Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Oleh :
Nita Damayanti S.
YOGYAKARTA
2019
AGGRESSIVE ANGIOMYXOMA PADA REGIO GLUTEAL:
SEBUAH KASUS YANG JARANG
Nita Damayanti
Departemen/KSM Dermatologi dan Venereologi
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan
Universitas Gadjah Mada / Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito
Yogyakarta
ABSTRAK
2
AGGRESSIVE ANGIOMYXOMA IN GLUTEAL REGION:
A RARE CASE
Nita Damayanti
Departement of Dermatology and Venereology
Faculty Of Medicine, Public health and Nursing
Gadjah Mada University / Dr. Sardjito General Hospital Center
Yogyakarta
ABSTRACT
3
PEND AHULUAN
dengan infiltrasi lokal terutama dilaporkan pada wanita usia produktif dengan
sering dari tumor beserta hubungannya dengan kekambuhan atau rekurensi. Pada
beberapa laporan kasus, melaporkan angka rekurensi yang tinggi pada AAM.2,3
AAM pada wanita, meskipun beberapa kasus juga dilaporkan pada pria. Terdapat
kasus yang lebih jarang lagi dimana AAM ditemukan pada area di luar panggul.
Tumor pada daerah tersebut paling sering merupakan manifestasi AAM sehingga
Kasus AAM dilaporkan dalam literatur pertama kali pada tahun 1983 oleh
Steeper dan Rosai. Insidensi AAM sangat jarang, hanya terdapat kurang dari 350
kasus AAM yang dilaporkan hingga saat ini.5 Data rekam medis poliklinik kulit
dan kelamin RSUP Dr. Sardjito periode bulan Januari 2015 – bulan Januari 2019,
Makalah ini melaporkan satu kasus AAM pada regio gluteal sinistra seorang
laki laki dewasa muda. Pada pembahasan, penulis akan menekankan manajemen
diagnosis dan terapi mengenai AAM. Laporan kasus ini diharapkan dapat
4
KASUS
datang ke poli kulit dan kelamin RSUP Dr. Sardjito pada tanggal 10 Juli 2019
dengan keluhan utama terdapat benjolan pada pantat sebelah kiri sejak 1 tahun
sebelum masuk rumah sakit. Benjolan awalnya sebesar telur puyuh sewarna kulit,
tidak terdapat rasa gatal, nyeri atau mudah berdarah. Empat bulan sebelum periksa
menggantung dengan ujung seperti tangkai yang melekat pada pantat sebelah kiri
pasien hingga terasa mengganjal saat duduk. Satu minggu sebelum pasien periksa
rumah sakit, benjolan mengeluarkan darah pada bagian yang tergesek celana jeans
pasien dan terasa perih. Pasien tidak berobat dan hanya memberikan plester pada
bagian benjolan yang berdarah. Pada keluarga tidak didapatkan adanya keluhan
serupa.
Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien baik, compos mentis, tanda
vital dalam batas normal serta tidak teraba pembesaran limfonodi. Indeks Massa
tubuh pasien 16,4 kg/m2. Status dermatologis didapatkan massa tumor sewarna
perabaan terasa kenyal serta berbenjol-benjol dan tidak nyeri. Pasien didiagnosis
pemeriksaan histopatologi.
5
Pada pemeriksaan histopatologi, hasil pengamatan makroskopik : satu buah
jaringan ditutupi kulit ukuran 11x5-10,5x6 cm, warna putih kecokelatan, kenyal.
Pada dermis didapatkan proliferasi pembuluh darah yang dilapisi endotel spindel
dan sel berbentuk bintang (stellate), dengan stroma miksoid serta sebagian fibrosis.
AAM.
pemeriksaan fisik, serta hasil histopatologi yaitu AAM. Penatalaksanaan yang telah
dilakukan adalah reseksi total dari massa tumor oleh bagian bedah onkologi. Dari
PEMBAHASAN
dengan infiltrasi lokal terutama dilaporkan pada wanita usia produktif. Kejadian
puncak AAM pada wanita dilaporkan terjadi pada dekade ketiga dan keempat.2,3
Faktor risiko untuk kejadian AAM tidak spesifik serta belum dapat diidentifikasi
6
Regio panggul bagian bawah, lebih khusus daerah genital, perineal, dan
panggul merupakan predileksi paling sering AAM pada wanita. Pada pria, AAM
dapat terjadi pada beberapa tempat seperti perineum, pantat, skrotum, dan daerah
perubahan kistik.7
Penyebab serta patogenesis AAM saat ini belum diketahui secara pasti,
sel mesenkimal area perineum dan panggul yang terisolasi. Dari sudut pandang
fibroblas atau miofibroblas pada area perineum atau panggul. Hipotesis ini
estrogen dan progesteron pada AAM. Akan tetapi, adanya onset AAM pada pria
12q13-15. Gen high-mobility group protein isoform I-C (HMGIC), yang mengkode
7
Pemeriksaan histopatologi merupakan gold standard dalam penegakan
diagnosis AAM.10 Gambaran histopatologi pada AAM ini adalah penampilan tumor
vaskular dengan lesi mesenkimal hiposeluler, terdapat sel spindel dan sel-sel
stellate dengan sitoplasma yang tidak jelas. Sel-sel secara longgar tersebar dalam
stroma miksoid. Meskipun tidak ada biomarker yang diketahui spesifik untuk
AAM, studi imunohistokimia dapat menetapkan bahwa sel-sel tumor positif untuk
vimentin dan desmin (100%), aktin spesifik yang ditentukan otot (94%), reseptor
estrogen (93%), reseptor progesteron(90%) dan untuk CD34. Sel-sel pada AAM
dan faktor VIII. 9 Pada kasus ini gambaran histopatologi yang ditemukan sesuai
superfisialis yang relatif jarang. Lesi berupa tumor besar bertangkai yang tumbuh
lambat, sewarna kulit, menunjukkan kecenderungan bagian pantat dan paha atas.
