Sunteți pe pagina 1din 7

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ABDI NUSANTARA JAKARTA


Jakarta, Agustus 2019

Hendra Saputra
Gambaran Pengetahuan Sikap Dan Keterampilan Perawat Di Ruang Instalasi Gawat
Darurat Rs Tk II Moh. Ridwan Meuraksa
Tahun 2019

ABSTRAK
Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat survey analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling yang berjumlah 12 responden.
Intrumen penelitian ini meliputi karakteristik parawat, pengetahuan perawat, sikap perawat dan keterampilan
perawat.
Hasil Penelitian : Analisa data dilakukan secara univariat dengan hasil penelitian dari 12 perawat didapatkan
perawat yang pendidikannya D3 Keperawatan sebanyak 9 responden (75.0%), masa kerja > 10 tahun sebanyak
6 responden (50.0%), perawat yang bersertifikasi BTCLS sebanyak 8 responden (66.7%), perawat yang
berpengetahuan baik sebnyak 5 responden (41.7%), perawat yang sikapnya aktif sebanyak 7 responden (58.3%),
dan perawat yang keterampilannya baik sebanyak 6 responden (50.0%).
Kesimpulan dan Saran : Diharapkan semua perawat yang bertugas di ruang IGD bersertifikasi pelatihan
ATCLS agar perawat IGD mempunyai pengetahuan yang baik dalam kegawat daruratan, sikap yang aktif dan
keterampilan yang sangat baik dalam menangani pasien kegawat daruratan.

Kata Kunci : Gawat Darurat, Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan

STUDY PROGRAM D III DEPARTMENT OF HIGH SCHOOL OF HEALTH


SCIENCE ABDI NUSANTARA JAKARTA
Jakarta, .....August 2019

Hendra Saputra
Characteristic description of Nurse Attitude and Skills in TK II emergency room
installation Moh. Ridwan Meuraksa Hospital in 2019

ABSTRACT
Research method : this research is an analytical survey using a cross sectional approuch. The sampling
technique in this study used a total sampling of 12 respondent. The instrument of this study include the
characteristics of parish nurses, knowledge nurses, attitudes and nurses skill.

Data Analysis : data analysis was carried out univarietaly with research results from 12 nurses obtained nurses
whose D3 nursing education was 9 respondent (75.0 %), tenure > 10 years as many as 6 respondent (50.0 %),
nurses who were BTCLS certified were 8 respondent (66,7 %), nurses with good knowledge were 5 respondent
(41,7 %), nurses with an active attitude were 7 respondent (58,3 %), and nurses wit good skills were 6
respondent (50,0 %).
Conculsions and Recommendations : It is expected that all nurses on duty in the emergency room are ATCLS
certified training so that emergency nurses have good knowledge of emergency, active attitude and excellent
skill in handling emergency emergency patient.

