Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
21.11.2016
Sulit makan merupakan sebagian besar keluhan orang tua saat datang ke dokter anak.
Orangtua masih beranggapan bahwa solusi sulit makan adalah pemberian
vitamin/suplemen sehingga mereka seringkali meminta dokter meresepkan vitamin
penambah nafsu makan. Permasalahan lain yang sering terjadi yakni anak hanya mau
makanan cair/lumat karena sulit mengunyah/menelan, anak langsung menangis atau berlari
menjauh saat melihat sendok/piring, menyemburkan makanan serta keterlambatan untuk
makan mandiri.
Penyebab sulit makan sangat bervariasi antara lain penyakit/kelainan organik yang
mendasari, interaksi biologis dan faktor lingkungan terutama keluarga. Penyebab yang
paling banyak dijumpai adalah pemberian nutrisi yang kurang tepat mengenai komposisi
makanan, tekstur maupun tatacara pemberiannya.1,2 Indonesia terdiri dari berbagai macam
etnik yang memiliki beragam kultur dan tradisi. Perilaku orang tua memegang peranan
paling penting dalam praktik pemberian makan pada anak. Hal ini dipengaruhi oleh latar
belakang sosial budaya serta adat istiadat orangtua/keluarga itu sendiri. Sebagai contoh
anak dipaksa meminum jamu-jamuan yang dipercaya dapat menambah nafsu makan,
namun justru menimbulkan trauma mendalam pada psikologis anak yang berakibat
semakin sulit makan.
Apabila anak mengalami kesulitan makan ada beberapa hal yang perlu dilakukan, sesuai
dengan feeding rules menurut Bonnin3 yaitu:
Jadwal
Lingkungan
o Lingkungan yang menyenangkan (tidak boleh ada paksaan untuk makan)
o Tidak ada distraksi (mainan, televisi, perangkat permainan elektronik) saat makan
Prosedur
o Bila anak menunjukkan tanda tidak mau makan (mengatupkan mulut, memalingkan
kepala, menangis), tawarkan kembali makanan secara netral, yaitu tanpa membujuk
ataupun memaksa
o Bila setelah 10-15 menit anak tetap tidak mau makan, akhiri proses makan
Perilaku banyak orangtua di Indonesia terhadap beberapa hal tersebut masih sangat sulit
dilakukan, karena pemahamannya yang masih kurang tepat. Sebagian besar orang
tua/pengasuh cenderung membujuk dan menenangkan anak dengan berbagai macam cara
supaya anak mau makan, hal ini justru mengganggu konsentrasi makan anak. Bila anak
tidak mau makan orang tua seringkali menggantinya dengan susu formula berlebihan. Cara
ini mengakibatkan anak selalu kenyang dan semakin sulit mengenal perilaku makan yang
benar.
Pencegahan sulit makan sejak dini adalah penerapan aturan makan (feeding behavior)
yang tepat mengacu pada feeding rules yang telah dijelaskan di atas. 3 Pengenalan makan
juga harus memenuhi 4 syarat 2,5 yakni:
§ Tepat waktu disaat ASI tidak lagi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi.
§ Makanan diberikan dengan cara yang benar (properly fed) dengan memperhatikan sinyal
lapar dan kenyang seorang anak.
Dengan menerapkan feeding rules diharapkan masalah sulit makan pada bayi dapat
teratasi sehingga tumbuh kembang menjadi lebih optimal. Namun, apabila anak tetap sulit
makan, maka disarankan untuk berkonsultasi langsung kepada ahli gizi atau dokter
spesialis anak terdekat.
GERAKAN TUTUP MULUT (GTM) PADA
BATITA
04.07.2015
Tak jarang, orangtua mengeluhkan anak batitanya susah makan. Dari yang awalnya
menutup rapat mulut sampai menyemburkan makanan atau bahkan melepehkan kembali
makanan yang sudah masuk ke dalam mulutnya. Wajar saja kalau orangtua merasa
khawatir, apalagi kalau berat badan anak tak kunjung naik. Padahal di usia ini, asupan
nutrisi yang berimbang sangatlah penting bagi tumbuh kembang anak.
Penyebab GTM pada batita bermacam-macam. Bosan, sedang sakit, tidak lapar, adanya
trauma, baik terhadap makanan tertentu maupun proses makan itu sendiri adalah beberapa
diantaranya. Biasanya, karena panik dan bingung, orangtua menjadi lebih permisif pada
anak. Misalnya, membiarkan anak hanya makan biskuit favoritnya, hanya memberi susu
sebagai pengganti makanan atau mengijinkan anak mengkonsumsi junkfood kesukaannya
terus menerus. Ada pula orangtua yang sibuk mencari vitamin penambah nafsu makan,
mengajak anaknya berkeliling kompleks saat waktu makan sampai mengajak anak makan
sambil bermain. Benarkah ini?
Apa sih yang seharusnya dilakukan orangtua untuk mencegah batitanya mogok makan?
Jawabannya adalah dengan melatih perilaku makan yang benar (feeding rules) pada anak.
Bagaimana caranya?
Dos:
1. Atur jadwal makanan utama dan makanan selingan (snack) yang teratur yaitu tiga
kali makanan utama dan dua kali makanan kecil di antaranya. Susu dapat diberikan
dua - tiga kali sehari (500-600 ml/hari).
2. Batasi juga waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit.
3. Buat lingkungan yang menyenangkan untuk makan. Biasakan makan bersama
keluarga di meja makan. Jika tidak memungkinkan untuk makan bersama,
sebaiknya tetap latih anak makan di meja makan.
4. Dorong anak untuk makan sendiri. Bila anak menunjukkan tanda tidak mau makan
(mengatupkan mulut, memalingkan kepala, menangis), tawarkan kembali makanan
tanpa memaksa. Bila setelah 10-15 menit anak tetap tidak mau makan akhiri proses
makan. Latih anak untuk mengenali rasa kenyang dan laparnya sendiri.
Donts: