Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ISSN 1693-9697
Abstract
In orthodontic practice, orthodontist frequently face the patients with congenitally missing
maxillary lateral incisors and mandibular second premolar. There are some treatment options for
patients with congenitally missing second premolar such as keeping the deciduous second molar,
extracting the molars and allowing space to close spontaneously, prosthetic replacement,
autotransplantation and orthodontic space closure. Instead of treatment option for congenitally
maxillary lateral incisor are orthodontic space opening for future restoration or orthodontic space
closure using canines to replace missing maxillary lateral incisors. There are some factors must be
consider before making a decision, such as the facial profile, dentoalveolar protrusion, the tooth
size-arch length discrepancy, inclination and position of canine, dental esthetic of canines,
occlusion, the dental relationship, patient’s age, the stage of development of the adjacent teeth and
the condition of the deciduous predecessors with regard to root resorption and infracclusion. In this
paper it will be discussed about the indications, advantages and disadvantages of both treatment
modalities to help clinicians to cope with the malocclusion cases with congenital missing teeth. In
this regard it needed teamwork among the orthodontist, prosthodontist, dental surgeon and
restorative dentist to analyzing some factors related to individual patients and establishing overall
treatment plans.
Keywords: congenitally missing teets, management of missing teets
Alamat Korespondensi: Peserta Program Dokter Gigi Spesialis Ortodonti FKG UI, Staf Pengajar Departemen Ortodonti
FKG UI. Jl. Salemba Raya No. 4.
Ratri Anandita, Retno Widayati
menimbulkan masalah estetik terutama bila Rencana perawatan kasus agenesis insisif
kehilangan gigi insisif lateral.5 lateral perlu memperhatikan beberapa hal antara
Pada kasus maloklusi yang disertai lain; (1) profil skeletal, terutama pada kasus
dengan agenesis insisif lateral atas, premolar high-mandibular plane angle, mekanoterapi
dua bawah, terdapat beberapa pilihan yang cenderung untuk menambah dimensi
perawatan.6,7,8 Ortodontis seringkali dihadapkan vertikal harus dihindari. (2) arch length
pada pasien dengan agenesis gigi insisif lateral deficiency, perlu diperhatikan pada kasus gigi
atas atau premolar dua bawah ataupun agenesis disertai dengan ukuran gigi lebih kecil
keduanya. Dalam pelaksanaannya diperlukan dapat menyebabkan multiple diastema.12 (3)
kerjasama antara ortodontis, spesialis bedah Protrusi dentoalvolar; (4) oklusi; apabila
mulut, konservasi dan prostodontis untuk hubungan segmen posterior telah baik maka
memperoleh hasil perawatan yang terbaik bagi dipertahankan kecuali bila interdigitasi segmen
pasien. posterior cusp to cusp.11 Faktor lain yang perlu
dipertimbangkan antara lain (1) estetik gigi dan
(2) inklinasi gigi. Selain itu morfologi, warna
Tinjauan Pustaka gigi dan inklinasi mesiodistal gigi yang
bersebelahan dengan diastema anterior sangat
Gigi agenesis dikenal sebagai gigi yang penting diperhatikan bila kaninus
hilang secara kongenital dan merupakan gigi dipertimbangkan untuk menggantikan gigi
yang benihnya tidak berkembang secara baik insisif lateral atas.12,15
untuk terjadinya diferensiasi jaringan gigi
sehingga tidak erupsi.1 Terdapat tiga macam A. Perawatan Ortodonti dengan membuka
gigi permanen yang sering mengalami kasus ruangan untuk protesa gigi insisif
agenesis yaitu molar tiga, premolar dua bawah lateral.
dan insisif lateral atas.1,3,4 Indikasi membuka ruangan dapat
Moyers menyatakan bahwa salah satu dilakukan bila terdapat ruangan yang cukup
penyebab terjadinya gigi agenesis adalah pada lengkung maksila, dan bila insisif maksila
herediter.1 Adanya kondisi sistemik seperti perlu diproklinasi atau tip ke labial untuk
rickets, syphilis dan gangguan intra uterine mengkoreksi hubungan crossbite anterior serta
yang parah juga menyebabkan kerusakan untuk memperoleh dukungan atau kompetensi
pembentukan benih gigi sehingga gigi tidak bibir atas. Sedangkan pada pasien dengan
erupsi. Penyebab lainnya adalah inflamasi atau accentuated dentoalveolar protrusion dan
infeksi lokal, perubahan evolusi pada gigi geligi jaringan lunak yang cembung merupakan kontra
dan faktor lingkungan seperti iradiasi, trauma, indikasi.
hormonal, tumor, rubella dan thalidomide.1,3 Pada pembukaan ruangan secara
Diagnosis gigi agenesis ditetapkan berdasarkan ortodonti, gigi kaninus digerakkan ke distal
pemeriksaan klinis dan interpretasi radiografi. mendekati gigi premolar pertama sehingga akan
Untuk melihat ada/ tidaknya seluruh gigi terdapat ruangan di daerah insisif lateral dan
kecuali molar tiga dapat menggunakan foto ruangan tersebut kemudian digantikan dengan
panoramik pada pasien usia 4,5 atau 5 tahun.1 gigi tiruan cekat, lepasan, osseointegrated
implant.6,7,8 ataupun autotransplantasi premolar.
Penatalaksanaan Agenesis Gigi Insisif Hasil perawatan ortodonti harus dapat
Lateral Atas menghasilkan oklusi bukal yang normal (kelas I
Pada kasus agenesis insisif lateral secara angle), ruangan yang tersedia cukup, central
klinis terlihat ruang antara gigi insisif sentral diastema terkoreksi, retraksi dan upright
dan kaninus. Ada dua macam pilihan perawatan kaninus atas serta gigi yang bersebelahan dengan
untuk menggantikan gigi yang hilang yaitu ruangan insisif lateral yang hilang harus memiliki
membuka ruangan untuk protesa dan menutup akar yang sejajar.6( Gambar 1 ).
ruangan dengan gigi kaninus.6,7,8,11,12
Gambar 1. Foto intraoral sebelum dan setelah perawatan dengan pembukaan ruangan, agenesis insisif lateral
digantikan dengan single tooth implant (Sumber: Roy Sabri)9
Gambar 2. Foto intraoral pasien sebelum dan setelah perawatan pada pasien agenesis insisif lateral dengan
menggerakkan kaninus dan segmen bukal ke mesial (Sumber: Schwaniger et al)12
Kerugian penutupan ruangan adalah profil wajah yang cembung, serta protusi
kecenderungan terbukanya kembali ruangan dentoalveolar.17 Pada kasus tanpa crowding,
antara gigi anterior, selain itu dapat dapat dilakukan mesialisasi gigi posterior. Ada
menimbulkan masalah ukuran yang tidak sesuai dua cara dalam menggerakkan gigi molar satu
atau masalah bentuk. Pada beberapa kasus ke mesial, yaitu prosedur hemiseksi dan slicing
dengan bentuk kaninus yang sangat besar tidak terkontrol. Pada kasus demikian apabila tidak
dapat dibentuk secara adekuat menjadi bentuk dikehendaki adanya perubahan profil wajah
insisif lateral. Kaninus yang berbayang hitam maka diperlukan kontrol penjangkaran di
juga menghasilkan estetik yang tidak baik anterior yang maksimal.9,19
apabila diposisikan di sebelah insisif sentral.6 Pada agenesis premolar dua, pencabutan
molar dua sulung dapat dilakukan pada
Penatalaksanaan Agenesis Gigi Premolar keadaan: patologi pulpa, restorasi yang besar,
Dua Bawah lesi karies mendekati pulpa, resorpsi akar yang
Pada agenesis gigi premolar dua bawah, normal atau patologis, crowding pada gigi
ortodontis harus mempertimbangkan ruang permanen, ankylosis dan perbedaan ukuran gigi
edentulous ditutup atau ditinggalkan terbuka. antara gigi sulung dan permanen.10 Menurut
Apabila ruangan ditinggalkan terbuka untuk Casey et all, apabila molar sulung dicabut
restorasi maka perawatan ortodonti sebelum usia 9 tahun maka akan terjadi
menyiapkan ruangan yang cukup dan menjaga penutupan ruang yang spontan. Selain itu
alveolar ridge dalam kondisi yang ideal untuk Svedmyr, menyatakan bila gigi molar dua
restorasi nantinya. Apabila ruangan akan sulung yang masih ada dicabut sebelum erupsi
ditutup, klinisi harus mendapatkan oklusi yang gigi molar satu untuk membiarkan penutupan
baik.17 ruangan yang spontan.18
Pada kasus maloklusi yang disertai Metode lain untuk menutup ruangan
agenesis gigi premolar, terdapat dua pilihan edentulus adalah hemiseksi gigi molar dua
perawatan antara lain (1) mencabut gigi molar sulung pada usia muda dan membiarkan molar
dua sulung dan membiarkan gigi molar satu erupsi ke arah mesial tanpa harus
tetap untuk bergeser ke mesial secara ortodonti; mempengaruhi posisi insisif bawah. Hemiseksi
(2) mempertahankan molar dua sulung selama dilakukan pada kasus maloklusi tanpa crowding
mungkin dan kemudian mencari solusi protestik atau crowding minimal, tidak terdapat protrusi
(implan, gigi tiruan sebagian lepas atau gigi dentoalveolar dan profil wajah yang telah baik.