Keyword : Emergency, Knowledge, Attitude and Sills

PENDAHULUAN menanggulangi semua kasus gawat darurat,


Kunjungan pasien di instalasi gawat maka dari itu dengan adanya pelatihan
darurat (IGD) terus bertambah tiap tahunnya. kegawatdaruratan diharapkan setiap petugas
Peningkatan terjadi sekitar 30% di seluruh kesehatan IGD selalu mengupayakan
IGD rumah sakit dunia (Bashkin et al, 2015) efisiensi dan efektifitas dalam memberikan
solusi dari hal tersebut adalah pengembangan pelayanan. Petugas kesehatan IGD sedapat
sarana prasana dan pengaturan waktu yang mungkin berupaya menyelamatkan pasien
sesuai, namun hal inilah yang masih belum sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat-
dapat dicapai dikarenakan kurangnya data singkatnya bila ada kondisi pasien gawat
penunjang terkait dengan hal apa saja yang darurat yang datang berobat ke IGD.
membuat waktu tunggu semakin lama. Hasil Pengetahuan, sikap dan keterampilan petugas
penelitian ini adalah mengethaui bahwa kesehatan IGD sangat dibutuhkan dalam
faktor persiapan ruangan, factor pengambilan keputusan klinis agar tidak
perbandingan perawat dengan pasien dan terjadi kesalahan dalam melakukan
faktor hasil laboratorium menjadi hal yang pemilahan saat triage sehingga dalam
dapat memperpanjang waktu tunggu dari penanganan pasien bisa lebih optimal dan
pasien. terarah (Oman, 2018).
Angka kunjungan kasus kegawat- Instalasi Gawat Darurat di Rumah
daruratan di dunia memiliki variasi dalam Sakit Moh. Ridwan mempunyai perawat
jumlah kasus pada pada berbagai pusat sebanyak 12 orang. Kasus gawat darurat yang
kesehatan di berbagai negara. Berdasarkan sering dihadapi di IGD ini adalah kasus
suatu observasi yang dilakukan oleh Wier kecelakaan, luka bakar, trauma toraks, trauma
(2013) tercatat lebih dari 120 juta kasus musculoskeletal, cedera kepala, cedera tulang
kegawat-daruratan pada tahun 2009 di belakang, dan syok. Berdasarkan survey
Amerika. Angka ini mengalami peningkatan pendahuluan pada bulan april 2019, jumlah
dari tahun 1991 sebanyak 44% hingga tahun pasien yang masuk ke IGD sebanyak 125 dan
2010. Di Inggris tercatat sebanyak 41 juta terdapat 32 pasien gawat darurat, dan pada
kasus kegawatdaruratan dalam periode tahun bulan mei yang masuk IGD sebanyak 134
2010 hingga 2013 berdasarkan suatu dan terdapat 48 pasien gawat darurat.
observasi yang dilakukan oleh Quality Watch BAHAN DAN METODE
Research Program, sedangkan di Jepang Lokasi dan Rancangan Penelitian
berdasar-kan data observasi dari Katayama et Penatalaksanaan penelitian ini akan
al (2016) tercatat sekitar 2,6 juta kasus terjadi dilakukan di Rumah Sakit Moh Ridwan.
pertahun di kota Osaka. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2019.
Pada tahun 2017, data kunjungan Metode penelitian deskriptif adalah suatu
pasien ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) di metode penelitian yang dilakukan dengan
seluruh Indonesia mencapai 4.402.205 tujuan utama untuk membuat
(13,3% dari total seluruh kunjungan di RSU) gambaran/deskriptif tentang suatu keadaan
dengan jumlah kunjungan 12% dari secara objektif.
kunjungan IGD berasal dari rujukan dengan Populasi dan Sampel
jumlah Rumah Sakit Umum 1.033 Rumah Populasi pada penelitian ini adalah
Sakit Umum dari 1.319 Rumah Sakit yang seluruh perawat yang menangani pasien
ada. Jumlah yang signifikan ini kemudian gawat darurat dengan jumlah perawat
memerlukan perhatian yang cukup besar sebanyak 12 orang. Sampel dalam penelitian
dengan pelayanan pasien gawat darurat ini adalah seluruh populasi yang ada (Total
(KeputusanMenteri Kesehatan, 2019). Sampling). Sampel diambil yaitu sebanyak
Seorang petugas kesehatan IGD harus 12 orang.
Mampu bekerja di IGD dalam

