Sunteți pe pagina 1din 9

Volume 2, No.

1
e-ISSN : 2685-1997
April, 2019

REAL in Nursing Journal (RNJ)


Research of Education and Art Link in Nursing Journal

https://ojs.fdk.ac.id/index.php/Nursing/index

Pengaruh Pelaksanaan Pre Dan Post


Conference Terhadap Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan

Fitrianola Rezkiki, Wiwit Febrina & Devi Anggraini

Program Studi Pendidikan Ners


STIKes Fort de Kock Bukittinggi, Indonesia
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 2, No. 1
Rezkiki, F., Febrina., W. & Anggraini, D. (2019). RNJ. 2(1) : 21-28

Pengaruh Pelaksanaan Pre Dan Post Conference Terhadap


Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
REAL in Fitrianola Rezkiki, Wiwit Febrina & Devi Anggraini
Nursing
Journal (RNJ)
Research of E duc ation and Art Link in Nursing J ournal
ABSTRACT

https://ojs.fdk.ac.id/inde Nursing documentation is a record that contains all the data needed to
x.php/Nursing/index
determine nursing diagnoses, planning, actions and evaluations that are
arranged in a systematic, valid, and morally and legally responsible
manner. Based on a preliminary study with a sample of 10 documentation
of internal space medical records taken randomly only 4 (40%) were
Keywords: completely filled and 6 (60%) incomplete. This study aims to determine the
Documentation, effect of pre and post conference services on documenting nursing care.
Pre and post conference This study uses a pre-experimental design with one-group pretest-posttes
design. The method of data collection is using observation sheets. Samples
Korespondensi: are taken with a simple random sampling system of 10 samples. The
Fitrianola Rezkiki results of the study based on the Kolmogrov-smirnov test observations
fitrianola.rezkiki@gmail.com were carried out before and after being given a pre and post conference
treatment of 10 statuses obtained a p-value of 0,000. The conclusion of this
Stikes Fort De study is that there is an influence of the implementation of pre and post
Kock Bukittinggi conference on the documentation of nursing care.

ABSTRAK

Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang memuat seluruh data yang dibutuhkan untuk menentukan
diagnose, perencanaan, tindakan, dan evaluasi keperawatan yang disusun secara sistematis, valid, dan dapat
dipertanggung jawabkan secara moral dan hukum. Berdasarkan studi pendahuluan dengan sample 10
dokumentasi rekam medis ruang interne yang diambil secara acak hanya 4 (40 %) yang terisi lengkap dan 6
(60%) tidak lengkap. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pelasanaan pre dan post conference
terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan. Penelitian ini menggunakan desain pre-eksperimental
dengan rancangan one- group pretest-posttes. Metode pengumpulan data dengan mengguakan lembar
observasi.Sampel diambil dengan system simple random sampling sebanyak 10 sampel. Hasil penelitian
berdasarkan uji Kolmogrov-smirnov observasi dilakukan sebelum dan sesudah diberi perlakuan pre dan post
conference dari 10 status didapat hasil p-value 0,000. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh
pelaksanaan pre dan post conference terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan

Kata kunci : dokumentasi, pre conference, post conference

21 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 2, No. 1
Rezkiki, F., Febrina., W. & Anggraini, D. (2019). RNJ. 2(1) : 21-28

PENDAHALUAN pelayanan asuhan keperawatan (Abdi, 2016).


