Sunteți pe pagina 1din 6

EFFECT OF HOUSE TEMPERATURE ON PERFORMANCE OF BROILER IN STARTER

PERIOD

Reny Puspa Wijayanti1, Woro Busono2 and Rositawati Indrati2


1. Student at Faculty Animal Husbandry University of Brawijaya
2. Lecturer at Faculty Animal Husbandry University of Brawijaya

ABSTRACT

This research was conducted for a month, from 15 November to 30 November 2011 in
Kediri. The purpose of this research was investigate the effect of temperatureon broiler
performance. The material of the research was 100 male broiler of 5 – 21 days of old. Research
method were experiment.The experiment invoved two temperature treatment namely 28ºC and
32ºC. Data of broiler performance included feed consumption, water consumption, body weight
gain, and feed conversion ratio were collected in this research. t test paired comparisonwas
used to analyse the data. Result showed 28ºC temperature treatment has a good broiler
performance particularly on feed consumption (1113;6±39;3),body weight gain (166±21;22) and
feed conversion ratio (1;6±0;05). Whereas water consumption was only significant
(4251;9±141;79) for broiler performance with 32ºC temperature treatment. It is concluded that
broiler maintained at temperature 32ºC had high level in water consumption and low level in
feed consumption and body weight again.

Key words: temperature, starter, broiler, body weight, feed consumption

PENGARUH SUHU KANDANG YANG BERBEDA TERHADAP PERFORMANS AYAM


PEDAGING PERIODE STARTER

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan selama satu bulan, dari 15 November - 30 November 2011 di
Kediri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh suhu kandang yang berbeda
terhadap performans ayam pedaging broiler. Materi penelitian adalah 100 broiler jantan umur 5-
21 hari. Metode penelitian adalah aksperimen. Penelitian dilakukan dengan dua perlakuan suhu
yaitu 28 º C dan 32 º C. Data yang diperoleh dari performans broiler yaitu konsumsi pakan,
konsumsi air, pertambahan bobot badan, dan konversi pakan. Analisis data menggunakan uji t
berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayam broiler pada perlakuan suhu 28 º C
memiliki hasil yang baik terutama pada konsumsi pakan (1113; 6 ± 39; 3), pertambahan bobot
badan (166 ± 21, 22) dan rasio konversi pakan (1, 6 ± 0; 05). Sedangkan pada suhu32 º C hanya
konsumsi air minum (4251; 9 ± 141, 79) yang menunjukkan hasil lebih baik.

Kata kunci: suhu, starter, broiler, bobot badan, konsumsi pakan

PENDAHULUAN protein hewani masyarakat Indonesia,


karena sifat proses produksi relatif cepat
Ayam broiler mempunyai potensi (kurang dari 5 minggu) dan hasilnya dapat
yang besar dalam memberikan sumbangan diterima masyarakat luas. Faktor-faktor
terhadap pemenuhan kebutuhan konsumsi yang mempengaruhi produksi ayam broiler

1
adalah genetik, lingkungan dan interaksi MATERI DAN METODE PENELITIAN
antara genetik dan lingkungan.
Di Indonesia yang beriklim tropis, Materi yang digunakan 100 ekor
suhu lingkungan di dataran rendah, di ayam pedaging jantan umur 5 - 20 hari,
musim kemarau dapat mencapai suhu 33 - strain Cobb produksi PT. Malindo, Kandang
34ºC. Kenaikan suhu dari 21,1menjadi 32,2 yang digunakan adalah kandang yang
ºC menyebabkan konsumsi ransum akan disekat dan tertutup, terbuat dari bambu dan
berkurang hingga 20,2%, dengan demikian menggunakan 2 kandang dengan2 perlakuan
suhu lingkungan sangat mempengaruhi dan 10 ulangan, tiap ulangan terdiri dari 5
penampilan produksi dari ayam broiler. ekor ayam pedaging. Perlakuan percobaan
Ayam broiler akan berproduksi optimal pada yaitu:
suhu 18 - 21ºC. Ayam broiler pada periode P1: kandang ayam pedaging yang diberi
stater kebutuhan suhunya mulai 29 - 35ºC, perlakuan suhu lingkungan 28ºC.
dan pada periode finisher membutuhkan P2: kandang ayam pedaging yang diberi
suhu 20ºC. Suhu yang ada di dalam perlakuan suhu lingkungan 32ºC
kandang, pada dasarnya adalah berupa panas Metode yang digunakan dalam
lingkungan yang berasal dari matahari dan penelitian ini adalah menggunakan uji t-Test
dari panas yang dikeluarkan oleh tubuh berpasangan.
 
