Sunteți pe pagina 1din 10

1

Analisa Laporan Keuangan Menilai Pencapaian Keberhasilan Kinerja


Keuangan PT. Pos Indonesia (Persero) Kota Cirebon
Yuda Bakti Purnawana,*, Endah Budiastutib, Agus Yudiantoc

a Program Studi Akuntansi, STIE Cirebon, yudabakti@yahoo.co.id


b Program Studi Akuntansi, STIE Cirebon, endahbudiastuti@yahoo.co.id
c Program Studi Akuntansi, STIE Cirebon, agusyudianto9@gmil.com

ABSTRACT

This study aims to determine: (1) SOE performance at PT. Pos Indonesia (Persero) in 2012 viewed
from the ratio of liquidity, (2) the performance of SOEs at PT. Pos Indonesia (Persero) in 2012 in
terms of activity ratio, (3) SOE performance at PT. Pos Indonesia (Persero) in 2012 in terms of
profitability ratios, (4) SOE performance at PT. Pos Indonesia (Persero) in 2012 in terms of
profitability ratio.
The object of this study is the financial statements of PT. Pos Indonesia (Persero), which is the
position of 2012 financial statements, income statement in 2012 and the report of changes in
equity in 2012. This research data obtained through documentation. This research includes
descriptive research. Data analysis method used is descriptive analysis using Ministerial Decree of
BUMN No: KEP-100 / MBU / 2002.
The results showed that: (1) Cash Ratio / Ratio Cash PT. Pos Indonesia (Persero) in 2012 shows
that the company has a healthy ability in the provision of cash to finance the company's operations,
(2) Current Ratio / Current Ratio PT. Pos Indonesia (Persero) in 2012 shows the unhealthy
condition because not all current assets can cover all of its current liabilities, (3) Inventory
Turnover (PP) PT. Pos Indonesia (Persero) year
2012 shows the operational effectiveness of the company in a healthy state, (4) Collection Periods
(CP) PT. Pos Indonesia (Persero) in 2012 indicates that the performance of the company in
conducting receivables trade receivables have a healthy ability, (5) ROI PT. Pos Indonesia
(Persero) in 2012 shows that the company's performance is still less healthy in generating earnings
before interest, taxes and depreciation, (6) ROE PT. Pos Indonesia (Persero) in 2012 shows that
the company's performance is less healthy in managing its activities, (7) Total Asset Turn Over
Turnover (TATO) of PT. Pos Indonesia (Persero) in 2012 shows that the company's ability in a
less healthy to generate revenue supported by the assets of the company available, (8) Low ratio of
TMS to TA PT. Pos Indonesia (Persero) in 2012 shows that the achievement of own capital to total
assets in a less healthy to manage the two komponon.

Keywords: Financial Report, Financial Performance

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kinerja BUMN pada PT. Pos Indonesia
(Persero) tahun 2012 ditinjau dari rasio likuiditas, (2) kinerja BUMN pada PT. Pos Indonesia
(Persero) tahun 2012 ditinjau dari rasio aktivitas, (3) kinerja BUMN pada PT. Pos Indonesia
(Persero) tahun 2012 ditinjau dari rasio profitabilitas, (4) kinerja BUMN pada PT. Pos Indonesia
(Persero) tahun 2012 ditinjau dari rasio rentabilitas.
Objek penelitian ini adalah laporan keuangan PT. Pos Indonesia (Persero) yaitu
laporan posisi keuangan tahun 2012, laporan laba rugi tahun 2012 dan laporan perubahan ekuitas
tahun 2012. Data penelitian ini diperoleh melalui dokumentasi. Penelitian ini termasuk penelitian
2

