Sunteți pe pagina 1din 10

PERINEAL MASSAGE AND LATERAL POSITION

TO PREVENT THE PERINEAL TEARS ON PRIMIPARA

Lilin Turlina¹, Faizatul Ummah²


ˡ Prodi D III Kebidanan, STIKes Muhammadiyah Lamongan
email:turlinalmg@gmail.com
² Prodi D III Kebidanan, STIKes Muhammadiyah Lamongan
email: faizatul_ummah@yahoo.com

ABSTRACT

The Perineal tears of delivery is the frequent cause of the second bleeding of post partum after
atonia uterine in Indonesia. The perineal tears of delivery almost occured in the first partum, and
sometimes on the next partum. Perineal Massage which is started on the trimester pregnancy, and to
arrange the mother position of partum time in lateral position which is the one of efective technical
to prevent the perineal tears of delivery, perineal massage and lateral position which are not
frequently done.This research design is experimental (randomized controlled trial) with 45 mothers
of primipara partum which are grouped into three by randomization. The first group: The mothers
of partum which have done the perineal massage and hissed with lateral position; the second
group: The mothers of partum which have done the perineal massage and hissed with non-lateral
position; and the third group: The mothers of partum which have not done the perineal massage and
hissed with non-lateral positionThe result of research showed that three persons of the first grup
(20%) suffered perineal tears; five persons of the second group (33,3%) suffered perineal tears; and
fifteen persons of the third group (100%) suffered perineal tears. The result of one way anova test
showed p-value=0,001 (p<0,05), so in conclusion there is the worthy difference of perineal tears on
all of three sample groups.The healthy officer is hoped to optimalize the health education for
pregnant mother to do perineal massage and the efforts of partum time in lateral position.

Keywords : perineal massage, lateral position, perineal tears.

Penyebab kematian ibu tersebut adalah


1. PENDAHULUAN perdarahan, eklamsia, partus lama,
Persalinan merupakan saat yang komplikasi aborsi dan infeksi. Adapun
menyenangkan dan dinanti-nantikan, tetapi kematian ibu di Indonesia 40 % disebabkan
dapat juga saat kegelisahan dan oleh perdarahan postpartum. Penyebab
memprihatinkan. Kematian ibu dalam proses perdarahan utama adalah atonia uteri,
persalinan atau oleh akibat lain yang sedangkan penyebab lain adalah retensio
berhubungan dengan kehamilan merupakan plasenta, sisa plasenta, laserasi/robekan jalan
suatu pengalaman yang menyedihkan bagi lahir dan kelainan darah. Persentase robekan
keluarga dan anak yang ditinggalkan jalan lahir memiliki angka yang kecil tetapi
(Wiknjosastro, 2005). masalah ini bisa menjadi masalah yang serius
Kematian ibu saat kehamilan dan dalam kematian maternal. Robekan jalan lahir
persalinan terjadi karena komplikasi yang dapat mengenai vagina, serviks, uterus dan
berhubungan dengan kehamilan dan perineum (Wiknjosastro, 2005).
persalinan. Kurang lebih 529.000 wanita Diperkirakan 85% ibu bersalin
meninggal akibat dari komplikasi tersebut dan mengalami robekan jalan lahir (Liu, 2008).
kurang lebih 10 juta wanita mengalami Statistik baru-baru ini menunjukkan bahwa
kesakitan dan infeksi (Kusmiran, 2011). sekitar 75% wanita yang melahirkan
Berdasarkan Survei demografi Kesehatan pervaginam akan mendapat jahitan perineum.
Indonesia (2010), AKI di Indonesia sebesar Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
214/100.000 kelahiran hidup. Jawa timur oleh Garcia, dkk menemukan bahwa dari total
merupakan salah satu Provinsi di Indonesia 1951 kelahiran spontan pervaginam, 57%
yang menunjukkan AKI masih tinggi yang mendapat jahitan (28% karena episiotomi dan
mencapai 104/100.000 kelahiran hidup.
29% karena robekan), dan penulis lain dingin (perineal support), yoga prenatal,
mengutip gambaran yang sama (Boyle, 2009). bersalin di ruangan gelap atau remang-
Menurut Stefen, seorang tokoh WHO remang atau lokasi lain dimana ibu merasa
dalam bidang Obsgyn, pada tahun 2009 aman dan penuh privasi, watherbirt /
terjadi 2,7 juta kasus ruptur perineum pada kelahiran dalam air, push / mengejan hanya
ibu bersalin. Angka ini diperkirakan akan ketika ada dorongan untuk mengejan, jangan
mencapai 6,3 juta pada tahun 2050, seiring terburu-buru saat mengejan, biarkan puncak
dengan semakin tingginya bidan yang tidak kepala bayi secara alami meregangkan pintu
mengetahui asuhan kebidanan dengan baik. masuk vagina, rasakan kepala bayi anda
Di Amerika, 26 juta ibu bersalin yang dengan tangan anda sendiri (Aprillia, 2011).
mengalami rupture perineum. Penelitian di Pijat perineum dianggap meningkatkan
Kota Benin Teaching, Benin, Nigeria perubahan hormonal yang melembutkan
mengemukakan bahwa prevalensi ruptur jaringan ikat pada akhir kehamilan.
