Sunteți pe pagina 1din 18

Dr. Anggraeni Endah Kusumaningrum, SH., M.Hum. Penerapan Hak...

15

PENERAPAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN SEBAGAI KONSUMEN


DALAM PELAYANAN MEDIS

Oleh :

Dr. Anggraeni Endah Kusumaningrum, S.H., M.Hum.


Dosen Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang

Abstract
Therapeutic transactions between doctors and patients rights and
obligations for both of them that should be implemented in a balanced way, but in
fact those rights and obligationscan not be implemented in a balanced manner. It
happened because the position of the doctor in knowledge and skills in the field of
health is superior to the patient, so the doctor constantly over the relationships of
domination. Such relationships lead to impaired patients, and as a result further
course of patients as consumers in the medical services he did not get protection.
Therefore the aim of this study was to investigate and analyze whether the patient
can be said as a consumer, as well as whether the rights and obligations of a
patient as a consumer in the medical services. Based on the findings and analysis
revealed that patients can be categorized as a consumer is the consumer in health
care from the doctor but for the patient lay and lack of understanding of their
rights and obligations. Rights and obligations that protect the patient, laid down
in Article 4 of Law No. 8 of 1999 on Consumer Protection, as well as Article 58 of
Law No. 36 Year 2009 on Health, although implementation is not maximized
because still a lot of disregard for the rights of patients. Therefore it is necessary
socialization continuously so that the protection of patients as consumers of
healthcare services be realized.

Keywords : Rights and Responsibilities Patient, Consumer, Medical Services.

Abstrak
Transaksi terapeutik antara dokter dan pasien menimbulkan hak dan
kewajiban bagi keduanya yang harus dilaksanakan secara seimbang, namun
kenyataannya hak dan kewajiban tersebut tidak bisa dilaksanakan secara
seimbang. Hal itu terjadi karena posisi dokter secara ilmu pengetahuan dan
ketrampilan dibidang kesehatan lebih unggul dibanding pasien, sehingga dokter
senantiasa lebih dominasi hubungan itu. Hubungan yang demikian
mengakibatkan pasien dirugikan, dan akibat lebih lanjut tentunya pasien sebagai
konsumen dalam pelayanan medis merasatidak mendapatkan perlindungan. Oleh
karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisisapakah pasien dapat dikatakan sebagai konsumen, serta apakah hak
dan kewajiban dari seorang pasien sebagai konsumen dalam pelayanan medis.
Berdasarkan temuan dan analisis terungkap, bahwa pasien dapat dikategorikan
sebagai konsumen yaitu konsumen dalam pelayanan kesehatan dari dokter namun
karena pasien awam dan kurang memahami hak dan kewajibannya. Hak dan
kewajiban itu melindungi pasien, yang diatur dalam Pasal 4 Undang-undang
Dr. Anggraeni Endah Kusumaningrum, SH., M.Hum. Penerapan Hak... 16

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, maupun Pasal 58


Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, meskipun
pelaksanaannya belum maksimal karena masih banyak terjadi pengabaian
terhadap hak-hak pasien. Oleh karena itu perlusosialisasi secara terus menerus
agar perlindungan bagi pasien sebagai konsumen jasa pelayanan kesehatan
segera terwujud.

Kata Kunci : Hak dan Kewajiban Pasien, Konsumen, Pelayanan Medis.

A. PENDAHULUAN punya uang. Pelayanan kesehatan


1. Latar Belakang Masalah pada hakekatnya diberikan melalui
Perkembangan bidang bentuk pengobatan dan perawatan.
kesehatan dewasa ini membuat Petugas kesehatan, medis dan non
peranan pemangku kepentingan medis, bertanggung jawab untuk
dibidang pemberi pelayanan memberi pelayanan yang optimal.
kesehatan seperti rumah sakit, Sedangkan tenaga medis , dalam hal
dokter, perawat serta tenaga medis ini dokter memiliki tanggung jawab
yang lain ditunjang untuk lebih dapat terhadap pengobatan yang sedang
memberikan pelayanan kesehatan dilakukan.
yang berkualitas serta sesuai dengan Dokter serta pihak-pihak
standart pelayanan yang berlaku agar yang berkecimpung dalam pelayanan
masyarakat sebagai konsumen dapat kesehatan dituntut untuk dapat
merasakan pelayanan yang diberikan. memberikan pelayanan yang
Pelayanan kesehatan sebagai berkualitas kepada pasien. Dalam
pelayanan jasa mempunyai sifat Undang-undang No 36 Tahun 2009
khusus, karena Konsumen yang tentang Kesehatan sebagai pengganti
menggunakan jasa pelayanan dari UU No 23 Tahun 1992 yang
kesehatan biasanya dalam kondisi melihat persoalan kesehatan sebagai
sakit, prihatin, panik dan tegang faktor utama dan investasi berharga
sehingga konsumen terpaksa tidak yang pelaksanaannya didasarkan
dapat menunda atau pada sebuah paradigma baru yaitu
mengesampingkan untuk paradigma sehat yaitu paradigma
mendapatkan jasa pelayanan kesehatan yang mengutamakan
kesehatan meskipun mereka tidak upaya promotif dan preventif tanpa
Dr. Anggraeni Endah Kusumaningrum, SH., M.Hum. Penerapan Hak... 17

