Sunteți pe pagina 1din 9

SEPA : Vol. 14 No.

2 Februari 2018 : 105 – 113 ISSN : 1829-9946

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI GULA KELAPA


DI KECAMATAN PURING KABUPATEN KEBUMEN

Wahid Abdil Malik, Minar Ferichani, Emi Widiyanti


Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax (0271) 637457
E-mail: wahidabdil354@student.uns.ac.id

Abstract: This study aims to determine the magnitude of farm income coconut sugar in
District Puring Kebumen, knowing internal factors (strengths and weaknesses) and
external (opportunities and threats), to formulate a possible strategic alternatives and
identifies priorities for the strategy to be applied in the development of farming of palm
sugar in District Puring Kebumen. The research method used is descriptive method.
Data analysis method used is the Revenue Analysis, Internal Factor Evaluation (IFE),
External Factor Evaluation (EFE), SWOT Analysis and QSPM. These results indicate
that the amount of income of Rp 37,323,400.00 for the period June 2015 - June 2016.
Internal Factor Evaluation (IFE) showed that coconut sugar farm has five strengths
and four weaknesses. External Factor Evaluation (EFE) show gardens coconut sugar
farm has four opportunities and five threats. SWOT Analysis generate alternative
strategies that can be implemented that improve product with open innovation and
their consumer confidence, create attractive packaging so that the consumer response
is high, increase competitiveness through cooperatives or associations for joint
marketing, and to expand the market by leveraging information technology such as the
Internet. QSPM produce good strategic priorities to be implemented is to increase
competitiveness through cooperatives or associations for joint marketing.

Keywords: Farming, EFE, IFE, QSPM, SWOT

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengetahui besarnya pendapatan usahatani gula


kelapa di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen, mengetahui faktor-faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman), merumuskan
alternatif strategi yang memungkinkan dan mengetahui prioritas strategi untuk
diterapkan dalam pengembangan usahatani gula kelapa di Kecamatan Puring
Kabupaten Kebumen. Metode penelitian digunakan adalah deskriptif. Metode
analisis data yang digunakan adalah Analisis Pendapatan, Internal Factor Evaluation
(IFE), External Factor Evaluation (EFE), Analisis SWOT dan QSPM. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa besarnya pendapatan sebesar Rp 37.323.400,00 pada periode
Juni 2015 – Juni 2016. Internal Factor Evaluation (IFE) menunjukkan usahatani gula
kelapa tersebut memiliki lima kekuatan dan empat kelemahan. External Factor
Evaluation (EFE) menunjukkan kebun usahatani gula kelapa tersebut memiliki empat
peluang dan lima ancaman. Analisis SWOT menghasilkan alternatif strategi yang dapat
diterapkan yaitu meningkatkan produk dengan terbukanya inovasi dan adanya
kepercayaan konsumen, membuat kemasan yang menarik supaya respon konsumen
tinggi, meningkatkan daya saing melalui koperasi atau asosiasi untuk pemasaran
bersama, dan melakukan perluasan pasar dengan memanfaatkan teknologi informasi
berupa internet. QSPM menghasilkan prioritas strategi yang baik untuk diterapkan
adalah meningkatkan daya saing melalui koperasi atau asosiasi untuk pemasaran
bersama.
Kata kunci: Usahatani, EFE, IFE, QSPM, SWOT