perineum 46,6%, terlebih pada ibu Peningkatan elastisitas perineum akan
primigravida 90% mengalami ruptur mencegah kejadian robekan perineum
perineum. Di Asia, ruptur perineum juga maupun episiotomi (Simkin, 2008). Pijat
merupakan masalah yang cukup banyak perineum akan membantu melunakkan
dalam masyarakat, 50% dari kejadian rupture jaringan perineum sehingga jaringan tersebut
perineum di dunia terjadi di Asia. Episiotomi akan membuka tanpa resistensi saat
merupakan salah satu faktor yang mendukung persalinan, untuk mempermudah lewatnya
terjadinya trauma perineum, di Inggris > 85% bayi. Pijat perineum juga bermanfaat untuk
wanita pernah mengalami trauma perineum mencegah gangguan fungsi dasar otot
saat melahirkan. Angka rata-rata episiotomy panggul setelah melahirkan dan kalaupun
di AS bervariasi antara 20 – 70%. Di Belanda terjadi robekan perineum secara alami, maka
berkisar 8%, Inggris 14%, dan 99% di Negara luka akan pulih dengan cepat (Mongan,
Eropa Timur. Tetapi hanya sekitar 1,7 – 12% 2007). Penelitian yang diterbitkan di
(2,9 – 19% pada primipara) yang mengalami American Journal Obstretican and
ruptur perineum tingkat 3 dan 4. Menurut data Gynecology menyimpulkan bahwa pijat
yang diambil dari Bidan Praktik Mandiri Desa perineum selama masa kehamilan dapat
Turi pada bulan November 2013 didapatkan melindungi fungsi perineum paling tidak
64 ibu bersalin baik primigravida maupun dalam 3 bulan pasca persalinan. Pijat
multigravida. Dari jumlah ibu bersalin perineum ini sangat aman dan tidak
tersebut ada 39 ibu (60,9%) mengalami ruptur berbahaya.
perineum. Pencegahan robekan perineum dapat juga
Resiko yang ditimbulkan karena robekan dilakukan dengan mengatur posisi pada saat
perineum adalah perdarahan. Selain itu dapat persalinan. Penelitian terbaru telah
menyebabkan terjadinya infeksi pada masa menunjukkan bahwa membiarkan ibu
nifas akibat peradangan di sekitar alat mengambil posisi yang diinginkannya selama
genitalia. Setiap wanita yang mengalami meneran dan saat melahirkan akan memberi
pireksia nifas harus diperhatikan, dan banyak manfaat, termasuk sedikit rasa sakit
dilakukan inspeksi pada traktus genitalis dan ketidaknyamanan, lama kala dua yang
untuk mencari laserasi, robekan atau luka lebih pendek, laserasi perineum yang lebih
episiotomy (Liu, 2008). sedikit, dan nilai apgar yang lebih baik
Selama ini untuk menghindari robekan (Pusdiknakes, 2003). Beberapa ibu merasa
jalan lahir spontan yang dilakukan adalah bahwa berbaring miring ke kiri/kanan
melakukan episiotomi, meskipun mafaat dan membuat lebih nyaman dan efektif untuk
resiko episiotomi sangat tidak proporsional. meneran. Posisi tersebut juga akan membantu
Berbagai upaya fisiologis dilakukan oleh perbaikan posisi oksiput yang melintang
penolong persalinan professional agar ibu, untuk berputar menjadi posisi oksiput
terutama primigravida tidak mengalami anterior. Posisi berbaring miring
robekan perineum, misalnya melakukan pijat memudahkan ibu untuk beristirahat diantara
perineum pada masa kehamilan, latihan kegel kontraksi jika ia mengalami kelelahan dan
pada masa hamil, pengaturan posisi yang dapat juga mengurangi resiko terjadinya
benar saat meneran, kompres panas atau laserasi jalan lahir (JNPK-KR, 2008).
Penelitian bertujuan untuk mengetahui melemaskan otot-otot dasar panggul sehingga
efektifitas Perineal Massage selama proses persalinan jadi lebih mudah dan proses
kehamilan dan Lateral Position terhadap pemulihan jaringan serta otot di sekitar jalan
robekan jalan lahir pada ibu bersalin lahir lebih cepat, 6) membantu mengontrol
primipara. ibu saat mengejan, karena jalan lahir untuk
bayi sudah disiapkan dengan baik, 7)
2. KAJIAN LITERATUR meningkatkan kedekatan hubungan dengan
Pijat Perineum (perineal massage) pasangan, bila ibu hamil melibatkan pasangan
Pijat perineum adalah tehnik memijat untuk melakukan pijat perineum, 8)
perineum di kala hamil atau beberapa minggu menghindari rasa sakit saat berhubungan seks
sebelum melahirkan guna meningkatkan dan juga mencegah sembelit pasca
aliran darah ke daerah ini dan meningkatkan melahirkan.
elastisitas perineum. Peningkatan elastisitas 3) Kontraindikasi Pijat Perineum
perineum akan mencegah kejadian robekan Pijat perineum sebaiknya tidak dilakukan
perineum maupun episiotomi. Masase bagi ibu hamil dengan infeksi herpes
perineum merupakan pengobatan, pemijatan, genitalis, vaginitis, infeksi jamur, infeksi
pengurutan dan penepukan yang dilakukan saluran kemih, atau infeksi menular yang
secara sistematik pada perineum (Syafrudin, dapat menyebar dengan kontak langsung dan
2012). memperparah penyebaran infeksi (Simkin,
1) Tujuan Pijat Perineum 2008).
