Sunteți pe pagina 1din 15

TANTANGAN PENGEMBANGAN

WISATA HALAL DI NUSA TENGGARA BARAT

The Challenge of Developing Halal Tourism in Nusa Tenggara Barat

A. Muchaddam Fahham
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI
Jl. Gatot Subroto Senayan Jakarta

Naskah diterima: 15 April 2017


Naskah dikoreksi: 22 Mei 2017
Naskah diterbitkan: Juni 2017

Abstract: Since 2015 Ministry or Tourism of the Republic of Indonesia appointed three provinces in Indonesia
as a halal tourist destinations. The three provinces are West Nusa Tenggara (NTB), West Sumatera and Aceh.
Of the three provinces, NTB is considered to have great potential to develop halal tourism in Indonesia. There
are three reasons why NTB province has great potential in developing halal tourism. First, the natural beauty
that is owned by NTB is not inferior to that owned by Bali Province. Second, the majority of NTB’s population
is Muslim. Third, NTB has a unique culture and religious tradition. This study describes the efforts taken and
challenges faced by the NTB government in developing halal tourism in NTB. This study uses qualitative methods.
The data were collected by library studies and in-depth interviews with business actors, religious leaders, and
NTB administrations. This study concludes that one of the efforts of NTB Local Government in developing halal
tourism is to make local regulation concerning Halal Tourism as legal umbrella for NTB government, business
actor, and society. This law regulates the halal tourism industry which includes accommodation, travel agency,
restaurant and solus per aqua (SPA). The management of the halal tourism industry must follow the counsel
of the National Sharia Council of the Indonesian Council of Ulama. Despite having been awarded as World’s
Best Halal Tourism and World’s Best Halal Honeymoon Destination and have a legal umbrella for developing
halal tourism, NTB Government still faces many challenges. The first challenge, is convincing its citizens about
the urgency of developing halal tourism in NTB, second preparation of competent human resources, third,
with acceleration of halal certification for hotel and restaurant. Fourth, synergy among stakeholders in halal
certification process. And fifth, halal tourism needs to be supported by a set of legislation that can synergize all
stakeholders involved in the process of halal certification.
Keyword: halal tourism, local regulation, muslim traveller, halal certificate, halal food.

Abstrak: Sejak 2015 Kementerian Pariwisata Republik Indonesia menunjuk tiga provinsi di Indonesia sebagai
destinasi wisata halal. Ketiga provinsi tersebut adalah Nusa Tenggara Barat (NTB), Sumatera Barat, dan
Aceh. Dari tiga provinsi tersebut, NTB dipandang memiliki potensi besar untuk mengembangkan wisata halal
di Indonesia. Ada tiga alasan mengapa Provinsi NTB memiliki potensi besar dalam mengembangkan wisata
halal. Pertama, keindahan alam yang dimiliki oleh NTB tidak kalah dengan yang dimiliki oleh Provinsi Bali.
Kedua, mayoritas penduduk NTB adalah muslim. Ketiga, NTB memiliki kultur dan tradisi keagamaan yang
unik. Studi ini menjelaskan upaya dan tantangan yang dihadapi oleh Pemda NTB dalam mengembangkan wisata
halal di NTB. Studi ini menggunakan metode kualitatif. Data-datanya dikumpulkan dengan studi kepustakaan
dan wawancara mendalam pelaku usaha, tokoh agama, dan Pemda NTB. Studi ini menyimpulkan salah satu
upaya Pemda NTB dalam mengembangkan wisata halal adalah membuat peraturan daerah tentang Pariwisata
Halal sebagai payung hukum bagi Pemda NTB, pelaku usaha, dan masyarakat. Perda ini mengatur industri
wisata halal yang meliputi akomodasi, biro perjalanan, restoran, dan solus per aqua (SPA). Pengelolaan industri
wisata halal itu harus mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia. Meskipun pernah memperoleh penghargaan sebagai World’s Best Halal Tourism dan World’s Best
Halal Honeymoon Destination dan telah memiliki payung hukum untuk mengembangkan wisata halal, Pemda
NTB masih menghadapi berbagai tantangan, di antara tantangannya adalah pertama, meyakinkan warganya
tentang urgensi pengembangan wisata halal di NTB, kedua, penyiapan sumber daya manusia yang kompeten,
ketiga, percepatan sertifikasi halal bagi hotel dan restoran. Keempat, sinergi antarpemangku kepentingan dalam
proses sertifikasi halal. Dan kelima, wisata halal perlu didukung oleh seperangkat peraturan perundangan yang
dapat mensinergikan antarpemangku kepentingan yang terlibat dalam proses serifikasi halal.
Kata kunci: wisata halal, peraturan daerah, wisatawan muslim, sertifikat halal, makanan halal.

A. Muchaddam Fahham, Tantangan Pengembangan Wisata Halal di Nusa Tenggara Barat | 65


Pendahuluan bulan Agustus 2012, lembaga membuat paket-paket
Salah satu varian pariwisata yang saat ini pariwisata untuk menggaet wisatawan muslim.
sedang dikembangkan oleh banyak negara adalah Lembaga tersebut bekerja sama dengan beberapa
wisata yang ramah terhadap wisatawan muslim. hotel ternama menyelenggarakan buka puasa
Pengembangan varian wisata ini bukan tanpa bersama, menyediakan tempat salat yang nyaman
alasan. Setidaknya ada tiga alasan yang menjadi dan mudah dijangkau di pusat-pusat perbelanjaan,
dasar pertimbangan pengembangan varian wisata memberikan pertunjuk arah kiblat dan Al Quran
tersebut. Pertama, besarnya jumlah penduduk di kamar hotel, hingga menyediakan petugas di
muslim dunia. Menurut survei yang dilakukan Visitor’s Information Offices yang mampu berbahasa
Pew Research Center’s Forum on Religion and Arab. Korea Selatan melalui Perwakilan Organisasi
Public Life (2009:27), jumlah penduduk msulim Pariwisata Korea Selatan di Jakarta (KTO Jakarta)
dunia mencapai 1.571.198.000, besarnya jumlah juga terus mengembangkan paket wisata bagi
tersebut potensial menjadi target kunjungan wisatawan muslim dengan fasilitas pendukung yang
wisata. Kedua, besarnya jumlah pengeluaran ramah terhadap wisatawan muslim. Dalam rangka
penduduk muslim dunia di sektor perjalanan pelayanan yang ramah terhadap wisatawan muslim,
dan makanan. Pengeluaran penduduk muslim sejak Juni 2011, Jerman berupaya menyediakan
dunia di dua sektor ini menjadi perhatian negara- tempat salat yang bersih dan nyaman di Terminal
negara di dunia untuk menarik wisatawan muslim 1 Bandara Munich (Dini Andriani, dkk., 2015:5).
untuk berkunjung ke negara mereka. Pada sektor Kecenderungan industri pariwisata global yang
perjalanan misalnya penduduk muslim dunia berlomba menggaet wisatawan muslim mendorong
menghabiskan dana sebesar $140 pada tahun 2013 Pemerintah Indonesia melalui Kementerian
(angka ini tidak tidak masuk perjalanan haji dan Pariwisata (Kemenpar) untuk mengembangkan
umrah). Sektor perjalanan ini akan terus meningkat layanan pariwisata yang ramah terhadap wisatawan
dan diperkirakan mencapai $238 miliar pada tahun muslim di Indonesia. seperti halnya negara-negara
2019. Sementara di sektor makanan dan minuman, lainnya, pengembangan layanan wisata ramah
pengeluaran penduduk muslim global adalah terhadap wisatawan muslim bertujuan untuk
mencapai $1.292 miliar pada tahun 2013 (Thomson merebut pangsa pasar yang cukup besar dari negara-
Reuters and Dinar Standard, 2015:4). Ketiga, negara muslim di dunia, seperti Arab Saudi, Kuwait,
besarnya jumlah wisatawan muslim dunia. Studi dan Iran. Ketiga negara tersebut masih menjadi
MasterCard dan CrescentRating (2015:6) tentang negara dengan pengeluaran wisatawan muslim
wisatawan muslim, menjelaskan bahwa tahun 2014 terbesar di dunia. Secara umum, potensi belanja
terdapat sekitar 108 juta wisatawan muslim yang wisatawan muslim dunia diperkirakan mencapai
melakukan perjalanan wisata ke berbagai destinasi U$$181 miliar pada tahun 2018. Sebagai destinasi
dunia. Tahun 2020 angka wisatawan muslim dunia wisata, Indonesia memang sudah menjadi destinasi
diperkirakan meningkat hingga 150 juta wisatawan wisata Organization of Islamic Cooperation (OIC).
dengan jumlah pengeluaran sebesar U$$200 miliar Bahkan dalam Global Muslim Travel Index (GMTI),
(Itvan Egresi, 2016:261). Indonesia menempati peringkat ke-enam sebagai
Atas tiga alasan di atas, dapat dikatakan destinasi wisata kelompok Organization of Islamic
bahwa dunia muslim merupakan potensi pasar Cooperation dengan skor indek 67,5. Peringkat
industri pariwisata yang sangat besar. Tak pertama di tempat oleh Malaysia dengan skor indeks
heran, jika sejumlah negara di dunia berupaya 83,8. Terdapat tiga kriteria besar yang dijadikan
mengembangkan industri pariwisata yang ramah patokan GMTI dalam menganalisis destinasi wisata
terhadap wisatawan muslim. Di Asia Malaysia, yang ramah wisatawan muslim. Ketiga kriteria itu
Thailand, Singapura, Korea selatan, Jepang, Taiwan, adalah, pertama, destinasi wisata cocok dan aman
dan China merupakan negara yang berupaya terus bagi keluarga. Kedua, tersedia layanan dan fasilitas
mengembangkan pariwisata yang ramah terhadap yang muslim friendly. Ketiga, memiliki halal
wisatawan muslim. Thailand bahkan telah memiliki awareness (MasterCard-CresentRating, 2015:6).
pusat riset yang disebut dengan The Halal Science Melihat kriteria tersebut, Indonesia mestinya
Center di Universitas Chulalongkorn. Pusat riset mampu mengguli Malaysia, namun faktanya,
itu bekerja sama dengan Pemerintah Thailand posisi Indonesia berada jauh di bawah Malaysia.
dan institusi keagamaan guna membuat sertifikasi Karena itu, mengapa kemudian Kemenpar berupaya
dan standardisasi halal untuk industri pariwisata. mengembangkan pariwisata yang ramah terhadap
Pembuatan sertifikat dan standardisasi itu dilakukan wisatawan muslim di beberapa daerah di Indonesia.
dengan pembiayaan yang transparan. Australia juga Awalnya Kemenpar hendak mengembangkan
memiliki Lembaga Queensland Tourism, sejak pariwisata yang ramah muslim di sembilan daerah,

