Sunteți pe pagina 1din 13

ISSN 0000-0000

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika


(KARMAPATI)
Volume 0, Nomor 0 , 2018

Pengembangan E-Modul Mata Pelajaran


Photography Berbasis Project Based
Learning Kelas XI Di SMK TI Bali Global
Singaraja
Riky Saputra Sugiarto1, I Made Putrama2,
I Gede Partha Sindu3
Jurusan Pendidikan Teknik Informatika
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Bali
E-mail: rikysaputr4@gmail.com1, made.putrama@undiksha.ac.id 2, partha.sindu@undiksha.ac.id 3
Tujuan penelitian ini (1) Untuk Based Learning Using Schoology. The type of research
menghasilkan rancangan dan bagaimana used in this study is research and development with the
mengimplementasikan hasil rancangan model of ADDIE development. The subjects of this
Pengembangan E-Modul Berbasis Project Based study are students of class XI Multimedia at SMK TI
Learning Menggunakan Schoology (2) Untuk Bali Global Singaraja academic year 2018/2019. To
mengetahui respon siswa dan guru terhadap know student’s response to e-module developed,
Pengembangan E-Modul Berbasis Project Based obtained by using questionnaire method with data
Learning Menggunakan Schoology. Jenis penelitian collection tool in the form of questionnaire. The result
yang digunakan dalam penelitian ini adalah of this research shows that (1) the result of E-Module
penelitian dan pengembangan (Research and with Project Based Learning Model on the
Development) dengan model pengembangan ADDIE. Photography Class XI Multimedia at SMK TI Bali
Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas XI Multimedia Global Singaraja has been successfully implemented
di SMK TI Bali Global Singaraja tahun ajaran based on several tests conducted. (2) The results of
2018/2019. Untuk mengetahui respon siswa teacher response data analysis showed that, obtained
ter0068adap e-modul yang dikembangkan, diperoleh average response score of 45 if converted into the
dengan menggunakan metode kuisioner dengan alat response classification table then included in the
pengumpulan data berupa angket. Hasil penelitian category very positive. As for the student response to the
yang diperoleh terlihat bahwa (1) hasil E-Modul development of e-module obtained average response
dengan Model Project Based Learning pada Mata score of 66.07, if converted into the table classification
Pelajaran Photography Kelas XI Multimedia di SMK of student responses included in the positive category.
TI Bali Global Singaraja dinyatakan berhasil Keywords: ADDIE, E-Module, Photography, Project
diterapkan berdasarkan beberapa uji yang Based Learning
dilakukan. (2) Hasil analisis data respon guru
menunjukkan bahwa, didapatkan rata-rata skor I. PENDAHULUAN
respon sebesar 45 jika dikonversikan ke dalam tabel Pendidikan merupakan bidang yang
penggolongan respon maka termasuk pada kategori sangat penting bagi kehidupan manusia, karena
sangat positif. Sedangkan untuk respon siswa
dengan adanya pendidikan sumber daya manusia
terhadap pengembangan e-modul didapatkan rata-
rata skor respon sebesar 66,07, jika dikonversikan ke yang lebih berkualitas dapat ditingkatkan. Dengan
dalam tabel penggolongan respon siswa termasuk sumber daya yang lebih berkualitas, seseorang
pada kategori positif. menjadi lebih mampu beradaptasi dengan
lingkungan dan mampu mengantisipasi berbagai
Kata Kunci: ADDIE, E-Modul, Photography, Project kemungkinan yang akan terjadi. Selain itu,
Based Learning. seseorang juga diharapkan dapat menguasai
teknologi sehingga dapat bersaing seiring dengan
The purpose of this research are: (1) To make perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan
a design and implement the results of the E-Module Seni (IPTEKS) (Dewi, Garminah, & Pudjawan,
Based Project Based Learning Design Using Schoology
(2) To know the response of students and teachers
2013) [2].
towards the Development of E-Module Based Project
ISSN 0000-0000
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 0, Nomor 0 , 2018

Kemajuan teknologi informasi telah di kompetensi keahlian Multimedia. Photography


memungkinkan seorang pengembang adalah mata pelajaran yang berorientasi utama
pembelajaran dalam mengubah panyajian bahan menghasilkan produk photo yang bermanfaat.
ajar, dalam hal ini modul cetak, menjadi modul Produk ini dapat dihasilkan melalui penguasaan
yang dikemas dalam format digital, atau dikenal konsep, prinsip, dan prosedur dengan baik.
dengan istilah modul elektronik (e-modul). Dengan Sesuai kurikulum SMK TI BALI GLOBAL
modul elektronik, penyampaian materi yang berupa Singaraja pelajaran teori dan praktek. Sejumlah
teknik langkah-langkah atau prosedur dapat teori wajib dikuasai oleh peserta didik. Teori
disajikan dengan menggunakan simulasi video tersebut digunakan untuk menyelesaikan masalah
tutorial. Modul elektronik memiliki potensi yang yang diwujudkan dalam kegiatan praktikum.
besar untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Secara umum, mata pelajaran photography terbagi
Hal ini karena sifat modul yang dirancang khusus atas tiga tahap yakni (1) praproduksi, (2) produksi,
untuk sarana belajar mandiri, ditambah lagi dengan dan (3) pascaproduksi.
beberapa keunggulan format elektronik, yang Guna mencapai standar kompetensi lulusan
memungkinkan untuk mengintegrasikan berbagai diterapkan metode pembelajaran dengan proposisi
simulasi [2]. pembelajaran 30% teori dan 70% praktek.
Penelitian sebelumnya yang dibuat oleh Penugasan dan pendalaman teori dilakukan selama
Salsabila (2013), Adiputra (2014), Suarsana dan praktek.
Mahayukti (2013), Fausih dan Danang (2015), Tujuan mata pelajaran photography di SMK TI
Jonias (2014). Kesimpulan dari beberapa penelitian BALI GLOBAL Singaraja adalah peserta didik
yang telah dilakukan mengenai pengembangan e- diharapkan memiliki kompetensi dalam hal
modul adalah rata-rata respon siswa dalam merancang kegiatan pra produksi, produksi, dan
pengembangan e-modul tergolong dalam kategori pasca produksi produk photo.
sangat positif, dilihat dari hasil belajar siswa yang Modul ajar adalah suatu cara pengorganisasian
meningkat dalam penggunaan e-modul [2]. materi pelajaran yang memperhatikan fungsi
Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan pendidikan (Santyasa, 2009). Strategi
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk pengorganisasian materi pembelajaran mengacu
memberikan pembelajaran tentang photography, pada pembuatan urutan penyajian materi pelajaran
diperlukan sebuah e-modul yang interaktif. E- dan upaya untuk menunjukkan kepada pelajar
modul yang interaktif tidak harus bersifat online keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur dan
atau terhubung di internet. Berdasarkan hal tersebut prinsip yang terkandung dalam materi
maka sangat penting mengembangkan penelitian pembelajaran. Strategi pengorganisasian materi
yang berjudul “Pengembangan E-Modul Mata pembelajaran terdiri dari tiga tahapan proses
Pelajaran Photography Berbasis Project Based berpikir, yaitu pembentukan konsep, intepretasi
Learning Kelas XI Di SMK TI BALI GLOBAL konsep, dan aplikasi prinsip. Strategi-strategi
Singaraja”. tersebut memegang peranan penting dalam
mendesain pembelajaran. Kegunaannya dapat
II. KAJIAN TEORI membuat siswa lebih tertarik dalam belajar dan
Pembelajaran berbasis proyek merupakan meningkatkan minat belajar siswa. Sebuah modul
suatu model yang menekankan siswa untuk dapat akan bermakna, jika peserta didik dapat dengan
belajar secara mandiri dengan memecahkan mudah menggunakannya.
masalah yang dihadapi serta siswa juga dapat Pembelajaran berbasis proyek merupakan
menghasilkan suatu proyek atau karya nyata. suatu model yang menekankan siswa untuk dapat
Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek tidak belajar secara mandiri dengan memecahkan
ditentukan oleh hasil belajar yang didapatkan oleh masalah yang dihadapi serta siswa juga dapat
siswa saja, namun juga dilihat pada proses dan menghasilkan suatu proyek atau karya nyata.
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek tidak
sehingga akan berdampak pada meningkatnya hasil ditentukan oleh hasil belajar yang didapatkan oleh
belajar siswa (Dewi, Garminah, & Pudjawan, siswa saja, namun juga dilihat pada proses dan
2013). aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
Mata pelajaran photography merupakan sehingga akan berdampak pada meningkatnya hasil
bagian dari kelompok pelajaran produktif yang ada
ISSN 0000-0000
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 0, Nomor 0 , 2018

