Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Oleh:
YOGAS DWI ANJASMARA
144012014040
i
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN YANG MENGALAMI HIPERTENSI
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN INTOLERANSI AKTIVITAS
DI RSUD PRINGSEWU TAHUN 2017
Oleh:
YOGAS DWI ANJASMARA
144012014040
ii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
1
ABSTRAK
iii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2
ABSTRACT
iv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
3
v
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
4
vi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
5
Dibuat di : Pringsewu
Pada Tanggal : Juli 2017
Yang menyatakan
vii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
6
MOTTO
Tolak ukur dari kesempurnaan hidup adalah saat apa yang kita lakukan
bermanfaat untuk orang lain.
Boleh nakal asal tidaklah bodoh, Boleh tidak logis asalkan realistis dan boleh
melakukan apapun asal tidak merugikan orang lain.
Aku bukanlah orang hebat, tapi aku mau belajar dari orang hebat, aku adalah
orang biasa tapi aku ingin menjadi orang yang luar biasa. Dan aku bukanlan
orang yang istimewa tetapi aku ingin membuat seseorang menjadi istimewa.
viii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
7
PERSEMBAHAN
ix
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
8
RIWAYAT PENULIS
x
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
9
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan
karuniaNya penulis telah diberikan kekuatan dan kemampuan untuk
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sesuai waktu yang telah ditentukan. Karya
tulis ilmiah ini berjudul : “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Yang Mengalami
Hipertensi Dengan masalah Keperawatan Intoleransi Aktivitas”.
Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ns. Asri Rahmawati, S. Kep., M. Kes selaku Ketua STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung sekaligus pembimbing II.
2. Idayati, S. Kep., M. Kes., selaku Ketua Prodi D III
3. Heru Supriyatno,S.Kep.,M.Kes., selaku Pembimbing I.
4. Ns. Cikwanto,S.Kep., selaku pembimbing II
5. Manzahri, S.Kep., M.Kes, selaku Penguji I.
6. Seluruh dosen dan staf STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
7. Bapak, ibu, dan kakak tercinta yang selalu menantikan keberhasilanku.
8. Rekan–rekan seperjuangan angkatan ke - 19 yang telah membantu dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan KaryaTulisI lmiah
ini ada kekurangan baik dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
selanjutnya.Semoga laporan karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembaca pada umumnya dan profesi keperawatan khususnya.
Wasalammu’alaikumWr. Wb.
Pringsewu, Juli 2017
Penulis
xi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
10
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Batasan Masalah....................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
D. Tujuan ...................................................................................................... 5
1. Tujuan Umum ................................................................................... 5
2. Tujuan Khusus .................................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian.................................................................................... 6
1. Manfaat Teoritis ................................................................................ 6
2. Manfaat Praktis ................................................................................. 6
xii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
11
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 63
B. Saran ..................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
12
HALAMAN TABEL
xiv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
13
DAFTAR GAMBAR
xv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 5. SOP
xvi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmhg. Hipertensi tidak hanya
beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain
seperti penyakit syaraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan
individu yang memiliki kondisi fisik yang terganggu. Individu ini dapat
1
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2
Penyakit ini menjadi salah satu masalah utama bagi kesehatan di dunia
terutama terjadi di Negara berkembang pada tahun 2025 dari jumlah total 639
juta kasus ditahun 2000. Jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 1,15
milyar kasus ditahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita
Menurut WHO, 1 dari 3 orang menderita hipertensi atau darah tinggi dan
110.622 kasus atau 7,33%, dan pada tahun 2010 peringkatke III sebanyak
bahwa responden dengan gaya hidup melakukan aktifitas fisik setiap hari dan
dari 71 orang ternyata yang memiliki pola makan baik ada 32 orang (45,1%),
responden yang memiliki pola makan buruk ada sebanyak 39 orang (54,9%),
perokok berat ada sebanyak 21 orang (29,6%), distribusi aktifitas fisik dengan
(42,3%).
Data dari catatan rekam medis di RSUD Pringsewu pada tahun 2016 dari
karya tulis ilmiah dengan pendekatan study kasus yang berjudul “Asuhan
B. Batasan Masalah
Aspek kasus yang dibatasi untuk diangkat dalam topik studi kasus ini adalah
C. Rumusan Masalah
intoleransi aktivitas?”
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
aktivitas.
2. Manfaat Praktis
a. Perawat
b. Rumah sakit
aktivitas.
c. Institusi Pendidikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar
8
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
9
beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan
2. Klasifikasi Hipertensi
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi
Tekanan (mmHg) Tekanan (mmHg)
Derajat
sistolik diastolik
Normal < 120 Dan < 80
Pre hipertensi 120 – 139 Atau 80 - 89
Hipertensi derajat I 140 – 159 Atau 90 - 99
Hipertensi derajat II 160 Atau >100
b. Hipertensi Sekunder
3. Etiologi
f. Lingkungan
Biasanya tanpa ada gejala atau tanda-tanda yang spesifik. Pada kasus
hipertensi berat , gejala yang mungkin dialami klien antara lain adalah:
a. Sakit kepala
b. Perdarahan hidung
c. Vertigo
d. Mual muntah
e. Perubahan penglihatan
g. Sesak nafas
i. Nyeri dada
(Riyadi, 2011).
5. Patofisiologi
arteriol akibat naiknya tonus otot polos pada pembuluh darah tersebut.
Bila hipertensi sudah berjalan cukup lama maka yang akan dijumpai
hiperplasi, maka sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi
hipertensi
Kerja jantung
meningkat Retensi pembuluh darah Vasokontriksi Spasme anteriole Vasokontriksi
otak pembulu darah afterioad meningkat
ginjal
Resiko injuri
Nyeri kepala Retensi Na
Intoleransi aktivitas
Gangguan
(Hariyanto & Sulistyowati, 2015) keseimbangan cairan
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan nonfarmakologi
4) Menghindari merokok
5) Penurunan stress
8. Pengobatan farmakologi :
a. Diuretik (Hidroklorotitiszid)
ringan.
STIKesMuhammadiyahPringsewu Lampung
14
hipogikemia
pembuluh darah.
B. Intoleransi Aktivitas
individu yang memiliki kondisi fisik yang terganggu. Individu ini dapat
2014).
b. Kesehatan fisik
tubuh.
c. Keadaan nutrisi
d. Emosi
f. Pekerjaan
a. Gangguan musculoskeletal
b. Gangguan kardiovaskuler
yang merupakan proses dinamis dan terorganisasi yang meliputi tiga aktivitas
dasar yaitu pengumpulan data secara sistematis, memilih dan mengatur data
b. Riwayat kesehatan
kepala terasa pusing dan bagian kuduk terasa berat, tidak bisa
tidur
penyakit yang menahun yang sudah lama dialami oleh pasien, dan
1) Aktivitas/istirahat
takipnea
2) Sirkulasi
3) Integritas ego
4) Eliminasi
5) Makanan/cairan
6) Neurosensori
7) Nyeri/ketidaknyamanan
8) Pernapasan
9) Keamanan
10) Pembelajaran/penyuluhan
2. Diagnosa Keperawatan
(Tarwoto, 2011).
