Sunteți pe pagina 1din 109

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN YANG MENGALAMI HIPERTENSI

DENGAN MASALAH KEPERAWATAN INTOLERANSI AKTIVITAS


DI RSUD PRINGSEWU TAHUN 2017

Karya Tulis Ilmiah

Oleh:
YOGAS DWI ANJASMARA
144012014040

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2017

i
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN YANG MENGALAMI HIPERTENSI
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN INTOLERANSI AKTIVITAS
DI RSUD PRINGSEWU TAHUN 2017

Karya Tulis Ilmiah


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Pendidikan Pada Program Studi Diploma III Keperawatan

Oleh:
YOGAS DWI ANJASMARA
144012014040

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2017

ii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN YANG MENGALAMI HIPERTENSI


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN INTOLERANSI AKTIVITAS
DI RSUD PRINGSEWU TAHUN 2017

Yogas Dwi Anjasmara


xiv + 65 Halaman, Tabel 16, Gambar 2 dan 6 Lampiran

ABSTRAK

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya


140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya
beresiko tinggi terhadap penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain
seperti syaraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin
besar resikonya (Nurarif & Kusuma, 2015). Intoleransi aktivitas adalah penilaian
diagnostik yang menjelaskan individu yang memiliki kondisi fisik terganggu
(Carpenito, 2014).
Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien Hipertensi dengan masalah keperawatan intoleransi aktivitas di RSUD
Pringsewu. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
kasus. partisipan yang digunakan adalah 2 klien usia 56 & 48 tahun dengan
diagnosa medis Hipertensi dengan masalah keperawatan Intoleransi aktivitas yang
diberikan intervensi yang sama, Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli
2017.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa pada
kedua klien mengalami Intoleransi aktivitas, pada klien 1 Ny. S. Sedangkan pada
klien 2 Ny. W. Diharapkan bagi pihak Rumah sakit dapat memberikan terapi
Mobilisasi fisik untuk menangani masalah Intoleransi aktivitas pada kedua pasien
tersebut.

Kata Kunci : Hipertensi, Intoleransi Aktivitas, dan Terapi Mobilisasi fisik


Daftar Pustaka : 16 (2008 – 2017)

iii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2

THE CARE OF NURSING IN PATIENTS WITH HYPERTENSION


THE ISSUE OF NURSING INTOLERANCE ACTIVITY
IN RSUD PRINGSEWU TAHUN 2017

Yogas Dwi Anjasmara


xiv + 65 Pages, Table 16, Pictures 2 and 6 Appendices

ABSTRACT

Hypertension is as a rise in blood pressure systolic at least 140 mmhg or


pressure diastolic at least 90 mmhg. Hypertension not only high risk of heart
disease , but also suffered other diseases such as nerve , kidney , and blood
vessels and the more blood pressure, the greater the risk (Nurarif & Kusuma ,
2015 ). Intolerance activity diagnostic are the judgments explain individuals
having a physical condition disturbed (Carpenito, 2014)
This study aims to to implement the care of nursing in patients
hypertension to the issue of nursing intolerance activities in RSUD Pringsewu. A
design research used in this research is a case study . The participants used is 2
clients age 56 & amp; 48 years with the diagnosis of medical hypertension to the
issue of intolerance of the activity of nursing given interventions that same , this
study was conducted for the month Juni-Juli 2017.
According to the research has done , got that on both client had
intolerance activity, for client 1 Mrs .S .While in clients 2 Mrs.W Expected for
hospitals can provide physical therapy mobilization to deal with intolerance
activity on the two patients.

Password : hypertension , intolerance activity , and therapeutic mobilization


of physical
Bibliography : 16 (2008 – 2017)

iv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
3

v
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
4

vi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
5

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung,


saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Yogas Dwi Anjasmara
NIM : 144012014040
Program Study : D III Keperawatan
Jenis Karya : Karya Tulis Ilmiah
Judul : “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Yang Mengalami
Hipertensi Dengan Masalah Keperawatan Intoleransi
Aktivitas Di RSUD Pringsewu Tahun 2017”

Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui


memberikan kepada STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung tampa
menuntut ganti rugi berupa materi atas karya Ilmiah saya yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Yang Mengalami Hipertensi Dengan Masalah
Keperawatan Intoleransi Aktivitas Di RSUD Pringsewu Tahun 2017”.
Dengan pernyataan ini STIKes Muhmmadiyah Pringsewu Lampung
berhak menyimpan, mengalih mediakan dalam bentuk format yang lain,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (Data Base), merawat, dan
memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak atas karya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Pringsewu
Pada Tanggal : Juli 2017
Yang menyatakan

(Yogas Dwi Anjasmara)

vii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
6

MOTTO

Tolak ukur dari kesempurnaan hidup adalah saat apa yang kita lakukan
bermanfaat untuk orang lain.

Cara memulai sukses adalah dengan berhenti berbicara dan mulailah


melakukan suatu usaha dengan mengikuti sebuah proses.

Boleh nakal asal tidaklah bodoh, Boleh tidak logis asalkan realistis dan boleh
melakukan apapun asal tidak merugikan orang lain.

Aku bukanlah orang hebat, tapi aku mau belajar dari orang hebat, aku adalah
orang biasa tapi aku ingin menjadi orang yang luar biasa. Dan aku bukanlan
orang yang istimewa tetapi aku ingin membuat seseorang menjadi istimewa.

( Yogas Dwi Anjasmara)

viii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
7

PERSEMBAHAN

Dengan menghaturkan puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Karya Tulis Ilmiah dengan sebagai mana mestinya. Sholawat serta salam
semoga tercurahkan kepada junjungan kita yakni nabi agung Muhammad SAW,
dan juga kepada keluarganya, para sahabatnya, para umatnya termasuk kita semua
didalamnya, Aamiin.
Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Teruntuk kedua orang tuaku Bapak Sugino dan Ibu Mei Narwati yang begitu
sabarnya mendengar keluh-kesahku, mendukung dan terus mensuport anaknya
sampai di tahap ini.
2. Untuk Kakakku Anggi Bp dan adikku Putri dan Adib yang tak hentinya
mendukung untuk kesuksesan yang dicapai sampai sekarang.
3. Untuk dosen-dosen pembimbing I Heru Supriyatno, S.Kep.,M.Kes dosen
pembimbing II Ns. Cikwanto, S.Kep serta penguji Manzahri, S.Kep., M.Kes.,
yang telah banyak menambah ilmu yang selama ini dan masih perlu ditambah
lagi.
4. Untuk teman-temanku tercinta wahyu Erysandi, Suryanto, Ade Mahendra
Yusuf, Ari Irawan, Andri Yuriza, Joko, Wahyuda, Mas Remo, dan Teman-
teman angkatan 19 tercinta terima kasih telah menemani perjuanganku dari
awal hingga akhir.
5. Serta seluruh pihak yang sangat mendukung untuk penyelesaian tugas akhir
ini.
Sekali lagi penulis ucapkan terimakasih banyak karena dukungan seluruh
pihak diatas penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

ix
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
8

RIWAYAT PENULIS

Yogas Dwi Anjasmara dilahirkan pada tanggal 27 September 1996 di Bulusari,


putra kedua dari pasangan Bapak Sugino dan Ibu Mei. Pendidikan Anak usia dini
TK Muslimat di tamatkan pada tahun 2002, Pendidikan dasar di SDN 3
Bulukarto ditamatkan pada tahun 2008 dan SMP N 2 Pringsewu ditamatkan tahun
2011. Pendidikan berikutnya SMK N 1 Gadingrejo ditamatkan pada tahun 2014
dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan jenjang pendidikannnya STIKes
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

Semasa menjalani pendidikan di bangku kuliah penulis aktif mengikuti kegiatan


kemahasiswaan yang salah satunya ada program olahraga, dan penulis adalah
salah satu pemain futsal yang selalu mewakili STIKes Muhammadiyah Pringsewu
dalam ajang perlombaan salah satu nya Hari Kesehatan Nasional (HKN).

x
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
9

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan
karuniaNya penulis telah diberikan kekuatan dan kemampuan untuk
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sesuai waktu yang telah ditentukan. Karya
tulis ilmiah ini berjudul : “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Yang Mengalami
Hipertensi Dengan masalah Keperawatan Intoleransi Aktivitas”.

Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ns. Asri Rahmawati, S. Kep., M. Kes selaku Ketua STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung sekaligus pembimbing II.
2. Idayati, S. Kep., M. Kes., selaku Ketua Prodi D III
3. Heru Supriyatno,S.Kep.,M.Kes., selaku Pembimbing I.
4. Ns. Cikwanto,S.Kep., selaku pembimbing II
5. Manzahri, S.Kep., M.Kes, selaku Penguji I.
6. Seluruh dosen dan staf STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
7. Bapak, ibu, dan kakak tercinta yang selalu menantikan keberhasilanku.
8. Rekan–rekan seperjuangan angkatan ke - 19 yang telah membantu dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan KaryaTulisI lmiah
ini ada kekurangan baik dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
selanjutnya.Semoga laporan karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembaca pada umumnya dan profesi keperawatan khususnya.
Wasalammu’alaikumWr. Wb.
Pringsewu, Juli 2017

Penulis

xi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
10

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i


HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii
ABSTAK ..................................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................................ vi
MOTTO ...................................................................................................... vii
PESEMBAHAN .......................................................................................... viii
RIWAYAT PENULIS ................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Batasan Masalah....................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
D. Tujuan ...................................................................................................... 5
1. Tujuan Umum ................................................................................... 5
2. Tujuan Khusus .................................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian.................................................................................... 6
1. Manfaat Teoritis ................................................................................ 6
2. Manfaat Praktis ................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Penyakit Hipertensi ..................................................................... 8
1. Definisi ............................................................................................. 8
2. Klasifikasi Hipertensi ........................................................................ 9
3. Etiologi ............................................................................................. 10
4. Tanda dan Gejala ............................................................................... 10
5. Patofisiologi ...................................................................................... 11
6. Pathway Hipertensi ............................................................................ 12
7. Penatalaksanaan ................................................................................ 13

xii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
11

8. Pengobatan Farmakologi ................................................................... 13


B. Intoleransi Aktivitas ................................................................................ 14
1. Definisi Intoleransi Aktivitas ............................................................. 14
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mekanika Tubuh dan
Pergerakan......................................................................................... 15
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan dan imobilisasi........... 16
C. Konsep asuhan keperawatan .................................................................... 17
1. Pengkajian pada klien hipertensi ........................................................ 17
2. Diagnosa Keperawatan ...................................................................... 19
3. Intervensi .......................................................................................... 20
4. Implementasi ..................................................................................... 27
5. Evaluasi............................................................................................. 27

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian ............................................................................... 28
B. Batasan Istilah ................................................................................... 28
C. Partisipan .......................................................................................... 29
D. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 29
E. Pengumpulan Data ............................................................................ 29
F. Analisa Data ...................................................................................... 30
G. Etik Penelitian ................................................................................... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil ..................................................................................................... 34
1. Gambaran lokasi dan pengambilan data ........................................... 34
2. Pengkajian....................................................................................... 35
B. Pembahasan ............................................................................................ 58

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 63
B. Saran ..................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
12

HALAMAN TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi .................................................................... 9


Tabel 2.2 Intervensi ...................................................................................... 20
Tabel 3.1 Batasan Istilah ............................................................................... 28
Tabel 4.1 Identitas Klien ............................................................................... 35
Tabel 4.2 Riwayat Penyakit........................................................................... 36
Tabel 4.3 Riwayat Psikososial Spiritual ........................................................ 39
Tabel 4.4 Lingkungan ................................................................................... 40
Tabel 4.5 Perubahan Pola Kebiasaan ............................................................. 40
Tabel 4.6 Pemeriksaan Fisik ......................................................................... 43
Tabel 4.7 Pemeriksaan Diagnostik ................................................................ 45
Tabel 4.8 Penatalaksanaan ............................................................................ 46
Tabel 4.9 Analisa Data .................................................................................. 47
Tabel 4.10 Perencanaan ................................................................................ 49
Tabel 4.11 Pelaksanaan ................................................................................. 51
Tabel 4.12 Evaluasi....................................................................................... 55
Tabel 4.13 Pengkajian ................................................................................... 57

xiv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
13

DAFTAR GAMBAR

Bagan 2.1 Pathway Hipertensi ...................................................................... 12


Bagan 4.1 Genogram .................................................................................... 38

xv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 2. Surat Penjelasan Persetujuan

Lampiran 3. Informed Consent Klien 1 & 2

Lampiran 4. Lembar Persetujuan Klien 1 & 2

Lampiran 5. SOP

Lampiran 6. Lembar Konsultasi

xvi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya

140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmhg. Hipertensi tidak hanya

beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain

seperti penyakit syaraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan

darah, makin besar resikonya. (Nurarif & Kusuma, 2015).

Masalah yang lazim mucul pada hipertensi adalah penurunan curah

jantung, nyeri akut, kelebihan volume cairan, intoleransi aktivitas,

ketidakefektifan koping, resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak, resiko

cidera, defisiensi pengetahuan, ansietas (Nurarif & Kusuma, 2015).

Intoleransi aktivitas adalah penilaian diagnostik yang menjelaskan

individu yang memiliki kondisi fisik yang terganggu. Individu ini dapat

menjalani terapi yang akan meningkatkan kekuatan dan ketahanan. Intoleransi

aktivitas berbeda dari keletihan. Keletihan adalah perasaan tak-bertenaga yang

subjektif dan menyebar. Istirahat tidak akan menghilangkan keletihan, tetapi

menghilangkan kelelahan. Pada intoleransi aktivitas, tujuannya adalah

meningkatkan toleransi terhadap aktivitas ; pada keletihan tujuannya adalah

membantu seseorang beradaptasi pada keletihan, bukan meningkatkan

ketahanan (Carpenito, 2014).

1
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2

Penyakit ini menjadi salah satu masalah utama bagi kesehatan di dunia

salah satunya di Indonesia diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi

terutama terjadi di Negara berkembang pada tahun 2025 dari jumlah total 639

juta kasus ditahun 2000. Jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 1,15

milyar kasus ditahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita

hipertensi dan pertambahan penduduk saat ini (South, 2014).

