Sunteți pe pagina 1din 13

PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

OLEH DINAS KESEHATAN DI KECAMATAN PANGKALAN


KERINCI KABUPATEN PELALAWAN

Oleh:
Idriansyah
Email: idrian.syah11@gmail.com
Pembimbing: HarapanTua

Program Studi Administrasi - Jurusan Ilmu Administrasi Negara


Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu PolitikUniversitas Riau
Kampus bina widya jl. H.R. SoebrantasKm. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293-
Telp/Fax. 0761-63277

Abstract

The purpose of this study was to determine disease control Dengue


Hemorrhagic Fever conducted by the Department of Health in the District of
Pangkalan Kerinci, Pelalawan and to mengetaui factor of any factor that inhibits
disease control Dengue Hemorrhagic Fever by Public Health Service, the
concepts used in the theory proposed Lubis (2000 : 105), which expresses the
control is a function that regulates and directs how the implementation of a
planned program and other administrative activities, either in the form of
management of the arrangements, procedures and through action to intervene to
allow the optimization of the implementation of a program plan. The results of this
study indicate that the development of mass media and outreach to the community
about the disease Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in the District of
PangkalanKerinci is still not good it is in because of less intensive DHO
Palalawan in propagating his program, Investigations Epidemiology conducted by
PHC Berseri District of Pangkalan Kerinci is good, Mobilization society through
Pemberantasan mosquito nest (PSN) in the District of Pangkalan Kerinci
somewhat less than effective this is due to lack of participation, Abatesasi
performed by PHC Berseri District of Pangkalan Kerinci still not effective, this is
due to lack of education about the use of abate to the public, Fogging is carried
out by the District Health Office Palalawan still less than optimal because it is a
new Pelalawan District Health Office will conduct fogging after reports an
epidemiological survey conducted by Radiant Health Center District of Pangkalan
Kerinci.

Keywords: Control, of Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)

PENDAHULUAN ditularkan melalui gigitan nyamuk


Demam Berdarah (aedes aegypti),
Demam Berdarah Dengue Indonesia tercatat sebagai salah satu
(DBD) merupakan salah satu Negara yang merupakan Daerah
Penyakit mematikan yang menyerang endemis penyebaran penyakit Demam
manusia dewasa ini.Penyakit yang Berdarah Dengue (DBD).Hampir
disebabkan oleh virus dengue tersebut seluruh Provinsi dan Kabupaten/ Kota

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 1


di Indonesia terjangkit Demam nyamuk Aedes Aegypti, selain itu
Berdarah Dengue (DBD)setiap tahun. modifikasi lingkungan juga tidak
Dalam Laporan Departemen dilaksanakan dengan baik,
Kesehatan RI Tahun 2008 diantaranya fentilasi tempat keluar
menyebutkan terdapat 337-374 Kasus masuknya udara dirumah yang tidak
Demam Berdarah Dengue (DBD) di menggunakan kassa, sehingga dapat
Negeri ini perhari, dengan angka memudahkan nyamuk masuk
kematian tiga-empat orang perhari. kedalam rumah dan juga tanaman liar
(Hastuti, 2008:3). seperti rumput disekitar rumah
Sebagai bagian dari wilayah dibiarkan tumbuh serta tumpukan
Indonesia yang tidak terpisahkan, sampah yang banyak jika terkena
Provinsi Riau tidak luput dari hujan akan menjadi tempat
penyebaran penyakit Demam perindukan alami nyamuk Aedes
Berdarah Dengue (DBD) tersebut, di Aegypti. Dan dibeberapa titik sanitasi
Provinsi Riau terdapat 12 pengairan/ selokan yang tidak lancar
Kabupaten/Kota salah satu kabupaten sehingga menyebabkan genangan air.
yang endemis dengan penyakit serta kurangnya kewaspadaan
Demam Berdarah Dengue (DBD) masyarakat terhadap penyebaran
adalah Kabupaten Pelalawan, di penyakit demam berdarah. hal inilah
Kabupaten Pelalawan terdapat 12 yang mendukung bertambahnya
Kecamatan dan Kecamatan yang penderita demam berdarah dari tahun
endemis dengan penyakit Demam ketahun di Kecamatan Pangkalan
Berdarah Dengue (DBD) adalah Kerinci. Kondisi tersebut dikarenakan
Kecamatan Pangkalan Kerinci, kurangnya kesadaran dan partisipasi
Kecamatan Pangkalan Kerinci masyarakat untuk menjaga kebersihan
merupakan Kecamatan yang lingkungannya.
menyumbang Angka Tertinggi atas Adapun Program
Kasus dan Kematian Demam Pengendalian yang dilakukan oleh
Berdarah Dengue (DBD) beberapa Dinas Kesehatan Kabupaten
Tahun terakhir dan pada bulan Maret Pelalawan dalam mengendalikan
2016 Kabupaten Pelalawan telah penyakit Demam Berdarah Dengue
menyandang status Kejadian Luar (DBD) kepada masyarakat meliputi :
Biasa (KLB) atas kasus Demam Pengembangan media promosi dan
Berdarah Dengue (DBD), dan informasi sadar penyakit DBD dan
penyebaran penyakit Demam Penyuluhan kepada masyarakat
Berdarah Dengue (DBD) di mengenai penyakit Demam Berdarah
Kabupaten pelalawan tidak merata. Dengue (DBD), Penyelidikan
Dari hasil Observasi yang Epidemiologi, penggerakan
dilakukan peneliti di Kecamatan masyarakat untuk Pemberantasan
Pangkalan Kerinci, saat memasuki Sarang Nyamuk, Abatesasi dan
musim penghujan, kesadaran Fogging. Pengendalian penyakit
masyarakat untuk menjaga kebersihan Demam Berdarah Dengue (DBD)
lingkungan sangat rendah, masih yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan
banyak terdapat sampah dilingkungan Kabupaten Pelalawan meliputi Upaya
perumahan seperti kaleng, botol, Preventif dan Upaya Represif.
wadah plastik bekas, ban bekas yang
didalamnya terdapat genangan air, Penanganan secara cepat
sehingga memungkinkan untuk Penyakit Demam Berdarah Dengue
menjadi tempat perkembangbiakan (DBD) di Kecamatan Pangkalan

