Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ABSTRACT
The cooperation among ASEAN countries and East Asia countries gives
advantage and challenge for each member country. Each country can improve their term
of trade through international trade. The aims of this study are to analyze the impact of
transportation infrastructure and information communication technology on term of trade
in ASEAN countries (consist of Indonesia, Thailand, Singapore, Malaysia, Philipines and
Vietnam) and East Asia countries (consist of China, Japan, Hongkong and South Korea).
This study used panel yearly data of term of trade, index of transportation infrastructure,
cost of export/import, time to export/import, internet user, and export/import of
communication devices. Time references were 2006-2011. Statics panel data model was
used to determine the relationship between term of trade and these variables for ASEAN
and East Asia. Dummy intercept was applied to explain the differences between ASEAN
countries and East Asia countries. The results expose that both in ASEAN and East Asia
Countries, transportation infrastructure and the export value of communication devices
have a positive correlation on the term of trade, whereas cost of export has a negative
correlation on term of trade. To increase the term of trade, each country should be
improve the quality of transportation infrastructure, increase export of communication
devices,and reduce the cost to export.
Keywords: term of trade, transportation infrastructure, information/communication
devices, static panel data model
1. Infrastruktur 1. Internet
2. Waktu Ekspor/Impor 2. Ekspor/Impor Barang
Teknologi Informasi
Komunikasi
Kemudahan Akses
Informasi
Biaya Ekspor/Impor
Ekspor/Impor
Vietnam. Sedangkan negara Asia Timur untuk menentukan model yang lebih
yang diteliti adalah China, Jepang, valid antara model pooled Least Square
Hongkong dan Korea Selatan. dengan Random Effect Model; serta (iii)
2. Metode Analisis uji Hausman untuk menentukan model
Analisis deskriptif digunakan yang lebih valid antara Fixed Effect
untuk mendeskripkan perkembangan Model dan Random Effect Model. Jika
variabel-variabel di negara yang diteliti. model yang terpilih adalah Fixed Effect
Hubungan variabel infrastruktur Model tahap kedua dilakukan uji untuk
transportasi dan teknologi informasi mendeteksi adanya autokorelasi (uji
komunikasi dianalisis dengan Wooldridge) dan heteroskedastisitas (uji
menggunakan persamaan ekonometrik Wald). Tahap ketiga, berdasarkan hasil
panel data statis. Tahap pertama analisis tahap pertama dan kedua dilakukan
ekonometri adalah pemilihan model estimasi dengan metode Ordinary Least
yang paling valid. Parameter model data Square (OLS/LSDV) atau metode
panel statis diestimasi dengan Genelized Least Square (GLS)/Weighted
menggunakan model pooled Least Least Square (WLS) atau metode
Square, Fixed Effect Model dan Random Feasible Genelized Least Square
Effect Model. Dari hasil estimasi ketiga (FGLS).
model tersebut dilakukan beberapa uji
asumsi untuk melihat model yang lebih 3. Spesifikasi Model
valid diantara ketiganya. Uji-uji tersebut Berdasarkan pertimbangan dari
antara lain: (i) uji Chow untuk beberapa penelitian terdahulu dan
menentukan model yang lebih valid merujuk pada model yang digunakan
antara model pooled Least Square oleh Sen et al (2009), maka model
dengan Fixed Effect Model; (ii) uji dinyatakan sebagai berikut :
Breusch-Pagan Lagrangian Multiplier
estimasi yang disajikan merupakan hasil per kontainer. Variabel ekspor barang
dari tiga metode estimasi, yaitu pooled teknologi informasi komunikasi dan
least square, fixed effect model (FEM) indek infrastruktur transportasi
dan random effect model (REM). Uji signifikan pada taraf nyata 10%.
Chow menguji antara model pooled least Variabel biaya ekspor per kontainer
square dengan fixed effect model. Hasil signifikan pada taraf nyata 1%.
uji Chow menunjukkan nilai statistik Ekspor barang teknologi
(9.73) signifikan pada taraf nyata 1%. informasi komunikasi merupakan
Hal ini menunjukkan bahwa pooled least persentase ekspor barang teknologi
square lebih dipilih dibandingkan fixed informasi komunikasi terhadap total
effect model. Pemilihan model pooled ekspor suatu negara. Barang teknologi
least square diperkuat dengan R-square informasi komunikasi yang dimaksud
dalam model pooled least square sebesar meliputi komputer dan peralatan terkait,
74.48% lebih tinggi daripada dalam alat telekomunikasi dan peralatan terkait,
model fixed effect yang hanya sebesar audio video dan peralatan terkait,
5.82%. komponen elektronik, dan barang
Tahap berikutnya adalah teknologi komunikasi informasi lainnya
melakukan Uji Breusch Pagan. Uji kecuali software. Kelebihan ekspor
Breusch Pagan menguji antara pooled barang teknologi informasi komunikasi
least square dengan random effect adalah harga komoditi ekspor barang
model. Hasil uji Breusch Pagan teknologi informasi komunikasi tidak
menunjukkan P-value yang tidak ditentukan secara internasional. Harga
signifikan, artinya random effect model komoditi ekspor barang teknologi
(REM) lebih dipilih daripada pooled informasi komunikasi ditentukan oleh
least square. Hasil ini diperkuat dengan negara pengekspor. Harga tergantung
R-square dalam random effect model spesifikasi barang dan teknologi yang
sebesar 74.48%. Hal tersebut ditawarkan. Berbeda dengan harga
mengindikasikan bahwa 74.48% variabel komoditi ekspor barang sumber daya
bebas yang diteliti memengaruhi variabel alam (resources base) seperti barang
terikatnya. 26.52% lainnya dipengaruhi tambang (minyak bumi, timah, nikel,
variabel lain yang tidak terdapat dalam batubara, dan lain-lain). Harga barang
model. Untuk lebih menyakinkan lagi natural resources base sudah ditentukan
bahwa model yang valid adalah random secara internasional.
effect model dilakukan Uji Hausman. Uji Di negara ASEAN dan Asia Timur,
Hausman menguji antara fix effect model ekspor barang teknologi informasi
dengan random effect model. Hasil Uji komunikasi berpengaruh positif terhadap
Hausman menunjukkan random effect nilai tukar perdagangan. Peningkatan 1%
model lebih valid daripada fix effect ekspor barang teknologi informasi
model. Hal ini ditunjukkan dengan Prob komunikasi akan meningkatkan nilai
chi2 = 0 dengan b = random dan B = tukar perdagangan 0,6%, ceteris paribus.
fixed. China melakukan percepatan
Hasil estimasi random effect model industrialisasi dengan program Silicon
menunjukkan bahwa variabel Valley. Kementerian Sains dan
infrastruktur transportasi dan teknologi Teknologi China mengimplementasikan
informasi komunikasi yang tujuh kunci sektor teknologi tinggi yaitu
memengaruhi nilai tukar perdagangan di IT (information technology),
negara-negara ASEAN dan Asia Timur bioteknologi, otomasi, energi, material
adalah variabel ekspor barang teknologi baru, dan dua di bidang militer.
informasi komunikasi, indek Infrastruktur transportasi meliputi
infrastruktur transportasi, biaya ekspor bandar udara (transportasi udara),
Lampiran: