Sunteți pe pagina 1din 12

Hubungan Usia Dan Lama Pemakaian Kontrasepsi Pil KB Dengan Kejadian

Hypertensi Pada Akseptor Pil KB Di Wilayah Kerja Puskesmas Kumpulan

Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman Tahun 2018

Swit Rahmi1), Mera Delima2), Yessi Andriani3)


1)
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Perintis Padang
Email : switrahmi33@gmail.com
2)
Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Perintis Padang
Email : meradelima@rocketmail.com
Email :yessi.andriani16@gmail.com

ABSTRACT
Family planning is an effort to regulate the birth of children, the ideal distance and age of childbirth,
regulate pregnancy through promotion, protection and assistance in accordance with the right of
reproduction to create a quality family (BKKBN, 2015).Contraceptive pill is a contraceptive that
includes a combination pill containing estrogen hormone progesterone.Upur is a life span measured
by years, Women of childbearing age between the age range 20-45 years. Long-term use of
contraceptives in long-term use can cause dryness in libido, emotional disturbance and increased
blood pressure (Saifuddin, 2011).The purpose of this study was to determine the relationship between
age and duration of contraceptive pill contrast with the incidence of hypertension in the acceptors of
birth control pills in the working area of the community health center of Bonjol sub-district Pasaman
District in 2018.This research method using descriptive analytic method with design approach croos
sectional, then data processed by using Chi Square test. The sample in this study were 85
respondents.The result of univariate statistic test at the age of most at the age of 21-45 years was 38
respondents (44.7%), on the duration of birth control pill> 2 years more than ]]half of 68
respondents (80%) and hypertension hypertension counted 64 respondents (75.3%). The result of
statistical test obtained p value = 0.000 (p <0.05) it can be concluded that there is relationship
between age and duration of contraceptive contraception KB with incidence of hypertension on KB
pill acceptor.Suggestions in this study for health care institutions It is expected that health workers
work with local health authorities to be able to conduct continuous counseling on blood pressure
control for family planning acceptors with hypertension.

Keywords : Hypertension, Old Usage, Age

1. PENDAHULUAN untuk mengikuti program keluarga


berencana (Affandi, 2012).
Keluarga berencana merupakan upaya Kontrasepsi hormonal adalah alat atau
mengatur kelahiran anak, jarak dan usia obat kontrasepsi yang bertujuan untuk
ideal melahirkan, mengatur kehamilan mencegah terjadinya kehamilan dimana
melalui promosi, perlindungan dan bahan bakunya mengandung preparat
bantuan sesuai dengan hak reprodusi untuk estrogen dan progestin. Berdasarkan jenis
mewujudkan keluarga yag berkualitas dan cara pemakaian nya dikenal tiga
(BKKBN, 2015). Keluarga berencana macam kontrasepsi hormonal yaitu :
adalah usaha untuk mengukur jumlah dan Kontrasepsi Suntikan, Kontrasepsi Oral
jarak anak yang diinginkan, untuk dapat (Pil) Kontrasepsi Implant. Kontrasepsi
mencapai hal tersebut maka dibuatlah hormonal merupakan salah satu
beberapa cara atau alternatif untuk kontrasepsi yang banyak dipilih oleh
mencegah atau menunda kehamilan akseptor KB, namun banyak juga akseptor
dengan menggunakan alat kontrasepsi KB yang mengeluh terkait dengan efek

