Sunteți pe pagina 1din 2

When I was in Junior High School, my father once took me to go fishing with him at the river on Sunday

morning. The river lies across our oil palm plantation. We had breakfast first at home and then left early
in the morning by motorcycle.

When we arrived in our plantation, my father parked the motorcycle under the hut. He asked me to
collect some dry wood and dry grass or leaves. When I already collected enough wood and dry leaves,
my father set a fire in the center of the fireplace. He said that the smoke from the fire would scare some
dangerous animal like bear and boar to come closer to the hut and so it would make us safer.

After cleaning some wild grass around the hut, my father gave me a hoe and asked me to dig some soil
to find worms. When I already had enough worm, I brought it to my father and we went straight to the
river. We put the worm on the fishing hook as a bait to catch the fish.

As a beginner fisher, I cannot apply the worm on the fishing hook well, and it look like it was about to fall
of the hook, but my father said that it was okay. I threw the fishing hook into the river and wait for the
fish to eat the bait, but nothing happened after a while.

When I was about to get bored I saw a big prawn was slowly walking in the water. I took the hook slowly
into the face of the prawn and move it up and down so the worm seemed alive. I never expected it to
happen but suddenly the prawn move its hand and grabbed the worm on my fishing hook. I lift it very
slowly and the prawn was still there hanging tight on the worm until I placed it on the ground and I
caught it right away with my hands. My father was so surprise to see it. Before we went home, we
cooked it at the hut and enjoyed it together.

Terjemahan Contoh Recount Text 2

Memancing di Sungai

Ketika saya masih di tingkat SMP, ayah saya pernah sekali mengajak saya pergi memancing bersamanya
di sungai pada hari minggu pagi. Sungai itu terbentang membelah kebun kelapa sawit milik kami. Kami
sarapan dulu di rumah dan kemudian berangkat sangat pagi dengan menggunakan sepeda motor.
Saat kami sampai di kebun kami, ayah saya memarkir motor itu di bawah pondok. Dia memintaku untuk
mengumpulkan beberapa kayu kering dan rumput atau daun kering. Ketika saya sudah mengumpulkan
kayu dan daun kering yang cukup, ayah saya menyalakan api ditengah tungku. Dia bilang bahwa asap dari
api tersebut akan menakuti beberapa hewan berbahaya seperti beruang dan babi hutan untuk mendekat
ke pondok sehingga hal itu akan membuat kami lebih aman.

Setelah membersihkan beberapa rumput liar disekitar pondok, ayah saya memberi saya sebuah cangkul
dan meminta saya untuk menggali tanah untuk mencari cacing. Saat saya sudah memiliki jumlah cacing
yang cukup, saya membawanya ke ayah saya dan kami langsung pergi ke sungai. Kami memasang cacing
di kail sebagai umpan untuk menangkap ikan.

Sebagai pemancing pemula, saya tidak bisa memasang cacing pada kail dengan benar, dan terlihat
seakan akan itu hampir jatuh dari kail, tapi ayah saya bilang itu tidak apa apa. Saya melempar kail
kedalam sungai dan menunggu ikan memakan umpan itu, tapi tidak ada yang terjadi setelah beberapa
saat.

Ketika saya hampir merasa bosan saya melihat seekor udang besar sedang berjalan pelan pelan di dalam
air. Saya menempatkan kail perlahan lahan kedepan wajah udang itu dan menggerakkan nya keatas dan
kebawah sehingga cacing nya terlihat hidup. Saya tidak pernah menduga itu akan terjadi tapi tiba tiba
udang itu menggerakkan tangannya dan menggenggam cacing yang ada di kail saya. Saya angkat kail itu
secara perlahan dan udang itu masih berada disana bergantungan erat pada cacing itu hingga saya
meletakkannya di atas tanah dan menangkapnya segera dengan kedua tangan saya. Ayah saya sangat
terkejut melihat itu. Sebelum kami pulang ke rumah, kami memasak udang itu di pondok dan
menyantapnya bersama.

S-ar putea să vă placă și