deskriptif. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan
Keputusan menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Cash Ratio/Rasio Kas PT. Pos Indonesia
(Persero) tahun 2012 menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan yang sehat
dalam penyediaan dana tunai untuk membiayai operasi perusahaan, (2) Current Ratio/Rasio
Lancar PT. Pos Indonesia (Persero) tahun 2012 menunjukkan kondisi kurang sehat karena
belum seluruh aktiva lancar dapat menutupi seluruh kewajiban lancarnya, (3) Perputaran
Persediaan (PP) PT. Pos Indonesia (Persero) tahun
2012 menunjukkan efektivitas operasional perusahaan dalam keadaan yang sehat, (4) Collection
Periods (CP) PT. Pos Indonesia (Persero) tahun 2012 menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
dalam melakukan pencairan piutang usaha mempunyai kemampuan yang sehat, (5) ROI PT. Pos
Indonesia (Persero) tahun 2012 menunjukkan bahwa kinerja perusahaan masih kurang sehat
dalam menghasilkan laba sebelum bunga, pajak dan penyusutan, (6) ROE PT. Pos Indonesia
(Persero) tahun 2012 menunjukkan bahwa kinerja perusahaan kurang sehat dalam mengelola
kegiatannya, (7) Perputaran Total Aset/ Total Asset Turn Over (TATO) PT. Pos Indonesia
(Persero) tahun 2012 menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam keadaan yang kurang
sehat untuk menghasilkan pendapatan dengan didukung oleh aset perusahaan yang tersedia, (8)
Rendahnya rasio TMS terhadap TA PT. Pos Indonesia (Persero) pada tahun 2012 ini
menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa pencapaian modal sendiri terhadap total aktiva dalam
keadaan yang kurang sehat guna mengelola kedua komponon tersebut.

Kata Kunci: Laporan Keuangan, Kinerja Keuangan

1. Pendahuluan terus bersaing dengan moda angkutan lain


di Indonesia. Dengan demikian penulis
PT. Pos Indonesia (Persero) atau
mengangkat judul : “ANALISA
disingkat dengan Pos Indonesia adalah
LAPORAN KEUANGAN MENILAI
salah satu BUMN yang melayani jasa
PENCAPAIAN KEBERHASILAN
pengiriman paket dan surat, di bawah
KINERJA KEUANGAN PT. POS
lingkungan PT. Pos Indonesia (Persero)
INDONESIA (PERSERO) KOTA
yang berada di bawah Direksi PT. Pos
CIREBON”.
Indonesia (Persero) dipimpin oleh seorang
Executive Vice President (EVP) yang
berada di bawah dan bertanggung jawab 2. Metode Penelitian, Sumber Data
kepada Direksi PT. Pos Indonesia (Persero)
a. Metode Penelitian
juga merupakan satu-satunya Kantor
Cabang dengan okupansi tertinggi, yaitu Menurut Sugiyono, (2013 : 4)
pengiriman jasa paket dan pengiriman uang pengertian metode penelitian adalah sebagai
menempati posisi ke-3. berikut : “Metode penelitian pada dasarnya
Laporan keuangan merupakan merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
salah satu acuan untuk mengetahui laba data yang valid dengan tujuan dapat
atau rugi yang didapat perusahanaan setelah ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan
beroperasi selama setahun berjalan. Setiap suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya
perusahaan ingin mengetahui dapat digunakan untuk memahami,
perkembangan usahanya agar dapat menilai memecahkan dan mengantisipasi masalah.”
keberhasilan pencapaian yang telah dijalani Cara ilmiah disini berarti kegiatan
selama setahun terakhir tidak menutup penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri
kemungkinan pada BUMN juga. PT. Pos keilmuan yaitu rasional, empiris, dan
Indonesia (Persero) , sebagai BUMN juga sistematik. Rasional berarti kegiatan
menetapkan standarisasi pelayanan penelitian dilakukan dengan cara-cara masuk
terhadap penumpang untuk lebih akal, sehingga terjangkau oleh penalaran
memanjakan dan memberi kenyamanan manusia, sehingga orang lain dapat
extra dalam pengiriman paket, surat dan mengamati dan mengetahui cara-cara yang
uang. Dengan pelayanan yang lebih baik, digunakan. Sedangkan sistematis artinya
pengiriman paket, surat dan uang dapat proses yang digunakan dalam penelitian
3

menggunakan langkah yang bersifat logis. Observasi merupakan suatu proses


Menurut Sugiyono (2013:21) dapat yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
didefinisikan bahwa : berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua
“Metode Deskriptif adalah suatu di antara yang terpenting adalah proses-proses
metode yang digunakan untuk menggambar pengamatan dan ingatan (Sutrisno Hadi dalam
atau menganalisis suatu hasil penelitian Sugiyono, 2013:145).
tetapi tidak digunakan untuk membuat Teknik Dokumentasi,
kesimpulan yang lebih luas.” Dokumen merupakan catatan
Metode penelitian yang peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
digunakan penulis dalam menyusun tugas berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
akhir ini adalah metode deskriptif yaitu monumental dari seorang. Dokumen yang
metode yang mengungkapkan gambaran berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
masalah yang terjadi saat penelitian ini sejarah kehidupan (life histories), ceritera,
berlangsung dengan mengumpulkan data dari biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang
PT. Pos Indonesia (Persero) Cirebon yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar
kemudian disusun, sehingga dapat dibuat hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang
kesimpulan dan saran dengan tujuan untuk berbentuk karya misalnya karya seni, yang
memberikan deskripsi yang sistematis dan dapat berupa gambar, patung, film dan lain-
akurat mengenai objek yang diteliti. lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari
Metode ini juga dapat dikatakan penggunaan metode observasi dan wawancara
sebagai suatu penulisan yang dalam penelitian kualitatif (Sugiyono,
menggambarkan keadaan yang sebenarnya 2013:240).
tentang objek yang diteliti menurut keadaan Triangulasi
yang sebenarnya pada saat penelitian Dalam teknik pengumpulan data,
berlangsung. triangulasi diartikan sebagai teknik
b. Sumber Data pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik
Menurut (Sugiyono, 2013), pengumpulan data dan sumber data yang telah
mengartikan populasi sebagai wilayah ada.
generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek Pada Penelitian Saya Teknik Pengumpulan
yang mempunyai kualitas dan karakteristik Data yang saya gunakan yaitu Teknik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk Dokumentasi memakai analisa laporan
dipelajari dan kemudian ditarik keuangan menilai pencapaian keberhasilan
kesimpulannya. Penelitian ini mengambil kinerja keuangan PT. Pos Indonesia (Persero)
periode analisis dari tahun 2010 sampai tahun Kota Cirebon selama periode penelitian 2013-
2015 di PT Pos Indonesia (Persero). 2015 telah memenuhi klasifikasi
Sampel dalam penelitian ini, yaitu perkembangan.
perhitungan harga pokok konstruksi dan
4. Teknik Anilisis Data
pelaksanaan pengecatan perusahaan jasa
konstruksi jalan Tol perusahaan PT. Jasa Proses analisis data dilakukan dengan
Marga, Tbk. yang listing di laporan keuangan mengkaji data-data yang didapat saat
periode tahun 2012. pengumpulan data (hasil wawancara,
3. Teknik Pengumpulan Data observasi, maupun analisis dokumen) dari data
hasil analisis ini diharapkan akan didapatkan
Teknik pengumpulan data merupakan data-data yang benar-benar dibutuhkan pada
langkah yang paling strategis dalam penelitian, saat perancangan sistem. Dalam penelitian ini
karena tujuan utama dari penelitian adalah menggunakan analisis sesuai hipotesis yang
mendapatkan data (Sugiyono,2013:224). saya kemukakan agar memberikan nilai positif.
Teknik Wawancara, Rumus yang digunakan sebagai berikut:
Wawancara merupakan pertemuan Likuiditas perusahaan, menunjukkan
dua orang untuk bertukar informasi dan ide kemampuan untuk membayar kewajiban
melalui tanya jawab, sehingga dapat finansial jangka pendek tepat pada
dikontruksikan makna dalam suatu topik waktunya. Likuiditas perusahaan
tertentu (Esterberg dalam Sugiyono, 2013:231). ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva
Teknik Pengamatan/Observasi, lancar yaitu aktiva yan mudah untuk diubah
menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga,
4