3. Resiko cidera
3. Intervensi
Intervensi adalah tahap ketiga dari proses keperawatan dimana pada tahap
dan kebisingan
i) Kurangi factor
presipitasi nyeri
j) Pilih dan
lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologi,
non farmakologi
dan inter
personal)
k) Kaji tipe dan
sumber nyeri
untuk
menentukan
intervensi
l) Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi
m) Berikan
analgetik untuk
mengurangi
nyeri
n) Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
o) Tingkat istirahat
p) Kolaborasi
dengan dokter
jika ada keluhan
dan tindakan
nyeri tidak
berhasil
q) Monitor
penerimaan
penerimaan
pasien tentang
manajemen
nyeri
Analgesic
Administration
a) Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian obat
b) Cek instruksi
dokter tentang
jenis obat, dosis,
dan frekuensi
c) Cek riwayat
alergi
d) Pilih analgesik
yang diperlukan
atau kombinasi
dari analgesic
ketika
pemberian lebih
dari satu
e) Tentukan
pilihan
analgesik
tergantung tipe
dan beratnya
nyeri
f) Tentukan
analgesic
pilihan, rute
pemberian, dan
dosis optimal
g) Pilihrute
pemberian
secara IV, IM
untuk
pengobatan
nyeri secara
teratur
h) Monitor vital
sign sebelum
dan sesudah
pemberian
analgesik
pertama kali
i) Berikan
analgesic tepat
waktu terutama
saat nyeri hebat
j) Evaluasi
efektivitas
analgesik, tanda
dan gejala
3 Risiko cidera NOC NIC
Definisi :beresiko 1. Risk control Environment
mengalami cidera sebagai Kriteria Hasil : Management
akibat kondisi lingkungan a. Klien terbebas dari cedera (Manajemen
yang berinteraksi dengan b. Klien mampu menjelaskan lingkungan)
sumber adaptif dan sumber cara/metode untuk a. Sediakan
defensif individu.. mencegah injury/cedera lingkungan
Faktor resiko: c. Klien mampu menjelaskan yang aman
a. Eksternal faktor resiko dari untuk pasien
1. Biologis (mis.,tingkat lingkungan/prilaku b. Identifikasi
imunisasi komunitas, personal kebutuhan
mikroorganisme) d. Mampu memodifikasi kemampuan
2. Zat kimia gaya hidup untuk pasien sesuai
(mis.,racun, polutan, mencegah injury dengan kondisi
obat, agenens e. Menggunakan fasilitas fisik dan fungsi
farmasi, kesehatan yang ada kognitif pasien
alkohol,nikotin,penga f. Mampu mengenali dan riwayat
wet,kosmetik,pewarn perubahan status kesehatan penyakit
a) terdahulu
4. Implementasi
5. Evaluasi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah model atau yang digunakan peneliti untuk melakukan
2011, Hal:72)
Desain yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu studi untuk
B. Batasan Istilah
28
C. Partisipan
Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 klien yaitu dengan
penelitian adalah 3 hari, jika sebelum 3 hari klien sudah pulang maka, perlu
pengganti klien lainnya yang sejenis. Dan bila perlu dapat dilanjutkan dalam
E. Pengumpulan Data
1. Wawancara
F. Analisa Data
1. Pengumpulan data
2. Mereduksi data
3. Penyajian data
maupun teks naratif. Kerahasian dari klien dijaga dengan membuat nama
4. Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian akan dibahas dan dibandingkan pada
G. Etik Penelitian
penelitian.
penelitian
pelaksanaan penelitian
asal responden dalam kuesioner maupun alat ukur apapun untuk menjaga
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Manusia sebagai subyek penelitian memiliki privasi dan hak asasi untuk
subyek yang tidak ingin identitas dan segala informasi tentang dirinya
diketahui oleh orang lain. Prinsip ini dapat diterapkan dengan cara
hal:239).
minimal. Prinsip ini diikuti prinsip tidak merugikan (primum non nocere,
5. Non-maleficience
Berarti tidak melukai atau tidak menimbulkan bahaya / cidera bagi orang
6. Justice
gender, status ekonomi, budaya dan etik (Muhamad Jusuf Hanafiah &
8. Privacy
BAB IV
A. Hasil
Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu beralamat di jalan Lintas Barat Pekon
Rumah Sakit terus berusaha untuk menigkatkan cakupan dan kualitas pelayanan
peningkatan pola pengelolaan keuangan yang sehat dapat menjadikan Rumah Sakit
akuntabel.
34
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
35
Daerah Pringsewu”. Dan sebagai pendukung dari visi yang akan diraih maka
Kesehatan yang Prima dan Berkualitas” dimana filosofi dari Rumah Sakit Umum
Daera Pringsewu adalah “Anda Sehat dan Puas Kami Bahagia”. Sementara itu
tujuan yang ingin dicapai oleh Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu adalah
tatanan Rumah Sakit yang bersih”. Jenis pelayanan dan fasilitas penunjang yang
diberikan Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu diantaranya Unit Gawat Darurat,
ICU, Rawat Jalan, Rawat Inap, Laboratorium, Kamar Operasi, Instalasi Gizi,
2. Pengkajian
informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
Tabel 4.1
Identitas Klien
Identitas Klien Klien 1 Klien 2
I. Data dasar
A. Identitas klien
a Nama : Ny. S Ny. W
b Usia : 56 tahun 48 tahun
B. Sumber informasi
a. Nama : Ny.R Ny.W
b. Hub dengan klien Anak Kerabat
Berdasarkan table 4.1 terdapat perbedaan suku pada kedua klien, dimana
Tabel 4.2
Riwayat Penyakit
c. Riwayat penyakit Pada saat pengkajian pada Pada saat pengkajian pada
sekarang tanggal 13-06-2017 pada pukul tanggal 06-07-2017 pada pukul
d. Riwayat kesehatan klien mengatakan klien pernah klien mengatakan klien belum
masa lalu berobat di Puskesmas dengan pernah dirawat dipuskesmas
gejala sakit yang sama, klien atau rumah sakit, klien
mengatakan sering mengalami mengatakan sering mengalami
nyeri kepala, klien juga nyeri kepala, klien juga
mengatakan klien tidak perokok mengatakan klien tidak perokok
,klien mengatakan tidak ,klien mengatakan tidak
memiliki alergi terhadap memiliki alergi terhadap
makanan dan obat dan klien makanan dan obat dan klien
mengatakan klien tidak pernah mengatakan klien tidak pernah
mengalami kecelakaan seperti mengalami kecelakaan seperti
benturan atau terjatuh. benturan atau terjatuh.
Genogram Klien 1
Gambar 4.1
Genogram
X x X
xx ×
Ny. S
x X X X X
z
x
x
Genogram klien 2
X X X X
X Ny. W
Keterangan :
: Perempuan : keturunan
X : Meninggal : klien
Berdasarkan gambar 4.1 klien 1 dan klien 2 tidak memiliki riwayat penyakit
menurun, dan hipertensi pada kedua klien disebabkan karena gaya hidup tidak
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Lingkungan
Tabel 4.5
Perubahan Pola Kebiasaan
Sebelum sakit
Klien mengatakan aktivitas Sebelum sakit
hariannya adalah sebagai ibu Klien mengatakan aktivitas
f. Pola aktivitas rumah tangga yang bekerja hariannya adalah bercocok tanam
sebagai wirasuasta sayuran di kebun belakang rumah
Saat sakit Saat sakit
klien mengatakan hanya klien mengatakan hanya berbaring
berbaring di tempat tidur, dan di tempat tidur, dan klien
klien mengatakan pusing saat mengatakan pusing saat aktivitas
aktivitas berlebih, aktivitas klien berlebih, aktivitas klien dibantu
dibantu oleh keluarganya, klien oleh keluarganya, klien
mengatakan selalu dipantau saat mengatakan lemas.
beraktivitas oleh keluarganya.
Sebelum sakit
Sebelum sakit klien mengatakan Sebelum sakit
klien tidak merokok dan, klien Sebelum sakit klien mengatakan
mengatakan tidak pernah klien tidak merokok dan, klien
g. Pola kebiasaan mengkonsumsi minuman mengatakan tidak pernah
yang beralkohol dan obat obatan. mengkonsumsi minuman
mempengaruhi beralkohol dan obat obatan.
