Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
belajar siswa (Dewi, Garminah, & Pudjawan, Schoology merupakan salah satu platform
2013). inovatif yang dibangun berdasarkan inspirasi dari
Model pembelajaran ini menggunakan media sosial facebook dengan tujuan untuk
masalah sebagai langkah awal dalam kepentingan pendidikan. Platform ini
mengumpulkan dan mengintegrasikan dikembangkan pada tahun 2009 di New York York
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya (Besana S.: 2012). Schoology adalah Learning
dalam beraktifitas secara nyata. Kegiatan Managemen System (LMS) untuk K-12 sekolah,
pembelajaran ini dirancang untuk digunakan pada lembaga pendidikan tinggi, dan perusahaan yang
permasalahan komplek yang diperlukan peserta memungkinkan pengguna untuk membuat,
didik dalam melakukan insvestigasi dan mengelola, dan berbagi konten dan sumber daya.
memahaminya. Melalui model pembelajaran ini, Juga dikenal sebagai Content Management System
proses inquiry dimulai dengan memunculkan (CMS) atau lingkungan belajar virtual (VLE),
pertanyaan penuntun (a guiding question) dan platform berbasis cloud menyediakan alat untuk
membimbing peserta didik dalam sebuah proyek mengelola setiap kelas atau lingkungan blended
kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek learning. Schoology membantu guru dalam
(materi). Pada saat pertanyaan terjawab, secara membuka kesempatan komunikasi yang luas
langsung siswa dapat melihat berbagai elemen kepada siswa agar siswa dapat lebih mudah untuk
utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah mengambil peran/bagian dalam diskusi dan kerja
disiplin yang sedang dikajinya. Model sama dalam tim. Selain itu, Schoology juga
pembelajaran yang dilakukan ini merupakan didukung oleh berbagai bentuk media seperti
investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia video, audio dan gambar yang dapat menarik minat
nyata, hal ini akan berharga bagi perhatian dan siswa. Dengan mengandalkan inovasi teknologi,
usaha peserta didik. platform Schoology dapat digunakan pada
perangkat seluler maupun laptop. Aplikasi seluler
Teori merupakan perangkat prinsip-prinsip dapat diakses kapan saja dan di mana saja.
yang terorganisasi mengenai peristiwa-peristiwa Schoology menyediakan alat untuk guru
tertentu dalam lingkungan. Teori diartikan sebagai melakukan instruksi di kelas dan mengelola
hubungan kausalitas dari proposisi-proposisi. kurikulum. Schoology membantu siswa membuat
Ibarat bangunan, teori tersusun secara kausalitas laporan, mencari informasi tentang kelas, dan lain
atas fakta-fakta, variabel/konsep, dan proposisi sebagainya. Schoology mengarahkan siswa
(Suprijono, 2011). mengaplikasikan penggunaan tekonologi dalam
Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam pembelajaran. Sedangkan guru memakai alat
kemampuan manusia setelah belajar terus menerus, analisis canggih untuk menilai kemajuan siswa.
bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan Dengan demikian Schoology adalah sebuah
saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar layanan gratis yang menggunakan konsep
dipenagaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor pengelolaan pembelajaran sosial yang dikhususkan
dalam diri dan keduanya saling berinteraksi (Gagne untuk membangun lingkungan belajar online yang
dalam Bambang, 2008). Belajar merupakan proses aman untuk berbagi informasi serta fitur-fitur atau
manusia untuk mencapai berbagai macam konten pendidikan baik berbentuk tulisan, file dan
kompetensi, keterampilan, dan sikap. Sehingga link yang dapat dibagikan baik guru maupun siswa.
dengan belajar manusia menjadi tahu, memahami, Dalam pembelajaran tentu ada guru dan siswa.
mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki Untuk menjalan kan schoology diperlukan
tentang sesuatu. perangkat keras berupa smartphone, personal
Pengertian teori dan belajar yang computer, laptop, dan juga diperlukan perangkat
dikemukakan di atas secara ringkas dapat dikatakan lunak seperti windows7, 8, 10, google chrome,
bahwa teori belajar merupakan suatu kegiatan android, jaringan internet.