mengabaikan kuratif dan menimbulkan adanya hak dan


rehabilitatif. Selanjutnya pasal 2 kewajiban bagi keduanya. Dimana
Undang-undang no 29 tahun 2004 bila kita berbicara hak dan kewajiban
menyatakan bahwa praktek pasti tidak akan lepas dari upaya
kedokteran berasaskan Pancasila perlindungan hukum. Seperti yang
berdasarkan pada nilai ilmiah, diatur dalam Undang-undang Nomor
manfaat, keadilan, kemanusian, 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
keseimbangan serta perlindungan Konsumen.
dan keselamatan pasien. Sedangkan Berbicara masalah konsumen
tujuannya adalah memberikan maka tidak akan lepas dari yang
perlindungan kepada pasien, namanya perlindungan konsumen.
mempertahankan dan meningkatkan Sedangkan bila kita berbicara
mutu pelayanan medis yang masalah perlindungan tentunya akan
diberikan oleh dokter serta membicarakan masalah hak dan
memberikan kepastian hukum kewajiban. Demikian pula dalam
kepada masyarakat1 . pelayanan kesehatan, maka untuk
Pelayanan kesehatan berawal dapat memberikan perlindungan
dari hubungan kepercayaan antara kepada pasien, para pihak harus
dokter dan pasien yang dalam memahami hak dan kewajiban yang
perkembangannya sering disebut melekat padanya.
dengan transaksi terapeutik atau Pasien sebagai penerima jasa
perjanjian terapeutik yang artinya pelayanan kesehatan yang
adalah suatu transaksi atau perjanjian berhubungan dengan dokter/tenaga
untuk menentukan terapi atau kesehatan sebagai pemberi jasa
memberikan jasa penyembuhan yang pelayanan kesehatan, ketika pasien
paling tepat bagi pasien oleh seorang tersebut merasa dirugikan maka
dokter. Hubungan antara dokter pasien tersebut atau keluarganya
dengan seorang pasien yangtertuang dapat melayangkan gugatan kepada
dalam perjanjian terapeutik dokter melalui Majelis Kode Etik
Kedokteran (MKEK), pengadilan
1
Pasal 3 UU No. 29 Tahun 2004 serta pihak-pihak terkait. Pasien
tentang Paktek Kedokteran.
Dr. Anggraeni Endah Kusumaningrum, SH., M.Hum. Penerapan Hak... 18

dapat menggugat ganti rugi kepada pertanyaan apakah pasien dapat


dokter atau tenaga kesehatan pemberi dikatakan sebagai konsumen? Serta
jasa pelayanan kesehatan karena apakah hak dan kewajiban dari
telah melakukan perbuatan melawan seorang pasien sebagai konsumen
hukum, yang menimbulkan kerugian dalam pelayanan medis?
sebagai akibat dari kelalaian atau 2. Data dan Metoda
kesalahan dalam melakukan tindakan Kajian ini difokuskan pada :
medik. a) Subjek penelitian transaksi
Apa yang diuraikan tersebut terapeutik antara dokter dan pasien
terkait dengan permasalahan yang menimbulkan hak dan
perlindungan hukum bagi pasien kewajiban bagi keduanya, dan b) isu
selaku konsumen jasa pelayanan penelitiannya adalah pelaksanaan
medis cukuplah dipahami. hak dan kewajiban pasien sebagai
Mengingat dewasa ini banyak sekali konsumen dalam pelayanan
kasus gugatan atau tuntutan hukum kesehatan.
kepada dokter, tenaga medis lain Jenis penelitian ini adalah
yang diajukan masyarakat konsumen yuridis empiris, dengan pendekatan
jasa medis yang menjadi korban dari kualitatif. Lokasi penelitiannya
tindakan malpraktik atau kelalian pelayanan kesehatan di beberapa
medik, dan beberapa faktor yang Rumah Sakit, Puskesmas dan praktik
melatar belakangi munculnya dokter pribadi yang ada di Kota
gugatan malpraktik dalam pelayanan Semarang. Pertimbangan
medis semuanya berangkat dari pengambilan lokasi penelitian ini
adanya kerugian psikis dan fisik adalah bahwa Kota Semarang
korban. Mulai dari kesalahan merupakan ibukota propinsi Jawa
diagnosis yang mengimbas pada Tengah, dimana terdapat Rumah
kesalahan terapi hingga pada Sakit Umum Dr Kariadi yang
kelalaian dokter pasca operasi merupakan Rumah Sakit Umum
pembedahan seorang pasien serta yang menjadi rujukan dari Rumah
faktor-faktor lain.Berdasarkan dari Sakit Umum Daerah (RSUD)
uraian diatas maka memunculkan maupun Puskesmas. Disamping itu
Dr. Anggraeni Endah Kusumaningrum, SH., M.Hum. Penerapan Hak... 19