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 2


Kerinci selalu menjadi masalah “PengendalianPenyakit Demam
karena Dinas Kesehatan belum bisa Berdarah Dengue (DBD) Oleh
menjalankan programnya secara Dinas Kesehatan di Kecamatan
keseluruhan dalam menangani kasus Pangkalan Kerinci Kabupaten
Demam Berdarah Dengue (DBD). Pelalawan”.
Kegiatan fogging sering terlambat
dilakukan, hal ini dikarenakan Rumusan Masalah
petugas Dinas Kesehatan Kabupaten
Pelalawan baru akan melakukan
Berdasarkan fenomena yang
penanganan setelah adanya laporan
telah penulis paparkan sebelumnya
melaui prosedur yang panjang
maka penulis menetapkan Rumusan
terlebih dahulu, prosedur panjang
permasalahan sebagai berikut :
yang dimaksud adalah adanya laporan
1. BagaimanakahPengendalianPeny
penderita/ tersangka Demam
akit Demam Berdarah Dengue
Berdarah Dengue (DBD) dari pihak
(DBD) Oleh Dinas Kesehatandi
Puskesmas kepada Dinas Kesehatan
Kecamatan Pangkalan Kerinci
kemudian pihak Puskesmas
Kabupaten Pelalawan?
melakukan penyelidikan
2. Faktor-faktor apa saja yang
epidemiologi/ pemeriksaan jentik
menghambatPengendalian
nyamuk dan pencarian penderita
Penyakit Demam Berdarah
Demam Berdarah Dengue (DBD) dan
Dengue (DBD) Oleh Dinas
20 rumah disekitarnya, bila dijumpai
Kesehatan di Kecamatan
penderita/ tersakangka Demam
Pangkalan Kerinci Kabupaten
Berdarah Dengue (DBD) pada hari itu
Pelalawan?
dan seminggu sebelumnya lebih dari
3 orang barulah petugas Dinas Tujuan penelitian
Kesehatan melakukan Fogging, akan a. Untuk mengetahui
tetapi jika ditemukan penderita/ PengendalianPenyakit Demam
tersangka Demam Berdarah Dengue Berdarah Dengue (DBD) Oleh
(DBD) pada hari itu atau seminggu Dinas Kesehatandi Kecamatan
sebelumnya kurang dari 3 orang maka Pangkalan Kerinci Kabupaten
fogging tidak dapat dilaksanakan Pelalawan.
karena yang disemprotkan adalah b. Untuk mengetahui faktor-faktor
partikel obat (Insektisida) yang apa saja yang
menimbulkan asap dan bersifat racun. menghambatPengendalianPenyaki
Fenomena-fenomena diatas t Demam Berdarah Dengue(DBD)
menunjukkan bahwa kurang Oleh Dinas Kesehatandi
Optimalnya Peran Dinas Kecamatan Pangkalan Kerinci
Kesehatan Kabupaten Pelalawan Kabupaten Pelalawan.
dalam menekan perkembangan
jumlah kasus Demam Berdarah Manfaat penelitian
Dengue (DBD) dilingkungan a. Secara teoritis penelitian ini
masyarakat yang terus terjadi dari diharapkan dapat memberikan
Tahun ke Tahun dan penangannya informasi dan sumbangan
belum berhasil secara keseluruhan, pemikiran dalam rangka
Berdasarkan fenomena diatas maka pengembangan ilmu pengetahuan
penulis tertarik untuk melakukan khususnya di Bidang Ilmu
penelitian dengan judul

