Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ABSTRACT
This study aims to analyze the control of the production process of furniture, to know the level of
product damage, the type of product damage, and the factors that affect the quality control of
production at PT Eastwind Mandiri Semarang.Hasil Analysis shows that the average damage / broken
production of PT. Eastwind Mandiri during October - December 2016 of 18.76%, the level of damage
does not exceed the standards set by the company that is equal to 40% of the total production volume.
The histogram diagram shows that the most common type of broken is damaged due to incompatible
color of 384 pcs, unsuitable topcoat of 354 pcs, scratched item of 267 pcs, broken component of
85pcs, and wave component of 26 pcs. Based on the result of causality causal analysis which affect the
quality control of furniture production process is material, in process, test method, human resources,
environment, and machine. Based on the results of graph analysis of control chart p Center Line
control of furniture production process is at the stage of control limit or does not exceed the control
limit set by the company by 40%.
Keywords: production process control analysis, cause and effect chart, and control chart p
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengendalian proses produksi furniture, mengetahui
tingkat kerusakan produk, jenis kerusakan produk, dan faktor–faktor yang mempengaruhi
pengendalian kualitas produksi pada PT Eastwind Mandiri Semarang. Hasil Analisis menunjukkan
bahwa tingkat kerusakan/broken rata–rata hasil produksi PT. Eastwind Mandiri selama bulan Oktober
– Desember 2016 sebesar 18,76 % ,tingkat kerusakan tersebut tidak melampaui standar yang
ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 40% dari total volume produksi. Diagram histogram menunjukkan
bahwa jenis broken yang sering terjadi adalah rusak karena warna tidak sesuai sebesar 384 pcs, topcoat
tidak sesuai sebesar 354 pcs, barang tergores sebesar 267 pcs, komponen pecah sebesar 85pcs, dan
komponen gelombang sebesar 26 pcs. Berdasarkan hasil analisis diagram sebab akibat yang
mempengaruhi pengendalian mutu proses produksi furniture ialah bahan, in process, metode uji, SDM,
lingkungan, dan mesin. Berdasarkan hasil analisis grafik peta kendali p Center Line pengendalian
proses produksi furniture berada pada tahap batas kendali atau tidak melampaui batas kendali yang
ditetapkan perusahaan sebesar 40%.
Kata Kunci: analisis pengendalian proses produksi, diagram sebab akibat, dan peta kendali p
16
No. 44 / Th. XXV / April 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
Data Jumlah Produksi dan Produk Rusak PT. Eastwind Mandiri Semarang
Bulan Oktober – Desember 2016
BULAN JUMLAH JUMLAH PROSENTASE
PRODUKSI (pcs) RUSAK (pcs) RUSAK (%)
Oktober 2055 238 11,58
November 1722 327 18,99
Desember 2105 551 26,18
Total 5882 1116 18,92
Rata - Rata 1960,67 372,00 18,92
Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2016
17
No. 44 / Th. XXV / April 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
18
No. 44 / Th. XXV / April 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
19
No. 44 / Th. XXV / April 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
20
No. 44 / Th. XXV / April 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
Proses Produksi
Furniture
Proses Pengendalian
Kualitas
Hasil Analisis
Pengendalian Kualitas
Metode Penelitian
Populasi dan Sampel Jenis dan Sumber data
Populasi dalam penelitian ini adalah Jenis data yang digunakan: (1) Data
semua hasil produksi jenis furniture yang kualitatif berupa informasi yang diperoleh
diteliti selama proses produksi pada PT. dari karyawan perusahaan serta dari pihak
Eastwind Mandiri Semarang. Sampel dalam lain yang berkaitan dengan masalah
penelitian ini adalah hasil produksi PT. yang diteliti. (2) Data Kuantitatif, berupa
Eastwind Mandiri Semarang selama 3 bulan data pengujian in process dari beberapa
dari pengamatan kualitas oleh bagian pengambilan sampel kerusakan produksi
Quality Control selama 78 hari produksi furniture.
yaitu selama bulan Oktober – Desember Sumber Data yang digunakan (1)
2016. Pengambilan sampel dalam penelitian Data Primer Merupakan data baku yang
ini menggunakan teknik purposive diperoleh dengan survei lapangan. (2) Data
sampling. Sekunder yaitu: bahan pustaka yang
21
No. 44 / Th. XXV / April 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
450
400
350
300 Warna Tidak Sesuai Top coat Tidak
250 Sesuai Barang Tergores Komponen
200
150 Pecah Komponen Gelombang
100
50
0
Warna Tidak Top coat Barang Komponen Komponen
Sesuai Tidak Sesuai Tergores Pecah Gelombang
Grafik diatas menunjukkan jenis 354 pcs, karena barang tergores sejumlah
broken yang sering terjadi adalah rusak 267 pcs, karena komponen pecah
karena warna tidak sesuai sebanyak 384 berjumlah 85 pcs, karena komp onen
pcs, karena top coat tidak sesuai sebanyak gelombang berjumlah 26 pcs.