kesehatan
Berdasarkan tabel 4.5 ditemukan perbedaan pada berat badan kedua klien ,
Tabel 4.6
Pemeriksaan fisik
Tabel 4.7
Pemeriksaan Diagnostik
f. MCV : 0 0–1
0 2–4
g. MCH : 0 3–5
83 50 – 70
h. MCHC : 7 25 – 40
10 2–8
i. Hitung jenis 80 0 – 10 mm/jam
1. Basofil :
114 < 140
2. Esinofil : 21 13 – 43
0,60 0,72 – 1,18
3. Batang :
4. Segmen :
5. Limfosit :
6. Monosit :
j. LED :
Kimia
a. Gula darah sewaktu
b. Ureum
c. Creatinine
f. MCV : 0 0–1
1 2–4
g. MCH : 2 3–5
65 50 – 70
h. MCHC : 27 25 – 40
6 2–8
i. Hitung jenis 2 0 – 10 mm/jam
1. Basofil :
124 < 140
2. Esinofil : 48 13 – 43
1,00 0,72 – 1,18
3. Batang :
4. Segmen :
5. Limfosit :
6. Monosit :
j. LED :
b. Ureum
c. Creatinine
Tabel 4.8
Penatalaksanaan klien 1
d. Paracetamol
Penatalaksanaan klien 2
d. Paracetamol
3. Analisa Data
Tabel 4.9
Analisa data
Data Objektif:
a. Klien terlihat hanya beraktivitas
di tempat tidur
Data Objektif:
a. Klien tampak memegangi
bagian yang nyeri
b. Sekalanyeri 6 (1-10)
Data Objektif:
c. Klien tampak memegangi
bagian yang nyeri
d. Sekalanyeri 6 (1-10)
Perencanaan
Pada sub bab ini peneliti akan melalakukan penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilakukan untuk membantu pasien dalam mencapai hasil
Tabel 4.10
Perencanaan
DIAGNOSA
KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
(Tujuan, Kriteria Hasil)
Klien 1
Dx. 1 1. Kaji tanda-tanda vital 1. Mengetahui
Intoleransi aktivitas 2. Kaji tingkat aktifitas yang dapat keadan umum
berhubungan dengan dilakukan klien klien
kelemahan, ketidak 3. Memberikan ajurkan tentang dan 2. Mengetahui
seimbangan suplai dan bantuan dalam aktivitas fisik, kognitif, kemampuan
kebutuhan oksigen. social dan sepiritual yang sepesifik. klien yang dapat
4. Mengatur penggunaan energy di lakukan
Setelah dilakukan asuhan 5. Terapi latihan fisik, ambulasi: 3. Untuk
keperawatan selama menggunakan gerakan tubuh aktif atau meningkat kan
3x24jam(13-15Juni2017) pasif rentang,
diharapkan masalah 6. Promosi latihan fisik latihan kekuatan : frekuensi, /
intoleransi aktivitas dapat memfasilitasi latihan otot resistif secara durasi aktivitas
teratasi dengan kriteria rutin individu
hasil: 4. untuk mengatasi
1. Berpartisipasi dalam atau mencegah
aktivitas fisik tanpa kelelahan
disertai peningkatan 5. untuk
tekanan darah, nadi mempertahankan
dan RR atau memperbaiki
2. Mampu melakukan fleksibilitas sendi
aktivitas sehari hari 6. untuk
secara mandiri mempertahankan
3. Tanda-tanda vital atau meningatkan
dalam rentang normal kekuatan otot
4. Energy posikomotor
5. Level kelemahan
6. Mampu berpindah
dengan atau tanpa
bantuan alat
7. Status kardiopulmonali
adekuat
8. Sirkulasi status baik
9. Status respirasi
pertukaran gas dan
vetilasi adekuat
DIAGNOSA
KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
(Tujuan, Kriteria Hasil)
Klien 2
Dx. 1
Intoleransi aktivitas 1. Kaji tanda-tanda vital 1. Mengetahui
berhubungan dengan 2. Kaji tingkat aktifitas yang dapat keadaan umum
kelemahan, ketidak dilakukan klien klien