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 3


Administrasi Negara dan e. Pengendalian harus berorientasi
Pemerintah Daerah. pada rencana dan tujuan yang
b. Secara Praktis, hasil penelitian ini telah ditetapkan. (Pland and
diharapkan dapat memberikan Objective Oriented).
masukan positif bagi Dinas f. Pengendalian dilakukan terutama
Kesehatan dan kecamatan pada tempat-tempat strategis atau
pangkalan kerinci, diharapkan kegiatan-kegiatan yang sangat
hasil kajian ini bermanfaat untuk menetukan atau Control By
PengendalianPenyakit Demam Exeption.
Berdarah Dengue (DBD), di g. Pengendalian harus membawa
Kecamatan Pangkalan Kerinci. dan mempermudah melakukan
tindakan perbaikan.
Konsep Teoritis Agar tujuan tersebut tercapai,
a. Konsep Pengendalian akan lebih baik jika tindakan
pengendalian dilakukan sebelum
Menurut Lubis (2007:105)
terjadi penyimpangan-penyimpangan
pengendalian adalah fungsi yang
sehingga lebih bersifat mencegah
mengatur dan mengarahkan cara
(Preventif Control) dibandingkan
pelaksanaan dari suatu rencana,
dengan tindakan pengendalian
program, dan kegiatan disamping
sesudah terjadi penyimpanagan
fungsi-fungsi administrasi lainnya,
(Represive Control). (Soemirat,
baik dengan pengaturan dalam bentuk
2005:132).
tatalaksana, prosedur maupun melalui
tindakan turun tangan untuk Pengendalian sebelum
memungkinkan optimasi terjadinya kasus dikenal dengan
penyelenggaraan suatu rencana upaya promotif. Upaya promotif juga
program oleh unsur dan unit disebut dengan Sosialisasi atau
organisasi pelaksana. Komunikasi kesehatan. Horton dan
Adapun prinsip - prinsip Hunt dalam (Sutaryo, 2005:156),
pengendalian menurut Silalahi mengatakan bahwa sosialisasi adalah
(1996:303), yaitu; suatu proses dimana seseorang
a. Pengendalian harus berlangsung menghayati norma-norma kelompok
terus-menerus dengan dimana dia hidup sehingga timbulah
pelaksanaan kegiatan atau diri yang unik.
pekerjaan.
Upaya promotif
b. Pengendalian harus menemukan,
mengutamakan informasi kesehatan
menilai dan menganalisis data
yang mendukung prioritas sasaran
tentang pelaksanaan pekerjaan
program pengendalian. Hal ini juga
secara objektif.
sesuai dengan program penyuluhan
c. Pengendalian bukan semata-mata
kesehatan masyarakat yang bertujuan
untuk mencari kesalahan tetapi
untuk mengubah perilaku perorangan,
juga mencari dan menemukan
keluarga dan masyarakat agar
kelemahan dalam pelaksanaan
semuanya dalam rangka membina dan
pekerjaan.
melestarikan prilaku hidup sehat dan
d. Pengendalian tidak menghambat
lingkungan sehat, serta berperan aktif
pelaksanaan pekerjaan tetapi
dalam upaya mewujudkan derajat
harus menciptakan efesiensi (hasil
guna) dan harus fleksibel.
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 4
kesehatan yang optimal. c. Abatesasi (Larvasiding)
(Tjiptoherianto, 1999:155). d. Penyemprotan/ fogging
Adapun bentuk-bentuk
promosi kesehatan dalam upaya Hal yang perlu diperhatikan
pengendalian sebelum terjadinya dalam perencanaan pengendalian
penyakit Demam Berdarah Dengue menurut Azwar (1996:58),antara lain:
(DBD) antara lain : a. Penetapan urutan prioritas
a. Sosialisasi melalui media massa, kegiatan, disesuaikan dengan
baik menggunakan media cetak ( efektivitas dan efesiensi kegiatan
poster, Koran, spanduk, brosur tersebut,
dan sebagainya ), maupun media b. Penyusunan jadwal dan anggaran
elektronik yaitu radio dan televise kegiatan.
lokal. Menurut Ryadi
b. Penyuluhan secara langsung (2000:147),Adapun faktor yang
kepada masyarakat yang menyebabkan gagalnya suatu
bertujuan untuk mengubah prilaku pelaksanaan Program pengendalian
perorangan, keluarga dan Demam Berdarah Dengue (DBD)
masyarakat agar semuanya dalam antara lain :
rangka membina dan melestarikan a. Prilaku masyarakatyaitu
prilaku hidup sehat dan pengetahuan masyarakat
lingkungan sehat, serta berperan mengenai penyakit Demam
aktif dalam upaya mewujudkan Berdarah Dengue (DBD) dan
derajat kesehatan yang optimal peningkatan perilaku
(Tjiptoherianto, 1999:155). perseorangan masyarakat tersebut
Sedangkan pengendalian dalam menjaga kesehatan dirinya
setelah terjadinya kasus yakni dalam melalui berbagai upaya
hal penanggulangan Demam pencegahan penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) merupakan Berdarah Dengue (DBD).
upaya pencegahan pengetahuan masyarakat
(Represive)penyebaran penyakit baik mengenai Demam Berdarah
saat terjadi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang meliputi:
Dengue (DBD) disuatu wilayah pengertian, tatalaksana, penyebab,
dengan melakukan penyelidikan pengobatan dan pencegahan.
Epidemiologi dan deteksi dini b. Perilaku petugas yaitu
terhadap adanya penyakit, maupun kemampuan/ketanggapan petugas/
pencegahan terjadinya komplikasi tenaga kesehatan untuk
buruk melalui upaya pemutusan mata menangani penyakit Demam
rantai penularan penyakit melalui Berdarah Dengue (DBD) dan
kegiatan Fogging dan Abatesasi untuk memberikan penangan
(Tjiptoherianto, 1999:156). secara cepat.
Menurut Nadesul (2007:140)
Adapun upaya pengendalian setelah Sedangkan Soemirat
terjadinya kasus penyakit DBD (2005:132) mengemukakan beberapa
dilakukan dengan cara sebagai faktor utama dalam menentukan
berikut: alternative Program Pengendalian
a. Penyelidikan Epidemiologi Penyakit Demam Berdarah Dengue
b. Penggerakan masyarakat untuk (DBD), antara lain:
Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN)
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 5
a. Tingkatkan kekuatan host dengan b. Faktor lingkungan, Faktor
sosialisasi, penyuluhan dan lingkungan adalah termasuk
pelatihan. segala sesuatu yang berada diluar
b. Pengendalian lingkungan yaitu agent dan penjamu. Faktor-faktor
dengan menghilangkan transmisi yang termasuk dalam lingkungan
(memutuskan mata rantai) dengan sehubungan dengan kejadian
cara modifikasi lingkungan dan Demam Berdarah Dengue (DBD)
pengendalian vektor, fogging, diantaranya adalah kualitas
abtesasi dan sebagainya. pemukiman, ketinggian tempat,
c. Pengendalian sumber agent curah hujan, iklim, kepadatan
dengan upaya pengobatan, penduduk dan kepadatan nyamuk.
pengendalian reservoir hewan dan c. Faktor sumber daya kesehatan
fisik, serta deteksi kasus secara adalah termasuk dalam
efektif. ketersediaan tenaga kesehatan dan
sumber daya fisik, ketersediaan
Menurut Jhon Gordon dalam sumber daya kesehatan sangat
Muninjaya(2004:10), terjangkitnya berperan penting dalam
suatu penyakit Demam Berdarah pengendalian penyakit Demam
Dengue (DBD) disebabkan oleh lebih Berdarah Dengue (DBD).
dari satu faktor (Multiple
causal).Faktor-faktor tersebut adalah
faktor prilaku (Host), faktor Metode Penelitian
lingkungan dan sumber daya
kesehatan. Berdasarkan keterangan Penelitian ini dilakukan di
tersebut dapat dikatakan bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten
terjadinya insiden Demam Berdarah Pelalawan yang berada di Kecamatan
Dengue (DBD) disebabkan oleh Pangkalan Kerinci.
faktor-faktor berikut ini: Penelitian ini menggunakan
Metode Penelitian Kualitatif seperti
a. Faktor Prilaku (Host), Host yang Menurut (Djam’an Satori, 2010:22)
dimaksud adalah manusia yang metode kualitatif ini merupakan
kemungkinan terdapat penyakit produser penelitian yang
Demam Berdarah Dengue (DBD). menghasilkan data diskriptif berupa
dalam penularan Demam kata-kata tertulis atau lisan dari
Berdarah Dengue (DBD) faktor orang-orang dan prilaku yang
manusia erat kaitannya dengan diamati.
perilaku seperti peran serta dalam Selain itu penelitian ini juga
kegiatan pemberantasan vector menggunakan penelitian kualitatif
dimasyarakat dan mobilitas dengan tradisi studi kasus (Creswell,
penduduk yaitu pergerakan dan YM. 2006:61) menjelaskan
penduduk yang tinggi bahwa studi kasus merupakan
memudahkan penyebarluasan fenomena-fenomena konteporer
Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam konteks kehidupan nyata ketika
dari suatu tempat ketempat lain. balasan antara fenomena dan
Faktor lainnya adalah faktor umur kontekstidak terbukti secara jelas
dan kondisi individu yang dengan menggunakan berbagai
masing-masing berada dalam sumber termasuk observasi,
mempertahankan daya tahan wawancara, dan dokumentasi.
tubuhnya.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 6