Metode Pengumpulan Data 3. Karakteristik Sertifikasi Pelatihan


Teknik pengumpulan data yang Perawat IGD RS Tk. II Moh Ridwan
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Meuraksa
metode pengisian kuesioner yang dibagikan Tabel 3 Distribusi Karakteristik Sertifikasi
pada setiap perawat IGD. Pelatihan Perawat IGD RS Tk. II Moh Ridwan
Analisa Data Meuraksa
Analisa data yang digunakan dalam Sertifikasi
penelitian ini adalah analisa data univariat No. Pelatihan N %
dengan penyajian dalam bentuk tabel Perawat IGD
frekuensi. 1. BTCLS 8 66.7
2. ALS 4 33.3
HASIL Total 12 100
1. Karakteristik Pendidikan Perawat
IGD RS Tk. II Moh Ridwan Meuraksa Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar
Tabel 1 Distribusi Karakteristik Pendidikan dari 12 responden ada 8 responden (66.7%)
Perawat IGD RS Tk. II Moh Ridwan Meuraksa perawat IGD yang mempunyai sertifikasi
Pendidikan pelatihan BTCLS, dan ada 4 responden
No. N %
Perawat IGD (33.3%) perawat IGD yang mempunyai
1. D3 Keperawatan 9 75.0 sertifikasi pelatihan ATCLS.
2. S1 Keperawatan 3 25.0
Total 12 100 4. Karakteristik Pengetahuan Perawat
IGD RS Tk. II Moh Ridwan Meuraksa
Tabel 1 menunjukkan bahwa Tabel 4 Distribusi Karakteristik Pengetahuan
sebagian besar dari 12 responden ada 9 Perawat IGD RS Tk. II Moh Ridwan Meuraksa
responden (75.0%) perawat IGD yang Pengetahuan
pendidikannya D3 Keperawtan, dan ada 3 No. Perawat N %
responden (25.0%) perawat IGD yang IGD
pendidikannya S1 Keperawatan. 1. Baik 5 41.7
2. Cukup 4 33.3
2. Karakteristik Masa Kerja Perawat 3. Kurang 3 25.0
IGD RS Tk. II Moh Ridwan Meuraksa Total 12 100
Tabel 2 Distribusi Karakteristik Masa Kerja
Perawat IGD RS Tk. II Moh Ridwan Meuraksa
Masa Kerja Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar
No. N % dari 12 responden ada 5 responden (66.7%)
Perawat IGD
1. < 10 Tahun 6 50.0 perawat IGD yang pengetahuannya baik, dan
2. > 10 Tahun 6 50.0 ada 4 responden (33.3%) perawat IGD yang
Total 12 100 pengetahuannya cukup, serta 3 responden
(25.0%) perawat IGD yang pengetahuannya
kurang.
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar
5. Karakteristik Sikap Perawat IGD RS
dari 12 responden ada 6 responden (50.0%)
Tk. II Moh Ridwan Meuraksa
perawat IGD yang masa kerja nya > 10
Tabel 5 Distribusi Karakteristik Sikap
tahun, dan ada 6 responden (50.0%) perawat
Perawat IGD RS Tk. II Moh Ridwan
IGD yang masa kerjanya < 10 tahun.
Meuraksa