105
Wahid Abdil M., Minar F., Emi W. : Strategi Pengembangan Usahatani Gula ….

PENDAHULUAN maupun sebagai kelebihan. Aroma tersebut


membuat gula kelapa kurang cocok digunakan
Produk perkebunan yang banyak ditemui dalam untuk pemanis pada bahan pangan yang sensitif
keseharian masyarakat Indonesia salah satunya terhadap aroma tertentu, namun di sisi lain
adalah tanaman kelapa. Tanaman kelapa aroma tersebut juga disukai oleh sebagian
memiliki banyak manfaat yang memberikan konsumen (Rizki, 2014).
nilai tambah pada pendapatan masyarakat. Salah satu Kabupaten yang
Hampir semua bagian dari tanaman kelapa memanfaatkan tanaman kelapa dan turunannya
dapat dimanfaatkan, mulai dari akar sampai nira menjadi produk unggulan yaitu Kabupaten
kelapa yang dapat digunakan sebagai obat- Kebumen. Kabupaten Kebumen merupakan
obatan, papan, atap rumah, berbagai kerajinan kabupaten yang terletak di Propinsi Jawa
tangan, bahan bakar, maupun media cetak gula Tengah yang terletak di dataran rendah dan
kelapa. Salah satunya nira yang keluar dari pantai. Produk turunan tanaman kelapa di
tangkai bunga digunakan sebagai bahan baku Kabupaten Kebumen yang memiliki ekonomi
utama pembuatan gula kelapa (Rizki, 2014). tinggi adalah gula kelapa. Tanaman kelapa yang
Gula kelapa bisa dikonsumsi sebagai diolah menjadi gula kelapa umumnya disebut
bahan pemanis untuk makanan ataupun kelapa deres. Nira yang dihasilkan berasal dari
minuman sebagaimana bahan pemanis yang penyadapan bunga tanaman kelapa yang
lain seperti gula pasir, gula aren, gula siwalan, merupakan bahan utama pembuatan gula
dan sebagainya, namun juga digunakan sebagai kelapa.
bahan baku pada beberapa industri pangan Berdasarkan data Tabel 1 bisa diketahui
antara lain kecap dan minuman instan. Kecamatan Puring memiliki produksi deres dan
Dibanding dengan beberapa jenis gula yang lain sekaligus produksi gula kelapa yaitu dalam
gula kelapa memiliki kelebihan maupun 28.875 batang pohon kelapa deres
kekurangan. Gula kelapa memiliki aroma yang menghasilkan gula kelapa sebanyak 30.300,54
khas yang bisa dianggap sebagai kekurangan kuintal.

Tabel 1. Produksi Kelapa Deres dan Gula Kelapa di Kabupaten Kebumen Tahun 2014
Produksi
Luas Area Perkebunan
No Kecamatan Pohon Kelapa Gula Kelapa
Kelapa (Ha)
Deres (Btg) (Kwt)
1 Ayah 1.329 81.75 88.690,62
2 Buayan 1.267 14.012 16.692,75
3 Puring 1.721 28.875 30.300,54
4 Petanahan 2.635 24.254 23.698,39
5 Klirong 2.768 13.753 13.477,80
6 Buluspesantren 1.034 15.626 14.845,49
7 Ambal 1.358 11.876 13.725,80
8 Mirit 1.77 11.378 11.149,75
9 Bonorowo 629 4.876 4.778,59
10 Prembun 1.214 1.508 1.531,08
11 Rowokele 1.624 12.756 12.852,85
12 Sempor 1.932 8.877 10.465,11
13 Karanganyar 702 8.502 8.356,08
14 Karanggayam 1.172 2.627 2.024,48
15 Sadang 610 628 483,36
16 Karangsambung 895 - -
Sumber data: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kebumen