seseorang untuk mengubah perilaku mereka yang Proses pembelajaran merupakan kegiatan
meliputi kecakapan, keterampilan, sikap, watak, yang paling pokok dalam upaya mencapai
minat, penyesuaian diri dan lain sebagainya. kompetensi suatu mata pelajaran. Keberhasilan
Perubahan tersebut meliputi perubahan kognitif, kegiatan pembelajaran akan menghasilkan output
perubahan afektif, dan perubahan psikomotor. yang berkualitas. Hal ini berhasil atau tidaknya
pencapaian SK siswa banyak bergantung pada
ISSN 0000-0000
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 0, Nomor 0 , 2018
bagaimana proses pembelajaran dirancang dan (evaluation). Secara visual tahapan ADDIE
dijalankan. Model dapat dilihat pada Gambar 1.
Belajar adalah komponen ilmu pendidikan
yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan
intraksi, baik yang bersifat terbuka maupun
tertutup. Teori yang dikembangkan dalam
komponen ini meliputi antara lain teori tentang
tujuan pendidikan, organisasi kurikulum, isi
kurikulum, dan bahan ajar pengembangan
pembelajaran.
Kurikulum adalah seperangkat rencana
dalam pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan Gambar 1
pelajaran, serta cara yang digunkan sebagai Desain model ADDIE
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran Sumber: Anglada dalam (I Made Tegeh, 2013)
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.KTSP
1. Analisis (Analyze)
menekankan pengembangan kompetensi Pada tahapan ini, penulis melakukan analisis
pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik terhadap pengembangan e-modul dan
secara seimbang. Kompetensi pengetahuan peserta
pengembangan aplikasi perangkat lunak.
didik yang dikembangkan meliputi pengetahuan,
Pengembangan E-modul
memahami, menerapkan, menganalisis, dan
Dalam analisis pengembangan e-modul, hal
mengevaluasi agar menjadi pribadi yang
pertama yang dilakukan penulis adalah
menguasai ilmu pengetahuan,teknologi,seni, dan menentukan mata pelajaran yang akan dijadikan
budaya. Kompetensi keterampilan peserta didik
objek dari penelitian. Tujuannya untuk mengetahui
yang dikembangkan meliputi, mengamati,
batasan masalah secara jelas dan penelitian yang
menanya, mencoba, mengelola, menyaji, menalar,
dilakukan menjadi terarah. Mata pelajaran yang
dan menciptakan agar menjadi pribadi yang
dijadikan objek penelitian adalah Photography.
berkemampuan pikir dan tindakan yang efektif dan Photography merupakan salah satu kompetensi
kreatif. Kompetensi sikap peserta didik yang keahlian pada multimedia. Analisis kebutuhan
dikembangkan meliputi, menerima, menjalankan,
dilakukan bertujuan untuk menentukan kebutuhan-
menghargai, menghayati, mengamalkan sehingga
kebutuhan terkait permasalahan. Analisis
menjadi pribadi yang beriman, berahlak mulia,
kebutuhan yang dilakukan adalah menganalisis
percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
modul pembelajaran yang sesuai dengan pelajar.
berintraksi secara efektif dengan lingkungan Sedangkan analisis kondisi pelajar dilakukan
sekitar. dengan analisis mengenai sumber belajar yang
III. METODOLOGI digunakan pelajar dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi berupa wawancara
Model pengembangan yang digunakan kepada guru mata pelajaran Photography, diperoleh
untuk mengembangkan e-modul berbasis project informasi bahwa kurangnya bahan ajar yang
based learning pada mata pelajaran Photography relevan dan yang sesuai dengan karakteristik siswa.
adalah model pengembangan ADDIE. Pemilihan Bahan ajar yang ada hanya berbentuk modul cetak,
model ini didasari atas pertimbangan bahwa kalaupun ada bahan ajar dari internet kebanyakan
model ini dikembangkan secara sistematis dan menggunakan bahasa asing sehingga untuk peserta
berpijak pada landasan teoretis desain didik yang memiliki kemampuan kognitif rendah
pembelajaran. Model ini disusun secara akan mengalami kesulitan memahami isi bacaan.
