Sunteți pe pagina 1din 16

IMPLEMENTASI FULL DAY SCHOOL (SEKOLAH SEHARI PENUH)

SEBAGAI BEST PRACTICE (LATIHAN TERBAIK) DALAM PENDIDIKAN KARAKTER


DI SMA NEGERI 1 SRAGEN

Prima Ratna Sari1, Dewi Kusuma Wardani2, Leny Noviani3


Program Studi Pendidikan Ekonomi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Jalan Ir. Sutami 36 A, Surakarta 57126, Telp (0271) 646994
Email: ratnasariprima@ymail.com
1
Mahasiswa, 2,3Dosen Pendidikan Ekonomi FKIP UNS

ABSTRACT

The research is aimed to discover the implementation, the level of successfulness and the obstacles
during the full day school implementation at characters education.
Phenomenology method is used in the research with the approach of qualitative research. The
sources of the data are primary and secondary data. Technique are used in the research are planned
unstructured interview, observation and documentation. The sampling techniques are used purposive
sampling and snowball sampling. Credibility test and dependability test are used to test the validity of the
data with the analysis technique data before and after of the field. There are three stages of analysis in the
field; data reduction, data display and data summary.
The finding of the research are as follows: first, characters education through the
implementation of full day school implemented by three basic steps from the guidance of characters
education strengthening (PPK), such as PPK in the class basic, PPK with school’s culture basic
and PPK with community’s basic. Activities at PPK’s class basic consist of integration in learning
subjects, the optimization of local wisdom, class management and PPK in the form of guidance and
counselling services. Activities at PPK with school’s culture basic consist of habitual of school’s
values in the daily life at school, educators’ role-modelling, school’s environment, school’s rules,
and the developing of co-curricular and extra-curricular activities. Activities at PPK with
community’s basic still in the form of involvement of parents and school’s committee. Second, the
successfulness of characters education through the implementation of full day school shown by the
embedding of five main values of the character based on the Basic Concept of PPK Kemendikbud
2016. Third, the factors which becomes the obstacles to implement the characters education
through full day school are lack of time, energy, and mind that caused the fatigue and unable to
manage the time. Full day schools also have economic links to students.
Keywords : characters education, full day school
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi, keberhasilan dan hambatan pada
implementasi sekolah sehari penuh dalam pendidikan karakter.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan penelitian fenomenologi. Data
primer dan data sekunder adalah sumber data yang digunakan pada penelitian ini. Wawancara terencana
tidak terstruktur, observasi dan dokumentasi adalah yang digunakan pada teknik pengumpulan data. Teknik
pengambilan subjek dipilih secara purposive sampling dan bersifat snowball sampling. Uji validitas data
yang digunakan adalah uji kredibilitas dan uji dependability dengan teknik analisis data sebelum di lapangan
dan sesudah di lapangan. Pada analisis di lapangan terdiri tiga tahap yakni: reduksi data, penyajian data dan
penyimpulan data.
Hasil penelitian sebagai berikut: pertama, pendidikan karakter melalui implementasi sekolah sehari
penuh dilakukan melalui tiga basis Pendidikan Penguatan Karakter (PPK) antara lain: PPK berbasis kelas,
PPK berbais kultur sekolah dan PPK berbasis komunitas. Kegiatan PPK berbasis kelas dapat dilakukan
melalui integrasi dalam mata pelajaran, optimalisasi muatan lokal, manajemen kelas dan layanan bimbingan
dan konseling. Kegiatan PPK berbasis kultur sekolah dapat dilakukan dengan pembiasaan nilai-nilai dalam
keseharian sekolah, keteladanan pendidik, ekosistem sekolah, peraturan sekolah, pengembangan diri berupa
kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. PPK berbasis komunitas dari pihak sekolah baru sebatas
melibatkan orang tua dan komite sekolah. Kedua, keberhasilan implementasi sekolah sehari penuh sebagai
pendidikan karakter ditunjukkan dengan tertanamnya lima karakter berdasar Konsep Dasar PPK
Kemendikbud 2016. Ketiga, faktor yang menghambat pendidikan karakter melalui implementasi sekolah
sehari penuh yakni keterbatasan waktu, tenaga dan pikiran sehingga menyebabkan kelelahan serta kesulitan
mengatur waktu. Sekolah sehari penuh juga mempunyai kaitannya ekonomi pada siswa.
Kata kunci: Pendidikan Karakter, Sekolah sehari penuh

PENDAHULUAN pendidikan selain internalisasi nilai-nilai


karakter selain pada Silabus dan RPP
Latar Belakang Masalah
Kurikulum 2013.
Manusia secara fitrah memiliki potensi
Saroni (2013: 33-34) menyatakan bahwa
untuk membina serta mengembangkan aspek-
best practice merupakan kegiatan
aspek rohaniah dan jasmaniah. Munculnya
pembelajaran dengan cara learning by doing.
berbagai masalah sosial disebabkan kurang
Siswa harus menerapkan pola hidup positif
terbinanya perilaku manusia yang
secara nyata khususnya di sekolah yakni
mengindikasikan bahwa kualitas pendidikan
melalui implementasi sekolah sehari penuh.
di Indonesia masih rendah. Saputra (2016: 48-
Roshayanti, Widodo, dan Wicaksono (2015)
49) menyatakan bahwa tidak berkualitasnya
menyebutkan sekolah sehari penuh adalah
pendidikan menjadi penyebab banyaknya
sistem pembelajaran sehari penuh di sekolah
perilaku negatif dan menjadi alasan
dengan menambah jam pelajaran untuk
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat
pendalaman materi serta pengembangan diri
yang belum maksimal. Kondisi tersebut
dan kreativitas. Program sekolah sehari penuh
menggambarkan bahwa indikator yang tidak
diharapkan sebagai salah satu solusi alternatif
kalah penting untuk segera diperbaiki adalah
untuk menghindarkan para remaja melakukan
pendidikan. hal negatif karena hampir sehari penuh
Kegiatan pengajaran di kelas sekarang ini dihabiskan di sekolah.
disertai pendidikan karakter yang terintegrasi Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014
ke dalam Kurikulum 2013. Kurikulum ini tentang Pemerintahan Daerah mengenai
berorientasi pada pendidikan karakter karena pembagian urusan pemerintahan bidang
tidak hanya tentang teori tetapi juga pendidikan, pengelolaan SMA dan SMK
diperlukan tindakan nyata pada pendidikan diambil alih pemerintah provinsi. Peningkatan
karakter. Hal ini menggambarkan bahwa mutu pendidikan dengan mengutamakan
berbagai pihak memperhatikan pendidikan karakter yang tujuan pendidikan yang
karakter. Hal ini mendorong perlu adanya best sebenarnya harus menjadi orientasi
practice (praktik nyata terbaik) dalam pelaksanaan otonomi pendidikan.
pendidikan karakter sebagai inovasi Pengambilan keputusan sebagai pengelolaan
satuan pendidikan dasar dan menengah sudah pelaksanaan pendidikan dasar dan menengah.
diatur dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Pemerintah juga menyadari gerakan
Standar Nasional Pendidikan bab VIII Pasal penguatan pendidikan karakter harus
51 ayat 1 dan 3. Berkaitan dengan hal dilaksanakan pada semua sekolah di
tersebut, sesuai dengan Pasal 8 Indonesia sehingga peningkatan kualitas
Kepmendiknas No 125/U/2002 yang pendidikan yang adil dan merata dapat segera
menjelaskan bahwa sekolah dapat terwujud.
menyelenggarakan pendidikan 200 sampai
dengan 245 hari efektif per tahun yang setara SMA Negeri 1 Sragen saat ini tengah
5 (lima) atau 6 (enam) hari belajar per minggu menerapkan sekolah sehari penuh sejak tahun
sepanjang tidak mengurangi jumlah jam ajaran 2016/2017 pada semester kedua mulai
belajar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan 3 Januari 2017 seperti sekolah lain di
pembelajaran di lima hari sekolah melalui Karesidenan Surakarta atas Surat Edaran
sekolah sehari penuh juga didukung dengan Gubernur Jawa Tengah. Pelaksanaan sekolah
adanya surat edaran Gubernur Jawa Tengah sehari penuh berbeda dengan sekolah lainnya
Nomor 420/006752/2015 tentang khususnya sekolah di Kabupaten Sragen.