Tujuan pijat perineum adalah 4) Waktu Pelaksanaan Pijat Perineum
mempersiapkan jaringan perineum dengan Pelaksanaan pijat perineum
baik untuk proses peregangan selama proses membutuhkan waktu lebih kurang 5 – 10
persalinan sehingga mengurangi robekan menit setiap harinya, dimulai pada usia
perineum dan mempercepat proses kehamilan 34 minggu sehari sekali, sampai
penyembuhannya (Syafrudin, 2012). janin lahir. Pijat perineum ini dilakukan
2) Keuntungan Pijat Perineum dengan menggunakan minyak yang dilakukan
Pijat perineum ini akan membantu oleh ibu hamil atau pasangannya. Pemijatan
melunakkan jaringan perineum sehingga dilakukan 5 – 6 kali dalam seminggu secara
jaringan tersebut akan membuka tanpa rutin. Selanjutnya selama 2 minggu
resistensi saat persalinan, untuk menjelang persalinan, pemijatan dilakukan
mempermudah lewatnya bayi. Pemijatan setiap hari, dengan jadwal sebagai berikut :
perineum ini memungkinkan untuk minggu pertama lakukan selama 3 menit,
melahirkan bayi dengan perineum tetap utuh. minggu kedua lakukan selama 5 menit.
Menurut Syafrudin (2012) pijat perineum Hentikan pemijatan ketika kantung ketuban
memiliki berbagai keuntungan yang mulai pecah dan cairan ketuban mulai keluar,
semuanya bertujuan mengurangi kejadian atau pada saat proses persalinan sudah
trauma di saat melahirkan. Keuntungannya dimulai (Simkin, 2008).
diantaranya adalah 1) menstimulasi aliran 5) Pelaksanaan Pijat Perineum
darah ke perineum yang akan membantu Pelaksanaan pijat perineum menurut Simkin
mempercepat proses penyembuhan setelah (2008) adalah:
melahirkan, 2) membantu ibu lebih santai di (1) Persiapan alat : a. Minyak yang
saat pemeriksaan vagina (Vaginal Toucher), hangat seperti minyak gandum yang kaya
3) membantu menyiapkan mental ibu vitamin E, virgin coconut oil (VCO), atau
terhadap tekanan dan regangan perineum di pelumas dengan larutan dasar air, misalnya
kala kepala bayi akan keluar, 4) menghindari jelly K-Y. Jangan menggunakan baby oil,
kejadian episiotomi atau robeknya perineum minyak larutan mineral, jelly petroleum, hand
di kala melahirkan dengan meningkatkan lotion, dan minyak yang beraroma. b. Jam
elastisitas perineum. Dengan pemijatan dapat atau petunjuk waktu untuk menghitung
membantu otot-otot perineum dan vagina jadi lamanya pemijatan. c. Beberapa buah bantal
elastis sehingga memperkecil resiko untuk mengganjal tubuh ibu
perobekan dan episiotomi, 5) melancarkan (2) Posisi ibu: Jika ibu melakukan
aliran darah di daerah perineum dan vagina, pemijatan sendiri, posisinya adalah berdiri
serta aliran hormone yang membantu dengan satu kaki diangkat dan ditaruh di tepi
bak mandi atau kursi. Gunakan ibu jari untuk dua atau tiga jari membentuk formasi “V”
memijat. Jika dipijat pasangan, posisi ibu pada perineum dan tarik kea rah atas menuju
sebaiknya setengah berbaring, sangga simfisi pubis, pada sisi labia. Tarik sampai
punggung, lehar, kepala dan kedua kaki batas rambut yang ada pada labia, d) Vertical
dengan bantal. Reganggkan kaki, kemudian stretch – down: letakkan jari pada garis
taruh bantal di bawah setiap kaki. Gunakan tengah perineum, tarik dan tekan (saling
jari tengah dan telunjuk atau kedua jari berlawanan). J.Setelah pemijatan selesai
telunjuk pasangan untuk memijat. lakukan kompres hangat pada jaringan
(3) Tehnik pijat perineum: a. Cuci tangan perineum selama kurang lebih 10 menit
terlebih dahulu dan pastikan kuku tidak dengan hati-hati. Kompres hangat akan
panjang. Pijatan ini dapat dilakukan sendiri meningkatkan sirkulasi sehingga
oleh pasangan (suami), b. Berbaring dengan meningkatkan relaksasi otot dan terbukti
posisi yang nyaman dan gunakan bantal untuk melindungi perineum.