piutan, persediaan. Dengan menggunakan Keuangan PT. PLN (Persero) untuk tahun
laporan keuangan yang terdiri atas Neraca, 2012 adapun perhitungannya adalah sebagai
Laporan rugi-Iaba, laporan perubahan berikut :
modal maka rasio - rasio tersebut : a. Return On Equity (ROE)
a. Current Ratio

Tabe1 3.2 : Daftar skor penilaian ROE


Semakin tinggi current ratio ini
berarti semakin besar kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansial jangka endek. Aktiva lancar
yang dimaksud termasuk kas, piutang,
surat berharga dan persediaan. Dari
aktiva lancar tersebut, persediaan
merupakan aktiva lancar yang kurang
liquid dibanding dengan yang lain.
b. Acid Test Ratio

b. Return On Investment (ROI)

Rasio mi seperti halnya current


ratio, tetapi hanya memperhitungkan
aktiva lancar yang benar-benar liquid Tabel 3.3 Daftar Skor penilaian ROI
saja, yakni aktiva lancar di luar persediaan.
Pengertian likuiditas sebenamya
mengandung dua dimensi, yaitu :

1) waktu yang diperlukan untuk mengubah


aktiva menjadi kas, .

2) kepastian harga yang akan terjadi.

Dengan demiki an diantara ketiga


elemen aktiva lancar tersebut memang
piutang lebih likuid dibanding dengan
c. Cash Ratio
persediaan dan memerlukan waktu yang
lebih pendek untuk mengubah menjadi
kas.
Tabel 3.4 Daftar skor penilaian cash ratio

5. Pengujian Hipotesis
Data dalam penelitian ini dianalisis
dengan teknik analisis deskriptif yaitu
d. Current ratio
penelitian yang menggambarkan tentang suatu
keadaan atau peristiwa. Sedangkan alat untuk
mengukurnya adalah analisis likuiditas,
aktivitas, profitabilitas dan rentabilitas yaitu
mengukur kemampuan perusahaan memperoleh Tabel 3.5 Daftar skor penilaian current ratio
laba dari modal yang digunakan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha
Milik Negara dengan Nomor: KEP-
I00/MBU/2002, pada kasus ini peneliti hanya
melakukan pembahasan mengenai Aspek
5

Tabel 3.9 Daftar skor penilaian Rasio Modal


Sendiri terhadap Total Asset
e. Collection Periods (CP)

Tabel 3.6 Daftar skor penilaian Collection


Periods

Pada pembahasan ini aspek yang


digunakan hanya aspek keuangan pada PT.
f. Perputaran Persediaan Pos Indonesia rnaka penentuan kategori
penilaian tingkat kesehatan PT. Pos Indonesia
diinterpolasi dengan asumsi total nilai 50
Tabel 3.7 Daftar skor penilaian perputaran sarna dengan
persediaan 100%. Total nilai 50 ini diperoleh dari total
nilai maksimal yang ditentukan oleh
Kementrian BUMN dengan No: KEP-l
00/MBU/2002.