Penyelenggaraan Kegiatan Pendidikan pada Perbedaannya pada jam masuk dan program
Satuan Pendidikan di Provinsi Jawa Tengah unggulan sekolah. Jam masuk sekolah sehari
menginstruksikan kepada Kepala Sekolah penuh di sekolah-sekolah lain tetap Pukul
SMA dan SMK di Jawa Tengah untuk 07:00 WIB sedangkan di sekolah ini masuk
memberlakukan Program Lima Hari Sekolah Pukul 06:30 WIB. Pengubahan jam masuk
dengan mengadopsi sekolah sehari penuh sekolah dari Pukul 07:00 WIB menjadi Pukul
sebagai bentuk inovasi pendidikan karakter. 06:30 WIB menyebabkan siswa pada bulan
Tindak lanjut dari surat edaran tersebut, maka pertama pelaksanaan sekolah sehari penuh
dikeluarkan Keputusan Kepala Dinas terlambat ke sekolah. Kegiatan literasi juga
Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor dilaksanakan sekolah ini sesuai dengan
420/03737 bahwa kegiatan pendidikan lima himbauan Bupati Sragen bahwa Sragen
hari belajar per minggu adalah kegiatan Berbudaya Literasi dan kepala sekolah
pendidikan yang dilaksanakan selama lima menghimbau “Sekolah Negeri Ojo Lali
hari terhitung mulai Senin sampai hari Jumat Ngaji”. Atas dasar himbauan tersebut, SMA
setiap minggunya. Pembelajaran hari Sabtu Negeri 1 Sragen mulai tahun ajaran
dipindah pada hari Senin sampai Jumat tanpa 2016/2017 semester kedua melaksanakan
mengurangi durasi waktu setiap jam kegiatan literasi dan atau mengaji setelah bel
pelajaran.. Hal tersebut mengartikan bahwa masuk berbunyi.
pelaksanaan program sekolah sehari penuh di
Perkembangan karakter dari pendidikan
beberapa SMA dan SMK telah berdasar
karakter pada sekolah yang menerapkan
hukum.
sekolah sehari penuh dapat menimbulkan
Pelaksanaan sekolah sehari penuh bisa
dampak positif dan negatif. Reynolds, et.al.
menjadi salah satu alternatif usaha sekolah
(2014) menyatakan bahwa sekolah sehari
dalam melakukan pendidikan karakter
penuh meningkatkan tingkat kedisiplinan
sehingga siswa cerdas secara moral maupun
siswa dan didukung Kuswandi (2015) yang
nalar. Pelaksanaan sekolah sehari penuh
menyatakan bahwa adanya sekolah sehari
sebagai salah satu gerakan Penguatan
penuh, siswa mendapat pembelajaran yang
Pendidikan Karakter (PPK) yang menempati
berkualitas sehingga terjadi perubahan positif
kedudukan fundamental dan strategis pada
dari siswa. Hasil penelitian Abrianti (2012)
Gerakan Nasional Revolusi Mental yang
dan Oktamiati (2013) menunjukkan hal yang
dicanangkan oleh pemerintah pada RPJMN
berbeda, yakni terdapat tingkat stress pada
2014-2019 sebagai revolusi karakter bangsa.
siswa yang menjalani sekolah sehari penuh.
Pendidikan karakter sebagai inti pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya
nasional pada Gerakan Nasional Revolusi
mengenai perkembangan siswa yang
Mental pada Gerakan PPK sehingga
melaksanakan sekolah sehari penuh juga
pendidikan karakter menjadi fokus
masih memberikan hasil yang berbeda.
Adanya penelitian lebih lanjut perlu dilakukan diri dan berkreasi yang harus dilakukan secara
dengan harapan dapat menjelaskan terus-menerus dan konsisten sehingga siswa
kebermanfaatan implementasi sekolah sehari mendapat pembelajaran yang berkualitas dan
penuh bagi perkembangan karakter siswa. menjadi insan yang cerdas secara moral
Adanya risiko atas pelaksanaan z sekolah maupun nalar.
sehari penuh, peneliti tertarik melakukan Sekolah sehari penuh diterapkan untuk
penelitian mengenai implementasi, menanam dan menumbuhkembangkan nilai-
keberhasilan dan hambatan sekolah sehari nilai positif pada siswa agar menjadi manusia
penuh sebagai best practice dalam pendidikan secara utuh yang cerdas dan berkarakter
karakter di SMA Negeri 1 Sragen. sehingga terhindar dari perilaku menyimpang
Tujuan Penelitian dengan waktu pembelajaran yang lebih lama
di sekolah. Sekolah sehari penuh memiliki
Penelitian bertujuan (1) Untuk mengetahui beberapa kelebihan diantaranya (1) siswa
implementasi (2) keberhasilan dan (3) mendapatkan pendidikan karakter lebih
hambatan pada implementasi sekolah sehari intensif; (2) perkembangan bakat, minat dan
penuh sebagai best practice dalam pendidikan kecerdasan lebih bisa terpantau oleh guru; (3)
karakter di SMA Negeri 1 Sragen. siswa terhindar dari penyimpangan yang
dilakukan oleh para remaja siswa dapat lebih
Kajian Pustaka
disiplin dengan adanya sekolah sehari penuh
Tinjauan tentang sekolah sehari penuh
(4) siswa dapat lebih fokus secara akademik
Kuswandi (2015: 47) menyatakan bahwa
dan patuh terhadap ajaran dan pengajaran dari
penekanan pada sekolah sehari penuh
guru. Risiko dari pelaksanaan sekolah sehari
tercapainya prestasi belajar disertai perubahan
penuh yakni hilangnya waktu siswa untuk
positif dari setiap siswa sebagai hasil dari
bersosialisasi dengan masyarakat sekitar dan
proses dan aktivitas dalam belajar yang
kelelahan.
berkualias. Hal senada juga dikemukakan
Pelaksanaan implementasi sekolah sehari
oleh Setiyarini, Joyoatmojo dan Sunardi
penuh juga ditunjang oleh beberapa hal,
(2014: 7-8) yang menyatakan bahwa sekolah
diantaranya kurikulum, sarana dan prasarana
sehari penuh merupakan upaya pendalaman
yang lengkap dan guru yang berkualitas,
materi pelajaran dengan metode pembelajaran
kompetensi manajerial kepala sekolah dan
yang kreatif dan menyenangkan serta
partisipasi orang tua juga mendukung
pembinan mental, jiwa dan moral sebagai
pelaksanaan sekolah sehari penuh. Pada
proses belajar siswa yang lebih lama di
peningkatan mutu pendidikan, kurikulum
sekolah karena dilaksanakan dari pagi hingga
sangat penting karena sukses tidaknya
sore hari. Roshayanti, dkk. (2015: 97)
pendidikan dapat dilihat dari kurikulum yang
menyebutkan bahwa sekolah sehari penuh
digunakan sekolah. Sarana dan prasana di
adalah sistem pembelajaran sehari penuh di
sekolah yang menerapkan sekolah sehari
sekolah dengan menambah jam pelajaran
penuh diharapkan mampu menunjang
sebagai pendalaman materi serta
kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
pengembangan diri dan kreativitas. Hafizh
kebutuhan siswa. Guru harus mempunyai
(2013) dan Mufidati (2013) menyatakan
pengetahuan dan keterampilan dalam
bahwa sekolah sehari penuh merupakan
menerapkan metode atau strategi
penerapan konsep dasar integrated activity
pembelajaran yang tidak membuat siswa
dan integrated curriculum yang dikemas
bosan. Kemampuan manajemen dan
dalam program pendidikan dengan
kepemimpinan yang dilengkapi keterampilan
mengedepankan kemuliaan akhlak dan
konseptual, insani dan teknis adalah
prestasi akademik. Berdasarkan pengertian di
kompetensi manajerial yang harus dimiliki
atas, dapat diartikan bahwa sekolah sehari
kepala sekolah. Orang tua yang mendukung
penuh adalah sebuah model pendidikan dan
anaknya mengikuti sekolah sehari penuh,
pembelajaran sebagai sarana untuk mencapai
pembelajaran di sekolah akan semakin lancar.
tujuan pendidikan nasional yang
Hal ini disebabkan apabila ada siswa yang
menempatkan siswa lebih lama di sekolah
melanggar peraturan maka tidak akan ada
untuk mendalami materi, mengembangkan
protes dari orang tua/ wali siswa. Para orang pengembangan karakter-karakter luhur
tua/ wali siswa menyadari bahwa sekolah kepada siswa sehingga siswa memiliki
sehari penuh sangat berguna bagi karakter luhur serta diterapkan dalam
perkembangan anaknya untuk masa depan. kehidupan nyata baik dalam keluarga, sekolah
maupun masyarakat. Samani dan Hariyanto
Tinjauan tentang best practice (2013: 41-46) menyatakan bahwa pendidikan
Saroni (2013: 31-34) menyatakan karakter adalah upaya terencana sekolah
bahwa kegiatan best practice diselenggarakan memberikan tuntunan kepada siswa dengan
oleh satuan pendidikan dan pembelajaran menanamkan nilai-nilai positif agar menjadi
sebagai upaya untuk mendidik anak agar manusia seutuhnya yang berkarakter sehingga
tumbuh menjadi pribadi yang berbudi pekerti dapat berperilaku sebagai insan kamil.
luhur. Best practice tidak hanya sebuah Damayanti (2014: 7-12) menyatakan bahwa
kegiatan teoretis dalam proses pendidikan dan pendidikan karakter adalah gerakan nasional
pembelajaran. Kegiatan ini diutamakan pada terencana di sekolah yang disusun bersama-
kegiatan aktif, artinya seluruh warga sekolah sama untuk menciptakan generasi penerus
harus aktif melaksanakan kegiatan ini. bangsa yang baik dalam pengetahuan
(cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan
Tinjauan tentang Pendidikan Karakter (action). Berdasarkan paparan pendapat-
Pengertian pendidikan karakter pendapat di atas mengenai pendidikan
Nucci dan Narvaez (2015: 78-80) karakter, dapat diartikan bahwa pendidikan
menyatakan bahwa pendidikan karakter moral karakter adalah proses internalisasi atau
memiliki akarnya dalam teori dan metode penanaman nilai-nilai positif yang telah
Emile Durkheim (1858-1917). Pendidikan dirancang dan dilaksanakan kepada siswa
karakter gagasan Durkheim ini menekankan agar berperilaku sesuai norma yang berlaku
aksi nyata perilaku yang berkarakter dan sehingga siswa menjadi manusia yang
keteladanan. Pendekatan ini menempatkan berkarakter.
bahwa pembentukan karakter di tangan orang PPK sebagai Gerakan Revolusi Mental
tua, guru atau otoritas moral lainnya. Teori dengan RPJMN 2014-2019, delapan belas
pendidikan karakter dikenalkan kembali sejak nilai-nilai karakter tersebut kemudian
tahun 1900-an oleh Thomas Lickona dalam mengalami kristalisasi menjadi lima karakter.
Mulyasa (2014) dianggap sebagai pengusung Kemendikbud dalam konsep dasar PPK
pendidikan karakter terkenal. Lickona dalam (2016) menyatakan bahwa lima nilai karakter
Eliasa (2014: 200-201) menyatakan bahwa yang dikristalisasi tersebut antara lain: (1)
seseorang dikatakan memiliki karakter yang religius, (2) nasionalis, (3) mandiri, (4)
baik apabila telah memiliki pengetahuan gotong royong dan (5) integritas. Lima
moral (moral knowing), perasaan moral karakter dalam konsep dasar PPK (2016)
(moral feeling), dan tindakan moral (moral dijadikan indikator dalam mengukur
action). Pemerintah Indonesia saat ini juga keberhasilan pendidikan karakter melalui
telah merencanakan pembangunan karakter implementasi sekolah sehari penuh tanpa
bangsa dalam Penguatan Pendidikan Karakter mengabaikan teori pendidikan karakter
(PPK) yang menempati kedudukan gagasan Thomas Lickona dan tahapan
fundamental dan strategis pada Revolusi perkembangan karakter siswa oleh Suryadi
Mental yang dicanangkan oleh pemerintah (2014: 102-105) akan menunjukkan bahwa
pada RPJMN 2014-2019 sebagai gerakan siswa berkembang sesuai tahapannya yakni
revolusi karakter bangsa. Penguatan tahap habituasi, tahap pemahaman, tahap
pendidikan karakter menjadi fokus intervensi dan tahap pemaknaan. PPK
pelaksanaan pendidikan dengan empat dilaksanakan melalui tiga basis, diantaranya:
dimensi pengolahan karakter dari Ki Hajar PPK berbasis kelas, PPK berbasis kultur
Dewantara yakni olah raga, olah pikir, olah sekolah dan PPK berbasis komunitas.
rasa dan olah hati.
Menurut Kemendiknas (2010: 8) METODE
pendidikan karakter adalah penanaman dan
Penelitian ini menggunakan pendekatan 16:15 WIB. Selama implementasi sekolah
penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi sehari penuh, terdapat proses pendidikan
karena penelitian bermaksud untuk melakukan karakter dilakukan sekolah melalui
penyelidikan dengan menggambarkan dan implementasi sekolah sehari penuh dilakukan
menjelaskan keadaan subyek pada saat sekarang melalui berbagai basis, diantaranya: PPK
berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana
berbasis kelas, PPK berbasis kultur sekolah
mestinya. Guru ekonomi, wakil kepala sekolah
bidang kurikulum, dan peserta didik peminatan dan PPK berbasis komunitas.
IPS dan Lintas Minat ekonomi adalah sumber data PPK berbasis kelas
dalam penelitian ini. Pengambilan sampel Berdasarkan konsep dasar Penguatan
dilakukan dengan menggunakan teknik purposive Pendidikan karakter (PPK), penanaman nilai
sampling dan snowball sampling. Wawancara, karakter berbasis kelas dilakukan melalui tiga
observasi, dan dokumentasi adalah metode cara yakni integrasi dalam mata pelajaran,
pengumpulan data yang digunakan. Uji optimalisasi mulok, manajemen kelas,
kredibilitas yaitu triangulasi dan uji dependability pembelajaran tematis dan layanan bimbingan
adalah teknik uji validitas data yang digunakan. konseling. Integrasi dalam mata pelajaran
Tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian dilakukan dengan dua cara, yakni
data, dan penarikan kesimpulan adalah teknik
pengintegrasian PPK dalam kurikulum dan
analisis data yang digunakan.
PPK melalui penggunaan metode
pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan
HASIL PENELITIAN DAN
bahwa pendidikan karakter melalui integrasi
PEMBAHASAN
dalam mata pelajaran pada kurikulum sudah
dilakukan oleh pihak sekolah. Hal tersebut
Implementasi sekolah sehari penuh sebagai
dikarenakan sekolah sudah menerapkan
best practice dalam Pendidikan Karakter
SMA Negeri 1 Sragen adalah salah satu Kurikulum 2013, kurikulum yang
sekolah yang mengimplementasikan sekolah mengutamakan karakter siswa. Pihak sekolah
sehari penuh. Sekolah ini mulai juga telah melaksanakan penilaian karakter
mengimplementasikan sekolah sehari penuh pada tiap mata pelajaran yakni berupa
sejak Januari 2017. Implementasi sekolah penilaian kenaikan kelas pada siswa yang
sehari penuh ini juga sebagai bentuk Gerakan pertama ditinjau adalah budi pekertinya.