1
samping dari kontrasepsi tersebut kontrasepsi apapun dengan alasan
(Evveret, 2007). kebutuhan yang belum terpenuhi untuk
Kontrasepsi pil merupakan kontrasepsi kontrasepsi yang masih terlalu tinggi
yang mencakup pil kombinasi yang berisi (WHO, 2014)
hormone estrogen progesteron dan pil Cakupan peserta KB baru dan KB
hanya progesterone yang berisi hormone aktif di Indonesia pada tahun 2014 dengan
progesteron.Kontrasepsi pil terdiri dari jumlah pasangan usia subur (PUS)
Kontrasepsi Oral Kombinasi (KOK) dan sebanyak 47.019.002 orang. Peserta KB
kontrasepsi pil progestin atau mini pil baru sebesar 7.761.961 (16,15%) meliputi
(Everett, 2007). suntik sebanyak 3.855.254 (49,67%), pil
Pil KB Kombinasi adalah pil KB yang KB sebanyak 1.951.252 (25,14%),
berisi kombinasi hormon estrogen dan kondom sebanyak 441.141 (5,68%),
progesterone untuk mencegah ovulasi implant sebanyak 826.627 (10,65%), IUD
(pelepasan telur selama siklus (Intra Uterine Device) sebanyak 555.241
bulanan).Seorang wanita tidak bisa hamil (7,15%), Metode Operasi Wanita (MOW)
jika dia tidak berovulasi karena tidak ada 116.384 (1,5%), Metode Operasi Pria
telur untuk dibuahi.Pil KB juga bekerja (MOP) sebanyak 16.062 (0,2%).
dengan menebalkanlendir di sekitar leher Sedangkan peserta KB aktif sebanyak
rahim, yang membuatnya sulit bagi 35.202.908 meliputi IUD sebanyak
sperma untuk memasuki rahim dan 3.896.081(11,07%), MOW sebanyak
mencapai setiap telur yang telah 1.238.749 (3,52%), MOP sebanyak
muncul.Hormon-hormon dalam pil KB 241.642 (0,86%), implant sebanyak
terkadang juga dapat mempengaruhi 3.680.816 (10,46%), kondom sebanyak
lapisan rahim, sehingga sulit bagi telur 1.110.341 (3.15%), suntikan sebanyak
untuk menempel ke dinding rahim. Pada 16.743.917 (47,54%), dan pil KB
jenis pil yang lain dapat mengubah periode sebanyak 8.300.362 (29,58%) (Depkes RI,
menstruasi adalah pil progesterone 2014).
berdosis rendah, atau kadang-kadang Pada Desember 2015, jumlah peserta
disebut juga pil mini. Jenis pil KB ini KB di provinsi Sumatra barat sebanyak
berbeda dari pil lain yang hanya berisi satu 611.854 peserta, meliputi 57.725 peserta
jenis hormon progesterone. Pil mini IUD (9,43%), 20.670 peserta metode
bekerja dengan mengubah lendir serviks opersi wanita (MOW) (3.38%), 2.711
dan dinding rahim, dan terkadang juga Peserta Metode Opersi Pria (MOP)
mempengaruhi ovulasi juga (Arum & (0,44%), 29,898 peserta kondom (4,89%),
Sujiyatini, 2009). 83.751 peserta implant (13,69%), 310.575
Menurut World Healt Organization peserta suntik (50,76%), 106.524 peserta
(WHO, 2014) penggunaan kontrasepsi pil KB (17,41%) (BKKBN, 2015).Peserta
telah meningkat dibanyak bagian dunia, KB aktif di Pasaman pada tahun 2015 juga
terutama di Asia dan Amerika Latin dan melebihi dari ditargetkan sebanyak
terendah di Sub-Sahara Afrika. Secara 29.739. sementara, peserta mencapai
global, pengguna kontrasepsi modern telah 30.672 orang sehingga ada penambahan
meningkat tidak signifikan dari 54% pada sebanyak 933 orang atau 3,14 % dari
tahun 1990 menjadi 57,4% pada tahun jumlah yang ditargetkan (Dinkes, 2015).
2014. Secara regional, proporsi pasangan Umur adalah rentang kehidupan yang
usia subur 15-49 tahun melaporkan diukur dengan tahun, dikatakan masa awal
penggunaan metode kontrasepsi modern dewasa adalah 18 tahun sampai 40 tahun,
telah meningkat minimal 6 tahun terakhir. dewasa madya adalah 41 sampai 60 tahun,
Di Afrika dari 23,6% menjadi 27,6%, di dewasa lanjut > 60 tahun (Nursalam,
Asia telah meningkat dari 60,9% menjadi 2013). Wanita usia subur yaitu antara
61,6%, sedangkan Amerika latin dan rentang usia 20-45 tahun. Lama
Karibia naik sedikit dari 66,7% menjadi pemakaian kontrasepsi dalam penggunaan
67,0%. Diperkirakan 225 juta perempuan jangka panjang dapat menyebabkan
di negara-negara berkembang ingin kekeringan pada libido, gangguan emosi
menunda atau menghentikan kesuburan dan peningkatan tekanan darah.
tapi tidak menggunakan metode (Saifuddin, 2011).

2
Menurut penelitian Cici, Rina & Berdasarkan laporan dari
Yolanda tahun 2016 responden yang puskesmasdimana hipertensi merupakan
menggunakan kontrasepsi pil KB penyebab kematian ketiga di Padang pada
kombinasi beresiko 3900 kali mengalami tahun 2013 setelah ketuaan dan diabetes
hipertensi. Sejalan dengan penelitian mellitus yaitu mencapai 15,4 % (Dinkes
Lamria pada tahun 2013 bahwa wanita Sumbar, 2013). Hipertensi juga
usia 15-49 tahun yang menggunakan merupakan salah satu penyebab kematian
kontrasepsi pil berisiko 1,4 kali untuk tertinggi karena penyakit tidak menular di
mengalami hipertensi dibanding mereka Kabupaten Pasaman (Dinkes Pasaman,
yang tidak menggunakan kontrasepsi pil. 2013).
Diikuti dengan penelitian responden yang Dari hasil wawancara yang dilakukan
hipertensi rata-rata berumur 37 tahun, peneliti pada hari kamis tanggal 9
lama penggunaan pil KB 8 tahun, terdapat november tahun 2017 di puskesmas
hubungan antara umur dan lama Kumpulan didapatkan data dari puskesmas
penggunaan pil KB denga kejadian bahwa jumlah akseptor pil KB yaitu
hipertensi (Dewi, Pudjo & Andrei, 2014). sebanyak 108 orang. Survey awal
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai dilakukan pada 15 akseptor pengguna pil
tekanan darah persisten dengan tekanan KB, didapatkan hasil dari data puskesmas
sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan 10 dari 15 akseptor pengguna pil KB
darah diastolic diatas 90 mmHg .pada dengan rata-rata usia 20 sampai 35 tahun
populasi manula, hipertensi didefinisikan yang mengalami hipertensi setelah
sebagai tekanan sistolik >160 mmHg mengkonsumsi pil KB dan 5 dari 15
(Brunner & suddarth, 2011). Hipertensi akspetor pil KB dengan usia 35 sampai 45
adalah peningkatan tekanan darah sistolik tahun tidak mengalami hipertensi setelah
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan mengkonsumsi pil KB (Ruang kebidanan
diastolic sedikitnya 90 mmHg (Price, puskesmas kumpulan, 2017)
2005). Hipertensi adalah peningkatan Berdasarkan fenomena yang terjadi,
tekanan darah yang melebihi tekanan peneliti tertarik untuk melakukan
darah normal seperti apa yang telah penelitian tentang “Hubungan usia dan
disepakati oleh para ahli, yaitu > 140/90 lama pemakaian kontrasepsis pil KB
mmHg (Sudoyo, 2006).Hipertensi adalah dengan kejadian hipertensi pada akseptor
suatu keadaan ketika seseorang mengalami pil KB di wilayah kerja puskesmas
peningkatan tekanan darah di atas normal kumpulan, Kec.Bonjol, Kab.Pasaman
yang mengakibatkan peningkatan angka tahun 2018”.
kesakitan (morbiditas) dan angka kematian Tujuan dari penelitian ini adalah
mortalitas (Kushariyadi, 2008). Untuk mengetahui Hubungan usia dan
Hipertensi sekunder merupakan tipe lama pemakaian kontrasepsis pil KB
hipertensi yang lebih jarang terjadi, hanya dengan kejadian hipertensi pada akseptor
sekitar 5 % dari seluruh kasus tekanan pil KB di wilayah kerja puskesmas
darah tinggi. Tekanan darah tinggi tipe ini kumpulan, Kec.Bonjol, Kab.Pasaman
disebabkan oleh kondisi medis lain tahun 2018.
(misalnya penyakit ginjal) atau reaksi Untuk mengidentifikasiUsia Pada
terhadap obat-obatan tertentu, misalnya akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas
kontrasepsi hormonal (Palmer, 2007). Kumpulan Tahun 2018. Untuk
Faktor-faktor yang mempengaruhi mengidentifikasi lama pemakaian KB Pil
terjadinya hipertensi atau peningkatan pada Akseptor KB di Wilayah Kerja
tekanan darah meliputi kelainan gen, Puskesmas Kumpulan Tahun 2018. Untuk
factor gaya hidup seperti obesitas, mengidentifikasi kejadian hipertensi yang
inaktivitas fisik, konsumsi alcohol tinggi dialami oleh akseptor pil KB di Wilayah
serta factor makanan dan penyebab Kerja Puskesmas Kumpulan Tahun 2018.
sekunder seperti penyakit ginjal, gangguan Untuk menganalisis Hubungan Usia Pada
endokrin, dan penggunaan obat-obatan Akseptor KB Dengan Kejadian
seperti kontrasepsi hormonal (Davey, HipertensiDiWilayah Kerja Puskesmas
2005). Kumpulan, Kec.Bonjol, Kab.Pasaman
Tahun 2018. Untuk Menganalisis