ayam.
Tingginya suhu lingkungan di daerah ∑ Di
 Di 

n
tropis pada siang hari dapat mencapai 34ºC
dapat mengakibatkan terjadinya penimbunan
panas dalam tubuh, sehingga ternak



   ²
mengalami cekaman panas. Ayam broiler
∑
∑ Di²   
termasuk hewan homeothermis dengan suhu

  
nyaman 24ºC, akan berusaha
 


mempertahankan suhu tubuhnya dalam
S n1
|  |
keadaan relative konstan antara lain melalui

#/ √&
peningkatan frekuensi pernafasan dan
jumlah konsumsi air minum serta penurunan t hitung =
konsumsi ransum. Akibatnya, pertumbuhan Keterangan:
ternak menjadi lambat dan produksi menjadi
rendah.Tingginya suhu lingkungan dapat
juga menyebabkan terjadinya cekaman = jumlah selisih antara X A dan X B
oksidatif dalam tubuh, sehingga S² = ragam gabungan dari A dan B
menimbulkan munculnya radikal bebas yang
berlebihan (Miller and Madsen, 1993). Pakan yang digunakan dalam
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini adalah pakan komersial 8201-
dilakukan evaluasi untuk mengetahui super produksi PT. Malindo Feedmill, Tbk
pengaruh suhu dalam pemeliharaan ayam dengan kandungan bahan pakan dapat
pedaging periode stater pada suhu dilihat pada Tabel 1.
lingkungan 28°C dan 32°C terhadap
konsumsipakan, konsumsi air minum,
pertambahan bobot badan, dan konversi
pakan.