Nasional Revolusi Mental Penguatan Minimal nilai budi pekerti di sekolah tersebut
Pendidikan Karakter. Sebelum adalah B. Ketika terdapat siswa mendapat
mengimplementasikan sekolah sehari penuh, nilai budi pekerti dengan predikat C walaupun
kepala sekolah beserta wakil kepala sekolah nilainya bagus dan itu di mata pelajaran khas
bidang kurikulum dan komite sekolah maksimal tiga mata pelajaran khas seperti
mengadakan sosialisasi kepada orang tua biologi, kimia, fisika, matematika, ekonomi,
siswa saat pembagian rapor pada akhir geografi, sosiologi, bahasa indonesia dan
semester satu. Sosialisasi diselenggarakan bahasa inggris, maka dipastikan siswa
untuk menginformasikan pada para orang tua tersebut tidak bisa naik kelas.
bahwa semester dua sekolah sehari penuh PPK berbasis kelas melalui integrasi dalam
akan diterapkan sekolah dengan jam sekolah mata pelajaran melalui penggunaan metode
Senin sampai Jum’at dari Pukul 06:30 WIB pembelajaran juga telah diimplementasikan
sampai dengan paling sore Pukul 16:15 WIB. guru pada saat mengajar. Hasil penelitian
Sekolah juga memberikan surat edaran dan menunjukkan bahwa guru dalam mengajar
sosialisasi kepada siswa dan orang tua menerapkan metode pembelajaran saintific
mengenai implementasi sekolah sehari penuh. learning dengan strategi pembelajaran tugas
Berdasarkan hasil penelitian, implementasi kelompok, presentasi, diskusi dan
sekolah sehari penuh sebagai langkah pemanfaatan TIK sehingga metode
mendidik siswa agar menjadi siswa yang pembelajaran yang digunakan belum cukup
berkarakter. Implementasi sekolah sehari variatif.
penuh mengharuskan siswa seharian harus Pendidikan karakter melalui optimalisasi
berada di sekolah. Jam sekolah dimulai Pukul mulok hanya sebatas terintegrasi pada mata
06:30 sampai dengan yang paling sore Pukul pelajaran saja terutama Bahasa Jawa.
Idealnya, muatan lokal selain sebagai responsif dan perencanaan individual dan
intrakurikuler juga sebagai kokurikuler peminatan.
dengan tujuan agar siswa menjadi manusia
yang berbudaya dengan mempelajari budaya PPK berbasis kultur sekolah
daerahnya sendiri. Kokurikuler mata pelajaran Berdasarkan konsep dasar Penguatan
Bahasa Jawa dalam implementasi sekolah Pendidikan karakter (PPK), penanaman nilai
sehari penuh kurang diperhatikan pihak karakter berbasis kultur sekolah dilakukan
sekolah sehingga optimalisasi muatan lokal melalui enam cara, antara lain: pembiasaan
belum optimal baru sebatas sebagai mata nilai-nilai dalam keseharian sekolah,
pelajaran saja belum menjadi kokurikuler. Hal keteladanan pendidik, ekosistem sekolah,
ini perlu diperhatikan pihak sekolah ke peraturan sekolah, pengembangan kegiatan
depannya terkait pengadaan kokurikuler kokurikuler dan ekstrakurikuler.
bahasa jawa sebagai muatan lokal sebagai alat Pada implementasi sekolah sehari penuh,
untuk sosialisasi nilai-nilai budaya pada sekolah mempunyai budaya sekolah dalam
siswa. rangka mendidik karakter siswa. Budaya
Pada pendidikan karakter melalui sekolah terdiri dari dua kegiatan yakni
manajemen kelas, guru dalam mengelola kegiatan rutin dan kegiatan spontan. Kegiatan
kelas agar tetap kondusif sekaligus rutin yang dilaksanakan warga sekolah antara
menanamkan nilai-nilai karakter, guru lain upacara, membaca kitab suci pada hari
mengajak, memotivasi, menasehati, Selasa dan Kamis, literasi pada hari Rabu,
melakukan pendektan dengan siswa sampai jum’at sehat, jum’at bersih, senyum sapa
memberikan sanksi bagi siswa yang terlambat salam, sholat berjamaah dan kajian bagi siswa
masuk pelajaran di kelas. Hal itu dilakukan di yang muslim.
tengah pembelajaran sehingga proses Berkaitan dengan pendidikan karakter
pembelajaran berjalan dengan baik dan melalui ketelasanan, pemberian contoh yang
membantu setiap siswa berkembang dalam baik yang sudah dilakukan bapak ibu guru
belajar. agar perilaku mereka ditiru oleh siswa dengan
PPK melalui pembelajaran tematis tujuan untuk mendidik karakter siswa yakni
idealnya dilakukan oleh satuan pendidikan berupa bapak ibu guru ikut datang ke sekolah
dengan mengalokasikan waktu khusus untuk tepat waktu sama dengan siswa sebelum bel
mengajarkan nilai-nilai tertentu yang dapat masuk Pukul 06:30 WIB, ikut sholat
dilakukan guru khusus atau memberdayakan berjamaah di masjid, memakai seragam
guru yang ada untuk mengajarkan materi sekolah sesuai dengan aturan yang telah
tentang nilai-nilai tertentu untukmemperkuat ditentukan dan dan pulang sesuai jam yang
pendidikan karakter. Tema-tema yang telah ditentukan sekolah. Tidak ada
mengandung nilai utama PPK diajarkan pembedaan untuk bapak ibu guru dengan
dalam bentuk pembelajaran di kelas ini siswa dalam hal jam masuk dan jam pulang.
diharapkan semakin memperkaya praksis Hal ini selain untuk melatih kedisiplinan
PPK di sekolah. Pada praktiknya, sekolah semua warga sekolah dan guru dapat menjadi
belum mengalokasikan waktu khusus untuk teladan untuk siswa.
mengajarkan nilai-nilai karakter. Sekolah Implementasi dalam pendidikan karakter
hanya melalui guru-guru mapel dalam melalui ekosistem sekolah bisa dengan
menanamkan nilai-nilai karakter yang menciptakan kondisi yang mendukung
terintegrasi dalam metode pembelajaran. keterlaksanaan karakter dapat dilakukan oleh
Bimbingan dan konseling di sekolah sekolah, siswa, guru dan tenaga kependidikan.
idealnya dilaksanakan secara kolaboratif Kondisi yang mendukung akan membuat
dengan para guru mata pelajaran, tenaga siswa terutama menjadi betah dan nyaman
kependidikan, maupun orang tua dan seharian berada di sekolah saat menjalani
pemangku kepentingan lainnya. Pada sekolah sehari penuh. Penciptaan kondisi
praktiknya, pihak BK baru mendampingi yang telah dilakukan sekolah guna
siswa sebatas layanan dasar, layanan mendukung keterlaksanaan pendidikan
karakter dan agar siswa nyaman berada di
sekolah saat seharian harus di sekolah sekolah Senin sampai Sabtu.. Ekstrakurikuler
menjalani sekolah sehari penuh antara lain pada hari Kamis adalah ekstrakurikuler selain
sekolah menyediakan taman sekolah, gazebo, Pramuka, PMR dan PBB pada Pukul 15:00
green house dan halaman sekolah yang hijau WIB-16;00 WIB. Ekstrakurikuler pada hari
penuh pepohonan. Penciptaan kondisi yang Jum’at adalah ekstrakurikuler Pramuka, PMR,
dilakukan siswa, guru dan tenaga PBB yang terbagi atas dua gelombang.
kependidikan melalui keikutsertaan dalam Gelombang pertama Pukul 13:30 WIB sampai
kegiatan Jum’at Bersih. Pukul 15:00 WIB, gelombang kedua Pukul
Penguatan pendidikan karakter di sekolah 15:00 sampai selesai. Pemadatan hari
perlu adanya punishment agar semua warga pelaksanaan ekstrakurikuler membawa
sekolah berperilaku sesuai karakter yang dampak positif bagi guru yang menjadi
diharapkan. Punishment dapat berupa pembina ekstrakurikuler. Dampak positif
peraturan sekolah yang lebih diperketat. Tentu yang dirasakan yakni pembina ekstrakurikuler
hal ini perlu adanya kerja sama, konsistensi mendapat teman yang sama-sama
dan komitmen pihak penyelenggara peraturan membersamai keberjalanan ekstrakurikuler
dalam hal ini tim STP2K. Semenjak pada hari itu juga.
diterapkannya sekolah sehari penuh, sekolah
memberikan punishment kepada siswa dengan PPK berbasis komunitas
jam masuk Pukul 06:30 WIB dan bagi siswa Pelibatan publik dalam melakssakan PPK
yang terlambat diperbolehkan masuk setelah melalui implementasi sekolah sehari penuh,
Pukul 10:00 WIB. Akan tetapi peraturan sekolah baru melibatkan orang tua dan komite
tersebut sekarang tidak dilaksanakan kembali. sekolah. Pelibatan itu pun kurang maksimal.
