Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Sri Mulyani
ABSTRACT
DESCRIPTION Children undergoing treatment at the hospital will experience anxiety and
stress. One of the anxieties felt by pediatric patients when they have to get hospitalization is
invasive action carried out by the health team.
METHOD Analytical quantitative research design Cross sectional approach. The study was
conducted in the Child Care Room Raden Mattaher Jambi Hospital in 2016 on September 5 to
21, 2016. The population of this study were all pre-school aged children who were treated in
the Child Care Room at Raden Mattaher Hospital in Jambi in 2016 as many as 128 children.6
The number of samples was determined Purposively Sampling amounted to 30 respondents. The
research instrument is an observation sheet. The instruments in this study have been tested for
validity and reliability. Data analysis used univariate analysis and chi square test.
RESULTS of 30 respondents who had been treated before were 8 respondents (26.7%), never
treated as many as 22 respondents (73.3%). of 30 respondents who showed unfavorable
behavioral responses as many as 14 respondents (46.7%) while respondents who showed good
behavior responses were 16 (53.3%). out of 30 respondents who were not accompanied by
parents, there were 11 respondents (36.7%), who were accompanied by parents, 20 respondents
(63.3%).
CONCLUSIONS AND SUGGESTIONS The results of the p-Value 0.012 statistical test
concluded that there was a significant relationship between the history of hospitalization and
the child's behavioral response. The statistical test results obtained by p-Value 0.001 concluded
that there was a significant relationship between the presence of parents and the child's
behavior response. The results of this study are expected to become information material for the
hospital to be able to improve the quality of service in carrying out nursing care in pediatric
patients who experience the impact of hospitalization
Pendahuluan
12345Angka kesakitan anak di Indonesia sebesar 8,13 %. Angka kesakitan anak usia
berdasarkan Survei Kesehatan Nasional 0-21 tahun apabila dihitung dari
tahun 2010 di daerah perkotaan menurut keseluruhan jumlah penduduk adalah 14,44
kelompok usia 0-4 tahun sebesar 25,8 %, % (Apriany, 2013).
usia 5-12 tahun sebanyak 14,91 %, usia 13- Berdasarkan data Perhimpunan
15 tahun sekitar 9,1 %, usia 16-21 % Nasional Rumah Sakit Anak di Amerika,
mengungkapkan secara verbal ”aaow” untuk sedikitnya satu orang tua per anak
”uh”, ”sakit”; memukul tangan atau kaki; (Utami, 2014).
mendorong sesuatu yang menyebabkan Menurut Price dan Gwin (2005),
nyeri; kurang kooperatif; membutuhkan pada anak yang sedang menjalani
restrain; meminta untuk mengakhiri hospitalisasi dan mengerti akan
tindakan yang menyebabkan nyeri; keterbatasan anak mentoleransi
menempel atau berpegangan pada orangtua, ketidakhadiran orang tua. Ia akan melihat
perawat atau yang lain; membutuhkan bahwa kunjungan orang tua adalah hal yang
dukungan emosi seperti pelukan; melemah; sangat penting, meskipun di sisi lain
antisipasi terhadap nyeri aktual teridentifikasi bahwa proses perpisahan dan
(Hockenberry & Wilson, 2007). pertemuan kembali juga merupakan hal
Respon anak usia prasekolah yang yang sangat menyakitkan. Dengan
mengalami proses tindakan di rumah sakit mempertimbangkan kondisi tersebut, maka
adalah menolak dirawat, anak menangis pendidikan kesehatan pada orang tua perlu
karena berhadapan dengan lingkungan baru dilakukan untuk menfasilitasi agar
dan melihat alat-alat medis, takut terhadap kunjungan orang tua dapat teratur dan
perawat atau dokter berbaju putih, tidak menimalisasi perasaan tidak adekuat
mau ditinggal oleh orang tua, (Utami, 2014).
memberontak, tidak mau makan, tidak Data awal yang didapatkan di
kooperatif rewel dan yang paling menyolok RSUD Raden Matthaer Jambi menunjukkan
adalah anak menangis (Agustin, 2013). jumlah anak prasekolah yang dirawat di
Respon perilaku anak terhadap tindakan Ruang rawat anak RSUD Raden Mattaher
keperawatan juga dipengaruhi oleh faktor Jambi pada tahun 2013 sebanyak 242 anak,
lainnya yaitu perilaku perawat dan pada tahun 2014 sebanyak 237 anak dan
perpisahan dengan orang tua. Dalam pada tahun 2015 ada sebanyak 247 orang
beberapa kasus terjadi pengulangan anak. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
tindakan invasif pada anak yang dapat terjadi peningkatan jumlah anak prasekolah
menyebabkan trauma berulang pada anak. yang dirawat dari tahun ke tahun.