106
Wahid Abdil M., Minar F., Emi W. : Strategi Pengembangan Usahatani Gula ….

Luas area perkebunan kelapa, Kecamatan Penentuan key informan dalam penelitian
Puring lebih unggul dibanding Kecamatan ini dilakukan secara sengaja atau purposive
Ayah, yang bisa digunakan untuk sampling dengan mempertimbangkan nara
memperbanyak tanaman kelapa deres yang ada sumber yang dipilih memiliki kontribusi yang
pada Kecamatan Puring. besar dalam perumusan strategi pengembangan
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat usahatani gula kelapa di Kecamatan Puring
dirumuskan permasalahan yang akan dikaji Kabupaten Kebumen. Key Informan yang
sebagai berikut (1) Berapa besarnya pendapatan dipilih yakni Kepala Dinas Perindustrian dan
usahatani gula kelapa di Kecamatan Puring Perdagangan Kabupaten Kebumen, prosuden
Kabupaten Kebumen? (2) Apa saja faktor- gula kelapa, konsumen gula kelapa, pedagang
faktorinternaldaneksternalbagiusahatani gula gula kelapa, dan pengepul gula kelapa. Kelima
kelapa di Kecamatan Puring Kabupaten key informan tersebut memberikan bobot dan
Kebumen? (3) Alternatif strategi apa saja yang nilai untuk matriks IFE dan EFE dan pemberian
memungkinkan untuk diterapkan dalam nilai QSPM dilakukan oleh Kepala Dinas
pengembangan usahatani gula kelapa di Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen? Kebumen.
(4) Prioritas strategi apa yang memungkinkan
untuk diterapkan dalam pengembangan HASIL DAN PEMBAHASAN
usahatani gula kelapa di Kecamatan Puring
Kabupaten Kebumen? Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Kabupaten kebumen secara administrative
Mengetahui besarnya pendapatan usahatani terbagi menjadi 26 Kecamatan, salah satunya
gula kelapa di Kecamatan Puring Kabupaten adalah Kecamatan Puring. Kecamatan Puring
Kebumen. (2) Mengetahui faktor-faktor internal terbagi menjadi 23 Desa, 98 RW, 120 RT, dan
dan eksternal bagi usahatani gula kelapa di 1241 Dusun. Terletak antara 70 – 8’ Lintang
Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen. (3) Selatan dan -1070 – 110’ Bujur Timur. Untuk
Merumuskan alternatif strategi yang batas wilayahnya sebagai berikut:
memungkinkan untuk diterapkan dalam Sebelah Utara : Kecamatan Kuwarasan,
pengembangan usahatani gula kelapa di Kecamatan Adimulyo
Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen. (4) Sebelah Timur : Kecamatan Petanahan
Mengetahui prioritas strategi yang Sebelah Selatan : Samudra Hindia
memungkinkan untuk diterapkan dalam Sebelah Barat : Kecamatan Buayan
pengembangan usahatani gula kelapa di Kecamatan Puring merupakan Kecamatan yang
Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen. terletak di daerah pesisir pantai, sekitar 30 Km
jarak dari Kota Kebumen. Dari 23 Desa hanya 4
METODE PENELITIAN desa yang memproduksi gula kelapa dan
diambil 3 desa yaitu Tambakmulyo, Surorejan,
Metode yang digunakan penelitian ini adalah dan Sidoharjo.
metode deskriptif. Menurut Totok Mardikanto
(2011), dalam arti sempit penelitian deskriptif Pendapatan Usahatani Gula Kelapa
diartikan sebagai penelitian yang hanya Biaya usahatani
menunjukan gambaran, uraian atau rincian Usahatani adalah bentuk pengorganisasian dan
tentang gejala atau objek yang akan diteliti. pengelolaan aset serta tata cara yang dilakukan
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 dalam bidang pertanian dengan tujuan untuk
dengan menggunakan data primer. menambah kesejahteraan dan memperbaiki
Lokasi penelitian dipilih secara sengaja taraf kehidupan petani (Hanna, 2014).
(purposif), yaitu obyek yang dipilih karena Biaya tetap
alasan-alasan diketahuinya sifat-sifat obyek itu Biaya tetap dalam usahatani gula kelapa
(Totok Mardikanto, 2011). Penelitian ini adalah penyusutan, pajak tanah dan bangunan,
dilakukan pada usahatani gula kelapa yang serta listrik.
berlokasi di Kecamatan Puring Kabupaten
Kebumen.

