Sunteți pe pagina 1din 8

Asih, Penerapan Metode Jarimatika untuk Meningkatkan...

Penerapan Metode Jarimatika untuk Meningkatkan


Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan pada
Siswa Kelas 1 dan 2 SDN 6 Sesetan, Denpasar Selatan

Ni Made Asih
Jurusan Matematika
FMIPA Universitas Udayana

Abstract: One of the way can be used to comprehend basic concept of mathematics, specially for
add and subtract operation for the student of class 1 and class 2 Elementary School is jarimatika
method. Jarimatika method is learning and playing at the same time, by using their fingers. This
jarimatika method is assumed effective to increase the understanding of Elementary School student
about basic concept of add and subtract operation. This research aims to analyze: 1) influence of
giving of jarimatika method in improving the understanding of add and subtract concept, mathematics
subject; 2) difference of effectiveness applying of jarimatika method between Elementary School
student class 1 and class 2. Research conducted in SDN 6 Sesetan-South Denpasar, in the form of
participatory classroom action research, for 41 students class 1 and 37 students class 2, owning less
understanding ability in mathematics concept. Data collecting technique, conducted by: test, interview,
and observation. Test conducted to see changes of student conception after given by jarimatika method,
by giving pre test and post test. Research hypothesis tested by t test, by using statistical computer
software SPSS Version 12.0 for window. Specified by level of significance equal to 5%. Results of
descriptive analysis indicate that, there are increasing completeness of student’s study result. At
student class 1, completeness of study result pre action is 68.29%, increase become 95.12% at Cycle
I. While at student class 2, happened increase of completeness of student’s study result from 70.27%
become 91.89%. Result of examination of hypothesis one, obtained by value of t test is -5.424 with
probability 0.000, so that Ho refused, it’s meant that giving of jarimatika method have a significant
effect on improvement of the understanding of add and subtract operation concept at student class 1
and 2 SDN 6 Sesetan, South Denpasar. Result of examination of hypothesis two, obtained by value
of t test is 1.329 and probability 0.188, so that Ho accepted, it’s meant, either mean of sample do not
differ by significant, or applying of jarimatika method have same effectiveness if applied at Student
class 1 and also student class 2.

Kata kunci: jarimatika, tambah, kurang, mengerti konsep

Tuntutan akan perubahan kurikulum pendidikan di mun kadangkala usaha guru sering belum mendapat
sekolah, merupakan dampak dari pesatnya perkem- tanggapan positif dari siswa dengan usaha belajar
bangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan yang sungguh-sungguh. Khusus mata pelajaran
kurikulum ini tentu akan berpengaruh pada kompo- Mate-matika, Indonesia masih ketinggalan diband-
nen-komponen pembelajaran. Komponen yang dipe- ing de-ngan banyak negara di dunia, bahkan dengan
ngaruhi antara lain guru dan siswa. nega-ra tetangga, masih ketinggalan (Marpaung,
Guru dalam kegiatan mengajar belajar akan ber- 1999). Dalam bidang Matematika, Indonesia berada
usaha menciptakan situasi yang kondusif sehingga pada urutan ke-34 dari 38 negara peserta (Anam,
dapat merangsang motivasi siswa untuk belajar. Na- 2005). Sementara itu, hasil studi PISA (Programe

Korespondensi Penulis: Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana Jl. Kampus Bukit Jimbaran, Denpasar Bali. E-mail:
sedhana2@gmail.com

1
2 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 16, NOMOR 1, APRIL 2009