menyangga punggung, leher, kepala dan
kedua kaki. Dapat juga dengan posisi duduk
yang nyaman dan mereganggkan kaki serta
salah satu kaki sedikit diangkat, c. Kaji
daerah perineum dengan menggunakan
cermin, d. Gunakan minyak zaitun, minyak
vitamin E, minyak kelapa, dan oleskan pada
telapak tangan dan perineum. Lakukan
pemijatan pada pagi dan sore, e. Masukkan
ibu jari tangan ke dalam vagina 3 – 4 cm
(maksimal 7 cm) dengan posisi di tekuk, dan
jari lainnya diluar perineum. Tekan ke bawah
dan kemudian menyamping pada saat yang
bersamaan. Perlahan-lahan coba regangkan
daerah tersebut sampai ibu merasakan sensasi Gambar 1. Cara melakukan Perineal massage
panas (slight burning), f. Tahan ibu jari dalam
posisi seperti diatas selama 2 menit sampai 6) Hal Yang Harus Diperhatikan pada Pijat
daerah tersebut menjadi tidak terlalu berasa Perineum
dan ibu tidak merasakan perih lagi, g.Tetap Menurut Syafrudin (2012) ada beberapa
tekan daerah tersebut dengan ibu jari. hal yang harus diperhatikan pada saat
Perlahan-lahan pijat ke depan dan ke melakukan pemijatan perineum, antara lain:
belakang melewati separuh terbawah dari (1) Sebelum melakukan pemijatan; jangan
vagina. Lakukan ini selama 3 – 4 menit. memijat seandainya di daerah kemaluan ibu
Ingatlah untuk menghindari pembukaan terdapat infeksi, jangan memaksakan posisi
saluran kemih, ibu dapat memulai dengan pijat tertentu pada ibu, jangan memaksa ibu
pijatan ringan dan semakin ditingkatkan untuk dipijat. (2) Pada saat pemijatan;
tekanannya seiring dengan sensitivitas yang hentikan pemijatan ketika kantung ketuban
berkurang, h. Ketika ibu sedang memijat, mulai pecah dan cairan ketuban mulai keluar
tarik perlahan bagian terbawah dari vagina atau pada saat proses persalinan sudah mulai
dengan ibu jari tetap berada di dalam. Hal ini
akan membantu meregangkan kulit dimana Posisi Miring (Lateral Position) Pada
kepala bayi saat melahirkan nanti akan Persalinan
meregangkan perineum itu sendiri, i. Lakukan Posisi meneran yang baik adalah sikap
pijatan perlahan-lahan dan hindari pembukaan yang nyaman bagi ibu pada saat melahirkan
dari katup uretra (lubang kencing) untuk bayi (Manuaba, 2007). Posisi merupakan
menghindari iritasi atau infeksi dengan cara: gerakan yang dilakukan ibu saat masa
a) External stretching / massage : masase dari persalinan sampai proses kelahiran dan
luar , b) Lateral stretch: letakkan dua atau sebagai metode untuk relaksasi atau
tiga jari tepat ditengah perineum dan tarik menghilangkan ketegangan. Posisi ibu
kearah luar, teganggkan otot dan kulit luar bersalin tidak perlu terus berbaring di tempat
perineum, c) Vertical stretch – up: letakkan tidur. Ibu diperbolehkan mengambil semua
posisi yang dianggapnya nyaman pada jaringan, biasanya merujuk pada
(Cunningham, dkk, 2005). robekan di perineum, vagina, atau serviks
Posisi miring yakni wanita berbaring yang disebabkan oleh proses persalinan
miring dengan kedua pinggul dan lutut dalam (Bobak, 2005).
keadaan fleksi dan diantara kakinya Perineum terletak di daerah antara kedua
ditempatkan di sebuah bantal, kaki atasnya belah paha, yang dibatasai oleh vulva dan
diangkat dan disokong. Posisi miring anus, dengan panjangnya kira-kira 4 cm.
merupakan posisi tradisional. Perineum dapat Perineum merupakan dasar pelvis dan
dilihat dengan jelas dan kerja uterus efektif, struktur sekitarnya yang menempati pintu
tetapi mungkin diperlukan bantuan untuk bawah panggul, disebelah anterior dibatasi
menyangga paha kanan yang mungkin tidak oleh simpisis pubis, disebelah lateral dibatasi
ergonomic. Posisi ini merupakan alternative oleh tuber iskiadikum, dan disebelah posterior
bagi ibu yang sulit mengabdusikan oleh tulang koksigeus (Wiknjosastro, 2005).
pinggulnya (Fraser, 2009). Ruptur perineum menurut Wiknjosastro
Posisi berbaring miring ke kiri dapat (2005) diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: 1)
mengurangi penekanan pada vena kava Rupture perineum spontan yakni luka pada
inferior sehingga dapat mengurangi perineum yang terjadi karena sebab tertentu
kemungkinan terjadinya hipoksia, karena tanpa dilakukan tindakan perobekan atau
suplai oksigen tidak terganggu. Selain itu disengaja. Luka ini terjadi pada saat
dapat memberikan suasana rileks bagi ibu persalinan dan biasanya tidak teratur. 2)
yang mengalami kelelahan dan dapat Rupture perineum yang disengaja
mencegah terjadinya laserasi / robekan jalan (episiotomi) yaitu luka perineum yang terjadi
lahir (JNPK-KR, 2008). karena dilakukan pengguntingan atau
Posisi berbaring miring adalah posisi perobekan pada perineum.