terprogram dengan urutan-urutan kegiatan yang Analisis terkait karateristik dari pelajar ini
sistematis dalam upaya pemecahan masalah dilakukan pada Siswa Kelas XI Multimedia di
belajar yang berkaitan dengan sumber belajar SMK TI Bali Global Singaraja. Sebelumnya
yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peneliti melakukan observasi dan pemberian
pebelajar. Model ini terdiri atas lima langkah, angket pada siswa kelas XI jurusan Multimedia.
yaitu: (1) analisis (analyze), (2) perancangan Berdasarkan hasil analisis angket yang diberikan
(design), (3) pengembangan (development), (4) kepada siswa kelas XI sebanyak 28 orang
implementasi (implementation), dan (5) evaluasi menyatakan dalam pembelajaran siswa sangat
ISSN 0000-0000
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 0, Nomor 0 , 2018
setuju dengan adanya modul elektronik khususnya tersebut terhadap proses pembelajaran yang
pada mata pelajaran Photography karena dalam e- dilaksanakan. Uji coba tersebut diantaranya
modul sudah terangkum materi pelajaran yang jelas adalah uji ahli isi atau materi, uji ahli desain, uji
dan juga sangat praktis ahli media pembelajaran serta uji coba
perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji
2. Desain (Design) lapangan.
Tahap kedua pada model pengembangan Pada tahapan ini dilakukan “Uji Ahli Isi,Uji
ADDIE adalah tahap desain. Tahap ini dilakukan Ahli Desain,Uji Ahli Media,Uji Coba
berdasarkan hasil tahap analisis sebagai acuan Perorangan,Uji Coba Kelompok Kecil,Uji Coba
dalam pengembangan bahan pembelajaran mandiri Lapangan”.
berupa e-modul. pada tahap ini juga dilakukan 5. Evaluasi (Evaluation)
perbaikan-perbaikan kembali apabila masih Pada tahap ini dilakukan dengan mengevaluasi
mendapat ketidaksesuaian desain antara kebutuhan data yang diperoleh dari kegiatan uji coba.
pengguna dan pengembang. Kegiatan pada tahap Berdasarkan hasil analisis data kuantitatif dan saran
ini terdiri dari melakukan desain pengembangan e- dari angket, peneliti memeriksa kesesuaian materi
modul dan desain Rencana Pelaksanaan dalam modul, kesesuaian bahasa yang digunakan
Pembelajaran (RPP). dalam modul, keterbacaan modul, sajian, dan
kegrafikan. Selanjutnya, berdasarkan saran atau
3. Pengembangan (Development) komentar yang dituliskan pada angket dilakukan
Tahapan development dilakukan dengan perbaikan pada modul yang dikembangkan.
mengembangkan rancangan yang diperoleh dari Perbaikan dilakukan untuk menghasilkan modul
tahap design menjadi modul yang sesuai dengan yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan
yang direncanakan. Pada tahap ini dilakukan siswa. Kemudian dilakukan uji coba perorangan,
dengan proses penyusunan materi, penyusunan kelompok kecil dan uji lapangan setelah dianggap
soal-soal tugas, soal-soal ulangan serta layak oleh ahli isi, ahli desain pembelajaran dan
jawabannya. Peneliti juga mengembangkan angket ahli media. Sedangkan pada sistem dilakukan
yang digunakan untuk mengukur kesesuaian proses uji sistem secara keseluruhan. Rangkaian
materi, bahasa yang digunakan, dan keterbacaan pengujian ini dilakukan untuk memastikan sistem
modul yang dihasilkan. Pada pengembangan benar-benar mampu menangani semua kebutuhan
perangkat lunak e-modul, dilakukan dengan yang telah didefinisikan sebelumnya.
