Sunteți pe pagina 1din 21

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Kanker lidah adalah suatu neoplasma maligna yang timbul dari jaringan epitel
mukosa lidah dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma (cell epitel gepeng berlapis),
juga beberapa penyakit-penyakit tertentu (premaligna). Kanker ganas ini dapat menginfiltrasi ke
daerah sekitarnya, disamping itu dapat melakukan metastase secara limfogen dan hematogen
sedangkan Tumor lambung terbagi atas tumor jinak dan tumor ganas. Penderita tumor jinak lebih
jarang dibandingkan dengan tumor ganas. Kanker lambung yang banyak ditemukan jenis
Adenokarsinoma. Kanker jenis ini menempati urutan ke-3 pada kanker saluran cerna di AS
setelah kanker usus besar dan pankreas. Kanker lambung lebih sering terjadi pada usia
lanjut. Kurang dari 25 % kanker tertentu terjadi pada orang di bawah usia 50 tahun. Lebih sering
terjadi pada orang miskin, orang kulit hitam dan orang yang tinggal di utara. Dan merupakan
penyebab kematian no 7, yang terjadi pada sekitar 8 dari setiap 100.000 orang dan Tumor-tumor
ganas dari usus besar disebut kanker-kanker. Polip-polip ramah tidak menyerang jaringan yang
berdekatan dengannya atau menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Polip-polip ramah dapat
diangkat dengan mudah sewaktu colonoscopy dan adalah bukan ancaman nyawa. Jika polip-
polip ramah tidak diangkat dari usus besar, mereka dapat menjadi ganas (bersifat kanker) melalui
waktu. Kebanyakan dari kanker-kanker usus besar dipercayai telah berkembang dari polip-polip.
Kanker usus besar dan rektum, juga dirujuk sebagai kanker kolorektal ( colorectal cancer), dapat
menyerang dan merusak jaringan-jaringan dan organ-organ yang berdekatan. Sel-sel kanker juga
dapat pecah dan keluar dan menyebar pada bagian-bagian lain tubuh (seperti hati dan paru-paru)
dimana tumor-tumor baru terbentuk. Penyebaran kanker usus besar ke organ-organ yang terletak
jauh darinya disebut metastasis dari kanker usus besar. Sekali metastasis telah terjadi pada
kanker kolorektal (colorectal cancer), suatu penyembuhan yang penuh dari kanker adalah tidak
mungkin.
BAB II

PEMBAHASAN

1. KONSEP DASAR PENYAKIT

A. PENGERTIAN
a. CA LIDAH.
Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadang-kadang
meluas kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (Van de Velde,
1999). Kanker lidah (2/3 anterior). Sebagian besar (40%) dari kanker rongga mulut
adalah kanker lidah. Lokasi tumor paling sering adalah tepi lateral pada perbatasan
antara bagian tengah dengan 1/3 belakang lidah.
Kanker lidah adalah suatu neoplasma maligna yang timbul dari jaringan epitel
mukosa lidah dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma (cell epitel gepeng
berlapis), juga beberapa penyakit-penyakit tertentu (premaligna). Kanker ganas ini
dapat menginfiltrasi ke daerah sekitarnya, disamping itu dapat melakukan metastase
secara limfogen dan hematogen.
b. CA GASTER
Ca.Gaster merupakan neoplasma maligna yang ditemukan dilambung. Karsinoma
merupakan bentuk neoplasma lambung yang paling sering terjadi dan menyebabkan
sekitar 2,6% dari semua kematian akibat kanker (Price, 2001).
c. CA COLON
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang
muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam
permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).
B. ETIOLOGI
Beberapa factor pemicu terjadinya CA LIDAH, CA GASTER dan CA COLON adalah:

