Sunteți pe pagina 1din 8

PENGARUH PEMBERIAN BOOKLET KEMOTERAPI

TERHADAP KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI PENDERITA


KANKER PAYUDARA PASCA KEMOTERAPI DI RUANG BEDAH
RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK (RSAM) BANDAR LAMPUNG

Anita1, Tri Sukamti P2


1
Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang,
2
Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung
Email: anitabustami@yahoo.co.id

Abstrack: Effect Of Chemotherapy Booklet Giving to Self Care Ability of Breast Cancer
Patients After Chemotherapy in The Surgical Hospital Abdul Moeloek (RSAM) Bandar
Lampung. Riskesdas 2013 the prevalence of cancer in Indonesia in 1000, or approximately 1,4
per 330.000 people, in province of Lampung increased than 0,02% (2010), 0,04% (2011) and 2012
at 0,04% (Riskesdas 2012). Data breast cancer (RSAM) in 2014 as many as 471 (2,7%) patients.
The aim of research to determine the effect of Giving Chemotherapy Booklet Againts Ability Care
Breast Cancer after Chemotherapy in Surgery Room in Abdul Moeloek Hospital (RSAM) Bandar
Lampung in 2016. The study was conducted starting on January 1-30, 2016 quasi-experimental
design with one group, pre-test and post test. The population of 65 women with breast cancer after
chemotherapy, a sample of 56 respondents. Data were analyzed by t test dependent. The results
obtained by the average value of self-care behaviors of breast cancer patients after chemotherapy
before giving booklet was 4,70 with a standard deviation of 1,249. The average value of the value
of self-care behaviors of breast cancer patients after chemotherapy after the booklet was 7,82 with
a standard deviation of 1,478. Statistical test result p value= 0.000, meaning at alpha 5%
dismpulkan that there is a significant relationship between self-care behaviors of breast cancer
patients after chemotherapy before and after giving of chemotherapy booklet.

Keywords: Booklet, Chemotherapy, Breast cancer.

Abstrak: Pengaruh Pemberian Booklet Kemoterapi terhadap Kemampuan Perawatan Diri


Penderita Kanker Payudara Pasca Kemoterapi di Ruang Bedah Rumah Sakit Abdul
Moeloek (RSAM) Bandar Lampung. Riskesdas 2013 prevalensi kanker di Indonesia 1,4 per
1000 atau sekitar 330.000 orang, di Provinsi Lampung mengalami peningkatan dari 0,02% (2010),
0,04% (2011) dan 2012 sebesar 0,04 % (Riskesdas 2012). Data kanker payudara (RSAM) 2014
sebanyak 471 (2,7%) pasien. Tujuan penelitian untuk mengetahui Pengaruh pemberian Booklet
Kemoterapi terhadap Kemampuan Perawatan Diri Penderita Kanker Payudara Pasca Kemoterapi
di Ruang Bedah Rumah Sakit Abdul Moeloek (RSAM) Bandar Lampung 2016. Penelitian
dilakukan mulai tanggal 1-30 Januari 2016, desain quasi eksperimen dengan one group, pre test
dan post test. Populasi 65 ibu dengan kanker payudara pasca kemoterapi, sampel sejumlah 56
responden. Analisis data dengan uji t dependent. Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata perilaku
perawatan diri penderita kanker payudara pasca kemoterapi sebelum pemberian booklet adalah
4,70 dengan standar deviasi 1,249. Nilai rata-rata nilai perilaku perawatan diri penderita kanker
payudara pasca kemoterapi setelah pemberian booklet adalah 7,82 dengan standar deviasi 1,478.
Hasil uji statistik didapatkan nilai p= 0,000, berarti pada alpha 5% dismpulkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara perilaku perawatan diri penderita kanker payudara pasca
kemoterapi sebelum dan setelah pemberian booklet kemoterapi.

Kata Kunci: Booklet, Kemoterapi, Kanker payudara.

Data World Health Organization (WHO) payudara, 500.000 diantaranya meninggal dunia.
tahun 2013, kanker menjadi penyebab kematian Di Amerika Serikat pada tahun 2012 203.500
nomor dua di dunia sebesar 13% setelah penyakit wanita telah terdiagnosis terkena kanker
kardiovaskuler. Diperkirakan tahun 2030 insiden payudara, 54.300 terkena Dustal Carsinoma In
kanker mencapai 26 juta orang dan 17 juta Situ (DCIS) atau tumor jinak, dan 40.000 wanita
diantaranya meninggal akibat kanker (Kemenkes, meninggal dunia (Olfah, 2013).
Mediakom, edisi 5, 2015). Wanita di seluruh Insiden kanker meningkat dari 12,7 juta
dunia 1,2 juta terdiagnosis terkena kanker kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun

26
Anita, Pengaruh Pemberian Booklet Kemoterapi 27

2012, sedangkan jumlah kematian meningkat dari Menurut Persatuan Ahli Bedah Onkologi
7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada Indonesia (2005) yang dikutip oleh Lutfa (2008),
tahun 2012. Di Indonesia berdasarkan data penatalaksanaan / pengobatan utama penyakit
riskesdas tahun 2013 prevalensi tumor/ kanker di kanker meliputi empat macam yaitu pembedahan,
Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk atau radioterapi, kemoterapi dan hormonterapi.
sekitar 330.000 orang. Pembedahan dilakukan untuk mengambil massa
Kanker (neoplasma) merupakan penyebab kanker dan memperbaiki komplikasi yang
kematian pertama di dunia. Kanker adalah suatu mungkin terjadi. Sementara tindakan radioterapi
penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel- dilakukan dengan sinar ionisasi untuk
sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel menghancurkan kanker. Kemoterapi dilakukan
kanker kemudian menyerang dan merusak untuk membunuh sel kanker dengan obat anti-
jaringan biologis lainnya, baik dengan kanker (sitostatika). Sedangkan hormonterapi
pertumbuhan langsung di jaringan yang dilakukan untuk mengubah lingkungan hidup
bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke kanker sehingga pertumbuhan sel-selnya
tempat yang jauh (metastasis) (Ghofar, 2009). terganggu dan akhirnya mati sendiri.
Kanker merupakan penyebab kematian Keberhasilan pengobatan ini tergantung dari
nomor 7 di Indonesia. Penderita kanker tertinggi ketentuan pasien dalam berobat dan
di Indonesia adalah kanker payudara dan kanker tergantung pada stadiumnya.
leher rahim (Kemenkes, Mediakom, edisi 5). Kemoterapi dapat membantu dalam
Kanker payudara termasuk tersering ditemukan pembuatan rencana yang realistis oleh perawat,
pada perempuan setelah kanker serviks. pasien dan keluarga. Misalnya, kemungkinan
(Dharmais, 2011). Menurut Data International untuk sembuh, hidup lebih panjang tanpa
Agency for Research on Cancer (IARC) 2012 gejala/tanda kanker atau hanya meringankan
didapatkan insidensi kanker payudara di gejala kanker agar pasien hidup lebih nyaman
Indonesia 40 per 100.000 wanita, kanker leher merupakan keuntungan yang melebihi risiko efek
rahim 17 per 100.000 perempuan. Berdasarkan samping dan kemoterapi yang sifatnya
sistem informasi RS (SIRS). Jumlah pasien rawat sementara. Kemoterapi menyembuhkan lebih dari
jalan maupun rawat inap pada kanker payudara 90% pria penderita kanker buah zakar yang telah
terbanyak yaitu 12014 orang (28,7%) dan kanker menyebar dan sekitar 98% wanita penderita korio
serviks 5,349 orang (12,8%). karsinoma atau kanker rahim (Junaidi, 2007).
Kanker memiliki berbagai macam jenis Beberapa efek samping yang tidak
dengan berbagai akibat yang timbul. Ancaman diinginkan akan timbul selama kemoterapi. Berat
kematian dan penurunan kualitas hidup ringannya efek samping kemoterapi tergantung
membayangi jutaan penderita kanker. Pada tahun pada banyak hal, antara lain jenis obat
2008 jumlah kematian akibat penyakit kanker kemoterapi, kondisi tubuh, kondisi psikis pasien.
mencapai 58 juta jiwa. Sedikitnya 1,2 juta jiwa di Efek samping kemoterapi timbul karena obat-
Amerika Serikat didiagnosa menderita kanker obat kemoterapi sangat kuat, dan tidak hanya
setiap tahunnya. Akan tetapi incidence rate lebih membunuh sel-sel kanker, tetapi juga menyerang
banyak terjadi di negara berkembang. Indonesia sel-sel sehat, terutama sel-sel yang membelah
sebagai salah satu negara berkembang dengan dengan cepat. Efek samping dapat muncul ketika
prevalensi rate penyakit kanker yang cukup sedang dilakukan pengobatan atau beberapa
tinggi (Lutfa, 2008). waktu setelah pengobatan (Bakhtiar, 2012).
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Beberapa hal yang diakibatkan oleh efek
(Kemenkes) tahun 2012 yang dikutip oleh samping terapi tersebut adalah rambut rontok
Bakhtiar (2012) menyebutkan bahwa prevalensi bahkan sampai botak dapat terjadi selama
kanker mencapai 4,3 banding 1.000 orang. pemberian kemoterapi, gangguan pada sumsum
Padahal data sebelumnya menyebutkan tulang yaitu berkurangnya hemoglobin,
prevalensinya 1 banding 1.000 orang. Badan trombosit, dan sel darah putih, membuat tubuh
Kesehatan Dunia atau World Health lemah, merasa lelah, sesak nafas, mudah
Organization (WHO) dan Serikat Pengendalian mengalami perdarahan, dan mudah terinfeksi,
Kanker Internasional atau International Union kulit membiru/menghitam, kering, serta gatal,
Against Cancer (UICC) tahun 2012 pada mulut dan tenggorokan terdapat sariawan,
memprediksi, akan terjadi peningkatan penderita terasa kering, dan sulit menelan, adanya mual dan
kanker sebesar 300 persen di seluruh dunia pada muntah, nyeri pada perut saluran pencernaan,
tahun 2030. Jumlah tersebut 70 persennya berada produksi hormon terganggu sehingga
di negara berkembang seperti Indonesia. menurunkan nafsu seks dan kesuburan (Bakhtiar,
2012).
28 Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 1, April 2016, hlm 26-33

Berdasarkan survei dari Health tergolong sedang yaitu sebesar (87%), konsep
Information National Trends Survey (HINTS) diri responden tergolong tinggi (13%) sedangkan
(2007) yang dikutip oleh Ananditha (2012) proporsi terkecil yang mendapat kemoterapi
menunjukkan bahwa 12.239 pasien kanker yang adalah konsep diri yang tergolong rendah yaitu
menjalani kemoterapi, ditemukan efek samping (0%). Dapat disimpulkan bahwa konsep diri
yang serius dan membutuhkan perawatan darurat penderita kanker yang mendapat kemoterapi di
sebanyak 16% dari pasien. Penyebab umum Ruang Rawat Inap RSUP Dr. Kariadi Semarang
rawat inap antara lain infeksi dan demam (8%), tergolong sedang.
neutropenia atau trombositopenia (5,5%), Penelitian yang dilakukan oleh Lutfa
gangguan elektrolit seperti dehidrasi (2,5%), (2008) pada awal bulan Oktober 2007 dengan
mual muntah (2,9%), kelelahan, pusing atau melakukan wawancara terhadap pasien kanker
gangguan fisik yang berhubungan dengan yang menjalani kemoterapi di ruang Cendana 1
kondisinya (2%), trombosis vena dalam atau RSUD Dr. Moewardi sebanyak 34 responden,
emboli paru (1,2%), dan malnutrisi (0,9%). yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
Dampak dari pengobatan kanker sebagian besar pasien rambutnya menjadi rontok,
(kemoterapi) dapat menyebabkan merasa mual dan muntah, 25% pasien merasakan
ketidakmampuan berjalan atau menggerakkan perannya sangat berkurang. Pasien laki-laki
tangan sehingga tidak mampu melakukan merasa tidak mampu lagi menghidupi keluarga,
pekerjaan apapun dan beraktivitas sebagaimana tidak mampu berdekatan dengan anak dan
sebelum sakit. Keadaan ini dapat menyebabkan mengurusnya.
penilaian negatif terhadap diri sendiri dan Penderita kanker payudara di Indonesia
menjadi tidak percaya diri karena jadi bergantung tahun 2013 berdasarkan profil Kesehatan
pada orang lain, merasa menjadi beban bagi Indonesia tahun 2008 terlihat perubahan angka,
keluarga dan merasa tidak berguna (Lubis, 2009). pada tahun 2005 jumlah penderita kanker
Menurut Keliat (1992) yang dikutip oleh payudara 7.850 kasus, tahun 2006 meningkat
Yani (2007), bahwa hilangnya bagian badan, menjadi 8.328 kasus, tahun 2007 sedikit
tindakan operasi, proses patologi penyakit, penurunan menjadi 8.277, dan tahun 2008
perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses sebanyak 5.207 kasus. Data ini adalah data
tumbuh kembang, prosedur tindakan dan penderita kanker payudara yang merupakan
pengobatan merupakan situasi atau stressor yang pasien yang rawat inap dengan diagnosis kanker.
dapat mempengaruhi konsep diri dan Jadi penderita kanker payudara sebenarnya
komponennya yakni citra tubuh, ideal diri, harga sangat mungkin jauh lebih besar lagi (Kemenkes,
diri, penampilan peran, dan identitas personal. Mediakom, edisi 5).
Pengobatan kanker itu sendiri memberi Menurut Ekowati (2013) lebih dari 40%
dampak negatif pada fisik maupun mental dan dari semua kanker dapat dicegah, bahkan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap beberapa jenis yang paliing umum seperti kanker
konsep diri. Jika konsep diri menderita, maka payudara, kolorektal dan leher rahim dapat
pikiran dan tingkah laku seseorang akan menjadi disembuhkan jika terdeteksi dini (Kemenkes,
terganggu, begitu seterusnya. Mengalami Mediakom, edisi 5). Menurut Age standardized
kebotakan dan menyebabkan ia merasa tubuhnya cancer ratio (ASCAR) 2005 kasus kanker
tidak menarik lagi serta merasa bahwa suami payudara di Indonesia terbanyak menyerang
tidak tertarik lagi pada dirinya. Namun gangguan kelompok umur 45-54 dengan nilai ASCAR
harga diri pada penderita penyakit kanker, 17,38%. Di Indonesia problem kanker payudara
kemungkinan mengalami hubungan interpersonal menjadi lebih besar lagi karena lebih dari 70%
yang tidak harmonis. Kondisi penderita kanker penderita datang ke dokter pada stadium yang
serviks stadium lanjut tidak dapat kembali ke sudah lanjut, maka dari itu permasalahan
keadaan semula, dikarenakan gangguan konsep mengenai kanker payudara memang
diri yang terjadi dalam dirinya yakni kecacatan membutuhkan perhatian khusus (Saryono, 2009).
tubuh dan penurunan fungsi organ tubuh (Lubis, Penelitian yang dilakukan oleh Anggorowati
2009). (2012) menjelaskan bahwa kasus kanker
Penelitian yang dilakukan oleh Saraswati payudara di Indonesia terus meningkat sepanjang
(2009) di Ruang Rawat Inap RSUP Dr. Kariadi tahun 2009-2012 dengan kejadian 5.297 kasus di
Semarang dengan menggunakan 30 orang pasien tahun 2009, 7.850 kasus di tahun 2010, 8.328
kanker yang telah mendapat kemoterapi sebagai kasus di tahun 2011, dan 8.277 kasus di tahun
responden, yang hasil penelitiannya 2012.
menunjukkan bahwa sebagian besar konsep diri Prevalensi kasus kanker payudara di
responden yang menghadapi kemoterapi Provinsi Lampung mengalami peningkatan dari
Anita, Pengaruh Pemberian Booklet Kemoterapi 29

0.02% pada tahun 2010 menjadi 0.04% tahun METODE PENELITIAN


2011 dan pada tahun 2012 tetap sebesar 0.04 %
(Riskesdas 2012). Kasus penyakit Kanker Jenis penelitian ini yaitu penelitian
payudara tahun 2012-2013 yang ditemukan di kuantitatif, yang dilaksanakan tanggal 1-30
Provinsi Lampung sebanyak 1.030 kasus, dimana Januari 2016. Lokasi penelitian di ruang Bedah
Lampung Barat 103 (10%) kasus, diikuti Wanita Rumah Sakit Abdul Moeloek Provinsi
Pringsewu 102 (9,8%) kasus, Way Kanan 98 Lampung. Desain penelitian adalah quasi
(9,5%) kasus, Metro 94 (9,1%) kasus, Provinsi eksperimen dengan one group, pre test dan post
Lampung 89 (8,6%) kasus, Lampung Selatan 89 test. Populasi penelitian 65, sampel penelitian
(8,6%) kasus, Lampung Utara 81 (7,8%) kasus, sejumlah 56 responden (tabel penentuan jumlah
Mesuji 79 (7,6%) kasus, Lampung Timur 76 sampel menurut Stephen Isaac dan Willliam B.
(7,3%) kasus, Tanggamus 72 (6,9%) kasus, Michel dalam Silalahi 2012. Analisis data
Lampung Tengah 67 (6,5%) kasus, Pesawaran 53 menggunakan uji T dependen.
(5,1%) kasus, Tulang Bawang 51 (4,9%) kasus,
Tulang Bawang Barat 50 (4,8%) kasus dan
Kabupaten Pesisir Barat 17 (1,6%) kasus. (Dinas HASIL PENELITIAN
Kesehatan Provinsi Lampung, 2012).
Data Kanker payudara yang dikeluarkan Berdasarkan hasil analisis statistik, hasil
oleh tim penanganan kanker Rumah Sakit Umum penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:
Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) sesuai data
Instalasi Patologi Anatomik (PA) rumah sakit Tabel 1. Rerata kemampuan perawatan diri
tipe B pendidikan tersebut, sebanyak 597 (3,6%) sebelum dan setelah pemberian
pasien terdiagnosis menderita kanker payudara booklet perawatan diri pasca
pada tahun 2013, tahun 2014 sebanyak 471 kemoterapi pada penderita kanker
(2,7%) pasien dan tahun 2013 terdiagnosis payudara
sebanyak 605 (5,3%) pasien. Tahun 2015 Variabel mean SD SE
berdasarkan hasil penelitian Windarti, di Rumah Kemampuan perawatan
Sakit Abdul Moeloek ditemukan penderita diri penderita kanker
carcinoma yang terjadi pada usia muda sebagian pasca kemoterapi
besar memiliki tipe histologi duktal invasive - Sebelum pemberian
booklet 4,70 1,249 0,167
grade inti 3 invasi ke pembuluh limfe dan telah
- Setelah pemberian
terjadi metastasis. booklet 7,82 1,478 0,198
Beberapa penelitian yang dilakukan hanya
melihat hubungan antara faktor risiko dengan Nilai rata-rata perilaku perawatan diri
terjadinya kanker payudara, tanpa melihat penderita kanker payudara pasca kemoterapi
bagaimana pengaruh kemoterapi terhadap efek sebelum pemberian booklet adalah 4,70 dengan
samping yang dialami klien. Berdasarkan uraian standar deviasi 1,249. Rata-rata nilai perilaku
di atas peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh perawatan diri penderita kanker payudara pasca
pemberian booklet kemoterapi terhadap kemoterapi setelah pemberian booklet adalah
kemampuan perawatan diri penderita kanker 7,82 dengan standar deviasi 1,478.
payudara pasca kemoterapi di ruang bedah
RSAM Provinsi Lampung tahun 2016. Tabel 2. Pengaruh pemberian booklet
Sehingga diperoleh manfaat dari penelitian kemoterapi terhadap kemampuan
ini yaitu memberikan pemahaman tentang upaya perawatan diri penderita kanker
rehabilitatif dalam merawat diri terhadap efek payudara pasca kemoterapi
samping kemoterapi pada penderita kanker Variabel mean SD SE p n
payudara secara mandiri sehingga dapat value
meningkatkan kualitas hidup penderita melalui Kemampuan
bukti empiris. Sebagai bahan masukan kepada perawatan diri
penderita kanker
institusi pelayanan kesehatan, pendidikan pasca
kesehatan untuk dapat meningkatkan upaya kemoterapi
rehabilitatif terutama dalam pemulihan dari efek - Perbedaan
samping akibat kemoterapi. rata-rata 3,125 1,830 0,245 0,000 56
sebelum dan
setelah
pemberian
booklet
30 Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 1, April 2016, hlm 26-33

Nilai rata-rata perbedaan perilaku Hasil penelitian sesuai dengan teori


perawatan diri penderita kanker payudara pasca edukasi Setiawati (2008) yang menyatakan
kemoterapi sebelum dan setelah pemberian bahwa edukasi merupakan serangkaian upaya
booklet adalah 3,125 dengan standar deviasi yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain,
1,830. Hasil uji statistik didapatkan nilai p= mulai dari individu, kelompok, keluarga dan
0,000, berarti pada alpha 5% terlihat bahwa ada masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup
pengaruh yang signifikan antara perilaku sehat. Edukasi merupakan satu bentuk intervensi
perawatan diri penderita kanker payudara pasca mengubah perilaku secara terencana untuk
kemoterapi sebelum dan setelah pemberian membantu klien baik individu, kelompok,
booklet kemoterapi. maupun masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran,
untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai hidup
PEMBAHASAN sehat. Tujuan edukasi adalah untuk mengubah
pemahaman individu, kelompok, dan masyarakat
Rata-rata kemampuan perawatan diri di bidang kesehatan agar menjadikan kesehatan
penderita kanker payudara pasca kemoterapi sebagai sesuatu yang bernilai, mandiri dalam
sebelum pemberian booklet mencapai tujuan hidup sehat, serta dapat
Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
perilaku perawatan diri penderita kanker ada dengan tepat dan sesuai (Suliha, 2002).
payudara pasca kemoterapi sebelum pemberian Penelitian Sirait, Rustina dan Waluyanti,
booklet adalah 4,70 dengan standar deviasi 1,249. (2013) hasil penelitian menjelaskan bahwa
Hasil penelitian sesuai uraian dari Unicef (2010) adanya peningkatan secara bermakna pada
yang menjelaskan bahwa tahapan perubahan kelompok intervensi dalam aspek pengetahuan,
perilaku diawali dari tidak sadar atau tidak tahu. sikap dan ketrampilan dalam penanganan
Hasil penelitian juga sesuai dengan teori edukasi demam. Penelitian Terok dan Wingkana (2012),
Setiawati (2008) yang menyatakan bahwa Hasil analisis pada kelompok perlakuan setelah
edukasi merupakan proses belajar dari tidak tahu diberikan bimbingan mental terjadi peningkatan
tentang nilai kesehatan menjadi tahu dan dari signifikan terhadap perkembangan perilaku
tidak mampu mengatasi kesehatan sendiri biopsikososial neonates. Halimatusakdiah dan
menjadi mandiri (Suliha, 2002). Nurhayati (2014), hasil penelitian menunjukkan
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan ada perbedaan pemahaman dan ketrampilan
penelitian yang Hidayati, Trixie dan Istiana tentang deteksi dini demam pada bayi sebelum
(2011), yang menunjukkan bahwa pengetahuan dan sesudah diberikan penyuluhan.
sebelum penyuluhan rata-ratanya lebih rendah Berdasarkan uraian di atas peneliti
dibandingkan dengan pengetahuan setelah menyimpulkan bahwa kemampuan seseorang
penyuluhan tentang kanker payudara, penelitian akan meningkat jika memperoleh informasi,
Herniyatun, Astutiningrum dan Nurlaila (2009), sehingga berbagai media diperlukan terutama
yang menyatakan ada perbedaan yang signifikan booklet. Bentuk informasi yang dibuat dalam
rata-rata nilai pengetahuan, sikap, ketrampilan bentuk booklet sangat menarik perhatian
antara sebelum dan setelah diberikan penyuluhan dikarenakan berisi informasi singkat, lengkap dan
tentang pencegahan kanker serviks. dapat dibaca ulang oleh penderita jika ditemukan
Berdasarkan pembahasan di atas maka permasalahan kesehatan.
dapat disimpulkan bahwa skor hasil penelitian
sebelum pemberian booklet, nilainya lebih rendah Pengaruh pemberian booklet kemoterapi
dibandingkan setelah pemberian booklet. Nilai terhadap kemampuan perawatan diri
rerata responden sebelum pemberian booklet penderita kanker payudara pasca kemoterapi
rendah atau dapat diklasifikasikan Hasil uji statistik didapatkan nilai p=
berpengetahuan kurang sehingga kemampuan 0,000, berarti pada alpha 5% terlihat bahwa ada
merawat dirinya juga kurang. pengaruh yang signifikan antara perilaku
perawatan diri penderita kanker payudara pasca
Rata-rata kemampuan perawatan diri kemoterapi sebelum dan setelah pemberian
penderita kanker payudara pasca kemoterapi booklet kemoterapi. Hasil penelitian
setelah pemberian booklet menunjukkan kesesuaian dengan teori yang
Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata dikemukakan oleh Notoatmodjo 2010, tentang
nilai perilaku perawatan diri penderita kanker perilaku kesehatan yang merupakan suatu
payudara pasca kemoterapi setelah pemberian respons seseorang terhadap stimulus atau objek
booklet adalah 7,82 dengan standar deviasi 1,478. yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
Anita, Pengaruh Pemberian Booklet Kemoterapi 31

pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, Cure (pengobatan kemoterapi, 2) Control


serta lingkungan. penyakit, dan 3) Palliation (mengurangi gejala
Selanjutnya Notoatmodjo (2010) dan meningkatkan kualitas hidup dari pasien).
mengklasifikasikan perilaku kesehatan menjadi Terapi dengan menggunakan obat
tiga kelompok yaitu: terutama ditujukan untuk meningkatkan kualitas
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan atau mempertahankan hidup pasien. Dalam
Perilaku pemeliharaan kesehatan yang pemberian obat, kemungkinan dapat terjadinya
meliputi tiga aspek: masalah terkait dengan obat yang tidak
a. Perilaku pencegahan penyakit, dan diharapkan, salah satunya adalah efek samping
penyembuhan penyakit bila sakit, serta dari pemberian suatu obat. Setiap obat
pemulihan kesehatan bilamana telah mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan
sembuh dari penyakit. efek samping obat (ESO), karena seperti halnya
b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila efek farmakologi, efek samping obat juga
seseorang dalam keadaan sehat perlu merupakan hasil interaksi antara molekul obat
diupayakan supaya mencapai tingkat dengan sistem biologik tubuh. Resiko efek
kesehatan optimal. samping obat tidak dapat dihilangkan, tetapi
c. Perilaku gizi (makanan dan minuman). dapat ditekan dan dikurangi seminimal mungkin
Makanan dan minuman dapat dengan mengetahui kondisi yang mendorong
memelihara dan meningkatkan kesehatan terjadinya efek samping, mengetahui sifat obat,
seseorang. serta mengetahui cara pemakaian yang tepat.
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem Faktor resiko yang mendorong terjadinya efek
atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau samping dapat berasal dari individu pasien,
sering disebut perilaku pencarian misalnya fisiologik (umur, konstitusi tubuh,jenis
pengobatan. Perilaku ini menyangkut upaya kelamin, faktor patologi, faktor alergik, faktor
atau tindakan seseorang pada saat menderita genetik). Faktor resiko juga dapat berasal dari
penyakit atau kecelakaan. obat, misalnya obat, formulasi, kemurnian,
3. Perilaku kesehatan lingkungan. Bagaimana dosis,dan frekuensi pemberian.
seseorang merespon lingkungan, baik fisik, Prosedur pelaksanaan kemoterapi di
sosial budaya sehingga lingkungan tersebut RSAM telah dilakukan sesuai prosedur yang
tidak mempengaruhi kesehatannya. ditentukan, terutama saat inform consent, hanya
Notoatmodjo (2007) menjelaskan saja pada mereka yang mendapatkan booklet
perubahan perilaku baru dalam kehidupannya tampak lebih tenang menghadapi kemoterapi
melalui tiga tahap yaitu pengetahuan, sikap dan karena mendapatkan pengetahuan secara lisan
praktik/ tindakan. Teori perubahan perilaku dan tertulis. Edukasi booklet dalam penelitian ini
kesehatan ini mendasari praktik pelayanan mempunyai tujuan yang sama dengan tujuan
kesehatan yang berupaya untuk mengubah edukasi menurut Notoatmodjo (2010) yaitu 1)
perilaku masyarakat agar pro aktif dalam mencari menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang
pelayanan kesehatan, terutama bagi mereka yang bernilai di masyarakat, 2) menolong individu
berisiko menderita penyakit keganasan seperti agar mampu secara mandiri atau berkelompok
kanker payudara. Berbagai terapi kanker mengadakan kegiatan untuk mencapai hidup
payudara dapat juga mengakibatkan komplikasi sehat, 3) mendorong pengembangan dan
atau berbagai permasalahan kesehatan lainnya, penggunaan secara tepat sarana pelayanan
untuk itu diperlukan upaya memandirikan klien kesehatan yang ada.
dalam perawatan diri. Tujuan edukasi di atas adalah untuk
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan mengubah pemahaman individu, kelompok, dan
teori preced-proceed (Lawrence Green, 2005), masyarakat di bidang kesehatan agar menjadikan
perilaku kesehatan ditentukan oleh faktor: kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai, mandiri
predisposing factors, terwujud dalam dalam mencapai tujuan hidup sehat, serta dapat
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
nilai. Enabling factors, tersedianya atau tidak ada dengan tepat dan sesuai (Suliha, 2002).
tersedianya fasilitas. Reinforcing factors, Hasil penelitian ini juga mendukung
terwujud dalam sikap dan perilaku petugas penelitian sebelumnya seperti penelitian
kesehatan atau dari perilaku masyarakat. Hidayati, Trixie dan Istiana (2011), yang
Pendidikan kesehatan melalui booklet menyatakan ada perbedaan pengetahuan sebelum
mempunyai 3 tujuan dalam upaya meningkatkan dan setelah penyuluhan dengan z= 6,456 (p=
kemampuan klien secara mandiri dalam 0,000) dan ada perbedaan ketrampilan siswi
perawatan diri, sesuai dengan teori, yaitu : 1) melakukan SADARI dengan t hitung sebesar
32 Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 1, April 2016, hlm 26-33

48,252 (p= 0,000). Hasil penelitian ini juga kemampuan penderita dalam perawatan diri.
memperkuat penelitian Herniyatun, Mengingat pentingnya upaya dalam
Astutiningrum dan Nurlaila (2009), dengan hasil memandirikan penderita dan mencegah
penelitian ada perbedaan yang signifikan rata-rata komplikasi lebih lanjut, maka pemberian booklet
nilai pengetahuan (p= 0,000), sikap (p= 0,024), kemoterapi dapat menjadi alternatif dalam
ketrampilan (p= 0,000) antara sebelum dan memberikan pendidikan kesehatan, mengingat
setelah pada kelompok perlakuan. Hasil keterbatasan tenaga kesehatan untuk memberikan
penelitian juga menunjukkan bahwa antara pendidikan kesehatan secara langsung dan
kelompok perlakuan dan kontrol ada perbedaan keseragaman informasi. Untuk itu diperlukan
yang signifikan rata-rata nilai sikap (p= 0,027), dukungan dari fihak manajemen rumah sakit
keterampilan (p= 0,000), tetapi tidak signifikan untuk memfasilitasi ketersediaan booklet di ruang
untuk pengetahuan (p= 0,150). Edukasi peer kemoterapi. Institusi pendidikan dalam setiap
group akan bisa merubah perilaku pencegahan mata kuliah, hendaknya juga mengembangkan
kanker serviks jika dilakukan oleh kader berbagai bentuk media kreatif dan inovatif yang
kesehatan yang terpilih, yang bisa mentransfer dapat digunakan mahasiswa dalam memberikan
ilmu tentang pencegahan ini secara tuntas, pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga.
sehingga tidakhanya sikap dan ketrampilan yang Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan
bisa berubah tetapi pengetahuan yang luas meneliti beberapa faktor lain dan media
tentang kanker servik juga bisa dimiliki oleh elektronik yang lebih menarik dalam upaya
semua anggota peer group yang ada di pencegahan dan rehabilitasi penderita yang
masyarakat Kebumen. menjalani kemoterapi.
Hasil penelitian ini juga menjelaskan
bahwa edukasi penting dilakukan dalam upaya
pencegahan komplikasi penyakit lebih lanjut, hal SIMPULAN
ini sesuai dengan penelitian Soep (2011), dengan
hasil penelitian terjadi penurunan depresi Nilai rata-rata perilaku perawatan diri
postpartum sebesar 65% dan terdapat perbedaan penderita kanker payudara pasca kemoterapi
depresi postpartum pada ibu yang dilakukan sebelum pemberian booklet adalah 4,70 dengan
intervensi psikoedukasi dengan ibu yang tidak standar deviasi 1,249. Nilai rata-rata nilai
dilakukan intervensi psikoedukasi dan penelitian perilaku perawatan diri penderita kanker
Sumiatun (2013), dengan hasil penelitian yang payudara pasca kemoterapi setelah pemberian
menjelaskan ada hubungan antara pengetahuan booklet adalah 7,82 dengan standar deviasi 1,478.
dengan upaya pencegahan kanker payudara pada Hasil uji statistik didapatkan nilai p= 0,000,
wanita usia subur di desa Ngino kecamatan berarti pada alpha 5% terlihat bahwa ada
Semanding Tuban tahun 2013, dengan koefesien pengaruh yang signifikan antara perilaku
korelasi 0,679 yang berarti mempunyai perawatan diri penderita kanker payudara pasca
kemaknaan kuat. kemoterapi sebelum dan setelah pemberian
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan booklet kemoterapi.
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
pemberian booklet kemoterapi terhadap

DAFTAR PUSTAKA

Ananditha, Aries Chandra. 2012. PACE, PCM, & Bakhtiar. 2012. Manfaat & Efek Samping
CSN: Teknologi E/Tablet untuk Anak Kemoterapi. http:// Manfaat dan efek
Penderita Kanker yang BerinisiatifTinggi. sampingkemoterapi_Bakhtiar.htm diakses
http://ads.kompasads.com/ diakses 1 tanggal 1 Oktober 2015.
Oktober 2015. Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku
Ariawati, K. 2007. Toksisitas Kemoterapi Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta:
Leukemia Limfoblastik Akut pada Fase EGC.
Induksi dan Profilaksis Susunan Saraf Ghofar, Abdul. 2009.Cara Mudah Mengenal &
Pusat dengan Metroteksat 1 gram. Sari Mengobati Kanker. Jogjakarta: Flamingo.
Pediatri Vol. 9, No. 4, Desember. Hadiyanto, Yanwar et al. (2012). Health First.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Mesa Publishing.
Jakarta: Rineka Cipta. Hidayat, A. A. 2009. Pengantar Konsep Dasar
Keperawatan. Jakarta: Selemba Medika.
Anita, Pengaruh Pemberian Booklet Kemoterapi 33

Janewinarni. 2011. Perilaku Klien Dengan Rasjidi, Imam. 2007. Kemoterapi Kanker
Gangguan Konsep Diri. Diakses di Ginekologi Dalam Praktik Sehari-hari.
http://janewinarni.wordpress.com/ diakses Malang: Sagung Seto.
08 Mei 2013. Rola, F. 2006. Hubungan Konsep Diri Dengan
Junaidi, Iskandar. 2007. Kanker. Jakarta: PT Motivasi Berprestasi Pada Remaja.
Bhuana Ilmu Populer. http://www.digitizedlibrary.usu.ac.id
Lubis, N. Hasnida. 2009. Terapi Perilaku diakses 22 November 2015.
Kognitif pada Pasien Kanker. Medan : Saraswati, Sri Haryani. 2009. Jurnal
USU Press. Keperawatan dan Kebidanan: Hubungan
Lutfa, Umi. 2008. Faktor-faktor yang antara Kecemasan pada Penderita Kanker
Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Pasien yang Mendapat Kemoterapi dengan
dengan Tindakan Kemoterapi di Ruang Konsep Diri. Jurnal Keperawatan dan
Cendana RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Kebidanan (JIKK) Vol.I, No.1 Desember.
http://etd.eprints.ums.ac.id/ diakses 22 Stuart, G. W. 2007. Buku Saku Keperawatan
September 2012. Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Trismiati. 2004. Jurnal Psyche: The Anxiety Level
Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Differences Among Male and Female
Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC. Sterilization Acceptors at RSUP Dr.
Notoatmodjo,S. 2007. Promosi Kesehatan dan Sardjito Yogyakarta. Vol. 1 No. 1, Juli.
Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Yani, Desy Indra. 2007. Pengalaman Hidup
_______2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Klien Kanker Serviks di Bandung.
Jakarta: Rineka Cipta. http://resources.unpad.ac.id/diakses 24
September 2012.

S-ar putea să vă placă și