3
Hubungan Lama Pemakaian Pada mengetahui hubungan usia dan lama
Akseptor KB Dengan Kejadian Hipertensi pemakaian kontrasepsi pil KB dengan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kumpulan, kejadian hipertensi dan pada survey awal
Kec.Bonjol. Kab.Pasaman Tahun 2018. didapatkan data bahwa 10 dari 15 akseptor
Manfaat penelitian bagi peneliti untuk pil KB pada usia 20-35 tahun dengan lama
menambah pengetahuan peneliti, pemakaian >2 tahun mengalami hipertensi.
pengalaman, wawasan, dan sebagai Penelitian ini menggunakan metode
penerapan ilmu yang didapat selama deskriptif analitik dengan pendekatan
pendidikan serta untuk mengetahui apakah cross sectional. Intrumen yang digunakan
ada Hubungan usia dan lama pemakaian untuk pengumpulan data nya adalah
kontrasepsis pil KB dengan kejadian dengan kuesioner dan alat yang digunakan
hipertensi pada akseptor pil KB. Bagi yaitu tensi meter.
Institusi Pendidikan sebagai bahan
masukan atau bacaan bagi para 2. KAJIAN LITERATUR DAN
pengunjung perpustakaan STIKes Perintis PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Padang dan kontribusi pada ajaran terkait, Hipertensi dapat didefinisikan sebagai
Sebagai data dan hasil penelitian yang tekanan darah persisten dengan tekanan
dapat dijadikan dasar atau data yang sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan
mendukung untuk penelitian selanjutnya darah diastolic diatas 90 mmHg. pada
yaitu tentang hubungan kontrasepsi suntik populasi manula, hipertensi didefinisikan
dengan kejadian obesitas. Bagi Puskesmas sebagai tekanan sistolik >160 mmHg
Setempat Diharapkan penelitian ini dapat (Brunner & suddarth, 2011). Hipertensi
memberi masukan bagi tenaga kesehatan, adalah peningkatan tekanan darah sistolik
organisasi profesi terutama instansi terkait sedikitnya 140 mmHg atau tekanan
dengan hubungan penggunaan kontrasepsi diastolic sedikitnya 90 mmHg (Price,
pil KB dengan usia dan lama pemakaian 2005). Hipertensi adalah peningkatan
terhadap kejadian hipertensidi wilayah tekanan darah yang melebihi tekanan
kerja puskesmas Kumpulan, Kec.Bonjol, darah normal seperti apa yang telah
Kab.Pasaman, sehingga dapat disepakati oleh para ahli, yaitu > 140/90
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan mmHg (Sudoyo, 2006). Hipertensi adalah
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan suatu keadaan ketika seseorang mengalami
yang maksimal. peningkatan tekanan darah di atas normal
Penelitian ini membahas tentang yang mengakibatkan peningkatan angka
hubungan penggunaan kontrasepsi pil KB kesakitan (morbiditas) dan angka kematian
dengan usia dan lama pemakaian terhadap mortalitas (Kushariyadi, 2008).
kejadian hipertensi pada akseptor KB di Tekanan darah tinggi atau hipertensi
wilayah kerja puskesmas kumpulan. secara umum didefinisikan sebagai
Dimana variabel independen nya dalam tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan
penelitian ini adalah usia dan lama tekanan diastole lebih dari 90 mmHg
pemakaian pada akseptor pil KB dan (Palmer, 2007). Hipertensi adalah desakan
variabel dependen nya adalah kejadian darah yang berlebihan dan hampir.
hipertensi pada akseptor pil KB. Populasi Jadi dapat disimpulkan bahwa
didalam penelitian ini adalah sebanyak hipertensi merupakan suatu keadaan
108 peserta akseptor pil KB di wilayah dimana seseorang mengalami peningkatan
kerja puskesmas kumpulan, sampel tekanan darah diatas normal yang dapat
didalam penelitian ini adalah sebanyak 85 meningkatkan angka kesakitan
responden dengan menggunakan teknik (morbiditas) dan angka kematian
accidiental sampling. Penelitian ini (mortalitas) dimana tekanan sistolik lebih
direncanakan pada bulan Februari sampai dari 140 mmHg dan tekanan diastolic
Maret tahun 2018diwilayah kerja lebih dari 90 mmHg.
puskesmas kumpulan, penelitian ini
dilakukan karena peneliti tertarit untuk

