Sunteți pe pagina 1din 17

PENGEMBANGAN BOOKLET BERDASARKAN STUDI PREFERENSI

DAN KELIMPAHAN KUPU-KUPU (Lepidoptera; Rhopalocera)


SEBAGAI SUMBER BELAJAR BAGI SISWA SMA

ARTIKEL

Oleh:
FITRIYANI
NPM. 14.601030.016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TARAKAN
2019
PENGEMBANGAN BOOKLET BERDASARKAN STUDI PREFERENSI
DAN KELIMPAHAN KUPU-KUPU (Lepidoptera; Rhopalocera)
SEBAGAI SUMBER BELAJAR BAGI SISWA SMA

ARTIKEL

Oleh:
FITRIYANI
NPM. 14.601030.016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TARAKAN
2019
ARTIKEL
PENGEMBANGAN BOOKLET BERDASARKAN STUDI PREFERENSI
DAN KELIMPAHAN KUPU-KUPU (Lepidoptera; Rhopalocera) SEBAGAI
SUMBER BELAJAR BAGI SISWA SMA

Fitriyani
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Borneo Tarakan
Endik Deni Nugroho, M.Pd
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Borneo Tarakan
Zulfadli, M.Pd
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Borneo Tarakan

ABSTRACT

Fitriyani, 2019. The Development of Booklets Based on Studies of Preference


and Abundance of Butterflies (Lepidoptera; Rhopalocera) As Learning Resources
for High School Students (Supervised by Endik Deni Nugroho, M.Pd. and
Zulfadli, M.Pd).
This study aimed to analyze the preferences and abundance of butterflies
in Borneo Tarakan and Taman Anggrek Research Forests and to produce the
feasibility of a booklet based on the study of butterfly preference and abundance
as a source of learning for high school students. This type of research was
Research and Development (R & D) using the development model of Borg & Gall
(1983) which was only carried out until the fifth stage.
The results of the study of butterfly preference and abundance in the UBT
Research Forest and Anggek Park. Butterfly sampling is conducted from August
to October 2018 with the standart walk method (Pollard). The results obtained 14
species with the percentage of butterfly species from 4 families, including the
Papilionidae family (Papilio demoleous 6%, Papilio memnon 10%), family
Nymphalidae (Amathusia phidippus 2%, Hypolimnas bolina 4%, Lexias dirtea
6%, Nepthis hylas 8 %, Junonia athletic 8%, Junonia orithya 14%, Acreae violae
8% and Mycaelesis horsfieldii 6%, families Pieriedae (Appias lybhitea 10%,
Eurema blanda 8% and Leptosia nina 6%) and families Lycaenidae (Hypolycaena
erylus 2%). Preference is the tendency towards host plants and food plants. The
butterfly host found as many as 5 species including, Bauhinia purpurea, Syzygium
oleana, Scorodocarpus borneensis, Syzygium aquenum, and Hopea said. While
the butterfly foodplant was found as many as 6 species including, Ixora sp,
Hibiscus rosa sinensis, Allamanda cathartica, Melastoma malabathricum, Cyperus
rotundus and Ageratum conyzoides.
The results of this booklets based on validation scores from material
experts with a percentage of 80% (feasible), 88% media experts (very feasible)
and a percentage of practitioner experts at 97.3% (very feasible) and 91.4%
student response test (Very interesting). The conclusion of this research is very
feasible to be used as a source of learning for high school students.
Keywords: Preference, Abundance of Butterflies, Booklets.
ABSTRAK
Fitriyani, 2019. Pengembangan Booklet Berdasarkan Studi Prefensi dan
Kelimpahan Kupu-kupu (Lepidoptera; Rhopalocera) Sebagai Sumber Belajar
Bagi Siswa SMA (Dibimbing oleh Endik Deni Nugroho, M.Pd. dan Zulfadli,
M.Pd).
Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis preferensi dan kelimpahan
kupu-kupu di Hutan Penelitian Universitas Borneo Tarakan dan Taman Anggrek
serta menghasilkan kelayakan booklet berdasarkan studi preferensi dan
kelimpahan kupu-kupu sebagai sumber belajar bagi siswa SMA. Jenis penelitian
yaitu Research and Development (R&D) menggunakan model pengembangan
Borg & Gall (1983) yang hanya dilakukan sampai tahap kelima.
Hasil penelitian studi preferensi dan kelimpahan kupu-kupu di Hutan
Penelitian UBT dan Taman Anggek. Sampling kupu-kupu dilakukan pada bulan
Agustus hingga Oktober 2018 dengan metode standart walk (Pollard). Hasil
penelitian diperoleh 14 spesies dengan persentase spesies kupu-kupu dari 4 famili,
diantaranya famili Papilionidae (Papilio demoleous 6%, Papilio memnon 10%),
famili Nymphalidae (Amathusia phidippus 2%, Hypolimnas bolina 4%, Lexias
dirtea 6%, Nepthis hylas 8%, Junonia atletis 8%, Junonia orithya 14%, Acreae
violae 8% dan Mycaelesis horsfieldii 6%), famili Pieriedae (Appias lybhitea 10%,
Eurema blanda 8% dan Leptosia nina 6%) dan famili Lycaenidae (Hypolycaena
erylus 2%). Preferensi adalah kecenderungan terhadap tumbuhan inang
(hostplant) maupun tumbuhan pakan (foodplant). Hostplant kupu-kupu yang
ditemukan sebanyak 5 spesies diantaranya, Bauhinia purpurea, Syzygium oleana,
Scorodocarpus borneensis, Syzygium aquenum, dan Hopea mengarawan.
Sedangkan foodplant kupu-kupu ditemukan sebanyak 6 spesies diantaranya, Ixora
sp, Hibiscus rosa sinensis, Allamanda cathartica, Melastoma malabathricum,
Cyperus rotundus dan Ageratum conyzoides.
Hasil penelitian berupa pengembangan Booklet mendapatkan nilai validasi
dari ahli materi dengan persentase 80% (layak), ahli media 88% (sangat layak)
dan persentase dari ahli praktisi sebesar 97,3% (sangat layak) serta uji respon
siswa sebesar 91,4% (Sangat menarik). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Booklet Studi Preferensi dan Kelimpahan kupu-kupu sangat layak untuk
digunakan sebagai sumber belajar siswa SMA.