2
Tabel 1. Kandungan Bahan Pakan Ayam HASIL DAN PEMBAHASAN
Pedaging Komersial 8201 Super
Produksi PT. Malindo Feedmill, Hasil pengamatan suhu dan
Tbk. kelembaban harian diperlihatkan pada Tabel
2.
Kandungan Prosentase Tabel 2. Rataan Suhu dan Kelembaban
Protein Min 21,0%
Serat Max 4,0% Perlakuan Kelembaban%
Lemak Min 4,0%
Air Max 14% Pagi Siang Sore
Abu Max 6,5% 28oC 82,73 83 91
Kalsium 0,9-1,1% 32oC 83 83 91
Posfor 0,7-0,9%
Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa
Sumber: PT. Malindo
pada suhu 28ºC pada pagi hari
kelembabannya 82,73%, siang hari 83%,
Pada penelitian ini terdapat beberapa
sore hari 91%, sedangkan pada suhu 32ºC
peralatan yang digunakan, yaitu: 20 buah
pada pagi hari kelembabannya 83%, siang
tempat pakan yang terbuat dari plastik, 20
hari 83%, dan sore hari 91%.
buah tempat minum yang terbuat dari
plastik, 1 buah timbangan, 2 buah
Pengaruh Suhu Kandang Terhadap
thermometer untuk mengukur suhu kandang,
Konsumsi Pakan
2 buah thermo-hygrometer untuk mengukur
Hasilpengamatan konsumsi pakan
kelembaban kandang, 2 buah
(g/ekor) selama pengamatan (16 hari)
thermoregulator untuk mengatur suhu ruang
diperlihatkan pada Tabel 3.
kandang
Tabel 3. Pengaruh Suhu Kandang Terhadap
Dalam penelitian ini kandang dibuat
Konsumsi Pakan (g/ekor)
tertutup agar suhu dalam kandang tetap
stabil, dengan menggunakan suhu 28ºC dan
32ºC.Alat untuk mengatur suhu kandang Perlakuan Konsumsi Pakan
dalam penelitian menggunakan termostat. 28oC 1113,6 ± 39,34 b
Sumber panas yang digunakan untuk 32oC 965,3 ± 25,27 a
perlakuan suhu berasal dari pancaran bola
Hasil analisis menunjukkan bahwa
lampu. Suhu panas yang dipancarkan oleh
ayam pedaging yang dipelihara pada suhu
sumber panas pada obyek penelitian
28ºC konsumsi pakannya lebih banyak
dikontrol dengan menggunakan
dibandingkan dengan ayam pedaging yang
thermoregulator (termostat). Melalui
dipelihara pada suhu 32ºC (P<0,01). Hal ini
thermoregulator tersebut, suhu panas yang
disebabkan karena ayam pada suhu 32ºC
diterima obyek dapat dikontrol secara
mendapat cekaman panas yang lebih tinggi
otomatis pada suhu 28ºC dan 32ºC.
dibandingkan dengan ayam pada perlakuan
Termometer ruangan juga diperlukan untuk
28ºC, sehingga ayam pada suhu 32 ºC
mengukur suhu kandang dan
menurunkan konsumsi pakan. Hal ini sesuai
termohigrometer untuk mengukur
dengan pendapat Wahyu (1998) menyatakan
kelembaban kandang.
bahwa konsumsi pakan yang dikonsumsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
bangsa ayam, tingkat produksi, temperatur
lingkungan, sistem kandang, periode
3
pertumbuhan dan adanya penyakit.Kusnadi Pengaruh Suhu Kandang Terhadap
(2006) menyatakan bahwa tingginya suhu Pertambahan Bobot Badan
lingkungan di daerah tropis pada siang hari Hasil pengamatan pertambahan
dapat mengakibatkan terjadinya penimbunan bobot badan (g/ekor/minggu) diperlihatkan
panas dalam tubuh, sehingga ternak pada Tabel 5.
mengalami cekaman panas. Ayam broiler Tabel 5. Pengaruh Suhu Kandang Terhadap
termasuk hewan homeothermis, akan Pertambahan Bobot Badan
mempertahankan suhu tubuhnya dalam (g/ekor/minggu)
keadaan relatif konstan antara lain melalui
peningkatan frekuensi pernafasan dan Perlakuan Pertambahan Bobot
jumlah konsumsi air minum serta penurunan Badan (g)
konsumsi ransum. 28oC 166 ± 21,22 b
32oC 148,1 ± 5,86 a
Pengaruh Suhu Kandang Terhadap
Konsumsi Air Minum Hasil analisis menunjukkan bahwa
Hasil pengamatan konsumsi minum ayam pedaging yang dipelihara pada suhu
(ml) diperlihatkan pada Tabel 4. 28ºC pertambahan bobot badannya lebih
Tabel 4.Pengaruh Suhu Kandang Terhadap tinggi dibandingkan dengan ayam pedaging
Konsumsi Air Minum yang dipelihara pada suhu 32ºC (P<0,01).
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
Perlakuan Konsumsi Air Minum (ml) pada suhu 28ºC rataan pertambahan bobot
28oC 3651,4 ± 104,78 a badannya sebesar 166 g/ekor/minggu,
32oC 4251,9 ± 141,79 b sedangkan pada suhu 32ºC rataan
pertambahan bobot badannya sebesar 148,1
Hasil analisis menunjukkan bahwa g/ekor/minggu. Hal ini disebabkan karena
ayam pedaging yang dipelihara pada suhu ayam pada suhu 32ºC mengalami cekaman
28ºC konsumsi air minumnya lebih sedikit panas yang mengakibatkan menurunnya
dibandingkan dengan ayam pedaging yang nafsu makan yang berpengaruh pada
dipelihara pada suhu 32ºC. Dari analisis pertambahan bobot badan. Jull (1982)
menunjukkan bahwa rataan konsumsi air menyatakan bahwa persentase kenaikan
minum pada suhu 28ºC sebesar 3651,4 ml bobot badan dari minggu ke minggu
dan pada suhu 32ºC sebesar 4251,9 ml, hal berikutnya selama periode pertumbuhan
ini disebabkan karena pada suhu 32ºC ayam tidak sama. Kecepatan pertumbuhan
mengalami cekaman panas yang dipengaruhi oleh genetik (strain), jenis
menyebabkan penimbunan panas dalam kelamin, lingkungan, manajemen, kualitas
tubuh. Untuk mengurangi penimbunan dan kuantitas pakan yang
panas ayam berusaha mengurangi konsumsi dikonsumsi.Rasyaf (1993) menyatakan
pakan dan meningkatkan konsumsi air bahwa bobot badan dipengaruhi oleh
minum.Rasyaf (1993) menyatakan bahwa kualitas dan kuantitas pakan yang
kebutuhan air minum tergantung pada dikonsumsi, dengan demikian perbedaan
temperatur kandang. Iklim di Indonesia yang kandungan zat-zat makanan dan banyaknya
tropis menyebabkan kebutuhan air minum volume pakan yang termakan seharusnya
ayam pedaging menjadi lebih besar memberikan pengaruh terhadap
dibandingkan di tempat yang bertemperatur pertambahan bobot badan ayam karena
lebih dingin. kandungan zat-zat makanan yang seimbang