mengimplementasikan rancangan sistem yang
dibuat dengan menuangkan rancangan tersebut IV. PEMBAHASAN
kedalam bentuk kode program. Desain tersebut
kemudian ditranslasikan ke dalam aplikasi 1. Hasil
Schoology. Hasil penelitian yang telah dilakukan ini,
4. Implementasi (Implementation) menghasilkan sebuah produk e-modul yang
Tahapan ini adalah tahapan bagaimana digunakan pada mata pelajaran Photography
mengimplementasikan hasil rancangan yang dibuat Kelas XI Multimedia di SMK TI Bali Global
setelah melewati tahapan-tahapan sebelumnya. Singaraja dengan menggunakan model ADDIE
Hasil yang berupa e-modul di perlihatkan dan dengan lima tahapan, yaitu Analyze, Design,
digunakan oleh siswa sesuai dengan konten yang Development, Implementation, Evaluation.
telah dibuat. Saat proses belajar mengajar, guru Sebuah modul yang valid agar dapat digunakan
akan menggunakan e-modul ini dari PC yang sudah sebagai sumber belajar oleh siswa maka akan
tersedi di laboratorium. E-modul juga akan diakses dilakukan pengujian oleh para ahli maupun siswa.
oleh seluruh siswa kelas XI Multimedia SMK TI Pengujian modul ini dilakukan oleh para ahli
Bali Global Singaraja melalui PC yang ada pada yaitu ahli isi, ahli desain pembelajaran, dan ahli
laboratorium. Sehingga pada saat proses media. Pengujian terhadap siswa dilakukan
pembelajaran guru dan siswa sudah menggunakan melalui uji coba perorangan, uji coba kelompok
e-modul yang telah dikembangkan. kecil, dan uji coba lapangan. Pemaparan untuk
Tahapan implementasi dengan melakukan uji mengenai hasil pengujian akan dijelaskan sebagai
coba modul yang dikembangkan kepada calon berikut.
pengguna untuk mengetahui sejauh mana produk
ISSN 0000-0000
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 0, Nomor 0 , 2018
A. Hasil Tahap Analisis (Analize) (secara manual atau otomatis oleh sistem) untuk
A.1 Hasil Analisis Mata Pelajaran memastikan bahwa siswa membaca atau mengikuti
Hasil dari analisis mata pelajaran Photography setiap isi tahapan pembelajaran dari e-modul.
yaitu terdapat beberapa kompetensi dasar yang Hasil pengembangan E-Modul Photography
harus dicapai siswa dalam pelajaran Photography adalah memasukkan materi ke dalam wadah
yaitu mengidentifikasi bagian-bagian Schoology dengan menambahkan video
kamera,mengidentifikasi aturan dalam pembelajaran, quiz.
pemotretan,menata pencahayaan,memotret
objek,memproses hasil pemotretan. C. Hasil Tahap Pengembangan (Development)
A.2 Hasil Analisis Sumber Belajar C.1 Hasil Pengembangan E-Modul
Hasil analisis sumber belajar yang digunakan Photography
selama ini dalam proses pembelajaran yaitu sumber Hasil pengembangan e-modul Photography
belajar yang tersedia berupa modul cetak, namun adalah berupa web dengan menggunakan platform
modul yang ada kurang relevan dan sesuai dengan Schoology. Terdapat tiga pengguna yang terlibat
karakteristik siswa. Sehingga untuk siswa yang dalam mengakses e-modul yaitu guru, siswa.
memiliki kemampuan kognitif rendah akan Kedua pengguna tersebut saling beriteraksi di
mengalami kesulitan memahami isi bacaan. Selain dalam e-modul.
itu juga belum ada buku yang terstruktur dengan Pengguna yang dapat menggunakan semua fitur
baik sehingga guru cendrung lebih menggunakan yang ada di dalam e-modul ini adalah pengguna
internet untuk mencari materi terkait dengan yang mempunyai hak akses dengan mendaftar pada
Photography. Berdasarkan hasil analisis tersebut, Schoology terlebih dahulu. Pengguna dalam hal ini
maka sangant dibutuhkan sumber belajar yang adalah guru dan siswa pengampu mata pelajaran
terpercaya, interaktif, terstruktur, serta mampu Photography kelas XI Multimedia. Pengguna harus
menunjang proses pembelajaran, seperti modul melakukan login untuk dapat mengakses e-modul
ajar. Modul ajar yang sesuai dengan perkembangan ini.
teknologi saat ini adalah modul ajar elektronik atau Sistem pengembangan e-modul photography
dikenal dengan istilah e- modul. dengan platform schoology merupakan system
A.3 Hasil Analisis Karakteristik Siswa yang di bangun guna untuk mendukung
Dari hasil analisis angket terbuka tersebut, perencanaan,pelaksanaan,dan pengelolaan
dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran kegiatan pembelajaran yang di lakukan di SMK TI
Photography siswa lebih senang diberikan materi Bali Global Singaraja. Course,Groups,dan
terlebih dulu sebelum melanjutkan untuk Resource merupakan menu yang terdapat pada
praktikum (pembelajaran terprogram) serta dengan platform schoology,yang dimana dalam
gaya belajar yang bersifat visual, dimana siswa penggunaannya course digunakan untuk membuat
lebih cepat memahami materi jika disampaikan sebuah mata pelajaran,groups untuk pembentukan
melalui gambar bergerak atau video. Dari hasil kelompok mata pelajaran terkait dengan
analisis tersebut maka peneliti mengembangkan e- course,resource sebagai tempat untuk berbagi file.
modul berbasis Project Based Learning untuk C.1.1 Skenario Implementasi Penyalinan
membantu peserta didik lebih aktif dan mandiri Modul
dalam proses belajar. Selain itu modul elektronik Skenario implementasi penyalinan modul
berbasis web memiliki berbagai kelebihan, salah dapat kita gunakan dalam berbagai hal,misalnya
satunya bersifat praktis untuk diakses dimana saja apabila kita mempunyai kelas pengajaran yang
hanya dengan berbekal notebook / smartphone. berbeda-berbeda dan juga mempunyai jumlah
siswa yang banyak,maka agar nantinya modul kita
B. Hasil Tahap Desain (Design) tidak menjadi kacau karena adanya perbedaan
B.1.1 Hasil Pengembangan E-Modul siswa di masing-masing kelas,pada modul ini hal
E-modul yang dikembangkan pada penelitian tersebut sudah dapat di atasi.
ini dirancang berbasis web dengan menggunakan
Terdapat 2 macam cara untuk melakukan
platform Schoology. Model pembelajaran Project
penyalinan modul mata pelajaran pada schoology
Based Learning pada e-modul akan diimplementasi yang pertama yakni dengan menggunakan menu
pada masing-masing kegiatan belajar. Sistem pada course,lalu cari my course setelah kita berhasil
e-modul mewajibkan siswa melakukan checklist
ISSN 0000-0000
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 0, Nomor 0 , 2018
masing-masing uji coba implementasi akan Selanjutnya dilakukan uji perorangan. Adapun
dijelaskan sebagai berikut. indikator yang dicari jawabannya dalam uji coba
D.1 Review Ahli perorangan ini meliputi (1) penjelasan materi yang
Setelah e-modul selesai dikembangkan, maka kurang jelas (2) kesalahan ketik (3) kata-kata yag
dilanjutkan dengan tinjauan beberapa ahli uji untuk sulit dipahami dan memerlukan penjelasan
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada e- tambahan (4) kesalahan penggunaan huruf kapital
modul yang dihasilkan. Dalam pengembangan e- dan huruf kecil, dan (5) kesalahan dalam tanda
modul ini dilakukan pengujian oleh para ahli yang baca. Hasil penilaian atau tanggapan yang diminta
terdiri dari ahli isi pembelajaran, ahli desain adalah memberikan skor 1 sampai 5 pada masing-
pembelajaran, dan ahli media pembelajaran. masing pernyataan. Hasil perhitungan disajikan
Berikut akan dipaparkan hasil pengujian yang telah pada Lampiran 9.