belajar siswa (Dewi, Garminah, & Pudjawan, Schoology merupakan salah satu platform
2013). inovatif yang dibangun berdasarkan inspirasi dari
Model pembelajaran ini menggunakan media sosial facebook dengan tujuan untuk
masalah sebagai langkah awal dalam kepentingan pendidikan. Platform ini
mengumpulkan dan mengintegrasikan dikembangkan pada tahun 2009 di New York York
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya (Besana S.: 2012). Schoology adalah Learning
dalam beraktifitas secara nyata. Kegiatan Managemen System (LMS) untuk K-12 sekolah,
pembelajaran ini dirancang untuk digunakan pada lembaga pendidikan tinggi, dan perusahaan yang
permasalahan komplek yang diperlukan peserta memungkinkan pengguna untuk membuat,
didik dalam melakukan insvestigasi dan mengelola, dan berbagi konten dan sumber daya.
memahaminya. Melalui model pembelajaran ini, Juga dikenal sebagai Content Management System
proses inquiry dimulai dengan memunculkan (CMS) atau lingkungan belajar virtual (VLE),
pertanyaan penuntun (a guiding question) dan platform berbasis cloud menyediakan alat untuk
membimbing peserta didik dalam sebuah proyek mengelola setiap kelas atau lingkungan blended
kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek learning. Schoology membantu guru dalam
(materi). Pada saat pertanyaan terjawab, secara membuka kesempatan komunikasi yang luas
langsung siswa dapat melihat berbagai elemen kepada siswa agar siswa dapat lebih mudah untuk
utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah mengambil peran/bagian dalam diskusi dan kerja
disiplin yang sedang dikajinya. Model sama dalam tim. Selain itu, Schoology juga
pembelajaran yang dilakukan ini merupakan didukung oleh berbagai bentuk media seperti
investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia video, audio dan gambar yang dapat menarik minat
nyata, hal ini akan berharga bagi perhatian dan siswa. Dengan mengandalkan inovasi teknologi,
usaha peserta didik. platform Schoology dapat digunakan pada
perangkat seluler maupun laptop. Aplikasi seluler
Teori merupakan perangkat prinsip-prinsip dapat diakses kapan saja dan di mana saja.
yang terorganisasi mengenai peristiwa-peristiwa Schoology menyediakan alat untuk guru
tertentu dalam lingkungan. Teori diartikan sebagai melakukan instruksi di kelas dan mengelola
hubungan kausalitas dari proposisi-proposisi. kurikulum. Schoology membantu siswa membuat
Ibarat bangunan, teori tersusun secara kausalitas laporan, mencari informasi tentang kelas, dan lain
atas fakta-fakta, variabel/konsep, dan proposisi sebagainya. Schoology mengarahkan siswa
(Suprijono, 2011). mengaplikasikan penggunaan tekonologi dalam
Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam pembelajaran. Sedangkan guru memakai alat
kemampuan manusia setelah belajar terus menerus, analisis canggih untuk menilai kemajuan siswa.
bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan Dengan demikian Schoology adalah sebuah
saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar layanan gratis yang menggunakan konsep
dipenagaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor pengelolaan pembelajaran sosial yang dikhususkan
dalam diri dan keduanya saling berinteraksi (Gagne untuk membangun lingkungan belajar online yang
dalam Bambang, 2008). Belajar merupakan proses aman untuk berbagi informasi serta fitur-fitur atau
manusia untuk mencapai berbagai macam konten pendidikan baik berbentuk tulisan, file dan
kompetensi, keterampilan, dan sikap. Sehingga link yang dapat dibagikan baik guru maupun siswa.
dengan belajar manusia menjadi tahu, memahami, Dalam pembelajaran tentu ada guru dan siswa.
mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki Untuk menjalan kan schoology diperlukan
tentang sesuatu. perangkat keras berupa smartphone, personal
Pengertian teori dan belajar yang computer, laptop, dan juga diperlukan perangkat
dikemukakan di atas secara ringkas dapat dikatakan lunak seperti windows7, 8, 10, google chrome,
bahwa teori belajar merupakan suatu kegiatan android, jaringan internet.
seseorang untuk mengubah perilaku mereka yang Proses pembelajaran merupakan kegiatan
meliputi kecakapan, keterampilan, sikap, watak, yang paling pokok dalam upaya mencapai
minat, penyesuaian diri dan lain sebagainya. kompetensi suatu mata pelajaran. Keberhasilan
Perubahan tersebut meliputi perubahan kognitif, kegiatan pembelajaran akan menghasilkan output
perubahan afektif, dan perubahan psikomotor. yang berkualitas. Hal ini berhasil atau tidaknya
pencapaian SK siswa banyak bergantung pada
ISSN 0000-0000
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 0, Nomor 0 , 2018