istirahat yang sangat baik dan tidak Menurut Varney (2008) ada empat derajat
dipengaruhi gaya tarik bumi. Posisi ini dapat robekan perineum, yaitu: 1) Robekan derajat
mengurangi nyeri pinggang, membantu I, yaitu robekan yang melibatkan mukosa
menurunkan tekanan darah yang tinggi, posisi vagina, forchette posterior, dan kulit
yang aman jika digunakan obat pereda nyeri, perineum. 2) Robekan derajat II, yaitu
dapat mempercepat perkembangan persalinan, robekan yang melibatkan mukosa vagina,
digunakan untuk memperlambat kala dua forchette posterior, kulit perineum, dan otot
persalinan yang terlau cepat, meredakan perineum. 3) Robekan derajat III, yaitu
tekanan pada wasir, serta memungkinkan robekan yang melibatkan mukosa vagina,
gerak sacral posterior pada kala dua (Simkin, forchette posterior, kulit perineum, otot
2008). perineum (yang bergantung dalamnya
robekan), dan sfingter ani eksterna. 4)
Robekan derajat IV, yaitu robekan yang
melibatkan mukosa vagina, forchette
posterior, kulit perineum, otot perineum (yang
bergantung dalamnya robekan), sfingter ani
eksterna, dan dinding rectum anterior.
Faktor penyebab rupture perineum
adalah sebagai berikut:
1) Faktor ibu; (1) Paritas, yaitu jumlah
Gambar 2 Posisi Miring pada proses kehamilan yang mampu menghasilkan janin
persalinan hidup di luar rahim (lebih dari 28 minggu).
Pada primipara robekan perineum hampir
Robekan Perineum selalu terjadi dan tidak jarang berulang pada
Menurut kamus kebidanan rupture adalah persalinan berikutnya (Wiknjosastro, 2005).
robekan (Maimunah, 2005). Sedangkan (2) Cara meneran. Ibu harus didukung untuk
pengertian rupture sesuai dengan kamus meneran dengan benar pada saat ia merasakan
kedokteran adalah robeknya atau koyaknya dorongan dan memang ingin mengejan. Ibu
jaringan. Istilah lain dari rupture adalah mungkin merasa dapat meneran secara lebih
laerasi. Laserasi adalah robekan tidak teratur efektif pada posisi tertentu (JNPK-KR, 2008).
Beberapa cara dapat dilakukan untuk kerjasama dengan ibu dan gunakan perasat
mencegah terjadinya rupture perineum manual yang tepat dapat mengatur kecepatan
dengan memimpin ibu bersalin meneran kelahiran bayi dan mencegah terjadinya
dengan baik dan benar. (3) Kondisi perineum. laserasi. Kerjasama akan sangat bermanfaat
Kondisi perineum yang kaku dan tebal saat kepala bayi pada diameter 5 – 6 cm
membuat perineum kurang elastis saat tengah membuka vulva (crowning) karena
persalinan sehingga dapat menghambat pengendalian kecepatan dan pengaturan
persalinan kala II yang menyebabkan diameter kepala saat melewati introitus dan
kerusakan atau robekan pada perineum . (4) perineum dapat mengurangi kemungkinan
Partus presipitatus. Keadaan ini memperbesar terjadinya robekan. Bimbing ibu untuk
kemungkinan rupture perineum. Kejadian meneran dan beristirahat atau bernafas
laserasi akan meningkat jika bayi dilahirkan dengan cepat pada waktunya (JNPK-KR,
terlalu cepat dan tidak terkendali (JNPK-KR, 2008).
2008).
2) Faktor janin; (1) Berat bayi baru 3. METODE PENELITIAN
lahir. Menurut Liu (2008) menyatakan bahwa Penelitian ini merupakan penelitian
bayi besar dapat menyebabkan rupture eksperimental dengan jenis penelitian
perineum. Semakin besar berat bayi semakin Randomized Controled Trial (RCT), dengan
besar kejadian rupture perineum. (2) membagi kelompok intervensi dan kelompok
Presentasi defleksi. Salah satu cara mencegah kontrol. Kelompok perlakuan terdiri dari dua
robekan perineum menurut Wiknjosastro kelompok yaitu ibu bersalin primipara yang
(2005) yaitu dengan mengarahkan kepala agar dilakukan perineal massage sejak usia
perineum dilalui diameter terkecil saat kehamilan 34 minggu diikuti sampai
ekspulsi. Diameter kepala terkecil terdapat melahirkan dan ibu melahirkan dengan lateral
pada presentasi belakang kepala yaitu position. Kelompok perlakukan kedua
sirkumferensia suboksipito bregmatika (32 merupakan ibu bersalin primipara yang hanya
cm), sedangkan lingkar kepala yang melalui diberikan perineal massage sejak usia
jalan lahir pada presentasi puncak adalah kehamilan 34 minggu diikuti sampai
sirkumferensia frontooksipito (34 cm), pada melahirkan dan ibu melahirkan dengan posisi
presentasi muka lingkar kepala yang melalui selaon posisi miring. Kelompok kontrol
jalan lahir adalah sirkumferensia submento merupakan ibu bersalin primipara yang tidak
bregmatika (32 cm), dan pada presentasi dahi dilakukan perineal massage dan melahirkan
lingkar kepala yang melalui jalan lahir adalah dengan posisi selain posisi miring. Penelitian
sirkumferensia mentooksipito (35 cm). (3) dilakukan di Bidan Praktik Mandiri yaitu
Letak sungsang / after coming head. Pada BPM Siti Khalimah, BPM Widyaningrum,
letak sungsang kepala merupakan bagian dan BPM Ani Mahmudah. Pengumpulan data
terbesar janin akan lahir terakhir. Kepala dilakukan mulai bulan Juni s/d Oktober 2014.
tidak dapat mengalami mekanisme moulage Data yang dikumpulkan dalam penelitian
karena susunan tulang kepala yang rapat dan ini adalah data primer yang didapat dari
padat sehingga hanya mempunyai waktu 8 robekan perineum pada setiap kelompok.
menit setelah badan lahir. Dengan waktu yang Data yang diperoleh kemudian diproses
singkat otomatis menimbulkan peregangan dengan menggunakan program komputer
yang besar pada perineum sehingga mudah SPSS 16.0 for windows. Kemudian data diuji
terjadi rupture perineum (Manuaba, 2007). (4) homogenitas varians dnegan uji Levene. Bila
Faktor penyulit persalinan pervaginam. didapatkan uji data normal, maka dilanjutkan
Penyulit persalinan pervaginam (sungsang, dengan uji statistik parametrik dengan Uji
distosia bahu, ekstraksi forcep, ekstraksi One Way Anova. Setelah itu dilanjutkan
vakum) merupakan indikasi episiotomi. dengan analisis post hoc test untuk
Kejadian laserasi derajat tiga dan empat lebih membandingkan tiap kelompok (taraf
banyak pada episiotomi rutin dibandingkan signifikansi p < 0.05).
tanpa episiotomi (Cunningham, 2005).
Faktor penolong persalinan. Pimpinan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
persalinan yang salah merupakan salah satu
Responden yang terpilih menjadi sampel
sebab terjadinya rupture perineum. Jalin
adalah ibu hamil primigravida dengan usia
kehamilan mulai 34 minggu dengan jumlah Bermakna apabila p < 0.05
45 orang. Dari jumlah tersebut terbagi Pembahasan
menjadi kelompok perlakukan dan kelompok Hasil penelitian yang dilakukan pada
kontrol dan masing-masing terdiri dari 15 kelompok responden yang dilakukan perineal
orang. Karakteristik umum responden massage dan melahirkan dengan lateral
meliputi umur responden dan berat badan position, didapatkan 12 orang (80%) tidak
bayi. mengalami robekan perineum, sedangkan 2
orang (13,3%) mengalami robekan perineum
Hasil Analisis Robekan Perineum derajat II, sedangkan 1 orang (6,7%)
Tabel 1. Statistik Diskriptive Robekan mengalami robekan derajat I. Sedangkan pada
Perineum kelompok yang hanya dilakukan perineal
Kelompok N Mean SD massage saja diperoleh hasil 10 orang
K 15 2.00 ≤ 0.001 (66,7%0 tidak mengalmi robekan perineum
P1 15 0.33 0.187 dan 5 orang (33,3%) mengalmai robekan
P2 15 0.73 1.100 perineum. Kedua kelompok tersebut tidak
mengalmi perbedaan yang signifikan untuk
Pada tabel 1 terlihat bahwa rerata robekan terjadinya robekan perineum. Berdasarkan
perineum pada kelompok perlakuan (P1, P2) dari hasil uji statistik dengan Uji One Way
lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol. Anova diperoleh hasil P-Value ≤ 0,001 (P <
Rerata robekan perineum paling tinggi 0,05), dan dari hasil Post Hoc Test dengan uji
terdapat pada kelompok kontrol, sebesar 2.00, Bonferroni dapat diketahui bahwa ada
sedangkan rerata paling rendah terdapat pada perbedaan terjadinya robekan perineum pada
kelompok P1 yaitu sebesar 0.73. kelompok perlakuan (perineal massage dan
Sebelum data dilakukan analisis lebih lateral position) dengan yang tidak dilakukan
lanjut, maka data perlu dilakukan pengujian perineal massage.
terhadap homogenitas varians. Dari hasil Minimalnya robekan perineum dapat
analisis dengan menggunakan uji Levene terjadi karena pada saat ibu dilakukan
menunjukkan hasil sig ≤ 0,001, sehingga perineum massage otot-otot disekitar
dapat disimpulkan bahwa data robekan perineum ibu akan lebih rileks sehingga dapat
perineum mempunyai varians yang sama. menyebabkan peningkatan elastisitas jalan
Kemudian dilakukan uji One Way Anova. lahir yang dapat mempermudah proses
Dari hasil uji statistik dengan uji One melahirkan serta mengurangi kejadian
Way Anova diperolah hasil P-Value ≤ 0,001 robekan perineum. Selain dilakukan
(P < 0,05), maka H0 ditolak, sehingga pemijatan pada perineum, posisi ibu selama
kesimpulan yang didapatkan adalah ada persalinan juga sangat mempengaruhi
perbedaan yang bermakna terjadinya robekan keutuhan dari perineum. Ibu bersalin dengan
perinum pada ibu bersalin primipara antara posisi miring akan merasa lebih rileks dan
ketiga kelompok tersebut. Untuk melihat rata- nyaman, selain itu juga mengurangi
rata ketiga kelompok tersebut mempunyai peregangan yang berlebihan pada daerah
perbedaan yang signifikans maka secara lebih perineum. Tidak terjadinya robekan perineum
jelas lagi dilakukan uji Post Hoc Test seperti pada ibu bersalin dapat juga dipengaruhi oleh
pada tabel berikut ini: berat badan bayi yanga dilahirkan. Dari hasil
penelitian didapatkan 14 orang (93,3%)
Tabel 2 Hasil Analisis Post Hoc Test melahirkan bayi dengan berat 2500 gram –
K P1 P2 3500 gram, dan hanya 1 orang (6,7%) yang
K B B melahirkan bayi dengan berat > 3500 gram.