66 | Aspirasi Vol. 8 No. 1, Juni 2017


yakni Sumatera Barat, Riau, Lampung, Banten, tantangan yang mesti diatasinya. Tulisan ini
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Makassar, dan berupaya menelaah pengembangan wisata halal
Nusa Tenggara Barat. Sembilan wilayah tujuan di NTB. Ada dua hal yang hendak dijelaskannya,
wisata syariah tersebut ditentukan berdasarkan pertama, upaya Pemda NTB dalam pengembangan
kesiapan sumber daya manusia, budaya masyarakat, wisata syariah di NTB terutama setelah provinsi
produk wisata daerah, serta akomodasi wisatanya. tersebut ditetapkan sebagai destinasi wisata syariah
Selain itu, sembilan destinasi wisata tersebut di Indonesia, dan kedua, tantangan-tantangan yang
dianggap siap karena telah menyediakan banyak dihadapi dalam pengembangan wisata syariah di
tempat makan halal, tempat peribadatan yang NTB. Sebelum kedua hal tersebut diuraikan, terlebih
mudah dijangkau, akomodasi yang terjamin aman dahulu perlu dikemukakan pemenuhan kebutuhan
bagi wisatawan muslim, serta telah didukung oleh dasar wisatawan yang kemudian melahirkan konsep
layanan jasa biro perjalanan wisata dan kemampuan wisata halal atau wisata syariah.
pemandu wisata. Studi ini menggunakan metode kualitatif. Data-
Namun dalam perjalanannya, wilayah datanya diperoleh wawancara mendalam dengan
pengembangan wisata yang ramah muslim itu informan yang dipilih secara sengaja (purposive
mengalami perubahan. Pada 2015 Kemenpar informan), ada tiga informan yang dipilih:
menetapkan Aceh, Sumatera Barat dan Nusa akademisi, tokoh agama, dan dinas pariwiata NTB.
Tenggara Barat sebagai destinasi wisata syariah di Pengumpalan data lapangan tersebut dilakukan
Indonesia. Dari tiga wilayah tersebut, Kemenpar tanggal 10 sampai dengan 19 Agustus 2016 di
memilih Nusa Tenggara Barat sebagai destinasi Pulau Lombok Provinsi NTB. Hasil wawancara
wisata syariah unggulan Indonesia. Pilihan itu dengan beberapa informan itu kemudian ditanskrip
didasarkan pada jumlah kunjungan wisatawan dan diolah sesuai dengan tujuan penelitian ini.
ke Pulau Lombok. Setiap tahun menurut Menteri Selain itu, data studi ini juga diperoleh melalui studi
Pariwisata jumlah wisatawan mancanegara yang kepustakaan, yang dilakukan dengan penelusuran
berkunjung ke Lombok sekitar 850.000 wisatawan, artikel, jurnal, buku, dan situs berita yang relevan
sementara wisatawan nusantara mencapai angka 2 dengan isi studi ini. Studi kepustakaan tersebut
juta wisatawan. Mayoritas wisatawan mancanegara dilakukan sejak penyusunan proposal penelitian,
berkunjung ke Lombok melalui Bali. Ini revisi proposal penelitian, pelaksanaan penelitian,
menunjukkan wisata Pulau Lombok belum begitu penulisan laporan penelitian, hingga meringkas
populer di kalangan wisatawan mancanegara. hasil penelitian menjadi artikel agar dapat dibaca
Mestinya dengan potensi wisatanya, Pulau Lombok dan diakses secara luas. Studi kepustakaan dengan
mampu menjadi magnet yang menarik wisatawan demikian tak mengenal batas waktu tertentu, terus
untuk langsung ke Lombok tanpa harus melalui dilakukan sepanjang studi ini memerlukan data
Bali. dan informasi yang relevan. Hasil wawancara dan
Karena itu, destinasi wisata di Pulau Lombok hasil studi kepustakaan yang telah diolah kemudian
mesti dikemas dan dipromosikan secara khusus. dianalisis dengan cara: dikategorisasi, diringkas,
Ditetapkannya Nusa Tenggara Barat sebagai alih bahasa ulang, kemudian ditata sesuai dengan
destinasi wisata syariah sejatinya merupakan outline artikel yang sudah ditentukan.
upaya promosi destinasi wisata provinsi tersebut ke
pentas internasional. Ada banyak keunggulan yang Kebutuhan Dasar Wisatawan Muslim dan
bisa dipromosikan, di antaranya keunikan budaya Wisata Halal
masyarakatnya, yang memiliki keinginan kuat Wisatawan muslim adalah wisatawan yang
untuk membangun masjid, sehingga pulau tersebut unik. Elena Nikolova (2017) menyebut wisatawan
dijuluki sebagai pulau seribu masjid. Selain itu, muslim sebagai wisatawan yang “sedikit berbeda”.
jatuhnya pilihan Kemenpar terhadap Pulau Lombok Menurutnya ada empat alasan mengapa wisatawan
sebagai unggulan wisata syariah di Indoensia muslim sedikit berbeda dengan wisatawan pada
adalah prestasi provinsi tersebut di ajang The World umumnya, pertama, kebutuhan untuk salat, kedua,
Halal Travel Award tahun 2015. Pada ajang dunia makanan halal, ketiga, kegiatan yang dihindari,
itu, Provinsi NTB memperoleh dua nominasi, yakni dan keempat, waktu travelling. Meski melakukan
World’s Best Halal Honeymoon Destination dan perjalanan wisata, mereka tetap berupaya untuk
World’s Best halal Tourism Destination (Sitorus, menjalankan kewajiban agamanya. Salat misalnya,
2016). merupakan kewajiban yang selalu menjadi perhatian
Terlepas dari prestasi di atas, wisata syariah setiap wisatawan muslim yang sedang melakukan
yang dikembangkan di NTB sejatinya masih perjalanan wisata. Selain salat, yang juga menjadi
mencari bentuk dan masih menghadapi beragam perhatian utama setiap wisatawan muslim adalah

A. Muchaddam Fahham, Tantangan Pengembangan Wisata Halal di Nusa Tenggara Barat | 67


makanan halal. Ke destinasi wisata mana pun, MasterCard-CresentRating (2016:6), berdasarkan
makanan halal merupakan menu yang harus agamanya, ada enam kebutuhan dasar wisatawan
mereka pilih. Bahkan ada wisatawan muslim yang muslim saat berwisata, yakni makanan halal,
menginginkan kamar hotel di mana ia menginap fasilitas salat, air untuk berwudhu, layanan bulan
bebas dari alkholol. Kolam renang yang dikehendaki Ramadan, privasi untuk pria dan wanita.
adalah kolam renang yang privasinya terjaga dan 1. Makanan halal, salah satu kebutuhan dasar
memisahkan antara laki-laki dan perempuan. Hal wisatawan muslim saat mereka melakukan
lain yang juga menjadi perhatian wisatawan muslim perjalanan wisata adalah makanan halal.
adalah air untuk berwudhu, tempat salat atau arah Ketika hendak berkunjung ke suatu destinasi
kiblat. wisata, hal pertama yang dipikirkan adalah
Masalahnya, tidak semua destinasi wisata yang apakah di tempat tersebut dapat dengan mudah
dikunjungi wisatawan muslim memiliki fasilitas diperolah makanan halal untuk dikonsumsi.
yang memudahkan mereka untuk melaksanakan Jika tidak, wisatawan muslim tentu akan
ajaran agamanya. Hotel di mana menginap juga mengantisipasinya. Sebenarnya, tidak sulit
tidak memiliki tempat salat atau petunjuk arah menyediakan makanan halal bagi wisatawan
kiblat. Bahkan di destinasi wisata yang dituju, muslim. Patokannya, dalam makanan yang
belum tentu ada restoran yang menyediakan menu disajikan tidak ada unsur babi, selain itu, jika
makanan halal. Karena destinasi wisata belum yang hendak dikonsumsi itu adalah daging
menyediakan fasilitas yang dibutuhkan, wisatawan kambing, sapi atau ayam, wisatawan muslim
muslim pada umumnya, kesulitan melaksanakan pasti mempertanyakan apakah hewan-hewan
kewajiban agama mereka secara nyaman dan ragu tersebut disembilih dengan secara syar’i atau
untuk mengkonsumsi makanan karena makanan tidak.
yang dimakan harus halal. 2. Fasilitas salat, bagi seorang muslim, salat
Menyadari pentingnya ketersediaan fasiltas merupakan salah satu ajaran Islam yang sangat
pendukung pelaksanaan ibadah bagi wisatawan penting. Salat merupakan rukun Islam yang
muslim, negara-negara tujuan kunjungan kedua. Menurut laporan Pew Research Center,
wisatawan muslim seperti Jepang (Adidaya, 2016), 63% wisatawan muslim tetap melaksanakan
Thailand (Chookaew, 2015), Singapura (Wahab, salat lima waktu tanpa menjamak
2016) kemudian berbenah dan berupaya memenuhi (mengumpulkan, yakni melaksanakan dua salat
berbagai kebutuhan khas wisatawan muslim yang wajib dalam satu waktu, misalnya salat zuhur
datang berkunjung ke negara tersebut. Lahirlah dengan asar dan salat magrib dengan salat
kemudian varian layanan wisata yang berupaya isya) dan meng-qasar-nya, ( yakni menyingkat
memenuhi berbagai kebutuhan berdasar keyakinan salat wajib yang 4 rakaat menjadi dua rakaat.
wisatawan muslim. Varian layanan seperti itu Bagi musafir meng-qasar salat lebih utama
ada yang menyebutnya dengan halal tourism, daripada tidak meng-qasar-nya) ketika mereka
islamic tourims, dan muslim friendly, Layanan melakukan perjalanan wisata, 37% wisatawan
tersebut berusaha memenuhi berbagai kebutuhan muslim menjamak salat mereka menjadi 3 kali
wisatawan muslim: restoran yang menyajikan salat dalam sehari selama mereka travelling.
makanan halal, kamar hotel yang memiliki fasilitas Kerena itu, wisatawan muslim memerlukan
yang memudahkan untuk melaksanakan salat tempat salat, arah kiblat, atau sajadah dan
dan ketersediaan air untuk berwudhu. Bahkan air untuk berwudhu. Karena itu, wisatawan
bagi wisatawan muslim yang sedang melakukan muslim memerlukan tempat salat yang
perjalanan wisata pada bulan puasa, tidak sedikit memiliki fasilitas untuk berwudhu, terutama
hotel yang menyediakan makanan untuk sahur dan untuk mencuci kaki.
berbuka. 3. Kamar Mandi dengan Fasilitas Kran Air untuk
Mengapa kebutuhan wisatawan muslim Berwudhu, Bagi wisatawan muslim, berwudhu
menjadi perhatian? Bagi negara-negara itu, jumlah merupakan aktivitas penting sebelum
kunjungan wisatawan itu adalah pasar yang mesti melaksanakan salat. Salat bahkan tidak akan
ditangkap dengan cara menyediakan layanan wisata sah jika tanpa berwudhu. Oleh karena itu, kamar
yang menarik minat wisatawan muslim. Seperti telah mandi dengan fasilitas kran air untuk berwudhu
disebutkan, layanan halal tourism, islamic tourism sangat mereka butuhkan. Singkatnya, bagi
maupun muslim friendly tourism adalah layanan yang wisatawan muslim air memainkan peran kunci
berupaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam menjaga kebersihan fisik dan berwudhu.
wisatawan muslim berdasarkan ajaran agamanya, 4. Pelayanan saat bulan ramadan, meski wisatawan
saat mereka melakukan perjalanan wisata. Menurut muslim cenderung tidak melakukan perjalanan