Dengan nilai interpolasi 50 ~ 100%


rnaka kategori penilaian tingkat kesehatan
BUMN sebagai berikut :

a. SEHAT, yang terdiri dari :

1. AAA apabila total (TS) lebih besar dari 47,5,


2. AA apabila 40 <TS<= 47,5,
3. A apabila 32,5 <TS<= 40.

b. KURANG SEHAT, yang terdiri dari :


g. Perputaran Total Asset/Total Asset Tum Over 1. BBB apabila 25 <TS<= 32,5,
(TATO) 2. BB apabila 20 <TS<= 25,
3. B apabila 15 <TS<= 20.

c. TIDAK SEHAT, yang terdiri dari :


1. CCC apabila 10 <TS<= 15,
Tabel 3.8 Daftar skor penilaian perputaran 2. CC apabila 5 <TS<= 10,
total asset

6. Hasil Pembahasan
Dalam penilaian aspek keuangan
berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No.
Kep-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002
menggunakan metode penilaian perhitungan
h. Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset rasio-rasio keuangan. Indikator-indikator
(TMS terhadap TA) perhitungan aspek keuangan adalah sebagai
berikut:

a. Rasio Kasl Cash Ratio

Rasio Kas PT. Pos Indonesia Cabang Cirebon


6

tahun 2012 adalah sebesar 30,85%. meneapai angka 92,01%, karena berada antara
Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN 90<=x<95% maka mendapatkan skor 1. Dengan
No. KEP- 100/MBU/2002 pada tanggal 4 pencapaian rasio lancar yang mendapatkan
Juni 2002, rnaka dapat dihitung skor untuk skor 1 ini menunjukkan bahwa belum seluruh
rasio kas adalah 2,5 karena rasio kas PT. Pos aktiva lancar yang dimiliki oleh PT. Pos
Indonesia Cabang Cirebon tahun 2012 mencapai Indonesia Cabang Cirebon ini dapat menutupi
angka 30,85%, karena antara 25<=x<35% maka seluruh kewajiban lancamya. Hal ini terjadi
mendapatkan skor 2,5. Dengan perolehan karena posisi akhir aktiva lancar PT. Pos
skor 2,5 maka rasio kas PT. Pos Indonesia Indonesia Cabang Cirebon lebih sedikit
Cabang Cirebon hampir rnendekati skor dibandingkan dengan posisi akhir kewajiban
tertinggi dari yang ditetapkan Kementrian lancamya. Berikut ini adalah perhitungan
BUMN yaitu dengan skor 3. Current Ratio PT. Pos Indonesia Cabang
Dengan peneapaian rasio kas yang Cirebon pada tahun 2012:
meneapai 30,85% ini menunjukkan bahwa
posisi kas pada akhir tahun lebih tinggi
daripada kewajiban laneamya. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai
kemampuan yang baik dalam penyediaan dana
tunai untuk membiayai operasi perusahaan atau
untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.
Berikut ini adalah perhitungan
Cash ratio PT. POS INDONESIA (Persero)
pada tahun 2012:

c. Perputaran Persediaan (PP)

Rasio Perputaran Persediaan PT. Pos Indonesia


Cabang Cirebon tahun 2012 adalah sebesar
26,26 hari. Berdasarkan Keputusan Menteri
BUMN No. KEP-100/MBU12002 pada tanggal
4 Juni 2002, maka dapat dihitung skor untuk
rasio perputaran persediaan adalah 4 karena rasio
perputaran persediaan PT. POS INDONESIA
(Persero) tahun 2012 mencapai angka 26,26
hari, karena berada antara x<=60 hari maka
mendapatkan skor 4. Dengan perolehan skor 4
maka rasto perputaran persediaan PT. POS
INDONESIA (Persero) memperoleh skor
tertinggi dari yang ditetapkan Kementrian
BUMN yaitu dengan skor 4.
Rasio perputaran persediaan ini
menunjukkan berapa lama persediaan itu
disimpan sebelum persediaan tersebut dijual
ataupun digunakan. Semakin cepat waktu
perputaran persediaan yang diperoleh
b. Rasio Lanearl Current Ratio maka semakin baik, apabila waktu yang
diperoleh perputaran persediaan terlalu tinggi
Rasio Lanear PT. Pos Indonesia Cabang Cirebon atau semakin lama dapat menandakan
adanya kekurangan persediaan ataupun
tahun 2012 adalah sebesar 92,01%.
Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN mengakibatkan adanya kerusakan pada
No. KEP- 100/MBU/2002 pada tanggal 4 persediaan yang tidak digunakan semakin
Juni 2002, maka dapat dihitung skor untuk banyak. Pencapaian tingkat perputaran
rasio lanear adalah 1 karena rasio Ianear PT. persediaan yang mencapai bobot angka
tertinggi yang ditetapkan oleh Kementrian
Pos Indonesia Cabang Cirebon tahun 2012
BUMN maka hal ini menunjukkan efektivitas
7