1. Tembakau: 80% penderita kanker lidah adalah perokok. Risiko perokok adalah 5-9
kali lebih besar dibandingkan bukan perokok.
2. Alkoholisme: peminum berat mempunyai risiko 30 kali lebih besar dan efeknya
sinergis dengan merokok.
3. Infeksi virus dalam rongga mulut: Human papilloma virus (HPV) khususnya HPV
16 dan HPV 18.
4. Oral hygiene yang jelek.
5. Sunburn: iritasi sinar matahari dan iritasi kronis lainnya.
6. Gaya hidup: kebiasaan mengunyah sirih, Diet,makanan berlemak, obesitas, kurang
olahraga
7. Suka mengkonsumsi makanan yg mengandung garam tinggi, makanan yg di masak
setengah matang, pengawet nitrat, serta mengkonsumsi kopi dalam jumlah
berlebihan
8. Faktor ketirunan atau riwayat keluarga.
9. Kuman Helicobacter pylori yang berada pada dinding lambung yang di duga
berperan menjadi penyebab kanker lambung. Kuman ini menghasilkan racun yang
dapat merusak kesatuan sel pada dinding lambung
10. Terdapat polip pada lambung. Polip berbentuk bundar yang biasanya bersifat jinak.
Walaupun polip ini bersifat jinak, namun akan terus tumbuh ke dalam rongga
lambung
11. Usia. Semakin tua usia seseorang, semakin tinggi dia beresiko terkena kanker.
Kemungkinan ini disebabakan oleh penumpukan kerusakan sel-sel.
12. Radiasi. Radiasi bersifat karsinogenik. Misalnya : paparan zat-zat radioaktif dan
debu-debu nuklir dapat meningkatkan resiko perkembangan kanker.
13. Infeksi. Beberapa virus mempunyai hubungan yang kuat dengan terjadinya kanker
tertentu. Kanker lambung disebabkan oleh infeksi helicobacter pylori.
14. Sistem imun. Penurunan sistem imun meningkatkan resiko kejadian kanker.
C. MANIFESTASI KLINIS
1. CA LIDAH
- Tanda awal umumnya berupa ulkus tanpa nyeri yang tidak sembuh-sembuh.
Kemudian membesar dan menekan atau menginfiltrsi jaringan sekita yang
megakibatkan nyeri lokal, otalgia ipsilateral dan nyeri mandibula (Suyatno, 2010).
- Infiltrasi ke otot-otot ini mengakibatkan gerakan lidah terbatas sehingga proses
menelan bolus makanan dan bicara terganggu. Kanker ini dapat menginfiltrasi
jaringan sekitarnya seperti dasar mulut (floor of mouth, FOM), dasar lidah dan tonsil
(Suyatno, 2010).
- Sejalan dengan kemajuan kanker pasien dapat mengeluhkan nyeri tekan, kesulitan
mengunyah, menelan, dan berbicara, batuk dengan sputum bersemu darah atau terjadi
pembesaran nodus limfe servikal. (Baughman Diane C, 2000).
2. CA GASTER
Gejala awal dari kanker lambung sering tidak nyata karena kebanyakan tumor ini
dikurvatura kecil, yang hanya sedikit menyebabkan gangguan fungsi lambung. Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa gejala awal seperti nyeri yang hilang dengan
antasida dapat menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna. Gejala penyakit progresif
dapat meliputi tidak dapat makan, anoreksia, dyspepsia, penurunan BB, nyeri abdomen,
konstipasi, mual serta muntah. Perut terasa kembung, Sesudah makan perut terasa penuh,
Anemia dan cepat lelah, Berat badan menurun.
3. CA COLON
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen
usus tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasaan
defekasi. Pasase darah dalam feses gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga anemia
yang tidak diketahui penyebabnya, anoreksi, atau penurunan berat badan dan keletihan.
Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal
abdomen dan melena (feses hitam, seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan dengan
lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram,
penipisan feses, konstipasi dan distensi) serta adanya darah merah segar dalam feses.
Gejala yang dihubungakan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap
setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdara.
D. PATOFISIOLOGI
1. CA LIDAH
Dasar lidah memainkan peran penting dalam berbicara dan menelan. Selama fase
faring menelan, makanan dan cairan yang mendorong ke arah oropharingdari rongga
mulut oleh lidah dan otot-otot pengunyahan. Laring terangkat, efektif menekan katub
tenggorok dan memaksa makanan, cair, dan air liur kedalam kerongkongan hypopharynx.
Meskipun laring menghasilkan suara, lidah dan faring adalah organ utama yang
membentuk suara. Kerugian jaringan dari dasar daerah lidah mencegah penutupan yang
kedap air dengan laring selama tindakan menelan. Ketidaksesuaian ini memungkinkan
makanan dan cairan untuk melarikan diridalam faring dan laring, koreografer dengan
hati-hati mengubah reflex menelan dan sering mengakibatkan aspirasi. Baik neurologis
penurunan dan perubahan dalam tindakan terkoordinasi menelan dari penyakit berbahaya
didaerah ini dapat merusak mempengaruhi pada kemampuan berbicara dan menelan.
Squamous sel carcinoma pada lidah sering timbul pada daerah epithelium yang
tidak normal, tetapi selain keadaan tersebut dan mudahnya dilakukan pemeriksaan mulut,
lesi sering tumbuh menjadi lesi yang besar sebelum pasien akhirnya datang ke dokter gigi.
Secara histologis tumor terdiri dari lapisan atau kelompok sel-sel eosinopilik yang sering
disertai dengan kumparan keratinasi. Menurut tanda histology, tumor termasuk dalam
derajat I-IV (Broder). Lesi yang agak jinak adalah kelompok pertama yang disebut
carcinoma verukcus oleh Ackerman. Pada kelompok ini, sel tumor masuk, membentuk
massa papileferuspada permukaan. Tumor bersifat pasif pada daerah permukaannya,
tetapi jarang meluas ke tulang dan tidak mempunyai anak sebar. Lidah mempunyai
susunan pembuluh limfe yang kaya, hal ini akan mempercepat metastase kelenjar getah
bening dan dimungkinkan oleh susunan pembuluh limfe yang saling berhubungan kanan
dan kiri.
Tumor yang agak jinak cenderung membentuk massa papiliferus dengan
penyebaran ringan kejaringan didekatnya. Tumor paling ganas menyebar cukup dalam
serta cepat ke jaringan didekatnya dengan penyebaran permukaan yang kecil, terlihat
sebagai ulser nekrotik yang dalam. Sebagian besar lesi yang terlihat terletak diantara
kedua batas tersebut dengan daerah nekrose yang dangkal pada bagian tengah lesi tepi
yang terlipat serta sedikit menonjol. Walaupun terdapat penyebaran local yang besar,
tetapi anak sebar tetap berjalan. Metastase haematogenus terjadi pada tahap selanjutnya.

2. CA GASTER
Beberapa factor dipercaya menjadi precursor kanker yang mungkin yaitu polip,
anemia pernisiosa, prostgastrektomi, gastritis atrofi kronis dan ulkus lambung. Diyakini
bahwa ulkus lambung tidak mempengaruhi individu menderita kanker lambung, tetapi
kanker lambung mungkin ada bersamaan dengan ulkus lambung dan tidak ditemukan ada
bersaman dengan ulkus lambung dan tidak ditemukan pada pemeriksaan diagnostik awal.
Kanker lambung adalah adenokarsinoma yang muncul paling sering sebagai massa
irregular dengan penonjolan ulserasi sentral yang dalam ke lumen dan menyerang lumen
dinding lambung. Tumor mungkin menginfiltrasi dan menyebabkan penyempitan lumen
yang paling sering di antrum. Infiltrasi dapat melebar keseluruh lambung, menyebabakan
kantong tidak dapat meregang dengan hilangnya lipatan normal dan lumen yg sempit,
tetapi hal ini tidak lazim. Desi polipoid juga mungkin timbul dan menyebabkan sukar
untuk membedakan dari polip benigna pada X-ray. Kanker lambung mungkin timbul
sebagai penyebaran tumor superficial yang hanya melibatkan prmukaan mukosa dan
menimbulkan keadaan granuler walupun hal ini jarang. Kira-kira 75% dari karsinom
ditemukan pada 1/3 distal lambung, selain itu menginvasi struktur local seperti
bag.bawah dari esophagus, pancreas, kolon transversum dan peritoneum. Metastase
timbul pada paru, pleura, hati, otak dan lambung.