68 | Aspirasi Vol. 8 No. 1, Juni 2017


selama bulan Ramadhan, tetapi banyak muslim budaya khas muslim, rumah ibadah bersejarah yang
yang ingin menghabiskan waktu Ramadan ada di negara tersebut, sembari tetap menjamin
di luar rumah, apalagi kalau bulan tersebut ketersedian makanan halal, hotel yang nyaman dan
bertepatan dengan sekolah liburan. Pengelola menyediakan arah kiblat, fasilitas kolam renang
hotel dapat menyediakan makanan halal untuk khusus muslimah, dan fasilitas lainnya seperti spa
berbuka atau bersantab sahur. yang ramah terhadap wisatawan muslim. Tidak
5. Aktivitas nonhalal, wisatawan muslim hanya itu, untuk menarik minat wisatawan muslim
mempertimbangkan beberapa kegiatan yang ini, pengelola hotel bahkan bersedia untuk tidak
nonhalal. Ketika bepergian bersama keluarga, menyediakan minuman beralkohol di mini bar
umumnya mereka memerlukan lingkungan kamar hotel mereka jika memang yang demikian
yang ramah keluarga. Karena itu mereka lebih itu dikehendaki.
memilih untuk menghindari fasilitas yang Perkembangan di atas kemudian melahirkan
melayani alkohol, diskotik atau berdekatan beragam pertanyaan mendasar, apakah makanan
dengan resort perjudian. yang disebut sebagai halal itu sudah sesuai dengan
6. Fasilitas rekreasi yang privat, fasilitas rekreasi ketentuan syariah, apakah bahan-bahan yang
yang memberikan privasi untuk pria dan digunakan pada layanan SPA merupakan bahan-
wanita merupakan salah pilihan wisatawan bahan yang halal, dari pertanyaan itu lahir kemudian
muslim tertentu. Mereka mempertimbangkan tuntutan jaminan kepastian halal atas makanan,
apakah kolam renang dan gym memberikan bahan-bahan kosmetika dan lainnya. Lahirlah
privasi untuk pria dan wanita. Bahkan apakah kemudian konsep wisata syariah atau wisata halal
ada pantai dapat dinikmati tetapi menyediakan dengan sejumlah indikator-indikatornya.
area privasi untuk pria atau untuk perempuan. Menurut Battour (2017) selain pertanyaan di
atas, ada juga pertanyaan mendasar lainnya terkait
Harus disebutkan bahwa wisatawan muslim
perjalanan wisata seorang wisatawan muslim,
tidaklah homogen, tidak semua wisatawan muslim
apakah perjalanan wisata yang dilakukannya itu
akan meminta semua layanan di atas. Karena
merupakan perjalanan wisata halal atau wisata
itu, adalah tepat kemudian jika MasterCard-
islami? Sebuah perjalanan wisata dapat disebut
CresentRating (2016:7) dalam Global Muslim
sebagai wisata halal jika semua aktivitas, fasilitas,
Travel Index memberi alternatif bagi pengelola
tindakan dan tujuan diperbolehkan menurut ajaran
wisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan
Islam. Sementara perjalanan wisata dapat disebut
muslim. Ada tiga kategori yang pilihan layanan
sebagai wisata islami jika perjalanan wisata yang
yang diberikan, pertama, pengelola layanan wisata
dilakukan wisatawan muslim itu diiringi niat
“perlu memiliki” layanan makanan halal dan
untuk mencari ridha Allah atau untuk menguatkan
fasilitas salat. Kedua, pengelola layanan wisata
imannya di samping tetap memperhatikan kriteria
akan “baik jika memiliki” kamar mandi dengan
halal dalam perjalanan wisata. Pertanyaan-
fasiltas untuk berwudhu dan layanan untuk bulan
pertanyaan mendasar terkait kehalalan makanan,
Ramadan. Ketiga, pengelola layanan wisata akan
aktivitas wisata dan perjalanan wisata itulah yang
“lebih baik jika memiliki”, fasilitas rekreasi yang
kemudian mendorong lahirnya konsep wisata halal
memberikan layanan privat, misalnya kolam renang
atau wisata syariah. Konsep tersebut, seperti sudah
yang terpisah antara laki-laki dan perempuan, serta
sedikit disinggung sebelumnya, tidak hanya terkait
tidak ada kegiatan non-halal.
pemenuhan kebutuhan dasar wisatawan muslim,
Dalam perkembangannya, pemenuhan
tetapi terkait jaminan dan keabsahan makanan halal,
kebutuhan dasar wisatawan muslim dalam aktifitas
siapa lembaga yang berwenang memberi sertifikat
wisata seperti di atas dipandang tidak cukup.
halal, dan apa saja aktivitas yang masuk dalam
Layanan halal tourism, islamic tourism dan muslim
lingkup wisata halal. Konsep wisata halal yang
friendly tourism sebagai layanan pemenuhan
digulirkan kemudian berupaya mengintegrasikan
kebutuhan wisatawan muslim kemudian berubah
antara nilai-nilai ajaran dengan aktivitas pariwisata.
menjadi layanan paket wisata. Para pelaku usaha
Menurut Andriani (2015) di Indonesia, istilah
wisata, baik pemerintah maupun masyarakat mulai
yang digunakan untuk integrasi antara kegiatan
mengkontruksi konsep layanan paket wisata berbasis
pariwisata dengan ajaran Islam adalah wisata
nilai-nilai Islam. Sebagai sebuah paket wisata,
syariah. Penggunaan istilah syariah dalam konteks
halal tourism, islamic tourism atau istilah lainnya
wisata, bisa jadi dipengaruhi oleh penggunaan kata
yang sejenis, tidak saja menawarkan perjalanan
syariah dalam konteks ekonomi dan perbankan,
wisata untuk mengunjungi tempat tertentu yang
seperti ekonomi syariah dan bank syariah. Kedua
menarik di negaranya, tetapi juga tempat-tempat
istilah ini sudah mulai digunakan setelah pendirian