4
tersebut mutlak diperlukan untuk rendah angka konversi ransum maka
pertumbuhan yang optimal. semakin baik.Hal ini berarti penggunaan
Peningkatan pertambahan bobot ransum semakin efisien. Faktor-faktor yang
badan ini sejalan dengan meningkatnya mempengaruhi konversi pakan adalah
konsumsi pakan yaitu semakin tinggi bentuk fisik pakan, bobot badan, kandungan
konsumsi pakan maka meningkat pula bobot nutrisi pakan, lingkungan tempat
badanya, karena salah satu fungsi pakan pemeliharaan, strain, dan jenis kelamin
dalam tubuh ayam selain untuk kebutuhan (Jull,1982). Nasheim, Austic dan Card
hidup pokok juga untuk (1979) menyatakan bahwa faktor lingkungan
pertumbuhan.Rasyaf (1993) menyatakan yang berpengaruh terhadap konversi pakan
bahwa fungsi pakan dalam tubuh ayam adalah suhu yang kurang nyaman, penyakit
adalah untuk memenuhi kebutuhan pokok, dan persediaan pakan atau air minum yang
membentuk sel-sel jaringan tubuh, terbatas, faktor genetik, tatalaksana
menggantikan bagian yang rusak, serta pemeliharaan, suhu lingkungan, kualitas
untuk kebutuhan produksi. pakan, kepadatan kandang dan penyakit.

Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap KESIMPULAN


Konversi Pakan
Rataanhasil pengamatan konversi Ayam pedaging periode starter yang
pakan diperlihatkan pada Tabel 6. dipelihara pada suhu 28˚C memiliki rataan
Tabel 6.Pengaruh Suhu Lingkungan konsumsi pakan, pertambahan bobot badan
Terhadap Konversi Pakan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
ayam yang dipelihara pada suhu 32˚C.
Perlakuan Konversi Pakan Ayam yang dipelihara pada suhu 28ºC
28oC 1,6 ± 0,05 b memiliki konsumsi pakan 1393,4 g,
32oC 1,3 ± 0,15 a konsumsi air minum 3651,4ml, pertambahan
bobot badan 166g, konversi pakan 1,6.
Hasil analisis menunjukkan bahwa Ayam yang dipelihara pada suhu 32ºC
ayam pedaging yang dipelihara pada suhu memiliki konsumsi pakan 1119,5g,
28ºC konversi pakannya lebih rendah konsumsi air minum 4251,9ml, pertambahan
dibadingkan dengan ayam pedaging yang bobot badan 148,1g dan konversi pakan 1,3.
dipelihara pada suhu 32ºC (P<0,01). Ayam pedaging periode starter yang
Konversi pakan yang didapat selama dipelihara pada suhu 32˚C memiliki rataan
penelitian pada suhu 28ºC sebesar 1,6 dan konsumsi minum yang lebih tinggi
pada suhu 32ºC sebesar 1,3. Tinggi dibanding dengan ayam yang dipelihara
rendahnya angka konversi pakan disebabkan pada suhu 28˚C.
oleh adanya selisih yang semakin besar atau
kecil pada perbandingan antara pakan yang DAFTAR PUSTAKA
dikonsumsi dengan pertambahan bobot
badan yang dicapai. Tingginya konversi Jull, M. A. 1982. Poultry Husbandry. Tata
pakan menunjukkan bahwa pertambahan Mc Graw Hill Publishing
bobot badan yang rendah akan menurunkan Company Ltd. New Delhi.
nilai efisiensi penggunaan pakan.Wahju
(2004) menyatakan bahwa konversi pakan Kusnadi, E. 2006.Suplementasi Vitamin C
dapat digunakan untuk mengukur Sebagai Penangkal Cekaman
keefisienan penggunaan ransum.Semakin Panas Pada Ayam
Broiler.http://suplementasi-

5
vitamin-sebagai-penangkal-
cekaman-panas-ayam-
broiler.pdf. [diakses 14 Juli
2011]

Miller, J.K., E.B. Slebodzunska and F.C.


Madsen. 1993. Oxidative Stres,
Antioxidant, and Animal
Function. J. Dairy Sci.76: 2812 –
2823.

Neisheim, M.C.R.E. Austic and L.e. Card,


1979. Poultry Production. Twelfth
Edition. Lea and Febringer
Philadelphia

Wahju, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Edisi


Keempat. Universitas Gadjah
Mada Press, Yogyakarta.

Yitnosumarto, S. 1993. Percobaan:


Perancangan, Analisis dan
Interpretasinya. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.

S-ar putea să vă placă și