seimbangan suplai dan 3. Memberikan ajurkan tentang dan 2. Mengetahui
kebutuhan oksigen. bantuan dalam aktivitas fisik, kognitif, kemampuan klien
social dan sepiritual yang sepesifik. yang dapat di
Setelah dilakukan asuhan 4. Mengatur penggunaan energy lakukan
keperawatan selama 5. Terapi latihan fisik, ambulasi: 3. Untuk meningkat
3x24jam(6-8Juli2017) menggunakan gerakan tubuh aktif atau kan rentang,
diharapkan masalah pasif frekuensi, / durasi
intoleransi aktivitas dapat 6. Promosi latihan fisik latihan kekuatan : aktivitas individu
teratasi dengan kriteria memfasilitasi latihan otot resistif secara 4. untuk mengatasi
hasil: rutin atau mencegah
1. Berpartisipasi dalam kelelahan
aktivitas fisik tanpa 5. untuk
disertai peningkatan mempertahankan
tekanan darah, nadi atau memperbaiki
dan RR fleksibilitas sendi
2. Mampu melakukan 6. untuk
aktivitas sehari hari mempertahankan
secara mandiri atau meningatkan
3. Tanda-tanda vital kekuatan otot
dalam rentang normal
4. Energy posikomotor
5. Level kelemahan
6. Mampu berpindah
dengan atau tanpa
bantuan alat
7. Status kardiopulmonali
adekuat
8. Sirkulasi status baik
Status respirasi pertukaran
gas dan vetilasi adekuat
4. Pelaksanaan
Tabel 4.11
Pelaksanaan
Diagnosa 13 Juni
6 Juli 20172017 14 Juni
7 Juli 20172017 152017
8 Juli Juni 2017
Keperawatan
Klien 2
Itoleransi 10:00 1. Mengkaji tanda-tanda vital klien 09:55 1. Mengkaji tanda-tanda vital 09.58 1. Mengkaji tanda-tanda
aktivitas b.d H: (S: 36,7 C, N: 90x/menit, RR: klien vital
kelemahan, 23x/menit, TD: 190/90 mmHg.) H: (S: 35,7 C, N: 89x/menit, H: (S: 36,0 C, N:
ketidak R: klien kooperatif RR: 21x/menit, TD: 180/80 87x/menit, RR:
keseimbangan 10:20 2. mengkaji tingkat aktifitas yang dapat mmHg.) 19x/menit, TD: 170/80
suplay dan dilakukan klien R: klien kooperatif mmHg.)
kebutuhan H:keadaan klien masih lemah 10.00 2. mengkaji tingkat aktifitas R: klien kooperatif
oksigen N:94x/menit yang dapat dilakukan klien
R: klien tampak melakukan gerakaan H:klien mampu melakukan 10.00 2. mengkaji tingkat
pasif miring kanan-kiri aktifitas yang dapat
10:25 3. Memberikan ajurkan tentang dan N:92x/menit dilakukan klien
bantuan dalam aktivitas fisik, kognitif, R: klien tampak melakukan H:klien mampu duduk
social dan sepiritual yang sepesifik. gerakaan miring kanan dan secara mandiri
H: keluarga membantu dalam kiri N:88x/menit
melakukan aktivitas 10.08 3. Memberikan ajurkan tentang R: klien tampak
R: keluarga dan klien kooperatif dan bantuan dalam aktivitas kooperatif saat latihan
10:30 4. Mengatur penggunaan energy fisik, kognitif, social dan duduk
H:mencegah kelelahan pada klien sepiritual yang sepesifik. 10.10 3. Memberikan ajurkan
R: klien kooperatif H: keluarga membantu dalam tentang dan bantuan
10:35 5. Terapi latihan fisik, mobilitas sendi: melakukan aktivitas dalam aktivitas fisik,
menggunakan gerakan tubuh aktif atau R: keluarga dan klien kognitif, social dan
pasif kooperatif sepiritual yang sepesifik.