Jenis dan Sumber Data Data Dalam penelitian ini peneliti
Primer Yaitu data yang dikumpulkan menggunakan Dokumen tentang
secara langsung melalui Wawancara Rekap Data Kasus Pengendalian
pada pertanyaaan yang telah Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
diberikan untuk memperoleh (P2PL) Demam Berdarah Dengue
informasi tentang pelaksanaan (DBD) yang diperoleh dari Dinas
program pengendalian penyakit Kesehatan Kabupaten Pelalawan
Demam Berdarah Dengue (DBD), berupa buku dan brosur.
kemudian pengamatan langsung pada
situasi lokasi penelitian. Data Analisis Data
Sekunder yaitu data yang diperoleh
dari dokumen Dinas Kesehatan Dalam menganalisa data yang
Kabupaten Pelalawan, Perkembangan peneliti peroleh dari data primer
jumlah Kasus Penderita Demam maupun sekunder, peneliti
Berdarah Dengue (DBD), anggaran menggunakan teknik deskriptif
program kegiatan pengendalian kualitatif yakni analisa yang berupa
penyakit DBD dan prosedur uraian, peneliti berusaha memberikan
pelaksanaan program pengendalian gambaran terperinci berdasarkan
penyakit Demam Berdarah Dengue kenyataan-kenyataan yeng ditemukan
(DBD). dilapangan menegenai Peranan Dinas
Kesehatan dalam Pengendalian
Teknik Pengumpulan Data Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) di Kecamatan Pangkalan
a. Observasi Kerinci Kabupaten Pelalawan.
Dalam teknik pengumpulan HASIL PENELITIAN DAN
data ini, peneliti mengamati apa yang PEMBAHASAN
dikerjakan petugas pelaksana,
mendengarkan apa yang mereka PengendalianPenyakit Demam
ucapkan dan berpartisipasi dalam Berdarah Dengue (DBD) di
aktifitas pengendalian penyakit Kecamatan Pangkalan Kerinci
Demam Berdarah Dengue(DBD) Kabupaten Pelalawan
yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Pelalawan beserta UPTD- Pengendalian Penyakit
nya di Kecamatan Pangkalan Kerinci. Demam Berdarah Dengue (DBD)
b. Wawancara oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Wawancara dilakukan kepada Pelalawan merupakan serangkaian
informen yaitu kepala Dinas usaha mulai dari sosialisasi,
Kesehatan, Kepala bidang Pencegahan, dan pemberantasan
Pengendalian Penyakit dan wabah penyebab
Penyehatan Lingkungan (P2PL), penyakit.Pengendalian tersebut
Kepala bidang Kesehatan Keluarga dilakukan melalui upaya sebelum dan
dan Promosi Kesehatan, Kepala seksi sesudah terjadinya kasus.Yang mana
Pengendalian Penyakit, Kasi pada intinya pengendalian ini sama-
Pemberantasan penyakit bersumber sama bersifat atau bertujuan untuk
binatang dan menular langsung, mencegah atau menekan penyebaran
Kepala Puskesmas, masyarakat serta penyakit Demam Berdarah Dengue
pihak-pihak terkait yang berhubungan (DBD) dilingkungan masyarakat
dalam penelitian ini. (Preventif Control).Oleh karena itu
c. Dokumentasi PengendalianPenyakit Demam
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 7
Berdarah Dengue (DBD) yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan merujuk pada
kepada masyarakat secara garis besar petunjuk teknis (Protap) mengenai
dapat dikelompokkan menjadi upaya pencegahan dan pemberantasan
Pengendalian sebelum terjadinya penyakit menular Demam Berdarah
kasus (Preventif) dan setelah Dengue (DBD) yang ditetapkan oleh
terjadinya kasus (Represif). Departemen Kesehatan.