A. Muchaddam Fahham, Tantangan Pengembangan Wisata Halal di Nusa Tenggara Barat | 69


Bank Muamalat 1991, yang merupakan bank syariah dan khufarat, maksiat, zina, pornografi, pornoaksi,
pertama yang didirikan di Indonesia. Belakangan, minuman keras, narkoba dan judi, pertunjukan seni
istilah wisata halal juga mulai digunakan. Secara dan budaya serta atraksi yang bertentangan dengan
istilah, arti dua istilah tersebut tidak dibedakan, prinsip-prinsip syariah. Definisi tentang destinasi
bahkan seringkali digunakan secara bergantian, pada wisata syariah tersebut, pada dasarnya hampir sama
satu kesempatan ada yang menyebut wisata syariah, dengan definisi destinasi wisata yang diatur dalam
di kesempatan lain ada yang menyebutnya wisata UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
halal. Istilah wisata syariah digunakan dalam Fatwa Bedanya, terletak pada penerapan prinsip-prinsip
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia syariah pada destinasi wisata tersebut. Pembedaan
(DSN-MUI) No. 108/DSN-MUI/X/2016 tentang. paling menonjol terlihat pada kewajiban destinasi
Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan wisata syariah untuk menyediakan fasilitas ibadah
Prinsip Syariah. Sementara istilah wisata halal yang layak, menghindarkan wisatawan dari segala
secara resmi digunakan dalam peraturan gubernur bentuk kemusyrikan, khurafat, maksiat, zina,
dan Peraturan Daerah Nusa Tenggara Batat (NTB). pornografi, pornoaksi, minuman keras, narkoba,
Merujuk Fatwa DSN-MUI di atas, wisata dan judi.
syariah tidak sekadar berupaya memenuhi Sementara biro perjalanan wisata syariah
kebutuhan wisatawan muslim berdasarkan (BPWS) adalah kegiatan usaha yang bersifat
agamanya, sebagaimana dalam praktik layanan komersial yang mengatur dan menyediakan
muslim friendly, di mana layanan sebatas pada pelayanan bagi seseorang atau sekelompok orang
fasilitas air untuk bersuci, tempat salat atau arah untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama
kiblat, makanan halal, dan fasilitas kolam renang berwisata yang sesuai dengan prinsip syariah (Fatwa
yang memisahkan antara laiki-laki dan perempuan, DSN-MUI, 2016). Biro perjalanan wisata syariah
lebih dari pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu, wajib menyelenggarakan paket wisata yang sesuai
wisata syariah mewujud menjadi sebuah layanan dengan prinsip-prinsip syariah, memiliki daftar
wisata berdasar prinsip syariah. Karena itu dapat akomodasi dan destinasi wisata yang sesuai dengan
dimengerti jika kemudian dalam Fatwa DSN- prinsip-prinsip syariah, memiliki daftar penyedia
MUI memuat berbagai ketentuan yang menjadi makanan dan minuman halal yang memiliki
pedoman untuk menyelenggarakan wisata syariah sertifikat halal MUI, menggunakan jasa lembaga
di Indonesia. keuangan syariah dalam melakukan jasa wisata,
Dalam Fatwa DSN-MUI, konsep wisata baik bank, asuransi, lembaga pembiayaan, lembaga
syariah menyentuh hampir seluruh aspek penjamin, maupun dana pensiun. Mengelola dana
pariwisata. Mulai destinasi wisata syariah, biro dan investasinya wajib sesuai dengan prinsip syariah.
perjalanan wisata syariah (BPWS), usaha hotel Biro perjalanan wisata syariah wajib memiliki
syariah, usaha spa syariah, dan pemandu wisata panduan wisata yang dapat mencegah terjadinya
syariah. Destinasi wisata syariah dijelaskan sebagai tindakan syirik, khurafat, maksiat, zina, pornografi,
kawasan geografis yang berada dalam satu atau pornoaksi, minuman keras, narkoba, dan judi.
lebih wilayah administratif yang di dalamnya Menurut Fatwa DSN-MUI, pemandu wisata syariah
terdapat daya tarik wisata, fasilitas ibadah dan wajib memahami dan mampu melaksanakan nilai-
umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta nilai syariah dalam menjalakan tugas, terutama yang
masyarakat yang saling terkait dan melengkapi berkaitan dengan fikih pariwisata, berkahlak mulia,
terwujudnya kepariwisataan yang sesuai dengan komunikatif, ramah, jujur, bertanggung jawab,
prinsip syariah. Destinasi wisata syariah diarahkan memiliki kompetensi kerja sesuai standar profesi
pada ikhtiar untuk mewujudkan kemaslahatan yang berlaku yang dibuktikan dengan sertifikat,
umum, pencerahan, penyegaran, dan penenangan, berpenampilan sopan, dan menarik sesuai dengan
memelihara amanah, keamanan, kenyamanan, nilai dan prinsip-prinsip syariah.
mewujudkan kebaikan yang bersifat universal Biro perjalanan wisata syariah seperti yang
dan inklusif, memelihara kebersihan, kelestarian digambarkan di atas, tidak terlalu sulit untuk
alam, sanitasi, dan lingkungan, menghormati dibentuk, namun menurut penulis yang sulit adalah
nilai-nilai sosial-budaya dan kearifan lokal yang ketika meminta biro perjalanan wisata syariah
tidak melanggar prinsip syariah. Destinasi wisata untuk melakukan transaksi jasa wisata dengan
wajib memiliki fasilitas ibadah yang layak pakai, menggunakan sistem ekonomi syariah baik melalui
mudah dijangkau dan memenuhi persyaratan bank syariah, asuransi syariah, lembaga pembiayaan
syariah, makanan dan minuman halal yang terjamin syariah, lembaga penjamin, maupun dana pensiun.
kehalalannya dengan sertifikasi halal MUI, Bahkan mengelola dana dan investasinya pun sesuai
destinasi wisata wajib terhindar dari kemusyrikan dengan prinsip syariah. Karena hingga saat ini, baru

70 | Aspirasi Vol. 8 No. 1, Juni 2017


wisata religi seperti umrah yang mulai menggunakan Bali yang berupaya menerapkan konsep wisata
jasa keuangan syariah. Bank Muamalat misalnya syariah, bahkan ada beberapa hotel yang berupaya
memiliki program pembiayaan umrah. menerapkan layanan muslim friendly, yang berupaya
Usaha hotel syariah adalah penyediaan memenuhi kebutuhan dasar wisatawan muslim.
akomodasi berupa kamar-kamar di dalam satu Tidak hanya hotel, di Bali juga ada biro perjalanan
bangunan yang dapat dilengkapi dengan jasa wisata yang menawarkan jasa wisata yang ramah
pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan terhadap wisatawan muslim. Biro-biro memiliki
dan fasilitas lainnya secara harian dengan web yang dapat diakses siapa saja yang hendak
tujuan memperoleh keuntungan yang dijalankan berkunjung ke Bali. Di antara biro perjalanan wisata
sesuai prinsip syariah. Hotel syariah tidak boleh itu adalah balimuslimtours.com dan balihalaltours.
menyediakan fasilitas akses pornografi dan com. selain biro perjalanan, di Bali juga ada
tindakan asusila, tidak boleh menyediakan fasilitas layanan rental mobil yang sopirnya ramah terhadap
hiburan yang mengarah pada kemusyrikan, maksiat, wisatawan muslim. Bahkan kesadaran masyarakat
pornografi dan/atau tindak asusila. Makanan dan untuk mendaftarkan produk makanan dan minuman
minuman yang disediakan hotel syariah wajib telah mereka agar memperoleh sertifikasi halal dari
mendapat sertifikat halal dari MUI. Menyediakan BPOM-MUI Bali juga cukup tinggi. Menurut Data
fasilitas, peralatan dan sarana yang memadai untuk BPOM-MUI Provinsi Bali (2016) sejak tahun
pelaksanaan ibadah, termasuk fasilitas bersuci. 2015-2016 telah ada sekitar 1.217 produk makanan
Pengelola dan karyawan/karyawati hotel wajib dan minuman yang telah bersertifikat halal di Bali
mengenakan pakaian yang sesuai dengan prinsip dengan rincian 699 produk makanan dan minuman
syariah. Hotel syariah wajib memiliki pedoman yang telah berserfikat halal di tahun 2015, 518 di
dan/atau panduan mengenai prosedur pelayanan tahun 2016.
hotel guna menjamin terselenggaranya pelayanan Menarik kemudian untuk menyinggung
hotel yang sesuai dengan prinsip syariah, hotel penolakan ide wisata di Bali, meskipun penelitian
syariah wajib menggunakan jasa lembaga keuangan fokus utamanya adalah tantangan pengembangan
syariah dalam melakukan pelayanan. wisata syariah di NTB. Ide pengembangan wisata
Salah satu aktivitas wisata yang menjadi syariah di Bali dicetuskan pertama kali oleh Ketua
perhatian dalam konsep wisata syariah adalah Masyarakat Ekonomi Islam (MES) Muliaman D
aktivitas solus per aqua (SPA) yang secara berarti Hadad usai melantik kepengurusan MES Bali.
terapi air, namun dalam perkembangannya, menurutnya, Bali cocok untuk kembangkan wisata
SPA menjadi suatu tempat kecantikan, perwatan syariah. Ada tujuh juta wisatawan domestik datang
tubuh, kesehatan, kebugaran, dan kenyamanan), ke Bali, selain tiga juta orang asing. Pariwisata
sauna, dan massage. Aktivitas tersebut dalam berbasis Islam tidak hanya melulu di kembangkan
wisata syariah, menurut Fatwa DNS-MUI, harus negara-negara Arab, melainkan telah banyak
menggunakan bahan yang halal dan tidak najis dikembangkan beberapa negara di Asia seperti
serta terjamin kehalalannya dengan sertifikat Halal Singapura, Malaysia, dan Thailand. Thailand
MUI, aktivitas tersebut juga harus terhindar dari bahkan meraih destinasi kesehatan Islami terbaik
pornoaksi dan pornografi, terjaganya kehormatan dunia pasa salah satu kegiatan yang digelar di
wisatawan, terapis laki-laki hanya boleh melakukan Dubai, Uni Emirat Arab. Wisata syariah bagi Ketua
spa, sauna, dan massage kepada wisatawan laki- Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
laki, terapis wanita hanya boleh melakukan spa, adalah peluang bisnis yang perlu dimanfaatkan.
sauna, dan massage kepada wisatawan wanita. Pada Wisata syariah dipandang sebagai peluang bisnis
usaha spa, sauna, dan massage tersedia sarana yang dan ekonomi bukan sebagai entitas agama. Karena
memudahkan untuk melakukan ibadah (DSN-MUI, itu, tidak heran jika di Thailand muncul hotel dan
No. 108, 2016). layanan kesehatan islami, meski penduduknya tidak
Merujuk pada penjelasan di atas, dapat banyak yang beragama Islam.
dikatakan bahwa konsep wisata syariah sejatinya Ide pengembangan wisata syariah di Bali itu
merupakan upaya implementasi ajaran Islam pada secara tegas ditolak oleh pemerintah provinsi dan
hampir semua aspek kegiatan pariwisata. Mulai masyarakat Bali. Gubernur Bali Made Mangku
destinasi wisata, akomodasi, konsumsi, pemandu Pastika secara menyatakan tidak setuju terhadap
wisata, biro perjalanan wisata, hingga sistem ide pengembangan wisata syariah di Bali.
keuangan. Konsep wisata syariah ini sempat ditolak, Pengembangan wisata di Bali, menurut Pastka
terutama ketika konsep tersebut diusulkan untuk berpotensi menimbulkan keributan di tengah-tengah
diterapkan di Pulau Dewata Bali. Tetapi uniknya, masyarakat Bali. Kondisi Bali yang saat ini sudah
meskipun konsep ini ditolak, ada satu hotel di kondusif, tenang dan aman, tidak perlu dimasuki