Kata Kunci: Preferensi, Kelimpahan Kupu-kupu, Booklet.


PENDAHULUAN pada proses penyerbukan bunga
Sumber belajar adalah (Priyono dan Abdullah, 2013).
informasi yang memuat pengetahuan Berdasarkan hasil observasi
dan pemahaman menjadi lebih luas. di SMA Negeri 2 Tarakan, guru
Menurut Suhardi (2012), pernah melakukan pembelajaran
menyatakan sumber belajar adalah secara langsung, namun masih belum
segala sesuatu yang dapat digunakan maksimal dalam memanfaatkan
untuk mengungkapkan suatu lingkungan sekolah. Kegiatan
pengalaman belajar. Salah satu tersebut kurang memanfaatkan
sumber belajar yaitu berupa media lingkungan yang berbasis potensi
cetak yang digunakan sebagai lokal (Novana, dkk 2014). Guru
alternatif belajar bagi siswa. Salah belum pernah menggunakan sumber
satu materi yang dapat digunakan belajar yang memuat banyak gambar,
sebagai sumber belajar yaitu tampilan yang menarik, mudah
keanekaragaman hayati. Melalui dibawa kemana-mana dan ringkasan
materi ini siswa dapat diperkenalkan yang singkat dan jelas. Selama ini
potensi lokal yang berada di daerah guru hanya menggunakan bahan ajar
tersebut. Potensi lokal yang berupa Buku, Modul, LKS dan
digunakan dalam pembelajaran akan Power Point. Penyebaran angket
memberikan pengalaman yang lebih tanggapan siswa sebanyak 27 siswa
bermakna bagi siswa (Winayati, diperoleh informasi bahwa pada saat
2012). proses pembelajaran sebesar 37,03%
Salah satu potensi lokal yang menggunakan Buku, 22,22%
dapat dimanfaatkan dalam menggunakan Modul, 84,48%
pembelajaran adalah Hutan menggunakan LKS dan 62,96%
Penelitian Universitas Borneo menggunakan Powerpoint. Selain
Tarakan dan Taman Anggrek. itu, hasil dari observasi yang
Potensi lokal yang dimiliki yaitu dilakukan pada siswa bahwa
kupu-kupu. Kupu-kupu diangkat sebanyak 92,59% siswa lebih tertarik
sebagai bahasan karena merupakan dengan sumber belajar berupa
salah satu kekayaan hayati yang tampilan yang terdapat gambar, full
harus dijaga kelestariannya karena colour dan penjelasan yang menarik.
memiliki nilai penting bagi manusia Sehingga dibutuhkan adanya sumber
maupun lingkungan antara lain: nilai belajar atau tambahan referensi
ekonomi, ekologi, estetika, untuk menambah wawasan
pendidikan, endemis, konservasi dan pengetahuan peserta didik.
budaya (Achmad, 2002). Secara Berdasarkan uraian diatas,
ekologis kupu-kupu berperan dalam maka diperlukan inovasi baru untuk
mempertahankan keseimbangan meningkatkan pengetahuan dan
lingkungan dan memperkaya menambah antusias siswa dalam
keanekaragaman hayati (Rizal, proses pembelajaran. Salah satunya
2007). Selain itu, kupu-kupu juga dengan pengembangan sumber
membantu perbanyakan tumbuhan belajar yang memanfaatkan potensi
secara alami dalam suatu ekosistem lokal dan erat kaitannya dengan
dengan berperan sebagai polinator materi keanekaragaman hayati.
Menurut Widowati (2012) bahwa
dalam memanfaatkan potensi lokal Borg dan Gall (1983).Pengumpulan
sekolah, guru harus sensitif terhadap informasi dilakukan oleh peneliti
gejala yang terdapat di lingkungan pada bulan Februari 2018 di SMAN
(alam). Kepekaan terhadap potensi 2 Tarakan yaitu wawancara guru
lokal sangat penting untuk Biologi kelas X yang merupakan
mengenalkan siswa bahwa hewan langkah dasar sebelum mengawali
(fauna) yang dijaga kelesetariannya proses pengembangan pembelajaran.
salah satunya adalah kupu-kupu. Penelitian dilakukan pada bulan Juli
Sehingga perlu dilakukannya sampai dengan bulan September
pengembangan sumber belajar yang pada tahun 2018/2019. Alat dan
menarik dan memotivasi dalam bahan yang digunakan dalam
pembelajaran serta mudah dipahami penelitian ini adalah:
oleh siswa. Pengembangan sumber 1) Alat yang digunakan dalam
belajar berupa booklet biologi yang penelitian ini adalah: Global
dapat digunakan sebagai alternatif Posittioning System (GPS),
untuk mengatasi permasalahan termometer, higrometer,
diatas. Oleh karena itu dilakukan luxmeter, kamera digital, jarring
penelitian judul “Pengembangan serangga, wadah atau botol, tali
Booklet Berdasarkan Studi rafiah, sarung tangan, masker,
Preferensi dan Kelimpahan Kupu- tisu, bolpoint, penghapus, dan
kupu (Lepidoptera; Rhopalocera) parang.
Sebagai Sumber Belajar Bagi Siswa 2) Bahan yang digunakan dalam
SMA”. penelitian ini adalah: kupu-kupu
yang didapatkan dilokasi
penelitian Hutan Penelitian
METODE PENELITIAN Universitas Borneo Tarakan dan
Taman Anggrek, alkohol 70%,
Penelitian ini menggunakan
kapas, kertas minyak/amplop,
jenis penelitian yang berbasis model
kapur barus dan kotak.
penelitian dan pengembangan
Identifikasi kupu-kupu
(Research And development) yakni
menggunakan buku Pengenalan
metode penelitian yang digunakan
Pelajaran Serangga (Borror et
untuk menghasilkan produk tertentu
al.,,1996), dan Mengenal Kupu-
digunakan penelitian yang bersifat
kupu Tangkuban Parahu dan
analisis kebutuhan dan untuk
Sekitarnya (Tati Suryati, S.,
menguji kelayakan dan respon
2011). Buku panduan identifikasi
produk supaya dapat berfungsi di
tumbuhan menggunakan buku
masyarakat luas, maka diperlukan
Flora Malesiana Vol. 10, Part 1.
penelitian untuk menguji kelayaan
dan respon produk tersebut
(Sugiyono, 2013).Implementasi dari PROSEDUR PENELITIAN DAN
penelitian eksploratif adalah PENGEMBANGAN
Berikut ini bagan modifikasi
pengembangan booklet berdasarkan
alur penelitian dan pengembangan
studi preferensi dan kelimpahan
dari Borg & Gall (1983) yang
kupu-kupu sebagai sumber belajar
digunakan
dengan mengacuh pada langkah-
langkah penelitian pengembangan
berupa skor kelayakan, kualitas
produk Booklet dari penilaian para
ahli/pakar, guru dan respon siswa
berupa skor penilaian angket.

Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen penelitian dapat
berupa test, pedoman wawancara,
pedoman observasi, dan kuesioner
(Sugiyono, 2013). Instrumen
penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah lembar validasi
produk dan angket respon siswa.
Instrumen dalam pengumpulan data
berupa angket skala Likert. Skala
likert digunakan untuk mengukur
sikap pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang
Uji Coba Produk tentang fenomena sosial (Sugiyono,
1. Desain Uji Coba 2013). Instrumen pengumpulan data
Uji coba dilakukan sampai pada yang digunakan dalam penelitian ini
tahap uji coba terbatas yang adalah lembar wawancara guru,
melibatkan 12 siswa (Borg and Gall, lembar wawancara siswa, lembar
1983) dengan teknik Purposive validasi ahli dan lembar angket
sampling yaitu dengan respon siswa.
mempertimbangkan kelas yang telah
menempuh materi keanekaragaman Teknik Analisis Data
hayati. Analisis data merupakan kegiatan
2. Subjek Uji Coba setelah data dari seluruh responden
Tahap uji coba produk yang atau sumber data lain terkumpul
dikembangkan akan dilaksanakan di (Sugiyono, 2013). Teknik analisis
SMA Negeri 2 Tarakan kelas XI data yang digunakan dalam
jurusan IPA. Subjek uji coba dalam penelitian ini diperoleh dari hasil
penelitian ini adalah 12 siswa kelas instrumen yang telah diberikan
XI jurusan IPA di SMA Negeri 2 kepada para ahli yaitu ahli materi,
Tarakan. ahli media, ahli praktisi dan siswa.
3. Jenis Data 1. Uji Validasi Kelayakan (Uji ahli)
Jenis data yang digunakan dalam Data hasil validasi oleh para
penelitian ini adalah data kualitatif ahli materi, ahli media, dan ahli
dan data kuantitatif. Data kualitatif praktisi terhadap sumber belajar
diperoleh dari saran dan komentar Booklet berupa data kualitatif dan
dari para ahli/validator, dan respon kuantitatif. . Data kuantitatif yang
peserta didik berupa komentar dan diperoleh dari penilaian para ahli
saran sebagai bahan revisi produk akan dianalisis menggunakan
Booklet yang dikembangkan. Dan penilaian skor standar yang telah
data kuantitatif diperoleh dari data diadaptasi dari Akbar (2013).
Kriteria penilaian ahli menggunakan dikembangkan berupa data kualitatif
skala Likert dengan 5 interval. dan kuantitatif. Data kualitatif berupa
Tabel 3.2 Kriteria Skor Penilaian saran dan kritikan dari siswa yang
Validator akan dijadikan masukkan dalam
Kriteria Nilai/Skor perbaikan sumber belajar Booklet
Sangat Kurang 1 yang dikembangkan. Hasil data
Kurang 2 kualitatif yang diperoleh dari
Cukup 3 penilaian hasil respon siswa akan
Baik 4 dianalisis menggunakan penilaian
Sangat Baik 5 skor standar yang telah dimodifikasi
(Akbar, 2013). Kriteria penilaian
Dalam memperoleh persentase
menggunakan skala Likert dengan 5
kelayakan Booklet digunakan rumus
interval.
dari Akbar (2013). Berikut rumus
Tabel 3.4 Kriteria Skor Penilaian
yang digunakan:
𝑇𝑆𝑒 Respon Siswa
Persentase = 𝑥 100%