bagaimana proses pembelajaran dirancang dan (evaluation). Secara visual tahapan ADDIE
dijalankan. Model dapat dilihat pada Gambar 1.
Belajar adalah komponen ilmu pendidikan
yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan
intraksi, baik yang bersifat terbuka maupun
tertutup. Teori yang dikembangkan dalam
komponen ini meliputi antara lain teori tentang
tujuan pendidikan, organisasi kurikulum, isi
kurikulum, dan bahan ajar pengembangan
pembelajaran.
Kurikulum adalah seperangkat rencana
dalam pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan Gambar 1
pelajaran, serta cara yang digunkan sebagai Desain model ADDIE
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran Sumber: Anglada dalam (I Made Tegeh, 2013)
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.KTSP
1. Analisis (Analyze)
menekankan pengembangan kompetensi Pada tahapan ini, penulis melakukan analisis
pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik terhadap pengembangan e-modul dan
secara seimbang. Kompetensi pengetahuan peserta
pengembangan aplikasi perangkat lunak.
didik yang dikembangkan meliputi pengetahuan,
Pengembangan E-modul
memahami, menerapkan, menganalisis, dan
Dalam analisis pengembangan e-modul, hal
mengevaluasi agar menjadi pribadi yang
pertama yang dilakukan penulis adalah
menguasai ilmu pengetahuan,teknologi,seni, dan menentukan mata pelajaran yang akan dijadikan
budaya. Kompetensi keterampilan peserta didik
objek dari penelitian. Tujuannya untuk mengetahui
yang dikembangkan meliputi, mengamati,
batasan masalah secara jelas dan penelitian yang
menanya, mencoba, mengelola, menyaji, menalar,
dilakukan menjadi terarah. Mata pelajaran yang
dan menciptakan agar menjadi pribadi yang
dijadikan objek penelitian adalah Photography.
berkemampuan pikir dan tindakan yang efektif dan Photography merupakan salah satu kompetensi
kreatif. Kompetensi sikap peserta didik yang keahlian pada multimedia. Analisis kebutuhan
dikembangkan meliputi, menerima, menjalankan,
dilakukan bertujuan untuk menentukan kebutuhan-
menghargai, menghayati, mengamalkan sehingga
kebutuhan terkait permasalahan. Analisis
menjadi pribadi yang beriman, berahlak mulia,
kebutuhan yang dilakukan adalah menganalisis
percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
modul pembelajaran yang sesuai dengan pelajar.
berintraksi secara efektif dengan lingkungan Sedangkan analisis kondisi pelajar dilakukan
sekitar. dengan analisis mengenai sumber belajar yang
III. METODOLOGI digunakan pelajar dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi berupa wawancara
Model pengembangan yang digunakan kepada guru mata pelajaran Photography, diperoleh
untuk mengembangkan e-modul berbasis project informasi bahwa kurangnya bahan ajar yang
based learning pada mata pelajaran Photography relevan dan yang sesuai dengan karakteristik siswa.
adalah model pengembangan ADDIE. Pemilihan Bahan ajar yang ada hanya berbentuk modul cetak,
model ini didasari atas pertimbangan bahwa kalaupun ada bahan ajar dari internet kebanyakan
model ini dikembangkan secara sistematis dan menggunakan bahasa asing sehingga untuk peserta
berpijak pada landasan teoretis desain didik yang memiliki kemampuan kognitif rendah
pembelajaran. Model ini disusun secara akan mengalami kesulitan memahami isi bacaan.
terprogram dengan urutan-urutan kegiatan yang Analisis terkait karateristik dari pelajar ini
sistematis dalam upaya pemecahan masalah dilakukan pada Siswa Kelas XI Multimedia di
belajar yang berkaitan dengan sumber belajar SMK TI Bali Global Singaraja. Sebelumnya
yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peneliti melakukan observasi dan pemberian
pebelajar. Model ini terdiri atas lima langkah, angket pada siswa kelas XI jurusan Multimedia.
yaitu: (1) analisis (analyze), (2) perancangan Berdasarkan hasil analisis angket yang diberikan
(design), (3) pengembangan (development), (4) kepada siswa kelas XI sebanyak 28 orang
implementasi (implementation), dan (5) evaluasi menyatakan dalam pembelajaran siswa sangat
ISSN 0000-0000
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 0, Nomor 0 , 2018