A. Muchaddam Fahham, Tantangan Pengembangan Wisata Halal di Nusa Tenggara Barat | 71


ide yang berpotensi melahirkan ketidakamanan di agama Hindu. Wisata syariah yang didasarkan
masyarakat. Penolakan terhadap ide pengembangan atas nilai-nilai Islam bertentangan dengan wisata
wisata syariah di Bali juga dilakukan oleh Kesatuan budaya Bali. Alasan-alasan tersebut, setidaknya
Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), menunjukkan dua hal, pertama, bahwa konsep
menurut lembaga ini, wisata syariah tidak cocok wisata syariah yang dikembangkan oleh pemerintah
dikembangkan di Bali karena tidak sesuai dengan dan Majelis Ulama Indonesia belum sepenuhnya
kearifan lokal Bali. Selama ini Bali, sudah memiliki tersosialisasi dan dipahami sehingga wisata syariah
budaya sendiri yang sudah dikenal di mancanegara terdengar garang dan anti-budaya. Bayangan
tidak perlu diubah lagi. masyarakat Bali terhadap kata syariah begitu
Selain KMHD, ide pengambangan wisata menakutkan, syariah yang mereka bayangkan
syariah juga ditolak oleh Aliansi Peduli Bali yeng adalah syariah sebagaimana di Aceh, larangan
terdiri dari Cakramayu, Gases Bali dan Yayasan berdua-duaan antara laki-laki dan perempuan yang
Nusantara. Seperti halnya, KMHDI, menurut mereka bukan muhrim (khalwat), cambuk bagi mereka
bahwa wisata syariah tidak cocok diterapkan di Bali. yang melanggar ketentuan qanun, dan seterusnya.
Bahkan nilai-nilai syariah bagi mereka bertentangan Bahkan wisata syariah dipahami sebagai upaya
dengan nilai-nilai kearifan dan konsep pariwisata dakwah agama Islam untuk mengislamkan Bali.
budaya Bali yang berasaskan nilai-nilai agama Dari pandangan dan bayangan seperti adalah wajar
Hindu. Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan kemudian jika masyarakat dan pemerintah Bali
Pemuda Hindu Indonesia (Peradah) juga menolak menolak ide wisata syariah. Kedua, kata syariah
ide penerapan wisata syariah di Bali. Menurut sebagai ajektif kata wisata, tidak sepenuhnya dapat
mereka, agama adalah keyakinan pada Tuhan yang diterapkan. Kata syariah barangkali bisa diganti
Maha Esa, sungguh tidak terpuji jika hal ini dikaitkan dengan kata halal, atau kata lain yang tidak mudah
dengan sebuah substansi materialistis apalagi untuk menimbulkan kesalahpahaman masyarakat di luar
kepentingan oknum tertentu. Bagi DPN Peradah, Bali Islam yang tidak familiar dengan kata syariah.
merupakan rumah bersama semua agama dan semua Merujuk pada konsep wisata syariah dalam
suku bangsa. Karena itu, tidak tepat dikembangkan Fatwa DSN-MUI Nomor 108 Tahun 2016 dan
konsep yang bertentangan dengan kearifan lokal yang praktik layanan pengelola wisata konvensional
sudah mentradisi. Bali dari dulu dikenal dunia sebagai terhadap wisatawan muslim, menurut hemat
Pulau Dewata. Karena itu, penerapan konsep wisata penulis, wisata syariah seyogyanya dipahami dari
syariah bukan solusi bagi pengembangan pariwisata dua perspektif. Pertama, wisata syariah sebagai
Bali. Potensi pariwisata Bali terletak pada kearifan sebuah konsep ideal yang ditawarkan kepada
lokalnya, seperti potensi pariwisata Riau terletak wisatawan, baik muslim maupun bukan. Kedua,
pada tradisi Melayunya. Sumatera Utara terletak pada wisata syariah sebagai bagian pariwisata yang telah
budaya Bataknya, begitu juga dengan daerah-daerah dipraktikkan oleh pelaku usaha pariwisata. Sebagai
lain di Indonesia memiliki potensi sendiri-sendiri sebuah konsep ideal, wisata syariah dipahami
yang unik. Karena itu, pengembangan pariwisata sebagai wisata yang sesuai dengan prinsip syariah.
nusantara sejatinya bertumpu pada kearifan lokalnya. Konsep seperti itu mengatur hal-hal lain yang
Indonesia merupakan negara majemuk dengan terkait dalam kegiatan pariwisata. Mengatur kriteria
beragam suku di dalamnya. Keberagaman inilah dan standar layanan hotel, layanan SPA, pemandu
yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara wisata hingga setifikasi pengelola wisata.
tujuan wisata mancanegara. Menurut dia, di masa Wisata syariah sebagai praktik layanan kepada
ekonomi Indonesia yang mengalami penurunan saat wisatawan muslim, tidak seideal yang dijabarkan
ini, maka pariwisata merupakan pilihan yang paling dalam definisi wisata syariah sebagai paket
ideal untuk dapat dikembangkan secara maksimal wisata. Wisata syariah sebagai praktik merupakan
guna meningkatkan perekonomian masyarakat dan layanan yang berupaya memenuhi kebutuhan
devisa negara. Selain budaya, sumber daya alam wisatawan muslim. Seperti kebutuhan akan
yang indah yang dimiliki Indonesia merupakan makanan halal, kebutuhan untuk melaksanakan
potensi wisata yang besar. Potensi itu memerlukan salat, berpuasa, bersantap sahur dan berbuka.
sentuhan pengelolaan yang serius agar dapat menjadi Dalam konteks demikian, pengelola hotel berusaha
destinasi wisata. menyajikan makanan yang halal, menyediakan
Menurut hemat penulis, alasan-alasan yang arah kiblat, menyediakan kran air untuk berwudhu.
dikemukakan oleh para penolak ide pengembangan Wisata syariah seperti itu, sama dengan wisata
wisata syariah di Bali relatif sama: bahwa pariwisata pada umumnya, bedanya pengelola wisata
Bali bukanlah pariwisata agama, tetapi merupakan memperhatikan kebutuhan dasar wisatawan muslim
pariwisata budaya yang dilandasi oleh nilai-nilai berdasar ajaran agamanya.

72 | Aspirasi Vol. 8 No. 1, Juni 2017


Pengembangan Wisata Halal di NTB Korea Selatan, Australia, dan Inggris. Dalam kasus
Seperti telah disebut diawal, tulisan ini hendak NTB, pengembangan wisata halal diarahkan kepada
menjelaskan dua hal utama, yakni upaya yang wisata keluarga dengan mengakomodir kebutuhan
dilakukan Pemda NTB dalam pengembangan dasar wisatawan muslim dan diperkuat dengan
wisata syariah dan tantangan dihadapinya dalam wisata religi dan budaya. Pengembangan wisata
konteks pengembangan tersebut. Salah satu upaya halal seperti itu mendorong Pemda NTB untuk
Pemda NTB dalam konteks pengembangan syariah melakukan percepatan sertifikasi halal bagi restoran
itu adalah pengaturan konsep wisata syariah dalam dan hotel, perbaikan infrastruktur jalan dan moda
perda, upaya demikian dilakukan untuk menjamin transportasi. Selain itu, pengembangan wisata halal
pelaksanaan wisata syariah di NTB. Selanjutnya, di NTB meniscayakan lahirnya Peraturan Daerah
ada beberapa tantangan yang dihadapi pemda yang menjadi acuan hukum dalam pelaksanaan
dalam konteks pengembangan wisata syariah itu, wisata halal di NTB.
di antaranya adalah sertifikasi halal bagi industri Lahirnya Perda No. 2 Tahun tentang Pariwisata
pariwisata syariah yang meliputi akomodasi, Halal Tahun 2016 menempatkan Pemda NTB
konsumsi, dan fasilitas pendukung lainnya. Uraian sebagai daerah pertama yang memiliki Perda
lebih lanjut tentang upaya dan tatangan yang Pariwisata Halal di Indonesia. Perda tersebut selain
dihadapi pemda NTB dalam pengembangan wisata dimaksudkan sebagai pedoman bagi pengelola
syariah adalah sebagai berikut: pariwisata dalam memberikan pelayanan pariwisata
Menjamin Pelaksanaan Lewat Perda halal kepada wisatawan, juga dimaksudkan untuk
Penetapan Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai memberikan keamanan dan kenyamanan pelayanan
destinasi wisata syariah pada 2015 lalu mendorong kepada wisatawan agar dapat menikmati kunjungan
Pemerintah Daerah (Pemda) NTB untuk melakukan wisata dengan aman dan halal. Apa yang dimaksud
konseptualisasi wisata syariah. Konseptualisasi itu dengan pariwisata halal? Dalam Bab I Ketentuan
diharapkan dapat diterima baik oleh wisatawan, Umum Perda tersebut dinyatakan bahwa pariwisata
pelaku usaha dan pemerintah daerah sendiri. halal adalah kegiatan kunjungan dengan destinasi
Untungnya, sejak awal NTB merupakan daerah dan industri pariwisata yang menyiapkan fasilitas
destinasi wisata di Indonesia, karena itu Pemda produk, pelayanan, dan pengelolaan pariwisata
sejatinya tidak perlu terlalu khawatir daerahnya yang memenuhi syariah. Destinasi pariwisata
tidak dikunjungi wisatawan. Adapun kemudian halal meliputi atraksi wisata alam dan wisata
terjadi kecenderungan peningkatan jumlah budaya. Pengelola destinasi pariwisata halal harus
wisatawan muslim yang berkunjung ke suatu membangun fasilitas umum untuk mendukung
destinasi wisata memang perlu ditangkap sebagai kenyamanan aktivitas kepariwisataan halal, yang
peluang peningkatan devisa negara melalui terdiri dari tempat dan perlengkapan ibadah
pariwisata, apalagi memang wisatawan muslim wisatawan muslim dan fasilitas bersuci yang
memiliki keunikan tersendiri, keinginan untuk memenuhi standar syariah.
berwisata sembari tetap melaksanakan ajaran- Dalam Perda itu juga diatur tentang
ajaran agamanya, mulai salat, makan makanan kebijakan pengembangan investasi pariwisata
halal, menghindari minuman beralkohol, privasi halal yang meliputi pemberian insentif investasi
dan kenyamanan bersama keluarga saat berwisata. sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
Keinginan untuk melaksanakan ajaran agama dalam peningkatan kemudahan investasi, peningkatan
beriwisata itu yang disebut oleh Global Travel promosi. Peningkatan insentif investasi meliputi
Indeks sebagai kebutuhan dasar wisatawan muslim peningkatan pemberian keringanan pajak secara
dunia. gradual untuk investasi penanaman modal asing di
Agar konsep integrasi kebutuhan dasar berbasis sektor pariwisata halal dan peningkatan perbaikan
agama dalam berwisata itu tidak melahirkan jasa layanan pajak untuk investasi penamanan
kesalahpahaman wisatawan lainnya yang hendak modal asing di sektor pariwisata halal. Kemudahan
berkunjung ke NTB, Pemda NTB memilih investasi pariwisata halal meliputi pengembangan
menggunakan istilah wisata halal ketimbang debirokratisasi investasi di bidang pariwisata
wisata syariah. Hal itu, tampak pada perda wisata dan pengembangan deregulasi peraturan yang
halal yang dikeluarkan oleh pemda NTB. Istilah menghambat perizinan. Peningkatan promosi di
wisata halal memang sudah lebih dahulu dikenal bidang pariwisata halal meliputi penyediakan
dalam pariwisata global, istilah-istilah seperti informasi peluang investasi di kawasan pariwisata,
halal tourism, islamic tourism, dan muslim family peningkatkan promosi investasi bidang pariwisatan
friendly merupakan istilah yang telah dikenal di dalam dan luar negeri, dan peningkatkan sinergi
dibeberapa negara seperti Jepang, Thailand, Turki, promosi penanaman modal pariwisata dengan