𝑇𝑆ℎ Kriteria Nilai/Skor
Keterangan: Sangat Kurang 1
TSe = Skor yang diperoleh Kurang 2
TSh = Skor maksimal Cukup 3
Setelah diperoleh hasil Baik 4
perhitungan persentase kelayakan, Sangat Baik 5
kemudian hasil perolehan nilai akan
Nilai presentase dianalisis
di interpresentasikan menurut tabel
dengan menggunakan perhitungan
kriteria penilaian validator berikut:
dari Akbar (2013). Berikut rumus
Tabel 3.3 Kriteria Interprestasi
yang digunakan:
Penilaian Validator 𝑇𝑆𝑒
Interval Kriteria Persentase = 𝑥 100%
𝑇𝑆ℎ
Presentase Keterangan:
81% - 100% Sangat layak TSe = Skor yang diperoleh dari
61% - 80% Layak para ahli/validator
41% - 60% Cukup layak TSh = Skor maksimal
21% - 40% Kurang layak Setelah diperoleh hasil
0 % - 20% Tidak layak perhitungan persentase kelayakan,
Sumber: diadaptasi dari Akbar selanjutnya hasil perolehan nilai
(2013) akan di interpretasikan menurut tabel
Tingkat presentase kelayakan kriteria tingkat kelayakan sumber
Produk Booklet dapat dinyatakan belajar Booklet berikut:
layak jika presentase tingat Tabel 3.5 Kriteria Interprestasi
kelayakan sebesar 61% - 100%. Penilaian Respon Siswa
Sedangkan tingkat presentase
Interval Kriteria
kelayakan Produk Booklet
Presentase
dinyatakan tidak layak sebesar 0% -
81% - 100% Sangat menarik
20%.
61% - 80% Menarik
2. Respon Siswa
41% - 60% Cukup menarik
Data hasil respon siswa
21% - 40% Kurang menarik
terhadap produk Booklet yang
0% - 20% Tidak menarik
Sumber: diadaptasi dari Akbar
(2013)
Berdasarkan kriteria interprestasi 2. Parameter Lingkungan
penilaian respon siswa, maka Keadaan lingkungan di Hutan
disimpulkan bahwa booklet yang Penelitian Universitas Borneo
dikembangkan dikatakan mendapat Tarakan dan Taman Anggrek
respon menarik apabila semua aspek mempengaruhi bagi kehidupan serta
dalam angket memperoleh persentase keberlangsungan hidup yang ada
sebesar (61% - 80%) dengan kriteria didalamnya. Hasil pengukuran
menarik maupun (81%-100%) parameter lingkungan berupa:
dengan kriteria sangat menarik. keadaan suhu, kelembaban udara dan
intensitas cahaya (Tabel 4.1).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel: 4.1 Hasil Pengukuran
A. Hasil Penelitian Parameter Lingkungan di
1. Lokasi Penelitian Hutan Penelitian Univ.
Penelitian dilakukan di Hutan Borneo Tarakan dan Taman
Penelitian Universitas Borneo Anggrek
Tarakan dan Taman Anggrek. Lokasi
penelitian di Hutan Penelitian
Universitas Borneo Tarakan
dilakukan pada 2 titik antara lain:
Titik stasiun I pada koordinat:
3o30’46’53 N-117o64’39’88 E Titik 3. Hasil Identifikasi Kupu-kupu
stasiun II pada koordinat 3o30’76’97 (Lepidoptera; Rhopalocera)
N- 117o64’69’48 E, sedangkan Jenis kupu-kupu yang
stasiun III di Taman Anggrek ditemukan di dua lokasi penelitian
dilakukan 1 titik antara lain: yaitu 14 spesies dari 4 famili yaitu
3o30’49’42 N-117o64’42’43 E. Papilionidae, Nymphalidae, Pieridae
dan Lycaenidae di Hutan Penelitian