setuju dengan adanya modul elektronik khususnya tersebut terhadap proses pembelajaran yang
pada mata pelajaran Photography karena dalam e- dilaksanakan. Uji coba tersebut diantaranya
modul sudah terangkum materi pelajaran yang jelas adalah uji ahli isi atau materi, uji ahli desain, uji
dan juga sangat praktis ahli media pembelajaran serta uji coba
perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji
2. Desain (Design) lapangan.
Tahap kedua pada model pengembangan Pada tahapan ini dilakukan “Uji Ahli Isi,Uji
ADDIE adalah tahap desain. Tahap ini dilakukan Ahli Desain,Uji Ahli Media,Uji Coba
berdasarkan hasil tahap analisis sebagai acuan Perorangan,Uji Coba Kelompok Kecil,Uji Coba
dalam pengembangan bahan pembelajaran mandiri Lapangan”.
berupa e-modul. pada tahap ini juga dilakukan 5. Evaluasi (Evaluation)
perbaikan-perbaikan kembali apabila masih Pada tahap ini dilakukan dengan mengevaluasi
mendapat ketidaksesuaian desain antara kebutuhan data yang diperoleh dari kegiatan uji coba.
pengguna dan pengembang. Kegiatan pada tahap Berdasarkan hasil analisis data kuantitatif dan saran
ini terdiri dari melakukan desain pengembangan e- dari angket, peneliti memeriksa kesesuaian materi
modul dan desain Rencana Pelaksanaan dalam modul, kesesuaian bahasa yang digunakan
Pembelajaran (RPP). dalam modul, keterbacaan modul, sajian, dan
kegrafikan. Selanjutnya, berdasarkan saran atau
3. Pengembangan (Development) komentar yang dituliskan pada angket dilakukan
Tahapan development dilakukan dengan perbaikan pada modul yang dikembangkan.
mengembangkan rancangan yang diperoleh dari Perbaikan dilakukan untuk menghasilkan modul
tahap design menjadi modul yang sesuai dengan yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan
yang direncanakan. Pada tahap ini dilakukan siswa. Kemudian dilakukan uji coba perorangan,
dengan proses penyusunan materi, penyusunan kelompok kecil dan uji lapangan setelah dianggap
soal-soal tugas, soal-soal ulangan serta layak oleh ahli isi, ahli desain pembelajaran dan
jawabannya. Peneliti juga mengembangkan angket ahli media. Sedangkan pada sistem dilakukan
yang digunakan untuk mengukur kesesuaian proses uji sistem secara keseluruhan. Rangkaian
materi, bahasa yang digunakan, dan keterbacaan pengujian ini dilakukan untuk memastikan sistem
modul yang dihasilkan. Pada pengembangan benar-benar mampu menangani semua kebutuhan
perangkat lunak e-modul, dilakukan dengan yang telah didefinisikan sebelumnya.
mengimplementasikan rancangan sistem yang
dibuat dengan menuangkan rancangan tersebut IV. PEMBAHASAN
kedalam bentuk kode program. Desain tersebut
kemudian ditranslasikan ke dalam aplikasi 1. Hasil
Schoology. Hasil penelitian yang telah dilakukan ini,
4. Implementasi (Implementation) menghasilkan sebuah produk e-modul yang
Tahapan ini adalah tahapan bagaimana digunakan pada mata pelajaran Photography
mengimplementasikan hasil rancangan yang dibuat Kelas XI Multimedia di SMK TI Bali Global
setelah melewati tahapan-tahapan sebelumnya. Singaraja dengan menggunakan model ADDIE
Hasil yang berupa e-modul di perlihatkan dan dengan lima tahapan, yaitu Analyze, Design,
digunakan oleh siswa sesuai dengan konten yang Development, Implementation, Evaluation.
telah dibuat. Saat proses belajar mengajar, guru Sebuah modul yang valid agar dapat digunakan
akan menggunakan e-modul ini dari PC yang sudah sebagai sumber belajar oleh siswa maka akan
tersedi di laboratorium. E-modul juga akan diakses dilakukan pengujian oleh para ahli maupun siswa.
oleh seluruh siswa kelas XI Multimedia SMK TI Pengujian modul ini dilakukan oleh para ahli
Bali Global Singaraja melalui PC yang ada pada yaitu ahli isi, ahli desain pembelajaran, dan ahli
laboratorium. Sehingga pada saat proses media. Pengujian terhadap siswa dilakukan
pembelajaran guru dan siswa sudah menggunakan melalui uji coba perorangan, uji coba kelompok
e-modul yang telah dikembangkan. kecil, dan uji coba lapangan. Pemaparan untuk
Tahapan implementasi dengan melakukan uji mengenai hasil pengujian akan dijelaskan sebagai
coba modul yang dikembangkan kepada calon berikut.
pengguna untuk mengetahui sejauh mana produk
ISSN 0000-0000
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 0, Nomor 0 , 2018

A. Hasil Tahap Analisis (Analize) (secara manual atau otomatis oleh sistem) untuk
A.1 Hasil Analisis Mata Pelajaran memastikan bahwa siswa membaca atau mengikuti
Hasil dari analisis mata pelajaran Photography setiap isi tahapan pembelajaran dari e-modul.
yaitu terdapat beberapa kompetensi dasar yang Hasil pengembangan E-Modul Photography
harus dicapai siswa dalam pelajaran Photography adalah memasukkan materi ke dalam wadah
yaitu mengidentifikasi bagian-bagian Schoology dengan menambahkan video
kamera,mengidentifikasi aturan dalam pembelajaran, quiz.
pemotretan,menata pencahayaan,memotret
objek,memproses hasil pemotretan. C. Hasil Tahap Pengembangan (Development)
A.2 Hasil Analisis Sumber Belajar C.1 Hasil Pengembangan E-Modul
Hasil analisis sumber belajar yang digunakan Photography
selama ini dalam proses pembelajaran yaitu sumber Hasil pengembangan e-modul Photography
belajar yang tersedia berupa modul cetak, namun adalah berupa web dengan menggunakan platform
modul yang ada kurang relevan dan sesuai dengan Schoology. Terdapat tiga pengguna yang terlibat
karakteristik siswa. Sehingga untuk siswa yang dalam mengakses e-modul yaitu guru, siswa.
memiliki kemampuan kognitif rendah akan Kedua pengguna tersebut saling beriteraksi di
mengalami kesulitan memahami isi bacaan. Selain dalam e-modul.
itu juga belum ada buku yang terstruktur dengan Pengguna yang dapat menggunakan semua fitur
baik sehingga guru cendrung lebih menggunakan yang ada di dalam e-modul ini adalah pengguna
internet untuk mencari materi terkait dengan yang mempunyai hak akses dengan mendaftar pada
Photography. Berdasarkan hasil analisis tersebut, Schoology terlebih dahulu. Pengguna dalam hal ini
maka sangant dibutuhkan sumber belajar yang adalah guru dan siswa pengampu mata pelajaran
terpercaya, interaktif, terstruktur, serta mampu Photography kelas XI Multimedia. Pengguna harus
menunjang proses pembelajaran, seperti modul melakukan login untuk dapat mengakses e-modul
ajar. Modul ajar yang sesuai dengan perkembangan ini.
teknologi saat ini adalah modul ajar elektronik atau Sistem pengembangan e-modul photography
dikenal dengan istilah e- modul. dengan platform schoology merupakan system
A.3 Hasil Analisis Karakteristik Siswa yang di bangun guna untuk mendukung
Dari hasil analisis angket terbuka tersebut, perencanaan,pelaksanaan,dan pengelolaan
dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran kegiatan pembelajaran yang di lakukan di SMK TI
Photography siswa lebih senang diberikan materi Bali Global Singaraja. Course,Groups,dan
terlebih dulu sebelum melanjutkan untuk Resource merupakan menu yang terdapat pada
praktikum (pembelajaran terprogram) serta dengan platform schoology,yang dimana dalam
gaya belajar yang bersifat visual, dimana siswa penggunaannya course digunakan untuk membuat
lebih cepat memahami materi jika disampaikan sebuah mata pelajaran,groups untuk pembentukan
melalui gambar bergerak atau video. Dari hasil kelompok mata pelajaran terkait dengan
analisis tersebut maka peneliti mengembangkan e- course,resource sebagai tempat untuk berbagi file.
modul berbasis Project Based Learning untuk C.1.1 Skenario Implementasi Penyalinan
membantu peserta didik lebih aktif dan mandiri Modul
dalam proses belajar. Selain itu modul elektronik Skenario implementasi penyalinan modul
berbasis web memiliki berbagai kelebihan, salah dapat kita gunakan dalam berbagai hal,misalnya
satunya bersifat praktis untuk diakses dimana saja apabila kita mempunyai kelas pengajaran yang
hanya dengan berbekal notebook / smartphone. berbeda-berbeda dan juga mempunyai jumlah
siswa yang banyak,maka agar nantinya modul kita
B. Hasil Tahap Desain (Design) tidak menjadi kacau karena adanya perbedaan
B.1.1 Hasil Pengembangan E-Modul siswa di masing-masing kelas,pada modul ini hal
E-modul yang dikembangkan pada penelitian tersebut sudah dapat di atasi.
ini dirancang berbasis web dengan menggunakan
Terdapat 2 macam cara untuk melakukan
platform Schoology. Model pembelajaran Project
penyalinan modul mata pelajaran pada schoology
Based Learning pada e-modul akan diimplementasi yang pertama yakni dengan menggunakan menu
pada masing-masing kegiatan belajar. Sistem pada course,lalu cari my course setelah kita berhasil
e-modul mewajibkan siswa melakukan checklist
ISSN 0000-0000
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 0, Nomor 0 , 2018