3. CA COLON
Kanker terjadi ditempat yang berada dalam colon mengikuti kira-kira pada bagian
( Sthrock 1991 a ) :
1. 26 % pada caecum dan ascending colon
2. 10 % pada transfersum colon
3. 15 % pada desending colon
4. 20 % pada sigmoid colon
5. 30 % pada rectum
Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya
tumor ini tumbuh tidak terditeksi sampai gejala-gejala muncul secara berlahan dan
tampak membahayakan.Penyakit ini menyebar dalam beberapa metode.Tumor
mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di perut,mencapai
serosa dan mesenterik fat.Kemudian tumor mulai melekat pada organ yang ada
disekitarnya,kemudian meluas kedalam lumen pada usus besar atau menyebar ke
limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsung masuk dari tumor
utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui limpa,setelah sel tumor
masuk pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang kedua
adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru. Tempat metastase yang
lain termasuk Kelenjar Adrenalin, Ginjal, Kulit, Tulang Otak.

Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa


dan sistem sirkulasi,tumor colon juga dapat menyebar pada bagian peritonial sebelum
pembedahan tumor belum dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan
dan sel kanker dari tumor pecah menuju ke rongga peritonial.

E. KLASIFIKASI
- Early gastric cancer (tumor ganas lambung dini). Berdasarkan hasil
pemeriksaan radiologi, gastroskopi dan pemeriksaan histopatologis dapat
dibagi atas :
1. Tipe I (pritrured type)
Tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa dan sub mukosa
yang berbentuk polipoid. Bentuknya ireguler permukaan tidak rata, perdarahan
dengan atau tanpa ulserasi.
2. Tipe II (superficial type)
Dapat dibagi atas 3 sub tipe.
a. Tipe II.a. (Elevated type)
Tampaknya sedikit elevasi mukosa lambung. Hampir seperti tipe I,
terdapat sedikit elevasi dan lebih meluas dan melebar.
b. Tipe II.b. (Flat type)
Tidak terlihat elevasi atau depresi pada mukosa dan hanya terlihat
perubahan pada warna mukosa.
c. Tipe II.c. (Depressed type)
Didapatkan permukaan yang iregular dan pinggir tidak rata (iregular)
hiperemik / perdarahan.
3. Tipe III. (Excavated type)
Menyerupai Bormann II (tumor ganas lanjut) dan sering disertai kombinasi seperti
tipe II c dan tipe III atau tipe III dan tipe II c, dan tipe II a dan tipe II c.
Advanced gastric cancer (tumor ganas lanjut). Menurut klasifikasi Bormann dapat
dibagi atas :

1. Bormann I.
Bentuknya berupa polipoid karsinoma yang sering juga disebut sebagai fungating
dan mukosa di sekitar tumor atropik dan iregular.
2. Bormann II
Merupakan Non Infiltrating Carsinomatous Ulcer dengan tepi ulkus serta mukosa
sekitarnya menonjol dan disertai nodular. Dasar ulkus terlihat nekrotik dengan
warna kecoklatan, keabuan dan merah kehitaman. Mukosa sekitar ulkus tampak
sangat hiperemik.
3. Bormann III.
Berupa infiltrating Carsinomatous type, tidak terlihat bats tegas pada dinding dan
infiltrasi difus pada seluruh mukosa.
4. Bormann IV
Berupa bentuk diffuse Infiltrating type, tidak terlihat batas tegas pada dinding dan
infiltrasi difus pada seluruh mukosa.
- Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut (FKUI,
2001 : 209) :
A : kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1 : kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2 : kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisaN propria.
C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening
sebanyak satu sampai empat buah.
C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih
dari 5 buah.
D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut
dan penyebaran yang luas & tidak dapat dioperasi lagi.