for Inter-national Student Assessment) tahun 2003 bagai gudang ilmu, di dalam mengajar guru bersikap
menunjuk-kan bahwa prestasi belajar siswa Indo- otoriter, guru mendomi-nasi kelas, sedangkan murid
nesia, baik da-lam literasi membaca, matematika, pasif. Murid­murid pada umumnya kurang dibiasakan
maupun sains, tampak jauh tertinggal. untuk berinisiatif, men-cari jawaban sendiri. Metode
Rendahnya mutu pendidikan mempunyai yang digunakan dalam pembelajaran Matematika
dam-pak langsung terhadap kualitas kehidupan lama, berorientasi pada “dunia guru”.
manusia Indonesia. Menanggapi permasalah mutu Di dalam metode baru mengubah dari situasi
pendidikan, pemerintah telah berusaha memper- “guru mengajar” kepada situasi “anak belajar” dari
baiki kurikulum 1994, menjadi Kurikulum Berbasis pengalaman guru kepada pengalaman murid, dari
Kompetensi (KBK), dan terakhir Kurikulum Tingkat du-nia guru kepada dunia murid. Mengorganisir
Satuan Pen-didikan (KTSP). Isi kurikulum mengan- sekolah bukan untuk guru mengajar tetapi untuk
jurkan guru-guru dalam melaksanakan pembelajaran anak-anak belajar. Metode mengajar yang digunakan
mengguna-kan berbagai pendekatan atau strategi dalam pembelajaran Matematika sebaiknya lebih
pembelajaran. Adapun pendekatan yang dianjurkan banyak menggunakan metode penemuan, pemecahan
untuk digunakan guru dalam pembelajaran Matema- masa-lah, teknik diskusi, serta dapat pula dengan
tika antara lain pendekatan Diskusi kelompok, metode “belajar sambil bermain” untuk siswa kelas
Inquiry, Realistik, Konstruktivisme, Kontekstual, 1 dan 2 Sekolah Dasar, bagi materi pelajaran yang
Perubahan konseptual, Cooperative Learning, dan berhu-bungan dengan pemahaman konsep-konsep
pendekatan lainnya. dasar Matematika.
Pada umumnya Pendidikan Matematika meru- Ruseffendi (1976: 30), mengungkapkan bahwa
pakan mata pelajaran yang tidak disenangi, walaupun belajar Matematika kurang dapat dimengerti dengan
tidak merupakan pelajaran yang sangat dibenci. Ada mendengar atau melihat apa-apa yang ditulis oleh
kesan mata pelajaran Matematika adalah salah satu guru. Kalaupun anak-anak dapat mengerti mungkin
mata pelajaran yang sulit, sehingga siswa-siswa ku- hanya sebagian saja, dan daya tahan ingatannya
rang berminat mempelajarinya. Suwarsono (1999) re-latif lebih singkat. Kadar daya tahan dan daya
mengemukakan bahwa Matematika masih saja ingat dalam belajar Pendidikan Matematika lebih
di-anggap sebagai bidang studi yang menakutkan tinggi apa-bila siswa mencari, mengerjakan dan
oleh banyak siswa, dan masih banyak siswa yang menemukan sendiri penyelesaiannya. Metode be-
mem-peroleh hasil belajar yang kurang memuaskan. lajar mengajar yang demikian sesuai benar dengan
Sam-pai saat ini Matematika masih dirasakan sebagai slogan yang ber-bunyi: “saya mendengar dan saya
mo-mok oleh sebagian siswa, termasuk bagi siswa lupa; saya melihat dan saya ingat; saya berbuat dan
SMP. Indikasinya adalah masih banyak siswa SMP saya mengerti”.
menga-lami kesulitan dalam belajar Matematika. Bertolak dari kenyataan tersebut, pengajar seba-
Hal ini da-pat dilihat dari hasil belajarnya, keluhan, iknya bisa memilih dengan cermat penggunaan meto-
serta sikap-nya dalam mengikuti pembelajaran. Hal de mengajar konsep-konsep Matematika yang bisa
ini tidak dapat dipungkiri dengan menunjuk pada menekankan pada kegiatan siswa dan mendorong
hasil belajar siswa yang masih rendah. Sebenarnya siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
tidak demikian, apa-bila guru dalam tugasnya untuk Hal ini bertujuan agar siswa bisa lebih menguasai
membuat siswa me-mahami dan termotivasi untuk konsep dan nilai-nilai lebih mendalam dari bahan
mempelajari Matema-tika. ajar Pendidikan Matematika. Salah satu metode yang
Satu hal yang sering diabaikan oleh guru Mate- bisa diterapkan yaitu metode Jarimatika.
matika adalah kurang memperhatikan perkembangan Berdasarkan pengamatan peneliti di Sekolah
teknologi di bidang pembelajaran. Pembelajaran Dasar Negeri 6 Sesetan Denpasar Selatan, yang
Ma-tematika perlu diperbaharui, perlu ditambah- me-rupakan sekolah inti yang ditunjuk dari beberapa
kan de-ngan topik-topik baru dengan penekanan se-kolah yang ada di gugus sekitar Denpasar Selatan,
pembela-jaran lebih diutamakan kepada pengenalan ditemukan bahwa proses pembelajaran Matematika
kehidupan yang langsung berkaitan dengan keadaan secara umum masih berlangsung secara konvensio-
di lingkung-an sekitar di mana anak hidup dan be- nal, yaitu pembelajaran lebih banyak mentransfer pe-
rada. Demikian pula perbaikan di bidang metode ngetahuan melalui para pengajar. Atas dasar penga-
penyajiannya. Meto-de lama menganggap guru se-
Asih, Penerapan Metode Jarimatika untuk Meningkatkan... 3