menampilkan course dari mata pelajaran yang kita


ampu,setelah masuk ke menu selanjutkan akan
terdapat ,klik dan carilah copy section lalu
masukkan apa nama dari course yang baru yang
ingin kita duplikat sesuai dengan course yang
sebelumnya dengan tanpa mengubah 1 pun
kegiatan pembelajaran,namun yang hilang hanya
membernya saja,jadi kita dapat memasukkan
member baru tanpa takut ada data yang berubah.
Cara yang kedua yakni dengan bantuan Gambar 3 Halaman Utama Siswa
menu resource pada menu ini kita dapat gunakan
sebagai menu untuk menyimpan,dan mengshare
file dalam schoology,langkah pertama yang
dilakukan adalah masuk pada menu course,pilih
course yang akan di duplikat,setelah itu pilihlah
pada bagian option,disana akan terdapat sebuah sub
menu yang menunjukkan “Student Completion”
dan “Save Course to Resources”,pilihlah sub menu
course to resources setelah itu akan muncul jendela
baru yang menandakan dimana kita akan Gambar 3 Halaman Login
melakukan penyimpanan di menu resources.
Setelah selesai memasukkan data ke dalam
resources,dapat dilakukan cara selanjutnya yakni
melakukan pembuatan nama course baru pada
menu my course-add section buat nama sesuai mata
pelajaran yang di ampu,setelah selesai masuk pada
mata pelajaran tersebut lalu pilih add
materials=>Import from Resources,pilihlah file
yang tadi telah tersimpan pada menu resources,lalu
import semua data yang kita inginkan. Dalam
penggunaan menu resource ini lebih efektif
dibandingkan dengan menu copy section,karena
dengan menu ini file yang tadinya masuk ke dalam
course baru dapat di atur sesuka hati sesuai dengan
kebutuhan.
Gambar 4 Tampilan Halaman Daftar Anggota
Baru (Sign Up)

D. Hasil Tahap Implementasi (Implementation)


Pada tahap implementation (implementasi),
hasil e-modul yang telah dikembangkan di uji
cobakan sesuai dengan peran dan fungsinya dalam
proses pembelajaran untuk mengetahui sejauh
mana manfaat produk yang dikembangkan.
Tahapan implementasi ini meliputi review ahli isi,
ahli desain pembelajaran, ahli media, uji coba
Gambar 2 Halaman Utama Guru perorangan, uji coba kelompok kecil, uji lapangan,
dan di akhir dilakukan dengan penarikan respon
guru dan siswa terhadap pengembangan e-modul
pada mata pelajaran Photography. Hasil dari
ISSN 0000-0000
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 0, Nomor 0 , 2018

masing-masing uji coba implementasi akan Selanjutnya dilakukan uji perorangan. Adapun
dijelaskan sebagai berikut. indikator yang dicari jawabannya dalam uji coba
D.1 Review Ahli perorangan ini meliputi (1) penjelasan materi yang
Setelah e-modul selesai dikembangkan, maka kurang jelas (2) kesalahan ketik (3) kata-kata yag
dilanjutkan dengan tinjauan beberapa ahli uji untuk sulit dipahami dan memerlukan penjelasan
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada e- tambahan (4) kesalahan penggunaan huruf kapital
modul yang dihasilkan. Dalam pengembangan e- dan huruf kecil, dan (5) kesalahan dalam tanda
modul ini dilakukan pengujian oleh para ahli yang baca. Hasil penilaian atau tanggapan yang diminta
terdiri dari ahli isi pembelajaran, ahli desain adalah memberikan skor 1 sampai 5 pada masing-
pembelajaran, dan ahli media pembelajaran. masing pernyataan. Hasil perhitungan disajikan
Berikut akan dipaparkan hasil pengujian yang telah pada Lampiran 9.
dilakukan. Presentase =
Jumlah Presentase Keseluruhan Subjec𝑡
D.1.1 Ahli Isi
Banyaknya Subject
Berdasarkan data hasil perhitungan dari angket 270
yang diberikan mendapatkan hasil 0,6 yang dimana Presentase = = 90,0%
3
dari table tingkat penerapan validitas berada pada
koefisien validitas 0,41-0,70 jika di konversikan D.1.5 Hasil Validasi Uji Kelompok Kecil
pada tabel kriteria tingkat validasi Uji Ahli berada Uji coba kelompok kecil dilakukan terhadap 12
pada kriteria “Cukup”, dengan ini modul (dua belas) orang siswa. Setiap siswa dijadikan
Photography dinyatakan layak digunakan dalam responden diberikan mengakses e-modul mata
pembelajaran. Peneliti melakukan 2 kali pengujian pelajaran Photography dan instrument penilaian
dengan hasil sebagai berikut Berdasarkan data hasil (angket).
perhitungan dari angket pengujian kedua yang Hasil dari uji coba kelompok kecil terhadap e-
diberikan mendapatkan hasil 0,875 yang dimana modul mata pelajaran Photography diperoleh data
dari table tingkat penerapan validitas berada pada seperti yang disajikan pada Lampiran 11 presentase
koefisien validitas 0,71-0,90 jika di konversikan untuk uji kelompok kecil diperoleh hasil sebagai
pada tabel kriteria tingkat validasi Uji Ahli berada berikut.
pada kriteria “Tinggi”, dengan ini modul Presentase =
Jumlah Presentase Keseluruhan Subjec𝑡
Photography dinyatakan layak digunakan dalam
Banyaknya Subject
pembelajaran. 1090
D.1.2 Ahli Desain Presentase = = 90,83%
12
Berdasarkan data hasil perhitungan dari angket Setelah diperoleh hasil persentase uji coba
yang diberikan mendapatkan hasil 1 yang dimana kelompok kecil, selanjutnya hasil tersebut
dari tabel tingkat pencapaian validitas berada pada dikonversikan dengan tabel konversi tingkat
koefisien validitas 0,91-1,00 jika di konversikan pencapaian dengan skala 5. Setelah dikonversi
pada tabel kriteria tingkat validasi Uji Ahli berada dengan tabel konversi, presentase tingkat
pada kriteria “Sangat Tinggi”, dengan ini modul pencapaian isi e-modul yaitu rata-rata 90,83%
Photography dinyatakan layak digunakan dalam berada pada kualifikasi sangat baik dan sedikit
pembelajaran. revisi.
D.1.3 Ahli Media Pembelajaran
Berdasarkan data hasil perhitungan dari angket D.1.6 Hasil Validasi Uji Lapangan
yang diberikan mendapatkan hasil 1 yang dimana Dalam uji coba lapangan peneliti menerapkan
dari tabel tingkat pencapaian validitas berada pada e-modul mata pelajaran Photography. Penelitian
koefisien validitas 0,91-1,00 jika di konversikan melibatkan 28 (dua puluh delapan) orang siswa
pada tabel kriteria tingkat validasi Uji Ahli berada kelas XI Multimedia untuk menerapkan e-modul
pada kriteria “ Sangat Tinggi ”, dengan ini modul pada mata pelajaran Photography. Proses
Photography dinyatakan layak digunakan dalam pembelajaran saat uji coba lapangan dilakukan
pembelajaran. sesuai Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
D.1.4 Uji Coba Perorangan (RPP) dengan tahap-tahap Project Based Learning
Setelah melalui tahapan pengujian para ahli, e- Hasil dari uji lapangan terhadap e-modul mata
modul telah direvisi berdasarkan saran dan pelajaran Photography diperoleh data seperti yang
komentar dari ahli isi, ahli desain, dan ahli media.
ISSN 0000-0000
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 0, Nomor 0 , 2018

