Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Erna Difinubun
P07120219 014
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
kasihn-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan
Nebulizer”
Adapun maksud dan penlisan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu untuk memenuhi salah satu
tugas dari mata kuliah BAHASA INDONESIA pada Program Studi Keperawatan Tual.
Penulis menyadari dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan, namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan. Baik secara material maupun moril dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah
1. Ns.Lucky H Noya, S.Kep .,M.Kep, selaku Ketua Program Studi Keperawatan Tual
2. Ns. Ivonne. A.V. Gasper, S.Kep.,M.Kep
3. Marthina Tiven, S.SiT.,M.Kes
4. Jonathan Kelabora, S.SiT.,M.Kes
5. Ns. Robeka Tanlain, S.Kep.,M.Kep
6. Dosen dan seluruh Staf Program Studi Keperawatan Tual
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan memberikan banyak
pengetahuan bagi para pembaca serta panduan bagi teman-teman serta adik-adik sekalian
Erna Difinubun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
setelah diare.
Bronchopneumonia merupakan radang paru-paru pada bagian
gejala demam tinggi, gelisah, dispnea, napas cepat dan dangkal (adanya
komplikasi seperti infeksi darah, abses paru-paru, efusi pleura, gagal napas,
anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita anak masih tergantung penuh
1
2
diperkirakan sekitar 3,1 juta pertahun kasus kematian anak di bawah umur
Maluku 534 (9,82%) kasus dan pada tahun 2017 mulai menurun di
ini dinilai penting untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian anak
nebulizer.
1.4 Manfaat Studi Kasus
1.4.1 Bagi Masyarakat
Dapat memberikan manfaat bagi masyarakat terutama bagi orang
tindakan nebulizer.
1.4.3 Bagi Penulis
Memperoleh pengalaman nyata dan menambah wawasan dalam
3
4
4
BAB II
TINJAUAN KASUS
pengkajian.
b. Penanggung jawab
Pengkajian berisikan penanggung jawab meliputi
5
6
tinggi.
e. Riwayat penyakit dahulu
Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan
yang lainnya.
g. Riwayat kesehatan lingkungan
Bronkopneumonia sering terjadi pada musim hujan
sekunder (Meck,2015).
2.1.1.3. Pola Aktivitas Sehari-hari
6
7
napas.
b. Pola metabolic nutrisi.
Anak dengan bronkopneumonia sering muncul
mikroorganisme)
c. Pola eliminasi
Penderita sering mengalami penurunan produksi urin
karena demam.
d. Pola istirahat dan tidur.
Data yang sering muncul adalah anak mengalami
ketidaknyamanan tersebut.
e. Pola aktivitas-latihan.
Anak tampak menurun aktivitas dan latihannya sebagai
7
8
disampaikan.
(orangtua).
i. Pola seksualitas-reproduktif.
Pada kondisi sakit dan anak kecil masih sulit terkaji.
8
9
3) Pernapasan :
a) Baru lahir (0-1 bulan) : 40-60 x/m
b) Bayi (1 bulan-1 tahun) : 30-60 x/m
c) Toodler (1-3 tahun) : 24-40 x/m
d) Prasekolah (4-5 tahun) : 22-34 x/m
e) Anak-anak (5-12 tahun) : 18-30 x/m
(Jackson, M & Jackson L, 2011).
4) Suhu :
a) 36,50C – 37,50C.
(Jackson, M & Jackson L, 2011).
c. Kepala : Dikaji mengenai bentuk kepala, warna rambut
bantu pernapasan.
i. Abdomen : inspeksi (bentuk, lesi), Palpasi
9
10
4-9 x/menit)
j. Genitalia : Kaji kelengkap (laki-laki : penis, skrotum,
keluhan.
l. Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan penunjang pada
10
11
sputum.
2.2.2.1 Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membrane
proses infeksi.
2.4.2.1 Intoleransi aktivitas b.d insufiensi oksigen untuk aktivitas
sehari-hari.
2.5.2.1 Resiko ketidakseimbangan elektrolit.
2.1.3 Rencana Keperawatan.
Rencana implementasi didasarkan pada pengkajian dan
11
12
gerakan dada.
Rasional : Takipnea, pernafasan dangkal dan
bronkus.
2) Auskultasi area paru, catat area paru, catat area
efektif.
Rasional : napas dalam memudahkan ekspansi
bergerak keluar.
5) Berikan cairan sedikitnya 2500 ml/hari (kecuali
dingin.
12
13
pembuangan sekret.
2.2.3.1 Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan
jaringan.
2) Observasi warna kulit, catat adanya sianosis
sistemik.
3) Kaji status mental dan penurunan kesadaran.
Rasional : Gelisah, mudah terangsang , bingung
13
14
terhadap hipoksemia.
5) Awasi suhu tubuh.
Rasional : demam tinggi sangat meningkat
14
15
abdomen.
Rasional : Bunyi usus mungkin menurun/tak ada
untuk kembali.
5) Evaluasi status nutrisi umum, ukur berat badan
besar.
Rasional : Adanya kondisi kronis (seperti PPOM
15
16
dan dispnea.
a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
setelah aktivitas.
Rasional : menetapkan kemampuan atau kebutuhan
dan istirahat.
Rasional : Tirah baring dipertahankan selama akut
atau bantal.
5) Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
fase penyembuhan.
16
17
oral.
a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
(bibir,lidah).