operasional perusahaan semakin baik karena


persediaan yang ada dapat dimanfaatkan e. Imbalan Investasil Return On Investement
dengan baik untuk menghasikan pendapatan. (ROJ)
Berikut ini adalah perhitungan PP PT. Pos
Indonesia Cabang Cirebon pada tahun 2012: ROI PT. Pos Indonesia Cabang Cirebon
Total Persediaan tahun 2012 adalah sebesar 4,67%. Berdasarkan
PP = X 365 hari Keputusan Menteri BUMN No. KEP-
Total Pendapatan Usaha IOO/MBU/2002 pada tanggal 4 Juni 2002,
Rp 16.738.446.000.000 maka dapat dihitung skor untuk ROI adalah 3
PP = X 365 hari karena ROI PT. Pos Indonesia Cabang Cirebon
Rp 232.656.456.000.000 tahun 2012 mencapai angka 4,67%, karena
antara 3<ROI<=5 % maka PT. Pos Indonesia
Cabang Cirebon mendapatkan skor 3.
= 26,26 hari Dengan perolehan skor ini berarti
perusahaan tidak berhasil mencapai tingkat
ROJ dengan skor tinggi. Pencapaian tingkat
d. Collection Periods (CP) ROI yang rendah tidak mencapai maksimal
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan masih
Collection Periods PT. Pos Indonesia Cabang kurang baik dalam menghasilkan laba sebelum
Cirebon tahun 2012 adalah sebesar 6,04 bunga, pajak dan penyusutan bila
hari. Berdasarkan Keputusan Menteri dibandingkan dengan aktiva yang digunakan
BUMN No. KEP-100/MBU/2002 pada untuk kegiatan operasional pcrusahaan. ROI
tanggal 4 Juni 2002, maka dapat berfungsi untuk mengukur kemampuan
dihitung skor untuk Collection Periods adalah perusahaan untuk mengelola aktiva yang
4 karena Collection Periods PT. Pos Indonesia dimiliki untuk membiayai kegiatan
Cabang Cirebon tahun 2012 mencapai angka operasioanal untuk memperoleh keuntungan.
6,40 hari, karena antara x<=60 hari rnaka Upaya untuk mengelola aktiva secara
mendapatkan skor 4. Dengan perolehan skor 4 maksimal dengan cara menambah jumlah
maka Collection Periods PT. Pos Indonesia proyek yang akan dibangun oleh PT. Pos
Cabang Cirebon memperoleh skor tertinggi Indonesia Cabang Cirebon. Berikut ini adalah
dari yang ditetapkan Kementrian BUMN perhitungan ROI PT. Pos Indonesia Cabang
yaitu dengan skor 4. Dalam Collection Periods Cirebon pada .tahun 2012:
PT. Pos Indonesia Cabang Cirebon ini tidak ada
perbaikan Collection Periods dikarenakan
hampir sama dengan Collection Periods
tahun 2011 dengan 6,15 hari.
Rasio Collection Periods digunakan
untuk mengetahui lamanya hasil penjualan
tertanam dalam bentuk piutang usaha. Rasio
Collection Periods PT. Pos Indonesia Cabang
Cirebon tahun 2012 sebesar 6,04 hari yang jika
dibulatkan menjadi 6 hari maka hal ini
menunjukkan uang hasil dari penjualan akan
diterima 6 hari sejak terjadinya penjualan
tersebut dilakukan. Pencapaian tingkat
Collection Periods pada bobot yang
maksimal menunjukkan bahwa kinerja
perusahaan dalam melakukan pencairan piutang
usaha sangat baik sehingga dapat segera
dimanfaatkan untuk modal kerja perusahaan.
Berikut ini adalah perhitungan CP PT.
Pos Indonesia Cabang Cirebon pada tahun
2012:
f. Imbalan Kepada Pernegang SahamlReturn
On Equity (ROE)
8