disajikan pada Lampiran 13 persentase untuk uji No Interval Kategori


lapangan diperoleh hasil sebagai berikut. 1 60 <= 𝑥 Sangat Positif
Presentase = 2 50 <= 𝑥 < 60 Positif
Jumlah Presentase Keseluruhan Subjec𝑡
Banyaknya Subject 3 40 <= 𝑥 < 50 Kurang Positif
2492
Presentase = = 89,00% 4 30 <= 𝑥 < 30 Negatif
28
Setelah dikonversi dengan tabel konversi, 5 𝑥 < 30 Sangat Negatif
presentase tingkat pencapaian isi e-modul yaitu
89,00% berada pada kualifikasi baik dan sedikit
Setelah di konversikan ke dalam tabel kriteria
revisi, rata-rata responden memberikan skor 5, 4, 3,
penggolongan respon, hasil respon siswa dengan
dan 2 pada indikator soal instruksi.
rata-rata 66,07 termasuk dalam rentangan
D.1.7 Hasil Uji Respon Siswa
kualifikasi sangat positif. Hal ini menunjukkan
Uji respon siswa dilakukan terhadap seluruh
keberhasilan dalam pengembangan e-modul mata
siswa yang berjumlah 28 (dua puluh delapan) orang
pelajaran Photography, yang dibuktikan dengan
siswa yang sebelumnya telah menggunakan e-
hasil komentar angket seperti adanya motivasi dan
modul Photography dalam kegiatan belajar
kesenangan siswa menggunakan e-modul serta
mengajar dan memberikan angket kepada masing-
kemudahan siswa dalam menggunakan e-modul
masing siswa.
dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan penilaian respon siswa terhadap
D.1.7 Hasil Uji Respon Guru
pengembangan e-modul pada mata pelajaran
Uji respon guru mata pelajaran terhadap
Photography seperti yang dipaparkan pada
pengembangan e-modul dengan menggunakan
lampiran 15, maka dilakukan perhitungan analisis
instrumen angket. Responden dalam pengambilan
data respon menggunakan rumus menurut
respon ini dilakukan oleh guru mata pelajaran
Nurkancana dan Sunartana (1992). Hasil
Photography di SMK TI Bali Global Singaraja.
perhitungan rumus untuk mencari rata-rata kelas
Berdasarkan penilaian respon guru terhadap
(𝑥̅ ) dari respon, Mi, SDi adalah sebagai berikut. pengembangan e-modul pada mata pelajaran
Hasil perhitungan rata-rata skor respon. Photography seperti yang dipaparkan pada
∑𝑥 1850
𝑥̅ = = = 66,07 lampiran 17, maka dilakukan perhitungan analisis
𝑁 28 data respon menggunakan rumus menurut
Hasil perhitungan mean ideal (Mi) dan standar Nurkancana dan Sunartana (1992). Hasil
deviasi ideal (SDi) adalah sebagai berikut. perhitungan rumus untuk mencari rata-rata kelas
1
𝑀𝑖 = (𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (𝑥̅ ) dari respon, Mi, SDi adalah sebagai berikut.
2 Hasil perhitungan rata-rata skor respon.
+ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙) ∑𝑥 45
1
𝑀𝑖 = (75 + 15) = 45 𝑥̅ = = = 45
2 𝑁 1
𝑆𝐷𝑖 Hasil perhitungan mean ideal (Mi)
1 dan standar deviasi ideal (SDi) adalah
= (𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 sebagai berikut.
6
− 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙) 𝑀𝑖 =
1 1
(𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 +
𝑆𝐷𝑖 = (75 − 15) = 10 2
6 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙)
Rata-rata kelas (𝑥̅ ) dari skor respon siswa 1
kemudian dikategorikan dengan menggunakan 𝑀𝑖 = (50 + 10) = 30
2
pedoman yang disajikan pada Tabel 4.11. 𝑆𝐷𝑖
1
Tabel 4.1 = (𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
6
Kriteria Penggolongan Respon Siswa − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙)
1
𝑆𝐷𝑖 = (50 − 10) = 6,67
6
Rata-rata kelas (𝑥̅ ) dari skor respon guru kemudian
dikategorikan dengan menggunakan pedoman yang
disajikan pada Tabel 4.12.
ISSN 0000-0000
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 0, Nomor 0 , 2018