penduduk Kota Semarang sebagai verifikasi data atau penarikan


ibu kota propinsi mempunyai budaya kesimpulan. Kegiatan yang
dan pola hidup sebagaimana kota berbentuk siklus ini diharapkan akan
besar pada umumnya. Sumber data menghasilkan data yang representatif
penelitian ini terdiri dari sumber data dan relevan dengan masalah yang
primer dan sumber data sekunder. diteliti. Menurut Matthew B.Miles-
Sumber data primer diperoleh A.Michael Huberman, secara
langsung dari lapangan melalui sederhana dalam penelitian dengan
wawancara dengan para pasien yang pendekatan kualitatif, analisanya
berobat maupun dokter yang mencakup kegiatan pengumpulan
berpraktik di Rumah Sakit dr data, reduksi data, penyajian data,
Kariadi, di Puskesmas Jatingaleh, dan verifikasi data atau kesimpulan,.
Puskesmas Halmahera, Puskesmas
Pandanaran, Puskesmas dr Wahidin B. PEMBAHASAN
maupun beberapa praktik dokter 1. Posisi Hukum Pasien dan
Dokter
pribadi yang ada di Kota Semarang.
Sumber data sekunder berupa bahan Apabila Berbicara mengenai
hukum, baik bahan hukum primer, posisi pasien hingga saat ini masih
bahan hukum sekunder dan tertier terdapat perbedaan pandangan atau
yang terdiri dari regulasi kebijakan pendapat untuk menyebut kedudukan
negara tentang kesehatan, regulasi atau posisi pasien yaitu apakah
praktik kedokteran, regulasi tentang pasien dapat disebut sebagai
rumah sakit, buku-buku serta bahan konsumen atau bukan. Perbedaan ini
pustaka yang diperoleh melalui studi terjadi antara kelompok masyarakat
kepustakaan. Dalam menganalisis yang bergerak dalam bidang
data, peneliti melakukan kegiatan perlindungan konsumen serta
yang berulang-ulang, berlanjut terus kelompok masyarakat dibidang
menerus, yang bergerak dalam empat profesi kedokteran.
siklus kegiatan secara bolak-balik, Ada 3 argumentasi yang
yaitu: koleksi data, reduksi data, dikemukakan praktisi medis
display (penyajian) data dan
Dr. Anggraeni Endah Kusumaningrum, SH., M.Hum. Penerapan Hak... 20

berkaitan dengan pendapat bahwa konsumen adalah “setiap orang


pasien bukanlah konsumen yaitu : pemakai barang dan/atau jasa yang
a. UU Perlindungan konsumen tersedia dalam masyarakat, baik bagi
cakupannya hanyalah kepentingan diri sendiri keluarga,
menyangkut bidang perdagangan orang lain, maupun mahluk hidup
tidak untuk jasa pelayanan lain dan tidak untuk
medik. diperdagangkan”. Berdasar pasal
b. Pelayanan medis spesifikasinya tersebut dapat dikatakan konsumen
sangat khas sehingga tidak adalah pemakai barang dan jasa,
diperlakukan sebagaimana sementara itu pasien adalah
komiditas perdagangan pada pengguna jasa kesehatan, oleh karena
umumnya. itu maka pasien dapat dikatakan
c. Dalam hal class action menurut sebagai konsumen, sedangkan dalam
para dokter bila diterapkan dalam Pasal 1 angka 10 UU No 29 Tahun
hukum kedokteran maka hal ini 2004 tentang Praktek Kedokteran
akan mengingkari hakekat profesi pasien adalah “setiap orang yang
kedokteran yang bersifat spesifik, melakukan konsultasi masalahnya
personal dan individual. untuk memperoleh pelayanan
Sedangkan YLKI menyatakan kesehatan yang diperlukan baik
bahwa pasien dapat disebut sebagai secara langsung maupun tidak
konsumen yaitu konsumen jasa langsung kepada dokter atau dokter
pelayanan kesehatan dimana bentuk gigi”.
pelayanan jasa kesehatan itu tidak Sementara itu Pasal 1 ayat 3
terlepas dari unsur-unsur ekonomis UU No 8 Tahun 1999 tentang
yaitu adanya biaya-biaya/ Perlindungan Konsumen yang
pembayaran yang harus ditanggung dimaksud dengan pelaku usaha
oleh pasien terhadap pelayanan adalah setiap orang perorangan atau
dokter maupun rumah sakit. badan usaha, baik yang berbentuk
Dalam UU No. 8 Tahun 1999 badan hukum maupun bukan badan
tentang Perlindungan Konsumen, hukum yang didirikan dan
dalam Pasal 1 butir 1, yang dimaksud berkedudukan atau melakukan
Dr. Anggraeni Endah Kusumaningrum, SH., M.Hum. Penerapan Hak... 21

kegiatan dalam wilayah hukum sebagai orang awam terhadap ilmu


negara Republik Indonesia baik kedokteran sehingga ia tidak
sendiri,maupun bersama-sama mengetahui penyakit yang
melalui perjanjian menyelenggarakan dideritanya maupun cara-cara
kegiatan usaha dalam berbagai penyembuhannya dan pada akhirnya
bidang ekonomi. Selanjutnya dalam pasien membutuhkan orang yang
penjelasan Pasal 1 ayat 3 tersebut dipercaya akan mampu
menyatakan bahwa yang termasuk menyembuhkan penyakitnya.
dalam pengertian pelaku usaha Kepercayaan pasien inilah yang
adalah perusahaan, korporasi, mengakibatkan kedudukan dokter
importir, pedagang distributor dan menjadi lebih tinggi dari pasien.
lain-lain. Hubungan yang terjadi antara
Dalam hubungan antara dokter dokter dan pasien pada akhirnya
dengan pasien salah satu faktor akan menimbul kan hubungan
penting yang menjadi dasar dari hukum berupa perjanjian atau
hubungan tersebut adalah adanya disebut sebagai transaksi terapeutik
kepercayaan, artinya pasien yaitu sebuah transaksi antara dokter
mempunyai kepercayaan atau dan pasien dimana masing-masing
keyakinan bahwa dokter mampu pihak harus memenuhi syarat-syarat
untuk membantu menyembuhkan dalam aturan hukum. Menurut
penyakit yang dideritanya. Oleh Subekti suatu perjanjian adalah suatu
karena itu pada umumnya seorang peristiwa bahwa seseorang berjanji
pasien yang datang kepada seorang kepada orang lain atau antara dua
dokter mempunyai kepercayaan akan orang itu saling berjanji untuk
kemampuan sang dokter terserbut melaksanakan sesuatu hal. Untuk
tetapi sebaliknya seseorang tidak sahnya suatu perjanjian harus
akan datang kepada dokter dimana memenuhi syarat sebagaimana diatur
pasien tersebut tidak mempunyai dalam Pasal 1320 KUHPdt yang
kepercayaan akan kemampuan unsur-unsurnya adalah :
dokter guna mengobati penyakitnya. a. Ada kata sepakat dari mereka
Hal ini antara lain disebabkan pasien yang saling mengikatkan dirinya.
Dr. Anggraeni Endah Kusumaningrum, SH., M.Hum. Penerapan Hak... 22

b. Adanya kecakapan untuk mewujudkan apa yang


membuat suatu perikatan. diperjanjikan.
c. Mengenai sesuatu hal tertentu. b. Resultaatverbintenis, yakni suatu
d. Suatu sebab yang diperbolehkan. perjanjian bahwa pihak yang
Sedangkan untuk berjanji akan memberikan suatu
pelaksanakan perjanjian itu sendiri resultaat, yaitu suatu hasil yang
harus dilaksanakan dengan itikad nyata sesuai dengan apa yang
baik sesuai dengan ketentuan Pasal diperjanjikan.
1338 dan 1339 KUHPdt, perjanjian Perjanjian antara dokter
yang terjadi akan berlaku secara sah dengan pasien termasuk pada
sebagai undang-undang serta perjanjian inspaningverbintenis atau
mengikat para pihak yang terlibat perikatan upaya, sebab dalam konsep
didalamnya, oleh karena itu ini seorang dokter hanya
perjanjian itu harus dilaksanakan berkewajiban untuk melakukan
dengan itikad yang baik sehingga pelayanan kesehatan dengan penuh
kepastian dan rasa perlindungan kesungguhan, dengan mengerahkan
hukum bagi yang terlibat demikian seluruh kemampuan dan
pula dalam pelayanan kesehatan perhatiannya sesuai standar
dapat terwujud secara baik dan profesinya.
optimal. Penyimpangan yang
Selanjutnya dalam hukum dilakukan oleh seorang dokter dari
perikatan sebagaimana diatur dalam prosedur medis berarti melakukan
KUHPerdata dikenal ada dua macam tindakan ingkar janji atau cedera
perjanjian yaitu2 : janji seprti yang diatur dalam Pasal
a. Inspanningsverbintenis, yaitu 1239 KUHPerdata. Apabila seorang
perjanjian upaya, artinya kedua pasien atau keluarganya menganggap
belah pihak yang berjanji berdaya bahwa dokter tidak melakukan
upaya secara maksimal untuk kewajiban-kewajiban kontraktualnya,
pasien tersebut dapat menggugat
2 dengan alasan wanprestasi dan
Bahder Johan Nasution, 2005,
Hukum Kesehatan (Pertanggungjawaban menuntut agar mereka memenuhi
Dokter), Rineka Cipta, Jakarta, hal. 13.
Dr. Anggraeni Endah Kusumaningrum, SH., M.Hum. Penerapan Hak... 23

syarat-sayarat tersebut. Pasien juga Selanjutnya menurut Janus


dapat menuntut kompensasi secara Sidabalok ada 3 macam hak
materiil dan immateriil atas kerugian berdasarkan sumber pemenuhannya
yang dideritanya. Bila perbuatan atau yaitu4 :
tindakan dokter merugikan pasien a. Hak manusia karena kodratnya,
sementara tidak ada hubungan yaitu hak yang kita peroleh
kontraktual maka ketentuan Pasal begitu lahir, seperti hak untuk
1365 dan 1366 KUHPerdata sebagai hidup dan hak untuk bernafas.
pasal perbuatan melawan hukum Hak ini tidakboleh diganggu
dapat menjadi dasar gugatannya. gugat oleh negara, bahkan negara
Gugatan berdasarkan perbuatan wajib menjamin pemenuhannya.
melawan hukum dapat diterima bila b. Hak yang lahir dari hukum, yaitu
terdapat fakta-fakta yang mendukung hak yang diberikan oleh negara
bahwa kerugian pasien mempunyai kepada warganegaranya. Hak ini
sebab akibat dengan tindakan juga disebut sebagai hak hukum,
seorang dokter. contoh : hak untuk memberi suara
2. Hak dan Kewajiban Pasien dalam pemilu.
Sebagai Konsumen Dalam
c. Hak yang lahir dari hubungan
Pelayanan Medis
kontraktual. Hak ini didasarkan
Sudikno menyatakan bahwa pada perjanjian kontrak antara
dalam pengertian hukum, hak adalah orang yang satu dengan yang lain.
kepentingan hukum yang dilindungi Contoh pada peristiwa jual beli.
oleh hukum. Kepentingan sendiri Berkaitan dengan hak pasien
berarti tuntutan yang diharapkan maka sebenarnya merupakan hak
untuk dipenuhi. Sehingga dapat yang asasi dan bersumber dari hak
dikatakan bahwa hak adalah suatu dasar individual, the right of self
tuntutan yang pemenuhannya determination dimana dalam Black’s
3
dilindungi oleh hukum .
4
Janus Sidabalok, 2006, Hukum
Perlindungan Konsumen di Indonesia
3
Sudikno Martokusumo, 1999, Pertanggungjawaban Menurut Hukum
Mengenai Hukum : Suatu Pengantar, Perdata, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
Liberty, Yogyakarta hal. 24. hal. 18.
Dr. Anggraeni Endah Kusumaningrum, SH., M.Hum. Penerapan Hak... 24

Law Dictionary berarti sebagai right konsumen, konsumen tidak memiliki


yang mengandung beberapa arti daya tawar atau daya pilih, produk
antara lain hak alami (natural right) pelayanan kesehatan bukan konsep
hak politik (political right) serta hak homogen, pembatasan terhadap
pribadi (civil right). Hak untuk kompetisi, ketidakpastian tentang
menentukan nasib sendiri lebih dekat sakit, serta kesehatan sebagai hak
artinya dengan hak pribadi, yaitu hak asasi.
atas keamanan pribadi yang berkait Dalam hal ini pasien harus
erat dengan hidup, bagian tubuh, dipandang sebagai subjek yang
kesehatan, kehormatan, serta hak atas memiliki pengaruh besar atas hasil
kebebasan pribadi5. Konvensi hak- akhir layanan yang bukan sekedar
hak asasi manusia hukum objek. Hak-hak pasien harus
internasional mengasumsikan bahwa dipenuhi mengingat kepuasan pasien
individu harus diakui sebagai subjek menjadi salah satu barometer mutu
hukum internasional. Langkah layanan sedangkan ketidakpuasan
pertama karya besar ini telah pasien dapat menjadi pangkal
diletakkan pada tanggal 7 Desember tuntutan hukum.
1948 ketika Majelis Umum PBB Berkaitan dengan mutu
mengesahkan Universal Declaration pelayanan medis, tentunya seorang
of Human Right6. pasien mempunyai harapan.
Berbicara bidang pelayanan Sebenarnya yang menjadi harapan
kesehatan, maka bidang ini pasien sebagai konsumen pelayanan
mempunyai ciri khas serta dianggap medis meliputi8 :
lebih mendasar7, yang berbeda a. Pemberian pelayanan yang
dengan pelayanan jasa atau produk dijanjikan dengan segera dan
lainnya, yaitu seperti ketidak tahuan memuaskan;
b. Membantu dan memberikan
5
Hermien Hadiati Koeswadji, 1984,
Hukum dan Masalah Medik, Airlangga pelayanan dengan tanggap tanpa
Univerity Press, Surabaya, hal. 47.
6
Freddy Tengker, 2007, Hak
Pasien, Mandar Maju, Bandung, hal. 33.
7 8
Ari Yunanto, 2010, Hukum Pidana Titik Triwulan Tutik, 2010,
Malpraktik Medik tinjauan dan Perspektif Perlindungan Hukum Bagi Pasien, Prestasi
Medikolegal, Andi ,Yogyakarta, hal. 19. Pustaka, Jakarta, hal. 11.
Dr. Anggraeni Endah Kusumaningrum, SH., M.Hum. Penerapan Hak... 25

membedakan unsur sara (suku, c. Hak atas informasi yang


agama, ras dan antar golongan); benar,jelas dan jujur mengenai
c. Jaminan keamanan, keselamatan kondisi dan jaminan barang
dan kenyamanan; dan/atau jasa;
d. Komunikasi yang baik dan d. Hak untuk didengar pendapat dan
memahami kebutuhan pasien. keluhannya atas barang dan/atau
Selain harapan tersebut, jasa yang digunakan;
terdapat beberapa hak yang dimiliki e. Hak untuk mendapatkan advokasi,
oleh seorang pasien yang harus perlindungan, dan upaya
dilakukan oleh dokter. Konsekwensi penyelesaian sengketa
seorang dokter dalam menjalankan perlindungan secara patut;
profesinya untuk merealisasikan hak- f. Hak untuk mendapatkan
hak yang dimiliki oleh pasien dengan pembinaan dan pendidikan
mengkomunikasikan setiap tindakan konsumen;
itu kepada pasiennya.Secara khusus g. Hak untuk diperlalukan atau
mengenai hak-hak konsumen diatur dilayani secara benar, jujur, serta
dalam undang-undang Nomor 8 tidak diskriminatif;
Tahun 1999 tentang Perlindungan h. Hak untuk mendapatkan
Konsumen, dimana dalam Pasal 4 kompensasi, ganti rugidan/atau
menyatakan bahwa hak seorang penggantian, apabila barang
konsumen adalah sebagai berikut : dan/atau jasa yang diterima tidak
a. Hak atas kenyamanan, keamanan sesuai dengan perjanjian atau
dan keselamatan dalam tidak sebagaimana mestinya;
mengkonsumsi barang dan/atau i. Hak-hak yang diatur dalam
jasa; ketentuan peraturan perundangan
b. Hak untuk memilih barang lainnya.
dan/atau jasa, serta mendapatkan Dari sembilan butir hak
barang dan/atau jasa tersebut konsumen yang diberikan diatas,
sesuai dengan nilai tukar dan terlihat bahwa sebenarnya masalah
kondisi, serta jaminan yang kenyamanan, keamanan dan
dijanjikan; keselamatan konsumen merupakan
Dr. Anggraeni Endah Kusumaningrum, SH., M.Hum. Penerapan Hak... 26

hal yang paling pokok dan utama Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 33 UU
dalam perlindungan konsumen. Hal Dasar Negara Republik Indonesia.
itu disebabkan karena penggunaan Selain memperoleh hak
barang dan/atau jasa yang tidak tersebut seorang konsumen juga
memberikan kenyamanan terlebih mempunyai kewajiban seperti yang
lagi yang tidak aman atau diatur dalam Pasal 5 UUPK yang
membahayakan keselamatan berupa :
konsumen, jelas tidak layak untuk a. Membaca atau mengikuti
diedarkan dalam masyarkat. petunjuk informasi dan prosedur
Selanjutnya untuk menjamin bahwa pemakaian atau pemanfaatan
suatu barang dan/atau jasa dalam barang dan/atau jasa, demi
penggunaannya akan aman, nyaman, keamanan dan keselamatan;
maupun tidak membahayakan b. Beritikad baik dalam melakukan
konsumen penggunaannya maka transaksi pembelian barang
konsumen diberikan hak untuk dan/atau jasa;
memilih barangdan/atau jasa yang c. Membayar sesuai dengan nilai
dikehendakinya berdasarkan atas tukar yang disepakati;
keterbukaan informasi yang benar, d. Mengikuti upaya penyelesaian
jelas dan jujur. hukum sengketa perlindungan
Selain itu apabila terdapat konsumen secara patut.
penyimpangan yang merugikan, Keempat kewajiban
maka konsumen berhak untuk konsumen tersebut dimaksudkan
didengar pendapatnya, memperoleh agar konsumen dapat memperoleh
advokasi, pembinaan, perlakuan hasil yang optimal atas perlindungan
yang adil, kompensasi serta ganti dan/atau kepastian hukum bagi
rugi. Hak-hak dalam UU dirinya.
Perlindungan Konsumen diatas Pasien sebagai konsumen
merupakan penjabaran dari pasal- kesehatan memiliki perlindungan diri
pasal yang bercirikan negara dari kemungkinan upaya pelayanan
kesejahteraan yaitu seperti dalam kesehatan yang tidak bertanggung
jawab seperti penelantaran. Pasien
Dr. Anggraeni Endah Kusumaningrum, SH., M.Hum. Penerapan Hak... 27

juga berhak atas keselamatan, hak atas kesehatan tersebut adalah


keamanan dan kenyamanan terhadap hak untuk memperoleh pelayanan
pelayanan dan jasa kesehatan yang kesehatan dari fasilitas pelayanan
diterimanya. Adanya hak tersebut kesehatan agar dapat mewujudkan
menjadikan konsumen akan derajat kesehatan yang setinggi-
terlindungi dari praktek profesi yang tingginya. Pasal 56 menyebutkan
mengancam keselamatan atau bahwa setiap orang berhak menerima
kesehatannya. atau menolak sebagian atau seluruh
Hak pasien yang lainnya tindakan pertolongan yang akan
sebagai konsumen adalah hak untuk diberikan kepadanya setelah
didengar dan mendapatkan ganti rugi menerima dan memahami informasi
apabila pelayanan yang mengenai tindakan tersebut secara
didapatkannya tidak seperti yang lengkap, Pasal 57 menyebutkan
diharapkan. Masyarakat sebagai bahwa setiap orang berhak atas
konsumen dapat menyampaikan rahasia kondisi kesehatan pribadinya
keluhannya kepada pihak rumah yang telah dikemukakan kepada
sakit sebagai upaya perbaikan rumah penyelenggara pelayanan kesehatan.
sakit dalam pelayanannya. Selain itu Pasal 58 menyatakan bahwa setiap
konsumen berhak untuk memilih berhak orang menuntut ganti rugi
dokter yang diinginkan dan berhak terhadap seseorang, tenaga
untuk mendapatkan opini kedua kesehatan, dan penyelenggara
(second opinion), juga berhak untuk kesehatan yang menimbulkan
mendapatkan rekam medik (medical kerugian akibat kesalahan atau
record) yang berisikan riwayat kelalian dalam pelayanan kesehatan
penyakit dirinya. yang diterimanya.
Selanjutnya hak-hak pasien Apabila dirumuskan maka
juga dijelaskan pada Undang- hak pasien sebagai konsumen
Undang no 36 Tahun 2009 tentang pelayanan medis yang ditentukan
Kesehatan , dimana dalam pasal 4 dalam Undang-undang Nomor 36
menyatakan bahwa setiap orang Tahun 2009 tentang Kesehatan
berhak atas kesehatan, maksud dari antara lain :
Dr. Anggraeni Endah Kusumaningrum, SH., M.Hum. Penerapan Hak... 28