matan tersebut di atas, penelitian tentang penerapan maka sistem limbik di otak anak akan senantiasa ter-
metode baru, yaitu Jarimatika dalam pembelajaran buka sehingga memudahkan anak dalam menerima
Matematika, yaitu mengenalkan konsep Matema- materi baru; (2) membiasakan anak mengembang-
tika, khusus untuk penjumlahan dan pengurangan, kan otak kanan dan kirinya, baik secara motorik
diang-gap perlu dalam rangka meningkatkan hasil mau-pun secara fungsional, sehingga otak bekerja
belajar siswa. lebih optimal; dan (3) tidak memberatkan memori
Sebagaimana telah dibahas di atas bahwa ada otak, sehingga anak menganggap mudah, dan ini
kesan mata pelajaran Matematika adalah salah satu merupa-kan step awal membangun rasa percaya di-
mata pelajaran yang sulit, sehingga siswa-siswa ku- rinya untuk lebih jauh menguasai ilmu Matematika
rang berminat mempelajarinya. Hal ini tidak dapat secara luas.
dipungkiri dengan menunjuk pada hasil belajar siswa Menurut Beck (2003), karena Jarimatika bela-
masih rendah. Sebenarnya tidak demikian apabila gu- jar sambil bermain maka “bermain” sangat penting
ru dalam tugasnya untuk membuat siswa memahami untuk perkembangan anak. Dengan bermain seorang
dan termotivasi untuk mempelajari Matematika. Sela- anak akan menemukan kekuatan serta kelemahannya
in itu guru harus menjelaskan kegunaan Matematika sen-diri, minatnya, serta cara menyelesaikan tugas-
kepada siswa. Adapun kegunaan Matematika antara tugas melalui bermain. Anak-anak juga mengem-
lain: (1) Matematika digunakan dalam segala aspek bangkan kemampuan tubuhnya, berkonsentrasi,
kehidupan manusia; (2) hampir semua mata pelajaran dan lain-lain. Penelitian yang dilakukan Lozavano
memerlukan konsep dan keterampilan Matematika; (dalam Beck, 2003), menunjukkan bahwa belajar
(3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, ringkas yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh
dan jelas; (4) dapat meningkatkan kemampuan berpi- tubuh dan semua indera.
kir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan Kunci untuk mengajarkan Matematika pada usia
(5) dapat memberi kepuasan terhadap usaha meme- sekolah dasar adalah dengan menyusun tingkatan-
cahkan masalah yang menantang. tingkatan, agar mereka bisa menemukan sendiri
Penggunaan metode Jarimatika dibandingkan dan dengan memperkenalkan konsep-konsep itu
dengan metode lain, metode Jarimatika ini lebih me- melalui permainan. Berdasarkan paparan di atas,
nekankan pada penguasaan konsep terlebih dahulu, dapat didu-ga bahwa penerapan metode Jarimatika
baru ke cara cepatnya, sehingga anak-anak mengu- akan berpe-ngaruh terhadap peningkatan hasil bela-
asai ilmu secara matang. Selain itu metode ini disam- jar Matemati-ka pada siswa, khususnya pada materi
paikan secara fun, sehingga anak-anak akan merasa penjumlahan dan pengurangan.
senang dan gampang bagaikan “tamasya belajar” Jarimatika adalah keterampilan memainkan
(sumber: http://www.Jarimatika.com ). ta-ngan untuk proses penjumlahan dan pengurangan
Pengenalan konsep Matematika, khusus untuk sambil bermain. Apabila anak menganggap Jarima-
penjumlahan dan pengurangan, salah satu cara yang tika terlalu sulit untuk proses penjumlahan dan pen-
dapat digunakan adalah Jarimatika. Jarimatika adalah gurang-an karena harus memainkan jari-jari tangan,
model pembelajaran sambil bermain, yang mempu- maka anak akan bosan dan malas. Berdasarkan hal
nyai kelebihan-kelebihan antara lain (Wulandari, di atas dapat dirumuskan beberapa pertanyaan pene-
Septi Peni., 2008): (1) Jarimatika memberikan visu- litian, sebagai berikut: 1) apakah penerapan metode
alisasi proses berhitung, hal ini akan membuat anak jarima-tika dapat meningkatkan pemahaman siswa
mudah melakukannya; (2) gerakan jari-jari tangan mengenai konsep penjumlahan dan pengurangan,
akan menarik minat anak, mungkin mereka men- mata pela-jaran Matematika pada siswa kelas 1 dan
ganggap lucu, dengan begitu mereka akan melaku- kelas 2; dan 2) apakah terdapat perbedaan keefektifan
kannya de-ngan gembira; (3) Jarimatika relatif tidak dari pemberian metode Jarimatika antara siswa SD
memberat-kan memori otak saat digunakan; (4) kelas 1 dengan siswa kelas 2
alatnya tidak perlu dibeli, tidak akan pernah keting- Berdasarkan pada beberapa pertanyaan peneli-
galan atau terlu-pakan di mana menyimpannya; dan tian di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
(5) tidak bisa di-sita saat ujian. penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) pengaruh
Pengaruh daya pikir dan psikologis dari metode pemberian metode Jarimatika dalam peningkatan
Jarimatika (sumber: http://www.Jarimatika.com ), pe-mahaman konsep penjumlahan dan pengurangan,
adalah: (1) karena diberikan secara penyenangkan, mata pelajaran Matematika; dan 2) perbedaan kee-
4 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 16, NOMOR 1, APRIL 2009