Dokumentasi adalah suatu catatan yang dapat Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan
dibuktikan atau djadikan bukti dalam persoalan oleh Rezkiki & Ilfa (2018) tentang pengaruh
hukum (Tung Palan, 1983 : Ali 2009, p.35). supervisi terhadap kelengkapan dokumentasi
Dokumentasi keperawatan adalah suatu asuhan keperawatan.
catatan yang memuat seluruh data yang
dibutuhkan untuk menentukan diagnosis Di Sumatera Barat, berdasarkan hasil
keperawatan, perencanaan keperawatan, penelitian Etlidawati (2012) di RSUD Kota
tindakan keperawatan, dan penilaian Pariaman kelengkapan dokumentasi asuhan
keperawatan yang disusun secara sistematis, keperawatan (42%) dokumentasi terisi lengkap,
valid, dan dapat dipertanggungjawabkan dan (58%) tidak diisi lengkap, sedangkan Nadia
secara moral dan hukum (Ali 2009, p.35). (2015) menyatakan di RSI Ibnu Sina Padang
kelengkapan dokumentasi asuhan
Dokumentasi asuhan keperawatan harus keperawatan tahap pengkajian (68%),
objektif, akurat, dan komprehensif dalam diagnosa keperawatan (70%), perencanaan
mencerminkan status kesehatan klien. (69%), implementasi (67%), evaluasi (73%)
Banyaknya informasi akurat, abjektif, dan dan catatan asuhan keperawatan (65%).
komprehensif yang didokumentasikan oleh
seorang perawat, dari aspek hukum di Dari hasil observasi di Ruang rawat inap
harapkan akan dapat melindungi perawat bila Interne RSUD Solok dari 10 status pasien yang
ada gugatan hukum (Depkes RI, 2007). diambil secara acak dengan kategori rawat
lebih dari 2 hari ditemukan 4 status tidak
Di Indonesia kurangnya kelengkapan lengkap dan 6 status sudah lengkap. Dari hasil
pendokumentasian asuhan keperawatan dapat wawancara dengan kepala ruangan dikatakan
dibuktikan dengan beberapa penelitian, bahwa status pasien tidak lengkap sering
diantaranya yakni penelitian Ryny Silvana terjadi diruangan hal ini dikarenakan tingginya
menunjukkan bahwa penatalaksanaan beban kerja sehingga perawat tidak sempat
pengisian dokumentasi asuhan keperawatan di mengecek kembali status yang mereka isi. Hal
RSUP. PROF. DR. R. D Kandou Manado yang ini sejalan dengan pengakuan beberapa staff
tidak lengkap berjumlah 2250 (98,6 %). perawat hal ini terjadi karena sebagian besar
Penelitian Nurul Nuryani menunjukkan bahwa waktu mereka dihabiskan untuk rutinitas
pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan serta jarangnya mereka
keperawatan di Ruang Bedah RSUD dr. membuka kembali status pasien untuk
Soekardjo Tasikmalaya dalam kategori lengkap melengkapi kembali dokumentasi asuhan
29,5 % dan tidak lengkap sebanyak 70,5 %. keperawatan yang telah mereka berikan dan
Penelitian Inggriane menunjukkan bahwa tidak adanya pengecekan kembali status
pelaksanaan dokumentasi asuhan diakhir shift sehingga kemungkinan pencatatan
keperawatan di Ruang GICU RSUP Dr. Hasan tertinggal sangat sering.
Sadikin Bandung dalam kategori tidak lengkap
53 % dan lengkap 58 % . Penelitian tersebut METODE
menggambarkan bahwa di Indonesia Penelitian ini menggunakan desain pre-
kelengkapan pendokumentasian asuhan eksperimental dengan rancangan pre-post test
keperawatan masih menjadi fenomena dalam dalam satu kelompok (One-Group Pretest-

22 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 2, No. 1
Rezkiki, F., Febrina., W. & Anggraini, D. (2019). RNJ. 2(1) : 21-28

Posttest design). Pada penelitian ini yang tampak diakhir eksperimen (post-test)
mengungkapkan hubungan sebab akibat tanpa kelompok kontrol.
dengan cara melibatkan satu kelompok subjek.
Kelompok subjek di observasi sebelum Penelitian ini dilakukan di ruangan Interne
dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi RSUD Solok pada tahun 2018. Populasi pada
setelah dilakukan intervensi (Sugiono,2017). penelitian ini adalah perawat yang berjumlah
Dalam one group pretest-postest design adalah 33 orang dimana dijadikan keseluruhannya
mengukur apa yang terjadi pada kelompok sebagai sampel total sampling
percobaan sesuai dengan kondisi awalnya
sebelum eksperimen (pre-test) dan perbedaan

HASIL PENELITIAN

Dokumentasi Asuhan keperawatan Sebelum dan Sesudah Pre dan Post Conference

Tabel 1. Distribusi Nilai Rerata Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Variabel N Mean Min Max SD


Sebelum 10 75,2% 66% 88% 5,827
Sesudah 10 95,2% 84% 100% 5,350

Tabel 1 di atas jelas terlihat nilai rata-rata pada 5,827. Selain itu, jelas terlihat nilai rata-rata
hasil pendokumentasian asuhan keperawatan pada hasil pendokumentasian asuhan
sebelum dilakukan Pre dan Post Conference keperawatan sesudah dilakukan Pre dan Post
yaitu dengan kelengkapan 75,2% dari total 10 Conference yaitu dengan kelengkapan 95,2%
responden. Dengan nilai tertinggi 88 dan dari total 10 responden. Dengan nilai
terendah 66, dengan nilai standar deviasi kelengkapan tertinggi 100% dan terendah 84%,
dengan nilai standar deviasi 5,350

Tabel 2
Distribusi Rerata pengaruh pre dan post conference terhadap dokumentasi asuhan keperawatan

Dokumentasi N Mean Min Max SD p_value t_tabel

Sebelum 10 75,2% 66% 88% 5,827


0,000 1,895
Sesudah 10 95,2% 84% 100% 5,350

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa ditemukan bahwa dari 10 status yang diteliti
pendokumentasian asuhan keperawatan memilki rata-rata nilai kelengkapan 75,2%.
setelah dilakukan pre dan post conference Sedang kan pada setelah dilakukan pre dan
mengalami peningkatan nilai. Dimana pada post conference ditemukan rata-rata nilai
sebelum dilakukan pre dan post conference kelengkapan dokumentasi asuhan

23 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 2, No. 1
Rezkiki, F., Febrina., W. & Anggraini, D. (2019). RNJ. 2(1) : 21-28

keperawatan adalah 95,2%. Disini Terlihat pelaksanaannya berdasarkan kaidah profesi


perbedaan dalam kelengkapan dokumentasi keperawatan dan merupakan inti praktik
asuhan keperawatan sebelum dan sesudah keperawatan (Ali, 2009).
dilakukan pre dan post conference, dan
terdapat peningkatan dalam kelengkapan Alasan mengapa perawat jarang untuk
dokumentasi asuhan keperawatan setelah melengkapi dokumentasi asuhan keperawatan
dilaksanakan pre dan post conference. salah satu faktornya karena kurangnya
pengawasan, pengontrolan terhadap
Berdasarkan uji normalitas menggunakan uji dokumentasi asuhan keperawatan. Perawat
Kolmogrov-smirnov diperoleh nilai sig>0.05, merasa dokumentasi asuhan keperawatan
maka hal ini dikatakan data terdistribusi normal. terlalu banyak, tidak ada hubunganya dengan
Selanjutnya uji T berpasangan, didapatkan nilai gaji serta kurangnya teguran dari atasan.
t hitung sebesar 8,257 dan t tabel 1,895 Jumlah perawat ruangan yang sangat sedikit
dimana nilai t hitung lebih besar dari pada t dengan kapasitas pasien dan beban kerja yang
tabel, dengan p-value sebesar 0,000. Terlihat sangat banyak membuat perawat jarang
bahwa p-value 0,000 < 0,05 ini menunjukkan menuliskan dokumentasi asuhan keperawatan
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara secara lengkap, perawat biasanya hanya
nilai rata-rat sebelum dan sesudah dilakukan menuliskan nama pasien tanpa nomor RM,
pre dan post conference pada dokumentasi tidak melengkapi data pemeriksaan fisik
Asuhan keperawatan. pasien, tidak menuliskan analisa data, tujuan
dan rencana tindakan, pada lembar
PEMBAHASAN implementasi perawat sering tidak menuliskan,
Rata-rata Kelengkapan Dokumentasi evaluasi perawat sering tidak menuliskan
Asuhan Keperawatan Sebelum Pre dan Post catatan perkembangan pasien dan tidak
Conference mencantumkan paraf (Lestari, 2014).
Dari hasil penelitian yang dilakukan, pada tabel
rata - rata nilai Sebelum dilakukan pre dan post Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang
conference ditemukan rata-rata nilai dilakukan oleh mohammad Nur (2012) juga
dokumentasi asuhan keperawatan adalah didapat pendokumentasian asuhan
75,2% kelengkapan kategori tidak lengkap. keperawatan di ruang rawat inap RSUD Sunan
Dengan Nilai tertinggi 88% dan terendah 66%. Kalijaga Demak 78,4 % kategori lengkap dan
21,6 % tidak lengkap, hal ini disbabkan oleh
Dokumentasi keperawatan adalah suatu pengkajian yang belum sepenuhnya dilengkapi
catatan yang memuat seluruh data yang oleh perawat, diagnose keperawatan yang
dibutuhkan untuk menentukan diagnosis belum factual artinya diagnose awal pasien
keperawatan, perencanaan keperawatan, masuk sampai pasien pulang sama, perawat
tindakan keperawatan, dan penilaian belum sepenuhnya memberikan tindakan
keperawatan yang disusun secara sistematis, keperawatan secara menyeluruh atau holistic
valid, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada pasien selama di rumah sakit.
secara moral dan hukum. Asuhan keperawatan
merupakan proses atau rangkaian kegiatan Menurut peneliti kelengkapan pada
praktik keperawatan langsung pada klien di pendokumentasian asuhan keperawatan pada
berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang saat sebelum dilakukan Pre dan Post

24 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 2, No. 1
Rezkiki, F., Febrina., W. & Anggraini, D. (2019). RNJ. 2(1) : 21-28

Conference terdapat kekurangan disemua Dokumentasi adalah suatu catatan yang dapat
tahap pendokumentasian asuhan keperawatan. dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan
Pada tahap pengkajian, point ke 3 sering hukum (Tung Palan, 1983 : Ali 2009). Fisbach
terlupa yaitu tidak semua data dikaji sejak (1991) menyebutkan bahwa dokumentasi
pasien masuk sampai pasien pulang. Pada keperawatan adalah suatu dokumen yang
tahap diagnose keperawatan, point 3 juga berisi data yang lengkap, nyata dan tercatat,
sering terlupa yaitu merumuskan diagnose bukan hanya tentang tingkat kesakitan klien
keperawatan yang actual atau potensial. Pada tetapi juga jenis atau tipe, kualitas dan
tahap perencanaan, point 5 sering tidak kuantitas pelayanan kesehatan dalam
dilakukan yaitu tidak semua rencana yang memenuhi kebutuhan klien. Asuhan
ditetapkan menggambarkan keterlibatan pasien keperawatan merupakan proses atau
atau keluarga. Pada tahap tndakan, point 3 rangkaian kegiatan praktik keperawatan
juga sering tidak dilakukan, yaitu melakukan langsung pada klien di berbagai tatanan
revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi. pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya
Pada tahap evaluasi, point 2 juga masih sering berdasarkan kaidah profesi keperawatan dan
dilakukan yaitu belum semua perawat mencatat merupakan inti praktik keperawatan (Ali, 2009).
hasil evaluasi. Pada tahap terakhir pada
catatan asuhan keperawatan point 4 sering Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
tidak dilakukan yaitu setiap melakukan kegiatan Widya (2016), kelengkapan dokumentasi juga
/ tindakan perawat masih ada yang tidak akan meningkat dengan adanya peran ketua
mencantumkan nama, paraf serta tanggal tim yang baik, dimana tergambar dari 30
melakukan tindakan. Keadaan ini disebabkan responden dengan peran ketua tim yang
karena kurangnya pengawasan, tingginya kurang baik dan pendokumentasian asuhan
beban kerja perawat di ruangan, serta keperawatan kurang baik berjumlah 6
kurangnya motivasi perawat khususnya pada responden (75%) sedangkan responden
tahap pengkajian dimana ada kecendrungan dengan peran ketua tim kurang baik dan
perawat menulis pengkajian tanpa melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan baik
penggalian data yang maksimal dan berjumlah 2 responden (25%). Sementara
kecendrungan menulis keluhan pasien sama responden dengan peran ketua tim baik dab
dengan shift berikutnya. pendokumentasian asuhan keperawatan
kurang baik berjumlah 3 responden (13,6%)
Rata-rata Kelengkapan Dokumentasi dan responden dengan peran ketua tim baik
Asuhan Keperawatan Sesudah Pre dan Post dan pendokumentasian asuhan keperawatan
Conference baik berjumlah 19 responden (86,4 %).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
pada tabel rata-rata nilai Sesudah dilakukan Menurut peneliti kelengkapan pada
pre dan post conference ditemukan rata-rata pendokumentasian asuhan keperawatan pada
nilai kelengkapan dokumentasi asuhan saat sesudah dilakukan Pre dan Post
keperawatan adalah 95,2% kdengan kategori Conference terdapat peninghatan
tidak lengkap. Dengan Nilai tertinggi 100% dan kelengkapan, dimana status yang diteliti
terendah 88%. mengalami perlengkapan setelah petugas
melakukan Pre dan Post Conference . Tetap
masih ditemukan beberapa kekurangan

25 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 2, No. 1
Rezkiki, F., Febrina., W. & Anggraini, D. (2019). RNJ. 2(1) : 21-28

disetiap point penilaian tetapi sudah jauh malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan
berkurang dari pada sebelum dilakukan pre pelaksanaan.
dan post conference, seperti pada tahap
pengkajian yang sebelumnya data kurang Secara umum tujuan conference adalah untuk
tergali sempurna sekarang sudah mulai menganalisa masalah-masalah secara kritis
mendekati sempurna sehungga data yang dan menjabarkan alternatif penyelesaian
dihasilkan lebih benar dan terbaru sehingga masalah, mendapatkan gambaran berbagai
perencanaan dan pelaksanaan keperawatan situasi lapangan yang dapat menjadi masukan
yang disiapkan juga lebih mengatasi untuk menyusun rencana antisipasi sehingga
permasalahan terkini pasien. Keadaan ini dapat meningkatkan kesiapan diri dalam
disebabkan oleh masih tingginya beban kerja, pemberian asuhan keperawatan dan
motivasi yang masih agak kurang dari merupakan cara yang efektif untuk
beberapa perawat. menghasilkan perubahan non kognitif
(McKeachie, 1962). Juga membantu koordinasi
Pengaruh pelaksanaan pre dan post dalam rencana pemberian asuhan
conference terhadap dokumentasi asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi
keperawatan pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi
Berdasarkan Tabel 3 didapatkan bahwa bagi pemberi asuhan (T.M.Marelli, et.al, 1997).
terdapat perbedaan rerata nilai kelengkapan
dokumentasi sebelum dan sesudah dilakukan Hal ini sejalan dengan penelitian yang
pre dan post conference yaitu 75,2% dan dilakukan oleh Dwi (2014) dengan berjudul
95,2%. Dengan standar deviasi 7,569 dan nilai “Efektifitas Post Conference terhadap Overan
p-value 0,000. Artinya adanya pengaruh Shift, didapat hasil p-value 0,031 yang berarti
dilakukan pre dan post conference pada ada pengaruh post conference terhadap
Dokumentasi Asuhan Keperawatan. overan sift di ruangan, hal ini juga didukung
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dokumentasi adalah suatu catatan yang dapat Seniwati (2014) yang mengatakan ada
dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hubungan kegiatan post conference dengan
hukum (Tung Palan, 1983 : Ali 2009). kinerja perawat dengan didapat hasil p-value
Dokumentasi keperawatan adalah suatu 0,015.
catatan yang memuat seluruh data yang
dibutuhkan untuk menentukan diagnosis Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
keperawatan, perencanaan keperawatan, pada 10 status yang ada di ruang Interne solok
tindakan keperawatan, dan penilaian diperoleh 4 status dengan kelengkapan 100%
keperawatan yang disusun secara sistematis, sedangkan 6 status lain nya mengalami
valid, dan dapat dipertanggungjawabkan peningkatan kelengkapan. Ketidak lengkapan
secara moral dan hukum (Ali, 2009). masih terjadi disemua point penilaian, tetapi
sudah jauh menurun. Pada tahap pengkajian
Conference merupakan bagian dari komunikasi perawat sudah mulai mendekati sempurna
klinik (Sugiharto, Keliat, Sri, 2012). Conference dalam melakukan pengkajian, hal ini dibuktikan
merupakan pertemuan tim yang dilakukan dengan hanya ditemukan 1 status yang belum
setiap hari. Conference dilakukan sebelum dan dilakukan pengkajian sesuai pedoman SOP.
sesudah melakukan overan dinas , sore atau Hal ini juga dirasakan sama dengan point

26 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 2, No. 1
Rezkiki, F., Febrina., W. & Anggraini, D. (2019). RNJ. 2(1) : 21-28

diagnosa keperawatan, dimana perawat sudah adanya pengaruh dilakukan pre dan post
mulai mampu menegakan diagnose conference terhadap dokumentasi asuhan
berdasarkan masalah terbaru klien, meliputi keperawatan.
problem, etilogi dan symptom, serta perawat
mampu merumuskan diagnosa keperawatan UCAPAN TERIMA KASIH
actual/potensial, dari hasil observasi ditemukan Ucapan terima kasih tidak lupa peneliti
1 status saja yang tidak lengkap di poin 2 yaitu ucapkan kepada STIKes Fort De Kock yang
diagnosa keperawatan tidak meliputi problem, telah membantu dan memfasilitasi peneliti
etiologi, dan symptom. Pada point sehingga penelitian ini berjalan dengan baik
perencanaan juga sudah mengalami dan lancar. Selanjutnya kepada seluruh
peningkatan, dari 10 status hanya 1 status responden yang telah berpartisipasi dan
yang ditemukan rumusan tujuan yang bersedia menjadi subjek penelitian.
mengandung komponen pasien, perubahan,
perilaku, kondisi keluarga/pasien. DAFTAR PUSTAKA