Tabel 4.2 mempraktikkan prosedur dan mengalami


Kriteria Penggolongan Respon Guru kendala, siswa cenderung meminta bantuan
kepada guru. Siswa kurang memiliki inisiatif
No Interval Kategori untuk mencari dan menemukan sendiri solusi
1 40 <= 𝑥 Sangat Positif terhadap masalah yang dihadapi. Siswa lebih
2 33 <= 𝑥 < 40 Positif senang dengan gaya belajar dengan
26 <= 𝑥 < 33 Kurang Positif menggunakan video, karena dengan
3
menggunakan video siswa lebih tertarik untuk
4 20 <= 𝑥 < 20 Negatif mempelajari materi yang akan diberikan.
5 𝑥 < 20 Sangat Negatif Akibatnya proses belajar mengajar tidak efektif
dan tidak menarik bagi siswa, sehingga
Setelah di konversikan ke dalam tabel kriteria pengembangan e-modul berbasis web yang
penggolongan respon, hasil respon guru dengan dikemas dengan berbagai penyajian materi yang
rata-rata 45 termasuk dalam rentangan kualifikasi lebih konkret, nyata dan dilengkapi simulasi
sangat positif. Hal ini menunjukkan bahwa guru pendukung pembelajaran sesuai dengan
antusias dan mendukung dengan adanya perkembangan teknologi terkini sangat
pengembangan e-modul mata pelajaran diperlukan. Dengan begitu, siswa dituntut untuk
Photography. belajar secara mandiri dengan menfasilitasi
siswa, salah satunya dengan teknologi media
E. Hasil Tahap Evaluasi (Evaluation) pembelajaran online yang membantu siswa dalam
Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran di luar sekolah, sehingga sesuai
pengembangan produk sesuai dengan model dengan teori konektivisme yang menyatakan
ADDIE yang digunakan. Hasil untuk evaluasi pada proses belajar dapat dipengaruhi dengan
pengembangan e-modul sudah dilakukan pada teknologi informasi (Mardika, 2007).
pembahasan revisi masing-masing tahap Teknologi informasi berkaitan dengan
pengujian. Namun, selain evaluasi yang dilakukan penggunaan peralatan, media dan sarana untuk
pada tahap implementasi pengujian produk, mencapai tujuan pendidikan atau kegiatan
terdapat beberapa hasil evaluasi lain yang penulis pembelajaran dengan memanfaatkan alat bantu
lakukan selama melakukan pengembangan e- audio visual. Pentingnya teknologi informasi
modul menggunakan model ADDIE seperti berikut. dalam dunia pendidikan berdampak besar
terhadap pencapaian hasil belajar siswa.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia
A. Pembahasan
pendidikan dewasa ini lebih kepada penerapan
Pengembangan e-modul mata pelajaran
penggunaan media pembelajaran sebagai sarana
Photography memiliki tujuan untuk membantu dalam belajar. Salah satu jenis media
penambahan sumber belajar, media pembelajaran yang berbasis teknologi informasi
pembelajaran, meningkatkan kemandirian siswa
adalah e-modul.
dan diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
Dalam meningkatkan hasil pembelajaran
materi pelajaran Photography selama proses
diperlukan media pembelajaran yang baik. Salah
belajar mengajar di kelas. Berdasarkan hasil
satu media pembelajaran saat ini ada modul
observasi awal yang dilakukan di SMK TI Bali elektronik (e-modul). Dengan modul elektronik,
Global Singaraja, dapat diketahui bahwa penyampaian materi yang berupa teknik langkah-
kurangnya bahan ajar yang relevan dan yang
langkah atau prosedur dapat disajikan dengan
sesuai dengan karakteristik siswa. Bahan ajar
menggunakan simulasi video tutorial. Modul
yang ada hanya berbentuk modul cetak, kalaupun
elektronik memiliki potensi yang besar untuk
ada bahan ajar dari internet kebanyakan digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam
menggunakan bahasa asing sehingga untuk sebuah rancangan pembelajaran (desain
peserta didik yang memiliki kemampuan kognitif instruksional) terdapat suatu proses untuk
rendah akan mengalami kesulitan memahami isi
memandu pelaku (aktor) untuk mendesain,
bacaan.
mengembangkan, menerapkan konten e-modul
Dampak lain dari kurangnya bahan ajar
dengan memanfaatkan infrastruktur dan aplikasi
adalah munculnya anggapan siswa bahwa guru e-modul yang tersedia. Desain instruksional
sebagai satu-satunya sumber belajar. Ketika
ISSN 0000-0000
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 0, Nomor 0 , 2018

merupakan proses dinamis yang dapat berubah- Tahap keempat adalah implementation
ubah sesuai dengan informasi dan evaluasi yang (implementasi) yang dilakukan dengan menguji
diterima bertujuan untuk meningkatkan hasil coba e-modul sesuai dengan peran dan fungsinya
pembelajaran peserta didik sehingga tujuan dalam proses pembelajaran untuk mengetahui
pembelajaran dapat tercapai (Hanum, 2013). sejauh mana manfaat produk yang
E-modul yang digunakan dalam penelitian dikembangkan. Tahapan uji coba dimulai dari
ini menerapkan model pembelajaran Project review para ahli, kemudian dilanjutkan dengan uji
Based Learning (PjBL). Pembelajaran berbasis coba perorangan, kelompok kecil, dan uji
proyek merupakan suatu model yang lapangan. Uji ahli yang pertama dilakukan adalah
menekankan siswa untuk dapat belajar secara uji ahli isi pembelajaran. Setelah selesai
mandiri dengan memecahkan masalah yang melakukan uji ahli isi, kemudian dilanjutkan
dihadapi serta siswa juga dapat menghasilkan dengan uji ahli desain dan ahli media
suatu proyek atau karya nyata. Proyek dalam pembelajaran.
pembelajaran berbasis proyek tidak ditentukan
oleh hasil belajar yang didapatkan oleh siswa
saja, namun juga dilihat pada proses dan aktivitas SARAN
siswa dalam proses pembelajaran sehingga akan
berdampak pada meningkatnya hasil belajar Berdasarkan pengamatan penulis, terdapat
siswa (Dewi, Garminah, & Pudjawan, 2013). beberapa hal yang dapat dijadikan bahan
Model pengembangan yang digunakan untuk pertimbangan untuk ditindak lanjuti.
mengembangkan e-modul berbasis Project Based 1. Bagi pengembang e-modul selanjutnya agar
Learning pada mata pelajaran Photography dapat mengatur e-modul lebih user friendly atau
adalah model pengembangan ADDIE. mudah digunakan oleh pengguna yang masih
Sesuai dengan tahapan pada model belum terbiasa dengan pembelajaran berbasis
pengembangan ADDIE, tahapan pertama yang komputer. Selain itu, dapat mengatur agar setiap
dilakukan adalah analisis (analyze). Tahapan ini tahapan pembelajaran Project Based Learning ada
yaitu tahap analisis terhadap isi kebutuhan, untuk fitur yang bisa memberikan tantangan baik berupa
menganalisis segala sesuatu yang dibutuhkan games atau bentuk lainnya dan pengembangan
dalam pengembangan, yaitu : (1) analisis mata untuk pengaturan font pada Schoology bisa
pelajaran, (2) analisis sumber belajar, (3) analisis dilakukan seperti menggunakan office.
karakteristik siswa.
Tahapan kedua adalah tahap desain 2. Produk e-modul berbasis model pembelajaran
(design) meliputi desain pengembangan e-modul, Project Based Learning pada mata pelajaran
pada tahap ini menentukan Standar Kompetensi Photography untuk siswa kelas XI Multimedia di
(SK), Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator SMK TI Bali Global Singaraja yang dikembangkan
pembelajaran yang akan dikembangkan dalam e- belum sampai pada tahap pengukuran hasil belajar
modul. Kegiatan penyusunan e-modul meliputi siswa dan pembelajaran yang di implementasikan
pengumpulan bahan/materi pelajaran, pengetikan pada saat uji lapangan hanya pada proses
bahan ajar, dan penyusunan materi sesuai pembelajaran 1 saja. Oleh karena itu, perlu
kompetensi yang diharapkan. diadakan pengkajian lebih lanjut mengenai
Tahapan ketiga adalah tahap efektivitas penggunaan e-modul berkaitan dengan
Pengembangan (Development) proses pengukuran hasil belajar siswa pada proses
mengembangkan e-modul. Pada tahap ini pembelajaran 2, 3, 4, dan 5 dengan menggunakan
dilakukan perancangan sistem seperti membuat e-modul ini melalui penelitian eksperimen dengan
hak akses masuk ke halaman mata pelajaran, menggunakan konten dan pembelajaran yang
menyusun tampilan masing-masing pengguna berbeda.
(guru dan siswa), mengatur tampilan kegiatan
pembelajaran, serta menerapkan matari ke sistem REFERENCES
e-modul, mengintegrasikan fitur Schoology pada
e-modul. Pengembangan pada fitur Schoology [1] Adiputra, I. N. (2014). Pengembangan E-
berisikan implementasi tahapan Project Based Modul pada Materi “Melakukan Instalasi
Learning pada e-modul. Sistem Operasi Jaringan Berbasis GUI
ISSN 0000-0000
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 0, Nomor 0 , 2018

