Sunteți pe pagina 1din 17

A. Pengertian Cairan dan Elektrolit.

Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air. Air tubuh lebih
banyak meningkat tonisitus adalah terminologi guna perbandingan osmolalitas dari salah
satu cairan tubuh yang normal. Cairan tubuh terdiri dari cairan eksternal dan cairan
internal. Sedangkan Elektrolit adalah substansi yang menyebabkan ion kation (+) dan
anion (-).
B. Fungsi Cairan
1. Mempertahnkan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh.
2. Transport nutrient ke sel
3. Transport hasil sisa metabolism
4. Transport hormone
5. Pelumas antar organ
6. Memperthanakan tekanan hidrostatik dalam system kardiovaskuler. (Tarwoto &
Wartonah, 2010)
C. Keseimbangan Cairan
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output cairan. Intake cairan berasal
dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1.800 – 2.500 ml/hari.
Sekitar 1.200ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari makanan. Sedangkan
pengeluaran cairan melalui ginjal dalambentuk urine 1.200-1.500 ml/hari, paru-paru 300-
500 ml, dan kulit 600-800 ml (Tarwoto & Wartonah, 2010).
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit
Beberapa faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit, diantaranya
adalah usia, temperatur lingkungan, diet, stres, dan sakit.
1. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas perkembangan tubuh, metabolism yang diperlukan
dan berat badan.
2. Temperatur Lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl
melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari.

3. Diet
Pada saat tubuh kekurangan niutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi, proses ini
menimbulkan pergerakan carian dari interstitial ke intraseluler.
4. Stres
Stres dapat menimbulkan paningkatan metabolism sel, konsentrasi darah dan
glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini
dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine.
5. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjaldan jantung, gangguan hormon
akan mengganggu keseimbangan cairan. (Tarwoto & Wartonah, 2010)
E. Kebutuhan Cairan Menurut Usia dan Berat Badan
No. Umur BB (Kg) Cairan (ml/24jam)
1 3 hari 3,0 250 ─ 300
2 1 tahun 9,5 1150 ─ 3000
3 2 tahun 11,8 1350 ─ 1500
4 6 tahun 20 1800 ─ 2000
5 10 tahun 28,7 2000 ─ 2500
6 14 tahun 45 2200 ─ 2700
7 18 tahun (adult) 54 2200 ─ 2700
8 Dewasa 2400 – 2600

F. Masalah keseimbangan cairan


1. Hipovolemik
Adalah kondisi akibat kekurangan volume Cairan Ekstraseluler (CES), dan
dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan
sehingga menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme kompensasi pada hipovolemik
adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung,
kontraksi jantung, dan tekanan vaskuler), rassa haus, pelepasan hormone ADH dan
adosteron. Hipovolemik yang berlangsung lama dapat menimbulkan gagal ginjal akut.
Gejala : pusing, lemah, letih, anoreksia, mual, muntah, rasa haus, gangguan
mental, konstipasi dan oliguri, penurunan tekanan darah, HR meningkat, suhu
meningkat, turgor kulit menurun, lidah kering dan kasar, mukosa mulut kering. Tanda
– tanda penurunan berat badan akut , mata cekung pengosongan vena jugularis. Pada
bayi dan anak – anak adanya penurunana jumlah air mata.
2. Hipervolemia
Adalah penambahan/kelebihan volume cairan CES dapat terjadi pada saat :
a. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air
c. Kelebihan pemberian cairan
d. Perpindahan CIT ke plasma.
Gejala : sesak nafas, peningkatan dan penurunan tekanan darah, nadi kuat, asites,
edema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher dan irama gallop.(Tarwoto &
Wartonah, 2010)
G. Cara Pengeluaran Cairan
Pengeluaran cairan terjadi melalui organ ginjal, kulit, paru-paru, dan gastrointestinal :
1. Ginjal
a. Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170 liter darah
untuk disaring setiap hari.
b. Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam
c. Pada orang dewaasa produksi urine sekitar 1,5 liter/hari.
d. Jumlah urine yang dipprosuksi oleh ADH dan Aldosteron.
2. Kulit
a. Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang menerima rangsang
aktivitas kelenjar keringat
b. Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot, temperatur
lingkungan yang meningkat dan demam.
c. Disebut Insimsible Water Loss (IWL) sekitar 15 – 20 ml/24 jam.
3. Paru – paru
a. Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari
b. Meningkatkan cairan yang hilang sebagai respon terhadap perubahan kecepatan
dan kedalaman nafas akibat pergerakan atau demam.
4. Gastrointestinal
a. Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap hari sekitar
100 – 200 ml.
b. Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10 – 15 cc/kg BB/24 jam, dengan
kenaikan 10 % dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1O C. (Tarwoto & Wartonah,
2010)
H. Pengaturan Elektrolit
Macam-macam elektrolit diantaranya yaitu natrium (sodium), kalium (potassium),
kalsium, magnesium, chlorida, bikarbonat, dan fosfat:
a. Natrium (sodium)
1) Merupakan kation paling banyak yang terdapat pada Cairan Ekstrasel (CES)
2) Na+ mempengaruhi keseimbangan air, hantaran implus saraf dan kontraksi otot.
3) Sodium diatur oleh intake garam aldosteron, dan pengeluaran urine. Normalnya
sekitar 135-148 mEq/lt.
b. Kalium (potassium)
1) Merupakan kation utama dalam CIS
Berfungsi sebagai excitability neuromuskuler dan kontraksi otot.
2) Diperlukan untuk pembentukan glikogen, sintesa protein, pengaturan keseibangan
asam basa, karena ion K+ dapat diubah menjadi ion H+. Nilai normalnya sekitar
3,5-5,5 mEq/lt.

c. Kalsium
1) Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, konduksi jantung, pembekuan
darah, serta pembentukan tulang dan gigi.
2) Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid.
3) Hormon paratiroid mengarbsopsi kalsium melalui gastrointestinal, sekresi melalui
ginjal.
4) Hormon thirocaltitonin menghambat penyerapan Ca+ tulang.
d. Magnesium
Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Sangat penting untuk
aktivitas enzim, neurochemia, dan muscular excibility. Nilai normalnya sekitar 1,5-
2,5 mEq/lt.
e. Chlorida
Terdapat pada CES dan CIS, normalnya sekitar 95-105 mEqlt.
f. Bikarbonat
1) HCO3 adalh buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan CES dan
CIS.
2) Bikarbonat diatur oleh ginjal.
g. Fosfat
1) Merupakan anion buffer dalam CIS dan CES
2) Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskuler, metabolism karbohidrat,
dan pengaturan asam basa.
3) Pengaturan oleh hormone parathyroid. (Tarwoto & Wartonah, 2010)
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
CAIRAN, ELEKTROLIT DAN ASAM BASA PADA TN. N DI RUANG
MAMMINASA BAJI RSUD. LABUANG BAJI MAKASSAR

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Tn. S DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN


KEBUTUHAN

Hari/Tanggal : Selasa, 26 November 2019

Jam : 11.30-13.30

Pengkaji : Astuti

Ruang : Mamminasa Baji

1. IDENTITASPASIEN
a. Nama : Tn. S
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Umur : 24 Tahun
d. Agama : Kristen
e. Status Perkawinan : Belum kawin
f. Pekerjaan : Mahasiswa
g. Pendidikan Terakhir : SMA
h. Alamat : Jl.Manunggal 22
i. No. CM : 378916
j. Diagnosa Medis : Febris

PENANGGUNG JAWAB

a. Nama : Tn. B
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Umur : 28 Tahun
d. Pendidikan : SMK
e. Pekerjaan : Mahasiswa
f. Alamat : Jl. Manunggal 22
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Riwayat kesehatan pasien
Riwayat penyakit sekarang
1) Keluhan utama :
Keluhan saat dilakukan pengkajian klien mengatakan demam sudah 5 hari
sebelum masuk Rumah Sakit. Klien mengatakan dia mengalami demam
kerena kelelahan.
2) Kronologi penyakit saat ini :
Klien masuk di RS Labuang Baji pada tanggal 25 November 2019 dengan
keluhan demam sudah 5 hari sebelum masuk Rumah Sakit, klien mengeluh
deman naik turun dan klien mengatakan selalu mengigil saat tengah malam.
3) Pengaruh penyakit terhadap pasien :
Penyakit yang di derita Tn. N saat ini sangat mempengaruhinya karena Tn. N
tidak dapat melakukan aktivitas seperti sebelum sakit dan tidak dapat
memakan makanan yang disukainya.
4) Yang diharapkan pasien dari pelayanan kesehatan
Pasien berharap mendapatkan pelayanan yang utama agar dia bisa cepat
sembuh dari kondisinya saat ini.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram

x x x x

x x x x x x

2 5 6
1 3
Keterangan :
: Klien : Garis perkawinan

x : Laki-laki meninggal : Garis keturunan

x : Perempuan meninggal

Generasi I : Nenek dari ayah klien sudah meninggal, kakek dari ayah klien masih
hidup dan tidak menderita penyakit yang sama dengan klien.

Generasi II : Ayah dan ibu klien masih hidup dan tidak menderita penyakit yang
sama dengan klien.

Generasi III : Pasien saat ini berumur 24 tahun dan di rawat di ruang mamminasa
baji RSUD Labuang Baji dengan diagnosa medis Febris. Pasien
merupakan anak ke empat dari enam bersaudara, dan semua saudara-
saurdari pasien dalam keadaan sehat.

Pengkajian Biologis

1) Rasa Aman dan Nyama


P : Tn. N mengatakan nyeri pada bagian betis
Q : Tn. N mengatakan nyeri yang dirasakan seperti keram atau pegal-
pegal
R : Tn. N mengatakan nyeri yang dirasakan pada betis kanan dan betis
kiri
S : Tn. N mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan di skala 5 dengan
rentang 0 - 10
T : Tn. M mengatakan nyerinya kadang-kadang timbul pada saat suhu
tubuh meningkat
2) Aktivitas Istirahat – Tidur
a) Aktivitas
Setelah masuk Rumah Sakit, klien lebih banyak berbaring di tempat tidur.
b) Istirahat
Setelah operasi, klien mengatakan sulit untuk beristirahat
c) Tidur
Klien mengatakan tidak bisa tidur pada malam hari, klien mengatakan
hanya 2 jam tidur pada malam hari dan untuk jamnya klien mengatakan
tidak menentu. Serta pada siang hari klien jarang tidur siang.
3) Cairan
Klien mengatakan mampu menghabiskan air minum sebanyak ± 2 liter
perhari. Klien terpasang saluran infus dengan cairan Dextrosa 0.5%
4) Nutrisi
Klien makan 3 kali sehari, namun klien tidak mampu menghabiskan porsi
makanan yang disediakan oleh RS.. Klien mengatakan tidak nafsu makan.
5) Eliminasi : Urine dan Feses
a) Eliminasi Feses
Setelah operasi, klien mengatakan belum pernah BAB selama dirawat di
Rumah Sakit.
b) Eliminasi Urine
Klien mengatakan BAK lancer dan bisa ke kamar mandi sendiri. Tidak
ada riwayat pembedahan dan klien tidak menggunakan alat bantu untuk
miksi.
6) Kebutuhan Oksigenasi
Klien mengatakan tidak ada kesulitan dalam bernafas. Posisi nyaman klien
supinasi. Klien tidak pernah di rawat dengan gangguan pernafasan.
7) Kardiovaskuler
Klien tidak memiliki riwayat penyakit jantung
8) Personal Hygine
Klien mengatakan terakhir mandi 2 hari yang lalu, klien nampak kusam, kuku
klien nampak panjang dan bersih.
9) Sex
Klien tidak memiliki gangguan fungsi sex.
10) Pengkajian Psikososial dan Spiritual
a) Psikologi
i. Klien dapat mengontrol emosinya dan dapat mengespresikan
perasaannya.
ii. Klien mengatakan selalu sabar dan menerima penyakitnya.
b) Hubungan sosial
Keluarga selalu menemani klien dan mempunyai banyak saudara yang
selalu datang membesuk dan memberi suport untuk kesembuhannya.
c) Spritual
Klien beragama Kristen, klien mengatakan selalu berdoa untuk
kesembuhan penyakitnya
c. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Kondisi klien secara umum : Klien nampak lemah, tingkat kesadaran
composmentis E4V5M6
b. Tanda – tanda vital :
1) TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/m
P : 24x/m
S : 39,3 ºC
c. Pertumbuhan fisik :
TB : 175 cm
BB : 70 kg
Postur tubuh : Tegak lurus
d. Keadaan kulit : Nampak kusam
Warna : Sawomatang
Tekstur : tidak kasar
Kelainan kulit : Tidak ada
2. Pemeriksaan cepalo kaudal
a) Kepala :
Inspeksi : Bentuk kepala normocepal, penyebaran rambut merata,tidak rontok,
warna hitam, kulit kepala bersih.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
b) Mata :
Inspeksi :
Simetris kiri kanan
Kelopak mata : Tidak ada pembengkakan
Konjungtiva : Anemis ( pucat )
c) Hidung
Inspeksi : tidak ada sekret pada kedua lubang hidung. Hembusan napas kedua
lubang hidung seimbang
d) Telinga
Inspeksi : tidak ada sekret pada kedua telinga
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada telinga kiri dan kanan
e) Mulut
Inspeksi : Gigi lengkap dan sedikit berwarna kuning, lidah bersih, tidak ada
sariawan pada bibir.
f) Leher
Inspeksi : Tidak ada pembekakkan pada kelenjar getah bening
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
g) Dada
Inspeksi : Ekspansi dada sama saat inspirasi dan ekspirasi, tidak ada retraksi
dinding dada
Auskultasi : Tidak ada suara napas tambahan
h) Abdomen
Inspeksi: terdapat bekas luka post oprasi dan terpasang drain
i) Genetalia, anus, dan rektum
Inspeksi : Terpasang kateter
j) Ekstremitas
ROM : aktif dan pasif
Edema : tidak ada edema
Akral : hangat
d. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium

Parameter Hasil Satuan Nilai Normal

WBC 6,4 103/μL 4.0 – 9.0


RBC 4.77 106/μL 3.80 – 5.30
HGB 14.0 g/dL 12.0 – 18.0
HCT 39.0 % 36.0 – 100.0
MCV 81.8 fL 80.0 – 100.0
MCH 29.4 Pg 27.0 – 32.0
MCHC 35.9 g/dL 32.0 – 36.0
PLT 191 103/μL 120 – 380
LYM% 25.4 %
MXD% 6.0 %
NEUT% 68.6 %
LYM# 1.6 103/μL
MXD# 0.4 103/μL
NEUT# 4.4 103/μL
RDW-SD 37.7 fL 37.0-54.0
RDW-CV 12.0 % 11.5-14.5
PDW 12.9 fL 12.0 – 18.0
MPV 9.9 fL 5.0 – 10.0
P-ICR 24.7 %
PCT 0.19 %

2. Terapi yang diberikan


a. Infus : RL 30 tpm
b. Injeksi : cefoperazole 195 IV,
c. Azidromycin 500 mg,
d. Cetapain isr /8 jam/drips
Klasfikasi Data
Data Subjektif Data Objektif
1. Klien mengatakan demam sudah 5 1. Pemeriksaan TTV
hari sebelum masuk Rumah Sakit TD : 120/80 mmHg
2. klien mengeluh deman naik turun N : 80 x/mnt
P : 24 x/mnt
S : 38,30C
2. Kulit klien nampak kemerahan
3. Klien nampak gelisah
4. Klien nampak lemah
e. Analisa Data
Data Fokus Masalah Keperawatan Etiologi
Data Subjektif: Dehidrasi
1. Klien mengatakan
demam sudah 5 hari Tubuh kehilangan cairan
sebelum masuk Rumah
Sakit Penurunan cairan intrasel
2. klien mengeluh deman
naik turun Demam

Data Objektif: Peningkatan suhu tubuh


Hipertermia
- Pemeriksaan TTV
TD : 120/80 mmHg Hipertermia
N : 80 x/mnt
P : 24 x/mnt
S : 38,30C
- Kulit klien nampak
kemerahan
- Klien nampak gelisah
- Klien nampak lemah

f. Diagnosa Keperawatan
NO Diagnosa
1 Hipertermia berhubungan dengan penyakit (Febris)
Domain 11: Kenyamanan/perlindungan
Kelas 6. Termoregulasi
Kode : 000007
RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


1 Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Perawatan Demam
berhubungan keperawatan diharapakn - Pantau suhu dan tanda-
dengan penyakit suhu tubuh klien menurun tanda vital lainya.
(Febris) dengan indicator : - Pantau suhu lingkungan
 Termoregulasi - Berikan kompres hangat
- Peningkatan suhu - Dorong konsumsi cairan
tubuh dari sangat - Kolaborasi untuk
terganggu (1) pemberian antipiretik
manjadi tidak dan antibiotik
terganggu (5)
- Hipertermia dari
sangat terganggu (1)
manjadi tidak
terganggu (5)
- Sakit otot dari sangat
terganggu (1)
manjadi tidak
terganggu (5)
- Dehidrasi dari sangat
terganggu (1)
manjadi tidak
terganggu (5)
IMPLEMENTASI

HARI/TGL DIAGNOSA IMPLEMENTASI DAN HASIL


Rabu, 27 Hipertermia  Mengukur TTV
November 2019 berhubungan dengan - TD : 140/80 mmHg
penyakit (Febris) - N : 80x/menit
- P : 90x/menit
- S : 38,10C
 Observasi TTV
 Memantau suhu lingkungan
 Berikan kompres hangan pada dahi
 Anjurkan banyak minum
 Kolaborasi dengan tenaga medis
dalam pemberian antipiretik dan
antibiotic
 Kolaborasi untuk pemberian cairan
IV sesuai indikasi

Kamis, 28 Hipertermia  Mengukur TTV


November 2019 berhubungan dengan - TD : 140/80 mmHg
penyakit (Febris) - N : 82x/menit
- P : 20x/menit
- S : 38,10C
 Observasi TTV
 Memantau suhu lingkungan
 Berikan kompres hangan pada dahi
 Anjurkan banyak minum
 Kolaborasi dengan tenaga medis
dalam pemberian antipiretik dan
antibiotic
 Kolaborasi untuk pemberian cairan
IV sesuai indikasi
 Mengkaaji membran mukosa
kering, tugor kulit yang kurang baik
dan rasa haus

Jumat, 29 Hipertermia  Mengukur TTV


Novemeber berhubungan dengan - TD : 110/80 mmHg
2019 penyakit (Febris) - N : 80x/menit
- P : 22x/menit
- S : 380C
 Pantau keadaan umum pasien
 Observasi TTV
 Memantau suhu lingkungan
 Berikan kompres hangan pada dahi
 Anjurkan banyak minum
 Kolaborasi dengan tenaga medis
dalam pemberian antipiretik dan
antibiotic
 Kolaborasi untuk pemberian cairan
IV sesuai indikasi
 Mengkaaji membran mukosa
kering, tugor kulit yang kurang baik
dan rasa haus
EVALUASI

DIAGNOSA TANGGAL/ CATATAN PARAF


KEPERAWATAN JAM PERKEMBANGAN
Hipertermia 27 November S :
berhubungan 2019/ 20.30 Klien mengeluh demam naik
dengan penyakit turun
(Febris) O:
Keadaan umum lemah
 TTV
- TD : 140/80 mmHg
- N : 80x/menit
- P : 90x/menit
- S : 38,10C
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
28 November S :
2018/ 09.30 Klien mengeluh demam naik
turun
O:
Keadaan umum lemah
 TTV
- TD : 140/80 mmHg
- N : 82x/menit
- P : 20x/menit
- S : 38,10C
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
29 November S :
2019/ 09.00 Klien mengatakan masih
demam
O:
Keadaan umum lemah
 TTV
- TD : 110/80 mmHg
- N : 80x/menit
- P : 22x/menit
- S : 380C
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi

S-ar putea să vă placă și