Menurut WHO, 1 dari 3 orang menderita hipertensi atau darah tinggi dan

data lainya menyebutkan bahwa 1 dari 10 orang menderita hipertensi juga

terserang diabetes. Data statistik yang dikeluarkan WHO yang dikeluarkan

tahun 2012 juga menyebutkan dapat memicu stroke yang menyebabkan

kematian hingga 45%. Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7%.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) prevalensi hipertensi di

Indonesia melalui pengukuran pada umur lebih dari 18 tahun adalahsebesar

25,8%, tertinggi di Bangka Belitung 30,9%, diikuti Kalimantan Selatan

30,8%, Kalimantan timur 29,6%, dan Jawa Barat 29,4%.

Berdasarkan data di Dinkes Provinsi Lampung bahwa, penyakit hipertensi

di setiap tahunnya selalu masuk kedalam 10 (sepuluh) besar penyakit yang

diderita masyarakat, dimana pada tahun 2008 menduduki peringkat VIII

sebanyak 89.204 kasus atau 6,58%, tahun 2009 peringkat ke VI sebanyak

110.622 kasus atau 7,33%, dan pada tahun 2010 peringkatke III sebanyak

52.147 kasusatau 9,87%, danpadatahun 2011 urutan ke VII yang mana

mengalami penurunan 4,21% atau 65.282, sedangkan pada tahun 2015

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3

mengalami peningkatan yang spesifik yaitu 77.521 menjadi peringkat ke IV

dengan demikian hipertensi merupakan masalah kesehatan yang ada di 10

(sepuluh) besar penyakit yang di derita tiap tahunnya (DinkesProvinsi

Lampung, 2015). Sementara itu data di Kabupaten Pringsewu di dapatkan dari

194.418 jumlah kunjungan di fasilitas pelayanan kesehatan terdapat 9.885

orang menderita hipertensi (5,08%) (Dinkes Kabupaten Pringsewu, 2015).

Berdasarkan jurnal keperawatan yang ditulis oleh Meylen Suothdkk,

dengan judul Hubungannya hidup dengan kejadian hipertensi, dijelaskan

bahwa responden dengan gaya hidup melakukan aktifitas fisik setiap hari dan

ditemukan prehipertensi sebanyak 10 orang (31,2%) dan hipertensi stadium 1

sebanyak 11 orang (32,4%). Responden dengan gaya hidup yang tidak

melakukan aktifitas fisik setiap hari dan ditemukan hipertensi stadium 1

sebanyak 8 orang (27%) dan hipertensi stadium 2 sebanyak 3 orang (9,4%).

Berdasarkan jurnal keperawatan yang ditulis oleh Paskah Rins

Situmorang, dengan judul Faktor - faktor yang berhubungan dengan kejadian

hipertensi, dijelaskan bahwa dari 71 responden ternyata yang mempunyai

factor keturunan hipertensi ada sebanyak 48 orang (67,6%), sedangkan yang

tidak mempunyai factor keturunan hipertensi sebanyak 23orang (32,4%),

responden dengan pola makan yang mempengaruhi kejadian hipertensi adalah

dari 71 orang ternyata yang memiliki pola makan baik ada 32 orang (45,1%),

responden yang memiliki pola makan buruk ada sebanyak 39 orang (54,9%),

distribusi kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi adalah dari 71 orang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4

ternyata responden yang tidak merokok ada sebanyak 20 orang (28,2%),

responden yang kategori merokok ringan sebanyak 15 orang (21,1%),

responden perokok sedang sebanyak 15 orang (21,1%), responden kategori

perokok berat ada sebanyak 21 orang (29,6%), distribusi aktifitas fisik dengan

kejadian hipertensi yaitu dari 71 orang responden ternyata responden yang

melakukan aktifitas fisik ada sebanyak 41 orang (57,7%), sedangkan

responden yang tidak melakukan aktifitas fisik ada sebanyak 30 orang

(42,3%).

Data dari catatan rekam medis di RSUD Pringsewu pada tahun 2016 dari

bulan Januari-Desember tercatat penderita penyakit hipertensi adalah

sebanyak 90 orang yang telah dirawat inap di RSUD tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk menyusun

karya tulis ilmiah dengan pendekatan study kasus yang berjudul “Asuhan

keperawatan pada klien yang mengalami hipertensi dengan masalah

keperawatan intoleransi aktivitas”.

B. Batasan Masalah

Aspek kasus yang dibatasi untuk diangkat dalam topik studi kasus ini adalah

Asuhan keperawatan medical bedah pada pasien hipertensi dengan inteloransi

aktivitas di RSUD Pringsewu.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas di temukan masalah “Bagaimanakah asuhan

keperawatan klien yang mengalami hipertensi dengan masalah keperawatan

intoleransi aktivitas?”

D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu melaksanaan asuhan keperawatan medical bedah pada

pasien hipertensi dengan masalah keperawatan intolerensiaktivitas secara

langsung dan komprehensif meliputi aspek biopsikososial dan spiritual

pada pasien dengan pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan khusus

Penulis mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan

masalah utama Intoleransi aklitivitas meliputi;

a. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien yang mengalami

hipertensi dengan masalah intoleransi aktivitas di RSUD Pringsewu

b. Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien yang mengalami

hipertensi dengan masalah intoleransi aktivitas di RSUD Pringsewu

c. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami

hipertensi dengan intoleransi aktivitas di RSUD Pringsewu

d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami

hipertensi dengan intoleransi aktivitas di RSUD Pringsewu

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6

e. Melakukan evaluasi pada klien yang mengalami hipertensi dengan

intoleransi aktivitas di RSUD Pringsewu

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Pengembangan ilmu keperawatan

Sebagai acuan pengembangan ilmu keperawatan khususnya untukklien

yang mengalami hipertensi dengan masalah keperawatan intoleransi

aktivitas.

2. Manfaat Praktis

a. Perawat

Sebagai referensi dan pengetahuan perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan padaklien yang mengalami hipertensi dengan masalah

keperawatan intoleransi aktivitas.

b. Rumah sakit

Sebagai acuan dalam membuat standar asuhan keperawatan klien yang

mengalami hipertensi dengan masalah keperawatan intoleransi

aktivitas.

c. Institusi Pendidikan

Sebagai sumber pengetahuan dan bacaan bagi institusi pendidikan yang

diharapkan pada proses belajar mengajar di area institusi pendidikan

baik secara teoritis ataupun praktik khususnya dapat diaplikasikan

dilahan praktik dikemudian hari.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7

d. Pasien dan Keluarga

1) Dapat terpenuhinyakebutuhan aktifitas

2) Mampu membantu pemulihan aktifitas pasien

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Penyakit Hipertensi

1. Definisi

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik

sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90

mmHg.Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit

jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit syaraf,

ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar

resikonya (Nurarif & Kusuma, 2015).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi tekanan

darah seseorang berada diatas angka normal yaitu 120/80 mmHg.

Maksudnya bila tekanan darah sistoliknya mencapai nilai 120 mmHg

atau lebih tinggi dan tekanan darah diastoliknya mencapai nilai 80

mmHg atau lebih tinggi (Susilo & Wulandari, 2011).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistole di atas 140

mmHg dan tekanan darah diastole di atas 90 mmHg (Hariyanto, 2015).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan

abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-

menerus lebih dari suatu periode.Hal ini terjadi bila arteriole-arteriole

konstriksi. Kontriksi arteriole membuat darah sulit mengalir dan

meninkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah

8
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
9

beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan

kerusakan jantung dan pembuluhdarah (Udjianti, 2011)

2. Klasifikasi Hipertensi
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi
Tekanan (mmHg) Tekanan (mmHg)
Derajat
sistolik diastolik
Normal < 120 Dan < 80
Pre hipertensi 120 – 139 Atau 80 - 89
Hipertensi derajat I 140 – 159 Atau 90 - 99
Hipertensi derajat II  160 Atau >100

a. Hipertensi Esensial (Primer)

Merupakan 90% dari kasus penderita hipertensi.Dimana

sampai saat ini belum diketahui penyebabnya secara pasti. Beberapa

faktor yang berpengaruh dalam terjadi nya hipertensi esensial ,

seperti : faktor genetic, strees dan psikologis, serta faktor lingkungan

dan diet (peningkatan penggunaan garam dan berkurang nya asupan

kalium atau kalsium). Peningkatan tekanan darah tidak jarang

merupakan satu-satunya tanda hipertensi primer. Umumnya gejala

baru terlihat setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti

ginjal, mata, otak, dan jantung (Wijaya & Putri, 2013).

b. Hipertensi Sekunder

Pada hipertensi sekunder, penyebab dan patofisiologi dapat

diketahui dengan jelas sehingga lebih mudah dikendalikan dengan

obat-obatan. Penyebab hipertensi sekunder diantaranya berupa

kelainan ginjal seperti tumor, diabetes, kelainan adrenal, kelainan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


10

aorta, kelainan endokrin lain nya seperti obesitas, resistensi insulin,

hipertiroidisme, dan pemakaian obat-obatan seperti kontrasepsi oral

dan kortikosteroid (Wijaya & Putri, 2013).

3. Etiologi

Berdasarkan faktor penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 macan, yaitu:

a. Hipertensi esensial/hipertensi primer. Penyebab dari hipertensi ini

belum diketahui, namun faktor resiko yang di duga kuat adalah

karena beberapa faktor berikut ini:

Keluarga dengan riwayat hipertensi

a. Pemasukan sodium berlebihan

b. Konsumsi kalori berlebihan

c. Kurang aktivitas fisik

d. Pemasukan alkohol berlebih

e. Rendahnya pemasukan potasium

f. Lingkungan

b. Hipertensi sekunder/hipertensi renal. Penyebab dari hipertensi jenis

ini secara spesifik seperti; penggunaan estrogen, penyakit ginjal,

hipertensi vaskuler renal,hipertensi yang berhubungan dengan

kehamilan (Riyadi, 2011).

4. Tanda dan Gejala

Biasanya tanpa ada gejala atau tanda-tanda yang spesifik. Pada kasus

hipertensi berat , gejala yang mungkin dialami klien antara lain adalah:

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


11

a. Sakit kepala

b. Perdarahan hidung

c. Vertigo

d. Mual muntah

e. Perubahan penglihatan

f. Kesemutan pada kaki dan tangan

g. Sesak nafas

h. Kejang atau koma

i. Nyeri dada

(Riyadi, 2011).

5. Patofisiologi

Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan

tahanan perifer.Curah jantung pada penderita hipertensi umumnya

normal. Adanya kelainan terutama pada peninggian tahanan

perifer.Kenaikan tahanan perifer disebabkan oleh karena vasokontriksi

arteriol akibat naiknya tonus otot polos pada pembuluh darah tersebut.

Bila hipertensi sudah berjalan cukup lama maka yang akan dijumpai

adalah adanya perubahan-perubahan struktural pada pembuluh darah

arteriol berupa penebalan tunika interna dan adanya hipertropi dan

hiperplasi, maka sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi

sehingga terjadi anoksia relatife. Keadaan ini dapat diperkuat dengan

adanya sklerosis koroner (Riyadi, 2011).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12

6. PATHWAY HIPERTENSI Gambar 2.1 Pathway

Umur, jenis kelamin, gaya hidup, obesitas

hipertensi

Jantung otak Ginjal Retina Pembuluh darah

Kerja jantung
meningkat Retensi pembuluh darah Vasokontriksi Spasme anteriole Vasokontriksi
otak pembulu darah afterioad meningkat
ginjal

Resiko penurunan Diplopia Cardiac out put


Peningkatan TIK Rangsang aldosteron
perfusi jaringan menurun

Resiko injuri
Nyeri kepala Retensi Na
Intoleransi aktivitas

Gangguan rasa odema


nyaman nyeri

Gangguan
(Hariyanto & Sulistyowati, 2015) keseimbangan cairan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


13

7. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan nonfarmakologi

Penatalaksaan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup

sangat penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan

bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam mengobati tekana darah

tinggi (Wijaya dan Putri,2013). Penatalaksanaan hipertensi dengan

nonfarmakologis terdiri dari berbagai macam cara modifikasi gaya

hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu:

1) Mempertahankan berat badan ideal

2) Kurangi asupan nutrium (sodium)

3) Batasi konsumsi alcohol

4) Menghindari merokok

5) Penurunan stress

6) Terapi masase (pijat)

8. Pengobatan farmakologi :

a. Diuretik (Hidroklorotitiszid)

Mengeluarkan cairan tubuh sehingga volume cairan ditubuh

berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih

ringan.

b. Penghambat simpatetik (Metroprolol, Klonidin, Reserpin)

Menghambat aktifitas saraf simpatis

STIKesMuhammadiyahPringsewu Lampung
14

c. Betabloker (Metaprolol, Propanolol, Atenolol)

1) Menurunkan daya pompa jantung

2) Tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap

gangguan pernafasan seperti asma bronchial.

3) Pada penderita diabetes mellitus: dapat menutupi gejala

hipogikemia

d. Vasodilator (Prasosin, Hidralasin)

Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksaksi otot polos

pembuluh darah.

e. ACE inhibator (Captropil)

1) Menghambat pembentukan zat Angiostensis II.

2) Efek samping: batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.

f. Penghambat Reseptor ngiontensis II (Valsartan)

Menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada reseptor sehingga

memperingan daya pompa jantung.

g. Antagonis Kalsium (Diltiasem dan Verapamil)

Menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas).

(Wijaya & putri, 2013)

B. Intoleransi Aktivitas

1. Definisi Intoleransi Aktivitas

Intoleransi aktivitas adalah penilaian diagnostik yang menjelaskan

individu yang memiliki kondisi fisik yang terganggu. Individu ini dapat

menjalani terapi yang akan meningkatkan kekuatan dan ketahanan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


15

Intoleransi aktivitas berbeda dari keletihan.Keletihan adalah perasaan

tak-bertenaga yang subjektif dan menyebar. Istirahat tidak akan

menghilangkan keletihan, tetapi menghilangkan kelelahan. Pada

intoleransi aktivitas, tujuan nya adalah meningkatkan toleransi terhadap

aktivitas; pada keletihan tujuan nya adalah membantu seseorang

beradaptasi pada keletihan, bukan meningkatkan ketahanan (Carpenito

2014).

Salah satu individu yang sehat adalah adanya kemampuan

melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan misalnya berdiri,

berjalan, dan bekerja.Aktivitas adalah suatu energi atau keadan untuk

bergerak untuk memenuhi kebutuhan hidup.Kemampuan aktivitas

seseorang dipengaruhi oleh adekuatnya system persyarafan, otot dan

tulang, atau sendi (Tarwoto, 2011).