Stadium kanker kolon


Terdapat beberapa macam klasifikasi staging Dukes pada kanker kolon
a. Stadium 1 : Kanker terjadi di dalam dinding kolon
b. Stadium 2 : Kanker telah menyebar hingga ke lapisan otot kolon
c. Stadium 3 : Kanker telah menyebar ke kelenjar-kelenjar limfa
d. Stadium 4 : Kanker telah menyebar ke organ-organ lain

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CT-scan atau MRI dilakukan untuk menilai detail lokasi tumor, luas ekstensi tumor
primer.
2. USG hepar, Foto thorax dan bone scan untuk evaluasi adanya metastasis jauh.
3. Biopsi
- FNAB ( Fine Needle Apiration Biopsy), dilakukan pada tumor primer yang metastasis
ke kelenjar getah bening leher.
- Biopsi insisi atau biopsi cakot (punch) dilakukan bila tumor besar (>1 cm)
- Biopsi eksisi dilakukan pada tumor yang kecil ( 1 cm atau kurang) (Suyatno, 2010).
4. Barium intake dan doule contrast :sulit membedakan ulkus an Ca
5. Endoskopi dan biopsi
Akurasi : 90 % untuk eksotik, 50 % untuk infiltrating
Lokasi : Ca di semua bagian
Ulkus jinak : di kulvatora minor / prepilorik
6. USG dengan flexible endoscopi
7. Citologi cairan lambung
8. Laparatomi eksplorasi
9. Radiologi
10. Histopatologi/ Selain melakukan endoskopi sebaiknya dilakukan biopsi di beberapa
tempat untuk pemeriksaan histopatologis guna menegakkan diagnosis. Gambaran
histopatologi karsinoma kolorektal ialah adenokarsinoma, dan perlu ditentukan
differensiasi sel.
11. Laboratorium. Tidak ada petanda yang khas untuk karsinoma kolorektal, walaupun
demikian setiap pasien yang mengalami perdarahan perlu diperiksa Hb. Tumor
marker (petanda tumor) yang biasa dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5 mg/
ml biasanya ditemukan karsinoma kolorektal yang sudah lanjut. Berdasarkan
penelitian, CEA tidak bisa digunakan untuk mendeteksi secara dini karsinoma
kolorektal, sebab ditemukan titer lebih dari 5 mg/ml hanya pada sepertiga kasus
stadium III. Pasien dengan buang air besar lendir berdarah, perlu diperiksa tinjanya
secara bakteriologis terhadap shigella dan juga amoeba.
12. Jumlah darah lengkap dengan diferensial dan trombosit: Dapat menunjukkan anemia,
perubahan pada sel darah merah dan sel darah putih: trombosit meningkat atau
berkurang.
13. Sinar X dada: Menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer.