Siswa yang terlambat hanya disuruh mencatat Hasil penelitian menunjukkan bahwa
di daftar pelanggaran dan dibina kemudian pendidikan karakter berbasis komunitas
diperbolehkan masuk ke kelas. melalui implementasi sekolah sehari penuh,
Implementasi sekolah sehari penuh dalam sekolah baru sebatas melibatkan para orang
PPK berbasis kultur sekolah juga dilakukan tua siswa dan komite sekolah. Padahal yang
sekolah melalui pengembangan diri. dituntut dalam PPK berbasis komunitas,
Pengembangan diri dibagi menjadi dua ranah sekolah selain melibatkan orang tua dan
yakni kokurikuler dan ekstrakurikuler. komite sekolah juga dianjurkan melibatkan
Kokurikuler bertujuan untuk membina potensi akademisi, pelaku seni, budayawan,
dan minat siswa di bidang pengetahuan pemerintah dan dunia usaha. Pelibatan orang
akademik di luar jam pelajaran. Hasil tua dalam implementasi sekolah sehari penuh
penelitian menunjukkan bahwa kegiatan baru sebatas sosialisasi pelaksanaan sekolah
kokurikuler kurang aktif keberjalanannya. sehari penuh di aula sekolah saat terima rapor
Terdapat beberapa mata pelajaran masih semester satu. Sama seperti halnya komite
berjalan tetapi untuk persiapan olimpiade sekolah. Pelibatan komite sekolah juga baru
seperti Kimia, Biologi, Ekonomi. Selama sebatas melakukan sosialisasi kepada para
tidak di masa-masa pra olimpiade, orang tua mengenai sekolah sehari penuh
kokurikuler tidak berjalan. Hal ini disebabkan yang akan dilaksanakan.
ketika pulang sore hari, sudah tidak ada waktu
untuk membina siswa di kokurikuler. Tentu Keberhasilan implementasi sekolah sehari
hal ini dapat menyebabkan terhambatnya penuh sebagai best practice dalam
proses penanaman nilai-nilai karakter. pendidikan karakter
Kegiatan kokurikuler yang kurang aktif Pembentukan karakter memerlukan sebuah
keberjalanannya sama seperti halnya proses yang tidak serta merta dalam satu
kokurikuler muatan lokal Bahasa Jawa juga semester karakter siswa bisa terbentuk.
belum ada di di sekolah ini. Keberhasilan pendidikan karakter siswa
Semenjak sekolah sehari penuh melalui implementasi sekolah sehari penuh
diberlakukan, ekstrakurikuler sekolah ini selama satu semester ini dapat dilihat dari
dipadatkan menjadi hari Kamis dan Jum’at perkembangan karakter siswa atas nilai-nilai
yang sebelumnya dilaksanakan sepanjang hari karakter yang telah tertanam dan ditanamkan
pihak sekolah pada diri siswa setelah Keempat, pada kompetensi manajerial
menjalani sekolah sehari penuh. kepala sekolah berupa keterampilan teknis
Keberhasilan implementasi sekolah sehari kepala sekolah dalam implementasi sekolah
penuh dalam mendidik karakter siswa juga sehari penuh dapat peneliti temukan yakni
ditunjang oleh beberapa faktor, diantaranya: kepala sekolah bersama wakil kepala sekolah
kurikulum, sarana prasarana, guru, bidang kurikulum dan komite melakukan
kompetensi manajerial kepala sekolah dan sosialisasi sekolah sehari penuh yang akan
partisipasi orang tua. Pertama, kurikulum di dilaksanakan semester 2 saat terima rapor
sekolah ini menggunakan kurikulum 2013 semester 1 di aula dan memberikan surat
yang mengedepankan karakternya. Disamping edaran pada awal masuk sekolah semester 2.
itu, penilaian kenaikan kelas pada siswa yang Mengenai kemampuan manajemen dalam hal
pertama ditinjau adalah budi pekertinya. ini bahwasanya manajemen pelaksanaan
Minimal nilai budi pekerti di sekolah tersebut sekolah sehari penuh baru sebatas pada
adalah B. Ketika terdapat siswa mendapat pengaturan beban belajar karena belum
nilai budi pekerti dengan predikat C walaupun terdapat peraturan yang mengatur
nilainya bagus dan itu di mata pelajaran khas implementasi sekolah sehari penuh.
maksimal tiga mata pelajaran khas seperti Kelima, respon orang tua terhadap
biologi, kimia, fisika, matematika, ekonomi, pelaksanaan sekolah sehari penuh adalah
geografi, sosiologi, bahasa indonesia dan positif. Tidak ada protes dari para orang tua
bahasa inggris, maka dipastikan siswa karena saat terima rapor semester 1 telah
tersebut tidak bisa naik kelas. diadakan sosialisasi pelaksanaan sekolah
Kedua, sarana prasarana di sekolah ini sehari penuh dan telah diberi surat edaran.
sudah bagus dan cukup lengkap dalam Para orang tua sangat mendukung sekolah
menunjang implementasi sekolah sehari sehari penuh dan tidak perlu khawatir
penuh seperti terdapat ruang kelas ber AC terhadap anaknya karena seharian berada di
maupun kipas angin, ruang guru, ruang kepala sekolah dalam pengawasan guru. Hal tersebut
sekolah, ruang BK, Ruang OSIS, ruang sebagai bentuk partisipasi orang tua.
sekretariat ekstrakurikuler Pramuka, PMR, Pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam
Pualam, Laboratorium IPA, Laboratorium rangka menginternalisasikan nilai-nilai
komputer, koperasi, masjid, aula, lapangan, karakter saat menjalani sekolah sehari penuh
kamar mandi, WiFi, taman sekolah, green terbagi menjadi tiga baksis antara lain: PPK
house, gazebo, UKS, apotek hidup dan kantin berbasis kelas, PPK berbasis kultur sekolah
sekolah. Berbagai fasilitas tersebut, ada dan PPK berbasis komunitas. Keberjalanan
beberapa fasilitas yang perlu pengadaan, kegiatan-kegiatan dalam rangka
penambahan dan perbaikan untuk menginternalisasikan nila-nilai karakter saat
meningkatkan potensi siswa seperti menjalani sekolah sehari penuh telah berjalan
Laboratorium IPS, alat olahraga, masjid, WiFi dengan baik dalam mendidik karakter siswa.
dan gazebo. Kegiatan yang diadakan sekolah dalam
Ketiga, adanya guru diharapkan mampu menjalani sekolah sehari penuh memang
memberikan pengaruh positif terhadap proses sebagai best practice dalam pendidikan
belajar mengajar serta mampu karakter. Siswa menjalani pendidikan karakter
memaksimalkan perkembangan siswa sebaik- dengan cara learning by doing melalui
baiknya. Berdasarkan hasil penelitian, cara kegiatan intervensi, pembiasaan dan
yang diterapkan guru agar siswa tidak bosan keteladanan seperti pembelajaran,
dalam mengikuti pelajaran terutama pada jam pengembangan diri dan budaya sekolah.