Manusia Material
sehingga sehingga mesin spray tidak kurangnya pengalaman dari operator. Selain
berjalan sesuai dengan ketentuan serta tidak itu operator juga kurang terampil, tergesa–
bisa menghasilkan warna yang bagus gesa dan kurangnya ketelitian dalam
sehingga bisa terjadi kelebihan material melakukan proses pengecatan karena
warna yang keluar dari mesin spray; kurang mendapatkan pelatihan dan
Sedangkan permasalahan pada manusia bimbingan yang baik sehingga hasil spray
adalah kurangnya ketelitian, serta tidak rapi.
Manusia Material
Permasalahan pada material adalah metode spray yang dilakukan oleh operator
campuran bahan top coat yang digunakan kurang sesuai dengan coating schedule
oleh operator untuk pengecatan kurang pengecatan; Permasalahan pada mesin
diperhatikan menyebabkan top coat yang adalah tekananan udara yang tidak sesuai
dihasilkan tidak sesuai dengan panel sehingga sehingga mesin spray tidak
sampel produksi, Permasalahan pada berjalan sesuai dengan ketentuan serta
metode berupa kurang insentif pengecekan tidak bisa menghasilkan top coat yang
terhadap mesin spray, dan setting bagus; Sedangkan permasalahan pada
temperature yang tinggi menyebabkan top manusia adalah kurangnya ketelitian, serta
coat yang keluar akan berlebihan, serta kurangnya pengalaman dari operator.
Mesin
Lingkungan kotor
Komponen tergores
Debu, minyak, kotoran Kurang menjaga kebersihan Kurang ketelitian
24
No. 44 / Th. XXV / April 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
Permasalahan mesin adalah speed mesin pergesekan barang dan mesin sehingga
conveyor terlalu kencang serta permukaan barang tergores; Sedangkan permasalahan
mesin yang tidak rata dan permukaan pada manusia adalah kurangnya ketelitian,
yang kurang bersih dari kotoran sehingga serta kurangnya menjaga kebersihan
barang yang keluar dari conveyor tergores, lingkungan kerja oleh operator. Selain itu
Permasalahan Lingkungan adalah operator juga kurang memperhatikan
Lingkungan kerja yang kurang bersih dari pekerjaan sehingga barang yang keluar dari
debu dan kotoran yang menempel pada conveyor terjadi cacat tergores.
mesin conveyor yang meyebabkan
Mesin Material
Salah setting mesin Kurang teliti Kualitas bahan baku tidak layak
Operator jenuh Pengecekan bahan baku
Kurang pengetahuan Lingkungan kotor kurang diperhatikan
Komponen pecah
Temperature panas kurang diperhatikan Tekanan mesin tidak sesuai
Setting tekanan Setting temperature kurang
Tekanan kurang
Lingkungan Manusia
Permasalahan pada material adalah kualitas maka bahan akan mudah pecah;
bahan baku dalam proses pemilihan yang Permasalahan pada mesin adalah tekanan
kurang bagus, hal ini disebabkan oleh mesin tidak sesuai dengan ketentuan panel
operator dalam menjalankan tugasnya tekanan yang dibutuhkan serta temperature
kurang melakukan pengecekan bahan baku; panas mesin yang kurang diperhatikan
Permasalahan metode adalah setting yang menyebabkan barang mudah pecah.
temperatur dan tekanan mesin hot press Permasalahan pada manusia adalah
maupun cool press yang kurang Kesalahan mensetting mesin yang
diperhatikan dengan ketentuan ukuran disebabkan kurangnya pengetahuan tentang
tekanan. Jika mesin hot press kurang panas tekanan yang dibutuhkan, serta kurangnya
maka barang yang dihasilkan akan ketelitian oleh operator baik tentang
mengelupas dan mudah pecah, begitupun lingkungan kerja serta kebersihan mesin
tekanan yang dibutuhkan jika terlalu besar yang menyebabkan komponen pecah.
Mesin Material
25
Lingkungan Manusia
No. 44 / Th. XXV / April 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
Permasalahan pada material bahan baku menempel pada mesin kerja yang
adalah kotoran yang menempel pada bahan menyebabkan barang terganjal oleh kotoran
baku sehingga barang yang diproduksi tersebut sehingga barang bergelombang.
mudah bergelombang; Sedangkan Permasalahan pada mesin adalah mesin
permasalahan pada manusia adalah conveyor kurang lancar yang menyebabkan
kurangnya ketelitian, serta kurangnya barang tersendat yang bisa menyebabkan
menjaga kebersihan lingkungan kerja oleh barang berbenturan satu sama lain sehingga
operator. Selain itu operator juga kurang barang mudah bergelombang,
memperhatikan pekerjaan sehingga barang permasalahan mesin kurang lancar juga
yang keluar dari conveyor terjadi barang disebabkan oleh kurangnya perawatan yang
bergelombang. Permasalahan pada dilakukan oleh operator dan teknisi tentang
lingkungan adalah debu atau kotoran yang pengecekan kondisi mesin kerja.
Company., 1993.
28