Kebutuhan aktivitas atau pergerakan, istirahat dan tidur merupakan

satu kesatuan yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi.Tubuh

membutuhkan aktivitas untuk kegiatan fisiologis dan membutuhkan

istirahat dan tidur untuk pemulihan (Tarwoto, 2011).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh dan pergerakan

a. Tingkatkan perkmbangan tubuh

Usia akan mempengaruhi tingkat perkembangan neuromuscular dan

tubuh secara proporsional, postur, pergerakan, dan reflek akan

berfungsi secara optimal.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


16

b. Kesehatan fisik

Penyakit, cacat tubuh, dan imobilisasi akan mempengaruhi pergerakan

tubuh.

c. Keadaan nutrisi

Kurangnya nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot, dan obesitas

dapat menyebabkan pergerakan menjadi kurang bebas.

d. Emosi

Rasa aman dan gembira dapat mempengaruhi aktivitas tubuh

seseorang.Keresahan dan kesusahan dapat menghilangkan semangat

yang kemudian sering dimanifestasikan dengan kurangnya aktivitas.

e. Kelemahan neuromuscular dan skeletal

Adanya postur abnormal seperti skoliosis, lordosis, dan kifosis dapat

berpengaruh terhadap pergerakan.

f. Pekerjaan

Seseorang yang bekerja di kantor kurang melakukan aktivitas bila

dibandingkan dengan petani atau buruh.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan dan Imobilisasi

a. Gangguan musculoskeletal

b. Gangguan kardiovaskuler

c. Gangguan system respirasi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


17

C. Konsep asuhan keperawatan

Pengkajian adalah tahap awal proses pengkajian dari proses keperawatan

yang merupakan proses dinamis dan terorganisasi yang meliputi tiga aktivitas

dasar yaitu pengumpulan data secara sistematis, memilih dan mengatur data

yang dikumpulkan dan mendokumentasikan data dalam format yang dapat

dibuka kembali (Tarwoto, 2011).

1. Pengkajian pada klien hipertensi

a. Data biografi: nama, alamat, umur, tanggal MRS, diagnosa medis,

penanggung jawab, catatan kedatangan

b. Riwayat kesehatan

1) Keluhan utama : biasanya pasien datang ke Rs dengan keluhan

kepala terasa pusing dan bagian kuduk terasa berat, tidak bisa

tidur

2) Riwayat kesehatan sekarang : biasanya pada saat dilakukan

pengkajian pasien masih menggeluh kepala terasa sakit dan berat,

penglihatan berkunang-kunang, tidak bisa tidur

3) Riwayat kesehatan dahulu : biasanya penyakit hipertensi adalah

penyakit yang menahun yang sudah lama dialami oleh pasien, dan

biasanya pasien mengkonsumsi obat rutin seperti captropil

4) Riwayat kesehatan keluarga : biasanya penyakit hipertensi ini

adalah penyakit keturunan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


18

c. Data dasar pengkajian

1) Aktivitas/istirahat

Gejala: kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton

Tanda: frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,

takipnea

2) Sirkulasi

Gejala: riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung

koroner, penyakit serebrovakuler

Tanda: kenaikian TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan

warna kulit, suhu dingin

3) Integritas ego

Gejala: riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi,

euphoria, factor stress multiple

Tanda: letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue

perhatian, tangisan yang meledak, otot muka tegang, pernafasan

menghela, peningkatan pola bicara

4) Eliminasi

Gejala: gangguan ginjal saat ini atau yang lalu

5) Makanan/cairan

Gejala: makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan

tinggi garam, lemak dan kolestrol

Tanda: BB normal atau obesitas, adanya edema

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


19

6) Neurosensori

Gejala: keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit

kepala, gangguan penglihatan, episode epistaksis

Tanda: perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman,

perubahan retinal optic

7) Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala: angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala

oksipital berat, nyeri abdomen.

8) Pernapasan

Gejala: dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea,

ortopnea, dispnea nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa

sputum, riwayat merokok

9) Keamanan

Gejala: gangguan koordinasi, cara jalan

Tanda: episode parestesia unilateral transien, hipotensi postural.

10) Pembelajaran/penyuluhan

Gejala: faktor risiko keluarga; hipertensi, aterosklerosis, penyakit

jantung, DM, penyakit ginjal, faktor risiko etnik,penggunaan pil

KB atau hormon(Wijaya & Putri, 2013).

2. Diagnosa Keperawatan

Dignosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status

kesehatan atau masalah aktual atau risiko dalam rangka mengidentifikasi

dan menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, atau

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


20

mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada tanggung jawabnya

(Tarwoto, 2011).

1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidak

seimbangan suplai dan kebutuhan oksigen

2. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler

serebral dan iskemia

3. Resiko cidera

3. Intervensi

Intervensi adalah tahap ketiga dari proses keperawatan dimana pada tahap

ini ada empat tahap yaitu menentukan proritas masalah, menentukan

tujuan, menentukan kriteria hasil, merumuskan intervensi atau aktivitas

keperawatan (Tarwoto, 2011).

Tabel 2.2 Intervensi


No Diagnose Keperawatan Tujuan dan Criteria Hasil Intervensi
1 Intoleransi aktivitas NOC NIC
Definisi: ketidakcukupan a) Energy conservation Activity Therapy
energi untuk melakukan b) Activity tolerance a) Kaji tanda-tanda
vital
aktivitas sehari-hari. c) Self Care: ADLs
b) Kaji tingkat
Kriteria Hasil: aktifitas yang
dapat dilakukan
a. Batasan mayor: a) Berpartisispasi dalam
klien
1. Mengelu lelah aktivitas fisik tanpa c) Memberikan
ajurkan tentang
2. Frekuensi jantung disertai peningkatan
dan bantuan
meningkat >20% dari tekanan darah, nadi dan dalam aktivitas
fisik, kognitif,
kondisi istirahat RR
social dan
b) Mampu melakukan sepiritual yang
b. Batasan minor sepesifik.
aktivitas sehari-hari
d) Mengatur
1. Dispnea saat/setelah
(ADLs) secara mandiri penggunaan
aktivitas energy
c) Tanda-tanda vital normal
e) Terapi latihan
2. Merasa tidak nyaman
d) Energy psikomotor fisik, mobilitas
setelah beraktivitas sendi:
e) Level kelemahan
menggunakan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


21

3. Merasa lemah f) Mampu berpindah dengan gerakan tubuh


aktif atau pasif
a). tekanan darah atau tanpa bantuan alat
f) Promosi latihan
berubah >20% g) Status kardiopulmunari fisik latihan
kekuatan :
dari kondisi adekuat
memfasilitasi
istirahat h) Sirkulasi status baik latihan otot
resistif secara
b) gambaran EKG i) Status respirasi pertukaran
rutin
menunjukkan gas dan ventilasi adekuat
aritmia
saat/setelah
aktivitas
c)gambaran EKG
menunjukkan
iskemia
d) sianosis
Faktor yang berhubungan:
a) Tirah Baring atau
imobilisasi
b) Kelemahan umum
c) Ketidakseimbangan
antara suplei dan
kebutuhan oksigen
d) Imobilitas
e) Gaya hidup monoton
2 Nyeri akut NOC NIC
Definisi: pengalaman sensori a) Pain level Pain Managemen
dan emosional yang tidak b) Pain control a) Lakukan
menyenangkan yang muncul c) Comfort level pengkajian
akibat kerusakan jaringan Kriteria Hasil: nyeri secara
yang actual atau potensial a) Mampu mengontrol komprehensif
atau digambarkan dalam hal nyeri(tahu penyebab nyeri, termasuk lokasi,
kerusakan sedemikian rupa mampu menggunakan karakteristik,
(International Association teknik nonfarmakologi durasi,
for the study of Pain): untuk mengurangi nyeri, frekuensi,
awitan yang tiba-tiba atau mencari bantuan) kualitas dan
lambat dari intensitas ringan b) Melaporkan bahwa nyeri faktor
hingga berat dengan akhir berkurang menggunakan presipitasi
yang dapat diantisipasi atau manjemen nyeri b) Observasi reaksi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


22

diprediksi dan berlangsung c) Mampu mengenali nyeri non verbal dari


<6 bulan. (skala, intensitas,frekuensi ketidaknyamana
a. Batasan mayor: dan tanda nyeri) n
1. Mengelu nyeri d) Menyatakan rasa nyaman c) Gunakan teknik
a) Tampak meringis setelah nyeri berkurang komunikasi
b) Bersikap protektif terapeutik untuk
(mis. Waspada, mengetahui
posisi pengalaman
menghindari nyeri pasien
nyeri) d) Kaji kultur yang
c) Frekuens nadi mempengaruhi
meningkat respon nyeri
d) Sulit tidur e) Evaluasi
pengalaman
b. Batasan minor
nyeri masa
1. Tekanan darah
lampau
meningkat
f) Evaluasi
2. Pola nafaas berubah
bersama pasien
3. Nafsu makan berubah
dan tim
4. Proses berfikir
kesehatan lain
teerganggu
tentang
5. Menarik diri
ketidakefektifan
6. Berfokus pada diri
control nyeri
sendiri
masa lampau
7. Diaphoresis
g) Bantu pasien
dan keluarga
Faktor yang
untuk mencari
berhubungan:
dan menemukan
a) Agen cedera (mis.,
dukungan
biologis, zat kimia, fisik,
psikologis)
h) Kontrol
lingkungan
yang dapat
mempengaruhi
nyeri seperti
suhu ruangan,
pencahayaan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


23

dan kebisingan
i) Kurangi factor
presipitasi nyeri
j) Pilih dan
lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologi,
non farmakologi
dan inter
personal)
k) Kaji tipe dan
sumber nyeri
untuk
menentukan
intervensi
l) Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi
m) Berikan
analgetik untuk
mengurangi
nyeri
n) Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
o) Tingkat istirahat
p) Kolaborasi
dengan dokter
jika ada keluhan
dan tindakan
nyeri tidak
berhasil
q) Monitor
penerimaan
penerimaan
pasien tentang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


24

manajemen
nyeri
Analgesic
Administration
a) Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian obat
b) Cek instruksi
dokter tentang
jenis obat, dosis,
dan frekuensi
c) Cek riwayat
alergi
d) Pilih analgesik
yang diperlukan
atau kombinasi
dari analgesic
ketika
pemberian lebih
dari satu
e) Tentukan
pilihan
analgesik
tergantung tipe
dan beratnya
nyeri
f) Tentukan
analgesic
pilihan, rute
pemberian, dan
dosis optimal
g) Pilihrute
pemberian
secara IV, IM

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


25

untuk
pengobatan
nyeri secara
teratur
h) Monitor vital
sign sebelum
dan sesudah
pemberian
analgesik
pertama kali
i) Berikan
analgesic tepat
waktu terutama
saat nyeri hebat
j) Evaluasi
efektivitas
analgesik, tanda
dan gejala
3 Risiko cidera NOC NIC
Definisi :beresiko 1. Risk control Environment
mengalami cidera sebagai Kriteria Hasil : Management
akibat kondisi lingkungan a. Klien terbebas dari cedera (Manajemen
yang berinteraksi dengan b. Klien mampu menjelaskan lingkungan)
sumber adaptif dan sumber cara/metode untuk a. Sediakan
defensif individu.. mencegah injury/cedera lingkungan
Faktor resiko: c. Klien mampu menjelaskan yang aman
a. Eksternal faktor resiko dari untuk pasien
1. Biologis (mis.,tingkat lingkungan/prilaku b. Identifikasi
imunisasi komunitas, personal kebutuhan
mikroorganisme) d. Mampu memodifikasi kemampuan
2. Zat kimia gaya hidup untuk pasien sesuai
(mis.,racun, polutan, mencegah injury dengan kondisi
obat, agenens e. Menggunakan fasilitas fisik dan fungsi
farmasi, kesehatan yang ada kognitif pasien
alkohol,nikotin,penga f. Mampu mengenali dan riwayat
wet,kosmetik,pewarn perubahan status kesehatan penyakit
a) terdahulu

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


26

3. Manusia (mis.,agens pasien


nosokomial, pola c. Menghindarkan
ketegangan, atau lingkungan
faktor kognitif, afek yang berbahaya
dan psikomotor) d. Memasang side
4. Nutrisi (mis.,desain, rail tempat tidur
struktur,dan e. Menyediakan
pengaturan tempat tidur
komunitas , bangunan yang nyaman
dan/atau peralatan) dan bersih
b. Internal f. Menganjurkan
1. Profil darah yang keluarga untuk
abnormal menemani
2. Disfungsi biokimia pasien
3. Usia perkembangan ( g. Mengontrol
fisiologis, psikologis) lingkungan dari
4. Disfungsi efektor kebisingan
5. Disfungsi imun- h. Memindahkan
autoimun barang-barang
6. Disfungsi integratife yang
7. Malnutrisi membahayakan
8. Fisik (mis.,integritas i. Berikan
kulit, gangguan penjelasan pada
mobilitas) pasien dan
9. Psikologis keluarga atau
10. Disfungsi sensorik pengunjung
11. Hipoksia jaringan adanya
perubahan
status kesehatan
dan penyebab
penyakit

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


27

4. Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana perawatan.Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri

(independen) dan tindakan kolaborasi (Tarwoto, 2011).

5. Evaluasi

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari

hasilnya.Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan

keperawatan yang diberikan (Tarwoto, 2011).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


28

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah model atau yang digunakan peneliti untuk melakukan

suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian (Dharma,

2011, Hal:72)

Desain yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu studi untuk

mengeksplorasi masalah Asuhan Keperawatan pada klien yang mengalami

Hipertensi dengan masalah keperawatan intoleransi aktivitas di RSUD

Pringsewu tahun 2017.

B. Batasan Istilah

“Asuhan Keperawatan pada klien yang mengalami Hipertensi dengan masalah

keperawatan intoleransi aktivitas di RSUD Pringsewu tahun 2017”

Tabel 3.1 Batasan Istilah

Variable Batasan istilah Cara Ukur


Hipertensi proses peningkatan tekanan rekam medik, Wawancara,
darah sistolik >140 mmhg Observasi
dan diastolik >90 mmhg ,
ditandai
Sakit kepala , nyeri pada
tengkuk , kelelahan , pusing
,gelisah , dan sesak nafas.
Intoleransi Penurunan kapasitas Wawancara, Observasi,
aktivitas fisiologis seseorang untuk pemeriksaan fisik
melakukan aktivitas sampai
tingkat yang diinginkan atau
dibutuhkan.