tiruan sebagian cekat).10,17,18 Hemiseksi merupakan tehnik yang
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan melibatkan pemisahan faciolingual gigi molar
dalam penatalaksanaan agenesis gigi premolar dua sulung dan mengangkat bagian distalnya.
dua bawah antara lain usia pasien, tahap Hal ini akan menyebabkan pergerakan gigi
pertumbuhan gigi tetangganya serta kondisi gigi molar ke mesial secara spontan sementara
sulung sebelumnya dengan adanya resorpsi akar bagian mesial molar dua sulung akan mencegah
dan infraklusi.18 gigi premolar satu dan kaninus bergeser ke
distal. Ketika gigi molar permanen sudah dekat
(1). Perawatan ortodonti dengan penutupan dengan bagian mesial dari gigi yang
ruangan pada agenesis premolar dua. dihemiseksi, maka bagian mesial gigi tersebut
Penutupan ruangan dilakukan setelah diangkat. Pada tahap ini dapat diaplikasikan
pencabutan molar dua sulung bawah, kemudian gaya ortodontik untuk menyelesaikan penutupan
distalisasi gigi anterior, terutama indikasi pada ruangan. Hemiseksi molar dua sulung dilakukan
kasus crowding pada sisi yang berlawanan dan dengan bedah di bawah anestesi lokal. 20,21
Gambar 4. Pasien wanita dengan agenesis premolar 2 bawah, terdapat molar 2 sulung bawah dan terbenam di
bawah bidang oklusal. B. Radiograf menunjukkan akar molar 2 sulung tidak resorpsi, karena level tulang antara
molar sulung dan molar satu, datar maka gigi dipertahankan. C-E. Gigi terlalu lebar sehingga permukaan mesial dan
distal diasah. F&G. Composite build up pada gigi molar sulung. H&I. Pulpa tidak mengalami kerusakan setelah
ruangan ditutup (Sumber: Vincent Kokich)17
menjadi terbatas karena adanya divergensi akar. ditunda karena ukuran pulpa yang masih lebar
Pada kasus molar dua sulung yang infraklusi, sehingga space maintanance adalah kunci
composite build up diindikasi untuk mencegah sampai protesa dapat dipasang. Dalam hal ini
supraerupsi gigi lawan dan kemungkinan molar dua sulung dapat menjadi space
tipping gigi molar satu.9 maintainer yang ideal karena dapat
mempertahankan ruangan dan mencegah
B. Prostetik untuk menggantikan gigi kehilangan tulang alveolar. Alternatif perawatan
agenesis premolar dua bawah lainnya adalah autotransplantasi molar tiga dan
Pilihan prostodontik pada agenesis premolar. 18,22
premolar adalah pemasangan implan, gigi tiruan
sebagian lepas dan gigi tiruan cekat.
Osseointegrated implant merupakan pilihan Rangkuman
yang paling diindikasikan untuk penggantian
kehilangan satu gigi. Namun bila implan Pada prinsipnya penatalaksanaan agenesis
dipasang sebelum pertumbuhan prosesus insisif lateral atas dan premolar dua bawah
alveolaris berhenti maka pertumbuhan rahang dilakukan dengan dua cara yaitu penutupan
dapat terhambat.22 ruangan dan pembukaan ruangan. Beberapa
Apabila direncanakan akan dipasang faktor yang perlu dipertimbangkan untuk
protesa baik dengan gigi tiruan cekat maupun menentukan perawatan ortodonti dengan
implan maka peran ortodontis adalah membuka ruangan atau menutup ruangan adalah
mempersiapkan ruangan sepanjang periode gigi profil wajah, protrusi dentoalveolar, arch length
bercampur dan membuat space maintainer. deficiency, hubungan oklusi, estetik gigi
Untuk merencanakan macam protesa maka kaninus, inklinasi dan posisi kaninus, hubungan
ortodontis bekerjasama dengan spesialis ukuran gigi, usia, tahap pertumbuhan gigi
prostodonti. Implan biasanya dipasang bila tetangga dan kondisi gigi sulung sebelumnya.
pertumbuhan prosesus alveolaris telah berhenti Keuntungan dan kerugian kedua macam
sedangkan pada gigi tiruan cekat preparasi gigi perawatan dan adanya pilihan prostetik yang
penyangga pada periode gigi bercampur perlu bervariasi harus didiskusikan dengan pasien.