Dengan ada nya kondisi perencanaan yang Ali. (2009). Dasar Dasar Dokumentasi
bagus juga diikuti dengan tindakan yang Keperawatan. Jakarta: EGC
bagus, hal ini dibuktikan dari 10 status pasien Budiono. (2016). Konsep Dasar Keperawatan.
yang diobservasi tidak satupun status yang Jakarta:Bumi Medik.
tidak lengkap, semua tindakan perawat semua Etlidawati. (2012). Hubungan Strategi
sudah mengacu pada rencana perawatan, Supervisi Kepela Ruangan Dengan
perawat sudah mampu mengobservasi respon Motivasi Perawat Dalam Pelaksanaan
pasien terhadap tindakan keperawatan, Pendokumentasian Asuhan
dilakukan revisi tindakan berdasarkan hasil Keperawatan di Ruang Rawat Inap
evaluasi, serta semua tindakan yang telah RSUD Pariaman. Padang. FK UNAND.
dilaksanakan dicatat secara ringkas dan jelas. Hidayat. (2008). Riset Keperawatan dan
Pada tahap evaluasi juga sangat baik, dari 10 Teknik Penulisan Ilmiah.
status yang diobservasi semua status sudah Jakarta:Salemba Medika
mencatat evaluasi yang mengacu pada tujuan. Kasim, W. (2016). Peningkatan Kualitas
Keadaan ini adalah gambaran peningkatan Pelayanan Dan Pendokumentasian
kelengkapan status dari sebelum dilakukan Asuhan Keperawatan Dengan Metode
tindakan pre dan post conference dengan Tim. Semarang. FIK UISA. Vol.1 No.1.
setelah dilakukan pre dan post conference . ISSN 2540-7939
Tampak perbedaan dari sebelum dengan Keliat. (2012). Management Keperawatan.
sesudah dilakukan, berdasarkan hal ini peneliti Jakarta : EGC
menarik kesimpulan ada pengaruh dilakukan Keliat, B. (2009). Metode Praktek
tindakan Pre dan Post Conference terhadap Keperawatan Profesional Jiwa.
dokumentasi asuhan keperawatan. Jakarta: EGC
Marrelli. (2007). Buku Saku Dokumentasi
KESIMPULAN Keperawatan . Jakarta : EGC
Terdapat Pengaruh pelaksanaan pre dan post Nadia. (2015). Hubungan Antara Faktor
conference terhadap dokumentasi asuhan Organisasi (Supervisi dan Imbalan)
keperawatan dengan nilai p-value 0,00. Artinya Dengan Kualitas Dokumentasi Asuhan

27 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 2, No. 1
Rezkiki, F., Febrina., W. & Anggraini, D. (2019). RNJ. 2(1) : 21-28

Keperawatan di Ruang Rawat Inap Sugiyono. (2013). Metode Penelitian


Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang. Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi
Bukittinggi. STIkes Yarsi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta
Nuryani, N. (2013). Hubungan Pengetahuan Sugiyono. (2017). Metode Penelitian. Bandung
Perawat Dengan Kelengkapan : Alfabeta.
Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Swansburg. (2000). Pengantar Kepemimpinan
RSUD dr. SOEKARDJO Kota dan Management Keperawatan.
Tasikmalaya. Tasikmalaya. Poltekkes Jakarta:EGC
Kemenkes. Vol. 3, No.1, ISSN:2337- Titik. (2010). Perlindungan Hukum Bagi
585X Pasien. Jakarta:Prestasi Pustakaraya.
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Widya. (2012). Hubungan Peran Ketua Tim
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Permatasari, D. (2014). Efektifitas Post Dalam Pendokumentasian Asuhan
Conference Terhadap Overan Shift Di Keperawatan Di Irina F RSUP PROF
Ruang Rawat Inap RSUD Unggaran. DR. R. D. Kandou Manado. Manado.
Semarang. UMS USR Manado. Vol 4 No.2
Puspita, I. (2014). Hubungan Antara
Pengetahuan, Sikap, dan Management
Waktu Perawat Dengan
Pendokumentasian Keperawatan.
STIKes Aisyiyah. Bandung. Vol. 1,
No.1
Rezkiki, F & Ilfa, A. (2018). Pengaruh
Supervisi Terhadap Kelengkapan
Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di
Ruangan Non Bedah. REAL in Nursing
Journal (RNJ), 1(2), 67-76.
Sitorus. (2006). Model Praktik Keperawatan
Profesional di Rumah Sakit. Jakarta :
EGC
Seniwati. (2014). Evaluasi Operan, Pre Post
Conference Supervisi dan Kinerja
Perawat di RSU Haji Makasar.
Makasar. UNHAS.
Silvana, R. (2015). Hubungan Beban Kerja
Dengan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan Di Instalasi Gawat
Darurat Medik RSUP. PROF. DR. R. D
Kandou Manado Manado. FK Univ
Sam Ratulangi. Manado. Vol.3, No. 2
Suarli. (2010). Management Keperawatan
Dengan Pendekatan Praktis.

28 | R N J

S-ar putea să vă placă și