Gambar: 4.1 Tiga Titik Penelitian di Hutan Penelitian Universitas Borneo Tarakan
dan Taman Anggrek.
UBT terdapat 2 stasiun masing-
masing 4 spesies di stasiun I
diantaranya spesies Papilio
demoleous, Lexias dirtea, Amathusia
phidippus dan Hypolycaena erylus
dan 4 spesies di stasiun II
diantaranya spesies Papilio memnon,
Junonia atletis, Mycalesis horsfieldii,
dan Nepthis hylas. Selanjutnya pada
lokasi stasiun III di Taman Anggrek
ditemukan 6 spesies yaitu 1. Perencanaan
Hypolimnas bolina, Junonia orithya, Sumber belajar yang dikembangkan
Appias lybhitea, Eurema blanda, berupa Booklet yang berjudul
Leptosia nina, Acraea violae. Keanekaragaman Hayati Kupu-kupu.
Booklet dapat digunakan oleh guru
Preferensi Kupu-kupu maupun siswa khususnya kelas X
Daftar spesies tumbuhan SMA/MA dalam mata pelajaran
yang berhasil tercatat dan beberapa Biologi. Produk sumber belajar
yang sempat terdokumentasikan saat Booklet dikembangkan
studi lapangan. menggunakan aplikasi Photoshop
Tabel 4.2 Daftar Tumbuhan Inang CS4,Microsoft Publisher, dan
(hostplant) Kupu-kupu di Hutan Microsoft word 2010 dengan format
Penelitian Universitas Borneo ukuran A6.
Tarakan (UBT) dan Taman Anggrek
2. Tahap Pengembangan Produk
Awal
Pada tahap pengembangan
produk awal, peneliti melakukan
validasi desain dilakukan dengan
melibatkan tiga orang ahli yaitu ahli
materi, ahli media dan ahli praktisi
yang bertujuan untuk mengetahui
Tabel 4.3 Daftar Tumbuhan Pakan
kelemahan dan kelebihan serta
(foodplant) Kupu-kupu di Hutan
kelayakan dari booklet berbasis
Penelitian UBT dan Taman Anggrek
potensi lokal yang dikembangkan
oleh peneliti.
a. Hasil Validasi Oleh Ahli Materi
Berdasarkan validasi ahli materi
diperoleh hasil sebesar sekian 80%
nilai tersebut dikatagorikan layak
dengan tingkat kriteria kelayakan
berada di rentang sekor 61-80%.
Booklet berbasis potensi lokal
Kelimpahan Lepidoptera
tersebut dinilai layak dipergunakan
Berdasarkan hasil penelitian
namun dengan beberapa revisi.
kupu-kupu dan analisis data yang
Selain hasil berupa angka juga
telah diperoleh sebagai berikut.
berupa tanggapan dan saran serta
keritikan validator ahli
mengungkapkan bahwa booklet ini
sudah bisa digunakan dan layak
sebagai sumber belajar siswa.
b. Hasil Validasi Oleh Ahli Media
Hasil validasi dari ahli media
di peroleh nilai sebesar 88% nilai
tersebut di katagorikan sangat layak
dengan tingkat kriteria kelayakan
berada direntang sekor 81-100%.
Booklet berbasis potensi lokal
tersebut dinilai layak dipergunakan
namun dengan beberapa revisi.
c. Hasil Validasi Oleh Ahli Praktisi
Hasil validasi dari ahli praktisi
diperoleh nilai sebesar sekian 97,3%,
nilai tersebut dikatagorikan Sangat
Layak dengan tingkat kriteria
kelayakan barada direntang skor 81-
100% booklet juga dinilai layak
digunakan dengan beberapa revisi.
d. Persentase skor validasi Tabel 4.10 Analisis Hasil Angket
Hasil penilaian dari ahli Materi Respon Siswa
sebesar 80% (Layak), dari ahli
Media 88% (Sangat Layak) dan dari 4. Revisi Produk
Ahli Praktisi 97,3% (Sangat Layak). Revisi produk dilakukan setelah
Dengan demikian diperoleh rata-rata mendapatkan tanggapan dari siswa
dari ketiga skor sebesar 88,4% pada uji coba terbatas terhadap
dikatagorikan sangat layak dengan Booklet yang dikembangkan. Revisi
tingkat kriteria kelayakan berada produk ini bertujuan untuk
direntang skor 81%-100%, sehingga menghasilkan produk akhir yang
booklet berbasis potensi lokal layak digunakan oleh siswa. Hasil
dinyatakan layak untuk digunakan. respon siswa yang didapatkan pada
ujian coba terbatas yang berjumlah
3. Uji Coba Produk 12 siswa SMA Negeri 2 Tarakan di
Setelah produk selesai direvisi, peroleh persentase sebesar 91,4%
maka produk siap untuk diuji coba sehingga dikatagorikan bahwa media
awal. Uji coba awal dalam penelitian booklet tersebut “sangat menarik”
ini akan dilakukan uji coba terbatas dengan intreprestasi siswa sudah
dengan melibatkan 12 siswa kelas XI memahami materi dan tertarik
SMA Negeri 2 Tarakan. Dalam hal dengan tampilan media.
ini digunakan angket respon siswa
terhadap sumber belajar yang
dikembangkan.
Tabel 4.11 Beberapa halaman berkembang biak, kupu-kupu
sebelum di revisi dan membutuhkan kelembaban udara
sesudah di revisi berkisaran 84-92%, namun kupu-
kupu tidak mampu beradaptasi pada
daerah yang memiliki kelembaban
terlalu tinggi yaitu >92% (Borror
dkk, 1992). Sementara intensitas
cahaya di lokasi penelitian ini yang
berada pada kisaran 253-1981 lux
membuktikan bahwa kupu-kupu
menyukai tempat yang terbuka
dengan kondisi yang cerah, sehingga
dapat membantu perkembangan
imago kupu-kupu. Nurjannah (2010)
mengatakan intensitas cahaya yang
sesuai untuk perkembangan imago
kupu-kupu berkisar 2.000-7.500 lux
atau setara dengan 159-596,25
cd/m2.
2. Identifikasi Kupu-kupu
Preferensi
Berdasarkan data kupu-kupu,
diketahui bahwa kupu-kupu dari
B. Pembahasan famili Papilionidae hanya
1. Parameter Lingkungan mengunjungi Ixora sp dan Hibiscus
Berdasarkan hasil pengukuran rosa sinensis warna merah untuk
parameter lingkungan diatas, dapat menghisap nektar. Dari kedua jenis
disimpulkan bahwa kupu-kupu tumbuhan tersebut memiliki warna
mampu bertahan dengan kisaran merah, sehingga menjadi daya tarik
suhu 28-34°C karena sudah sesuai famili Papilonidae. Selain itu,
dengan kisaran suhu kupu-kupu. bentuk corolla yang pendek cocok
Melebihi suhu optimum, kupu-kupu bagi probosis yang pendek (Orr &
akan mengalami kematian. Suhu Kitching, 2010). Kupu-kupu dari
tersebut sejalan dengan pendapat famili Pieridae memiliki aktivitas
Jumar (1997) yang menyatakan mengunjungi dua spesies tumbuhan
bahwa suhu lingkungan yang efektif yang digunakan sebagai tumbuhan
berkisar antara 15°C sebagai suhu pakan. Famili Pieridae diketahui
minimum, 25°C sebagai suhu pada Ageratym conyzoides dan
optimum dan 45°C sebagai suhu Cyperus rotundus. Namun yang
maksimum. Sedangkan untuk paling banyak digunakan Ageratym
kelembaban udara dengan kisaran conyzoides sebagai tumbuhan pakan.
76-84% diketahui bahwa pada lokasi Kupu-kupu dari famili
ini mendukung keberlangsungan Nymphalidae mengunjungi
hidup kupu-kupu untuk melakukan tumbuhan dari famili Poaceae untuk
aktivitas, mencari pakan dan hinggap, sedangkan untuk tumbuhan
mempertahankan populasinya. Untuk pakan yaitu Melastoma sp, Ageratym
conyzoides dan Allamanda meletakkan telur maupun makan
cathartica. Kupu-kupu famili adalah ukuran, bentuk dan kualitas
Nymphalidae mendatangi tumbuhan warna. Pemilihan inang oleh
Ageratum conyzoides L. dengan serangga dilakukan dengan beberapa
frekuensi yang tinggi. Ageratum cara seperti melalui penglihatan
conyzoides L. adalah salah satu (visual), penciuman (olfaktori),
tumbuhan dari familia Poaceae yang pencicipan (gustatory), dan perabaan
terdapat di Hutan Penelitian UBT. (taktil) (Shodiq, 2005).
Kehadiran kupu-kupu Nymphalidae
dengan frekuensi yang tinggi pada Kelimpahan Kupu-kupu
Ageratum conyzoides L. sesuai Kelimpahan spesies kupu-
dengan penelitian yang dilakukan kupu di stasiun I diperoleh jumlah
oleh Dendang (2009), yang total individu 9, stasiun II diperoleh
menjelaskan tumbuhan inang dari 12 dan stasiun III diperoleh 28
famili Nymphalidae yaitu jumlah total indiviu. Kelimpahan
Annonaceae, Asteraceae, Moraceae, individu dan kekayaan spesies kupu-
Rubiaceae dan Anacardiaceae. kupu yang paling tinggi di stasiun
Kupu-kupu dari famili III. Kekayaan spesies yang tinggi
Lycaenidae ditemukan pada saat karena daerah tersebut banyak
hinggap di tumbuhan Dicranopteris. ditemukan tumbuhan berbunga
Kupu-kupu jenis ini hanya satu yang penghasil nektar seperti Ixora sp
ditemukan dan sulit dijangkau, dari (Asoka), Hibiscus rosa sinensis
hasil studi literatur bahwa (Kembang sepatu), Melastoma
Melastoma sp dan Ageratum malabatricum (Karamunting),
conyzoides digunakan sebagai Allamanda Cathartica, dan
tumbuhan pakan kupu-kupu, karena Ageratum conyzoides (Bandotan).
memiliki bau khas yang dapat Pada lokasi tersebut merupakan
menarik perhatian kupu-kupu. taman yang membudidayakan
Terpenoid dalam tumbuhan antara beberapa jenis tanaman, sehingga
lain berupa minyak atsiri yang jumlah tumbuhan berbunga lebih
menyebabkan bau yang khas pada banyak dibandingkan dengan stasiun
tumbuhan (Utami,2012). lainnya. Keberadaan spesies kupu-
Kupu-kupu memilih kupu sangat tergantung pada
tumbuhan sebagai pakan, hinggap tumbuhan inang larvanya (Achmad,
maupun inang berdasarkan interaksi 2002) dan juga sumber nektar untuk
antara kupu-kupu pada tumbuhan yang dewasa (Peggie dan Amir,
begitu pula sebaliknya. Menurut 2014). Kandungan senyawa kimia
Gombert dkk (2005) kupu-kupu akan pada tumbuhan akan mempengaruhi
tertarik mendatangi bunga sebagai kupu-kupu dalam pemilihan
sumber nektar atau makananya tumbuhan pakan (Chen, 2004).
berdasarkan tiga karakteristik yaitu Kekayaan spesies kupu-kupu
bentuk bunga, warna, dan aroma. di stasiun I dan stasiun II masing-
Sedangkan menurut Sodiq (2005) masing ditemukan 4 spesises, tetapi
tiga karakteristik visual tumbuhan berbeda anggota spesiesnya bila
yang menyebabkan suatu tumbuhan dibandingkan dengan stasiun III.
dipilih oleh serangga untuk Kekayaan spesies di stasiun I dan II
yang rendah karena memiliki tutupan tingkat kriteria kelayakan berada di
kanopi lebih tertutup, hal ini rentang skor 61% - 80%.