dilakukan. Presentase =
Jumlah Presentase Keseluruhan Subjec𝑡
D.1.1 Ahli Isi
Banyaknya Subject
Berdasarkan data hasil perhitungan dari angket 270
yang diberikan mendapatkan hasil 0,6 yang dimana Presentase = = 90,0%
3
dari table tingkat penerapan validitas berada pada
koefisien validitas 0,41-0,70 jika di konversikan D.1.5 Hasil Validasi Uji Kelompok Kecil
pada tabel kriteria tingkat validasi Uji Ahli berada Uji coba kelompok kecil dilakukan terhadap 12
pada kriteria “Cukup”, dengan ini modul (dua belas) orang siswa. Setiap siswa dijadikan
Photography dinyatakan layak digunakan dalam responden diberikan mengakses e-modul mata
pembelajaran. Peneliti melakukan 2 kali pengujian pelajaran Photography dan instrument penilaian
dengan hasil sebagai berikut Berdasarkan data hasil (angket).
perhitungan dari angket pengujian kedua yang Hasil dari uji coba kelompok kecil terhadap e-
diberikan mendapatkan hasil 0,875 yang dimana modul mata pelajaran Photography diperoleh data
dari table tingkat penerapan validitas berada pada seperti yang disajikan pada Lampiran 11 presentase
koefisien validitas 0,71-0,90 jika di konversikan untuk uji kelompok kecil diperoleh hasil sebagai
pada tabel kriteria tingkat validasi Uji Ahli berada berikut.
pada kriteria “Tinggi”, dengan ini modul Presentase =
Jumlah Presentase Keseluruhan Subjec𝑡
Photography dinyatakan layak digunakan dalam
Banyaknya Subject
pembelajaran. 1090
D.1.2 Ahli Desain Presentase = = 90,83%
12
Berdasarkan data hasil perhitungan dari angket Setelah diperoleh hasil persentase uji coba
yang diberikan mendapatkan hasil 1 yang dimana kelompok kecil, selanjutnya hasil tersebut
dari tabel tingkat pencapaian validitas berada pada dikonversikan dengan tabel konversi tingkat
koefisien validitas 0,91-1,00 jika di konversikan pencapaian dengan skala 5. Setelah dikonversi
pada tabel kriteria tingkat validasi Uji Ahli berada dengan tabel konversi, presentase tingkat
pada kriteria “Sangat Tinggi”, dengan ini modul pencapaian isi e-modul yaitu rata-rata 90,83%
Photography dinyatakan layak digunakan dalam berada pada kualifikasi sangat baik dan sedikit
pembelajaran. revisi.
D.1.3 Ahli Media Pembelajaran
Berdasarkan data hasil perhitungan dari angket D.1.6 Hasil Validasi Uji Lapangan
yang diberikan mendapatkan hasil 1 yang dimana Dalam uji coba lapangan peneliti menerapkan
dari tabel tingkat pencapaian validitas berada pada e-modul mata pelajaran Photography. Penelitian
koefisien validitas 0,91-1,00 jika di konversikan melibatkan 28 (dua puluh delapan) orang siswa
pada tabel kriteria tingkat validasi Uji Ahli berada kelas XI Multimedia untuk menerapkan e-modul
pada kriteria “ Sangat Tinggi ”, dengan ini modul pada mata pelajaran Photography. Proses
Photography dinyatakan layak digunakan dalam pembelajaran saat uji coba lapangan dilakukan
pembelajaran. sesuai Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
D.1.4 Uji Coba Perorangan (RPP) dengan tahap-tahap Project Based Learning
Setelah melalui tahapan pengujian para ahli, e- Hasil dari uji lapangan terhadap e-modul mata
modul telah direvisi berdasarkan saran dan pelajaran Photography diperoleh data seperti yang
komentar dari ahli isi, ahli desain, dan ahli media.
ISSN 0000-0000
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 0, Nomor 0 , 2018
merupakan proses dinamis yang dapat berubah- Tahap keempat adalah implementation
ubah sesuai dengan informasi dan evaluasi yang (implementasi) yang dilakukan dengan menguji
diterima bertujuan untuk meningkatkan hasil coba e-modul sesuai dengan peran dan fungsinya
pembelajaran peserta didik sehingga tujuan dalam proses pembelajaran untuk mengetahui
pembelajaran dapat tercapai (Hanum, 2013). sejauh mana manfaat produk yang
E-modul yang digunakan dalam penelitian dikembangkan. Tahapan uji coba dimulai dari
ini menerapkan model pembelajaran Project review para ahli, kemudian dilanjutkan dengan uji
Based Learning (PjBL). Pembelajaran berbasis coba perorangan, kelompok kecil, dan uji
proyek merupakan suatu model yang lapangan. Uji ahli yang pertama dilakukan adalah
menekankan siswa untuk dapat belajar secara uji ahli isi pembelajaran. Setelah selesai
mandiri dengan memecahkan masalah yang melakukan uji ahli isi, kemudian dilanjutkan
dihadapi serta siswa juga dapat menghasilkan dengan uji ahli desain dan ahli media
suatu proyek atau karya nyata. Proyek dalam pembelajaran.