A. Muchaddam Fahham, Tantangan Pengembangan Wisata Halal di Nusa Tenggara Barat | 73


sektor terkait. Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pengelola biro perjalanan pariwisata halal
Kabupaten/kota juga melaksanakan pemasaran dan harus memahami pengelolaan destinasi pariwisata
promosi penyelenggaraan pariwisata halal. halal, menyediakan informasi tentang paket
Dalam pengembangan pariwisata halal di pariwisata halal dan perilaku wisatawan pada
NTB, pemerintah daerah juga mendorong industri destinasi pariwisata halal, menyelenggarakan
pariwisata konvensional untuk menyediakan: arah paket perjalanan wisata yang sesuai dengan kriteria
kibat di kamar hotel, informasi masjid terdekat, pariwisata halal menurut prosedur operasional
tempat ibadah bagi wisatawan dan karyawan standar yang dikeluarkan oleh DSN-MUI.
muslim, tempat urinoar yang terpisah antara laki- Pramuwisata pada biro perjalanan pariwisata halal
laki dan perempuan dan memudahkan untuk harus memahami dan mampu melaksanakan nilai-
bersuci. Menurut Perda, industri pariwisata halal nilai syariah dalam menjalankan tugas, berakhlak
adalah usaha-usaha wisata yang menjual jasa dan mulia, komunikatif, ramah, jujur, dan bertanggung
produk kepariwisataan yang berpatokan pada jawab, berpenampilan sopan sesuai dengan nilai
prinsip-prinsip syariah dalam perspektif DSN-MUI. dan etika islami dan memberikan nilai-nilai Islami
Industri pariwisata halal terdiri dari akomodasi, biro selama dalam perjalanan wisata (Perda No. 2 Tahun
perjalanan, restoran, dan SPA. 2016).
Pengelolaan industri pariwisata halal mengikuti Harus dikatakan bahwa setelah pemberlakukan
ketentuan DSN-MUI. Akomodasi misalnya harus perda wisata halal di NTB, jumlah hotel yang
sesuai standar syariah dan memperoleh sertifikasi bersertifikat halal belum banyak, menurut catatan
dari DSN-MUI. Standrar syariah tersebut meliputi MUI NTB, jumlah hotel yang sudah bersertifikat
aspek produk, pelayanan dan pengelolaan. Jika halal di NTB baru sekitar 11 hotel. Jumlah ini tentu
standar pengelolaan belum memenuhi syariah, terbilang kecil mengingat jumlah hotel di NTB
maka akomodasi paling sedikit telah tersedia mencapai 300 hotel. Tetapi menurut Kepala Dinas
fasilitas yang layak untuk bersuci, tersedia fasilitas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, sudah ada sekitar
yang memudahkan untuk beribadah, tersedia 100 hotel di NTB yang bersertifikat halal.
makanan dan minuman halal, fasilitas dan suasana Yang cukup meningkat adalah sertifikat halal
yang aman, nyaman dan kondusif untuk keluarga untuk restoran, rumah makan, dan produk olahan
dan bisnis, serta terjaganya kebersihan sanitasi dan UMKN. Menurut data LPPOM MUI NTB, Pada
lingkungan. tahun 2016, ada 676 sertifikasi halal yang terbit,
Penyedia makanan dan minuman, meliputi terdiri dari 28 sertifikat halal untuk restoran
restoran, kedai, bar, kafe, dan jasa boga. Penyedia hotel, 107 sertifikat untuk restoran non hotel, 262
makanan dan minuman wajib bersertifikat halal sertifikat untuk rumah makan dan catering, 279
dan menjamin kehalalan makanan dan minuman sertifikat untuk produk olahan (Usaha Mikro, Kecil
yang disajikan, mulai dari penyediaan bahan baku dan menengah, UMKM)).
sampai proses penyajian yang dibuktikan dengan Meskipun telah diatur dalam perda, travel
sertifikat halal. Jika belum memiliki sertifikat dan SPA yang bersertifikat halal belum banyak
halal, setiap penyedia makanan dan minuman bermunculan. Ada dua travel yang menonjol,
harus mencantumkan tulisan halal atau non halal yakni Lombok Syariah Travel dan LombokWisata
pada setiap jenis makanan dan minuman. Penyedia Syariah. Tidak ada data resmi yang dapat dirujuk
makanan dan minuman juga harus menjaga untuk menjelaskan berapa jumlah travel dan SPA
lingkungan agar tetap sehat dan bersih. syariah setelah berlakuknya perda wisata halal di
Setiap pengusaha spa, sauna, dan griya pijat NTB.
halal harus menyediakan ruangan yang terpisah
Tantangan yang Dihadapi
untuk perawatan untuk pria dan wanita, praktik
Meskipun Pulau Lombok NTB telah berhasil
terapi pikiran dan terapi fisik tidak mengarah
memperoleh dua penghargaan dunia, yakni World’s
kepada pelanggaran syariah, terapis pria khusus
Best Honeymoon Destination dan World’s Best Halal
untuk pria dan terapis wanita khusus untuk wanita.
Tourism Destination dalam ajang international
Pengusaha tersebut juga harus menyediakan sarana
World’s Best Halal Travel Summit di Abu Dhabi
yang memudahkan pengunjung untuk salat. Setiap
Uni Emirate Arab, tetapi bukan berarti Pemda
pengusaha SPA, sauna dan griya pijat halal harus
NTB tidak menghadapi beragam tantangan dalam
menggunakan produk berlogo halal resmi. Produk
mengembangkan wisata halal. Di antara tantangan
berlogo halal resmi tersebut antara lain meliputi
itu antara lain adalah, pertama, meyakinkan
bahan rempah, lulur, masker, aroma terapi dan
warganya tentang urgensi pengembangan wisata
bahan-bahan perawatan wajah, rambut, tangan, dan
halal di NTB, karena pada kenyataannya, tidak
kuku.