107
SEPA : Vol. 14 No.2 Februari 2018 : 105 – 113 ISSN : 1829-9946

Tabel 2. Biaya Tetap Rata-rata Usahatani Gula Pendapatan


Kelapa di Kecamatan Puring Kabupaten
Kebumen Juni 2015 – Juni 2016 Tabel 5. Pendapatan Rata-rata Usahatani Gula
Nama Biaya Tetap Jumlah Biaya (Rupiah) Kelapa Di Kecamatan Puring Kabupaten
Kebumen pada Juni 2015 – Juni 2016
Penyusutan 3.453.100
No Jenis Total
Pajak Tanah dan Bangunan 30.5
1 Penerimaan 43.848.000
Listrik 296
2 Biaya Total 6.524.600
Total Biaya Tetap 3.779.600
Pendapatan 37.323.400
Sumber: Analisis Data Primer, 2016
Sumber: Analisis Data Primer, 2016
Biaya variabel
Karakteristik Gula Kelapa
Tabel 3. Biaya Variabel Rata-rata Pengeluaran Produsen Gula Kelapa
Usahatani Gula Kelapa di Kecamatan Penelitian ini dilakukan dengan wawancara
Puring Kabupaten Kebumen Juni 2015 – kepada 30 produsen gula kelapa, pengepul,
Juni 2016 pedangan pengecer, rumah makan, ibu rumah
No Biaya Jumlah (Rp) tangga, dan dinas perindustrian dan
perdagangan. Lama usahatani gula kelapa di
1 Nira 0
Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen rata-
2 Obat Gula 720 rata adalah 7 tahun. Sebagian besar usia
3 Transportasi 549 produsen adalah 35 samapi 40 tahun, dengan
tingkat pendidikan yang rendah yaitu SMP.
4 Kayu Bakar 270
Pengusaha gula kelapa umumnya memiliki
5 Sekam 486 karakteristik berupa industri skala rumah tangga
6 Lain-lain (minyak dan gula pasir) 720
dengan tenaga kerja berasal dari anggota
keluarga.
Total Biaya Variabel 2.745.000
Sumber: Analisis Data Primer, 2016 Proses Produksi Gula Kelapa
Produsen gula kelapa di Kecamatan Puring
Biaya total rata-rata produksi usahatani tidaklah sulit mencari bahan baku nira.Setiap
gula gula kelapa di Kecamatan Puring pagi hari sekitar pukul 06.00-08.00 mengambil
Kabupaten Kebumen dari 30 responden adalah hasil deresan, pukul 08.00-16.00 memasak nira
sebagai berikut: dan pencetakan, dan pukul 16.00 memangkas
manggar pohon kelapa yang akan diambil
TC = TFC + TVC niranya dikeesokan harinya. dikeesokan
TC= Rp 3.779.600 + Rp 2.745.000 harinya.
= Rp 6.524.600,00
Analisis Faktor Internal dan Eksternal
Penerimaan Berdasarkan hasil analisis faktor internal dan
eksternal maka dapat diidentifikasikan
Tabel 4. Penerimaan Rata-rata Hasil Penjualan Gula kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
Kelapa di Kecamatan Puring Kabupaten Adapun faktor-faktor tersebut yaitu identifikasi
Kebumen pada Juni 2015 – Juni 2016 faktor kekuatan: bahan baku mudah didapatkan,
Jumlah Harga per proses produksi mudah, modal tercukupi,
No Produk Jumlah (Rp)
(Kg) Kg (Rp) produsen terbuka terhadap inovasi, dan kualitas
produk tinggi; identifikasi faktor kelemahan:
Gula Kelapa
1 3.132 14 43.848.000 jumlah produksi tidak menentu, kemasan
Batok
produk kurang menarik, belum ada
Total 43.848.000 pemanfaatan teknologi informasi dan alat
Sumber: Analisis Data Primer, 2016 produksi masih tradisional; identifikasi faktor
peluang: permintaan tinggi, respon penduduk

108
SEPA : Vol. 14 No.2 Februari 2018 : 105 – 113 ISSN : 1829-9946

baik, kepercayaan konsumen tinggi, dan Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui


tumbuhnya kesadaran konsumen bahwa posisi internal usahatani gula kelapa di
mengkonsumsi pangan organik; dan identifikasi Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen
faktor ancaman: pengaruh cuaca terhadap termasuk rata-rata, hal ini ditunjukan dengan
kualitas produk buruk, peran nyata pemerintah nilai total skor bobot sebesar 2,9215. Nilai ini
kurang dirasakan produsen, tidak adanya menunjukan bahwa posisi internal usahatani
koperasi atau asosiasi untuk pemasaran gula kelapa cukup kuat dimana kekuatan yang
bersama, kurangnya sarana prasarana jalan, dan ada sudah dapat mengatasi kelemahan di
adanya gula cor sebagai pesaing pasar. usahatani gula kelapa tersebut. Berdasarkan
Tabel 7 dapat diketahui bahwa sentra gula
Analisis Matriks IFE dan Matriks EFE kelapa di Kecamatan Puring memiliki potensi
Berdasarkan analisis lingkungan eksternal dan yang responsive untuk menghadapi ancaman.
internal tersebut dapat diidentifikasikan ke Hal ini ditunjukan dengan nilai skor bobot yaitu
dalam faktor-faktor yang memiliki pengaruh 2,886, sehingga usahatani gula kelapa dapat
terhadap kesuksesan atau kegagalan pada dikatakan cukup berhasil, mampu menarik
kegiatan pengembangan usahatani gula kelapa keuntungan dari peluang eksternal dan
di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen. menghindari ancaman yang menghadang
Identifikasi faktor-faktor terdapat pada tabel 6, usahataninya.
yang dirangkum dalam matriks IFE dan EFE.