a. Memperoleh informasi yang benar a. Memberikan informasi yang


dan lengkap tentang keadaan lengkap dan jujur tentang
dirinya; masalah kesehatannya;
b. Memberikan persetujuan ataupun b. Mematuhi nasihat dan petunjuk
penolakan terhadap terapi yang dokter atau dokter gigi;
dilakukan atas dirinya; c. Mematuhi ketentuan yang
c. Menjaga rahasia kedokteran berlaku disarana pelayanan
terkait dengan kondisi dan kesehatan; dan
layanan medis lainnya; d. Memberikan imbalan jasa atas
d. Memperoleh ganti rugi sebagai pelayanan yang diterimanya.
akibat dari adanya kesalahan dan Pada hakekatnya terdapat dua
kelalian dalam pelayanan instrumen hukum yang menjadi
kesehatan yang diterimanya. landasan kebijakan perlindungan
Kemudian dalam Pasal 52 hukum bagi konsumen yaitu :
dan Pasal 53 Undang Undang No 29 Pertama, Undang-Undang Dasar
Tahun 2004 tentang Praktik 1945 sebagai sumber dari segala
Kedokteran menyatakan bahwa sumber hukum di Indonesia, yang
pasien mempunyai hak antara lain menentukan bahwa pembangunan
adalah : nasional bertujuan untuk
a. Mendapatkan penjelasan secara mewujudkan masyarakat adil dan
lengkap tentang tindakan medik makmur. Tujuan pembangunan
sebagaimana dimaksudkan dalam nasional itu diwujudkan melalui
pasal 45 ayat 3; sistim pembangunan ekonomi yang
b. Meminta pendapat dokter atau demokratis sehingga mampu
dokter gigi lain; menumbuhkan dan mengembangkan
c. Mendapatkan pelayanan sesuai dunia yang memproduksi barang dan
dengan kebutuhan medik; jasa yang layak untuk dikonsumsi
d. Menolak tindakan medik; oleh masyarakat. Kedua, Undang-
e. Mendapatkan isi rekam medik. undang Nomer 8 Tahun 1999
Selanjutnya mengenai tentang Perlindungan Konsumen
kewajiban pasien adalah : (UUPK). Lahirnya UUPK ini
Dr. Anggraeni Endah Kusumaningrum, SH., M.Hum. Penerapan Hak... 29

memberikan harapan bagi konsumen negatif pemakaian barang dan


di Indonesia untuk memperoleh jasa;
perlindungan atas kerugian yang c. Meningkatkan pemberdayaan
diderita atas transaksi suatu barang konsumen dalam memilih,
dan jasa disamping itu UUPK menentukan dan menuntuthak-hak
menjamin adanya kepastian hukum sebagai konsumen;
bagi konsumen. d. Menciptakan sistim perlindungan
Dalam Pasal 1 butir 1 UUPK konsumen yang mengandung
menyebutkan bahwa perlindungan usnsur kepastian hukum dan
konsumen adalah segala upaya yang keterbukaan informasi serta akses
menjamin adanya kepastian hukum untuk mendapatkan informasi;
untuk memberi perlindungan kepada e. Menumbuhkan kesadaran pelaku
konsumen. Kepastian hukum untuk usaha mengenai pentingnya
memberikan perlindungan kepada perlindungan konsumen sehingga
konsumen itu antara lain adalah tumbuh sikap yang jujur dan
dengan meningkatkan harkat dan bertanggung jawab dalam
martabat konsumen serta membuka berusaha;
akses informasi tentang barang dan f. Meningkatkan kualitas barang dan
jasa baginya, serta jasa yang menjamin kelangsungan
menumbuhkembangkan sikap pelaku usaha produksi barang dan jasa
usaha yang jujur dan bertanggung kesehatan kenyamanan,
jawab. keamanan, dan keselamatan
Adapun tujuan perlindungan konsumen.
konsumen sesuai dengan Pasal 3 Selanjutnya mengenai
UUPK adalah : perlindungan hukum terhadap pasien
a. Meningkatakan kesadaran, sebagai konsumen dibidang medis
kemampuan dan kemandirian pada dasarnya diatur dalam pasal
konsumen untuk melindungi diri; 1365 KUHPerdata yang menyatakan
b. Mengangkat harkat dan martabat bahwa “tiap perbuatan melawan
konsumen dengan cara hukum yang membawa kerugian
menghindarkannya dari akses kepada orang lain mewajibkan orang
Dr. Anggraeni Endah Kusumaningrum, SH., M.Hum. Penerapan Hak... 30

yang karena salahnya menerbitkan setiap orang atas suatu akibat yang
kerugian tersebut”. timbul, baik fisik maupun non fisik
Sedangkan dalam UU no 36 karena adanya kesalahan kelalian
tahun 2009 tentang Kesehatan tenaga kesehatan. Perlindungan ini
disebutkan pula perlindungan pasien sangat penting karena akibat
yang diatur dalam pasal Pasal 58 kelalaian dan kesalahan itu mungkin
yang berisikan ketentuan sebagai dapat menyebabkan kematian atau
berikut : menimbulkan cacat yang permanen.
(1) Setiap berhak orang menuntut Kerugian fisik disini maksudnya
ganti rugi terhadap seseorang, adalah hilangnya atau tidak
tenaga kesehatan, dan berfungsinya seluruh atau sebagian
penyelenggara kesehatan yang organ tubuh sedangkan kerugian non
menimbulkan kerugian akibat fisik berkaitan dengan martabat
kesalahan atau kelalian dalam seseorang.
pelayanan kesehatan yang Apabila seseorang merasa
diterimanya. dirugikan oleh warga masyarakat
(2) Tuntutan ganti rugi sebagaimana lain, tentu ia akan menggugat pihak
dimaksud pada ayat (1) tidak lain itu agar bertanggung jawab
berlaku bagi tenaga kesehatan secara hukum atas perbuatannya.
yang melakukan tindakan Dalam hal ini diantara mereka
penyelamatan nyawa atau mungkin saja sudah terdapat
pencegahan kecacatan seseorang hubungan hukum berupa perjanjian
dalam keadaan darurat. dilapangan hukum keperdataan,
(3) Ketentuan mengenai tatacara tetapi dapat pula sebaliknya, sama
pengajuan tuntutan sebagaimana sekali tidak ada hubungan hukum
dimaksud pada ayat (1) diatur demikian.
sesuai dengan ketentuan Jika seseorang sebagai
peraturan perundang-undangan. konsumen melakukan hubungan
Pemberian hak atas ganti rugi hukum dengan pihak lain, dan pihak
merupakan suatu upaya untuk lain itu melanggar perjanjian yang
memberikan perlindungan bagi disepakati bersama, maka konsumen
Dr. Anggraeni Endah Kusumaningrum, SH., M.Hum. Penerapan Hak... 31