Dampaknya anak tidak kooperatif sehingga Pengambilan data tahun 2016 dari bulan
perawat gagal melakukan tindakan dan April hingga Juni 2016 diketahui terdapat
lebih jauh lagi situasi ini akan memberikan 128 orang anak usia prasekolah yang
pengaruh bagi perkembangan anak dirawat di Ruang Perawatan Anak RSUD
selanjutnya. Dengan demikian perawat Raden Mattaher Jambi.
harus mempertimbangkan resiko psikologis Hasil penelitian yang dilakukan
anak yang dirawat di rumah sakit dan oleh Subhan, dkk tentang Pendampingan
prosedur tindakan medis yang belum Orang Tua terhadap respon penerimaan
dikenal (Wong, 2009). anak usia Pra Sekolah pada Tindakan
Meminimalkan perpisahan pada Invasif Pemasangan Infus di RSU Kraton
anak yang dirawat di rumah sakit penting Kabupaten Pekalongan menunjukkan
dilakukan terutama pada anak yang adanya hubungan yang signifikan antara
berumus kurang dari 5 tahun, mengingat pendampingan orang tua dengan respon
anak masih sangat membutuhkan dukungan penerimaan anak usia pra sekolah. Hasil
dari orang-orang terdekat terutama orang survei pendahuluan yang dilakukan di
tuanya. Begitu besarnya peran keluarga Ruang Perawatan Anak RSUD Raden
dalam kehidupan anak-anak, pada saat ini Mattaher Jambi yang dimulai pada tanggal
sebagian besar rumah sakit bersedia 03 Desember sampai dengan 06 Desember
menerima kehadiran orang tua setiap waktu mendapatkan 5 orang usia prasekolah
dan banyak diantaranya yang menyediakan bahwa anak usia prasekolah yang menjalani
fasilitas seperti bangku atau tempat tidur rawat inap sering gelisa, rewel, selalu ingin
ditemani oleh orang tua saat menjalani
proses rawat inap dan mengatakan ingin antara variabel dependen dengan variabel
pulang. Dari 5 anak tersebut, 3 orang anak independen pada waktu yang bersamaan.
hanya didampingi oleh ibunya saja Penelitian ini dilakukan di ruang
menunjukkan bahwa anak tersebut tidak Perawatan Anak RSUD Raden Mattaher
mau disentuh oleh petugas kesehatan dan Jambi tahun 2016 pada tanggal 5 – 21
menangis tanpa henti meminta pulang, 1 September 2016. Populasi yang diteliti
orang anak lainnya didampingi oleh ayah dalam penelitian ini adalah seluruh anak
dan ibunya menunjukkan bahwa anak usia pra sekolah yang dirawat di Ruang
tersebut menangis tanpa henti, sedangkan 1 Perawatan Anak RSUD Raden Mattaher
anak lagi hanya didampingi oleh pengasuh Jambi tahun 2016 selama waktu penelitian
penggantinya menunjukkan ketika hendak berlangsung sebanyak 128 orang anak.
dilakukan tindakan invasive seperti Teknik pengambilan sample dengan cara
pemasangan infuse atau pengambilan purpossive Sampling 30 responden.
sampel darah anak tersebut menangis Dari hasil perhitungan diperoleh
dengan keras, mencari-cari orang tua tidak jumlah sampel yang diambil sebanyak 30
ada disampingnya, menghindari kontak responden dengan kriteria inklusi:
dengan orang yang tidak dikenalnya bahkan a. Anak usia prasekolah yang berusia
ada yang menyerang tenaga kesehatan 3-6 tahun dan dirawat di ruang Perawatan
dengan menggigit, memukul ataupun Anak RSUD Raden Mattaher Jambi tahun
menendang. Dari 5 anak tersebut terdapat 2 2016
orang anak yang sudah pernah memiliki b. Orang tua anak menyetujui jika
riwayat hospitalisasi sehingga 2 orang anak anaknya menjadi responden dalam
tersebut ketakutan setiap kali didatangi oleh penelitian
petugas kesehatan dan mencari c. Diberikan tindakan invasif (injeksi
perlindungan dari orang tua. dan atau pemasangan infus) oleh perawat
Berdasarkan uraian diatas, maka pelaksana di Ruang Perawatan
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Anak.Sedangkan untuk kriteria eksklusi
tentang Riwayat hospitalisasi dan kehadiran adalah anak mengalami penurunan
orang tua dengan respons perilaku anak kesadaran
usia prasekolah terhadap tindakan invasif di Pengolahan data dilakukan dengan
Ruang Perawatan Anak RSUD Raden bantuan komputer dengan tahapan coding
Mattaher Jambi. Tujuan penelitian ini adalah kegiatan mengklasifikasikan data
adalah untuk Mengetahui hubungan riwayat dan memberi kode berkas atau file data,
hospitalisasi dan kehadiran orang tua pada editing adalah56mengecek kembali
respon perilaku anak usia prasekolah kuesioner yang telah dikumpulkan dengan
terhadap tindakan invasif di ruang meneliti kembali jawaban kuesioner yang
Perawatan Anak RSUD Raden Mattaher diisi responden apakah data terkumpul
Jambi. lengkap, jelas, konsisten dan keragaman
satuan data dapat dibaca. Sebelum
Metode Penelitian dilakukan proses pemasukan data ke dalam
komputer. Scoring data adalah Membuat
Desain penelitian ini bersifat scoring sesuai dengan format koesioner
kuantitatif analitik untuk mengkaji kausa yang digunakan pada program pengolahan
atau determinan dari suatu fenomena. data, entry data adalah memasukan data ke
Kesimpulan yang dapat ditarik dalam dalam komputer, cleaning data dilakukan
penelitian ini dapat berupa hubungan sebab pengecekan data yang sudah dimasukkan
akibat maupun korelasional dengan sehingga bila ada kesalahan pada saat
pendekatan crosssectional (potong lintang) memasukkan data dapat segera diperbaiki
yang bertujuan untuk melihat hubungan atau digunakan, sebelum dilakukan analisis
data
Tabel 6
Hubungan Riwayat Hospitalisasi dengan Respon Perilaku Anak terhadap Tindakan Invasif di
Ruang Perawatan Anak RSUD Raden Mattaher Jambi
Tahun 2016
N % N % n %
Tidak pernah 7 31.8 15 68.2 8 100
Pernah 7 87.5 1 12.5 22 100 0.012
Jumlah 14 46.7 16 53.3 30 100
Tabel 7
Hubungan Kehadiran Orang Tua dengan Respon Perilaku Anak terhadap Tindakan Invasif di
Ruang Perawatan Anak RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2016
N % N % N %
Tidak didampingi 10 90.9 1 9.1 11 100
Didampingi ortu 4 21.1 15 78.9 19 100 0.001
Jumlah 14 46.7 16 53.3 30 100
Hasil analisis hubungan antara baik ada sebanyak 10 (90.9 %) responden dan
kehadiran orang tua dengan respon perilaku diantara responden yang didampingi ortu
anak terhadap tindakan invasif diperoleh menunjukkan respon perilaku yang baik ada
bahwa dari 11 responden yang tidak sebanyak 15 (78.9 %). Hasil uji statistik
didampingi ortu pada saat tindakan invasif, diperoleh p-Value 0,001 maka dapat
menunjukkan respons perilaku yang kurang disimpulkan ada hubungan yang bermakna
antara kehadiran orang tua dengan respon Gambaran Kehadiran Orang Tua di Ruang
perilaku anak. Perawatan Anak RSUD Raden Mattaher
Jambi Tahun 2016
PEMBAHASAN
Gambaran Riwayat Hospitalisasidi Ruang 12Berdasarkan penelitian yang
Perawatan Anak RSUD Raden Mattaher dilakukan di ruang perawatan anak RSUD
Jambi Tahun 2016 Raden Mattaher Jambi tahun 2016, diketahui
bahwa dari 30 responden yang tidak
Berdasarkan hasil penelitian tentang didampingi orang tua sebanyak 11 respondens
gambaran riwayat hospitalisasi anak di ruang (36.7%), yang didampingi orang tua sebanyak
Perawatan Anak RSUD Raden Mattaher Jambi 19 responden (63.3%). Pada saat anak
tahun 2016, diketahui bahwa dari 30 menjalani masa perawatan, anak harus
responden, sedangkan yang tidak pernah berpisah dari lingkungan yang lama serta
dirawat sebelumnya 22 responden (26.7%). orang-orang terdekat dengannya. Pada kondisi
Pengalaman anak saat menjalani perawatan di cemas akibat perpisahan anak akan
rumah sakit yang membuat mereka sangat sulit memberikan respon berupa perubahan
menerima atau menghadapi, yang dilihat dari perilaku. Respon perilaku anak akibat
perkembangan psikososialnya adalah jauh dari perpisahan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu
teman-teman bermain maupun sekolah akan tahap protes, tahap putus asa dan tahap
memunculkan perasaan kesepian, kebosanan menolak.