dan Text” untuk Siswa Kelas X Teknik Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata
Komputer dan Jaringan SMK Negeri 3 Pelajaran Muatan Lokal Elektronika Di
Singaraja. Retrieved Januari 20, 2015, SMPN 6 Surabaya. Pendidikan Teknik
from Karmapati Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Informatika, Universitas Pendidikan Negeri Surabaya, 645-649.
Ganesha.
[9] Nurkancana, & Sunartana. (1992).
[2] Amiroh. (2012). Membangun E-Learning Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha
dengan Learning Management System Nasional.
Moodle. Sidoarjo: PT Berkah Mandiri
Globallindo. [10] Salsabila, R. P. (2013). Pengembangan
Modul Elektronik Fisika Sebagai Media
[3] Ananda, M. (2014). Pengembangan E- Instruksional Pokok Bahasan Hukum
Learning Berbasis Schoology Pada Mata Newton Pada Pembelajaran Fisika Di
Pelajaran IPA Kelas VIII di SMP Negeri SMA. Retrieved Januari 20, 2015, from
1 Seririt. Jurusan Teknologi Pendidikan: http://library.unej.ac.id/client/en_US/defa
Journal Edutech Universitas Pendidikan ult/search/asset/567?dt=list.
Ganesha.
[11] Santyasa, I. W. (2009). Teori
[4] Dewi, N. K., Garminah, N. N., & Pengembangan Modul. Retrieved Januari
Pudjawan, K. (2013). Pengaruh Model 20, 2015, from Pendidikan
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project- Memanusiakan Manusia:
Based Learning) Terhadap Hasil Belajar http://santyasa.com
IPA Siswa Kelas IV SD N 8 Banyuning.
Retrieved Januari 20, 2015, from [12] Tegeh, I. M. (2013). Pengembangan
http://download.portalgaruda.org/article.p Bahan Ajar Metode Penelitian Pendidikan
hp?article=105329&val=1342. dengan Addie Model. Jurnal IKA, 12-26.

[5] Elis, &. P. (2016). Perancangan dan [13] Tegeh, I. M., & Kirna, I. M. (2010).
Penerapan Konten e-Learning melalui Metode Penelitian Pengembangan
Learning Management System dalam Pendidikan. Singaraja: Undiksha.
Meningkatkan Motivasi Belajar Studi
Kasus pada Mata Kuliah Pemrograman [14] Thobroni, M & Arif,M. 2011. Belajar dan
Basis Data. Journal of Information Pembelajaran. Yogyakarta : AR-RUZZ
MEDIA.
Systems Engineering and Business
Intelligence Vol. 2, No. 1, 31. [15] Wijayanti, N. P. (2016). pengembangan
[6] Gunadharma. (2011). Pengembangan e-modul berbasis project based learning
Modul Elektronik Sebagai Sumber pada matapelajaran simulasi digital untuk
Belajar Untuk Mata Kuliah Multimedia siswa kelas X di SMK Negeri 2
Design. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja. jurnal pendidikan teknologi
Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas dan kejuruan..
Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri [16] Winaya, I. K. (2016). Pengembangan E-
Jakarta. Modul Berbasis Project Based Learning
[7] Hanum, N. S. (2013). Keefektifan E- Pada Matapelajaran Pemrograman Web
learning Sebagai Media Pembelajaran Kelas X Di Smk Negeri 3 Singaraja.
(Studi Evaluasi Model Pembelajaran E- Jurnal Pendidikan teknologi dan
learning SMK Telkom Sandhy Putra kejuruan.
Purwokerto). Jurnal Pendidikan Vokasi, [17] I. M. Tegeh and I. M. Kirna,
Vol 3, Nomor 1, Februari 2013 “Pengembangan Bahan Ajar Metode
[8] Jonias, H. (2014). Pengembangan Media Penelitian Pendidikan dengan Addie
Pembelajaran E-Module Terhadap Model,” J. Ika, vol. 1, pp. 12–26, 2013.
ISSN 0000-0000
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 0, Nomor 0 , 2018

[18] Wiyoko, T. (2014). Pengembangan Media


Pembelajaran Fisika Modul Elektronik
Animasi Interaktif Untuk Kelas XI SMA
Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa.
Jurnal Pendidikan Fisika, 11-15.

[19] Yance, R. D., Ramli, E., & Mufit, F.


(2013). Pengembangan Modul Elektronik
Berbasis Poei (Prediksi, Observasi,
Eksperimen, Interpretasi) Pada Materi
Sistem Indera Kelas XI SMA Negeri 3
Ponorogo. Pillar Of Physics Education,
48-54.Sejarah),” Widya Winayata, vol. 2,
p. 12, 2014.

S-ar putea să vă placă și