P = ≤ 0.001 P=≤ 0.001 Faktor umur juga bisa mempengaruhi kondisi
P1 B T otot perineum. Pada penelitian ini seluruh
P = ≤ 0.001 P = 0.471 responden (100%) berada pada rentang umur
P2 B T reproduktif yaitu 20 – 35 tahun.
P = ≤ 0.001 P = 0.471 Hasil penelitian tersebut juga dapat
Keterangan: membuktikan manfaat dari pemijatan
B = Perbedaan Bermakna perineum yang dapat membantu melunakkan
T = Perbedaan Tidak Bermakna jaringan perineum sehingga jaringan tersebut
membuka tanpa resistensi saat persalinan, dapat membuat dirinya menjadi stres ketika
untuk mempermudag lewatnya bayi. menghadapi proses persalinan. Perasaan tidak
Pemijatan perineum ini memungknkan untuk nyaman seperti stres tersebut dapat membuat
melahirkan bayi dengan perineum tetap utuh. rasa sakit yang dialami terasa semakin berat
Herdiana (2007) menyebutkan bahwa dan ibu semakin kehilangan konsentrasi pada
pemijatan perineum merupakan tehnik saat meneran. Hilangnya konsentrasi pada
memijat perineum di kala hamil atau dimulai ibu saat meneran dapat mengakibatkan
sejak usia kehamilan 34 minggu guna terjadinya presipitasi persalinan (persalinan
meningkatkan aliran darah ke daerah cepat), yang akan berdapampak terjadinya
perineum dan meningkatkan elastisitas robekan perineum. Apabila perasaan tersebut
perineum. Pemijatan perineum ini dilakukan dapat dihilangkan maka proses persalinan
setiap hari dengan frekuensi 1 kali sehari dan dapat dirasakan sebagai proses yang bahagia
lama sekitar 5 – 10 menit. Pemijatan dan membanggakan, sehingga konsentrasi ibu
perineum memiliki beberapa manfaat, untuk meneran meningkat. Peningkatan
diantaranya 1) menstimulasi aliran darah ke konsentrasi ini dapat menyebabkan proses
perineum yang akan membantu mempercepat melahirkan menjadi lebih aman, nyaman dan
proses penyembuhan setelah melahirkan; 2) lancar sehingga dapat meminimalkan robekan
membantu ibu lebih santai di saat perineum (Desynta, 2008).
pemeriksaan vagina ; 3) membantu Hasil penelitian pada kelompok kontrol
menyiapkan mental ibu terhadap tekanan dan dapat diketahui bahwa dari 15 orang (100%)
regangan perineum di kala kepala bayi akan ibu bersalin primigravida seluruhnya
keluar; 4) menghindari kejadian episiotomi mengalami robekan perineum (baik spontan
atau robeknya perineum di kala melahirkan maupun dilakukan episiotomi). Robekan
dengan meningkatkan elatisitas perineum; 5) perineum yang terjadi pada ibu bersalin
membantu otot-otot perineum dan vagina kelompok kontrol tersebut dapat terjadi
menjadi elastis sehingga memperkecil resiko karena ibu tidak mendapatkan intervensi
robekan atau apisiotomi; 6) melancarakan pemijatan perineum dan melahirkan dengan
aliran darah di daerah perineum dan vagina, posisi selain posisi miring sehingga tidak
serta aliran hormon yang membantu dapat meminimalisasi robekan perineum.
melemaskan otot-otot dasar panggul sehingga Robekan perineum yang terjadi pada setiap
proses persalinan jadi lebih mudah; 7) responden dapat disebabkan oleh faktor-
mempercepat pemulihan jaringan dan otot- faktor yang mempengaruhi terjadinya robekan
otot di skeitar jalan lahir setelah bersalin; 8) perineum. Hal ini didukung oleh teorinya
membantu ibu mengontrol diri saat mengejan, Bobak (2004) yang menyebutkan bahwa
karena jalan lahir sudah disiapkan dnegan robekan perineum erat kaitannya dengan
baik; 9) meningkatkan kedekatan hubungan persalinan primigravida, kala dua yang terlalu
dnegan pasangan, bila kita melibatkan suami lama, faktor bayi yang dilahirkan serta faktor
untuk melakukan pemijatan perineum ini. gisi.