28

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


29

C. Partisipan

Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 klien yaitu dengan

diagnosa medis hipertensi dengan masalah keperawatan intoleransi aktivitas.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Studi kasus di lakukan di RSUD Pringsewu, dengan sasarannya adalah klien

yang mengalami hipertensi dengan intoleransi aktivitas. Lama waktu

penelitian adalah 3 hari, jika sebelum 3 hari klien sudah pulang maka, perlu

pengganti klien lainnya yang sejenis. Dan bila perlu dapat dilanjutkan dalam

bentuk kunjungan rumah.

E. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah :

1. Wawancara

Hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan utama, riwayat

penyakit sekarang-dahulu-keluarga.Sumber data didapat dari klien,

keluarga, atau rekam medik dari RSUD Pringsewu.

2. Observasi dan Pemeriksaan fisik

Hasil pengukuran dengan pendekatan IPPA : inspeksi , palpasi , perkusi ,

auskultasi pada sistem tubuh klien, seperti pemeriksaan pada sistem

musculoskeletal, system kardiovaskuler dan sistem respirasi.

3. Studi dokumentasi dan angket

Hasil pemeriksaan diagnostik dan hasil data lainnya yang relevan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


30

F. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini adalah :

1. Pengumpulan data

Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dokumentasi.Hasil

ditulis dalam bentuk catatan lapangan dan dibuat transkip.

2. Mereduksi data

Data dari hasil wawancara dibuat dalam bentuk transkip dan

dikelompokan menjadi data subyektif dan obyektif, dianalisis berdasarkan

hasil pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan.

3. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan menggunakan tabel, gambar, bagan

maupun teks naratif. Kerahasian dari klien dijaga dengan membuat nama

inisial dalam identitas klien.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian akan dibahas dan dibandingkan pada

hasil penelitian terdahulu secara teori dengan perilaku kesehatan.Penarikan

kesimpulan dengan metode induksi.Data yang dikumpulkan terkait proses

keperawatan dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

tindakan, dan evaluasi.

G. Etik Penelitian

Etika yang mendasari penyusunan studi kasus, terdiri dari:

1. Informed Consent (persetujuan menjadi klien) yaitu persetujuan untuk

berpatisipasi sebagai subyek penelitian setelah mendapatkan penjelasan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


31

yang lengkap dan terbuka dari peneliti tentang keseluruhan pelaksanaan

penelitian.

Penelitian melakukan beberapa hal yang berhubungan dengan informed

consent antara lain:

a. Mempersiapkan formulir persetujuan yang akan ditanda tangani oleh

subyek penelitian. Isi formulir informed consent mencangkup:

1) Penjelasan tentang judul penelitian, tujuan dan manfaat penelitian

2) Permintaan kepada subyek untuk berpartisipasi dalam penelitian

3) Penjelasan prosedur penelitian

4) Gambaran tentang resiko dan ketidaknyamanan selama penelitian

5) Penjelasan tentang keuntungan yang didapat dengan berpartisipasi

sebagai subyek penelitian

6) Penjelasan tentang jaminan kerahasiaan dan anonimitas

7) Hak untuk mengundurkan diri dari keikutsertaan sebagai subyek

penelitian, kapanpun sesuai dengan keinginan subyek

8) Persetujuan peneliti untuk memberikan informasi yang jujur terkait

dengan prosedur penelitian

9) Pernyataan persetujuan dari subyek untuk ikut serta dalam

penelitian

b. Memberikan penjelasan langsung kepada subyek mencakup seluruh

penjelasan yang ditulis dalam formulir informed consent dan

penjelasan lain yang diperlukan untuk memperjelas subyek tentang

pelaksanaan penelitian

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


32

c. Memberikan kesempatan kepada subyek untuk bertanya tentang aspek-

aspek yang belum dipahami dari penjelasan peneliti dan menjawab

seluruh pertanyaan subyek dengan terbuka

d. Meberikan waktu yang cukup kepada subyek untuk menentukan

pilihan mengikuti atau menolak ikut serta sebagai subyek penelitian

e. Meminta subyek untuk menandatangani formulir informed consent jika

ia menyetujui ikut serta dalam penelitian

(Dharma, 2011 hal.236).

2. Anonymity (tanpa nama)

Peneliti tidak akan menampilkan informasi mengenai nama dan alamat

asal responden dalam kuesioner maupun alat ukur apapun untuk menjaga

anonimitas dan kerahasiaan identitas subyek. Oleh karena itu, peneliti

menggunakan koding responden (Dharma, 2011 hal:354).

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Manusia sebagai subyek penelitian memiliki privasi dan hak asasi untuk

mendapatkan kerahasiaan informasi. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa

penelitian menyebabkan keterbukanya informasi tentang subyek. Sehingga

peneliti perlu merahasiakan berbagai informasi yang menyangkut privasi

subyek yang tidak ingin identitas dan segala informasi tentang dirinya

diketahui oleh orang lain. Prinsip ini dapat diterapkan dengan cara

meniadakan identitas seperti nama dan alamat subyek kemudian diganti

dengan kode tertentu. Dengan demikian segala informasi yang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


33

menyangkut identitas subyek tidak terekspos secara luas (Dharma, 2011

hal:239).

4. Bineficience (berbuat baik)

Prinsip etika ini berbuat baik menyangkut kewajiban membantu orang

lain, dilakukan dengan mengupayakan manfaat maksimal dengan kerugian

minimal. Prinsip ini diikuti prinsip tidak merugikan (primum non nocere,

firs no harm,non maleficence) yang menyatakan bahwa jika tidak dapat

melakukan hal-hal yang bermanfaat, setidak-tidaknya jangan merugikan

orang lain (Muhamad Jusuf Hanafiah & Amir, 2012 hal:185).

5. Non-maleficience

Berarti tidak melukai atau tidak menimbulkan bahaya / cidera bagi orang

lain (Suhaemi Mimin Emi, 2014 hal:15)

6. Justice

Setiap orang harus diperlakukan sama (tidak diskriminatif) dalam

memperoleh haknya. Prinsip etik keadilan terutama menyangkut keadilan

distributif yang mempersyaratkan pembagian seimbang dalam hal beban

dan manfaat. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan distribusi usia,

gender, status ekonomi, budaya dan etik (Muhamad Jusuf Hanafiah &

Amir, 2012 hal:186).

7. Protention from discomfort

8. Privacy

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Bab ini akan dilakukan pengkajian, analisa data, diagnosa

keperawatan, rencana keperawatan, implemntasi, evaluasi dan akan dilakukan

pembahasan dari kedua subyek penelitian mengenai asuhan keperawatan pada

klien yang mengalami Hipertensi dengan masalah intoleransi aktivitas di RSUD

Pringsewu tahun 2017.

A. Hasil

1. Gambaran Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu

Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu beralamat di jalan Lintas Barat Pekon

Fajar Agung Barat kec. Pringsewu 35373. Berdasarkan SK menteri Kesehatan

Republik Indonesia tahun 1995 nomor 106/Menkes/SK/I/1995 Rumah Sakit Umum

Daerah Pringsewu termasuk dalam kategori Rumah Sakit tipe C. Manajemen

Rumah Sakit terus berusaha untuk menigkatkan cakupan dan kualitas pelayanan

serta kepuasan pelayanan melalui pengembangan organisasi, peningkatan sumber

daya manusia, pengembangan sarana dan prasarana pelayanan serta dengan

peningkatan pola pengelolaan keuangan yang sehat dapat menjadikan Rumah Sakit

Umum Daerah Pringsewu sebagai institusi pemerintah yang profesional dan

akuntabel.

Dalam upaya mengembangkan organisasi dan meningkatkan kualitas

pelayanannya kepada masyarakat, Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu

memiliki visi, yaitu: “Terwujudnya Pelayanan Prima di Rumah Sakit Umum

34
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
35

Daerah Pringsewu”. Dan sebagai pendukung dari visi yang akan diraih maka

Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu memiliki misi, yaitu:”Memberi Pelayanan

Kesehatan yang Prima dan Berkualitas” dimana filosofi dari Rumah Sakit Umum

Daera Pringsewu adalah “Anda Sehat dan Puas Kami Bahagia”. Sementara itu

tujuan yang ingin dicapai oleh Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu adalah

“Terselenggarakannya pelayanan Rumah Sakit yang mudah, ramah, dan

menyenangkan pelanggan, sumber daya manusia yang kompeten, dan terbentuknya

tatanan Rumah Sakit yang bersih”. Jenis pelayanan dan fasilitas penunjang yang

diberikan Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu diantaranya Unit Gawat Darurat,

ICU, Rawat Jalan, Rawat Inap, Laboratorium, Kamar Operasi, Instalasi Gizi,

Fisioterapi, Radiologi, Unit Transfusi Darah. Rumah Sakit Umum Daerah

Pringsewu mempunyai tenaga kesehatan sebanyak 14 Dokter Umum, 19 Dokter

Spesialis, 29 Bidan, dan 166 Perawat (Profil RSUD Pringsewu, 2015).

2. Pengkajian

Pada sub bab ini peneliti akanmelakukan pengkajian kepada kedua

subyek penelitian dengan mengumpulkan data dasar, data subjektif sesuai

informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

klien. Di dapati saat pengkajian sebagai berikut :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


36

Tabel 4.1
Identitas Klien
Identitas Klien Klien 1 Klien 2
I. Data dasar
A. Identitas klien
a Nama : Ny. S Ny. W
b Usia : 56 tahun 48 tahun

c Status perkawinan : Menikah Menikah


d Jenis Kelamin : perempuan perempuan
e Pekerjaan : wiraswasta tani
f Agama: Islam Islam
g Suku Jawa Lampung
h Bahasa yang digunakan: Jawa/Indonesia Lampung/Indonesia
i Pendidikan: SMP SMP
j Alamat : Lampung tengah/jaya sakti Gisting bawah
k Tanggal masuk: 11-06-2017 06-07-2017
l Tanggal pengkajian : 13-06-2017 06-07-2017
m Sumber biaya : BPJS BPJS
n Diagnosa Medik : Hipertensi Hipertensi

B. Sumber informasi
a. Nama : Ny.R Ny.W
b. Hub dengan klien Anak Kerabat

Berdasarkan table 4.1 terdapat perbedaan suku pada kedua klien, dimana

klien 1 dengan suku Jawa dan klien 2 dengan suku Lampung.

Tabel 4.2
Riwayat Penyakit

RIWAYAT PENYAKIT Klien 1 Klien 2


II. Riwayat
Kesehatan
Nyeri kepala Nyeri kepala
a. Keluhan utama Klien datang ke Rumah Sakit Klien datang ke Rumah Sakit
b. Riwayat kesehatan umum daerah Pringsewumelalui umum daerah
masuk rumah sakit UGD, datang diantar oleh Pringsewumelalui UGD, datang
keluarganya menggunakan diantar oleh keluarganya
mobil ambulan pada tanggal menggunakan mobil ambulan
11-06-2017 pada pukul 10:56 pada tanggal 06-07-2017 pada
WIB, dengan keluhan,nyeri pukul 08:15 WIB, dengan
kepala, mual dan sesak nafas Di keluhan, nyeri kepala dan sesak
dapati Tanda-tanda vital (S: nafas, Di dapati Tanda-tanda
36.7 C, N: 90x/menit, RR: vital (S: 36.0 C, N: 99x/menit,
26x/menit, TD: 180/90 mmHg.) RR: 28x/menit, TD: 190/90
mmHg.)

c. Riwayat penyakit Pada saat pengkajian pada Pada saat pengkajian pada
sekarang tanggal 13-06-2017 pada pukul tanggal 06-07-2017 pada pukul

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


37

RIWAYAT PENYAKIT Klien 1 Klien 2


09:00 WIB, klien 10:00 WIB, klien mengatakan
mengatakannyeri kepala , klien nyeri seperti ditusuk-tusuk,
mengatakan nyeri seperti klieen mengatakan nyeri
ditusuk-tusuk, klien bertambah saat beraktivitas ,
mengatakan nyeri bertambah klien mengatakan nyeri
saat beraktivitas , klien berkurang saat istirahat, klien
mengatakan nyeri berkurang mengatakan nyeri hingga
saat istirahat, klien mengatakan ketenguk, klien menyebutkan
nyeri hingga ketenguk, klien skala nyeri 6 (1-10) nyeri yang
menyebutkan skala nyeri 6 (1- dirasakan selama 10 menit
10) nyeri yang dirasakan selama pemeriksaan tanda-tanda vital
10 menitpemeriksaan tanda- (S: 36,7 C, N: 90x/menit, RR:
tanda vital (S: 36.0 C, N: 23x/menit, TD: 190/90 mmHg.)
93x/menit, RR: 24x/menit, TD:
180/90 mmHg.)

d. Riwayat kesehatan klien mengatakan klien pernah klien mengatakan klien belum
masa lalu berobat di Puskesmas dengan pernah dirawat dipuskesmas
gejala sakit yang sama, klien atau rumah sakit, klien
mengatakan sering mengalami mengatakan sering mengalami
nyeri kepala, klien juga nyeri kepala, klien juga
mengatakan klien tidak perokok mengatakan klien tidak perokok
,klien mengatakan tidak ,klien mengatakan tidak
memiliki alergi terhadap memiliki alergi terhadap
makanan dan obat dan klien makanan dan obat dan klien
mengatakan klien tidak pernah mengatakan klien tidak pernah
mengalami kecelakaan seperti mengalami kecelakaan seperti
benturan atau terjatuh. benturan atau terjatuh.

e. Riwayat kesehatan Keluarga mengatakan didalam Keluarga mengatakan didalam


keluarga keluarganya tidak ada penyakit keluarganya tidak ada penyakit
keturunan seperti diabetes keturunan seperti diabetes
militus, keluarga klien juga militus, keluarga klien juga
tidak memiliki riwayat penyakit tidak memiliki riwayat penyakit
menular seperti hepatitis, TBC, menular seperti hepatitis, TBC,
HIV/AIDS. HIV/AIDS.