Tabel 6. Matriks IFE Usahatani Gula Kelapa di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen
No Faktor-faktor Stategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating
1 Bahan baku mudah didapatkan 0,1376 3 0,4128
2 Proses produksi mudah 0,1294 3 0,3882
3 Modal tercukupi 0,1551 3 0,4653
4 Produsen terbuka terhadap inovasi 0,1380 4 0,5520
5 Kualitas produk tinggi 0,1725 4 0,6900
6 Jumlah produksi tidak menentu 0,0689 2 0,1378
7 Kemasan produk kurang menarik 0,0518 1 0,0518
8 Belum ada pemanfaatan teknologi informasi 0,0692 1 0,0692
9 Alat produksi masih tradisional 0,0775 2 0,1550
Total 1,000 29,215
Sumber: Analisis Data Primer, diolah

Tabel 7. Matriks EFE Usahatani Gula Kelapa di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen
No Faktor-faktor Stategi Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating
1 Permintaan tinggi 0,1889 4 0,7556
2 Respon penduduk baik 0,1508 3 0,4524
3 Kepercayaan konsumen tinggi 0,1417 3 0,4251
4 Tumbuhnya kesadaran konsumen mengkonsumsi pangan organik 0,1599 4 0,6396
5 Pengaruh cuaca terhadap kualitas produk buruk 0,0473 1 0,0473
6 Peran nyata pemerintah kurang dirasakan produsen 0,0944 2 0,1888
7 Tidak adanya koperasi atau asosiasi untuk pemasaran bersama 0,0568 1 0,0568
8 Kurangnya sarana prasarana jalan 0,0849 2 0,1698
9 Adanya gula cor sebagai pesaing pasar 0,0753 2
Total 1,000 2,886
Sumber: Analisis Data Primer, diolah

109
Wahid Abdil M., Minar F., Emi W. : Strategi Pengembangan Usahatani Gula ….

Analisis Matriks IE Nilai total skor rata-rata pada matriks IFE


Matriks IE adalah alat untuk menentukan posisi sebesar 2,9215, sedangkan matriks EFE sebesar
suatu perusahaan didasarkan pada analisis 2,886. Hasil dari pencocokan nilai tersebut
eksternal internal perusahaan(David, 2004). diketahui bahwa usahatani gula kelapa berada
Berdasarkan nilai yang dibobotkan dalam pada sel V yang merupakan strategi
matriks IFE dan matriks EFE, sehingga dapat pertahankan dan pelihara. Strategi yang dapat
diketahui potensi usahatani gula kelapa di diterapkan pada sel V adalah strategi penetrasi
Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen dalam pasar dan pengembangan produk.
matriks IE yang terdapat paga gambar dibawah
ini. Analisis Matriks SWOT
TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG IE Analisis SWOT (Strength, Weakness,
Internal Kuat Rata-rata Lemah Opportunities, Threats) adalah salah satu teknik
Eksternal 4,00 3,00 2,00 1,00 untuk merumuskan strategi terbaik (Kalpande et
Tinggi
al, 2010). Beberapa alternatif strategi yang
I II III dapat di gunakan untuk mengembangkan
3,00
usahatani gula kelapa di Kecamatan Puring
Rata-rata Kabupaten Kebumen, antara lain:
IV V VI
2,00
Rendah
VII VII IX
1,00

Gambar 1. Matriks IE Usahatani Gula Kelapa di


Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen

Tabel 8. Alternatif Strategi Matriks SWOT Pengembangan Usahatani Gula Kelapa Kecamatan Puring
Kabupaten Kebumen
Kekuatan-S Kelemahan-W
1. Bahan baku mudah 1. Jumlah produk tidak menentu
2. Proses produksi mudah 2. Kemasan produk kurang menarik