2.1.4 Implementasi.
Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan
17
18
(Asmadi, 2008).
2.1.5 Evaluasi.
Evaluasi adalah suatu proses yang terencana dan sitematis
Kenney, 2009).
2.2. Tinjauan Umum Tentang Bronkopneumonia
2.2.1 Pengertian.
Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru yang biasanya
(NANDA,2016).
2.2.2 Etiologi.
Secara umum bronchopneumonia diakibatkan penurunan
reflek glottis dan batuk, adanya lapisan mucus, gerakan silia yang
18
19
dalam paru-paru.
5. Terjadi karena kongesti paru yang lama.
2.2.3 Manifestasi Klinis
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi
cara :
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah
b. Pemeriksaan sputum
c. Analisa gas darah
d. Kultur darah
e. Sampel darah, sputum, dan urin
2. Pemeriksaan Radiologi
a. Rontgenogram Thoraks
b. Laringoskopi/ bronkoskopi
2.2.5 Penatalaksanaan (Sudaru, 2009)
Penatalaksanaan yang dapat diberikan antara lain :
1. Menjaga kelancaran pernafasan
2. Kebutuhan istirahat
19
20
Akan tetapi, karena hal itu perlu waktu dan pasien perlu terapi
sputum.
2. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membrane alveolus
pengiriman oksigen.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
20
21
21
22
22
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
3.1 Rancangan Studi Kasus.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian
Langgur.
3.2 Subjek studi kasus
Subyek studi kasus adalah subyek yang ditujukan untuk diteliti oleh
peneliti atau subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti
(Arikunto, 2009).
Subjek dalam penelitian ini sebanyak 2 orang pasien anak yang
ruang anak RSUD KS Langgur. Ada 2 kriteria pada subjek studi kasus
penelitian.
3.2.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak
27
28
3.2.2.2 Pasien anak yang tidak masuk dalam kisaran antara usia
0-5 tahun.
3.2.2.3 Orang tua pasien yang tidak bersedia untuk menjadi
responden penelitian.
3.3 Fokus Studi Kasus
Fokus studi dalam studi kasus ini adalah asuhan keperawatan pada pasien
bronkopneumonia.
3.4.2 Anak adalah seseorang lelaki atau perempuan yang berusia antara 0-5
tahun.
3.4.3 Bronkopneumonia adalah suatu peradangan paru yang disebabkan oleh
bermacam-macam penyebab.
3.4.4 Nebulizer adalah terapi yang dilakukan untuk mengencerkan secret
28
29
tubuh pasien.
3.6.1.2 Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara
pengumpulan data.
3.8.3 Confedentiality (Kerahasiaan).
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasianya
29
BAB 4
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai asuhan keperawatan pada
klien kelolaan peneliti, harus memiliki masalah yang sama dengan yang ada pada
disarkan pada konsep teori yang dibahas sebelumnya. Sehingga bisa diambil
teori yang beladaskan pada salah satu buku keperawatan yakni NANDA Nic-
Noc
4.1.3 Intervensi keperawatan
Kaji frekuensi atau kedalaman pernafasan dan gerakan dada, auskultasi
area paru, catat area paru, catat area penurunan atau tak ada aliran
udara dan bunyi napas, mis : krekels, mengi. Bantu pasien latihan nafas
dalam dan batuk secara efektif, lakukan fisioterapi dada , berikan cairan
31
32
kebutuhan oksigenasi.
4.1.5 Evaluasi keperawatan
Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah tindakan keperawatan yang
32
DAFTAR PUSTAKA
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013. Pedoman Pewawancara Petugas Pengumpul Data.
Jakarta : Badan Libangkes, Depkes RI, 2013
Nuratif (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA (NIC-
NOC). http/www.academia.edu.tanggal 28 jam 22.00
Judith M. Wilkinson, dkk. (2015). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Ed. 9, Jakarta : EGC
Cecily Lhyn Betz, dkk. (2009). Buku Saku Pediatri. Ed. 5, Jakarta : EGC
Donna L. Wong, dkk. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatri. Ed. 5, Jakarta : EGC
Abraham M. Rudolph, dkk. (2014). Buku Ajar Pediatri Rudolph. Ed. 20, Vol.3, Jakarta : EGC
Dona L. Wong. (2012). Keperawatan Pediatri. Ed. 4, Jakarta : EGC
RSUD KS Langgur (2019). Data Angka Kesakitan Pasien Anak Dengan Bronkopneumonia
Di RSUD KS Langgur. Pada Tanggal 1 2019 Jam 11.00
Notoatmojo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rhineka Cipta. Jakarta
Ditjen P2P, Kemenkes RI. (2017). Prevalensi Kasus Pneumonia di Indonesia
Ditjen P2P, Kemenkes RI. (2017). Prevalensi Kasus Pneumonia di Provinsi Maluku
Bidang P2MPL. (2015). Profil Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara
Terri Kyle, dkk. (2015). Buku Praktik Keperawatan Pediatri, Jakarta : EGC
Nanda Nic-noc.(2016). Asuhan Keperawatan Praktis. Ed.Revisi Jilid 1
Jackson, M & Jackson L (2011). Seri Panduan Keperawatan Klinis.Penerbit Erlangga :
Jakarta. http//gustinerz.com. tanggal 6 jam 21.00
Depkes RI. (2011). Prosedur Perawatan Dasar. http/kupdf.net. tanggal 7 jam 23.00