Berdasarkan tabel 4.2 ditemukan perbedaan pada riwayat kesehatan masa

lalu pada klien 1 dan klien 2.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


38

Genogram Klien 1

Gambar 4.1
Genogram

X x X
xx ×

Ny. S
x X X X X
z
x
x

Genogram klien 2

X X X X

X Ny. W

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


39

Keterangan :

` : Laki-laki : menikah : tinggal satu rumah

: Perempuan : keturunan

X : Meninggal : klien

Berdasarkan gambar 4.1 klien 1 dan klien 2 tidak memiliki riwayat penyakit

menurun, dan hipertensi pada kedua klien disebabkan karena gaya hidup tidak

sehat dan faktor diit.

Tabel 4.3

Riwayat psikososial spiritual

RIWAYAT Klien 1 Klien 2


PSIKOSOSIAL
SPIRITUAL
a. Psikologi
1. Konsep diri Klien mengatakan bosan dengan Klien mengatakan bosan dengan
penyakitnya karena klien tidak penyakitnya karena klien tidak
a. Gambaran bisa beraktivitas seperti bisa beraktivitas seperti
diri biasanya. biasanya.

Klien mengatakan dirinya Klien mengatakan dirinya


berperan sebagai ibu bagi anak- berperan sebagai ibu bagi anak-
b. Peran diri anak nya. anak nya.

Klien mengatakan senang Klien mengatakan senang


bergaul dengan sesama pasien bergaul dengan sesama pasien.
c. Harga diri dan klien mengatakan merasa
malu strees karena pernah
mengalami bangkrut dalam
usahanya sebelum masuk ke
rumah sakit.

Klien mengatakan ingin segera Klien mengatakan ingin segera


sembuh agar bisa beraktivitas sembuh agar bisa beraktivitas
d. Ideal diri
kembali. kembali.

Klien mengatakan mengetahui Klien mengatakan mengetahui


e. Identitas jelas nama lengkap nya dan jelas nama lengkap nya dan
diri identitas lainnya. identitas lainnya.

klien mengatakan merasa cemas klien mengatakan merasa cemas

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


40

RIWAYAT Klien 1 Klien 2


PSIKOSOSIAL
SPIRITUAL
akan penyakit yang dideritanya akan penyakit yang dideritanya
saat ini. saat ini.
2. Kecemasan
klien mengatakan saat sakit ini klien mengatakan saat sakit ini
selalu mendapat dukungan baik selalu mendapat dukungan baik
b. Sosial dari pihak keluarga, kerabat, dari pihak keluarga, kerabat,
teman, saudara maupun teman, saudara maupun
1. Support system tetangga tetangganya, hal tetangga tetangganya, hal
tersebut terlihat saat klien sakit tersebut terlihat saat klien sakit
klien mengatakan mereka klien mengatakan mereka
menjenguk klien. menjenguk klien.

klien mengatakan sebelum sakit klien mengatakan sebelum sakit


komunikasi terjalin dengan baik komunikasi terjalin dengan baik
antara anggota keluargannya, antara anggota keluargannya,
saat sakit ini klien hanya saat sakit ini klien hanya
2. Komunikasi berkomunikasi seadanya karena berkomunikasi seadanya karena
kondisi klien yang sedang kondisi klien yang sedang
dirawat di rumah sakit dirawat di rumah sakit

klien mengatakan sebelum sakit klien mengatakan sebelum sakit


klien rajin mengikuti kegiatan klien rajin mengikuti kegiatan
kegiatan keagamaan seperti kegiatan keagamaan seperti
pengajian,dan sholat berjamaah pengajian, sholat berjamaah ke
di rumah, saat sakit ini aktifitas masjid karena rumah klien dekat
c. spiritual keagamaan klien hanya berada masjid, saat sakit ini aktifitas
di tempat tidur. keagamaan klien hanya berada
di tempat tidur.

Berdasarkan tabel 4.3 ditemukan kesenjangan pada riwayat psikososial

spiritual pada klien 1 mengatakan strees karena pernah mengalami

kegagalan dalam usahanya.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


41

Tabel 4.4
Lingkungan

LINGKUNGAN Klien 1 Klien 2


a. Rumah Klien mengatakan kondisi Klien mengatakan kondisi
rumahnya bersih, tidak berdebu, rumahnya bersih, tidak berdebu,
klien mengatakan rumahnya klien mengatakan rumahnya
disapu dua kali sehari, klien disapu dua kali sehari, klien
mengatakan rumahnya tidak dalam mengatakan rumahnya tidak
posisi bahaya seperti tanah longsor dalam posisi bahaya seperti tanah
atau dekat jalan raya, dan terhindar longsor atau dekat jalan raya, dan
dari poli karena tidak dekat dengan terhindar dari poli karena tidak
pabrik atau pertambangan dekat dengan pabrik atau
pertambangan

b. Pekerjaan Klien mengatakan berkerja sebagai Klien mengatakan berkerja


wiraswasta klien sebagai ibu sebagai ibu rumah tangga, dan
rumah tangga, klien mengatakan sebagai petani sayur. Klien
bekerja terhindar dari polusi bekerja terhindar dari polusi

Tabel 4.5
Perubahan Pola Kebiasaan

POLA Klien 1 Klien 2


KESEHATAN
a. Pola Nutrisi Sebelum sakit Sebelum sakit
Klien mengatakan klien makan Klien mengatakan klien makan
3x/hari atau lebih (pagi, siang & 3x/hari atau lebih (pagi, siang &
malam), dengan makanan pokok malam), dengan makanan pokok
nasi, sayuran, dan lauk pauk, nasi, sayuran, dan lauk pauk, klien
klien selalu memnghabiskan porsi selalu memnghabiskan porsi
makanya, nafsu makan klien baik, makanya, nafsu makan klien baik,
klien menyukai semua makanan, klien menyukai semua makanan,
klien tidak memiliki alergi klien tidak memiliki alergi
terhadap makanan, BB 55 kg. terhadap makanan, BB 52 kg.

Saat sakit Saat sakit


klien mengatakan nafsu makanya klien mengatakan nafsu makanya
berkurang, klien makan 3x/hari berkurang, klien makan 3x/hari
seperti biasanya namun hanya seperti biasanya, klien mengeluh
mengabiskan setengah porsi mual saat makan,klien hanya
makanya, klien mengeluh sakit menghabiskan setengah dari porsi
pada tenggorokan, klien tampak yang diberikan,klien mendapat diit
lemas, klien mual ketika makan bubur, BB 52 kg.
BB 55 kg

Sebelum sakit Sebelum sakit


b. Pola cairan dan klien mengatakan minum air putih klien mengatakan minum air putih 6-
elektrolit 6-7 gelas/hari, dengan jumlah 7 gelas/hari, dengan jumlah ±1200
±1200 cc, cc,

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


42

POLA Klien 1 Klien 2


KESEHATAN
Saat sakit Saat sakit
klien mengatakan minum 4-5 klien mengatakan minum 4-5
gelas/hari, dengan jumlah ± gelas/hari, dengan jumlah ±
1000cc, klien tampak lemas, klien 1000cc, klien tampak lemas, klien
terpasang infus RL 20 tpm. terpasang infus RL 20 tpm.

1) Intake cairan 1) Intake cairan


= Oral + infus
= 1000 + 1440= 2440 cc/hari = Oral + infus
2) IWL = 1000 + 1440= 2440 cc/hari
= 10 x Kg/BB 2) IWL
= 10 x 55 = 550 cc/hari
3) Output = 10 x Kg/BB
= IWL + Urine = 10 x 52 = 520 cc/hari
= 550 + 1200 = 1750 cc/hari 3) Output
4) Balance cairan = IWL + Urine
= Input – Output = 520 + 1200= 1720 cc/hari
=2440 – 1750 4) Balance cairan
= 690 cc/hari = Input – Output
=2440 – 1720
Sebelum sakit = 720cc/hari
klien mengatakan klien BAK 4-
7x/hari, dengan warna urine Sebelum sakit
kuning jernih, dengan bau yang klien mengatakan klien BAK 5-
c. Pola eliminasi khas tidak ada keluhan saat BAK. 8x/hari, dengan warna urine kuning
(BAK/BAB) Keluarga klien mengatakan biasa jernih, dengan bau yang khas tidak
BAB 1-2 x/hari pada pagi hari ada keluhan saat BAK. Keluarga
dan sore hari, warna feses kuning klien mengatakan biasa BAB 1-2
konsistensi semi padat, bau khas, x/hari pada pagi hari dan sore hari,
dan tidak ada keluhan saat BAB. warna feses kuning konsistensi
Saat sakit semi padat, bau khas, dan tidak ada
Klien BAK 4-5 x/hari ( 1200 keluhan saat BAB.
cc/hari ), warna urine kuning Saat sakit
jernih dan bau khas dan tidak ada Klien BAK 4-6 x/hari ( 1200
keluhan saat BAK. Saat sakit cc/hari ), warna urine kuning jernih
keluarga mengatakan selama dan bau khas dan tidak ada keluhan
sakit klien hanya BAB 1 kali saat BAK. Saat sakit
pada saat pengkajian hari pertama keluargamengatakan selama sakit
BAB normal dengan warna feses klien hanya BAB 1 kali pada saat
kuning dengan bau yang khas, pengkajian hari pertama BAB
tidak ada keluhan saat BAB. normal dengan warna feses kuning
dengan bau yang khas, tidak ada
keluhan saat BAB.
Sebelum sakit
klien mengatakan biasa tidur 1-2
jam pada siang hari dan 7 jam
pada saat malam hari, klien tidak Sebelum sakit
pernah mengalami kesulitan klien mengatakan klien biasa tidur
dalam tidur. 1 jam pada siang hari dan 6-7 jam
d. Pola tidur Saat sakit pada saat malam hari, klien tidak
klien mengatakan klien biasa pernah mengalami kesulitan dalam
tidur 1 jam pada siang hari dan 7 tidur.
jam pada waktu malam hari, tidak Saat sakit
klien mengatakan klien biasa tidur

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


43

POLA Klien 1 Klien 2


KESEHATAN
ada masalah dalam kebutuhan 2-3 jam pada siang hari dan 8 jam
istirahat tidur, hanya saja klien pada waktu malam hari, tidak ada
sering terbangun karena batuk. masalah dalam kebutuhan istirahat
tidur, hanya saja klien serig
terbangun karena merasakan susah
bernafas kalau ada penumpukan
sekret.
Sebelum sakit
klien mengatakan klien biasa Sebelum sakit
e. Pola personal mandi 2 x/hari saat pagi dan sore klien mengatakan klien biasa
hygiene hari dengan menggunakan sabun mandi 2 x/hari saat pagi dan sore
mandi dan shampo. hari dengan menggunakan sabun
Saat sakit mandi dan shampo.
klien mengatakan hanya di lap Saat sakit
oleh keluarganya menggunakan klien mengatakan hanya di lap
air hangan 2 x/hari pada pagi dan oleh keluarganya menggunakan air
sore hari, rambut klien tampak hangan 2 x/hari pada pagi dan sore
bersih dan kulit klien lengket hari, rambut klien tampak bersih
karena banyak berkeringat. dan kulit klien lengket karena
banyak berkeringat.

Sebelum sakit
Klien mengatakan aktivitas Sebelum sakit
hariannya adalah sebagai ibu Klien mengatakan aktivitas
f. Pola aktivitas rumah tangga yang bekerja hariannya adalah bercocok tanam
sebagai wirasuasta sayuran di kebun belakang rumah
Saat sakit Saat sakit
klien mengatakan hanya klien mengatakan hanya berbaring
berbaring di tempat tidur, dan di tempat tidur, dan klien
klien mengatakan pusing saat mengatakan pusing saat aktivitas
aktivitas berlebih, aktivitas klien berlebih, aktivitas klien dibantu
dibantu oleh keluarganya, klien oleh keluarganya, klien
mengatakan selalu dipantau saat mengatakan lemas.
beraktivitas oleh keluarganya.

Sebelum sakit
Sebelum sakit klien mengatakan Sebelum sakit
klien tidak merokok dan, klien Sebelum sakit klien mengatakan
mengatakan tidak pernah klien tidak merokok dan, klien
g. Pola kebiasaan mengkonsumsi minuman mengatakan tidak pernah
yang beralkohol dan obat obatan. mengkonsumsi minuman
mempengaruhi beralkohol dan obat obatan.
kesehatan

Berdasarkan tabel 4.5 ditemukan perbedaan pada berat badan kedua klien ,

perbedaan dalam pekerjaan sehari-hari nya dan pada pola aktivitas.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


44

Tabel 4.6

Pemeriksaan fisik

OBSERVASI Klien 1 Klien 2


a. Keadaan umum :
Composmentis (GCS : E: 4, V: Composmentis (GCS : E: 4, V,
1) Tingkat kesadaran : 5, M: 6) 5, M: 6)
180/90mmHg 190/90mmHg
2) Tekanan darah : 93x/menit 90x/menit
3) Nadi : 24x/menit 23x/menit
4) Respirasi : 36,0ºC 36,7ºC
5) Suhu : 166 cm 167 cm
6) Tinggi badan 55 kg
7) Berat badan 52 kg
b. Pemeriksaan fisik
Keadaan kedua mata klien Tidak ada peradangan pada
1. Sistem penglihatan simetris antara kanan dan kiri, kelopak mata, Keadaan kedua
tidak ada peradangan pada mata simetris antara kanan dan
kelopak mata, pergerakan bola kiri, pergerakan bola mata
mata dengan depat mengikuti dengan depat mengikuti arah
arah benda yang digerakkan benda yang digerakkan didepan
didepan mata klien, mata klien, sklera anikterik,
konjungtiva anemis, sklera keadaan pupil mengecil saat
anikterik, keadaan pupil terkena cahaya dan tidak ada
mengecil saat terkena cahaya tanda-tanda peradangan pada
dan tidak ada tanda-tanda mata, konjungtiva anemis.
peradangan pada mata, klien
memiliki keluhan pada
penglihatan yaitu penglihatan
kabur.
Keadaan telinga simetris antara keadaan daun telinga bersih,
kanan dan kiri, keadaan daun tidak ada sirumen dan cairan
2. Sistem pendengaran telinga bersih, tidak ada yang keluar dari telinga, dan
serumen dan cairan yang keluar tidak tidak ada tanda-tanda
dari telinga, dan tidak tidak ada peradangan telinga, Keadaan
tanda-tanda peradangan telinga simetris antara kanan
telinga. dan kiri
Tidak ada gangguan dalam Tidak ada gangguan dalam
sistem wicara klien dapat sistem wicara klien dapat
berbicara dengan jelas berbicara dengan jelas
3. Sistem wicara Saat dilakukan inspeksi Pemeriksaan inspeksi Keadaan
didapatkan irama nafas teratur, hidung simetris kiri dan kanan,
respirasi: 24x/menit, pada klien tidak sesak, RR
pemeriksaan auskultasi, suara 23x/menit, pada pemeriksaan
4. Sistem pernafasan
nafasvasikuler, pada auskultasi, suara
pemeriksaan palpasi tidak nafasvasikuler, pada
terdapat fraktur atau lesi atau pemeriksaan palpasi tidak
nyeri tekan pada dinding dada, terdapat fraktur atau lesi atau
pemeriksaan taktil fermitus nyeri tekan pada dinding dada,
getaran positif pada anterior pemeriksaan taktil fermitus
kan posterior kanan maupun getaran positif pada anterior
kiri, saat dilakukan perkusi kan posterior kanan maupun
suara yang dihasilkan sonor. kiri, saat dilakukan perkusi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


45

OBSERVASI Klien 1 Klien 2


suara yang dihasilkan sonor.