74 | Aspirasi Vol. 8 No. 1, Juni 2017


semua warga NTB mengapresiasi upaya Pemda akan memilih dan mempertimbangkan akomodasi
dalam mengembangkan wisata halal di NTB, yang memang bersahabat dengan mereka. Dengan
bahkan tidak sedikit warga yang menyangsikan demikian pariwisata syariah atau halal mestinya
kontribusi pengembangan wisata halal terhadap diartikan sebagai aktivitas pariwisata yang
kesejahteraan masyarakat. Menurut salah satu didasarkan pada tujuan syariah, yakni memelihara
warga, selama ini Pemda belum mampu dengan agama, memelihara jiwa, memelihara akal,
baik untuk menangani kriminalitas yang muncul di memelihara keturunan, dan memelihara harta.
NTB. Agar wisata halal dapat dilaksanakan Pemda Dalam konteks memelihara agama, pengelola
mestinya serius menangani tindak kriminal terhadap hotel diharapkan dapat menjamim ketersediaan
wisatawan asing (wawancara, 16 Agustus 2016). fasilitas ibadah, mulai arah kiblat, kamar mandi
Kesangsian salah satu warga NTB tersebut yang ramah terhadap aktivitas berwudhu, akan
terhadap pengembangan wisata halal di NTB itu lebih baik jika ada fasilitas salat seperti mushalla.
sejatinya senafas dengan apa yang disebutkan Selanjutnya memelihara akal, pengelola hotel bisa
dalam Rencana Induk Pariwisata Berkelanjutan di diminta berpartisipasi untuk tidak menyediakan
Pulau Lombok 2015-2019, bahwa pengembangan minuman beralkohol di minibar kamar hotel.
wisata halal di Pulau Lombok tidak boleh hanya Bagaimana dengan tujuan syariah lainnya? tujuan
berlandaskan pada jumlah penduduk NTB yang syariah lainnya dalam wisata syariah dapat dicapai
mayoritas beragama Islam dan julukan Pulau Lombok dengan mengacu pada prinsip penyelenggaraan
sebagai Pulau Seribu Masjid. Pengembangan wisata wisata syariah dalam Fatwa DSN-MUI, yakni
halal harus memiliki konsep yang jelas dan target wisata syariah harus menghindari kemusyrikan,
wisatawan yang hendak dibidik tidak boleh hanya kemaksiatan, kemafsadatan, tabzir atau israf, dan
untuk wisatawan muslim dari negara-negara Timur kemunkaran. Penyelenggaraan wisata syariah
Tengah saja. Konsep wisata halal seperti yang juga harus mampu menciptakan kemaslahatan dan
terekam di dalam Perda dipersepsikan sebagai kemanfaatan baik secara material maupun spiritual.
kegiatan wisata yang tidak bertentangan dengan Perda wisata halal merupakan pedoman
syariah yang diimplementasikan dalam industri penerapan syariah pada pariwisata. Perda menjadi
pariwisata: akomodasi, restoran, biro perjalanan panduan pengelola hotel, restoran, travel, dan
wisata, dan solus per aqua (SPA). Saat ini belum lainnya dalam menerapkan konsep halal dalam
tersedia akomodasi yang sejak awal dibangun pariwisata. Pelaksanaan syariah merupakan
dengan konsep hotel syariah. Akomodasi yang tanggung jawab individu setiap wisatawan muslim.
tersedia adalah hotel-hotel dengan manajemen Karena itu, tak heran jika kemudian ada wisatawan
konvensional. Karena itu, menerapkan konsep hotel yang berharap adanya fasilitas kolam renang yang
syariah terhadap hotel-hotel konvensional di lombok memisahkan antara kolam kolam renang laki-laki
tentu saja tidak mudah dan perlu waktu. Akomodasi dan perempuan, pemisahan pantai untuk laki-laki
syariah atau halal memerlukan investor yang bisa dan perempuan, dan lain sebagianya.
melihat konsep hotel syariah sebagai peluang bisnis Sebagai destinasi wisata halal, Pemda NTB
pariwisata dan sekaligus mau membangun hotel membidik wisatawan muslim asal Timur Tengah
tersebut di Lombok. seperti Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab,
Oleh karena itu, hal mendasar yang perlu dikaji Kuwait Oman, Qatar. Bidikan ini tentu saja tidak
dan dipikirkan ulang adalah konsep pariwisata salah. Akan tetapi menurut hasil kajian Badan
syariah atau pariwisata halal yang bagaimana yang Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi
hendak dikembangkan di NTB. Konsep pariwisata Nusa Tenggara Barat (2015), membidik wisatawan
syariah atau halal harus diakui membatasi asal negara-negara Timur Tengah itu sebagai satu-
pariwisata pada prinsip syariah. Penyematan kata satunya target pasar destinasi wisata halal Pulau
syariah sebagai ajektif kata pariwisata membatasi Lombok NTB perlu dipikirkan sebaik mungkin.
pariwisata dalam koridor syariah atau halal, Sebab tidak mudah untuk menjadikan wisatawan
penerapan kata syariah pada akomodasi hotel juga asal Timur Tengah sebagai satu-satunya target
demikian, penerapannya akan membatasi layanan pasar. Pemda NTB perlu melakukan kajian
yang diberikan oleh hotel. Meskipun demikian, terhadap karakteristik wisatawan asal negara-
penerapan syariah atau halal pada pariwisata negara tersebut. Pertama, meskipun negara-negara
seyogyanya tidak dipaksakan tetapi harus berangkat Timur Tengah itu memiliki pendapatan per kapita
dari kemauan dan kesadaran manajemen hotel, yang tinggi, namun perlu ditegaskan negara-negara
karena hampir semua wisatawan muslim yang itu masih dalam kategori negara berkembang,
melakukan kunjungan wisata di satu destinasi hal itu karena indeks sumber daya manusianya
wisata, telah memiliki kepekaan religius, mereka masih tergolong di bawah negara-negara maju,

A. Muchaddam Fahham, Tantangan Pengembangan Wisata Halal di Nusa Tenggara Barat | 75


untuk tidak mengatakan rendah. Sebagai negara pemandu wisata syariah. Karena itu, Pemda NTB
berkembang tentu saja wisatawannya akan mencari perlu memikirkan ketersediaan pemandu wisata
negara-negara yang lebih maju dari negara mereka, syariah tersebut. Begitu juga dengan pengelola
kalau pun tidak, mereka akan mencari negara- wisata halal, mereka perlu melakukan rekrutmen
negara dengan kondisi alam yang lebih eksotik, dengan berpedoman pada perda wisata halal
nyaman, murah dan aman. Wisata syariah bukan untuk menyediakan pemandu wisata syariah yang
satu-satunya alasan bagi mereka untuk memilih berkompeten. Kekosongan SDM seperti itu dapat
destinasi wisata. Wisatawan Timur Tengah lebih diatasi dengan rekrutmen dan pelatihan, karenanya
memilih destinasi pariwisata negara-negara pengelola industri wisata halal atau pemerintah
maju seperti Amerika, Eropa dan Australia yang daerah dapat menggelar pelatihan khusus wisata
memiliki infrastruktur kepariwisataan yang maju. halal kepada para calon pemandu wisata halal yang
Gaya hidup modern, kota yang ramai, dan tempat berhasil direkrut.
belanja yang modern adalah pilihan utama mereka. Wisata halal, meskipun merupakan praktik
Sebagian dari wisatawan Timur Tengah ada juga pariwisata sebaimana umumnya, tetap memiliki
yang menyukai alam pegunungan dengan hawa ciri khas, yakni memperhatikan kebutuhan dasar
yang sejuk. Sebagian besar dari mereka memang wisatawan muslim terkait praktik ibadah mereka
selektif dalam memilih makanan, terutama makanan dalam berwisata. Jika salah satu target wisata halal
yang halal. Mereka juga menyukai pantai yang NTB adalah wisatawan yang berasal dari Timur
memiliki sarana dan pra sarana rekreasi keluarga Tengah yang rata-rata menggunakan bahasa Arab
dan alat transportasi yang memadai. Untuk kawasan sebagai bahasa komunikasi mereka, maka pemandu
ASEAN, wisatawan Timur Tengah biasanya lebih wisata syariah juga harus mampu berbahasa Arab,
memilih Malaysia dan Thailand. Wisatawan yang bagaimana hal ini dapat diatasi? Pelatihan bahasa
muda, bahkan tak segan untuk memilih kegiatan Arab kepada para pemandu wisata halal adalah
yang bertentangan dengan tradisi di negara asalnya, kebutuhan yang tak terelakkan. Selain bahasa
seperti mengunjungi klub malam dan kasino (Badan Arab, materi pelatihan lainnya adalah aspek sejarah
Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi dastinasi wisata yang ada di NTB, terutama aspek
Nusa Tenggara Barat, 2015). sejarah Islamnya, misalnya bagaimana corak
Melihat karakteristik wisatawan asal Timur keislaman masyarakat NTB, ada juga kultur Islam
Tengah di atas, tampaknya sulit bagi Pemda NTB wetu telu, (Budiarti, 2000 dan Zuhdi, 2013) dan
untuk menjual produk pariwisata Lombok kepada sebagainya (Saiful Islam, 2016).
wisatawan Timur Tengah, karena infrastruktur yang Ketiga, pengembangan wisata halal juga
dimiliki oleh pariwisata Lombok masih kurang menutut percepatan proses sertifikasi halal atas
memadai, terutama jika dibandingkan dengan hotel, restoran, biro perjalanan wisata, dan SPA.
negara-negara seperti Malaysia, Singapura, dan Menurut Dinas Pariwisata NTB, sudah ada
Thailand di kawasan ASEAN. Meskipun demikian, beberapa hotel yang telah memiliki sertfikat halal,
Pemda NTB masih dimungkinkan untuk menarik di antara hotel tersebut adalah hotel Sentosa dan
minat wisatawan asal Timur Tengah dengan Novotel Lombok. Memang belum semua restoran
pendekatan pariwisata sosial, dengan cara menjual di Lombok bersertifikat halal.
paket wisata sembari mengunjungi sekolah-sekolah Beberapa hotel di Gili Trawangan juga sudah
Islam dan pondok pesantren yang ada di Lombok tertarik untuk mengembangkan konsep wisata halal
(Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah dalam pengelolaan hotel mereka. Namun demikian,
Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2015). proses percepatan sertifikasi halal atas hotel dan
Tantangan lain yang dihadapi Pemda NTB restoran di NTB masih sangat minim. Menurut
dalam pengembangan wisata halal di Lombok data MUI NTB (2016) ada 300 hotel dan restoran
adalah penyiapan sumber daya manusia yang yang belum melakukan sertifikasi halal. Salah satu
kompeten. Pengembangan wisata halal menuntut penyebab minimnya respons pemilik hotel dan
tersedianya pemandu wisata syariah yang restoran untuk melakukan sertifikasi halal adalah
memahami syariah, berakhlak mulia, komunikatif, kekhawatiran pemilik hotel akan kehilangan tamu.
jujur, ramah, bertanggung jawab, dan memiliki Ini memang terlihat kontradiktif, di negara-negara
kompetensi kerja sesuai dengan standar profesi lain seperti Jepang, Korea Selatan, Malaysia,
yang berlaku yang dibuktikan dengan sertifikat. dan Thailand justru banyak hotel yang mengurus
Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi sertifikasi halal untuk menarik wisatawan muslim,
NTB, pemandu wisata adalah ujung tombak di Indonesia justru banyak pengelola hotel yang
pariwisata, tetapi hingga saat ini, belum banyak khawatir kehilangan tamu jika mereka menerapkan
pemandu wisata yang berkompeten. Apalagi serifikasi halal.