4
Klasifikasi hipertensi menurut WHO (2003)
Kategori Systole (mmHg) Diastole (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal <130 < 85
Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Sub grup : perbetasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (hipertensi berat) > 180 > 110
Umur adalah rentang kehidupan yang
diukur dengan tahun, dikatakan masa
Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat awal dewasa adalah 18 tahun sampai 40
kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah tahun, dewasa madya adalah 41 sampai
terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya 60 tahun, dewasa lanjut > 60 tahun
mengandung preparat estrogen dan progestin. (Nursalam, 2013).
Berdasarkan jenis dan cara pemakaian nya Menurut Depkes RI (2014), wanita
dikenal tiga macam kontrasepsi hormonal usia subur adalah wanita yang masih
yaitu : Kontrasepsi Suntikan, Kontrasepsi Oral dalam usia reproduktif, yaitu antara usia
(Pil) Kontrasepsi Implant. Kontrasepsi 15-49 tahun, dengan status belum
hormonal merupakan salah satu kontrasepsi menikah, menikah atau janda. Wanita
yang banyak dipilih oleh akseptor KB, namun usia subur ini mempunyai organ
banyak juga akseptor KB yang mengeluh reproduksi yang masih berfungsi dengan
terkait dengan efek samping dari kontrasepsi baik, sehingga lebih mudah untuk
tersebut (Everett, 2007). mendapatkan kehamilan, yaitu antara
Kontrasepsi pil merupakan kontrasepsi yang umur 20 sampai dengan 45 tahun. Usia
mencakup pil kombinasi yang berisi hormone subur wanita berlangsung lebih cepat
estrogen progesterone, dan pil hanya apabila dibandingkan dengan pria.
progestogen yang berisi hormone Adapun puncak kesuburan adalah usia
progestogen.Kontrasepsi pil terdiri dari 20-29 tahun yang memiliki kesempatan
Kontrasepsi Oral Kombinasi (KOK) dan 95% untuk terjadinya kehamilan. Saat
kontrasepsi pil progestin atau mini pil (Everett, wanita berusia sekitar 30 tahun presentase
2007). untuk menyebabkan kehamilan menurun
Keuntungan Kontrasepsi Pil Kombinasi ( hingga 90%. Sedangkan saat berusia 40
Everett, 2007) yaitu dapat diandalkan dan tahun kesempatan untuk terjadinya
reversible, meredakan dismenorea dan kehamilan menurun menjadi 40%.
menoragi, mengurangi resiko anemia, Sedangkan setelah mendekati usia 50
mengurangi penyakit payudara jinak, tahun, wanita hanya mempunyai
meredakan gejala premenstruasi, kehamilan kesempatan hamil dengan presentase
ektopik lebih sedikit, meunurunkan kista 10%.
ovarium, dan penyakit radang panggul lebih Lama pemakaian kontrasepsi adalah
sedikit, serta melindungi terhadap kanker jangka waktu dalam menggunakan alat
endometrium dan ovarium. atau cara pencegahan kehamilan
Kelemahan pil kombinasi (Nina & Mega, (Departement Pendidikan Nasional,
2013) : Mahal dan membosankan,Mual 2008). Menurut (Saifuddin, 2011) pada
terutama pada 3 bulan pertama penggunaan, penggunaan jangka panjang dapat
Pusing, Nyeri pada payudara, BB naik sedikit menimbulkan kekeringan pada vagina,
pada perempuan tertentu, kenaikan BB justru menurun libido, gangguan emosi, tekanan
justru memiliki dampak positif, Tidak boleh darah tinggi, nyeri pada payudara. Selain
diberikan pada ibu menyusui, Pada sebagaian itu, lama penggunaan pil kb 3 bulan
kecil wanita dapat menimbulkan depresi dan pertama dapat menimbulkan mual, pusing
perubahan suasana hati sehingga keinginan dan dapat juga berpengaruh pada pola
untu brhubungan seks berkurang, Dapat haid.Karena pada kontrasepsi pil KB
meningkatkan tekanan darah,Tidak mencegah terdapat hormon progestin, mempunyai
IMS. efek samping yaitu pola pendarahan yang
tidak teratur, episode perdarahan yang

5
panjang , adanya bercak-bercak dan a. Seluruh akseptor KB yang telah
amenorea dengan lama pemakaian 12 menggunakan kontrasepsi pil KB
bulan atau lebih penggunaan (Kusmiran, selama >2 tahun keatas di Wilayah
2011). Menurut penelitian Dewi, Pudjo & Kerja Puskesma Kumpulan satu tahun
Andrei tahun 2014 bahwa responden terakhir.
yang menggunakan pil KB >2 tahun b. Akseptor KB yang bersedia untuk
banyak yang menderita hipertensi dengan menjadi responden.
rata-rata lama penggunaan 8 tahun. c. Akseptor KB yang bersedia untuk
diperiksa tekanan darahnya.
Pengembangan Hipotesis d. Akseptor KB yang bisa baca tulis
Menurut pola umum metode ilmiah, e. Akseptor KB yang ada pada saat
setiap penelitian terhadap suatu objek penelitian dilakukan di Wilayah Kerja
hendaknya dibawah tuntutan sebagai Puskesmas Kumpulan.
hipotesis yang berfungsi sebagai
pegangan sementara atau jawaban Data selanjutnya dianalisis dengan
sementara yag masih harus dibuktikan menggunakan dalam bentuk tabel
kebenarannya didalam kenyataan, distribusi frekuensi dan persentase untuk
percobaan (experimentation), atau data univariat, sedangkan data bivariat
praktik (implementation). Oleh karena itu, dengan menggunakan uji statistik chi-
hipotesis dalam penelitian ini adalah square test untuk melihat kemaknaan
adanya hubungan usia dan lama perhitungan statistic digunakan batasan
pemakaian kontrasepsi pil kb dengan kemaknaan 0,05 sehingga nilai p ≤ 0,05
kejadian hypertensipada akseptor pil kb maka statistik disebut “tidak bermakna”.
diwilayah kerja puskesmas kumpulan Penelitian dilaksakan dengan berpedoman
kecamatan bonjol kabupaten pasaman dengan prinsip etika yaitu informed
tahun 2018. concent, self determination, anonimity,
confidentially, protection from discomfort
3. METODE PENELITIAN and harm.
Jenis penelitian ini bersifat Deskriptif
analitik untuk menghubungkan dua buah
variable dan menggunakan desain croos
sectional yaitu pengumpulan data variable
independen atau dependen dilakukan
secara bersama atau sekaligus
(Notoadmojo, 2005 : 26). Hasil yang
diharapkan dapat mengetahui hubungan
usia dan lama pemkaian kontrasepsi pil
KB dengan kejadian hipertensi pada
akseptor pil KB di wilayah kerja
puskesmas kumpulan tahun 2018. Kriteria
inklusi sampel diantaranya adalah :