1) Sirkulasi perifer 1) Sirkulasi perifer


Nadi 93x/menit, tidak ada
distensi vena jugularis, Nadi 90x/menit, tidak ada
temperatur kulit hangat, distensi vena jugularis,
5. Sistem kardiovaskuler tidak ada sianosis, CRT <3 temperatur kulit hangat,
detik. tidak ada sianosis, CRT <3
2) Sirkulasi jantung detik.
Kecepatan denyut apikal 2) Sirkulasi jantung
93x/menit, irama teratur, Kecepatan denyut apikal
suara jantung S1, S2, tidak 90x/menit, irama teratur,
ada kelaianan jantung dan suara jantung S1, S2, tidak
tidak ada nyeri dada. ada kelaianan jantung dan
tidak ada nyeri dada.
Tingkat kesadaran
composmentis E: 4, V: 5, M: 6, Tingkat kesadaran
reaksi pupil terhadap cahaya composmentis E: 4, V: 5, M: 6,
isopor, tidak terdapat tanda- reaksi pupil terhadap cahaya
tanda peningkatan tekanan isopor, tidak terdapat tanda-
6. Sistem saraf pusat / intra kranial, reflek patela (+). tanda peningkatan tekanan
Sistem neurologi intra kranial, reflek patela (+).
Bibir klien simetris antara atas
dan bawah, mukosa bibir klien Bibir klien simetris antara atas
kering, lidah klien bersih, klien dan bawah, mukosa bibir klien
mengeluh kesulitan saat terlihat lembab, lidah klien
menelan, nafsu makan klien bersih, nafsu makan klien
kurang baik. kurang baik.
7. Sistem pencernaan
Nafas klien tidak berbau keton,
tidak terdapat ganggreng, klien Nafas klien tidak berbau keton,
tidak mengalami tremor, dan klien tidak mengalami
tidak terdapat pembesaran tremor,tidak terdapat
thyroid. pembesaran thyroid, tidak
terdapat ganggreng.
Keadaan genital klien bersih,
8. Sistem endokrin tidak ada perubahan pola Keadaan genital klien bersih,
berkemih, tidak ada distensi tidak ada distensi visika
visika urinaria, klien tidak urinaria, tidak ada perubahan
terpasang kateter, tidak ada pola berkemih, tidak ada
kelaianan dalam genital. kelaianan dalam genital.klien
tidak terpasang kateter
Keadaan rambut klien bersih,
9. Sitem urogenital
rambut klien berwarna putih, Keadaan rambut klien sedikit
kuku klien pendek dan bersih, kotor, rambut klien beruban,
turgor kulit elastis, warna kulit kuku klien pendek dan bersih,
sawo matang, tidak terdapat turgor kulit elastis, warna kulit
luka pada daerah kulit, turgor hitam, tidak terdapat luka pada
kulit tidak elastis dan keriput daerah kulit, turgor kulit tidak
karena proses penuaan. elastis dan keriput karena
proses penuaan.
10. Sitem integumen

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


46

OBSERVASI Klien 1 Klien 2


Klien mengalami kesulitan
dalam pergerakan, karena klien Klien tidak mengalami
memiliki riwayat stroke, tidak kesulitan dalam pergerakan,
ada fraktur, tidak ada kelainan tidak ada fraktur, tidak ada
tulang dan sendi. kelainan tulang dan sendi.

Klien tidak alergi terhadap obat


antibiotik yang diberikan, klien klien tidak mengalami
tidak mengalami pembesaran pembesaran kelenjar getah
11. Sisitem kelenjar getah bening, dan bening, dan tidak ada alergi
muskulosekeletal tidak ada alergi makanan makanan, Klien tidak alergi
terhadap obat antibiotik yang
diberikan.

12. Sistem imunologi

Berdasarkan tabel 4.6 ditemukan kesenjangan pada klien 1 memiliki

keluhan penglihatan kabur.

Tabel 4.7
Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan laboratorium klien 1

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN


Hematologi
a. Hemoglobin : 13,0 L: 14,0 - 18,0 g/dl, P: 12,0 – 16,0 g/dl
10.000 4.800 – 10.800 /ul
b. Leukosit : 4,4 L: 4,7 – 6,1 juta/ul, P: 4,2 – 5,4 Juta/ul
38 L: 4,2 – 5,2 P: 37 – 47
c. Eritrosit : 366.000 150.000 – 450.000
69 78 – 99 fl
d. Hematokrit : 21 27 – 31 pg
31 30 – 35 g/dl
e. Trombosit :

f. MCV : 0 0–1
0 2–4
g. MCH : 0 3–5
83 50 – 70
h. MCHC : 7 25 – 40
10 2–8
i. Hitung jenis 80 0 – 10 mm/jam

1. Basofil :
114 < 140
2. Esinofil : 21 13 – 43
0,60 0,72 – 1,18
3. Batang :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


47

4. Segmen :

5. Limfosit :

6. Monosit :

j. LED :

Kimia
a. Gula darah sewaktu

b. Ureum

c. Creatinine

Pemeriksaan laboratorium klien 2

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN


Hematologi
a. Hemoglobin : 15,2 L: 14,0 - 18,0 g/dl, P: 12,0 – 16,0 g/dl
10.600 4.800 – 10.800 /ul
b. Leukosit : 4,9 L: 4,7 – 6,1 juta/ul, P: 4,2 – 5,4 Juta/ul
47 L: 4,2 – 5,2 P: 37 – 47
c. Eritrosit : 174.000 150.000 – 450.000
96 78 – 99 fl
d. Hematokrit : 31 27 – 31 pg
32 30 – 35 g/dl
e. Trombosit :

f. MCV : 0 0–1
1 2–4
g. MCH : 2 3–5
65 50 – 70
h. MCHC : 27 25 – 40
6 2–8
i. Hitung jenis 2 0 – 10 mm/jam

1. Basofil :
124 < 140
2. Esinofil : 48 13 – 43
1,00 0,72 – 1,18
3. Batang :

4. Segmen :

5. Limfosit :

6. Monosit :

j. LED :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


48

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN


Kimia
a. Gula darah sewaktu

b. Ureum

c. Creatinine

Tabel 4.8
Penatalaksanaan klien 1

NAMA DOSIS CARA PEMBERIAN


PENGOBATAN
a. Ceftriaxone 2 x 1/12 jam Intra Vena
1gram
20 ttm Intra Vena
b. Infus RL 500mg 1 x15 mg Oral
3x1 500mg Oral
c. Amlodipine

d. Paracetamol

Penatalaksanaan klien 2

NAMA DOSIS CARA PEMBERIAN


PENGOBATAN
a. Ceftriaxone 2 x 1/12 jam Intra Vena
20 ttm Intra Vena
b. Infus RL 500mg 2x1 12,5 mg Oral
3x1 500mg Oral
c. captropil

d. Paracetamol

3. Analisa Data

Pada sub bab ini peneliti akan melakukan pengelompokan data-data

yang diperoleh pada saat pengkajian dimana klien mengalami

permasalahan kesehatan atau keperawatan. Setelah di lakukan pengkajian

dan pengumpulan data senjang keterkaitan antara data untuk menunjang

penentuan masalah keperawatan dari kedua subyek penelitian data yang

diperoleh akan dianallisa sebagai berikut :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


49

Tabel 4.9

Analisa data

DATA ETIOLOGI MASALAH


Klien 1
Hipertensi
DX.1 Intoleransi aktivitas
Data Subjektif:
a. Klien mengatakan pusing saat Kerja jantung meningkat
melakukan aktivitas

b. Klien mengatakanaktivitasnya Resiko penurunan perfusi


dibantu oleh keluarga jaringan

c. Klien mengatakan lemas


Kelemahan ketidak seimbangan
d. Klien mengeluh sesak jika suplai dan kebutuhan oksigen
beraktivita

e. Klien mengatakan saat


beraktivitas selalu dipantau
keluarga

Data Objektif:
a. Klien terlihat hanya beraktivitas
di tempat tidur

b. (S: 36.0 C, N: 93x/menit, RR:


23x/menit, TD: 180/90 mmHg.)

c. Klien tampak lemah Hipertensi Nyeri akut

d. Nadi setelah aktivitas 98x/menit


Retensi pembuluh darah otak
e. Klien terlihat melakukan
aktivitas secara perlahan dan
dibantu oleh keluarganya
Peningkatan tekanan vaskuler
serebral dan iskemia
DX. 2
Data Subjektif:
a. Klien mengatkan sakit pada
kepalanya

b. Klien mngatakan nyeri kepala


bertambah saat klien
berkativitas

Data Objektif:
a. Klien tampak memegangi
bagian yang nyeri

b. Sekalanyeri 6 (1-10)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


50

c. Klien tampak meringis


menahan nyeri

d. TD: 180/90 mmHg


Klien 2
DX. 1
Data Subjektif: Hipertensi Intoleransi aktivitas
a. Klien mengatakan pusing saat
melakukan aktivitas
Kerja jantung meningkat
b. Klien mengatakan aktivitasnya
dibantu oleh keluarga
Resiko penurunan perfusi
c. Klien mengatakan lemas jaringan
d. Klien mengatakan sesak saat
beraktivitas Kelemahan ketidak seimbangan
suplai dan kebutuhan oksigen
Data Objektif:
e. Klien terlihat hanya beraktivitas
di tempat tidur

f. (S: 36.0 C, N: 93x/menit, RR:


23x/menit, TD: 180/90 mmHg.)

g. Nadi setelah aktivitas 97x/menit

h. Klien tampak lemah Hipertensi Nyeri akut

i. Klien terlihat melakukan


aktivitas secara perlahan dan Retensi pembuluh darah otak
dibantu oleh keluarganya

DX. 2 Peningkatan tekanan vaskuler


Data Subjektif: serebral dan iskemia
a. Klien mengatakan sakit pada
kepalanya

b. Klien mngatakan nyeri kepala


bertambah saat klien
berkativitas

Data Objektif:
c. Klien tampak memegangi
bagian yang nyeri

d. Sekalanyeri 6 (1-10)

e. Klien tampak meringis


menahan nyeri

f. TD: 180/90 mmHg

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


51

Perencanaan

Pada sub bab ini peneliti akan melalakukan penyusunan rencana tindakan

keperawatan yang akan dilakukan untuk membantu pasien dalam mencapai hasil

yang diharapkan. Dari kedua subyek penelitian diberikan perencanaan atau

tindakan yang sama, perencanaan yang akan dilakukan yaitu:

Tabel 4.10
Perencanaan

DIAGNOSA
KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
(Tujuan, Kriteria Hasil)
Klien 1
Dx. 1 1. Kaji tanda-tanda vital 1. Mengetahui
Intoleransi aktivitas 2. Kaji tingkat aktifitas yang dapat keadan umum
berhubungan dengan dilakukan klien klien
kelemahan, ketidak 3. Memberikan ajurkan tentang dan 2. Mengetahui
seimbangan suplai dan bantuan dalam aktivitas fisik, kognitif, kemampuan
kebutuhan oksigen. social dan sepiritual yang sepesifik. klien yang dapat
4. Mengatur penggunaan energy di lakukan
Setelah dilakukan asuhan 5. Terapi latihan fisik, ambulasi: 3. Untuk
keperawatan selama menggunakan gerakan tubuh aktif atau meningkat kan
3x24jam(13-15Juni2017) pasif rentang,
diharapkan masalah 6. Promosi latihan fisik latihan kekuatan : frekuensi, /
intoleransi aktivitas dapat memfasilitasi latihan otot resistif secara durasi aktivitas
teratasi dengan kriteria rutin individu
hasil: 4. untuk mengatasi
1. Berpartisipasi dalam atau mencegah
aktivitas fisik tanpa kelelahan
disertai peningkatan 5. untuk
tekanan darah, nadi mempertahankan
dan RR atau memperbaiki
2. Mampu melakukan fleksibilitas sendi
aktivitas sehari hari 6. untuk
secara mandiri mempertahankan
3. Tanda-tanda vital atau meningatkan
dalam rentang normal kekuatan otot
4. Energy posikomotor
5. Level kelemahan
6. Mampu berpindah
dengan atau tanpa
bantuan alat
7. Status kardiopulmonali
adekuat
8. Sirkulasi status baik
9. Status respirasi
pertukaran gas dan
vetilasi adekuat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


52

DIAGNOSA
KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
(Tujuan, Kriteria Hasil)
Klien 2
Dx. 1
Intoleransi aktivitas 1. Kaji tanda-tanda vital 1. Mengetahui
berhubungan dengan 2. Kaji tingkat aktifitas yang dapat keadaan umum
kelemahan, ketidak dilakukan klien klien
seimbangan suplai dan 3. Memberikan ajurkan tentang dan 2. Mengetahui
kebutuhan oksigen. bantuan dalam aktivitas fisik, kognitif, kemampuan klien
social dan sepiritual yang sepesifik. yang dapat di
Setelah dilakukan asuhan 4. Mengatur penggunaan energy lakukan
keperawatan selama 5. Terapi latihan fisik, ambulasi: 3. Untuk meningkat
3x24jam(6-8Juli2017) menggunakan gerakan tubuh aktif atau kan rentang,
diharapkan masalah pasif frekuensi, / durasi
intoleransi aktivitas dapat 6. Promosi latihan fisik latihan kekuatan : aktivitas individu
teratasi dengan kriteria memfasilitasi latihan otot resistif secara 4. untuk mengatasi
hasil: rutin atau mencegah
1. Berpartisipasi dalam kelelahan
aktivitas fisik tanpa 5. untuk
disertai peningkatan mempertahankan
tekanan darah, nadi atau memperbaiki
dan RR fleksibilitas sendi
2. Mampu melakukan 6. untuk
aktivitas sehari hari mempertahankan
secara mandiri atau meningatkan
3. Tanda-tanda vital kekuatan otot
dalam rentang normal
4. Energy posikomotor
5. Level kelemahan
6. Mampu berpindah
dengan atau tanpa
bantuan alat
7. Status kardiopulmonali
adekuat
8. Sirkulasi status baik
Status respirasi pertukaran
gas dan vetilasi adekuat