76 | Aspirasi Vol. 8 No. 1, Juni 2017


Proses sertifikasi halal bagi hotel dan restoran PIRT, pelaku usaha harus melalui berbargai syarat
di NTB menurut MUI NTB dilakukan MUI dengan yang telah ditentukan, baik itu proses produksi,
bekerja sama dengan Disperindag NTB dan Dinas kebersihan, higienitas dan stadardisasi bahan
Kesehatan. MUI NTB mengakui bahwa selain baku yang digunakan. Dinas Koperasi UMKM
khawatir kehilangan tamu, pengelola hotel dan Provinsi NTB adalah contoh yang telah melakukan
restoran merasa proses pengurusan sertifikasi pendampingan itu dan berhasil mengantarkan 150
halal terlalu berbelit-belit dari sisi administratif. pelaku usaha produk pangan olahan dan sudah
Sebenarnya pengurusan sertifikasi halal tidak memperoleh label halal. Sementara pelaku IKM
serumit yang dibayangkan. Bahkan sesuai dengan binaan Disperindag NTB dari target 360 usaha,
arahan Gubernur NTB, biaya proses sertifikasi halal masih banyak yang belum memperoleh label halal,
ditanggung sepenuhnya oleh Pemda NTB melalui kendalanya karena pelaku IKM belum memiliki
APBD-nya. Respons baik untuk mengurus sertifikat PIRT.
halal justru datang dari pengelola UMKM, sejak
tiga tahun lalu sudah tercatat sedikitnya 1000 badan Penutup
usaha pengelola UMKM yang telah mengantongi Salah satu upaya yang dilakukan Pemda NTB
sertifikat halal. Sementara hotel dan restoran baru setelah ditetapkan sebagai lokus destinasi wisata
sekitar 10 yang telah memiliki sertifikat halal, di syariah di Indonesia adalah membuat peraturan
antaranya Hotel Lombok Plasa, Golden Tulip, daerah tentang Pariwisata Halal. Perda tersebut,
Lombok Raya, Lombok Garden, Hotel Santika, dan merupakan payung hukum bagi pemda, pelaku
Golden Palace (MUI-NTB, 2016). usaha, pengelola hotel, dan biro perjalanan wisata
Belum optimalnya sertifikasi halal bagi hotel untuk mengembangkan wisata halal di NTB. Perda
dan restoran di NTB menurut salah satu Anggota pariwisata halal yang dikeluarkan oleh Pemda NTB
DPRD Provinsi NTB perlu diatasi melalui sosialisasi mengatur tentang industri pariwisata halal yang
dan koordinasi antara SKPD teknis seperti meliputi akomodasi, biro perjalanan, restoran dan
Disbudpar, Disperindag, dan Dinas Kesehatan. spa. Pengelolaan industri wisata halal tersebut harus
Ketiga SKPD ini perlu bekerjasama dengan serius mengikuti ketentuan yang ditetapkan DSN-MUI.
agar proses sertifikasi halal bagi hotel dan restoran Meskipun pernah memperoleh penghargaan
dapat berjalan dengan baik. sebagai World’s Best Halal Tourism dan World’s Best
Keempat, belum kuatnya sinergi antarpemangku Halal Honeymoon Destination dan telah memiliki
kepentingan dalam pengembangan wisata halal. payung hukum untuk mengembangkan wisata
Menurut Ketua MUI NTB, Pemda NTB perlu halal, bukan berarti pemda NTB tidak menghadapi
menguatkan sinergi antarpemangku kepentingan berbagai tantangan, di antara tantangannya adalah
dalam konteks pengembangan wisata halal di pertama, meyakinkan warganya tentang urgensi
NTB, tanpa sinergi itu adalah sulit kemudian pengembangan wisata halal di NTB, kedua,
untuk mempercepat pengembangan wisata halal penyiapan sumber daya manusia yang kompeten,
di NTB. Dalam kasus sertifikasi halal misalnya, ketiga, percepatan sertifikasi halal bagi hotel,
MUI NTB telah berupaya untuk berkoordinasi restoran, industri kecil menengah (IKM) dan usaha
dengan SKPD teknis terkait dan meminta SKPD mikro kecil dan menengah (UMKM). Keempat,
tersebut untuk memberikan pendampingan kepada sinergi antarpemangku kepentingan dalam proses
pelaku usaha baik IKM dan UMKM dalam proses sertifikasi halal bagi IKM dan UMKM. Kelima,
pengurusan pangan industri rumah tangga (PIRT) wisata halal belum didukung oleh seperangkat
yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabuten/ peraturan perundangan yang memungkinkan
Kota. Pendapingan kepada pelaku usaha itu penting sinergi antarpemangku kepentingan dalam proses
untuk mempermudah pengurusan PIRT. Salah satu sertifikasi halal.
persoalan mendasar yang dihadapi oleh IKM dan
UMKM dalam pengurusan sertifikasi halal adalah
ketiadaan PIRT. Sementara untuk mendapatkan

A. Muchaddam Fahham, Tantangan Pengembangan Wisata Halal di Nusa Tenggara Barat | 77


DAFTAR PUSTAKA Internet
http://bali.tribunnews.com/2015/11/25/tolak-wisata-
syariah-di-bali-tidak-cocok-mangku-pastika-
Jurnal bilang-begini, diakses 25 Nobember 2016.
A. Wahab, Norazla, Farah M. Shahwahid, Nor ‘Adha Ab. http://industri.bisnis.com/read/20151007/12/479987/
Hamid, Norziah Othman, Syaripah N. Syed Ager, pariwisata-syariah-lombok-prospektif-jadi-
Marliana Abdullah, Surianom, Miskam, Wawarah destinasi-unggulan, diakses 2 Januari 2016.
Saidpudin. (2016). Contribution of Malaysia and
Singapore in the Development of Halal Industry http://news.fimadani.com, “Menteri Pariwisata Tak Setuju
in the ASEAN Region, Asian Journal of Social Istilah Wisata Syariah”, diakses 10 Januari 2016.
Sciences and Humanities, 5 (2) May. http://regional.liputan6.com/read/2601068/mencari-
Chookaew, Sureerat, Oraphan Chanin, Jirapa hotel-halal-di-lombok, diakses 17 Februari 2017.
Charatarawat, Pingpic Sriprasert, and Sudarat http://travel.kompas.com/read/2014/01/07/1717322/
Nimpaya, (2015). Increasing Halal Toursim Inilah.9.Destinasi.Wisata.Syariah.di.Indonesia,
Potensial at Andaman Gulf in Thailand for Muslim diakses 2 Januari 2016.
Country, Journal of Economic, Business and
Management, 3 (7). http://www.antaranews.com/berita/531612/mes-bali-
minta-maaf-terkait-wisata-syariah, diakses 16
Zuhdi, Muhammad Harfin. (2013), Islam Wetu Telu di November 2016.
Bayan Lombok: Dialektika Islam dan Tradisi Lokal,
e-journal STAIN Pekalongan 12 (1). http://www.huffingtonpost.com/entry/the-4-reasons-
why-muslim-travellers-are-a-little-different_
us_576c5ccce4b02b216654ac00 Elena Nikolova,
Buku
“The 4 Reasons Why Muslim Travelers Are A Little
Ab. Manan, Siti Khadijah, Fadilah Abd Rahman,
Different”, diakses 10 Januari 2017.
Mardhiyyah Sahri. (2016), Contemporary Issuesand
Development in the Global Hahal Industry, https://dunia.tempo.co/read/news/2017/03/20/118857574/
Singapore: Springer Science+Bussiness Media. genjot-wisatawan-muslim-thailand-perkenalkan-
wisata-halal, diakes 20 Maret 2017.
Adidaya, Yoza Achmad. (2016). Halal in Japan:
History, Issues and Problems, University of Oslo: https://www.dream.co.id/jejak/ini-3-provinsi-di-
Departement of Culture Studies and Oriental indonesia-yang-jadi-destinasi-wisata-syariah-
Languages. 150911w.html, diakses 2 Januari 2016.
Andriani, Dini, dkk. (2015). Laporan Akhir Kajian https://www.holidayislombok.com/belum-semua-
Pengembangan Wisata Syariah, Jakarta: Asisten restoran-bersertifikat-halal-di-lombok.html, diakses
Deputi Penelitian dan Pengembangan Kebijakan 17 Februari 2017.
Kepariwisataan, Deputi Bidang Pengembangan
https://www.radarlombok.co.id/mui-dorong-skpd-
Kelembagaan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata.
dampingi-ikm-urus-sertifikasi-halal.html, diakses
Anonim, Your Singapore-Panorama. (2015). Muslim 29 November 2016.
Travellers Guide to Singapore.
Mohamed Battour, tt. “Halal Tourism or Muslim-
Budiwanti, Erni. (2000). Islam Sasak, Yogyakarta: LkiS. Friendly Tourism” dalam www.crescentrating.com
diakses 10 Mei 2017.
Egresi, Istvan (Ed.). (2016). Alternative Tourism
in Turkey: Role, Potenstial Deelopment and
Sustainability, Springer International Publishing Dokumen
Geo Journal Library 121. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Barat, (2015). “Rencana Induk
Elasrag, Hussein. (2016). Halal Industry: Key Challenges Pariwisata Berkelanjutan Pulau Lombok 2015-2019”.
and Opportunities.
Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia
MasterCard-CresentRating. (2015). Global Muslim (DSN-MUI), “Fatwa Dewan Syariah Nasional-
Travel Index 2015. Majelis Ulama Indonesia No. 108/DSN-
Pew Research Center’s Forum on Religion and MUI/X/2016 Tentang Pedoman penyelenggaraan
Public Life. (2009). Mapping the Global Muslim Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah.
Population: A Report on Size and Distribution of Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
the World’s Muslim Population, Washington, D.C.: Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Pew Forum on Religion & Public Life. Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah.
Thomson Reuters and Dinar Standard, (2015). State Perda No 2 Tahun 2016 tentang Periwisata Halal.
Global Islamic Economy: 2014-2015 Report.

78 | Aspirasi Vol. 8 No. 1, Juni 2017


Wawancara MUI Provinsi NusaTenggara Barat
BPOM-MUI Provinsi Bali
Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat
Pengelola Bali Muslim Tour

A. Muchaddam Fahham, Tantangan Pengembangan Wisata Halal di Nusa Tenggara Barat | 79

S-ar putea să vă placă și