fektifan penerapan metode Jarimatika antara siswa nakan untuk mendokumentasikan secara tertulis
SD kelas 1 dan siswa SD kelas 2. kejadian­kejadian selama berlangsungnya kegiatan
Adapun rumusan hipotesis tindakan, adalah: 1) pembelajaran dan pemberian metode Jarimatika.
penerapan metode Jarimatika berpengaruh terhadap Observasi memuat deskripsi yang berhubungan den-
peningkatan pemahaman konsep dasar penjumlahan gan aktivitas guru, aktivitas siswa, serta situasi dan
dan pengurangan, mata pelajaran Matematika pada kondisi selama pem-belajaran dan pemberian me-
siswa kelas 1 dan 2, SDN 6 Sesetan, Denpasar Sela- tode Jarimatika berlang-sung. Kegiatan penelitian ini
tan, dan 2) terdapat perbedaan keefektifan penerapan dilaksanakan dalam ben-tuk ceramah, demonstrasi
metode Jarimatika antara siswa SD kelas 1 dan siswa Jarimatika, yaitu mempe-ragakan di depan kelas
SD kelas 2 pada SDN 6 Sesetan, Denpasar Selatan. sesuai dengan petunjuk, ber-sama-sama dengan guru
kelas mengajak seluruh sis-wa ikut aktif mengikuti
pembelajaran. Demonstrasi Jarimatika dilakukan
METODE dengan teknik sederhana meng-gunakan jari-jari
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualita- tangan dan tanpa menggunakan me-dia tambahan
tif dan kuantatif. Pendekatan ini digunakan agar dapat lainnya. Dalam penelitian ini Jarimatika dilakukan
menggambarkan latar dan interaksi yang kompleks untuk belajar operasi hitung penjumlahan dan pen-
secara alamiah dari siswa sebagai sumber data pene- gurangan, dari bilangan satuan, puluhan, dan ratusan.
litian. Mengenai jenis penelitian yang digunakan Bilangan satuan, puluhan, dan ratusan dipilih karena
ada-lah penelitian tindakan partisipan, karena peneliti pada tingkat kelas 1 dan kelas 2 hanya sampai pada
terli-bat langsung dalam proses penelitian dari awal bilangan ini.
sampai berakhirnya penelitian (Madya, 1994). Pene- Teknik analisis data yang digunakan adalah
litian ini melibatkan guru sebagai praktisi, sehingga des-kriptif kualitatif terhadap data yang diperoleh
dalam me-mecahkan permasalahan terjadi kolaborasi dari hasil observasi dan wawancara, sedangkan
antara gu-ru dan peneliti. analisis data kuantitatif dilakukan terhadap data-
Data yang dijaring dalam penelitian ini adalah: data yang berupa angka-angka yang diperoleh dari
1) hasil pekerjaan siswa dalam mengerjakan soal hasil pretest dan post test. Analisis kuantitatif da-
yang diberikan guru, 2) hasil wawancara dengan lam penelitian ini menggunakan analisis statistika,
sis-wa sesuai dengan perubahan konsepsinya, dan yaitu statistik des-kriptif dan inferensial. Statistik
3) hasil observasi. Sumber data dalam penelitian ini deskriptif diperguna-kan untuk melihat sebaran data/
ada-lah siswa kelas 1 dan 2 SDN 6 Sesetan, Den- kecenderungan se-mua variabel penelitian, sedang-
pasar Selatan. Dalam pelaksanaan penelitian, dipilih kan statistik inferensi-al dipergunakan untuk melihat
siswa kelas 1A dan kelas 2B. Pertimbangan dipil- keterkaitan antar satu variabel dengan variabel lain-
ihnya kedua kelas tersebut diatas, karena menurut nya. Hipotesis penelitian 1 diuji dengan uji hipotesis
pengamatan peneliti, kedua kelas tersebut terdiri atas beda dua mean untuk ob-servasi berpasangan, yaitu
siswa-siswi yang memiliki kemampuan penguasaan uji t (t test), dan hipotesis 2 diuji dengan uji hipo-
konsep Mate-matika (khususnya penjumlahan dan tesis beda dua mean sampel independen, yaitu uji t
pengurangan) yang kurang. (t test), dengan memanfaatkan software komputer
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan: statistik SPSS versi 12.0 for Win-dows. Ditetapkan
tes, wawancara, dan observasi. Tes dilakukan untuk taraf signifikansi sebesar 5%.
meli-hat konsepsi awal siswa tentang konsep-konsep
Ma-tematika, khusus untuk penjumlahan dan pengu- HASIL DAN PEMBAHASAN
rang-an sebelum diberikan metode Jarimatika dan
untuk mengetahui perubahan konsepsi siswa setelah Deskripsi Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar
mengi-kuti metode Jarimatika. Wawancara dilakukan Siswa
untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam
ten-tang perkembangan pemahaman atau kesulitan Penelitian tindakan ini dilakukan pada bulan
yang dialami siswa dalam belajar, mengungkapkan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2008 pada
ide, dan perasaannya. Sedangkan observasi digu- siswa kelas 1 dan kelas 2 SDN 6 Sesetan, Denpasar
Selatan. Subyek penelitian terdiri dari 41 orang siswa
Asih, Penerapan Metode Jarimatika untuk Meningkatkan... 5