menyebabkan sinar matahari yang Berdasarkan hasil validasi yang
masuk berbeda di antara kedua diperoleh dapat disimpulkan bahwa
stasiun, sehingga jumlah vegetasi sumber belajar Booklet tersebut
yang tumbuh pun berbeda. Hasil dinilai layak dipergunakan namun
pengamatan menunjukkan bahwa dengan beberapa revisi dari data
stasiun I dan II ditumbuhi oleh hasil penilaian, kritikan, dan saran
pohon, semak dan perdu. Vegetasi dari ahli materi sebagai landasan
merupakan sumber pakan, sumber untuk melakukan penyempurnaan
inang serta tempat bernaung bagi produk booklet sebelum melakukan
spesies kupu-kupu. Hal ini sejalan uji coba kepada peserta didik. Data
dengan pendapat Koh dan Sodhi yang sudah diperoleh dari hasil
(2004) yang menyatakan bahwa validasi ahli materi yaitu materi
jumlah spesies kupu-kupu dalam booklet cukup sesuai dengan
dipengaruhi tutupan kanopi pohon kurikulum, tata letak tulisan dan
dan intensitas cahaya matahari. ukuran tulisan masih kurang baik
Variasi dari tutupan kanopi, sehingga produk harus direvisi.
menyediakan tempat yang sesuai Keunggulan dalam menggunakan
bagi kupu-kupu sehingga spesies media cetak seperti booklet antara
kupu-kupu pada stasiun I dan II lain dapat mencakup banyak orang,
cukup beragam. praktis dalam penggunaannya karena
dapat dipakai dimana saja dan kapan
3. Pengembangan Produk Booklet saja, tidak memerlukan listrik dan
Sumber belajar booklet booklet tidak hanya berisi teks tetapi
dengan judul “Kalibambang Yang terdapat gambar sehingga dapat
Sino De Pagun Taka Kon” di menimbulkan rasa keindahan serta
peruntukan bagi siswa SMA/MA meningkatkan pemahaman dan
kelas X bertujuan sebagai tambahan gairah dalam belajar (Bagaray,
informasi serta pengetahuan 2016).
mengenai preferensi dan kelimpahan b. Validasi Media
kupu-kupu (Lepidoptera; Hasil validasi dari ahli media
Rhopalocera) di Kota Tarakan. diperoleh nilai sebesar 88%, nilai
Sumber belajar Booklet ini harus tersebut dikategorikan sangat layak
dilakukan validasi terhadap isi dengan tingkat kriteria kelayakan
maupun desain dalam produk berada direntang skor 81%-100%.
tersebut. Validasi bertujuan untuk Produk Booklet tersebut dinilai layak
menilai kelayakan dari media yang dipergunakan namun dengan
telah dikembangkan. Bahasan beberapa revisi dari data hasil
mengenai validasi Booklet sebagai penilaian, kritikan, dan saran dari
berikut: ahli media sebagai landasan untuk
a. Validasi Materi melakukan penyempurnaan produk
Hasil validasi dari ahli materi booklet sebelum melakukan uji coba
diperoleh hasil penilaian sebesar kepada peserta didik. Data yang
80% dengan kriteria layak, nilai sudah diperoleh dari hasil validasi
tersebut di katagorikan layak dengan ahli media yaitu kesesuaian layout
didalam khususnya terkait gambar digunakan sebagai sumber belajar
pada morfologi kupu-kupu dan cover bagi siswa SMA. Sumber belajar
diperbaiki Booklet di desain dengan adalah semua komponen system
menarik agar siswa tidak merasa instruksional baik yang secara
bosan. Hal ini sejalan dengan khusus dirancang maupun yang
pendapat Rusman (2014) bahwa menurut sifatnya dapat dipakai atau
proses pembelajaran pada setiap dimanfaatkan dalam kegiatan
satuan pendidikan dasar dan pembelajaran (Warsita, 2008).
menengah harus interaktif, inspiratif, d. Respon Siswa
menyenangkan, menantang, dan Hasil respon siswa yang telah
memotivasi peserta didik untuk didapatkan melalui lembar angket
berpartisipasi aktif, serta yang telah diberikan kepada 12 siswa
memberikan ruang yang cukup bagi kelas XI IPA diperoleh persentase
praaksara, kreativitas dan sebesar 91,4% dengan tingkat
kemandirian sesuai dengan bakat, kriteria kelayakan berada direntang
minat dan perkembangan fisik, serta skor 81%-100% dikategorikan media
psikologis peserta didik. Booklet tersebut “sangat menarik”
c. Validasi Praktisi dengan interpretasi siswa sudah
Hasil validasi ahli praktisi memahami materi, tertarik dengan
diperoleh nilai sebesar 97,3%, nilai tampilan media, serta dapat
tersebut dikategorikan sangat layak menambah minat baca siswa
dengan tingkat kriteria kelayakan sehingga produk Booklet
berada direntang skor 81%-100%. ”Kalibambang Yang Sino De Pagun
Produk Booklet dinilai layak Taka Kon” sangat layak dan baik
dipergunakan tanpa revisi. Materi digunakan sebagai tambahan
booklet dapat digunakan sebagai informasi dalam proses
informasi tambahan dalam proses pembelajaran.
pembelajaran karena materi yang PENUTUP
terdapat di dalam produk ini A. Kesimpulan
berdasarkan potensi lokal yang ada Berdasarkan hasil penelitian
sehingga siswa diharapkan dapat dan pengembangan yang telah
mengetahui dan melestarikan dilakukan, dapat disimpulkan