Menurut Chapman (2006), perineum Berat badan bayi normal sekitar 2500 –
massage juga dapat sebagai mekanisme 3500 gram. Jika berat badan bayi lebih dari
koping bagi ibu. Bagi ibu yang akan 3500 gram disebut bayi besar atau
melahirkan rasa takut dan cemas saat makrosomia. Dilihat dari berat badan bayi,
persalinan akan berkurang karena selama ada 11 orang (73,3%) melahirkan bayi dengan
hamil otot-otot disekitar perineum sudah berat 2500 – 3500 gram, dan ada 3 orang
dilakukan pemijatan sehingga jaringan (20%) melahirkan dengan berat badan > 3500
disekitar perineum menjadi elastis. Selain iti gram. Makrosomia disertai dengan
melahirkan dengan posisi miring akan meningkatnya resiko trauma persalinan
memberikan rasa memberikan rasa nyaman melalui vagina seperti distosia bahu,
pada ibu. Ditinjau dari segi psikologis, kerusakan fleksusbrakhialis, patah tulang
perasaan tenag dan nyaman dapat mengurangi klavikula dan kerusakan jaringan lunak pada
perasaan takut ibu saat menghadapi ibu seperti laserasi jalan lahir dan robekan
stressornya, yaitu persalinan. Jika perasaan pada perineum. Semakin besar bayi yang
cemas, takut, khawatir, dan panik dialami dilahirkan, dapat meningkatkan resiko
oleh ibu saat persalinan maka hal tersebut terjadinya robekan perineum. faktor gizi juga
berperan penting, jika kita selalu
mengkonsumsi makanan yang sehat dan Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2005. Buku
bergizi, maka jaringan tubuh akan selalu Ajar keperawatan Maternitas. Jakarta, EGC
dalam kondisi sehat, aliran darah dan
oksigenasi juga lancar. Hal tersebut juga Boyle, Maureen. 2009. Pemulihan Luka.
berlaku untuk jaringan perineum. kondisi Jakarta, EGC
jaringan perineum yang baik dan elastis akan
mengurangi kejadian robekan perineum saat Chapman. 2006. Perineum Massage. (online).
persalinan. Menurut pendapat Liu (2008) http://www.minoffchapman.com/viewArticle?
menyatakan bahwa 85% kelahiran pertama ID=335919 diakses tanggal 01 Oktober 2014
selalu disertai robekan perineum. Hubungan
robekan perineum dengan paritas adalah Cunningham, F.Gary. 2006. Obstetri
kerusakan jaringan lunak. Kerusakan jaringan Williams. Jakarta, EGC
lunak biasanya lebih nyata pada wanita
primigravida karena jaringan pada Fraser, Diane. M., Cooper, Margareth A.
primigravida lebih padat dan lebih resisten 2009. Buka Ajar Bidan Myles. Jakarta, EGC
daripada wanita multigravida. Keadaan otot
dasar panggul pada wanita multipara lebih Herdiana. 2007. Tips Pijat Perineum.
elastis daripada primipara, sehingga kejadian http://www.klikdokter.com: diakses tanggal
robekan perineum lebih banyak terjadi pada 01 Oktober 2014
primipara. Pada saat memimpin persalinan
kecepatan kelahiran kepala bayi harus Kusmiran, Eny. 2011. Kesehatan Reproduksi
dikendalikan karena kelahiran kepala yang Remaja dan Wanita. Jakarta, Salemba Medika
mendadak dapat menimbulkan robekan hebat
sampai sphingter ani. Faktor usia ibu JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal
secara tidak langsung juga mempengaruhi Buku Acuan. Jakarta. JNPK-KR, POGI,
untuk terjadinya robekan perineum. Usia JHPIEGO Corporation
dibawah 20 tahun fungsi reproduksi wanita
belum berkembang dengan sempurna. Pada Liu, David T.Y. 2008. Manual Persalinan.
usia reproduktif (20 – 35 tahun) terjadi Jakarta, EGC
kesiapan respon maksimal baik dalam hal
mempelajari sesuatu atau dalam Manuaba, Ida Bagus Gde., Maniaba, Ida Ayu
menyesuaikan hal-hal tertentu dan sedikit Candranita., Manuaba, Ida Bagus Gde Fajar.
demi sedikit menurun seiring dengan 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta,
bertambahnya umur. Selain itu, pada usia EGC
reproduktif mereka lebih terbuka terhadap
orang lain dan biasanya mereka akan saling Murthi, Bhisma. 2010. Desain dan Ukuran
bertukar pengalaman tentang hal yang sama Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan
yang pernah mereka alami (Hurlock, 2002). Kualitatuf di Bidang Kesehatan. Yogyakarta.
Gadjah Mada University Press
5. KESIMPULAN
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan Pusdiknakes. 2003. Panduan Pengajaran
bahwa penerapan perineal massage dan Asuhan Kebidanan Fisiologis Bagi Dosen
lateral position EFEKTIF menurunkan Diploma 3 Kebidanan. Buku 3 Asuhan
kejadian robekan perineum pada ibu bersalin Intrapartum. Jakarta. Pusdiknakes-WHO-
primipara. JHPIEGO

6. REFERENSI Simkin, Penny., Whalley, Janet., Kepler, Ann.


2008. Panduan Lengkap: Kehamilan,
Aprillia, Yesie. 2011. Menghindari Robekan
Melahirkan dan Bayi. Jakarta, ARCAN
Jalan Lahir.
http://www.bidankita.com/beta/index.php?opt
Syafrudin. 2012. Isu Terkini dalam
ion=com_content&view=article&id=195:men
Kebidanan (Pijat Perineum). http://
ghindari robekan jalan lahir. Diakses 12
November 2013
materi_paksyaf.blogspot.com/2012/10/pijat
perineum_html. Diakses 12 November 2013 Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan.
Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Varney, Helen., Kriebs, Jan M., Gregor, Prawirohardjo
Carolyn L. 2008. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan. Jakarta, EGC

S-ar putea să vă placă și