Tabel 1. Hasil Belajar Siswa dengan Pembelajaran Metode Jarimatika

Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2008

kelas 1 dan 37 orang siswa kelas 2, yang mengikuti sung sesuai petunjuk yang diperagakan oleh guru di
mata pelajaran Matematika dengan pokok bahasan/ depan kelas, terlihat bahwa siswa dapat lebih santai
sub pokok bahasan pemahaman konsep penjumlahan belajar dan senang dalam belajar Matematika. Hal ini
dan pengurangan melalui metode Jarimatika. Un- dapat memacu daya tarik untuk lebih menyenangi be-
tuk di kelas 1 materi operasi hitung hanya terbatas lajar Matematika, siswa tidak takut dan malas lagi.
pada bilangan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 saja, Berdasarkan hasil pemantauan dapat dikemuka-
sedang-kan materi operasi hitung untuk kelas 2 hanya kan bahwa pelaksanaan metode Jarimatika dalam
terbatas pada bilangan angka satuan, puluhan, dan membantu siswa meningkatkan pemahaman konsep-
sampai se-ratus saja. konsep Matematika dalam operasi penjumlahan dan
Deskripsi mengenai hasil belajar siswa pada pra pengurangan, perlu ditingkatkan sehingga siswa pada
tindakan dan sesudah tindakan pemberian metode akhirnya dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Jarimatika, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1. Pemantauan terhadap hasil tindakan, dimaksud-
Setelah dilaksanakan kegiatan pemberian meto- kan untuk mengetahui seberapa jauh tindakan dilaku-
de Jarimatika (siklus I) pada kelas 1 dan 2, didapatkan kan dalam penelitian ini berhasil membantu siswa
hasil skor rata-rata siswa kelas 1 adalah 90,73. Dari meningkatkan penguasaan siswa terhadap konsep
41 orang siswa yang diberikan metode Jarimatika penjumlahan dan pengurangan. Pemantauan terhadap
materi khusus operasi hitung bilangan angka 1, 2, hasil tindakan ini digunakan post test. Persentase
3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, terdapat 2 orang yang mem- pen-capaian ketuntasan menunjukkan terjadi pen-
punyai nilai < 65, dan sisanya 39 orang siswa yang ingkatan sebesar 26,83% untuk siswa kelas 1 dan
mencapai ketuntasan karena mendapatkan nilai > 65. peningkatan sebesar 21,62% untuk siswa kelas 2.
Maka dengan demikian ketuntasan yang diperoleh Berdasarkan hasil evaluasi tesebut diatas, maka dapat
adalah 95,12%. Pada kelas 2, didapatkan hasil skor dikemuka-kan bahwa pelaksanaan metode Jarimatika
rata-rata siswa setelah diberikan metode Jarimatika, sudah sesuai dengan rencana, yaitu dapat meningkat-
khu-sus materi penjumlahan dan pengurangan untuk kan pemahaman konsep-konsep Matematika dalam
bila-ngan angka satuan, puluhan, dan seratus, adalah operasi penjumlahan dan pengurangan.
89,95. Dari 37 orang siswa kelas 2, terdapat 3 orang
siswa yang tidak mencapai ketuntasan, dan 34 orang
Pengaruh Penerapan Metode Jarimatika dalam
siswa tuntas. Sehingga pada tindakan pemberian
Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan
me-tode Jarimatika (Siklus I) dicapai ketuntasan
dan Pengurangan
sebesar 91,89%.
Hasil observasi menunjukkan bahwa sebagian Pengujian hipotesis penelitian, bahwa pen-
besar siswa telah memahami konsep penjumlahan erapan metode Jarimatika berpengaruh terhadap
dan pengurangan dengan Jarimatika. Hal ini dapat peningkat-an pemahaman konsep penjumlahan dan
diketahui dari jawaban yang diberikan dikaitkan pengurang-an pada siswa kelas 1 dan 2, SDN 6
de-ngan alasan yang dikemukakan siswa pada saat Sesetan, Denpa-sar Selatan, diuji dengan menggu-
wa-wancara sudah konseptual. Hal ini berarti bahwa, nakan uji hipotesis beda dua mean untuk observasi
bila dibandingkan dengan konsepsi awalnya dapat berpasangan, yaitu uji t (t test). Uji t ini biasanya,
dikatakan sudah terjadi peningkatan pemahaman. atau dalam prakteknya digunakan untuk banyaknya
Berkaitan dengan proses pembelajaran dengan pasangan pengamatan < 30, tetapi tidak tertutup
metode Jarimatika ini, yang penyajiannya dilakukan kemungkinan untuk pema-kaiannya untuk kasus
dengan bermain, mempraktekkan dan belajar lang-
6 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 16, NOMOR 1, APRIL 2009