Area lain yang terlibat termasuk punggung, bahu, lutut, leher, dan telinga. Secara
histologis, terdapat kelompok dan untaian sel lemak ditemukan tertanam di antara
kumpulan kolagen dermis.11 Pada pasien ini tidak ditemukan gambaran tersebut,
besar, dan merupakan varian jarang. Insidensi terjadi secara merata pada kedua
jenis kelamin dengan usia pertengahan, serta lebih dari setengah populasi terjadi
pada usia lebih dari 70 tahun. Acrochordons merupakan tumor jinak kulit
bertangkai dengan ukuran kecil serta konsistensi lunak, kontur halus, dan dapat
8
muncul sebagai nodul superfisial atau papiloma. Acrochordons memiliki warna
riwayat keluarga yang erat serta biasa berkembang dari kulit leher dan daerah
aksila, tetapi dapat muncul pada semua bagian tubuh. Pada pemeriksaan
dan akantosis. Jaringan ikat tersusun dari serat kolagen longgar dan sering
mengandung kapiler yang melebar. Lesi yang lebih besar menunjukkan epidermis
yang mendatar dan lemak pada bagian tengah. 12,13 Pada pasien ini dari insidensi
disingkirkan.
komplit. Pendekatan yang lebih baru untuk pengobatan AAM melibatkan terapi
untuk AAM menunjukkan resolusi radiografi lengkap dari tumor pada beberapa
laporan kasus. Tindakan bedah merupakan tatalaksana utama dan dapat diberikan
terapi agonis hormon pelepas gonadotropin sebagai adjuvan atau alternatif untuk
tatalaksananya.
9
Angka rekurensi dapat terjadi meskipun telah dilakukan reseksi yang
memadai. Faktor risiko untuk rekurensi salah satunya adalah reseksi bedah yang
tidak adekuat. Penatalaksanaan setelah reseksi bedah dapat dengan terapi modulasi
Tingkat rekurensi berkisar dari 25% hingga 47%, dengan 85% berulang dalam
AAM yang ditangani dengan reseksi bedah, rekurensi didapatkan pada 16 kasus,
berkisar antara 2 bulan hingga 15 tahun10. Pada pasien ini, observasi dilakukan rutin
KESIMPULAN
regio gluteal seorang laki laki muda. Diagnosis tersebut ditegakkan melalui
yang telah dilakukan adalah reseksi total pada tumor. Pada pasien ini diperlukan
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Chen H., Zhao H., Xie Y., Jin M. Clinicopathological features and
differential diagnosis of aggressive angiomyxoma of the female pelvis: 5
case reports and literature review. Medicine (Baltimore) 2017 May;96(20)
2. Frank Hsieh, MA, MBBChir, FRACS* Kai-Ti Chuang, MD* You-Ting
Wu, MD, Chih-Hung Lin, MD. Aggressive Angiomyxoma—Report of a
Rare Male Buttock Lesion. Plast Reconstr Surg Glob Open 2018. 6:e1879.
3. Mahendra M. Kura, Saurabh R. Jindal, Usha N. Khemani. Aggressive
angiomyxoma of the vulva: An uncommon entity. Indian Dermatology
Online Journal - May-August 2012.
4. Haldar K, Martinek IE, Kehoe S. Aggressive angiomyxoma: A case series
and literature review. Eur J Surg Oncol. 2010;36:335–9.
5. Sutton BJ, Laudadio J. Aggressive angiomyxoma. Arch Pathol Lab
Med. 2012;136:217–21.
6. Micci F, Brandal P. Soft Tissue Tumors: Aggressive angiomyxoma. Atlas
Genet Cytogenet Oncol Haematol. April 2007.
7. Martín-Cartes JA, Bustos-Jiménez M, Tamayo-López MJ, Palacios-
González MC, Gómez-Cabeza de Vaca V, Ortega AM. Aggressive
angiomyxoma: An unusual female pelvic tumour. Report of three cases and
review of the literature. Surg Sci 2010;1:40-5
8. Dipti Agrawal, Prashant Goyal, Arpana Haritwal. Aggressive
Angiomyxoma: a Diagnostic Dilemma. Indian Research Journal. 2013
9. Sharifah Majedah, Idrus Alhabshi, M Abd Rashid. Large perineal and
gluteal angiomyxoma: the role of diagnostic imaging and literature review.
BMJ Case Rep. 2013.
10. B.N. Brzezinska, A.E. Clements, K.S. Rath, G.C. Reid, A persistent mass:
A case of aggressive Angiomyxoma of the vulva. Gynecologic Oncology
Report. Elsevier. 2018
11. Öztürkcan, S., Terzioğlu, A., Akyol, M., Altinor, S., & Yildiz, E.
Pedunculated Lipofibroma. The Journal of Dermatology. 2017. 27(4), 288–
290.
12. Shah R, Jindal A, Patel N. Acrochordons as a cutaneous sign of metabolic
syndrome: a case-control study. Ann Med Health Sci Res 2014; 4:202-5
13. Eyas Alkhalili, Surasri Prapasiri, John Russell. Giant Achrocordon of the
Axilla. British Medical Journals. 2015
14. Fine BA, Munoz AK, Litz CE, Gershenson DM . Primary medical
management of recurrent aggressive angiomyxoma of the vulva with a
gonadotropin-releasing hormone agonist. Gynecol Oncol. 2001;81(1):120–
122.
15. Dehuri P, Gochhait D, Srinivas BH, et al. Aggressive angiomyxoma in
males. J Clin Diagn Res. 2017;11:ED01–ED03
11
12