Kerjasama interdisipliner antara ortodontis,
spesialis bedah mulut, spesialis konservasi dan 12. Schwaniger B, Robert S. Management of cases
prostodonti diperlukan untuk menangani kasus with upper incisors missing. Am J Orthod.
maloklusi yang disertai agenesis agar diperoleh 1977;71:396-405
hasil perawatan yang terbaik bagi pasien. 13. Castaldi CR, George AB. Dentistry for the
adolescent. Philadelphia: WB Saunders. 1980;
181-84.
14. Argyropoulus E. Techniques for improving
Daftar Pustaka orthodontic results in the treatment of missing
1. Moyers RE. Handbook of Orthodontics. 4th ed. maxillary lateral incisors (case report with
United States. 1988: 348-51 literature review). Am J Orthod Dentofacial
2. Bassat YB, Ilana B. Skeletodental patterns in Orthop. 1988;94:150-65
patients with multiple congenitally missing 15. McNeill RW, Donald RJ. Congenitally absent
teeth. Am J Orthod Dentofacial Orthop. maxillary lateral incisors:treatment planning
2003;124:521-5 considerations. Angle Orthod. 1973;43:24-9
3. Dermaut LR, KR Goeffers, AA De Smit. 16. Robertsson S, Mohlin B. The congenitally
Prevalence of tooth agenesis correlated with missing upper lateral incisor. A restropective
jaw relationship and dental crowding. Am J study of orthodontic space closure versus
Orthod. 1986;90:204-210 restorative treatment. Eur J Orthod.
4. Peck S, Leena P, Matti K. Site-specifity of tooth 2000;22:697-710.
agenesis in subjects with maxillary canine 17. Kokich VG, Vincent OK. Congenital missing
malpositions. Angle Orthodontist. 1996;66:473- mandibular second premolars: clinical option.
6. Am J Orthod Dentofacial Orthop.
5. Singh G. Textbook of orthodontics. 1st ed. New 2006;130:437-44
Delhi: Jaypee brothers medical publisher. 18. Fines CS, Joe R, Maryam S. Congenital missing
2004;174. second premolar : treatment outcome with
6. Sabri R. Management of missing maxillary orthodontic space closure (case report). Am J
lateral incisors. Journal American Dental Orthod Dentofacial Orthop. 2003;123:672-82
Association. 1999;130:80-84 19. Bjerklin K, J Bennett. The long-term survival of
7. Turpin DL. Treatment of missing lateral lower second primary molars in subjects with
incisors. Am J Orthod Dentofacial Orthop. agenesis of the premolars. Eur J of Orthod.
2004;125:125-9 2000;22:245-55
8. Kokich VO. Congenitally missing teeth: 20. Northway W. The nuts and bolts hemisection
orthodontic management in the adolescent treatment : managing congenitally missing
patient. Am J Orthod Dentofacial Orthop. 2002; mandibular second premolar. Am J Orthod
121: 594-5 Dentofacial Orthop. 2005;127:606-10
9. Sabri R. Management of congenitally missing 21. Northway W. Hemisection: one large step
second premolars with orthodontics and single toward management of congenitally missing
tooth implants (case report). Am J Orthod lower second premolars. Angle Orthod.
Dentofacial Orthop. 2004;125:634-42 2004;74:792-99.
10. Valencia R, Marc S, Gerardo G. Controlled 22. Fiorentino G, Pietro V. Multiple congenitally
slicing in the management of congenitally missing teeth: treatment outcome with
missing second premolars. Am J Orthod autologous transplantation and orthodontic
Dentofacial Orthop. 2004;125:537-43 space closure (case report). Am J Orthod
11. Sassouni V, Edward JF. Orthodontics in Dental Dentofacial Orthop. 2007;132:693-703
Practice. St Louis: Mosby. 1971;153-6