3. Modal tercukupi 3. Belum ada pemanfaatan teknologi informasi

4. Produsen terbuka terhadap inovasi 4. Alat produksi masih tradisional


5. Kualitas produk tinggi

Peluang-O Strategi S-O Strategi W-O


1. Meningkatkan kualitas produk dan Sumber 1. Membuat kemasan yang menarik supaya
1. Permintaan Tinggi Daya Manusia untuk memenuhi permintaan respon konsumen tinggi.
2. Respon penduduk baik pasar.
(S1, S2, S3, O1, O2, O4, O5) (W2, W4, O1, O3)
2. Meningkatkan produk dengan terbukanya 2. Memanfaatkan teknologi internet supaya
3. Kepercayaan konsumen tinggi
inovasi dan adanya kepercayaan konsumen. gula kelapa lebih dikenal masyarakat umum.
4. Tumbuhnya kesadaran konsumen
(S4, S5, O3) (W1,W3, O2, O4)
mengkonsumsi pangan organik
Ancaman-T Strategi S-T Strategi W-T
1. Melakukan perluasan pasar dengan
1. Meningkatkan daya saing melalui koperasi
1. Pengaruh cuaca terhadap produk buruk memanfaatkan teknologi informasi berupa
atau asosiasi pemasaran bersama.
internet.
2. Peran nyata pemerintah kurang
(S1, S2, S5, T1, T4, T5) (W1, W2, W3, W4, T1)
dirasakan produsen
2. Meningkatkan keaktifan produsen dalam 2. Mengoptimalkan produksi gula kelapa
3. Kurangnya sarana prasarana jalan program pemerintah terkait perbaikan akses unggulan daerah agar lebih di dukung
jalan. pemerintah.
4. Tidak adanya koperasi atau asosiasi
(S3, S4, T2, T3) (W1, T2, T3, T4, T5)
untuk pemasaran bersama
5. Adanya gula cor sebagai pesaing pasar
Sumber: Analisis Data Primer, diolah
Keterangan : S = Strenght O = Opportunity
W = Weakness T = Threats

110
Wahid Abdil M., Minar F., Emi W. : Strategi Pengembangan Usahatani Gula ….

Prioritas Strategi (Analisis Matriks QSP) Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen. Empat
Quantitative Strategic Planning Matrix alternatif terbaik yang dipilih dari delapan
(QSPM) menggambarkan alternatif strategi alternatif strategi yang didapatkan dari matriks
terbaik yang dapat digunakan dari hasil analisis SWOT dengan pertimbangan bahwa terbaik
faktor internal eksternal (IE) dan analisis dapat dilaksanakan oleh setiap produsen.
SWOT (Sevenpri dan Linda, 2014). Strategi Strategi yang dipilih masuk ke QSPM. Strategi
SWOT menghasilkan delapan alternatif strategi tersebut adalah:
untuk mengembangkan usahatani gula kelapa di