dan pikiran bahwa mereka mungkin akan
kehilangan teman atau status dalam kelompok Hubungan Riwayat Hospitalisasi dengan
social (Smith, 2007). Beberapa anak Respon Perilaku Anak terhadap Tindakan
mengingat pengalaman sakit sebelumnya dan Invasif di Ruang Perawatan Anak RSUD
khawatir jika mengalami lagi. Raden Mattaher Jambi Tahun 2016
anak dapat merupakan stresor yang apabila sampel darah, pemasangan infus dan intervensi
terjadi secara berulang akan membuat seorang keparawatan lain. Untuk itu, dalam melakukan
anak menjadi lebih rentan untuk mengalami tindakan invasif perawat perlu menerapkan
takut ketika berhadapan dengan pengalaman prinsip keperawatan traumatik care sehingga
lainnya maupun pengalaman yang sama dapat meminimalkan trauma dengan proses
(Chen, 2005). Anak yang memiliki keperawatan yang harus dijalani selanjutnya.
pengalaman yang tidak menyenangkan selama Untuk meningkatkan support system yang ada
dirawat sebelumnya (misalnya, cedera pada saat menjalani hospitalisasi disarankan
tubuh/nyeri akibat tindakan invasif) akan kepada orang tua untuk bergantian menemani
menyebabkan anak takut dan trauma terhadap dengan berada di sisi anak saat tindakan
perawatan saat ini. Hal ini terjadi karena invasif dilakukan, upaya untuk meminimalkan
pengalaman adalah suatu aspek yang perpisahan.
membentuk pola coping seseorang terhadap Fokus intervensi keperawatan adalah
segala stimulus yang mengancam kehidupan meminimalkan stresor, memaksimalkan
(Mansy, Mahmoud, Rashad, Ghadban, 2007). manfaat hospitalisasi, memberikan dukungan
Seringkali anak yang lebih psikologis pada anak, anggota keluarga dan
berpengalaman dengan nyeri yang dialaminya, mempersiapkan anak sebelum dirawat di
makin takut anak tersebut terhadap peristiwa rumah sakit. Salah satu intervensi keperawatan
menyakitkan yang akan diakibatkan. Cara dalam mengatasi dampak hospitalisasi pada
seorang anak berespon (takut) terhadap anak dengan memberikan aktivitas bermain.
stimulus yang mengancam adalah akibat dari Perawat memegang posisi kunci untuk
banyaknya kejadian nyeri (cedera tubuh akibat membantu orang tua menghadapi
tindakan invasif) selama rentang permasalahan yang berkaitan dengan
kehidupannya. perawatan anaknya di rumah sakit, karena
Peneliti terdahulu yang telah mencoba perawat berada di samping pasien selama 24
mengangkat variabel pengalaman dirawat jam.
sebelumnya dengan kejadian takut adalah Bermain dapat dilakukan sebelum
Mansy, Mahmoud, dkk yang menjelaskan melakukan prosedur pada anak, hal ini
adanya hubungan yang signifikan antara dilakukan untuk mengurangi rasa tegang dan
pengalaman dirawat sebelumnya dengan emosi yang dirasakan anak selama
kejadian takut pada anak usia sekolah. prosedur. Aktivitas bermain sangat terapeutik
Penelitian tersebut juga mengidentifikasi membantu anak mengekspresikan
hubungan antara lama rawat, jenis penyakit perasaannya. Hal ini berarti bermain bagi anak
dan coping strategi dengan kejadian takut anak merupakan suatu cara berkomunikasi tanpa
usia sekolah yang mengalami hospitalisasi, menggunakan kata-kata.
dimana faktor-faktor tersebut dapat
mempengaruhi respon perilaku ketakutan Hubungan Kehadiran Orang Tua dengan
anak. Namun pada penelitian ini, tidak adanya Respon Perilaku Anak terhadap Tindakan
proses mengidentifikasi faktor-faktor tersebut Invasif di Ruang Perawatan Anak RSUD
(Miller, Jacob, & Hockenberry, 2011). Raden Mattaher Jambi Tahun 2016
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
terdapat 7 orang anak yang pernah Penelitian ini mengungkapkan faktor-
mendapatkan riwayat hospitalisasi memiliki faktor yang berhubungan dengan respon
respons perilaku baik. Hal ini disebabkan ada penerimaan anak pra sekolah terhadap
faktor lain dalam respon seperti kehadiran tindakan invasive, dengan hasil terdapat
orang tua dan kesiapan karena medapatkan hubungan antara kehadiran orang tua dengan
atraumatik care dari perawat. Hasil penelitian respons perilaku anak pada saat tindakan
ini menunjukkan, sebagian besar anak invasif diberikan dengan p-value 0,001.
mendapatkan pengalaman dilakukan tindakan Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa
invasif adalah dari pengalaman dirawat dari 11 responden yang tidak didampingi oleh
sebelumnya. Saat anak dirawat anak orang tua terdapat 1 orang responden memiliki
mendapatkan tindakan seperti pengambilan respon perilaku yang baik hal ini dikarenakan
meskipun tidak didampingi oleh orangtua aplikasi teknologi terhadap patient safety pada
namun responden didampingi oleh anak yang mengalami hospitalisasi.
nenek/pengasuh pengganti. Ikatan emosional
antara anak dan orang tua merupakan salah Kesimpulan
satu hubungan yang paling berharga. Berdasarkan hasil penelitian dan
Perawatan sehari-hari, seperti karakter lucu, pembahasan penelitian didapatkan kesimpulan
interaksi penuh kasih mampu membangun sebagai berikut:
ikatan yang kuat antara orangtua dan anak. 1. Gambaran diketahui bahwa riwayat
Dengan penuh kasih sayang sejak kecil, orang hospitalisasi sebanyak 8 responden (26,7%)
tua memperkuat hubungan mereka dengan yang pernah dirawat sebelumnya dan
anak mereka dan membangun ikatan yang sebanyak 22 responden (73,3 %) yang tidak
sehat. pernah dirawat sebelumnya
Salah satu tindakan yang dapat 2. Gambaran respons perilaku yang kurang
dilakukan untuk meminimalkan efek dari baik sebanyak 14 responden (46,7%) dan
hospitalisasi pada anak adalah dengan cara gambaran respon perilaku yang baik
melibatkan keluarga dalam perawatan anak sebanyak 53,3 responden (53,3%).
selama dirumah sakit. Peran perawat dalam 3. Kehadiran orang tua diketahui bahwa dari
memberikan asuhan keperawatan pada anak 30 responden sebanyak 11 responden
hendaknya menyadari pentingnya keberadaan (36,7%)yang tidak didampingi orang tua
keluarga untuk terlibat secara aktif dan bekerja dan sebanyak 20 responden (63,3%) yang
sama dengan petugas kesehatan. Keterlibatan didampingi salah satu/ kedua orang tuanya.
keluarga khususnya orang tua dalam 4. Ada hubungan yang bermakna antara
perawatan dikenal sebagai family centered riwayat hospitalisasi dengan respon
care (FCC). Dalam asuhan keperawatan anak, perilaku anak terhadap tindakan invasif
keluarga dapat memiliki peran untuk merawat dengan p-Value 0,012.
fisik anak, mendidik anak, dan bertanggung 5. Ada hubungan yang bermakna antara
jawab untuk kesejahteraan psikologis dan kehadiran orang tua dan respons perilaku
emosional (Chen, 2005). anak terhadap tindakan invasif dengan p-
Peran orang tua selama anak dirawat di Value 0,001.