G. PENATALAKSANAAN
1. CA LIDAH
Penatalaksanaan bervariasi dengan sifat dari lesi, cara yang dipilih dokter, dan
pilihan pasien:
1. Lesi kecil (T1, T2) terapi utama adalah pembedahan dan radioterapi. Radioterapi
mungkin dapat memberiikan hasil kuratif pada lesi T1 dan T2 dengan preservasi
struktur anatomi dan fungsi yang normal. Namun radioterapi sering menimbulkan
kompllikasi berupa edema lidah yang memerlukan trakeostomi, xerostomia, disgeusia
dan osteoradionekrosis, hal ini mengakibatkan tindakan kurang diminati (Suyatno,
2010).
2. Terapi pembedahan pada kanker lidah adalah eksisi luas dengan batas sayatan bebas
tumor (konfirmasi potong beku). Tindakan ini memerlukan partial glosectomy dan
umumnya pasca operasi fungsi baik. Lokal kontrol untuk 5 tahun pada T1 adalah 85%
dan T2 adalah 80%. Pada T3 dan T4 terapi utama adalah pembedahan. Hasil kuratif
hanya bisa dicapai dangan reseksi en bloc yang komplet daris emua tumor dan
jaringan sekitar dengan sayatan secara mikroskopis bebas tumor. RND (Radical Neck
Dissection) harus dilakukan pada klinis N positif, RND adalah pengangkatan kelenjar
getah bening leher level I sampai V, musculus sternokleidomastoid, vena jugularis
interna, dan nervus assesoris (en bloc). Batas diseksi, superior adalah musculus
trapezius, anterior adalah tepi lateral musculus sternohiod dan batas bagian dalam
adalah fasia servikal yang menutupi musculus levator scapulae dan scalenus. SND
(selective neck dissection) level 1-3 dilakukan pada N0 SND harus dilakukan oleh
tingginya insiden occult metastasis kelenjar getah bening leher. SND adalah
pengangkatan kelenjar getah bening pada level tertentu yang mempunyai risiko tinggi
metastasis dengan mempertahankan nervus assesorius, vena jugularis interna dan
musculus sternokleidomastoid. Pembedahan memberikan kuratifitas yang lebih baik
dibandigkan radioterapi dan memungkinkan untuk evaluasi patologi dari faktor
prognositik. Terkadang dibutuhkan rekonstruksi langsung (myocutaneous flap atau
vacular free flap) untuk mempertahankan fungsi dan kosmetik (Suyatno, 2010).
Reseksi pembedahan pada kanker mulut mencakup mandibulectomi parsial,
hemiglossectomi atau total glossectomi, dan resection bagian dasar mulut dengan
buccal mukosa. Prosedur pembedahan mencakup pembedahan leher dengan
pengangkatan otot leher lain, vena jugularis interna, kelenjar gondok, kelenjar
submandibular, dan saraf spinal tambahan. Penanganan pasien yang menderita kanker
mulut dikelola oleh seluruh tim kesehatan. Rujukan pada terapi bicara, terapi
pekerjaan, psikolog, dan ahli diet sangat penting karena berhubungan dengan masalah
yang mungkin muncul berikut ini yaitu komunikasi verbal, mengunyah, dan menelan
yang membawa perubahan tampilan diri serta harga diri. (Charlene J. Reeves, 2001).
2. CA GASTER
1. Endoskopi
Polip lambung jinak diangkat dengan menggunakan endoskopi

2. Pembedahan
Bila carsinoma ditemukan dalam lambung ,pembedahan biasanya dilakukan untuk
mencoba menyembuhkannya.Sebagian besar atau semua lambung dan kelenjar
getah bening didekatnya ikut di angkat.

3. Pengobatan ( obat multiple: flourosil, mitomicin C dan doksorubicin )


bila carsinoma telah menyebar ke luar dari lambung, tujuan pengobatannya adalah
untuk mengurangi gejala dan memperpanjang harapan hidup

4. Kemoterapi dan terapi radiasi


Kemoterapi dan terapi penyinaran bisa meringankan geja .hasil kemoterapi dan
terapi penyinaran pada limfoma lebih baik daripada kaesinoma.Mungkin penderita
akan bertahan hidup lebih lama bahkan bisa sembuh

3. CA COLON
Bila sudah pasti karsinima kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah
sebagai berikut :

1. Pembedahan (Operasi)
Operasi adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang
diketahui lebih awal dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel
kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan
sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.
2. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar
X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor,
merusak genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel yang
pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung & usus,
sel darah. Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan
nafsu makan.

3. Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat , dapat masuk ke dalam
sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat
chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada
umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek
yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211).
2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, nomor register, tanggal
masuk, dan nama penanggung jawab pasien Selama dirawat.
2. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
Nyeri hebat pada bagian perut, Luka pada lidah yang tidak sembuh-sembuh,
dalam feses terdapat darah, dan berat badan menurun serta mudah kelelahan dalam
beraktivitas.
b) Riwayat penyakit sekarang
Luka pada lidah yang tidak sembuh-sembuh, nyeri mandibula, cepat lelah dalam
beraktifitas.
c) Riwayat penyakit dahulu
sakit perut, susah buang air besar, nyeri perut, diare terus menerus, alkoholisme,
perokok dan oral hygiene yang jelek.
d) Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada didalam keluarga ada salah satu anggota yang menderita penyakit
yang sama.
e) Riwayat imunisasi : -

3. Pemeriksaan fisik
B1 (Breathing)
Merokok (tembakau, hidup dengan seseorang yang merokok)
B2 (Blood)
Takikardia, Hipertensi (nyeri hebat).
B3 (Brain)
Sakit kepala, tinitus, tuli, juling
B4 (Bladder)
Perubahan pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan eliminasi urine, perubahan
bising usus, distensi abdomen.
B5 (Bowel)
Anoreksia, mual, muntah, mulut rasa kering, inteleransi makanan, perubahan berat
badan
B6 (Bone)
Kelemahan atau keletihan, perubahan pada pola istirahat; adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas.

4. Pemeriksaan diagnostik
a) Ultrasound yaitu dipakai untuk menilai massa superficial.
b) CT scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) yaitu digunakan untuk lesi lebih
dalam dan menilai struktur lebih dalam pada tumor dan menunjukkan apakah terdapat
metastase atau tidak. (Charlene J. Reeves, 2001)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan penyakit
2. Cemas berhubungan dengan prosedur pembedahan
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan neurology
5. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan penyakit atau pengobatan
6. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan rencana pengobatan

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx. 1 : Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan penyakit


Tujuan : Suhu tubuh dalam batas normal
Kriteria Hasil : - Suhu tubuh dalam batas normal
- Badan tidak terasa panas
Intervensi :
1. Kaji suhu dan tanda-tanda vital keadaan klien
R/ Memantau perubahan suhu tubuh
2. Pantau suhu klien, perhatikan menggigil
R/ Suhu 38-41ºC menunjukkan proses penyakit infeksius
3. Berikan kompres mandi hangat
R/ Dapat membantu mengurangi demam
4. Anjurkan pasien untuk banyak minum
R/ Mempertahankan intake
5. Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis dan menyerap keringat
R/ Menurunkan suhu tubuh
6. Kolaborasi pemberian antipiretik
R/ Untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya hipotalamus

Dx 2 : Cemas berhubungan dengan rencana pembedahan


Tujuan: Kecemasan berkurang
Kriteria hasil:
1. Menceritakan peningkatan rasa nyaman psikologis dan fisiologis
2. menggamgambarkan pola koping yang efektif
3. Mengidentifikasi respon-respon penanganan diri
4. Mendiskusikan kecemasannya
Intervensi
1. Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan
R/ Pasien kooperatif dalam segala tindakan akan mengurangi kecemasan
pasien
2. Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaan akan
ketakutannya
R/ Mengurangi kecemasan.
3. Akui rasa takut/masalah pasien dan dorong untuk mengeksprersikannya
R/ Dukung pasien menerima kenyataan penyakit dan pengobatan
4. Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat pasien tentang diagnostik
medik
R/ Memberi informasi yang perlu untukmemilih informasi yang tepat

Dx 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status


puasa.
Tujuan : Nutrisi pasien terpenuhi setelah dilakukan keperawatan.
Kriteria Hasil :
a. Nutrisi klien terpenuhi
b. Mual berkurang sampai dengan hilang.
Rencana tindakan :
1. Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.
Alasan: Makanan yang hangat menambah nafsu makan.
2. Kaji kebiasaan makan klien.
Alasan: Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu
makan klien.
3. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.
Alasan: Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi
mual.
4. Timbang berat badan bila memungkinkan.
Alasan: Untuk mengetahui kehilangan berat badan.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin
Alasan: Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam
lemak

Dx 4 : Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan


neurologi
Tujuan : Tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal
Kriteria Hasil : Komunikasi lancar
Intervensi :
1. Kaji kemampuan komunikasi klien
R/ Mengetahui kemampuan komunikasi klien
2. Sediakan alat komunikasi yang lain seperti papan tulis atau buku jika klien
tidak dapat berkomunikasi verbal
R/ Membantu dalam berkomunikasi
3. Responsive terhadap bel panggilan dari klien
R/ Menjaga kepercayaan dari klien