Upaya Preventif
1. Penyelidikan Epidemiologi
Dalam upaya pengendalian (Setelah adanya laporan)
sebelum terjadinya kasus (Preventif),
yaitu dengan mensosialisasikan penyelidikan epidemiologi
informasi mengenai upaya adalah kegiatan pencarian penderita
pencegahan penyakit Demam dan jentik-jentik nyamuk penular
Berdarah Dengue (DBD) kepada Demam Berdarah Dengue (DBD)
masyarakat, Dinas Kesehatan dirumah penderita dan rumah-rumah
Kabupaten Pelalawan menggunakan sekitarnya dalam radius sekurang-
tipe komunikasi massa dan juga kurangnya 100 meter, serta tempat-
komunikasi kelompok. Yaitu melalui tempat umum yang diperkirakan
sosialisasi menggunakan media massa menjadi sumber penularan penyakit
dan sosialisasi melalui penyuluhan. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Dari hasil observasi dan lebih lanjut.
wawancara maka diketahui bahwa Dari hasil observasi dan
pelaksanaan pengendalian sebelum wawancara diketahui bahwa pada
terjadinya kasus (preventif) yang pelaksanaannya, upaya pengendalian
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Represif yang dilakukan oleh Dinas
Kabupaten Pelalawan dalam Kesehatan terlebih dahulu melalui
mensosialisasikan informasi protab atau proses yang panjang.
mengenai penyakit Demam Berdarah Sehingga penanganan secara cepat
Dengue (DBD) kepada masyarakat tidak dapat dilakukan, hal tersebut
baik menggunakan media massa menyebabkan penyebaran penyakit
maupun penyuluhan secara langsung Demam Berdarah Dengue (DBD)
kepada masyarakat adalah kurang semakin meningkat. Selain itu tidak
baik. Hal tersebut dikarenakan kurang adanya inisiatif petugas Dinas
intensifnya Dinas Kesehatan dalam Kesehatan untuk melakukan
mempropagandakan programnya pengamatan langsung dilingkungan
ditambah lemahnya akses masyarakat masyarakat, sehingga Dinas
terhadap sumber informasi, minimnya Kesehatan kurang tanggap dalam
intensitas kegiatan penyuluhan mengendalikan penyakit Demam
mengenai penyakit Demam Berdarah Berdarah Dengue (DBD) di
Dengue (DBD) yang hanya dilaksanakan Kecamatan Pangkalan Kerinci karena
apabila sudah terjadi kasus saja. hanya menunggu laporan dan
melakukan pengendalian setelah
Upaya Represif terjadinya kasus.
2. Penggerakan Masyarakat
Sedangkan pengendalian melalui Pemberantasan Sarang
setelah terjadinya kasus Demam Nyamuk (PSN)
Berdarah Dengue (DBD) yang