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA UNIVARIAT

6
A. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia PadaAkseptor Pil KB di Wilayah
Kerja Puskesmas Kumpulan Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman Pada Tahun
2018

Usia Akseptor Pil Frekuensi Persentase


KB
15-20 tahun 21 24.7 %
21-45 tahun 38 44.7%
> 45 tahun 26 30.6%
Total 85 100 %
Berdasarkan tebel 5.1 peneliti orang responden, yang paling banyak yaitu
dapat menjelaskan bahwa dari 85 pada usia 21-45 tahun sebanyak 38 orang
responden (44.7%).
B. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Pemakaian Pada Akseptor Pil
KB di Wilayah Kerja Puskesmas Kumpulan Kecamatan Bonjol Kabupaten
Pasaman Pada Tahun 2018

Lama Frekuensi Persentase


Pemakaian
Akseptor
Pil KB
> 2 tahun 68 80 %
< 2 tahun 17 20 %
Total 85 100 %
Berdasarkan tebel 5.2 peneliti dapat > 2 tahun lebih dari separo yaitu 68
menjelaskan bahwa dari 85 orang orang responden (80%).
responden, lama pemakaian pil KB

C. Distribusi Frekuensi Kejadian Hypertensi Pada Akseptor Pil KB di Wilayah Kerja


Puskesmas Kumpulan Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman Pada Tahun 2018

Karakteristik Frekuensi Presentase


Hypertensi 64 75.3 %
Tidak
21 24.7 %
Hypertensi
Total 85 100 %
Berdasarkan tebel 5.3 peneliti dapat yang hypertensi sebanyak 64 orang
menjelaskan bahwa dari 85 orang responden (75.3%).
responden, didapatkan responden

7
ANALISA BIVARIAT

Hubungan Usia dengan Kejadian Hypertensi Pada Akseptor Pil KB Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kumpulan Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman Pada Tahun 2018

Hypertensi
Tidak Total P Value
Usia Responden Hypertensi Hypertensi
n (%) n (%) n (%)
15-20 Tahun 21 100 0 0 21 100 0.000
21-45 Tahun 0 0 38 100 38 100
> 45 Tahun 0 0 26 100 26 100
Total 21 24.7 64 75.3 85 100

Pada tabel 5.4 dapat dijelaskan bahwa dari 21 responden untuk usia > 45 tahun yang
orang responden didapatkan usia 15-20 tahun mengalami hypertensi 26 orang (100%),
dengan tidak terjadinya hypertensi sebanyak sedangkan yang tidak mengalami hypertensi
21 orang (100%), sedangkan yang mengalami sebanyak 0 orang (0%). Hasil uji statistik
hypertensi sebanyak 0 orang (0%), untuk usia diperoleh nilai p value = 0.000 (p<0.05) maka
dari 38 responden usia 21-45 tahun yang disimpulkan adanya hubungan antara usia
mengalami hypertensi sebanyak 38 orang dengan kejadian hypertensi pada akseptor KB
(100%), sedangkan yang tidak mengalami pil.
hypertensi sebanyak 0 orang (0%), dari 26

Hubungan Lama Pemakaian Pil KB dengan Kejadian Hypertensi Pada Akseptor Pil KB di
Wilayah Kerja Puskesmas Kumpulan Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman Pada Tahun
2018.

Hypertensi
Lama Tidak Or
Hypertensi Total P Value
pemakaian Hypertensi (Ci)
n (%) n (%) n (%) OR=0.059
>2 tahun 64 4 5.9 68 100 0.000 Lower=0.023
94.1
<2 tahun 0 100 17 100 17 100 Upper=0.152
Total 64 21 24.7 85 100
75.3

Padatabel 5.4 dapat dijelaskan bahwa dari 68 pemakaian dengan kejadian hypertensi pada
orang responden didapatkan lama pemakaian > akseptor KB pil. Or=0.059 artinya responden
2 tahun dengan terjadinya hypertensi sebanyak yang memiliki lama pemakaian lebih dari 2
64 orang (94.1%), sedangkan untuk responden tahun mempunyai peluang 0.059 kali untuk
yang tidak hypertensi sebanyak 4 orang mengalami terjadinya hypertensi dibandingkan
(5.9%), dari 17 responden untuk lama responden yang memiliki lama pemakaian
pemakaian < 2 tahun yang tidak mengalami kurang dari 2 tahun.
hypertensi sebanyak 17 orang (100%),
sedangkan untuk responden yang mengalami
hypertensi 0 orang (0%). Hasil uji statistik
diperoleh nilai p value = 0.000 (p<0.05) maka
disimpulkan adanya hubungan antara lama