pembelajaran berbasis proyek tidak ditentukan
oleh hasil belajar yang didapatkan oleh siswa
saja, namun juga dilihat pada proses dan aktivitas SARAN
siswa dalam proses pembelajaran sehingga akan
berdampak pada meningkatnya hasil belajar Berdasarkan pengamatan penulis, terdapat
siswa (Dewi, Garminah, & Pudjawan, 2013). beberapa hal yang dapat dijadikan bahan
Model pengembangan yang digunakan untuk pertimbangan untuk ditindak lanjuti.
mengembangkan e-modul berbasis Project Based 1. Bagi pengembang e-modul selanjutnya agar
Learning pada mata pelajaran Photography dapat mengatur e-modul lebih user friendly atau
adalah model pengembangan ADDIE. mudah digunakan oleh pengguna yang masih
Sesuai dengan tahapan pada model belum terbiasa dengan pembelajaran berbasis
pengembangan ADDIE, tahapan pertama yang komputer. Selain itu, dapat mengatur agar setiap
dilakukan adalah analisis (analyze). Tahapan ini tahapan pembelajaran Project Based Learning ada
yaitu tahap analisis terhadap isi kebutuhan, untuk fitur yang bisa memberikan tantangan baik berupa
menganalisis segala sesuatu yang dibutuhkan games atau bentuk lainnya dan pengembangan
dalam pengembangan, yaitu : (1) analisis mata untuk pengaturan font pada Schoology bisa
pelajaran, (2) analisis sumber belajar, (3) analisis dilakukan seperti menggunakan office.
karakteristik siswa.
Tahapan kedua adalah tahap desain 2. Produk e-modul berbasis model pembelajaran
(design) meliputi desain pengembangan e-modul, Project Based Learning pada mata pelajaran
pada tahap ini menentukan Standar Kompetensi Photography untuk siswa kelas XI Multimedia di
(SK), Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator SMK TI Bali Global Singaraja yang dikembangkan
pembelajaran yang akan dikembangkan dalam e- belum sampai pada tahap pengukuran hasil belajar
modul. Kegiatan penyusunan e-modul meliputi siswa dan pembelajaran yang di implementasikan
pengumpulan bahan/materi pelajaran, pengetikan pada saat uji lapangan hanya pada proses
bahan ajar, dan penyusunan materi sesuai pembelajaran 1 saja. Oleh karena itu, perlu
kompetensi yang diharapkan. diadakan pengkajian lebih lanjut mengenai
Tahapan ketiga adalah tahap efektivitas penggunaan e-modul berkaitan dengan
Pengembangan (Development) proses pengukuran hasil belajar siswa pada proses
mengembangkan e-modul. Pada tahap ini pembelajaran 2, 3, 4, dan 5 dengan menggunakan
dilakukan perancangan sistem seperti membuat e-modul ini melalui penelitian eksperimen dengan
hak akses masuk ke halaman mata pelajaran, menggunakan konten dan pembelajaran yang
menyusun tampilan masing-masing pengguna berbeda.
(guru dan siswa), mengatur tampilan kegiatan
pembelajaran, serta menerapkan matari ke sistem REFERENCES
e-modul, mengintegrasikan fitur Schoology pada
e-modul. Pengembangan pada fitur Schoology [1] Adiputra, I. N. (2014). Pengembangan E-
berisikan implementasi tahapan Project Based Modul pada Materi “Melakukan Instalasi
Learning pada e-modul. Sistem Operasi Jaringan Berbasis GUI
ISSN 0000-0000
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 0, Nomor 0 , 2018
dan Text” untuk Siswa Kelas X Teknik Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata
Komputer dan Jaringan SMK Negeri 3 Pelajaran Muatan Lokal Elektronika Di
Singaraja. Retrieved Januari 20, 2015, SMPN 6 Surabaya. Pendidikan Teknik
from Karmapati Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Informatika, Universitas Pendidikan Negeri Surabaya, 645-649.
Ganesha.
[9] Nurkancana, & Sunartana. (1992).
[2] Amiroh. (2012). Membangun E-Learning Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha
dengan Learning Management System Nasional.
Moodle. Sidoarjo: PT Berkah Mandiri
Globallindo. [10] Salsabila, R. P. (2013). Pengembangan
Modul Elektronik Fisika Sebagai Media
[3] Ananda, M. (2014). Pengembangan E- Instruksional Pokok Bahasan Hukum
Learning Berbasis Schoology Pada Mata Newton Pada Pembelajaran Fisika Di
Pelajaran IPA Kelas VIII di SMP Negeri SMA. Retrieved Januari 20, 2015, from
1 Seririt. Jurusan Teknologi Pendidikan: http://library.unej.ac.id/client/en_US/defa
Journal Edutech Universitas Pendidikan ult/search/asset/567?dt=list.
Ganesha.
[11] Santyasa, I. W. (2009). Teori
[4] Dewi, N. K., Garminah, N. N., & Pengembangan Modul. Retrieved Januari
Pudjawan, K. (2013). Pengaruh Model 20, 2015, from Pendidikan
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project- Memanusiakan Manusia:
Based Learning) Terhadap Hasil Belajar http://santyasa.com
IPA Siswa Kelas IV SD N 8 Banyuning.
Retrieved Januari 20, 2015, from [12] Tegeh, I. M. (2013). Pengembangan
http://download.portalgaruda.org/article.p Bahan Ajar Metode Penelitian Pendidikan
hp?article=105329&val=1342. dengan Addie Model. Jurnal IKA, 12-26.
[5] Elis, &. P. (2016). Perancangan dan [13] Tegeh, I. M., & Kirna, I. M. (2010).
Penerapan Konten e-Learning melalui Metode Penelitian Pengembangan
Learning Management System dalam Pendidikan. Singaraja: Undiksha.
Meningkatkan Motivasi Belajar Studi
Kasus pada Mata Kuliah Pemrograman [14] Thobroni, M & Arif,M. 2011. Belajar dan
Basis Data. Journal of Information Pembelajaran. Yogyakarta : AR-RUZZ
MEDIA.
Systems Engineering and Business
Intelligence Vol. 2, No. 1, 31. [15] Wijayanti, N. P. (2016). pengembangan
[6] Gunadharma. (2011). Pengembangan e-modul berbasis project based learning
Modul Elektronik Sebagai Sumber pada matapelajaran simulasi digital untuk
Belajar Untuk Mata Kuliah Multimedia siswa kelas X di SMK Negeri 2
Design. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja. jurnal pendidikan teknologi
Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas dan kejuruan..
Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri [16] Winaya, I. K. (2016). Pengembangan E-
Jakarta. Modul Berbasis Project Based Learning
[7] Hanum, N. S. (2013). Keefektifan E- Pada Matapelajaran Pemrograman Web
learning Sebagai Media Pembelajaran Kelas X Di Smk Negeri 3 Singaraja.
(Studi Evaluasi Model Pembelajaran E- Jurnal Pendidikan teknologi dan
learning SMK Telkom Sandhy Putra kejuruan.
Purwokerto). Jurnal Pendidikan Vokasi, [17] I. M. Tegeh and I. M. Kirna,
Vol 3, Nomor 1, Februari 2013 “Pengembangan Bahan Ajar Metode
[8] Jonias, H. (2014). Pengembangan Media Penelitian Pendidikan dengan Addie
Pembelajaran E-Module Terhadap Model,” J. Ika, vol. 1, pp. 12–26, 2013.
ISSN 0000-0000
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 0, Nomor 0 , 2018