Tabel 2. Paired Samples Correlations

Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2008

Tabel 3. Paired Samples Test

Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2008

Keefektifan Penerapan Metode Jarimatika An-


banyaknya pasangan penga-matan 30. Menurut tara Siswa SD Kelas 1 dan Siswa SD Kelas 2
Djarwanto Ps. (1996: 134), uji t dipergunakan un-
tuk kasus yang observasinya dilaku-kan dua kali Pengujian hipotesis 2 penelitian, bahwa terdapat
terhadap subyek yang sama atau sampel yang sama. perbedaan efektivitas penerapan metode Jarimatika
Kadangkala disebut dua sampel depend-ent, dan antara siswa SD kelas 1 dan siswa SD kelas 2 pada
dapat dipakai dalam desain “Before-After” dalam SDN 6 Sesetan, Denpasar Selatan, dianalisis dengan
studi eksperimen. uji hipotesis beda dua mean sampel independen,
Tujuan pengujian dalam penelitian ini adalah yaitu uji t (t test). Tujuan pengujian adalah untuk
untuk menyimpulkan apakah ada pengaruh yang menyim-pulkan apakah ada perbedaan keefektifan
signifikan dari pemberian metode Jarimatika terh- penerapan metode Jarimatika yang signifikan atau
adap peningkatan pemahaman konsep penjumlahan tidak, diantara siswa kelas 1 dengan siswa kelas 2.
dan pengurangan pada siswa yang dijadikan subyek Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata
pe-nelitian atau tidak. skor kelas 1 adalah 90,73, dan rata-rata skor kelas 2
Hasil analisis data terhadap skor pra tindakan adalah 85,95. Sepintas dapat dilihat bahwa rata-rata
dan skor siklus I pada siswa kelas 1 dan 2, diperoleh skor kedua kelas mempunyai nilai yang berbeda,
rata-rata skor pra tindakan adalah 73,59, sedangkan per-masalahannya apakah perbedaan skor tersebut
rata-rata skor pada siklus I adalah 88,46. Korelasi signi-fikan atau tidak. Untuk membuktikan hal
antara skor pra tindakan dengan skor siklus I sebesar tersebut, selanjutnya dilakukan analisis t test den-
0,267, dengan probabilitas 0,018 (dibawah 0,05), hal gan asumsi kedua varian sama, diperoleh nilai t test
ini berarti bahwa terdapat korelasi yang positif dan adalah 1,329 dan probabilitas 0,188. Karena nilai
berkorelasi secara nyata, seperti ditunjukkan oleh probabilitas diatas 0,05, maka Ho diterima. Berarti
Tabel 2 di atas. bahwa kedua rata-rata sampel tidak berbeda secara
Hasil pengujian hipotesis 1, dengan uji t diper- signifikan. Penguji-an hipotesis kedua penelitian
oleh hasil analisis seperti dalam Tabel 3 di atas. Nilai ini, dapat disimpulkan bahwa efektifitas penerapan
t hi-tung adalah -5,424 dengan probabilitas 0,000. metode Jarimatika anta-ra siswa SD kelas 1 dan siswa
Karena probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak, berarti SD kelas 2, SDN 6 Sesetan, Denpasar Selatan, tidak
bahwa pemberian metode Jarimatika berpengaruh berbeda secara sig-nifikan.
secara signifikan terhadap peningkatan pemahaman Hasil Uji hipotesis dua di atas, dapat disimpul-
konsep penjumlahan dan pengurangan pada siswa kan bahwa penerapan metode Jarimatika memiliki
kelas 1 dan 2 SDN 6 Sesetan, Denpasar Selatan. efek-tifitas yang sama (tidak berbeda secara signifi-
Asih, Penerapan Metode Jarimatika untuk Meningkatkan... 7