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 8


Pemberantasan Sarang berarti kendati program Abatesasi
Nyamuk adalah kegiatan masih tetap dilakukan, namun
pemberantasan sarang nyamuk pelaksanaannya masih kurang efektif
dengan menguras tempat-tempat karena belum meliput seluruh rumah
penampungan air, menutup rapat- yang harus mendapat Abate, dan
rapat tempat penampungan air, dan Abatesasi tidak rutin dilakukan
mengubur dan menyingkirkan sehingga pertumbuhan populasi
barang-barang bekas dan sampah- nyamuk Aedes Aegyptiakan terus
sampah lainnya yang dapat mengikuti pertumbuhan alaminya.
menampung air hujan sehingga dapat Rendahnya tingkat penggunaan
menjadi tempat berkembang biaknya Bubuk Abate oleh masyarakat yang
nyamuk Aedes Aegypti penyebab menyebabkan pengendalian penyakit
penyakit Demam Berdarah Dengue Demam Berdarah Dengue (DBD)
(DBD). melalui program Abatesasi menjadi
Dari hasil observasi dan kurang efektif. Hal ini dapat
wawancara diketahui bahwa kurang dikendalikan melalui tindakan turun
efektifnya pelaksanaan tangan petugas Puskesmas untuk
Pemberantasan Sarang Nyamuk oleh membagikan Bubuk Abate tersebut
masyarakat di Kecamatan Pangkalan dan memberikan penyuluhan tentang
Kerinci, disebabkan karena penggunaan Bubuk Abate tersebut,
kurangnya kesadaran dan kemauan sehingga mendorong keinginan
yang dimiliki oleh masyarakat untuk masyarakat untuk menggunakan
hidup sehat dan bersih kondisi ini bubuk abate tersebut.
menyebabkan lingkungan masyarakat 4. Fogging
tersebut semakin berpotensi untuk Fogging/ Pengasapan
terjangkit penyakit Demam Berdarah merupakan upaya pemberantasan
Dengue (DBD). penyebaran penyakit Demam Bedarah
3. Abatesasi Dengue (DBD) yang diarahkan untuk
Abatesasi merupakan satu menghilangkan tempat perindukan
kegiatan pengendalian penyakit nyamuk Aedes Aegypti yang ada
Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam lingkungan permukiman
dengan cara memberantas jentik penduduk, yang disemprotkan adalah
nyamuk penyebab penyakit Demam partikel obat (Insektisida) yang
Berdarah Dengue (DBD), dalam menimbulkan asap dan bersifat racun.
kegiatan pengendalian penyakit Dari hasil observasi dan
Demam Berdarah Dengue (DBD) wawancara yang telah penulis
melalui kegiatan Abatesasi, Dinas lakukan, maka dapat diketahui bahwa
Kesehatan Kabupaten Pelalawan pada saat kegiatan Fogging dilakukan
berperan sebagai penyedia Bubuk kebanyakan masyarakat di Kecamatan
Abate, dan untuk penyalurannya Pangkalan Kerinci tidak mau
diberikan kepada Puskesmas Berseri. rumahnya dilakukan fogging, hal ini
Dari hasil wawancara dan dikarenakan masyarakat di
observasi diketahui bahwa rendahnya Kecamatan Pangkalan Kerinci
tingkat penggunaan Bubuk Abate beranggapan kegiatan fogging ini
oleh masyarakat di Kecamatan tidak baik untuk kesehatan dan
Pangkalan Kerinci dikarenakan Abate bersifat racun.dan Pelaksanaan
bersifat kimiawi yang mengandung Pengendalian Program Penyakit
racun, sehingga masyarakat takut Demam Berdarah Dengue (DBD) di
untuk menggunakannya. Hal ini Kecamatan Pangkalan Kerinci kurang
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 9
optimal. Hal tersebut dikarenakan berkurang dan tidak mempunyai
Dinas Kesehatan Kabupaten kesempatan untuk menularkan
Pelalawan lebih cenderung penyakit Demam Berdarah Dengue
melakukan penanganan setelah (DBD).
terjadinya kasus. Dari hasil observasi yang
Faktor-faktor yang Menghambat dilakukan peneliti di Kecamatan
Pengendalian Penyakit Demam Pangkalan Kerinci, diketahui bahwa
Berdarah Dengue (DBD) Oleh kondisi lingkungan disekitar tempat
Dinas Kesehatan Kabupaten tinggal penderita Demam Berdarah
Pelalawan di Kecamatan Dengue (DBD) kurang bersih dan
Pangkalan Kerinci modifikasi lingkungan tidak
1. Faktor Prilaku (Host) dilaksanakan dengan baik. Kurangnya
Perilaku manusia dapat pengendalian lingkungan oleh
menunjang terjadinya penyakit masyarakat ditambah dengan kondisi
Demam Berdarah Dengue (DBD). pemukiman yang padat menyebabkan
faktor perilaku tersebut berkaitan penularan penyakit Demam Berdarah
dengan pengetahuan, dimana Dengue (DBD) menjadi cepat
pengetahuan merupakan desain yang menyebar.Kondisi tersebut
sangat penting untuk terbentuknya dikarenakan kurangnya kesadaran dan