Sikap Perawat berperilaku sesuai dengan keyakinan


No. N % tersebut. Orang yang telah paham terhadap
IGD
1. Aktif 7 58.3 objek atau materi dapat menjelaskan,
2. Pasif 5 41.7 menyebutkan contoh, menyimpulkan,
Total 12 100 meramalkan, dan sebagainya terhadap objek
yang dipelajari (Notoatmodjo, 2015).
Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar Hasil penelitian yang di laksanakan
dari 12 responden ada 7 responden (58.3%) oleh Juiperdo (2014), yang berjudul
perawat IGD yang sikapnya aktif, dan ada 5 Gambaran pengetahuan perawat pelaksana
responden (41.7%) perawat IGD yang dalam penanganan pasien gawat darurat di
sikapnya pasif. ruangan IGDM BLU RSUP Prof. Dr . R.D
6. Karakteristik Keterampilan Perawat Kandou Manado menunjukkan bahwa dari 31
IGD RS Tk. II Moh Ridwan Meuraksa responden (berjumlah 32 orang, yang terdiri
Tabel 5 Distribusi Karakteristik Keterampilan dari 1 Kepala ruangan dan 31 perawat
Perawat IGD RS Tk. II Moh Ridwan Meuraksa pelaksana yang diteliti dengan kriteria
Keterampilan Perawat yang telah mengikuti BTCLS).
No. N %
Perawat IGD didapatkan pengetahuan responden dalam
1. Baik 6 50.0 penanganan pasien gawat darurat dalam
2. Kurang 6 50.0 kategori cukup yakni sebanyak 19 responden
Total 12 100 (61,3%), baik sebanyak 9 responden (29%),
dan kurang sebanyak 3 responden (9,7%).
Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dari 12 responden ada 6 responden (50.0%) sebagian besar dari 12 responden ada 7
perawat IGD yang keterampilannya baik, dan responden (58.3%) perawat IGD yang
ada 6 responden (50.0%) perawat IGD yang sikapnya aktif, dan ada 5 responden (41.7%)
keterampilannya kurang. perawat IGD yang sikapnya pasif.
Azwar (2018), mengatakan
PEMBAHASAN pembentukan sikap dipengaruhi beberapa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor, yaitu pengalaman pribadi,
sebagian besar dari 12 responden ada 5 kebudayaan, orang lain yang dianggap
responden (66.7%) perawat IGD yang penting, media massa, institusi atau lembaga
pengetahuannya baik, dan ada 4 responden pendidikan dan lembaga agama, dan faktor
(33.3%) perawat IGD yang pengetahuannya emosi dalam diri individu. Perubahan sikap
cukup, serta 3 responden (25.0%) perawat petugas kesehatan terhadap tindakan triage
IGD yang pengetahuannya kurang. dikarenakan petugas telah memliki
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” pengetahuan, pengalaman, intelegensi dan
dari seseorang akibat dari proses menerima bertambahnya umur. Sikap negatif petugas
rangsangan melalui inderanya terhadap objek kesehatan terhadap tindakan triage
tertentu. Pengetahuan merupakan domain dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
penting dalam menentukan perilaku karena situasi pasien yang sedang ramai,
seseorang. Semakin baik pengetahuan tempat tidur triage yang kurang mencukupi
seseorang maka lebih berpeluang besar untuk bila pasien yang datang saat bersamaan.
berperilaku baik. Pengetahuan dapat Hasil penelitian ini sejalan dengan
membentuk keyakinan tertentu sehingga penelitian Lusiana (201`6) tentang
seseorang pelaksanaan kegawat daruratan di IGD
Rumah Sakit Puri Indah Jakarta bahwasanya
sikap sangat mempengaruhi dalam
pelaksanaan kegawat daruratan.