8
PEMBAHASAN Menurut analisis peneliti, responden yang
lama memakai kontrasepsi pil KB > 2 tahun
a. ANALISA UNIVARIAT dikarenakan pil KB merupakan alat
kontrasepsi yang efektif, murah dan mudah
Berdasarkan tebel 5.1 dapat dijelaskan didapatkan sehingga pengguna kontrasepsi
bahwa dari 85 orang responden, didapatkan tidak perlu mendatangi pelayanan kesehatan
usia 15-20 tahun sebanyak 21 (24.7%) untuk membelinya. Kejadian Hypertensi Pada
responden, usia 21-45 tahun sebanyak 38 Akseptor Pil KB.
(44.7%) responden, usia > 45 tahun sebanyak Berdasarkan tebel 5.3 peneliti dapat
26 (30.6 %) responden.Umur adalah rentang menjelaskan dari 85 orang responden,
kehidupan yang diukur dengan tahun, didapatkan responden yang hypertensi
dikatakan masa awal dewasa adalah 18 tahun sebanyak 64 (75.3%) responden, dan tidak
sampai 40 tahun, dewasa madya adalah 41 hypertensi sebanyak 21 (24.7%) responden.
sampai 60 tahun, dewasa lanjut > 60 tahun Hipertensi dapat didefinisikan sebagai
(Nursalam, 2013). Wanita usia subur yaitu tekanan darah persisten dengan tekanan
antara rentang usia 20-45 tahun. sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan darah
Hasil penelitian usia pengguna kontrasepsi diastolic diatas 90 mmHg .pada populasi
pil KB yang paling banyak diwilayah kerja manula, hipertensi didefinisikan sebagai
puskesmas kumpulan yaitu di usia 21- 45 tekanan sistolik >160 mmHg (Brunner &
tahun sebanyak 38 orang (44.7 suddarth, 2011). Hipertensi adalah
%).Berdasarkan penelitian Lamria (2013) peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya
bahwa wanita usia 15-49 tahun yang 140 mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya
menggunakan kontrasepsi pil berisiko 1,4 kali 90 mmHg (Price, 2005). Hipertensi adalah
untuk mengalami hipertensi dibanding mereka peningkatan tekanan darah yang melebihi
yang tidak menggunakan kontrasepsi pil. tekanan darah normal seperti apa yang telah
Menurut analisis peneliti, responden yang disepakati oleh para ahli, yaitu > 140/90
paling banyak menggunakan pil KB yaitu pada mmHg (Sudoyo, 2006). Hipertensi adalah
usia 21-45 tahun dikarenakan pada masa ini suatu keadaan ketika seseorang mengalami
adalah masa usia subur bagi wanita. Seiring peningkatan tekanan darah di atas normal yang
dengan bertambahnya usia akan terjadi mengakibatkan peningkatan angka kesakitan
peningkatan tekanan darah yang disebabkan (morbiditas) dan angka kematian mortalitas
adanya perubahan jantung, pembuluh darah (Kushariyadi, 2008).
dan hormon. Menurut analisis peneliti 64 (75.3%)
Lama Pemakaian Pil KB Pada Akseptor akseptor pil KB mengalami hypertensi di
Pil KB. Berdasarkan tebel 5.2 peneliti dapat wilayah kerja puskesmas kumpulan. Hal ini
menjelaskan dari 85 orang responden, disebabkan oleh faktor stress, gaya hidup yang
didapatkan lama pemakaian pada > 2 tahun tidak sehat, dan juga dikarenakan perempuan
sebanyak 68 (80%) responden, dan pada lama memiliki hormon progesteron dan hormon
pemakaian < 2 tahun sebanyak 17 (20%) estrogen yang dapat mencegah serta menjaga
responden. agar dinding pembuluh darah tetap baik.. Jika
Lama pemakaian kontrasepsi adalah terjadi ketidakseimbangan antara hormon
jangka waktu dalam menggunakan alat atau estrogen dan progesteron dalam tubuh maka
cara pencegahan kehamilan (Departement dapat mempengaruhi tingkat tekanan darah.
Pendidikan Nasional, 2008).Menurut
(Saifuddin, 2011) pada penggunaan jangka b. ANALISA BIVARIAT
panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina, menurun libido, gangguan emosi, Berdasarkan hasil analisa hubungan usia
tekanan darah tinggi. Karena pada kontrasepsi dengan kejadian hypertensi, terdapat 21 orang
pil KB terdapat hormon progestin, mempunyai responden didapatkan usia 15-20 tahun dengan
efek samping yaitu pola pendarahan yang tidak tidak terjadinya hypertensi sebanyak 21 orang
teratur, episode perdarahan yang panjang, (100%), sedangkan yang mengalami
adanya bercak-bercak dan amenorea dengan hypertensi sebanyak 0 orang (0%), dari 38
lama pemakaian 12 bulan atau lebih responden untuk usia 21-45 tahun yang
penggunaan (Kusmiran, 2011). mengalami hypertensi sebanyak 38 orang
(100%), sedangkan yang tidak mengalami