tindakan seseorang dan pengetahuan partisipasi masyarakat untuk menjaga
dapat mempengaruhi prilaku kebersihan lingkungannya.
seseorang.
Dari hasil observasi dan 3. Faktor Sumber Daya
wawancara di Kecamatan Pangkalan Kesehatan
Kerinci, diketahui bahwa pada Ketersedian Sumber Daya
umumnya warga memakai air sumur Kesehatan merupakan faktor penting
sendiri dan sebagian besar dalam pelaksanaanPengendalian
menyimpan persedian air bersih Program Penyakit Demam Berdarah
tesebut didalam ember besar untuk Dengue (DBD) di Kecamatan
keperluan sehari-hari, dan lingkungan Pangkalan Kerinci. Sumber daya
kurang bersih karena masih banyak tersebut berupa adanya kerjasama
terlihat tumpukan sampah didepan lintas program dan lintas sektor,
dan samping rumah masih adanya ketersediaan tenaga kesehatan
genangan serta penampungan air (Sumber Daya Manusia) maupun
dirumah beberapa warga, selain hal Sumber Daya Fisik seperti
tersebut menurut penjelasan warga ketersediaan anggaran dan peralatan
masih ada kebiasaan menggantung pengendalian serta sarana kesehatan
baju kotor hal ini merupakan tempat di Kecamatan Pangkalan Kerinci.
bertenggernya nyamuk. Kebiasaan Pengendalian Program
dan kondisi lingkungan tersebut penyakit Demam Berdarah Dengue
merupakan faktor yang berperan dalam (DBD) akan tercapai secara optimal
berkembangnya nyamuk penyebab apabila telah tercapainya kerjasama
Demam Berdarah Dengue (DBD). dari semua unsur/ elemen sebagai
penggerak, baik masyarakat, Dinas
2. Faktor Lingkungan Kesehatan, maupun Puskesmas.
Pengelolaan lingkungan Untuk itu diperlukan koordinasi lintas
adalah mengusahakan agar kondisi program dan lintas sektor terkait
lingkungan tidak disenangi oleh dalam pelaksanaan pencegahan dan
nyamuk sehingga umur nyamuk
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 10
pemberantasan penyakit Demam Kecamatan Pangkalan Kerinci masih
Berdarah Dengue (DBD) tersebut. kurang baik hal tersebut di karenakan
Dari hasil wawancara yang kurang intensifnya Dinas Kesehatan
dilakukan dapat diketahui bahwa Kabupaten Pelalawan dalam
kerjasama lintas sektor yang ada pada mempropagandakan programnya
saat ini belum dilaksanakan secara ditambah lemahnya akses masyarakat
optimal, masing-masing sektor masih terhadap sumber informasi serta
bekerja sendiri-sendiri. Faktor penting kegiatan penyuluhan mengenai
lainnya adalah ketersediaan petugas penyakit Demam Berdarah Dengue
pelaksana kegiatan dalam (DBD) yang hanya dilaksanakan
mengendalikan penyakit Demam apabila sudah terjadi kasus.
Berdarah Dengue (DBD), tenaga Penyelidikan Epidemiologi
kesehatan masyarakat merupakan yang dilakukan oleh Puskesmas
bagian dari sumber daya manusia Berseri Kecamatan Pangkalan Kerinci
yang sangat penting peranannya sudah baik, pihak Puskesmas Berseri
dalam pengendalian penyakit Demam langsung melakukan kegiatan
Berdarah Dengue (DBD), upaya Penyelidikan Epidemiologi apabila
preventif dilaksanakan untuk mendapat laporan dari masyarakat
meningkatkan kemandirian dan peran bahwa dilingkungan tempat tinggal
serta masyarakat untuk itu diperlukan mereka terjadi kasus Demam
penyuluhan kesehatan masyarakat Berdarah Dengue (DBD), akan tetapi
yang berkesinambungan sehingga dalam pelaporan kasus Demam
dicapai tingkat kemandirian Berdarah Dengue (DBD) sering kali
masyarakat dalam pencegahan sudah sangat terlambat.
penyakit Demam Berdarah Dengue Penggerakan Masyarakat
(DBD). melalui Pemberantsan Sarang
Dari uraian yang telah penulis Nyamuk (PSN) di Kecamatan
paparkan sebelumnya maka dapat Pangkalan Kerinci terbilang masih
diketahui bahwa faktor-faktor yang kurang efektif hal ini dikarenakan
berpengaruh terhadap Pelaksanaan kurangnya peran serta masyarakat
Pengendalian Program Penyakit untuk menjaga kesehatan diri dan
Demam Berdarah Dengue (DBD) di lingkungannya seperti melakukan
Kecamatan Pangkalan Kerinci antara upaya pemberantasan sarang nyamuk
lain ; Faktor Prilaku, Faktor (PSN), sehingga pencegahan penyakit
Lingkungan dan Faktor Ketersediaan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Sumber Daya Kesehatan. secara dini tidak dapat dilakukan.
Abatesasi yang dilakukan oleh
Puskesmas Berseri Kecamatan
SIMPULAN DAN SARAN Pangkalan Kerinci masih kurang