Tabel 9. Qualitative Strategi Planning Matrix (QSPM) Pengembangan Usahatani Gula Kelapa di Kecamatan
Puring Kabupaten Kebumen
Alternatif Strategi
No Faktor-faktor Strategi Bobot 1 2 3 4
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Kunci Internal
1 Bahan baku mudah didapatkan 0,1376 2 0,2752 3 0,4128 4 0,5504 1 0,1376
2 Proses produksi mudah 0,1294 3 0,3882 2 0,2588 4 0,5176 1 0,1294
3 Modal tercukupi 0,1551 1 0,1551 2 0,3102 3 0,4653 4 0,6204
4 Produsen terbuka terhadap 0,1380 2 0,2760 3 0,4140 4 0,5520 1 0,1380
inovasi
5 Kualitas produk tinggi 0,1725 3 0,5175 1 0,1725 3 0,5175 4 0,6900
6 Jumlah produksi tidak menentu 0,0689 2 0,1378 1 0,0689 3 0,2067 4 0,2756
7 Kemasan produk kurang menarik 0,0518 2 0,1036 3 0,1554 4 0,2072 1 0,0518
8 Belum ada pemanfaatan teknologi 0,0692 3 0,2076 2 0,1384 4 0,2768 1 0,0692
informasi
9 Alat produksi masih tradisional 0,0775 4 0,3100 3 0,2325 1 0,0775 2 0,1550
Total Bobot 1,000 29,482 21,635 33,710 29,220
Faktor Kunci Eksternal
1 Permintaan tinggi 0,1889 3 0,5667 2 0,3778 4 0,7556 1 0,1889
2 Respon penduduk baik 0,1508 3 0,4524 2 0,6032 4 0,6032 1 0,1508
3 Kepercayaan konsumen tinggi 0,1417 2 0,2834 1 0,1417 3 0,4251 4 0,5668
4 Tumbuhnya kesadaran konsumen 0,1599 3 0,4797 1 0,1599 4 0,6396 2 0,3198
mengkonsumsi pangan organic
5 Pengaruh cuaca terhadap kualitas 0,0473 3 0,1419 1 0,0473 4 0,1892 2 0,0946
produk buruk
6 Peran nyata pemerintah kurang 0,0944 3 0,2832 1 0,0944 2 0,1888 4 0,3776
dirasakan produsen
7 Tidak adanya koperasi atau 0,0568 2 0,1136 4 0,2272 3 0,1704 1 0,0568
asosiasi untuk pemasaran bersama
8 Kurangnya sarana prasarana jalan 0,0849 1 0,0849 4 0,3396 2 0,1698 3 0,2547
9 Adanya gula cor sebagai pesaing 0,0753 3 0,2259 4 0,3012 1 0,0753 2 0,1506
pasar
Total Bobot 1,000 26,317 19,907 32,170 21,606
Total nilai Daya Tarik 50,027 41,542 65,880 44,276
Tipe Strategi S-O W-O S-T W-T
Sumber: Analisis Data Primer, diolah

111
Wahid Abdil M., Minar F., Emi W. : Strategi Pengembangan Usahatani Gula ….

Keterangan: 37.323.400,00. (2) Faktor-faktor internal dan


AS = Atractiveness Score eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan,
TAS = Total Attractiveness Score peluang dan ancaman dalam pengembangan
Strategi 1 = Meningkatkan produk dengan usahatani gula kelapa di Kecamatan Puring
terbukanya inovasi dan adanya Kabupaten Kebumen adalah (a) Faktor-faktor
kepercayaan konsumen internal yang menjadi kekuatan adalah bahan
Strategi 2 = Membuat kemasan yang menarik baku mudah didapatkan, proses produksi
supaya respon konsumen tinggi mudah, modal tercukupi, produsen terbuka
Strategi 3 = Meningkatkan daya saing terhadap inovasi, dan kualitas produk tinggi.(b)
melalui koperasi atau asosiasi Faktor-faktor internal yang menjadi kelemahan
untuk pemasaran bersama adalah jumlah produk tidak menentu, kemasan
Strategi 4 = Melakukan perluasan pasar produk kurang menarik, belum ada
dengan memanfaatkan teknologi pemanfaatan teknologi informasi dan alat
informasi berupa internet produksi masih tradisional. (c) Faktor-faktor
eksternal yang menjadi peluang adalah
Berdasarkan hasil perhitungan QSPM permintaan tinggi, respon penduduk baik,
yang telah dilakukan seperti yang tertulis dalam kepercayaan konsumen tinggi, dan tumbuhnya
tabel di atas dapat diketahui bahwa strategi kesadaran konsumen mengkonsumsi pangan
meningkatkan produk dengan terbukanya organik. (d) Faktor-faktor eksternal yang
inovasi dan adanya kepercayaan konsumen menjadi ancaman adalah pengaruh cuaca
memperoleh total nilai sebesar 5,0027. Strategi terhadap kualitas produk buruk, peran nyata
membuat kemasan yang menarik supaya respon pemerintah kurang dirasakan produsen, tidak
konsumen tinggi memperoleh total nilai 4,1542. adanya koperasi atau asosiasi untuk pemasaran
Strategi melakukan perluasan pasar dengan bersama, kurangnya sarana prasarana jalan, dan
memanfaatkan teknologi informasi berupa adanya gula cor sebagai pesaing pasar.(3)
internet memperoleh nilai sekor 4,4276. Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam
Sedangkan untuk strategi meningkatkan daya pengembangan usahatani gula kelapa di
saing melalui koperasi atau asosiasi untuk Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen yaitu
pemasaran bersamamemperoleh nilai skor (a) Strategi S-O yaitu meningkatkan kualitas
6,5880. Hasil perhitungan tersebut menunjukan produk dan Sumber Daya Manusia untuk
bahwa strategi yang paling baik untuk memenuhi permintaan pasar dan meningkatkan
diterapkan diantara keempat strategi yang ada produk dengan terbukanya inovasi dan adanya
adalahmeningkatkan daya saing melalui kepercayaan konsumen. (b) Strategi W-O yaitu
koperasi atau asosiasi untuk pemasaran membuat kemasan yang menarik supaya respon
bersama. Strategi meningkatkan daya saing konsumen tinggi dan memanfaatkan teknologi
melalui koperasi atau asosiasi untuk pemasaran internet supaya gula kelapa lebih dikenal
bersama di usahatani gula kelapa di Kecamatan masyarakat umum. (c) Strategi S-T yaitu
Puring Kabupaten Kebumen untuk meningkatkan daya saing melalui koperasi atau
mengembangkan usahanya karena memiliki asosiasi untuk pemasaran bersama dan
Total Attractiveness Score (TAS) tertinggi. meningkatkan keaktifan produsen dalam
program pemerintah terkait perbaikan akses. (d)
KESIMPULAN DAN SARAN Strategi W-T yaitu melakukan perluasan pasar
dengan memanfaatkan teknologi informasi
Kesimpulan berupa internet dan mengoptimalkan produksi
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Strategi gula kelapa unggulan daerah agar lebih di
Pengembangan Gula Kelapa Di Kecamatan dukung pemerintah. (4) Prioritas strategi yang
Puring Kabupaten Kebumen, didapatkan dapat diterapkan dalam pengembangan
kesimpulan (1) Besarnya biaya total yang usahatani gula kelapa di Kecamatan Puring
dikeluarkan oleh usahatani gula kelapa di Kabupaten Kebumen berdasarkan matriks QSP
Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen pada adalah meningkatkan daya saing melalui
bulan Juni 2015 sampai Juni 2016 sebesar Rp koperasi atau asosiasi untuk pemasaran
6.524.600,00, penerimaan sebesar Rp bersama.
43.848.000,00, maka pendapatannya sebesar Rp

112
SEPA : Vol. 14 No.2 Februari 2018 : 105 – 113 ISSN : 1829-9946

Saran Mardikanto, Totok. 2011. Metoda Penelitian


Berdasarkan kesimpulan yang didapatkan dari dan Evaluasi Agribisnis. Jurusan/
penelitian Strategi Pengembangan Usahatani Program Studi Agribisnis Fakultas
Gula Kelapa Di Kecamatan Puring Kabupaten Pertanian Universitas Sebels Maret.
Kebumen dapat diberikan saran adalah Surakarta.
produsen dan pedagang gula kelapa yang ada di
Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen Nurhasanah, Hanna. 2014. Pengaruh Usahatani
seharusnya mengadakan koperasi atau asosiasi Gula Kelapa Terhadap Tingkat
untuk pemasaran gula kelapa bersama. Koperasi Kesejahteraan Pengrajin Gula Kelapa Di
juga bisa sebagai wadah belajar bersama, Kecamatan Cikalong Kabupaten
bekerja sama, menghadapi masalah bersama Tasikmalaya. Jurusan Pendidikan
dan bisa merubah posisi tawar sehingga Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu
mendapat harga gula kelapa yang lebih baik. Pengetahuan Sosial Universitas
Pendidikan Indonesia. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Rizki, Puspa Andhani. 2014. Strategi
David, F. R. 2004. Manajemen Strategi Konsep. Pemasaran Gula Kelapa Organik di
Terjemah Edisi 12. Salemba Empat. Desa Darensari Kecamatan Bagelan
Jakarta. Kabupaten Purworejo. Skripsi Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret.
Kalpande, S. Gupta, R. Dandekar, M. 2010. A Surakarta.
SWOT Analysis Of Small And Medium
Scale Enteprises Implementing Total Sevenpri, C. Linda. 2014. QSPM and 7C’s
Quality Management. International Strategy for e-SCM Implementation
Journal of Business, Management and Strategy. International Journal of
Social Sciences, 1(1): 59-64. Multimedia and Ubiquitous Engineering,
9(1): 11- 18.

113

S-ar putea să vă placă și