa bahwa
lahan pertanian yang dikelolah oleh penduduk objek wisata ini belum bisa memberikan
setempat yang menciptakan pemandangan yang kenyamanan. Hal ini dapat dilihat dari belum
tersedianya lapangan parkir sehingga pengunjung
indah. Puncak Rurukan juga menyediakan
yang datang hanya dapat memarkirkan kendaraan
atraksi lainnya seperti adanya tarian Kabasaran
di dekat pintu masuk dan di pinggi-pinggir jalan.
dimana pengunjung dapat menikmati tariannya
Serta belum tersedianya kantin di objek wisata ini.
dan kemudian dapat mengambil foto bersama.
Sarana dan prasarana yang disediakan oleh
Aspek Kunjungan Wisatawan
pengelolah adalah akses yang mudah untuk Jumlah wisatawan yang berkunjung di
menuju lokasi Puncak Rurukan, lapangan lokasi kawasan agrowisata sangatlah penting
parkir, kantin, pondok yang bisa disewa oleh
29
Strategi Pengembangan Kawasan Agrowisata Rurukan….............(Ireine Palit, Celcius Talumingan, Grace Rumagit)
30
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 13 Nomor 2A, Juli 2017 : 21 - 34
c) Terjadinya alih fungsi lahan pertanian. dan kurangnya sumber daya manusia yang
Seperti lahan pertanian dialih fungsikan berpengalaman dengan skor internal 0.39.
menjadi pembangunan pariwisata, yang
dapat menyebabkan berkurangnya lahan Analisis Faktor Eksternal (EFAS)
Analisis kondisi eksternal dilakukan
pertanian yang produktif dan bahkan bisa
terhadap faktor-faktor strategis yang terdiri atas
habis pada masa mendatang. peluang dan ancaman dalam pengembangan
kawasan agrowisata Rurukan. Adapun faktor-
Analisis Faktor Internal (IFAS)
faktor strategi eksternal yang dimaksud dapat
Analisi lingkungan internal yang
dilihat pada Tabel 5.
dilakukan yaitu terhadap faktor-faktor strategis
internal yang terdiri dari kekuatan dan Tabel 5. Matriks EFAS
kelemahan dalam pengembangan kawasan No Peluang Bobot Rating Skor
1 Peluang investasi bagi para investor 0.13 4.5 0.59
agrowisata Rurukan. untuk pengembangan sumber daya
alam di bidang agrowisata.
Tabel 4. Matriks IFAS 2 Tersedianya sumber daya manusia 0.12 3.5 0.42
No Kekuatan Bobot Rating Skor atau tenaga kerja.
1 Kawasan Rurukan memiliki 0.11 4.8 0.53 3 Wisatawan dapat menikmati hasil 0.11 4.3 0.47
tingkat kesuburan tanah yang perkebunan berupa buah strawberry.
baik yang mendukung 4 Dapat menjadi daerah 0.14 4.8 0.67
pengembangan agrowisata. pengembangan budaya, khususnya di
2 Terdapat beberapa objek 0.10 4.3 0.43 Kota Tomohon.
wisata. 5 Sektor pariwisata yang semakin 0.12 4.5 0.54
3 Kondisi daerah yang strategis. 0.09 4.0 0.36 berkembang dan diminati.
4 Pemandangan yang indah. 0.12 4.8 0.58 Jumlah Peluang 0.62 2.90
5 Agrowisata yang terkenal 0.10 4.7 0.47 Ancaman
dengan ciri khasnya. 1 Terdapat beberapa objek wisata
disekitar kawasan agrowisata 0.12 2 0.24
Jumlah Kekuatan 0.52 2.36
Rurukan.
No Kelemahan Bobot Rating Skor 2 Kemungkinan rusaknya lingkungan
1 Perubahan iklim yang tidak alam akibat adanya perusakan
0.07 2.9 0.20
menentu. lingkungan pada kawasan
2 Kurangnya promosi. 0.10 2.9 0.29 agrowisata, sehingga dapat
3 Kurangnya kesadaran dalam menyebakan erosi tanah dan tanah
0.10 2.8 0.28
menjaga objek wisata. longsor pada areal pertanian dan 0.13 2.8 0.36
4 Belum tersedianya toko pada musim kemarau tidak dapat
0.10 3.9 0.39 ditanami akibat kurangnya debit air
souvenir dan homestay.
5 Kurangnya sumber daya sehingga hasil perkebunan akan
0.11 3.5 0.39 semakin berkurang dan kuaitasnya
manusia yang berpengalaman.
Jumlah Kelemahan 0.48 1.55 akan semakin menurun.
3 Terjadinya alih fungsi lahan
Total Kekuatan dan Kelemahan 1.00 3.91
pertanian. Seperti lahan pertanian
Skor Kekuatan – Kelemahan = 2.36 – 1.55 = 0.81 dialih fungsikan menjadi
Sumber: Hasil Analisis Data IFAS 2017 pembangunan pariwisata, yang dapat 0.13 2.6 0.34
menyebabkan berkurangnya lahan
pertanian yang produktif dan bahkan
Berdasarkan Tabel 4 menunjukan bahwa bisa habis pada masa mendatang.
Jumlah Ancaman 0.38 0.94
skor total hasil analisis internal adalah 3.91 yang Total Peluang dan Ancaman 1.00 3.63
menandakan kawasan agrowisata Rurukan berada Skor Peluang – Ancaman = 2.9 – 0.94 = 1.96
pada posisi “sedang” dalam memanfaatkan Sumber: Hasil Analisis Data EFAS 2017
31
Strategi Pengembangan Kawasan Agrowisata Rurukan….............(Ireine Palit, Celcius Talumingan, Grace Rumagit)
32
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 13 Nomor 2A, Juli 2017 : 21 - 34
33
Strategi Pengembangan Kawasan Agrowisata Rurukan….............(Ireine Palit, Celcius Talumingan, Grace Rumagit)
Sastrayuda, G. S., 2010. Hand Out Mata Tabuni, D,. Kapantow, G.H.M,. dan Rengkung,
Kuliah Concept Resort and Leisure L.R., 2015. Strategi Pengemabangan
Strategi Pengembangan dan Kawasan Wisata Danau Linow di Kota
Pengolahan Resort and Liesure. Tomohon Provinsi Sulawesi Utara.
Jurnal ASE. Vol 11, No 3A .
Setyowati, T., 2013. Pengembangan ejournal.unsrat.ac.id.
Agrowisata Sebagai Upaya Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Mangunan Tim Peneliti. 2015. Laporan Akhir Rencana
Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul. Pengembangan Kawasan Agrowisata
Skripsi UIN SUKA. Rurukan. Dinas Pertanian Dan
Peternakan Sulawesi Utara
Bekerjasama dengan Fakultas
Siagian, S. P., 2004. Manajemen Stratejik.
Pertanian Universitas Sam Ratulangi:
Jakarta: Penerbit PT. Bumi Aksara tidak dipublikasikan.
Sujarweni, V.W., 2014. Metodologi Tjiptono, F., 2014. Strategi Pemasaran.
Penelitan. Yogyakarta : Penerbit Yogyakarta: Penerbit CV ANDI.
Pustaka Baru Press.
34