Simpulan efektif, hal ini dikarenakan kurangnya
Upaya preventif yang penyuluhan tentang penggunaan abate
dilakukan oleh Dinas Kesehatan kepada masyarakat sehingga masih
Kabupaten Pelalawan yaitu sosialisasi rendahnya tingkat penggunaan bubuk
pencegahan melalui pengembangan abate oleh masyarakat.
media massa dan informasi sadar Fogging/ pengasapan yang
penyakit Demam Berdarah Dengue dilakukan oleh Dinas Kesehatan
(DBD) dan penyuluhan kepada Kabupaten Pelalawan masih kurang
masyarakat mengenai penyakit optimal hal ini dikarenakan Dinas
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kesehatan Kabupaten Pelalawan baru
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 11
akan melakukan Fogging setelah dimulai dari diri sendiri dan
adanya laporan survey epidemiologi lingkungan, seperti
yang dilakukan oleh Puskesmas pemberantasan sarang nyamuk
Berseri Kecamatan Pangkalan (PSN), dan untuk Rumah Tangga
Kerinci. sebaiknya menggunakan air
Adapun Faktor dominan yang seperlunya saja, tidak
menjadi penghambat adalah prilaku membiarkan persediaan air
masyarakat yang belum sepenuhnya selama berhari-hari dan
melakukan pencegahan penyakit melakukan pengaturan yang
Demam Berdarah Dengue (DBD) benar. Sehingga dapat mencegah
melalui pola prilaku hidup bersih terjadinya tempat
maupun dalam menjaga perkembangbiakan nyamuk
lingkungannya. Kurangnya peran penyebab penyakit Demam
serta masyarakat dalam pengendalian Berdarah Dengue (DBD).
penyakit Demam Bedarah Dengue
(DBD) mengakibatkan kurang
optimalnya pelaksanaan pengendalian DAFTAR PUSTAKA
program penyakit Demam Berdarah Azwar, Azrul. 1996. Administrasi
Dengue (DBD) di Kecamatan Kesehatan. PT Pinapura
Pangkalan Kerinci. Aksara : Jakarta.
Bagdan dan Taylor, moleong,
Saran Metodologi Penelitian
1. Saran untuk Dinas Kesehatan
Kualitatif, Penerbit PT
Kabupaten Pelalawan yaitu
Elekmedia Jakarta, 2004.
melakukan komunikasi dengan
sektor lain dalam pengendalian Hadinegoro,dkk. 2001. Tata
preventif dan repesif agar Laksana Demam Berdarah
dilakukan lebih terbuka, saling Dengue. Depkes : Jakarta.
menjabarkan program dan
kegiatan yang dapat dipadukan Liswidyawati. 2010. Waspada
dengan Pengendalian Penyakit Wabah Penyakit. Penerbit
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nuansa : Bandung.
melalui pertemuan koordinasi
secara rutin, meningkatkan Misnadiarly, 2009. Demam
penyuluhan kepada masyarakat Berdarah Dengue (DBD),
dan melakukan penyuluhan Pustaka Populer Obor, Jakarta.
dengan melibatkan Public Figure
di tempat yang strategis Nadesul, Hendrawan. 2007. Cara
dikunjungi oleh berbagai Mudah Mengalahkan Demam
kalangan. Berdarah. Kompas : Jakarta.
2. Saran untuk Puskesmas Berseri
Kecamatan Pangkalan Kerinci, Notoadmodjo. 2003. Pendidikan &
tingkatkan Penyuluhan tentang Perilaku Kesehatan. Rineka
penggunaan bubuk abate, Cipta : Jakarta.
sehingga masyarakat paham
dengan penggunaan bubuk abate. Oktri Hastuti, 2008. Demam
3. Bagi masyarakat diharapkan agar Berdarah Dengue. Penerbit
dapat meningkatkan perilaku Kasinus, Yogyakarta.
hidup bersih dan sehat yang
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 12
Ryadi, Slamet. 2000. Ilmu Brosur dan Artikel tentang
Kesehatan Masyarakat. Usaha Pengendalian Penyakit DBD
Nasional : Surabaya.

Silalahi, Ulbert. 1996. Asas-Asas


Manajemen. Mandar Maju :
Bandung.

Soemirat, Juli. 2005. Epidemiologi


Lingkungan. UGM :
Yogyakarta.

Soegiyanto, Soegeng. 2004. Demam


Berdarah Dengue (DBD).
Airlangga
University Press : Surabaya.

Sutaryo, 2005. Sosiologi


Komunikasi. Arti Bumi Intan :
Yogyakarta.

Susana, 2011. Dinamika Penularan


DBD. Penerbit UI-Press :
Jakarta.

Thoha, Miftah, 2004, Perilaku


Organisasi. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.

Tjiptoherianto, Prijono. 1999.


Keseimbangan Penduduk,
Manajemen SDM dan
Pembangunan Daerah.
Sinar Harapan : Jakarta.

Dokumentasi

Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2014 Tentang
Penanggulangan Penyakit
Menular
Perda No 07 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Susunan
Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Kesehatan Kabupaten
Pelalawan

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 13

S-ar putea să vă placă și