khususnya potensi kupu-kupu sebagai berikut:
(Lepidoptera; Rhopalocera) yang 1. Berdasarkan hasil penelitian di
terdapat di Kota Tarakan. Hutan Penelitian UBT dan
Berdasarkan hasil pendapat Taman Anggrek tumbuhan
ahli praktisi, booklet ini memiliki preferensi ditemukan sebanyak
beberapa keunggulan yaitu 11 spesies tumbuhan, 5
persentase tertinggi sebesar 100% diantaranya adalah tumbuhan
hampir semua aspek, kecuali aspek inang (hostplant) yaitu Bauhinia
nomor 6 dan 15 yaitu kebakuan purpurea, Syzygium oleana,
istilah dan kalimat menggunakan Scorodocarpus borneensis,
bahasa Indonesia yang baik dan Syzygium aquenum, dan Hopea
benar mendapatkan persentase 80%. mengarawan, sedangkan 6
Sehingga hasil yang diperoleh diantaranya adalah tumbuhan
dikategorikan sangat layak dan dapat pakan (foodplant) yaitu Ixora sp,
Hibiscus rosa sinensis, yang berbeda di wilayah Kota
Allamanda cathartica, Tarakan.
Melastoma sp, Cyperus rotundus 2. Produk Booklet ini sebaiknya
dan Ageratum conyzoides. diaplikasikan oleh guru untuk
Sedangkan untuk kelimpahan mengajar para siswa agar dapat
kupu-kupu ditemukan sebanyak memberikan informasi tambahan
14 spesies yaitu: Papilio terkait dengan kupu-kupu
demoleous, Papilio memnon, (Lepidoptera; Rhopalocera),
Amathusia phidippus, sehingga Booklet bisa di
Hypolimnas bolina, Lexias publikasikan secara masal dan
direta, Nepthis hylas, Junonia memberikan manfaat kepada
atletis, Junonia orithya, Acreae semua orang yang terdapat di
violae, Mycaelesis horsfieldii, Kota Tarakan.
Appias lybhitea, Eurema blanda,
Leptosia nina dan Hypolycaena DAFTAR PUSTAKA
erylus.
2. Analisis validasi sumber belajar Achmad, A.2002. Potensi dan
Booklet oleh ahli materi rata-rata Sebaran Kupu-kupu di
persentase sebesar 80% dengan Kawasan Taman Wisata
kriteria layak. Validasi sumber Alam Bantimurung. Sulawesi
belajar Booklet oleh ahli media Selatan.
menunjukan kriteria sangat layak (http:/labkonbiodend.com,
dengan rata-rata persentase diakses pada tanggal 13
sebesar 88%. Validasi sumber Januari 2018)
belajar Booklet oleh ahli praktisi Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat
menunjukan kriteria sangat layak Pembelajaran. Bandung: PT
dengan rata-rata persentase Remaja Rosdakarya Offset.
sebesar 97,3% dan analisis Borg, W.R. & Gall, M.D. Gall. 1983.
respon oleh siswa SMA Negeri 2 Educational Research: An
Tarakan dengan presentase Introduction, Fifth Edition.
sebesar 91,4% dengan kriteria New York: Longman.
sangat menarik. Sehingga produk Borror, DJ., Triplehorn, CA.,
Booklet ini dapat digunakan oleh Johnson, NF. 1996.
para siswa untuk memberikan Pengenalan Pelajaran
informasi pengetahuan terhadap Serangga.ed. ke-6.
kupu-kupu (Lepidoptera; Yogyakarta: Gajah Mada
Rhopalocera) di Kota Tarakan, University Press.
Kalimantan Utara. Dendang, B. 2009. Keragaman
Kupu-kupu. Jurnal Penelitian
B. Saran Hutan dan Konservasi Alam.
Berdasarkan kesimpulan diatas, Jumar. 2000. Entomologi Pertanian.
ada beberapa saran antara lain: Jakarta: PT. Rineka Cipta.
1. Penelitian ini dilakukan di Hutan Koh KP & Sodhi NS. 2004.
Penelitian UBT dan Taman Importance Of Reverse,
Anggrek perlu adanya dilakukan Fragments And Parks For
penelitian tingkat lanjut di lokasi Butterfly Conservation In A
Tropical Urban Lanscape. Papilionoidea) di Kampus
Ecological Applications. Universitas Indonesia,
Nurjannah ST. 2010. Biologi Troides Depok, Jawa Barat”, Skripsi,
helena helena dan Troides (Depok: Departemen Biologi
helena ephaestus Universitas Indonesia).
(Papilionidae) di Penangka- Warsita, B. 2008. Teknologi
ran (Tesis). On line at Pembelajaran: Landasan &
http://iirc.ipb.ac.id/jspui Aplikasinya. Jakarta: Rineka.
/bitstream.pdf (accessed 27 Widowati, Asri. 2012. Majalah
November 2018). Ilmiah Pendidikan. Jurusan
Peggie, D., Amir, M. 2006. Practical Kurikulum dan Teknologi
Guide to the Butterfliesof Pendidikan FIP UNY.
Bogor Botanical Garden.
Jakarta: LIPI.
Priyono, B dan Abdullah, M. 2013.
Keanekaragaman Jenis Kupu-
kupu di Taman Kehati Unnes.
Biosaintifika.
Rizal, S. 2007. Populasi kupu-kupu
di Kawasan Cagar Alam
Rimbo Panti dan Kawasan
Wisata Lubuk Minturun
Sumatera. Sumatera; Mandiri
Suhardi. 2012. Pengembangan
Sumber Belajar Biologi.
Yogyakarta: Jjurdik Biologi
FMIPA UNY.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Syamsudin, Tati Suryati. 2011.
Mengenal Kupu-kupu
Tangkuban Parahu dan
Sekitarnya. Bandung: Bina
Budhaya.
Sodiq, M., dan Dwi, M. 2009.
Pengaruh Beauveria
bassiana terhadap mortalitas
semut rangsang Oecophylla
smaragdina F. Jurnal
Entomologi.
Utami, Eka Nurlaila. 2012.
“Komunitas Kupu-kupu
(Ordo Lepidoptera:

S-ar putea să vă placă și