ROE PT. Pos Indonesia Cabang Cirebon tahun Cirebon tahun 2012 ini masih jauh dari
2012 adalah sebesar 2,13%. Berdasarkan tinggat bobot maksimal yang ditetapkan oleh
Keputusan Menteri BUMN No. KEP- Kementrian BUMN yaitu dengan bobot nilai
I00/MBU/2002 pada tanggal 4 Juni 2002, sebesar 4. Hal ini menunjukkan bahwa
rnaka dapat dihitung skor untuk ROE adalah kemampuan perusahaan belumn maksimal
3 karena ROE PT. Pos Indonesia Cabang menghasilkan pendapatan dengan didukung
Cirebon tahun 2012 rnencapai angka 2,13%, oleh aset perusahaan yang tersedia. Berikut
karena antara 1<ROE<=2,5 % rnaka ini adalah perhitungan TA TO PT. Pos
rnendapatkan skor 3. Dengan pencapaian Indonesia Cabang Cirebon pada tahun 2012:
ROE sebesar 2,13% ini belum
rnenunjukkan kinerja perusahaan yang
maksirnal dikarenakan ROE PT. Pos Indonesia
Cabang Cirebon hanya rnendapatkan skor 3.
Berikut ini adalah perhitungan ROE PT. Pos
Indonesia Cabang Cirebon pada tahun 2012:

g. Perputaran Total Asetl Total Asset Turn Over


(TATO).

TATO PT. Pos Indonesia (Persero) tahun


2012 adalah sebesar 46,62%. Berdasarkan
Keputusan Menteri BUMN No. KEP-
100/MBU/2002 pada tanggal 4 Juni 2002,
maka dapat dihitung skor untuk TATO
adalah 1,5 karen a TATO PT. Pos Indonesia
Cabang Cirebon tahun 2012 mencapai
angka 46,62%, karena berada antara
40<=x<60% maka mendapatkan skor 1,5.
Pada tahun 2011 TATO PT. PT. POS
INDONESIA (Persero) mencapai angka
51,70%, hal ini menunjukakan adanya
selisish sebesar 4,90%. Dengan
adanya selisih ini memberikan
perbaikan skor sehingga menjadi 2.
Hal ini terjadi dikarenakan perbaikan 4,90%
berada pada 0<x<=5 dengan bobot 2. Rasio
TA TO berfungsi untuk mengukur
efektivitas penggunaan seluruh aktiva
perusahaan dalam menghasilkan
pendapatan. Dalam perhitungan rasio T ATO,
capital emloyed yaitu mengurangi total aktiva
dengan aktiva tetap dalam pelaksanaan.
Sedangkan total pendapatan yang berasal
dari total pendapatan us aha maupun non
usaha tetapi tidak termasuk pendapatan
yang berasal dari penjualan aktiva tetap.
Pencapaian T A TO PT. Pos Indonesia Cabang
9

h. Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total


Aset (TMS Terhadap TA) Tabel 11 : Hasil Perhitungan Aspek
TMS Terhadap TA PT. Pos Indonesia Cabang Keuangan PT. Pos Indonesia Cabang
Cirebon tahun 2012 adalah sebesar 27,85%.
Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN
No. KEP-I00/MBU/2002 pada tanggal 4 Juni
2002, maka dapat dihitung skor untuk TMS
Terhadap TA adalah 4 karena TMS
Terhadap TA PT. PT. Pos Indonesia
(Persero) tahun 2012 mencapai angka
27,85%, karena berada antara 20<=x30
% maka mendapatkan bobot 4.
Pencapaian tingkat rasio modal
sendiri terhadap total aktiva yang belum
mencapai skor tertinggi yang ditetapkan
oleh Kementrian BUMN yaitu dengan
bobot 6, hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan belum optimal dalam mengelola
modal sendiri PT. POS INDONESIA dan
aktivanya. Hal ini disebabkan oleh Dari perhitungan tabel diatas didapat
rendahnya modal sendiri atau terlalu besar total skor penilaian aspek keuangan PT. Pos
akti va yang digunakan dalam kegiatan Indonesia Cabang Cirebon adalah sebesar
operasional perusahaan. Rasio TMS 23,5 dengan ini maka total skor tersebut
bermanfaat untuk mengukur sumber diinterpolasikan dengan asurnsi bahwa total
pembiayaan utang sebagai pembiayaan skor tertinggi adalah 50. Maka 50 ini
yang berbiaya tetap. Semakin rendah rasio dikalikan dengan skor rnaksirnal yan
ini menunjukkan perusahaan lebih banyak ditetapkan oleh Kernentrian BUMN dengan
menggunakan utang-utang untuk No:KEP-100/MBUI2002 yaitu 50% maka
membiayai aset yang dimilikinya. rnenghasilkan angka 25% yang diasumsikan
Rendahnya rasio TMS terhadap T A ini sarna dengan 100%.
dapat membuat ROE menjadi rendah dan Skor Penilaian = ( 23,5% x 50%) = 11,75%
tingginya jumlah utang dapat membuat Nilai Interpolasi = 11,75x 100%
perusahaan mengalami kesulitan dalam 25
membayar bunga maupun pokok pinjaman.
= 47
Berikut ini adalah perhitungan TMS thd
T A PT. POS INDONESIA (Persero) pada
Dari tabel tersebut diatas total bobot
tahun 2012:
skor pada aspek keuangan PT. Pos Indonesia
Cabang Cirebon sesuai dengan Keputusan
Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002
tanggal 4 Juni 2002, total bobot seharusnya
yaitu dengan skor 50, namun pada tahun
2012 PT. Pos Indonesia Cabang Cirebon hanya
memperoleh total bobot 23,5 dari total
Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN keseluruhan rasio yang diperhitungkan. Dengan
No. Kep-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni nilai interpolasi yang diperoleh pada
2002, mengenai indikator-indikator perhitungan diatas yang menghasilkan angka
penilaian aspek keuangan. Maka perolehan 47% maka tingkat kesehatan PT. PT. POS
nilai pada setiap rasio diatas dapat INDONESIA (Persero) pada tahun 2012
disimpulkan pada tabel berikut ini : memperoleh predikat "SEHAT" dengan
Hasil Perhitungan Indikator-Indikator Aspek golongan AA (kategori sehat).
Keuangan
10

DAFTAR PUSTAKA No.13, Juli 2014.

Mustafa Hassan Mohammad Adam,


Inta Kotane, Irina Kuzmina- PhD, Evaluating The Financial
Merlino, Assessment Of Performance Of Banks Using
Financial Indicators For Financial Ratios- A Case Study
Evaluation Of Business Of Erbil Bank For Investment
Performance, ISSN 1822–8402 And Finance, European Journal of
European Integration Studies. 2012. Accounting Auditing and Finance
NO. 6. Research, Vol.2, No.2, pp. 156-170,
August 2014.
Joko Pramono, Analisis Rasio
Keuangan Untuk Menilai Sugiyono, 2013, Metode Penelitian
Kinerja Keuangan Pemerintah Pendidikan Pendekatan
Daerah (Studi Kasus Pada Kuantitatif, Kualitatif dan R &
Pemerintah Kota Surakarta), D, Bandung : Alfabeta.
Jurnal Among Makarti, Vol.7

S-ar putea să vă placă și