siang sampai sore dengan permainan dan Keberhasilan penanaman nilai-nilai
melakukan pembelajaran di luar kelas seperti karakter berasal dari runtutan teori yang
di gazebo. Guru juga mendidik siswa saat cocok dalam pembentukan karakter pada
pelajaran berlangsung dengan cara siswa sampai nilai-nilai karakter yang secara
memberikan celoteh. Dibalik celoteh tersebut tak sadarkan diri tertanam pada diri siswa
ada nasehat kepada siswa. yang didalamnya terdapat proses internalisasi
nilai-nilai karakter melalui kegiatan
intervensi, pembiasaan dan keteladanan dapat dilihat dari hasil kerja keras siswa
seperti pembelajaran, pengembangan diri dan berupa piala kejuaraan membuktikan bahwa
budaya sekolah. Lima karakter telah siswa bisa menghasilkan karya baik secara
ditanamkan pihak sekolah pada diri siswa individual maupun kelompok, nilai mandiri
setelah mengikuti kegiatan-kegiatan pada pada kegiatan pembelajaran terlihat ketika
sekolah sehari penuh. siswa mengerjakan ulangan dengan jujur dan
Nilai religius mandiri, belajar BTA dan Qiroah serta pada
Nilai religius telah ditanamkan pada siswa ekstrakurikuler Pramuka dan PMR
dan telah menjadi kebiasaan melalui berbagai ekstrakurikuler itu nanti akan sangat berguna
kegiatan, diantaranya: kegiatan membaca bagi dirinya sendiri, pada kegiatan spontan
kitab suci pada hari Selasa dan Kamis, terlihat ketika siswa yang dikoordinasi oleh
kegiatan sholat berjamaah, kajian bagi siswa OSIS Sekbid PKBL melakukan penggalangan
muslim. Suasana sekolah juga cinta damai dana untuk menjenguk teman, ada anggota
tidak ada perselisihan antarsiswa dan sikap keluarga warga sekolah berkabung dan
toleransi siswa cukup tinggi bisa dilihat ketika kegiatan bakti sosial, pada saat pembelajaran
kegiatan membaca kitab suci berlangsung, dapat terlihat ketika pelajaran berlangsung
siswa non muslim berkumpul di Ruang dengan menyenangkan dan menimbulkan
Multimedia. Ikut berpartisipasi dalam jum’at pertanyaan-pertanyaan dari siswa kepada
bersih membersihkan lingkungan juga bagian guru. Siswa bisa juga bisa bertanya kepada
dari karakter religius, bahwasanya kita hidup guru mengenai pelajaran di luar jam
juga membutuhkan alam begitu juga pelajaran.
sebaliknya.
Nilai nasionalis Nilai gotong royong
Penanaman nilai kebangsaan dan Nilai gotong royong telah ditanamkan pada
Kebhinekaan yang dikembangkan sekolah siswa dan telah menjadi kebiasaan melalui
berupa nilai semangat kebangsaan, cinta tanah berbagai kegiatan diantaranya: siswa
air, cinta damai dan bersahabat/ komunikatif. bersama-sama mengikuti kegiatan Jum’at
Sekolah mempunyai kegiatan pembiasaan Bersih membersihkan lingkungan kelas,
untuk menanamkan nilai-nilai karakter taman sekolah dan green house. Pada
tersebut seperti upacara. Namun saat upacara, pembelajaran ekonomi, siswa disuruh
siswa ramai walaupun masih bisa mengerjakan tugas secara berkelompok
dikondisikan. Selain upacara, sekolah juga kemudian dipresentasikan bersama.
mempunyai kegiatan literasi agar mempunyai
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, Nilai integritas
membaca kitab suci di ruang yang berbeda Nilai integritas telah ditanamkan pada siswa
agar menghormati keragaman agama, jum’at dan telah menjadi kebiasaan melalui berbagai
bersih agar mencintai lingkungan. Menjenguk kegiatan, diantaranya: siswa mengerjakan
teman dan bakti sosial agar bisa ulangan UHBK maupun dengan tertulis di
menempatkan kepentingan kelompok di atas kelas dengan jujur dan mandiri, siswa
kepentingan sendiri, banyak prestasi lomba tanggung jawab terhadap tanggungjawabnya
yang diraih agar siswa semakin senang dalam sendiri terlihat dari punishment yang
mengeksplorasi bakat dan kemampuannya. diberikan sekolah tidak boleh masuk lebih
Nilai mandiri dari Pukul 06:30 WIB, siswa non muslim juga
Nilai nasionalis telah ditanamkan pada siswa menghargai siswa muslim terlihat saat
dan telah menjadi kebiasaan melalui berbagai kegiatan membaca kegiatan kitab suci
kegiatan, diantaranya: saat mengerjakan berlangsung. Siswa non muslim berkumpul di
ulangan baik dengan UHBK maupun tertulis, Ruang Multimedia, siswa yang ingin ujian
prestasi ekstrakurikuler yang berhasil diraih kelas XII lancar pada mapel agama mereka
siswa, solidaritas dan gotong royong menekuni pendidikan agama dengan
mendekorasi ruangan ketika sekolah akan ada mengikuti ekstra BTQ, Qiroah dan Tajwid.
acara, nilai kreatif pada pembelajaran dilihat Kaitan antara implementasi sekolah
dari hasil prakarya siswa., nilai kreatif juga sehari penuh dengan mata pelajaran ekonomi
pada siswa bahwa menurut Adam Smith, 10.000,- sampai Rp 20.000,- setiap harinya.
manusia sebagai homoeconomicus yang Selain itu, sebagian besar siswa tidak
mencakup lima prinsip yakni: self interest bertindak secara rasional dan ekonomis dalam
(mementingkan diri sendiri), rational behavior menjalani sekolah sehari penuh. Hasil temuan
(rasional), efisien, selalu bereaksi terhadap di lapangan, sebagian besar siswa tidak
stimulus yang menekan dan selalu membawa bekal dan lebih memilih membeli
mempunyai pilihan. Saat ulangan, siswa boleh makanan di kantin dan terlihat makanan yang
mementingkan dirinya sendiri dengan tidak ada di 4 kantin selalu habis. Selain itu, tidak
mencontek dalam mengerjakan ulangan. Jika ada siswa yang mengambil peluang
siswa diketahui mencontek, maka guru keuntungan (benefit) dengan menjual bekal di
ekonomi akan menyuruh siswa mengikuti kelas. Padahal hal tersebut jika dilakukan
remidi walaupun nilainya bagus. Siswa juga akan melatih jiwa kewirausahaan siswa. Jadi,
telah rasional dalam bertindak terutama prinsip ekonomi siswa pada implementasi
kaitannya dengan mata pelajaran ekonomi. sekolah sehari penuh baru dijalankan hanya
Hal ini terlihat bahwa bahwa siswa rela sebatas pada lingkup pembelajaran di kelas
menyumbangkan sebagian uang sakunya dan belum mencerminkan seseorang yang
untuk kegiatan bakti sosial dan dana tabur menerapkan prinsip ekonomi pada perilaku
yang sifatnya insidental. Kaitannya dengan ekonomi.
prinsip efisien pada mata pelajaran ekonomi, Pada keberhasilan penanaman nilai-nilai
bahwasanya siswa cenderung ingin menekuni karakter melalui implementasi sekolah sehari
ekonomi akuntansinya. Hal tersebut penuh baru sebatas pembiasaan, belum
dikarenakan siswa ingin mengejar sekolah menjadi karakter. Pembentukan karakter anak
kedinasan karena banyak kakak tingkat yang memerlukan proses yang panjang.