9
hypertensi sebanyak 0 orang (0%), dari 26 obesitas. Ada bebeapa faktor yang dapat
responden untuk usia > 45 tahun yang memicu terjadinya tekanan darah pada wanita
mengalami hypertensi 26 orang (100%), salah satunya kontrasepsi hormonal pil.
sedangkan yang tidak mengalami hypertensi Semakin umur bertambah, pembuluh darah
sebanyak 0 orang (0%). Hasil uji statistik arteri kehilangan elastisitas atau kelenturannya
diperoleh nilai p value = 0.000 (p<0.05) maka sehingga sirkulasi darah yang melewati
disimpulkan adanya hubungan antara usia pembuluh darah akan terhambat dan akibatnya
dengan kejadian hypertensi pada akseptor KB tekanan darah semakin tinggi dan saat kerja
pil. jantung semakin besar, pemompaa darah akan
Umur adalah rentang kehidupan yang semakin tinggi diikuti dengan peningkatan
diukur dengan tahun, dikatakan masa awal tekanan darah.
dewasa adalah 18 tahun sampai 40 tahun, Berdasarkan hasil analisa Hubungan lama
dewasa madya adalah 41 sampai 60 tahun, pemakaian pil kb dengan kejadian hypertensi
dewasa lanjut > 60 tahun (Nursalam, 2013). pada akseptor pil kb terdapat menjelaskan dari
Menurut Depkes RI (2014), wanita usia 68 orang responden didapatkan lama
subur adalah wanita yang masih dalam usia pemakaian > 2 tahun denga terjadinya
reproduktif, yaitu antara usia 15-49 tahun, hypertensi sebanyak 64 orang (94.1%),
dengan status belum menikah, menikah atau sedangkan untuk responden yang tidak
janda. Wanita usia subur ini mempunyai organ hypertensi sebanyak 4 orang (5.9%), dari 17
reproduksi yang masih berfungsi dengan baik, orang responden untuk lama pemakaian < 2
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan tahun yang tidak mengalami hypertensi
kehamilan, yaitu antara umur 20 sampai sebanyak 17 orang (100%), sedangkan untuk
dengan 45 tahun. Usia subur wanita responden yang mengalami hypertensi 0 orang
berlangsung lebih cepat apabila dibandingkan (0%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p value
dengan pria. Adapun puncak kesuburan adalah = 0.000 (p<0.05) maka disimpulkan adanya
usia 20-29 tahun yang memiliki kesempatan hubungan antara lama pemakaian dengan
95% untuk terjadinya kehamilan. Saat wanita kejadian hypertensi pada akseptor KB pil.
berusia sekitar 30 tahun presentase untuk Or=0.059 artinya responden yang memiliki
menyebabkan kehamilan menurun hingga lama pemakaian lebih dari 2 tahun mempunyai
90%. Sedangkan saat berusia 40 tahun peluang 0.059 kali untuk mengalami terjadinya
kesempatan untuk terjadinya kehamilan hypertensi dibandingkan responden yang
menurun menjadi 40%. Sedangkan setelah memiliki lama pemakaian kurang dari 2 tahun.
mendekati usia 50 tahun, wanita hanya Lama pemakaian kontrasepsi adalah
mempunyai kesempatan hamil dengan jangka waktu dalam menggunakan alat atau
presentase 10%. cara pencegahan kehamilan (Departement
Berdasarkan penelitian Lamria (2013) Pendidikan Nasional, 2008). Menurut
bahwa wanita usia 15-49 tahun yang (Saifuddin, 2011) pada penggunaan jangka
menggunakan kontrasepsi pil berisiko 1,4 kali panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
untuk mengalami hipertensi dibanding mereka vagina, menurun libido, gangguan emosi,
yang tidak menggunakan kontrasepsi pil. tekanan darah tinggi, nyeri pada payudara.
Sejalan dengan penelitian Dewi, Pudjo & Selain itu, lama penggunaan pil kb 3 bulan
Andrei bahwa ada hubungan yang signifikan pertama dapat menimbulkan mual, pusing dan
antara usia dengan kejadian hypertensi pada dapat juga berpengaruh pada pola haid.Karena
akseptor pil KB (p-value=0,000). Penelitian ini pada kontrasepsi pil KB terdapat hormon
sejalan dengan penelitian sebelumnya yang progestin, mempunyai efek samping yaitu pola
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang pendarahan yang tidak teratur, episode
bermakna antara umur penggunaan pil KB perdarahan yang panjang , adanya bercak-
dengan peningkatan tekanan darah pada bercak dan amenorea dengan lama pemakaian
wanita usia subur. 12 bulan atau lebih penggunaan (Kusmiran,
Menurut analisis peneliti Hipertensi erat 2011). Menurut penelitian Dewi, Pudjo &
hubungannya dengan usia, semakin Andrei tahun 2014 bahwa responden yang
bertambahnya usia seseorang semakin menggunakan pil KB >2 tahun banyak yang
beresiko terserang hipertensi dikarenakan ada menderita hipertensi dengan rata-rata lama
beberapa faktor yang mempengaruhi seperti penggunaan 8 tahun.
faktor gaya hidup, faktor makanan, stress,