H:meperbaiki fleksibilitas sendi 10.15 4. Mengatur penggunaan energy H: keluarga membantu
R:klien mengikuti yang di intruksikan H:mencegah kelelahan pada dalam melakukan
perawat melaukan gerakan klien aktivitas
10:37 6. Promosi latihan fisik latihan kekuatan : R: klien kooperatif R: keluarga dan klien
memfasilitasi latihan otot resistif 10.25 5. Terapi latihan fisik, mobilitas kooperatif
secara rutin ,ambulasi: menggunakan 10.20 4. Mengatur penggunaan
H:keluarga dan klien mampu memahi gerakan tubuh aktif atau pasif energy
apa yang sudah diberikan perawat H:mencegah kelelahan
Diagnosa 13 Juni
6 Juli 20172017 7 Juli142017
Juni 2017 8 Juli152017
Juni 2017
Keperawatan
R:klien dan keluarga kooperatif dalam H:klien mampu melakukan pada klien
proses keperawatan aktivitas perlahan seperti R: klien kooperatif
duduk dan berdiri 10.28 5. Terapi latihan fisik,
R:klien mengikuti yang di ambulasi: menggunakan
intruksikan perawat dalam gerakan tubuh aktif atau
melaukan gerakan pasif
H:klien mampu
melakukan aktivitas
mandiri seperti duduk
dan berjalan
R:klien mengikuti yang
di intruksikan perawat
melaukan gerakan
5. Evaluasi
Tabel 4.12
Evaluasi
Diagnosa Hari 1 Hari 2 Hari 3
Klien 1 S: S: S:
Intoleransi aktivitas b.d 1. Klien mengatakan masih lemah 1. Klien mengatakan mampu melakukan 1. Klien mengatakan mampu duduk
kelemahan, ketidak 2. Klien mengatakan aktivitasnya dibantu oleh miring kanan dan kiri dengan mandiri
seimbangan suplai dan keluarga 2. Klien mengatakan aktivitasnya dibantu oleh 2. Klien mengatakan aktivitasnya
kebutuhan oksigen 3. Klien mengatakan hanya berbaring di tempat keluarga dibantu oleh keluarga
tidur 3. Klien mampu miring kanan kiri secara 3. Klien mengatakan mampu duduk
4. Klien mengatakan mampu miring kanan dan mandiri secara mandiri dan berjalan
kiri 4. Klien mengatakan mulai latihan duduk O:
O: O: 1. Klien tampaksedikit lemah
1. Klien tampak lemah 1. Klien tampaksedikit lemah 2. Klien tampak kooperatif
2. Klien tampak kooperatif 2. Klien tampak kooperatif 3. (S: 35.7 C, N: 84x/menit, RR:
3. (S: 36.0 C, N: 93x/menit, RR: 24x/menit, 3. (S: 35,7 C, N: 89x/menit, RR: 21x/menit, 20x/menit, TD: 150/80 mmHg.)
TD: 180/90 mmHg.) TD: 180/80 mmHg.) 4. Klien tampak belum bisa
4. Klien tampak belum bisa melakukan aktivitas 4. Klien tampak belum bisa melakukan aktivitas melakukan aktivitas secara mandiri
secara mandiri secara mandiri 5. N:86x/menit
5. N98x/menit 5. N:93x/menit A: Masalah aktivitas teratasi
A: Masalah belum teratasi A: Masalah aktivitas belum teratasi P: Hentikan intervensi
P: Lanjutkan intervensi P: Lanjutkan intervensi
1. Kaji tanda-tanda vital 1. Kaji tanda-tanda vital
2. Kaji tingkat aktifitas yang dapat dilakukan 2. Kaji tingkat aktifitas yang dapat dilakukan
klien klien
3. Memberikan ajurkan tentang dan bantuan 3. Memberikan ajurkan tentang dan bantuan
dalam aktivitas fisik, kognitif, social dan dalam aktivitas fisik, kognitif, social dan
sepiritual yang sepesifik. sepiritual yang sepesifik.
4. Mengatur penggunaan energy 4. Mengatur penggunaan energy
5. Terapi latihan fisik, mobilitas sendi: 5. Terapi latihan fisik, mobilitas sendi
menggunakan gerakan tubuh aktif atau pasif menggunakan gerakan tubuh aktif atau pasif
O: O: O:
1. Klien tampak lemah 1. Klien tampaksedikit lemah 1. Klien tampaksedikit lemah
3. (S: 36,7 C, N: 90x/menit, RR: 23x/menit, 3. (S: 35,7 C, N: 89x/menit, RR: 21x/menit, 3. (S: 36,0 C, N: 87x/menit, RR:
TD: 190/90 mmHg.) TD: 180/80 mmHg.) 19x/menit, TD: 170/80 mmHg.)
4. Klien tampak belum bisa melakukan aktivitas 4. Klien tampak belum bisa melakukan aktivitas 4. Klien tampak belum bisa
secara mandiri secara mandiri melakukan aktivitas secara mandiri
B. Pembahasan
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai asuhan keperawatan pada pasien
di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu. Dalam sub bab ini penulis akan
1. Pengkajian
kepada klien.