Hasil penelitan menunjukkan bahwa pengetahunnya baik sebanyak 5 responden


sebagian besar dari 12 responden ada 6 (41.7%). Distribusi frekuensi sikap perawat
responden (50.0%) perawat IGD yang IGD sebagian besar yang sikapnya aktif
keterampilannya baik, dan ada 6 responden sebanyak 7 responden (58.3%). Distribusi
(50.0%) perawat IGD yang keterampilannya frekuensi keterrampilan perawat IGD yang
kurang. keterampuilannya baik dan kurang hasilnya
Keterampilan merupakan kemampuan sama sebanyak 6 responden (50.0%).
seseorang menerapkan pengetahuan kedalam Diharapkan penelitian ini bisa
bentuk tindakan. Di Instalasi Gawat Darurat menambah wawasan dan khasanah keilmuan
(IGD) pengetahuan dan keterampilan perawat serta menjadi bahan referensi untuk
sangat dibutuhkan, terutama dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan
pengambilan keputusan klinis dimana dengan instalasi gawat darurat dirumah sakit.
keterampilan penting bagi perawat dalam
penilaian awal, perawat harus mampu DAFTAR PUSTAKA
memprioritaskan perawatan pasien atas dasar Ali, Zaidin H. 2017. Dasar-Dasar
pengambilan keputusan yang tepat, untuk Keperawatan Profesional. Jakarta:
mendukung hal tersebut diperlukan EGC. Salemba Medika
pengetahuan dan keterampilan khusus dalam Asmadi .2018. Konsep Keperawatan. Jakarta
hal pemisahan jenis dan kegawatan pasien : EGC
dalam triase, sehingga dalam penanganan Azwar Saefuddin. 2017. Sikap Manusia
pasien bisa lebih optimal dan terarah. Teori dan Pengukurannya Ed.2
Pemisahan yang dimaksud disebut triage Yogyakarta ; Pustaka Pelajar
(Oman, Koziol-Mclain, & Scheetz, 2012). American College of
Penelitian yangdilakukan oleh (Rica, Surgeons.2014.Advanced Trauma
2015) peneliti selama 1 bulan, didapatkan Life Support Untuk Dokter Edisi 7.
hasil bahwa sebanyak 15 orang (100%) Jakarta: IKABI, Bab 5; Trauma
menunjukkan bahwa perawat yang Abdomen.
mendapatkan pelatihan BTCLS sebanyak 7 Brunner&Suddarth. 2017. Buku Ajar
(53.3%) dan perawat yg mengikuti pelatihan Keperawatan Medikal Bedah Vol.1.
PPGD 8 (46.7%). Hal ini menunjukkan Jakarta: EGC
bahwa (86%) perawat yang bertugas di IGD Cresswell,J.W.2018. Qualitative researche.
RSUD Dr. Pirngadi Medan memiliki sikap 3th ed. Thousand Oaks: Sage
dan keterampilan yang baik dalam Publications.
menerapkan tindakan triage sesuai dengan Depkes RI, 2017 Standar Tenaga
protap/ ketentuan yang berlaku di IGD Keperawatan Di Rumah Sakit,
RSUD Dr. Pirngadi Medan. Direktorat Pelayanan Keperawatan
Direktoral Jenderal Pelayanan Medik.
KESIMPULAN DAN SARAN Hudak, C. M. & Gallo, B. M. 2015.
Distribusi frekuensi pendidikan perawat IGD Keperawatan kritis: Pendekatan
sebagian besar berpendidikan D3 Holistik (Ed.6). (M. Ester, Editor)
Keperawatan sebanyak 9 responden (75.0%), (Asih, Penerjemah). Jakarta:EGC.
Distribusi frekuensi masa kerja perawat IGD Kartikawati dewi. 2018). Buku Ajar
yang masa kerjanya > 10 tahun sebanyak 6 Dasar – Dasar Keperawatan Gawat
responden (50.0%), Distribusi frekuensi Darurat. Jakarta : salemba medika
sertifikasi pelatihan perawat IGD sebagian jakarta.
besar yang tersertifikasi pelatihan BTCLS Kusnanto.2014, Pengantar Profesi dan
sebanyak 8 responden (66.7%). Distribusi Praktik Keperawatan
frekuensi pengetahun perawat IGD sebagian Profesional.Jakarta: EGC.
besar

Mansjoer dkk, 2015.Kapita Selekta


Sedokteran Edisi 3 Jilid
2.jakarta:media aesculapius fakultas
kedokteran universitas indonesia.
Musliha.2015. Keperawatan Gawat Darurat
Plus Contoh Askep Dengan
Pendekatan Nanda Nic Noc.
Yogyakarta : nuha medika.
Muwardi.2018.Materi Pelatihan PPGD,
Surakarta.
Smeltzer, Suzanne C. 2016. Keperawatan
Medikal-Bedah Brunner and
Suddarth Ed.8 Vol.3. EGC : Jakarta.
Widyawati.2017.konsep dasar
keperawatan,jakarta:prestasi pustaka
Wilde, E. T.2014. Do Emergency Medical
System Response Times Matter for
Health Outcomes?.New York:
Columbia University.

S-ar putea să vă placă și