10
Menurut analisis peneliti lama penggunaan Dengan Kejadian Hypertensi Pada Akseptor
pil KB dapat mempengaruhi tekanan darah Pil KB Di Wilayah Kerja Puskesmas
yaitu selama penggunaan pil kontrasepsi Kumpulan Tahun 2018 dengan jumlah
terjadi peningkatan ringan tekanan darah akseptor KB, maka dapat ditarik kesimpulan
sistolik da diastolik terutama pada 2 tahun sebagai berikut :
pertama dimana pengguna kontrasepsi pil
mengandung hormon estrogen dan 1. Kurang dari separo akseptor pil KB
progesteron. Hal ini disebabkan karena dengan usia 21-45 tahun di wilayah kerja
terjadinya hipertropi jantung dan peningkatan puskemas kumpulan tahun 2018.
respon presor angiotensi. Sejalan dengan 2. Lebih dari separoh akseptor pil KB
penelitian Dewi, Pudjo dan Andre (2014) dengan lama pemakaian pil KB >2 tahun
bahwa semakin lama penggunaan kontrasepsi di wilayah kerja puskesmas.
pil KB semakin beresiko terjadinya hypertensi 3. Lebih dari separoh akseptor pil KB yang
dikarenakan didalam pil KB mengandung mengalami hypertensi di wilayah kerja
estrogen tinggi dapat mempengaruhi puskesmas.
metabolisme elektrolit yang dapat 4. Ada hubungan yang bermakna antara usia
mempercepat adanya ateosklerosis dan dan lama pemakaian kontrasepsi pil KB
memicu terjadinya hypertensi. dengan kejadian hypertensy pada akseptor
Sementara itu, beberapa studi pil KB di wilayah kerja Puskesmas
observasional telah dilakukan untuk Kumpulan tahun 2018 dengan nilai
menilai hubungan antara durasi penggunaan (p=0,000).
kontrasepsi oral dan
risiko hipertensi. Beberapa penelitian 6. REFERENSI
menunjukkan bahwa contra oral Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur
penggunaan reseptif meningkatkan risiko Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
hipertensi (Hui Liu MD,Jie Yao MD,Weijing Edisi Revisi VI. Jakarka : PT Rineka
Wang MD, Dongfeng Zhang MD. Tahun Cipta.
2016). BKKBN Sumatra Barat Tahun 2015.
Pengetahuan yang buruk tentang pil Pengertian Keluarga Berencana 2015.
kontrasepsi kombinasi adalah BKKBN tahun 2015. Data Peserta KB di
didokumentasikan dengan baik terutama pada Pasaman 2015.
wanita yang hadir janji dalam praktik umum, Bustan, M.N.1997. Epidemiologi Penyakit
di mana sebagian besar kontrapil keptik Tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta.
ditentukan. Kurangnya pengetahuan ini Brunner & Suddarth. (2011). Keperawatan
mungkin menjadi faktor utama dalam Medical Bedah. Edisi 8. Volume 3.
kegagalan dan kegagalan pil sekitar 20% Jakarta : EGC
kehamilan yang tidak diinginkan. Departement Pendidikan Nasional (2008).
Hipertensi yang terkait dengan Pengertian Lama Pemakaian Kontrasepsi
penggunaan kontrasepsi hormonal tidak jarang Pil Tahun 2008.
terutama dengan COC. Ini umumnya ringan Everett, Suzanne. 2007. Buku Saku
atau sedang dan memiliki prognosis yang Kontrasepsi Dan Kesehatan Seksual
menguntungkan dengan penyesuaian metode Reproduktif. Edisi II. Jakarta : EGC.
kontrasepsi. Ini penting bahwa berbagai faktor Glasier, Anna, dkk. 2005. Keluarga
risiko untuk mengembangkan hipertensi Berencana & Kesehatan Reproduksi.
diperhitungkan sebelum inisiasi metode Jakarta : EGC.
kontrasepsi hormonal. Pemantauan yang Gray, Huon, dkk. 2003. Kardiologi. Jakarta.
memadai termasuk pemantauan tekanan darah Erlangga
diperlukan untukklien tentang kontrasepsi Hui Liu MD,Jie Yao MD, Weijing Wang
hormonal. MD,Dongfeng Zhang MD. 2016.
Association between duration of oral
contraceptive use and risk of
5. KESIMPULAN hypertension.
HyacintheZamanéYobi Alexis
Berdasarka hasil peneliian Hubungan Usia Sawadogo,Georges Millogo,
Dan Lama Pemakaian Kontrasepsi Pil KB Charlemagne Marie Ouédraogo, Edmond

11
Nongkouni, SibraogoKiemtoré, Dantola Yundini. 2006. Faktor Resiko Hipertensi.
Paul Kaïn, YirbarKambiré, Jean Jakarta : Warta Pengendalian Penyakit
Lankoandé. 2016Hormonal Tidak Menular.
Contraception and Hypertensionat the Yuli, Reny, Aspiani. 2015. Buku Ajar Asuhan
Department of Obstetrics and Keperawatan Klien Gangguan
Gynecology, Yalgado Ouédraogo Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC.
TeachingHospital: Epidemiological, Jakarta. EGC.
Clinical and Therapeutic Patterns.
M. Saifuddin (2011). Alat Kontrasepsi Dan
Keluarga Berencana Tahun 2011.
Nafisah, Dewi & Wahjudi, Pudjo & Ramani,
Andrei Tahun 2014. Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian
Hipertensi Pada Akseptor Pil KB Di
Kelurahan Sumbersari Kabupaten
Jember Tahun 2014 (The Associated
Factors Of Hypertension Occurence In
Oral Contraceptives User At Sumbersari
District Area In Jember Regency). E-
Jurnal pustaka kesehatanVol.2 (.3)
september 2014
Nursalam, (2013). Metode Penelitian Ilmu
Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba
Medika
Notoadmodjo, S. (2005). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Notoadmodjo, Soekidjo (2010) Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC
Pangaribuan, Lamria & Bisara, Diana tahun
2013. Hubungan Penggunaan
Kontrasepsi Pil Dengan Kejadian
Hipertensi Pada Wanita Usia 15-49
Tahun Di Indonesia Tahun 2013 (Analisis
Data Riskesdas 2013). Vol. 25, Juni 2015
Paul Little, Simon Griffin, Joanne Kelly, Nigel
Dickson, Carolyn SadlerEffect of
educational leaflets and questions on
knowledgeof contraception in women
taking the combined contraceptive pill:
randomised controlled trial
Siti, Nina, Mulyani & Rinawati Mega. 2013.
Keluarga Berencana Dan Alat
Kontrasepsi. Numed.
Sumiati, Cici, Tatali & M.Rina & Bataha,
Yolanda tahun 2016. Hubungan
Penggunaan Kontrasepsi Pil KB
Kombinasi Dengan Hipertensi Pada
Akseptor KB Di Puskesmas Enemawira
Kabupaten Sangihe Tahun 2016. e-
Journal (eKp) Volume 4 Nomor 1, Mei
2016.
WHO tahun 2003. Data Tabel Klasifikasi
Hipertensi 2003.

12

S-ar putea să vă placă și