Tabel 4. Independent Samples Test

Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2008

kan) apabila diterapkan pada siswa kelas 1 ataupun penjum-lahan dan pengurangan, yang ditunjukkan
kelas 2. Dengan kata lain, metode Jarimatika ini oleh penu-runan persentase siswa yang mempunyai
masih me-miliki tingkat efektifitas yang tinggi, skor diba-wah rata-rata kelas, dari 56,76% menjadi
walaupun diterap-kan pada tingkatan kelas yang 16,22%.
berbeda, dalam peneliti-an ini adalah kelas 1 dan Penerapan metode Jarimatika yang dilakukan
kelas 2 SDN 6 Sesetan, Denpasar Selatan. Hal ini dengan baik dan sungguh-sungguh, serta secara
dapat ditelusuri dari ketun-tasan belajar siswa yang pro-fesional akan mampu meningkatkan penguasaan
meningkat setelah diberikan metode Jarimatika pada kon-sep-konsep dasar penjumlahan dan pengurangan
kedua tingkatan kelas dalam penelitian ini, seperti da-lam mata pelajaran Matematika sesuai dengan
ditunjukkan dalam Tabel 1. harap-an. Metode Jarimatika dengan bermain,
Hasil penelitian terhadap 78 orang siswa yang mempraktek-kan dan belajar langsung sesuai petun-
merupakan siswa kelas 1 dan 2 SDN 6 Sesetan, Den- juk, siswa dapat lebih santai belajar serta termotivasi
pasar Selatan, mengenai penguasaan konsep dasar untuk belajar Matematika, sehingga berdampak pada
penjumlahan dan pengurangan dalam mata pelajaran pencapaian hasil belajar siswa.
Matematika, pada pra tindakan ternyata sebagian be- Berdasarkan skor tes siswa (pra tindakan dan
sar siswa mengalami masalah rendahnya penguasaan Siklus I), yang dianalisis menggunakan uji hipotesis
konsep penjumlahan dan pengurangan, yang menca- beda dua mean untuk observasi berpasangan, yaitu
pai rata-rata tingkat penguasaan siswa kelas 1 yang uji t (t test), yang bertujuan untuk menyimpulkan
berada di bawah skor rata-rata kelas sebesar 39,02%, apa-kah ada pengaruh yang signifikan dari pemberian
dimana skor rata-rata kelas untuk siswa kelas 1, pada metode Jarimatika terhadap peningkatan pemahaman
pra tindakan adalah 76,34. Setelah diberikan tindakan konsep penjumlahan dan pengurangan pada siswa
pada siklus I berupa pemberian metode Jarimatika, yang dijadikan subyek penelitian atau tidak. Hasil
terjadi peningkatan rata-rata persentase penguasaan a-nalisis data terhadap skor pra tindakan dan skor
konsep dasar penjumlahan dan pengurangan dalam siklus I pada siswa kelas 1 dan 2, diperoleh rata-rata
mata pelajaran Matematika, yang ditunjukkan oleh skor pra tindakan adalah 73,59, sedangkan rata-rata
penurunan persentase siswa yang mempunyai skor skor pada siklus I adalah 88,46. Korelasi antara skor
dibawah rata-rata kelas, yaitu dari 39,02% menjadi pra tindakan dengan skor siklus I sebesar 0,267, den-
14,63%. Sedangkan untuk siswa kelas 2 tingkat pe- gan probabilitas 0,018, yang berarti bahwa terdapat
nguasaan siswa kelas 2 yang berada di bawah skor kore-lasi yang positif dan berkorelasi secara nyata.
rata-rata kelas sebesar 56,76%, dimana skor rata-rata Hasil pengujian hipotesis satu, dengan uji sampel
kelas pra tindakan untuk siswa kelas 2 adalah 70,54. berpa-sangan, diperoleh nilai t hitung adalah -5,424
Setelah diberikan tindakan pada siklus I berupa dengan probabilitas 0,000. Berarti bahwa pemberian
pemberian metode Jarimatika, terjadi peningkatan metode Jarimatika berpengaruh secara signifikan ter-
ra-ta-rata persentase penguasaan konsep dasar hadap peningkatan pemahaman konsep penjumlahan
8 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 16, NOMOR 1, APRIL 2009