berhasil lolos masuk sekolah kedinasan Berdasarkan teori pendidikan karakter dari
seperti STAN yang menjadi favorit anak ilmu Thomas Lickona, keberhasilan pendidikan
sosial. karakter pada seseorang diukur apabila
Siswa dalam kaitannya dengan prinsip seseorang telah terbentuk karakternya dengan
ekonomi selalu bereaksi terhadap stimulus memiliki pengetahuan moral (moral
yang menekan dan prinsip selalu punya knowing), perasaan moral (moral feeling) dan
pilihan pada mata pelajaran ekonomi maupun tindakan moral (moral action). Guru dalam
mata pelajaran lainnya, para siswa tidak menjalankan perannya dalam mendidik siswa
bereaksi jika diberi punishment (tekanan). Hal selalu memberikan nasehat kepada siswa agar
itu dikarenakan apabila siswa bereaksi dengan tetap terjaga dan terhindar dari hal negatif.
berontak atas punishmen berupa peraturan Pemberian nasehat kepada siswa pada saat
dari sekolah maupun tugas-tugas serta pelajaran berlangsung merupakan proses
ulangan dari bapak ibu guru, siswa akan pemberian pengetahuan moral ke siswa agar
tertinggal pelajaran dengan siswa yang lain mereka memiliki kesadaran moral,
dan dikenakan sanksi apabila melanggar mengetahui nilai-nlai moral, berpikir secara
peraturan sekolah. Artinya, siswa tidak punya moral, membuat keputusan dan mengambil
pilihan lain dalam menjalani sekolah sehari keputusan saat dihadapkan dengan sesuatu
penuh. yang tidak sesuai dengan diri siswa sehingga
Kaitan antara implementasi sekolah sehari siswa dapat berlaku adil dengan dirinya
penuh dengan perilaku ekonomi pada siswa sendiri (memahami diri sendiri).
bahwa idealnya siswa bersikap hemat, dapat Perasaan moral sejauh ini belum terlihat
menentukan skala prioritas dan bertindak secara jelas karena hal tersebut hanya pribadi
dengan prinsip cost and benefit. Hal ideal masing-masing yang mengetahui dan
tersebut berbeda dengan temuan di lapangan. merasakannya. Hal tersebut baru dapat dilihat
Berdasarkan hasil wawancara dan dari pernyataan informan mengenai
pengamatan dijumpai bahwa ketika menjalani perkembangan karakter siswa dari informan
sekolah sehari penuh di lima hari sekolah, guru dan siswa.
siswa semakin boros karena jam sekolah
sampai sore dengan uang saku kisaran Rp
Tindakan moral terdiri dari kompetensi, sekolah sehari penuh itulah yang perlu
keinginan dan kebiasaan. Para siswa sekolah diperbaiki pada implementasi sekolah sehari
ini mempunyai kompetensi moral yang baik. penuh ke depannya. Dilihat dari segi karakter
a. Kompetensi. Hal ini terlihat dari kegiatan yang terbentuk, keberhasilan penanaman
spontan. Kegiatan spontan yang tidak nilai-nilai karakter melalui implementasi
direncanakan seperti penggalangan dana sekolah sehari penuh baru sebatas
untuk bakti sosial, teman yang sedang pembiasaan, belum menjadi karakter yang
sakit, tertimpa musibah atau meninggal mendarah daging. Hal ini dikarenakan untuk
dunia dan gotong royong dekorasi ruang membentuk karakter anak memerlukan
mereka langsung sukarela membantu. proses yang panjang, terus menerus dan
Artinya, para siswa mempunyai konsisten.
kompetensi moral untuk membantu orang
lain yang tengah menghadapi kesulitan. Hambatan pada implementasi sekolah
b. Keinginan. Berdasarkan program sehari penuh sebagai best practice dalam
intervensi dan pembiasaan yang dijalani pendidikan karakter
siswa, hal itu belum menjadi keinginan Hambatan dalam implementasi sekolah
siswa. Kegiatan rutin dan keteladanan sehari penuh diketahui bahwa hambatan yang
baru sebatas menjadi kebiasaan belum dialami guru antara lain kelelahan, tidak
menjadi karakter dan budaya. Akan tetapi diperhatikan siswa saat menjelaskan,
kegiatan intervensi dan pembiasaan keterbatasan waktu, pikiran, tenaga.
dalam sekolah sehari penuh dirasa Hambatan yang dialami siswa dalam
bermanfaat baik bagi siswa menurut menjalani sekolah sehari penuh yakni
informan A dan W selaku siswa. kesulitan mengatur waktu. Siswa yang harus
c. Kebiasaan. Pembiasaan merupakan faktor berangkat pagi pulang malam sampai rumah
pembentuk karakter. Pembiasaan yang masih harus mengerjakan tugas dari sekolah,
dilakukan sekolah melalui kegiatan rutin, mempersiapkan ulangan. Padahal selain untuk
spontan dan budaya sekolah saat mengerjakan tugas dan mempersiapkan
implementasi sekolah sehari penuh ini ulangan, siswa juga butuh belajar pelajaran
dirasa bisa merubah perkembangan lainnya meskipun tidak ulangan. Hal ini tentu
karakter siswa lebih baik seperti yang dapat menghambat pemahaman siswa terhap
dituturkan para informan. materi pelajaran.
Dengan demikian jika dilihat dari segi
pelaksanaannya, implementasi sekolah sehari
penuh sebagai best practice dalam pendidikan
karakter dalam satu semester ini cukup SIMPULAN DAN SARAN
berhasil karena telah berhasil Simpulan
mengembangkan karakter siswa sampai pada 1. Implementasi sekolah sehari penuh
tahap intervensi berdasar teori perkembangan sebagai best practice dalam pendidikan
karakter oleh Suryadi (2014) dan harus karakter
ditingkatkan lagi pada implementasi ke Pada implementasi sekolah sehari
depannya. Hal ini dikarenakan kegiatan- penuh dalam pendidikan karakter di SMA
kegiatan sekolah yang telah dilaksanakan Negeri 1 Sragen dilakukan berbagai
dalam rangka menanamkan nilai-nilai kegiatan sesuai dengan Konsep Dasar
karakter telah berjalan dengan baik dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dari
ditunjang oleh beberapa faktor penunjang Kemendikbud 2016. Semenjak sekolah
sehingga perkembangan karakter siswa atas sehari penuh diimplementasikan, jam
nilai-nilai karakter yang secara tidak sadarkan sekolah mulai dari Pukul 06:30 WIB
diri tertanam pada diri siswa setelah sampai dengan yang paling sore Pukul
menjalani sekolah sehari penuh. Hal itu juga 16:15 WIB. Selama di sekolah, terdapat
tak melupakan kekurangan dalam kegiatan untuk menanaman nilai-nilai
pelaksanakan kegiatan-kegiatan sekolah dan karakter pada implementasi sekolah sehari
peran faktor penunjang dalam implementasi penuh dilakukan dengan berbagai basis,
diantaranya: PPK berbasis kelas, PPK kokurikuler dan literasi perlu diperbaiki.
berbasis kultur sekolah dan PPK berbasis Kegiatan kokurikuler hendaknya
manajemen kelas. digalakkan lagi agar potensi siswa lebih
2. Keberhasilan sekolah sehari penuh tergali terutama kokurikuler pada mata
sebagai best practice dalam pendidikan pelajaran muatan lokal sebagai langkah
karakter optimalisasi mulok. Kegiatan literasi juga
Keberhasilan internalisasi nilai-nilai harus dipantau keberjalanannya seperti
karakter dapat dilihat melalui kegiatan tadarrus agar siswa mempunyai
perkembangan karakter atas nilai-nilai minat baca yang tinggi. Selain kegiatan
yang telah terinternalisasi pada diri siswa kokurikuler dan literasi yang perlu
setelah menjalani sekolah sehari penuh. diperbaiki, sarana prasarana sebagai
Setelah sekolah sehari penuh berjalan satu faktor penunjang juga perlu pengadaan,
semester, lima karakter berdasar Konsep perbaikan dan penambahan seperti
Dasar PPK dari Kemendikbud 2016 telah laboratorium IPS, masjid, akses internet
ditanamkan sekolah pada diri siswa. Tentu WiFi dan alat olahraga. Hal tersebut
pada teori pendidikan karakter oleh untuk menunjang pembelajaran.