Tabel 4.13
Pengkajian
Klien 1 Klien 2
Klien mengatakan pusing saat melakukan Klien mengatakan pusing saat
aktivitas,Klien mengatakan aktivitasnya beraktivitas, klien mengatakan klien
dibantu oleh keluarga, Klien mengatakan mengatakan aktivitas dibantu
lemas, Klien mengeluh sesak jika keluarganya , klien mengatakan lemas,
beraktivitas, Klien mengatakan saat klien mengatakan sesak saat
beraktivitas selalu dipantau keluarga, beraktivitas, pemeriksaan tanda-tanda
Klien terlihat hanya beraktivitas di tempat vital (S: 36,7 C, N: 90x/menit, RR:
tidur, (S: 36.0 C, N: 93x/menit, RR: 23x/menit, TD: 190/90 mmHg.)
23x/menit, TD: 180/90 mmHg.), Klien
tampak lemah, Nadi setelah aktivitas
98x/menit, Klien terlihat melakukan
aktivitas secara perlahan dan dibantu oleh
keluarganya.
Hasil pengkajian pada klien 1 dan klien 2 yaitu usia, riwayat penyakit,
memiliki kategori atau tingkat aktivitas yang berbeda sesuai dari penyebab
dan masalahnya.
Dari hasil pengkajian klien 1 dan klien 2 tekanan darah yang berbeda
darah dan stress yang dapat menyebabkan kerja jantung meningkat dan
2. Diagnosa
individu yang memiliki kondisi fisik yang terganggu. Individu ini dapat
terpenuhi.
3. Intervensi
tetapi tidak semua yang ada pada teori dicantumkan pada intervensi kasus
anjuran tentang dan bantuan aktivitas fisik, kognitif, sosial, dan spiritual
fisik: menggunakan gerakan tubuh aktif atau pasif, promosi latihan fisik
mobilitas fisik dapat meningkatkan aktivitas pada klien 1 dan klien 2, teori
dari (Wilkinson & Ahern, 2012) menjelaskan bahwa terapi mobilitas fisik
4. Implementasi
terapi mobilitas fisik dengan terapi tersebut yaitu didapat hasil pada klien 1
aktivitas sehari-hari.
5. Evaluasi
antara evaluasi yang muncul pada klien 1 dan klien 2 sesuai dengan
tujuan dan kriteria hasil dari teori (Wilkinson & Ahern, 2012). Maka
mampu miring kanan dan miring kiri, mampu berjalan dengan tidak
BAB V
A. Kesimpulan
Pada bab ini penulis mengambil kesimpulan dari Karya Tulis Ilmiah yang
kedua subyek penelitian yang perlu dikaji pada klien yang mengalami
aktifitas, nafas pendek, merasa tidak nyaman saat beraktifitas (gaya hidup
aktivitas.
dapat dilakukan, member anjuran tentang dan atau bantuan aktivitas fisik,
66
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
67
sudah disusun dan dilakukan sesuai kondisi dari pasien, dan sesuai
peningkatan pola aktivitas pada klien 1 mampu miring kanan kiri pada hari
pertama, klien mampu duduk secara mandiri pada hari kedua, klien
mampu berjalan pada hari ketiga dengan tidak disertai sesak, peningkatan
tekanan darah dan nadi, pada klien 2 klien mampu miring kanan kiri pada
hari pertama, klien mampu berdiri tanpa bantuan pada hari kedua, klien
mampu berjalan secara mandiri pada hari ketiga dengan tidak disertai
B. Saran
1. Saran Teoritis
2. Saran Praktis
a. Bagi Perawat
b. Rumah Sakit
c. Institusi Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, MJ & Amir, Amri. 2012. Etika kedokteran & Hukum Kesehatan, edisi.
4. Jakarta : Buku Kedokteran : EGC.
Hariyanto, Awan & Sulistyowati, Rini. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah 1.
Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Susilo, Yekti & Wulandari, Ari. 2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi.
Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET.
South, Meylen, dkk. 2014. Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi di
Puskesmas Kolomgan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara.
Jurnal diterbitkan. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi : Manado.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Wijaya, AS & Putri, YM. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha
Medika.
LAMPIRAN