dan pengurangan pada siswa kelas 1 dan 2 SDN 6 baik dan sungguh-sungguh, serta secara profesional
Seset-an, Denpasar Selatan. akan mampu meningkatkan pe-nguasaan konsep
dasar penjumlahan dan pengurang-an dalam mata
pelajaran Matematika sesuai dengan harapan.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam
Kesimpulan yang dapat dirumuskan berdasar- penelitian ini, terdapat beberapa saran yang perlu
kan hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) di-pertimbangkan: (1) untuk mengatasi kekhawati-
ketun-tasan hasil belajar siswa pra tindakan dan ran akan tidak dapat terselesaikannya semua materi
setelah di-laksanakan kegiatan pemberian metode yang harus diberikan di sekolah, pemberian metode
Jarimatika (siklus I) untuk pemahaman konsep dasar jarima-tika dapat diberikan pada jam tambahan dis-
penjumlah-an dan pengurangan, mata pelajaran ore hari ataupun dilakukan di rumah dengan bantuan
Matematika pada siswa kelas 1 dan siswa kelas 2 para o-rang tua siswa; dan (2) bagi peneliti lainnya,
SDN 6 Sesetan, Denpasar Selatan, diperoleh hasil disaran-kan untuk meneliti ulang permasalahan ini
bahwa terdapat peningkatan ketuntasan hasil bela- dengan jangkauan materi yang lebih luas, dan meng-
jar. Pada siswa ke-las 1, ketuntasan hasil belajar pra gunakan subjek yang lebih banyak untuk mengklari-
tindakan adalah 68,29%, meningkat menjadi 95,12% fikasi hasil penelitian ini.
pada Siklus I. Sedangkan pada siswa kelas 2, terjadi
peningkatan ketuntasan hasil belajar dari 70,27% DAFTAR RUJUKAN
menjadi 91,89%; (2) hasil analisis data terhadap skor
pra tindakan dan skor siklus I pada siswa kelas 1 dan
2, diperoleh rata-rata skor pra tindakan 73,59 dan Anam, Saiful. 2005. Indra Jadi Sidi dari ITB untuk
Pemba-haruan Pendidikan. Jakarta: Penerbit Traju
rata-rata skor pada siklus I adalah 88,46. Korelasi
(PT. Mizan Publika).
antara skor pra tindakan dengan skor siklus I sebe-
Beck, Joan. 2003. Meningkatkan Kecerdasan Anak,
sar 0,267, dengan probabilitas 0,018, berarti bahwa
Terjemahan Dudy Misky. Jakarta: PT. Pustaka
terdapat korelasi yang positif dan berkorelasi secara
De-laprasta.
nyata; (3) hasil pengujian hipotesis satu, dengan
Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar, GBPP
uji t diperoleh nilai t hitung adalah -5,424 dengan
Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Depdik-
probabilitas 0,000, se-hingga Ho ditolak. Berarti
bud.
bahwa pemberian metode Jarimatika berpengaruh
Djarwanto, Ps. 1996. Mengenal Beberapa Uji Statistik
secara signifikan terhadap peningkatan pemahaman
dalam Penelitian. Yogyakarta: Liberty.
konsep penjumlahan dan pengurangan pada siswa
Jarimatika. Di dalam http://www.jarimatika.com
kelas 1 dan 2 SDN 6 Seset-an, Denpasar Selatan;
Madya, Suwarsih. 1994. Panduan Penelitian Tindakan.
(4) hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata skor
Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP Yogya-
pada masing-masing kelas, yaitu kelas 1 adalah karta.
90,73 dan rata-rata skor kelas 2 adalah 85,95. Sep- Marpaung, Y. 1999. Mengejar Ketertinggalan Kita dalam
intas dapat dilihat bahwa rata-rata skor kedua kelas Pendidikan Matematika. Mengutamakan Proses
mempunyai nilai yang berbeda, per-masalahannya Berpikir dalam Pembelajaran Matematika. Maka-
apakah perbedaan skor tersebut signi-fikan atau tidak. lah disampaikan dalam Upacara Pembukaan Pro-
Selanjutnya dilakukan analisis t test dengan asumsi gram S3 Pendidikan Matematika UNESA, Tanggal
kedua varian sama, diperoleh nilai t test adalah 1,329 10 September 1999.
dan probabilitas 0,188, sehingga Ho diterima. Berarti Ruseeffendi. 1976. Dasar-dasar Matematika Modern
bahwa kedua rata-rata sampel tidak berbeda secara untuk Guru. Jakarta: IKIP
signifikan. Kesimpulan pengujian hi-potesis kedua Soedjadi, R. 1989. Memahami Kenyataan Pengajaran
penelitian ini, bahwa efektifitas pene-rapan metode Matematika SD Dewasa ini dan Menatap Hari
Jarimatika antara siswa SD kelas 1 dan siswa SD Depan. Surabaya: IKIP Surabaya.
kelas 2, SDN 6 Sesetan, Denpasar Selatan, tidak ber- Supriyono, Supriyanto. 1999. Berhitung Cepat dan Tepat.
beda secara signifikan. Penerapan metode Jarimatika Surabaya: SIC.
memiliki efektifitas yang sama a-pabila diterapkan Suwarsono. 1999. Problematika Pendidikan Matematika
pada siswa kelas 1 maupun siswa kelas 2; dan (5) di Indonesia. Surabaya: UNESA.
penerapan metode Jarimatika yang dilakukan dengan Wulandari, Septi Peni. 2008. Jarimatika Penambahan dan
Pengurangan. Jakarta: Kawan Pustaka.

S-ar putea să vă placă și