Thomas Lickona, siswa telah bertindak 2. Bagi guru ketika akan mengadakan
sesuai nilai-nilai karakter. Artinya siswa ulangan, guru antar mapel juga harus ada
telah sampai pada tahap melakukan koordinasi atau antar guru membuat
tindakan moral (moral action) seseuai teori matrikulasi pembelajaran sehingga tidak
Thomas Lickona. Perkembangan karakter terjadi penumpukan ulangan pada satu
siswa juga baru sampai pada tahap hari tersebut hendaknya jangan terlalu
intervensi belum menjadi pemaknaan. Hal banyak memberi tugas untuk siswa.
ini dikarenakan untuk membentuk karakter Boleh memberi tugas tetapi harus melihat
anak memerlukan proses yang panjang, situasi dan kondisi karena jika siswa
terus menerus dan konsisten. Keberhasilan mendapat banyak tugas dan banyak
implementasi sekolah sehari penuh dalam ulangan, siswa merasa kesulitan
pendidikan karakter di sekolah ini juga mengatur waktu dan waktu belajar untuk
didukung beberapa faktor penunjang, setiap mata pelajaran menjadi berkurang
diantaranya: kurikulum, sarana prasarana, karena banyaknya tugas dan ulangan..
guru, kompetensi manajerial kepala Guru juga harus lebih variatif dalam
sekolah dan partisipasi orang tua. menggunakan metode pembelajaran tidak
melulu menggunakan strategi presentasi
3. Hambatan implementasi sekolah sehari dan pemanfaatan TIK, tetapi cobalah
penuh sebagai best practice untuk menerapkan metode yang lain
Hambatan dalam implementasi sekolah seperti inquiry/ discovery learning, PBL
sehari penuh diketahui bahwa hambatan dan PjBL.
yang dialami guru antara lain kelelahan, 3. Bagi manajemen sekolah hendaknya
tidak diperhatikan siswa saat menjelaskan, membuat pertemuan wali kelas untuk
keterbatasan waktu, pikiran, tenaga. melaporkan kemajuan karakter siswa
Hambatan yang dialami siswa dalam sehingga ketika terjadi masalah pada
menjalani sekolah sehari penuh yakni siswa dapat segera teratasi. Manajemen
kesulitan mengatur waktu. sekolah sebaiknya juga membuat fokus
bulanan pendidikan karakter seperti yang
Saran tertera pada Konsep Dasar PPK dari
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di Kemendikbud 2016 sehingga dalam
atas, maka dapat disampaikan saran sebagai penanaman nilai-nilai karakter bisa
berikut: terarah dan teratur tidak hanya jalan saja
1. Bagi SMA Negeri 1 Sragen, serta perlunya evaluasi program sekolah
implementasi sekolah sehari penuh dalam setiap bulannya sehingga komunikasi
mendidik karakter siswa sudah berjalan antar guru juga meningkat.
dengan baik dan efektif. Kegiatan
4. Pelibatan publik sebagai pelaksanaan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
PPK berbasis komunitas lebih (Kepmendiknas) Nomor 125/U/2002
ditingkatkan dalam hal komunikasinya Kuswandi, I. (2015). Model Pendidikan
seperti dengan orang tua dan komite Karakter melalui Sitem Full Day
sekolah. Hal ini dikarenakan sekolah School dan Pendidikan Terpadu.
bukan satu-satunya tempat untuk Jurnal Reflektika, 10 (3). 37-54.
membentuk karakter siswa, tetapi perlu Mufidati, K. (2013). Full Day School dan
adanya pelibatan pihak lain agar nilai- Terpadu. Skripsi Tidak
nilai utama karakter benar-benar telah Dipublikasikan. Sekolah Tinggi
tertanam dan menjadi karakter pada diri Agama Islam Negeri (STAIN)
siswa. Orang tua siswa juga perlu Tulungagung, Tulungagung.
dihimbau untuk memanfaatkan dua hari Nucci, L.P & Narvaez. (2015). Handbook
libur anak sebagai pendidikan keluarga. Pendidikan Moral dan Karakter.
5. Peraturan lebih diperketat lagi sebagai Bandung: Nusa Media
punishment bagi siswa dalam menjalani Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
sekolah sehari penuh walaupun angka tentang Standar Pendidikan Nasional
pelanggaran terlambat sekolah menurun, Peraturan Menteri Pendidikan dan
tetapi punishment perlu dilakukan. Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti
DAFTAR PUSTAKA Kuswandi, I. (2015). Model Pendidikan
Abrianti, R.S. (2012). Perbedaan Tingkat Karakter melalui Sitem Full Day
Stres Belajar Siswa Full Day School School dan Pendidikan Terpadu.
dan Siswa Reguler SMAN Se-Kota Jurnal Reflektika, 10 (3). 37-54.
Malang. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Oktamiati, H. (2013). Tingkat Stres Akademik
Universitas Negeri Malang, Malang Anak Usia Sekolah terhadap Sistem
Damayanti, D. (2014). Panduan Implementasi Full Day School di Sekolah Dasar
Pendidikan Karakter di Sekolah. Kabupaten Bogor (Versi elektronik).
Yogyakarta: Araska Diperoleh pada 9 Agustus 2017, dari
Eliasa, E.I. (2014). Increasing Values of lib.ui.ac.id
Teamwork and Responsibility of The Reynolds, A. J., dkk. (2014). Assocation of a
Students Through Games: Integrating Full-Day versus Part-Day Preschool
Education Character in Lectures Intervention with School Readiness,
(Versi elektronik).Procedia Journal- Attendance, and Parent Involment
Social and Bahvioral Sciences, 123 (Versi elektronik). The Journal of the
(2), 196-203. Diperoleh pada 7 American Medical Association
Februari 2017 dari (JAMA), 312(20), 2126-2134.
www.sciencedirect.com Diperoleh pada 23 Desember 2016,
Hafizh, M,A. (2013). Pengertian Full Day dari jamanetwork.com
School. Diperoleh 7 Januari 2017, dari Roshayanti, F., Widodo, S., & Wicaksono,
http://www.referensimakalah.com/2013/ A.G.C. (2015). Respon Masyarakat
01/pengertian.full.school.html?m=1 terkait Kebijakan Pendidikan Program
Kemendikbud. (2016). Konsep Dasar Sekolah Lima Hari (PS5H) di Provinsi
Penguatan Pendidikan Karakter. Jawa Tengah (Versi elektronik).
Jakarta: Tim PPK Kemendikbud Prosiding Seminar Nasional Hasil
Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Penelitian (SNHP) V Tahun 2015,
Desain Induk Pendidikan Karakter. Jakarta: LPPM Universitas PGRI Semarang.
Kemendiknas Samani, M. & Hariyanto. (2013). Konsep dan
Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Model Pendidikan Karakter. Bandung:
Pengembangan Pendidikan Budaya dan Remaja Rosdakarya
karakter Bangsa Pedoman Sekolah. Jakarta: Saputra, H. (2016). Pengembangan Mutu
Puskur Balitbang Kemendiknas Pendidikan menuju Era Global.
Bandung: Smile Indonesia Institute
Saroni, M. (2013). Best Practice: Langkah Islam Kudus (Versi elektronik). Jurnal
Efektif Meningkatkan Kualitas Teknologi Pendidikan dan
Karakter Warga Sekolah. Yogyakarta: Pembelajaran, 2(2), 231-244.
Ar-Ruzz Media Diperoleh pada 22 Januari 2017, dari
Setiyarini, I.N., Joyoatmojo, S., & Sunardi. jurnal.fkip.uns.ac.id
(2014). Penerapan Sistem Suryadi, A. (2014). Pendidikan Indonesia
Pembelajaran “Fun & Full Day Menuju 2025 Outlook: Permasalahan,
School” untuk Meningkatkan Tantangan dan Alternatif Kebijakan.
Religiusitas Peserta Didik di SDIT Bandung: Remaja Rosdakarya

S-ar putea să vă placă și