Dari Rencana Keperawatan di atas terdapat dua klien yang memiliki


diagnosa medis dan diagnosa keperawatan yang sama namun tidak ada variasi
atau intervensi yang berbeda antara kedua klien.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


53

4. Pelaksanaan

Tabel 4.11
Pelaksanaan

Diagnosa 13 Juni 2017 14 Juni 2017 15 Juni 2017


Keperawatan
Klien 1
Diagnosa Implementasi Implementasi Implementasi
Keperawatan
Itoleransi
aktivitas b.d 09:15 a) Mengkaji tanda-tanda vital klien 08:15 1. Mengkaji tanda-tanda vital 08:09 1. Mengkaji tanda-tanda
kelemahan, klien vital klien
ketidak H: (S: 36.0 C, N: 93x/menit, RR:
keseimbangan 24x/menit, TD: 180/90 mmHg.) H: (S: 36.3 C, N: 91x/menit, H: (S: 35.7 C, N:
suplay dan 09:20 R: klien kooperatif RR: 22x/menit, TD: 170/80 84x/menit, RR:
kebutuhan b) mengkaji tingkat aktifitas yang dapat mmHg.) 20x/menit, TD: 150/80
oksigen dilakukan klien 08:20 R: klien kooperatif mmHg.)
2. mengkaji tingkat aktifitas 08:15 R:klien kooperatif
H:keadaan klien masih lemah yang dapat dilakukan klien 2. mengkaji tingkat aktifitas
N:98x/menit yang dapat dilakukan
09:25 R: klien tampak melakukan gerakaan H:klien mampu melakukan klien
pasif miring kanan-kiri
c) Memberikan ajurkan tentang dan N:93x/menit H:klien mampu duduk
bantuan dalam aktivitas fisik, kognitif, R: klien tampak melakukan secara mandiri
social dan sepiritual yang sepesifik. 08:25 gerakaan miring kanan dan N:86x/menit
kiri R: klien tampak
09:30 H: keluarga membantu dalam 3. Memberikan ajurkan tentang 08:30 kooperatif saat latihan
melakukan aktivitas dan bantuan dalam aktivitas duduk
R: keluarga dan klien kooperatif fisik, kognitif, social dan 3. Memberikan ajurkan
09:35 d) Mengatur penggunaan energy sepiritual yang sepesifik. tentang dan bantuan
dalam aktivitas fisik,
H:mencegah kelelahan pada klien H: keluarga membantu dalam kognitif, social dan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


54

Diagnosa 13 Juni 2017 14 Juni 2017 15 Juni 2017


Keperawatan
R: klien kooperatif 08:30 melakukan aktivitas sepiritual yang sepesifik.
e) Terapi latihan fisik, mobilitas sendi: R: keluarga dan klien
menggunakan gerakan tubuh aktif atau kooperatif H: keluarga membantu
pasif 4. Mengatur penggunaan energy dalam melakukan
09:37 08:35 08:35 aktivitas
H:meperbaiki fleksibilitas sendi H:mencegah kelelahan pada R: keluarga dan klien
R:klien mengikuti yang di intruksikan klien kooperatif
perawat melaukan gerakan R: klien kooperatif 4. Mengatur penggunaan
5. Terapi latihan fisik, ambulasi: energy
f) Promosi latihan fisik latihan kekuatan : menggunakan gerakan tubuh 08:40
memfasilitasi latihan otot resistif aktif atau pasif H:mencegah kelelahan
secara rutin pada klien
H:klien mampu melakukan R: klien kooperatif
H:keluarga dan klien mampu memahi aktivitas perlahan seperti 5. Terapi latihan fisik,
apa yang sudah diberikan perawat duduk dan berdiri. ambulasi: menggunakan
R:klien dan keluarga kooperatif dalam R:klien mengikuti yang di gerakan tubuh aktif atau
proses keperawatan intruksikan perawat dalam pasif
melaukan gerakan
H:klien mampu
melakukan aktivitas
mandiri seperti miring
kanan-kiri, duduk,dan
berjalan.
R:klien mengikuti yang
di intruksikan perawat
melaukan gerakan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


55

Diagnosa 13 Juni
6 Juli 20172017 14 Juni
7 Juli 20172017 152017
8 Juli Juni 2017
Keperawatan

Klien 2
Itoleransi 10:00 1. Mengkaji tanda-tanda vital klien 09:55 1. Mengkaji tanda-tanda vital 09.58 1. Mengkaji tanda-tanda
aktivitas b.d H: (S: 36,7 C, N: 90x/menit, RR: klien vital
kelemahan, 23x/menit, TD: 190/90 mmHg.) H: (S: 35,7 C, N: 89x/menit, H: (S: 36,0 C, N:
ketidak R: klien kooperatif RR: 21x/menit, TD: 180/80 87x/menit, RR:
keseimbangan 10:20 2. mengkaji tingkat aktifitas yang dapat mmHg.) 19x/menit, TD: 170/80
suplay dan dilakukan klien R: klien kooperatif mmHg.)
kebutuhan H:keadaan klien masih lemah 10.00 2. mengkaji tingkat aktifitas R: klien kooperatif
oksigen N:94x/menit yang dapat dilakukan klien
R: klien tampak melakukan gerakaan H:klien mampu melakukan 10.00 2. mengkaji tingkat
pasif miring kanan-kiri aktifitas yang dapat
10:25 3. Memberikan ajurkan tentang dan N:92x/menit dilakukan klien
bantuan dalam aktivitas fisik, kognitif, R: klien tampak melakukan H:klien mampu duduk
social dan sepiritual yang sepesifik. gerakaan miring kanan dan secara mandiri
H: keluarga membantu dalam kiri N:88x/menit
melakukan aktivitas 10.08 3. Memberikan ajurkan tentang R: klien tampak
R: keluarga dan klien kooperatif dan bantuan dalam aktivitas kooperatif saat latihan
10:30 4. Mengatur penggunaan energy fisik, kognitif, social dan duduk
H:mencegah kelelahan pada klien sepiritual yang sepesifik. 10.10 3. Memberikan ajurkan
R: klien kooperatif H: keluarga membantu dalam tentang dan bantuan
10:35 5. Terapi latihan fisik, mobilitas sendi: melakukan aktivitas dalam aktivitas fisik,
menggunakan gerakan tubuh aktif atau R: keluarga dan klien kognitif, social dan
pasif kooperatif sepiritual yang sepesifik.
H:meperbaiki fleksibilitas sendi 10.15 4. Mengatur penggunaan energy H: keluarga membantu
R:klien mengikuti yang di intruksikan H:mencegah kelelahan pada dalam melakukan
perawat melaukan gerakan klien aktivitas
10:37 6. Promosi latihan fisik latihan kekuatan : R: klien kooperatif R: keluarga dan klien
memfasilitasi latihan otot resistif 10.25 5. Terapi latihan fisik, mobilitas kooperatif
secara rutin ,ambulasi: menggunakan 10.20 4. Mengatur penggunaan
H:keluarga dan klien mampu memahi gerakan tubuh aktif atau pasif energy
apa yang sudah diberikan perawat H:mencegah kelelahan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


56

Diagnosa 13 Juni
6 Juli 20172017 7 Juli142017
Juni 2017 8 Juli152017
Juni 2017
Keperawatan
R:klien dan keluarga kooperatif dalam H:klien mampu melakukan pada klien
proses keperawatan aktivitas perlahan seperti R: klien kooperatif
duduk dan berdiri 10.28 5. Terapi latihan fisik,
R:klien mengikuti yang di ambulasi: menggunakan
intruksikan perawat dalam gerakan tubuh aktif atau
melaukan gerakan pasif
H:klien mampu
melakukan aktivitas
mandiri seperti duduk
dan berjalan
R:klien mengikuti yang
di intruksikan perawat
melaukan gerakan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


57

5. Evaluasi
Tabel 4.12
Evaluasi
Diagnosa Hari 1 Hari 2 Hari 3
Klien 1 S: S: S:
Intoleransi aktivitas b.d 1. Klien mengatakan masih lemah 1. Klien mengatakan mampu melakukan 1. Klien mengatakan mampu duduk
kelemahan, ketidak 2. Klien mengatakan aktivitasnya dibantu oleh miring kanan dan kiri dengan mandiri
seimbangan suplai dan keluarga 2. Klien mengatakan aktivitasnya dibantu oleh 2. Klien mengatakan aktivitasnya
kebutuhan oksigen 3. Klien mengatakan hanya berbaring di tempat keluarga dibantu oleh keluarga
tidur 3. Klien mampu miring kanan kiri secara 3. Klien mengatakan mampu duduk
4. Klien mengatakan mampu miring kanan dan mandiri secara mandiri dan berjalan
kiri 4. Klien mengatakan mulai latihan duduk O:
O: O: 1. Klien tampaksedikit lemah
1. Klien tampak lemah 1. Klien tampaksedikit lemah 2. Klien tampak kooperatif
2. Klien tampak kooperatif 2. Klien tampak kooperatif 3. (S: 35.7 C, N: 84x/menit, RR:
3. (S: 36.0 C, N: 93x/menit, RR: 24x/menit, 3. (S: 35,7 C, N: 89x/menit, RR: 21x/menit, 20x/menit, TD: 150/80 mmHg.)
TD: 180/90 mmHg.) TD: 180/80 mmHg.) 4. Klien tampak belum bisa
4. Klien tampak belum bisa melakukan aktivitas 4. Klien tampak belum bisa melakukan aktivitas melakukan aktivitas secara mandiri
secara mandiri secara mandiri 5. N:86x/menit
5. N98x/menit 5. N:93x/menit A: Masalah aktivitas teratasi
A: Masalah belum teratasi A: Masalah aktivitas belum teratasi P: Hentikan intervensi
P: Lanjutkan intervensi P: Lanjutkan intervensi
1. Kaji tanda-tanda vital 1. Kaji tanda-tanda vital
2. Kaji tingkat aktifitas yang dapat dilakukan 2. Kaji tingkat aktifitas yang dapat dilakukan
klien klien
3. Memberikan ajurkan tentang dan bantuan 3. Memberikan ajurkan tentang dan bantuan
dalam aktivitas fisik, kognitif, social dan dalam aktivitas fisik, kognitif, social dan
sepiritual yang sepesifik. sepiritual yang sepesifik.
4. Mengatur penggunaan energy 4. Mengatur penggunaan energy
5. Terapi latihan fisik, mobilitas sendi: 5. Terapi latihan fisik, mobilitas sendi
menggunakan gerakan tubuh aktif atau pasif menggunakan gerakan tubuh aktif atau pasif

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


58

Diagnosa Hari 1 Hari 2 Hari 3


Klien 2 S: S: S:
Intoleransi aktivitas b.d 1. Klien mengatakan masih lemah 1. Klien mengatakan mampu melakukan 1. Klien mengatakan mampu duduk
kelemahan, miring kanan dan kiri dengan mandiri
ketidakseimbangan 2. Klien mengatakan aktivitasnya dibantu oleh
suplai dan kebutuhan keluarga 2. Klien mengatakan aktivitasnya dibantu 2. Klien mengatakan aktivitasnya
oksigen oleh keluarga dibantu oleh keluarga
3. Klien mengatakan hanya berbaring di
tempat tidur 3. Klien mengatakan sudah bisa duduk 3. Klien mengatakan mampu berjalan
secara mandiri secara perlahan tanpa bantuan
4. Klien mengatakan mulai melakukan miring
kanan dan kiri 4. Klien mengatakan mulai latihan berjalan 4. Klien mampu duduk secara mandiri

O: O: O:
1. Klien tampak lemah 1. Klien tampaksedikit lemah 1. Klien tampaksedikit lemah

2. Klien tampak kooperatif 2. Klien tampak kooperatif 2. Klien tampak kooperatif

3. (S: 36,7 C, N: 90x/menit, RR: 23x/menit, 3. (S: 35,7 C, N: 89x/menit, RR: 21x/menit, 3. (S: 36,0 C, N: 87x/menit, RR:
TD: 190/90 mmHg.) TD: 180/80 mmHg.) 19x/menit, TD: 170/80 mmHg.)

4. Klien tampak belum bisa melakukan aktivitas 4. Klien tampak belum bisa melakukan aktivitas 4. Klien tampak belum bisa
secara mandiri secara mandiri melakukan aktivitas secara mandiri

5. N:94x/menit 5. N:92x/menit 5. N:88x/menit

A: Masalah belum teratasi A: Masalah aktivitas teratasi


A: Masalah aktivita belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi P: Hentikan intervensi
1. Kaji tanda-tanda vital P: Lanjutkan intervensi
1. Kaji tanda-tanda vital
2. Kaji tingkat aktifitas yang dapat dilakukan
klien 2. Kaji tingkat aktifitas yang dapat dilakukan
klien
3. Memberikan ajurkan tentang dan bantuan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


59

Diagnosa Hari 1 Hari 2 Hari 3


dalam aktivitas fisik, kognitif, social dan 3. Memberikan ajurkan tentang dan bantuan
sepiritual yang sepesifik. dalam aktivitas fisik, kognitif, social dan
sepiritual yang sepesifik.
4. Mengatur penggunaan energy
4. Mengatur penggunaan energy
5. Terapi latihan fisik, mobilitas sendi:
menggunakan gerakan tubuh aktif atau pasif 5. Terapi latihan fisik, menggunakan gerakan
tubuh aktif atau pasif

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


60

B. Pembahasan

Pada sub bab ini akan dibahas mengenai asuhan keperawatan pada pasien

yang mengalami Hipertensi dengan masalah keperawatan intoleransi aktivitas

di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu. Dalam sub bab ini penulis akan

membahas tentang pengkajian, diagnosa, perencanaan keperawatan,

implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan dibandingkan dengan

teori yang ada

1. Pengkajian

Pada tahap pengkajian yang penulis lakukan dalam pengumpulan data

adalah dengan menggunakan metode anamnese/pemeriksaan fisik,

menanyakan langsung pada klien dan keluarga dan observasi langsung

kepada klien.

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada pada kedua kedua

pasien terdapat perbedaan antara klien 1 dan klien 2 yaitu

Tabel 4.13
Pengkajian
Klien 1 Klien 2
Klien mengatakan pusing saat melakukan Klien mengatakan pusing saat
aktivitas,Klien mengatakan aktivitasnya beraktivitas, klien mengatakan klien
dibantu oleh keluarga, Klien mengatakan mengatakan aktivitas dibantu
lemas, Klien mengeluh sesak jika keluarganya , klien mengatakan lemas,
beraktivitas, Klien mengatakan saat klien mengatakan sesak saat
beraktivitas selalu dipantau keluarga, beraktivitas, pemeriksaan tanda-tanda
Klien terlihat hanya beraktivitas di tempat vital (S: 36,7 C, N: 90x/menit, RR:
tidur, (S: 36.0 C, N: 93x/menit, RR: 23x/menit, TD: 190/90 mmHg.)
23x/menit, TD: 180/90 mmHg.), Klien
tampak lemah, Nadi setelah aktivitas
98x/menit, Klien terlihat melakukan
aktivitas secara perlahan dan dibantu oleh
keluarganya.

Hasil pengkajian pada klien 1 dan klien 2 yaitu usia, riwayat penyakit,

riwayat psikososial spiritual, pola kesehatan, dan pada pemeriksaan fisik

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


61

terdapat perbedaan pada kedua klien yaitu tingkat aktivitas, tingkat

aktivitas pada klien 1 yaitu memerlukan bantuan, pengawasan, dan

peralatan, sedangkan pada klien 2 tingkat aktivitasnya hanya memerlukan

bantuan. Hasil pengkajian tersebut menunjukan bahwa pada klien 1

mengalami intoleransi aktivitas derajat III, dan pada klien 2 mengalami

intoleransi aktivitas derajat II, (Carpenito, 2014).

Berdasarkan data diatas terdapat perbedaan antara klien 1 dan klien 2

yaitu pada riwayat psikososial, pada klien 1 mengatakan bahwa Ny.S

sebelum masuk Rumah sakit pernah mengalami kegagalan atau bangkrut

saat usaha dan menyebabkan Ny.S mengalami strees, berdasarkan teori

strees adalah salah satu pemicu terjadinya hipertensi yang dapat

menyebabkan munculnya masalah intoleransi aktivitas, dan pada pola

aktivitas klien 1 lebih memerlukan bantuan,pengawasan dan peralatan.

Berdasarkan teori yang mengyatakan bahwa masing masing individu

memiliki kategori atau tingkat aktivitas yang berbeda sesuai dari penyebab

dan masalahnya.

Dari hasil pengkajian klien 1 dan klien 2 tekanan darah yang berbeda

dan riwayat psikososial yang berbeda, klien 1 TD:180/90 mmHg, klie 2

TD:190/90mmHg, dan pada klien 1 mengatakan pernah bangkrut dan

mengalami strees. Berdasarkan fakta dan teori penulis menyimpulkan

bahwa terjadinya intoleransi aktivitas karena adanya peningkatan tekanan

darah dan stress yang dapat menyebabkan kerja jantung meningkat dan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


62

ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen yang menyebabkan

lelah,lemas dan terjadilah intoleransi aktivitas.

2. Diagnosa

Setelah dilakukan pengkajian, penulis membuat pernyataan yang jelas

mengenai status kesehatan serta masalah keperawatan yang sedang

dialami, ini bertujuan untuk menentukan intervensi keperawatan yang

akan dilakukan untuk mengurangi, mencegah dan mengatasi masalah

kesehatan klien. Diagnosa keperawatan yang ditegakkan dari kedua pasien

ini adalah intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan,

ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen. Penulis menegakkan

diagnosa tersebut berdasarkan teori dari (Nurarif & Kusuma, 2015)

Intoleransi aktivitas sebagai penilaian diagnostik yang menjelaskan

individu yang memiliki kondisi fisik yang terganggu. Individu ini dapat

menjalani terapi yang akan meningkatkan kekuatan dan ketahanan.

Intoleransi aktivitas berbeda dari keletihan. Pada klien 1 dan klien 2

memiliki tingkat intoleransi aktivitas yang berbeda pada klien 1

mengalami intoleransi kategori III dan pada klien 2 mengalami intoleransi

aktivitas kategori II, kategori intoleransi aktivitas tersebut sesuai dengan

teori yang ada.

Berdasarkan fakta dan teori yang didapat maka dapat disimpulkan

bahwa penulis menegakan diagnosa keperawatan pada kedua pasien

adalah intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidak

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


63

seimbangan suplai dan kebutuhan oksigen. Diagnosa ini dipilih karena

masalah aktivitas adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang

terpenuhi.

3. Intervensi

Dalam membuat intervensi, penulis mengacu pada landasan teori

tetapi tidak semua yang ada pada teori dicantumkan pada intervensi kasus

karena disesuaikan dengan keadaan klien.

Menurut (Wilkinson& Ahern, 2012) berdasarkan diagnosa yang

diangkat dan intervensi yang diberikan pada pasien Hipertensi adalah:

Intoleransi aktivitas berhubungaan dengan kelemahan,

ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen, meliputi : kaji tanda-

tandavital, kaji tingkat aktivitas yang dapat dilakukan klien, memberikan

anjuran tentang dan bantuan aktivitas fisik, kognitif, sosial, dan spiritual

yang spesifik, mengatur penggunaan energy, terapi latihan fisik, mobilitas

fisik: menggunakan gerakan tubuh aktif atau pasif, promosi latihan fisik

latihan kekuatan: memfasilitasi latihan otot resistif secara rutin.

Berdasarkan teori dan fakta dapat disimpulkan bahwa kedua pasien

diberikan intervensi yang sama dengan harapan selama diberikan terapi

mobilitas fisik dapat meningkatkan aktivitas pada klien 1 dan klien 2, teori

dari (Wilkinson & Ahern, 2012) menjelaskan bahwa terapi mobilitas fisik

dapat meningkatkan kesehatan dan pemenuhan kebutuhan dasar manusia

yang salah satunya adalah kebutuhan aktivitas.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


64

4. Implementasi

Pada kedua subyek dilakukan tindakan sesuai dengan rencana

keperawatan seperti diatas, implementasi yang pertama dilakukan adalah

terapi mobilitas fisik dengan terapi tersebut yaitu didapat hasil pada klien 1

dan klien 2 mengalami peningkatan aktivitas seperti duduk secara mandiri

dan berjalan tanpa bantuan orang lain.

Berasarkan teori dari (Wilkinson & Ahern, 2012) kriteria dari

evaluasi adalah menoleransi aktivitas yang dapat dilakukan tanpa disertai

peningkatan tekanan darah, mampu melakukan aktivitas sehari-hari, tanda-

tanda vital normal, energy psikomotorik, dan perawatan diri ataupun

aktivitas sehari-hari.

5. Evaluasi

Hasil evaluasi dari diagnosa intoleransi aktivitas berhubungan dengan

kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen. Penulis

melaksanakan tintakan keperawatan penulis melakukan penilaian untuk

melihat keberhasilan tindakan dengan pendekatan SOAP dan melakukan

penilaian dengan observasi lansung.

Berdasarkan fakta dan teori dapat disimpulkan bahwa perbandingan

antara evaluasi yang muncul pada klien 1 dan klien 2 sesuai dengan

tujuan dan kriteria hasil dari teori (Wilkinson & Ahern, 2012). Maka

penulis merumuskan masalah intoleransi aktivitas teratasi dengan

ditandai adanya perubahan kondisi kesehatan yang membaik dan

perubahan aktivitas secara mandiri dari kedua pasien tersebut ditandai

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


65

dengan klien 1 dan klien 2 melaporkan mampu duduk secara mandiri,

mampu miring kanan dan miring kiri, mampu berjalan dengan tidak

disertai sesak ataupun peningkatan denyut nadi dan tidak disertai

peningkatan tekanan darah.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada bab ini penulis mengambil kesimpulan dari Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Dengan Masalah

Keperawatan Intoleransi Aktivitas Di RSUD Pringsewu 2017 sebagai berikut :

1) Penulis melakukan pengkajian untuk klien 1 pada tanggal 13-Juni-2017

dan untuk klien 2 dilakukan pengkajian pada tanggal 6-Juli-2017dari

kedua subyek penelitian yang perlu dikaji pada klien yang mengalami

hipertensi dengan masalah keperawatan intoleransi aktivitas yaitu:

Mengkaji aktivitas yang mampu dilakukan seperti makan, mandi, berhias,

istirahat tidur dan berjalan.

2) Setelah dilakukan pengkajian didapat data untuk menunjang seperti

peningkatan tekanan darah, nadi, pusing, lemas, mengeluh lelah saat

aktifitas, nafas pendek, merasa tidak nyaman saat beraktifitas (gaya hidup

monoton) sehingga masalah keperawatan dari kedua subyek penelitian

yaitu ditemukan hipertensi dengan masalah keperawatan intoleransi

aktivitas.

3) Perencanaan keperawatan yang dilakukan pada klien hipertensi dengan

intoleransi aktivitas yaitu: kaji tanda-tanda vital, tingkat aktivitas yang

dapat dilakukan, member anjuran tentang dan atau bantuan aktivitas fisik,

mengatur penggunaan energy, terapi latihan fisik mobilitas sendi.

66
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
67

4) Implementasi keperawatan yang diberikan sesuai dengan intervensi yang

sudah disusun dan dilakukan sesuai kondisi dari pasien, dan sesuai

kebutuhan yaitu mengukur tekanan darah, nadi, mengkaji tingkat aktifitas

yang dilakukan, seperti mengajarkan berjalan, membantu memberi makan,

membantu dalam menggunakan pakaian dan membantu duduk di tempat

tidur pada klien hipertensi dengan intoleransi aktivitas.

5) Setelah dilakukan evaluasi dihari ketiga untuk mengetahui masalah

intoleransi aktivitas pada kedua pasien teratasi dengan ditandai

peningkatan pola aktivitas pada klien 1 mampu miring kanan kiri pada hari

pertama, klien mampu duduk secara mandiri pada hari kedua, klien

mampu berjalan pada hari ketiga dengan tidak disertai sesak, peningkatan

tekanan darah dan nadi, pada klien 2 klien mampu miring kanan kiri pada

hari pertama, klien mampu berdiri tanpa bantuan pada hari kedua, klien

mampu berjalan secara mandiri pada hari ketiga dengan tidak disertai

sesak saat beraktivitas dan tanda-tanda vital dalam batas normal.

B. Saran

Saran ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas asuhan

keperawatan yang ditujukan untuk :

1. Saran Teoritis

a. Bagi pengembangan ilmu keperawatan

Dalam pengkajian harus dilakukan secara menyeluruh untuk

mendapatkan data yang sesuai dengan teori, pada tahap penentuan

diagnosa harus sesuai dengan pengkajian, tidak mengabaikan diagnosa

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


68

keperawatan yang ada pada teori, pada tahap intervensi harus

mencakup masalah yang timbul sesuai diagnosa, pada tahap

implementasi dilalukan sesuai rencana keperawatan, evaluasi

dilakukan pada waktu yang tepat mengacu ketujuan untuk mencapai

kriteria hasil yang ada pada perencanaan.

2. Saran Praktis

a. Bagi Perawat

Sebagai referensi baru bagi peneliti selanjutnya dengan masalah

keperawatan yang sama, dapat meningkatkan pengetahuan dan

informasi dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien hipertensi

dengan intolerensi aktifitas.

b. Rumah Sakit

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan standar dalam memberikan

asuhan keperawatan medikal bedah pada pasien hipertensi dengan

masalah keperawatan intoleransi aktivitas.

c. Institusi Pendidikan

Diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat meningkatkan pengetahuan

bagi peneliti selanjutnya dan dapat dijadikan sumber bacaan di STIKes

Muhammadiyah Pringsewu khususnya mahasiswa DIII Keperawatan,

selain itu untuk menambah pembedaharaan buku yang terdapat

diperpustakaan di STIKes Muhammadiyah Pringsewu.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


69

d. Bagi Pasien Umum Hipertensi

Klien diharapkan mampu latihan secara bertahap untuk memenuhi

kebutuhan aktifitas secara mandiri, untuk kelurga bisa mengikuti

penyuluhan kesehatan seperti penyuluhan tentang intoleransi aktifitas

dan membaca leaflet.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


70

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. J. dan Moyet. 2014. BukuSaku Diagnosis Keperawatan, edisi 14.


Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Dharma, KK. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan Panduan Melaksanakan


dan Menerapkan Hasil Penelitian. Depok: Trans Info Media.

Hanafiah, MJ & Amir, Amri. 2012. Etika kedokteran & Hukum Kesehatan, edisi.
4. Jakarta : Buku Kedokteran : EGC.

Hariyanto, Awan & Sulistyowati, Rini. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah 1.
Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Nurarif, AH &Kusuna, Hardhi.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta : Mediaction.

Riyadi, Sujono. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : PUSTAKA


PELAJAR.

Susilo, Yekti & Wulandari, Ari. 2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi.
Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET.

South, Meylen, dkk. 2014. Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi di
Puskesmas Kolomgan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara.
Jurnal diterbitkan. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi : Manado.

Situmorang, PS. 2015. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian


hipertensi pada penderita rawat inap di rumah sakit umun Sari Mutiara
Medan. Jurnal diterbitkan. STIKes Imelda : Medan.

Suhaemi, ME. 2014. Etika Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Tarwoto & Wartonah. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Tim Penyusun KDDK. 2008. Buku Penuntun Prosedur Keterampilan Kebutuhan


Dasar Manusia. Pringsewu : Akper Muhammadiyah Pringsewu

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


71

Udjianti, WJ. 2011. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika.

Wijaya, AS & Putri, YM. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha
Medika.

Wilkinson, 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnisa Medis &


Nanda Nic Noc. Jakarta : EGC.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


72

LAMPIRAN

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


73

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


74

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


75

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


76

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


77

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


78

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


79

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


80

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


81

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


82

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


83

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


84

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


85

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


86

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


87

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


88

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


89

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


90

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


91

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


92

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


93

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

S-ar putea să vă placă și