Dx 5 : Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan penyakit atau pengobatan


Tujuan : tidak terjadi infeksi
Kriteria Hasil : - Tidak ada tanda-tanda infeksi (rubor,color,dolor,tumor,
fungsio lesa)
- TTV normal terutama suhu (36-37ºC)
Intervensi :
1. Monitor TTV
R/ Suhu yang meningkat dapat menunjukkan terjadi infeksi (color)
2. Kaji luka pada abdomen dan balutan
R/ Mengidentifikasi apakah ada tanda-tanda infeksi adanya pus
3. Menjaga kebersihan sekitar luka dan lingkungan pasien, teknik rawat luka
dengan antiseptic
R/ Mencegah kontaminasi silang / penyebaran organisme infeksius
4. Kolaborasi pemberian antibiotic
R/ Antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi

Dx 6 : Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan rencana pengobatan


Tujuan : Keluarga dapat menyatakan pemahaman proses penyakit
Kriteria Hasil : Menyatakan pemahaman proses penyakit
Intervensi :
1. Kaji ulang proses penyakit, penyebab / efek hubungan factor yang
menimbulkan gejala dan mengidentifikasi cara menurunkan factor
pendukung
R/ Mengetahui sejauh mana keluarga memahami penyakit tersebut
2. Tentukan persepsi tentang proses penyakit
R/ Menyamakan pola pikir
3. Jelaskan tentang penyakit yang diderita klien
R/ Memberikan informasi
4. Diskusikan kembali dengan keluarga
R/ Mengetahui sejauh mana informasi yang diterima keluarga

D. Evaluasi Keperawatan

Adalah mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang
dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien.

Teknik penilaian yang didapat dari beberapa cara, yaitu :


1. Wawancara : Dilakukan pada klien dan keluarga
2. Pengamatan : pengamatan klien terhadap sikap, pelaksanaan, hasil yang dicapai
dan perubahan tingkah laku klien
Jenis evaluasi ada dua macam, yaitu :
a. Evaluasi Formatif evaluasi yang dilakukan pada saat memeberikan intervensi
dengan respon segera.
b. Evaluasi Sumatif merupakan rekapitulasi dari hasil obsevasi dan analisis status
pasien pada saat tertentu berdasarkan tujuan rekapitulasi dari hasil yang
direncanakan pada tahap perencanaan. Ada tiga alternative yang dapat
dipergunakan oleh perawat dalam memutuskan / menilai :
1. Tujuan tercapai : klien menunjukan perubahan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
2. Tujuan tercapai sebagian : klien menunjukan perubahan sebagian dari
standar dan kriteria yang telah ditetapkan.
3. Tujuan tidak tercapai : klien tidak menunjukan perubahan dan kemajuan
sama sekali dan akan timbul masalah baru.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kanker lidah adalah suatu neoplasma maligna yang timbul dari jaringan epitel
mukosa lidah dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma (cell epitel gepeng
berlapis), juga beberapa penyakit-penyakit tertentu (premaligna), sedangkan Ca.Gaster
merupakan neoplasma maligna yang ditemukan dilambung dan Kanker kolon/usus besar
adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum
(Boyle & Langman, 2000 : 805). tanda dan gejalanya antara lain : ulkus tanpa nyeri yang
tdk sembuh-sembuh, tdk dapat makan, anoreksia, dyspepsia, penurunan berat badan, dan
perubahan kebiasaan defekasi yaitu terdapat darah dalam feses.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo
Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.

Marilynn E. Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan


dan pendokumentasian pasien, ed.3. EGC, Jakarta.

Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan).
Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Schrock, Theodore. 1995. Ilmu Bedah (Handbook Of Surgery). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Sjamsuhidayat. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Mansjoer Arif, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA

S-ar putea să vă placă și