berhak menggugat pihak lawan a. Seorang pasien dapat


berdasarkan wanprestasi (ingkar dikategorikan sebagai konsumen
janji), namun bila sebelumnya tidak yaitu konsumen dalam pelayanan
ada perjanjian , konsumen tetap saja kesehatan dari dokter, dimana
memiliki hak untuk menuntut secara sebagai konsumen pasien
perdata yaitu melalui ketentuan bersikap awam atau kurang
perbuatan melawan hukum, memahami tentang penyakit yang
ketentuan tersebut memberikan dideritanya sehingga pasien
kesempatan untuk menggugat bersikap menerima apa saja
sepanjang terpenuhinya 4 (empat) terapi yang diberikan dokter
unsur yaitu terjadi perbuatan kepadanya.
melawan hukum, ada kesalahan b. Hubungan dokter dan pasien
(yang dilakukan pihak tergugat), ada terdapat perjanjian terapeutik
kerugian (yang diderita pihak akan menimbulkan hak dan
penggugat) serta ada hubungan kewajiban bagi keduanya.
kausal antara kesalahan dengan Pelaksanaan Hak dan kewajiban
kerugian itu. Apabila terdapat itu dilindungi oleh hukum
kesalahan atau kelalaian dari sebagaimana diatur dalam Pasal 4
tindakan medik yang dilakukan oleh UU No 8 Tahun 1999 tentang
tenaga medis dalam hal ini dokter, Perlindungan Konsumen,maupun
perawat atau asisten lainnya, maka Pasal58 Undang-undang No 36
dalam hal ini pihak konsumen pasien Tahun 2009 tentang Kesehatan,
yang menderita kerugian dapat meskipun pelaksanaannya sampai
menuntut ganti rugi. sekarang belum maksimal karena
masih banyak terjadi
C. PENUTUP dimasyarakat pengabaian
1. Kesimpulan terhadap hak-hak pasien. Oleh
Berdasarkan apa yang karena itu diperlukan sosialisasi
diuraikan diatas maka dapat secara terus menerus agar
disimpulkan : perlindungan terhadap pasien
sebagai konsumen jasa
Dr. Anggraeni Endah Kusumaningrum, SH., M.Hum. Penerapan Hak... 32

pelayanan kesehatan segera


Gunawan Wijaya & Ahmad Yani,
terwujud.
2001, Hukum Tentang
Perlindungan Konsumen, PT
Gramedia Pustaka Utama,
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.
Buku
Hermien Hadiati Koeswadji, 1984,
Ari Yunanto, 2010, Hukum Pidana Hukum dan Masalah Medik,
Malpraktik Medik tinjauan Airlangga Univerity Press,
dan Perspektif Medikolegal, Surabaya.
Andi ,Yogyakarta.
Janus Sidabalok, 2006,Hukum
Ahmadi Miru & Sutarman Yodo, Perlindungan Konsumen di
2005, Hukum Perlindungan Indonesia
Konsumen, PT Raja Grafindo Pertanggungjawaban
Persada, Jakarta. Menurut Hukum Perdata,
Raja Grafindo Persada,
Az Nasution, 2001, Hukum Jakarta.
Perlindungan Konsumen,
Diadit Media, Jakarta. Sudikno Martokusumo, 1999,
Mengenai Hukum: Suatu
___________,1999, Konsumen dan Pengantar, Liberty,
Hukum,Pustaka Sinar Yogyakarta.
Harapan, Jakarta.
Titik Triwulan Tutik,
Abdul Halim Barkatulah, 2008, 2010,Perlindungan Hukum
Hukum Perlindungan Bagi Pasien, Prestasi
Konsumen (Kajian Teoritis Pustaka, Jakarta.
dan Perkembangan
Pemikiran), Nusa Media, Sumber Hukum
Bandung.
Undang-undang Republik Indonesia
Bahder Johan Nasution, 2005, Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Hukum Kesehatan Perlindungan Konsumen.
(Pertanggungjawaban
Dokter), Rineka Cipta, Undang-undang Republik Indonesia
Jakarta. Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
Celina Tri Siwi Kristiyanti, 2008,
Hukum Perlindungan Undang-undang Republik Indonesia
Konsumen, Sinar Grafika, Nomor 29 Tahun 2004
Jakarta. tentang Praktek Kedokteran.

Freddy Tengker, 2007, Hak Pasien,


Mandar Maju, Bandung.

S-ar putea să vă placă și