rumah sakit adalah dengan menjalani
kolaborasi antara keluarga dengan profesi Saran
kesehatan dan kehadiran orang tua yang dapat 1. Bagi RSUD Raden Mattaher
memberikan rasa nyaman pada anak.Bentuk Hasil penelitian ini diharapkan dapat
kolaborasi orang tua dan profesi kesehatan menjadi bahan informasi bagi pihak
diwujudkan dengan adanya keterlibatan orang rumah sakit untuk dapat meningkatkan
tua dalam perawatan dan memenuhi kebutuhan mutu pelayanan dalam melaksanakan
anak dengan memberikan suport emosional asuhan keperawatan pada pasien anak
kepada anak, ikut terlibat pada tindakan yang yang mengalami dampak hospitalisasi,
sederhana. yaitu dengan meningkatkan perhatian dan
Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan terapi bermain sesuai dengan
memberikan pelayanan kesehatan pada anak tahap perkembangan anak serta
yang mengalami hospitalisasi dengan fokus diharapkan juga kepada pihak rumah sakit
Family Centered Care (FCC) hampir sama untuk menyediakan sarana bermain dan
dengan Human Factor Engineering (HFE) buku cerita untuk anak-anak selama
dimana keduanya menyediakan suatu forum dalam perawatan di rumah sakit, karena
untuk berbagi informasi mengenai komponen dengan adanya aktivitas bermain, anak-
dasar dari caring kepada anak dan keluarga anak akan merasa aman dan nyaman
seperti menghargai, sharing informasi, selama dalam perawatan. Sarana bermain
kolaborasi, dukungan keluarga untuk keluarga disesuaikan dengan kebutuhan anak
dan membangun rasa percaya diri oleh karena selama sakit, misal memberikan buku
itu saya tertarik untuk melihat bagaimana cerita sesuai usia.
2. Bagi Perawat Langthasa, M., Yeluri, R., Jain, A., & Munshi,
Meningkatkan asuhan keperawatan pada A. (2012). Comparison of the pain
anak dengan menambahkan kegiatan perception in children using comfort
bermain atau terapi bermain dalam control syringe and a conventional
asuhan keperawatan sesuai dengan sarana injection technique during pediatric
permainan yang ada dental procedures. Journal of the
3. Bagi Peneliti lain Indian Society of Pedodontics and
Dilakukan penelitian lebih lanjut dengan Preventive Dentistry, 30(4), 323-8.
menambah variabel yang mempengaruhi doi:http://dx.doi.org/10.4103/0970-
kecemasan pada pasien anak usia 4388.108931
prasekolah seperti jenis kelamin, dan
lama hari rawat, atau dengan Mansy, G. E., Mahmoud, W., Rashad, O. A.,
menggunakan metode penelitian yang lain Ghadban, R. S., (2007). Fears of
misalnya dengan metode penelitian school-age children during
kualitatif. hospitalization and their coping
strategies. Journal of Medical
Research Institute 28(3):271-280
Daftar Pustaka
Apriany, D. (2013). Hubungan Antara Miller, E., Jacob, E., & Hockenberry, M. J.
Hospitalisasi Anak Dengan Tingkat (2011). Nausea, pain, fatigue, and
Kecemasan Orangtua. The Soedirman multiple symptoms in hospitalized
Journal Of Nursing. Vol.8 no.2 Juli children with cancer. Oncology
2013 Nursing Forum, 38(5), E382-93.
Retrieved from
Chen, W.L (2005). Nurse’s and parent’s http://search.proquest.com/docview/88
attitudes toward pain management and 9971273?accountid=48290.
parental participation in postoperative
care of children, Thesis, center Sulistiyani, (2009). Pengaruh Pemberian
forresearch, The Queensland Kompres Es Batu terhadap Tingkat
University of technology. Nyeri pada Anak Usia Pra Sekolah
yang dilakukan Prosedur Pemasangan
Hidayat, A. A. (2012). Pengantar Ilmu Infus di Rumah Sakit Umum Pusat dr.
Keperawatan Anak (Buku I). Jakarta : Cipto Mangunkusumo,Jakarta. Tesis.
Salemba Medika. Program Magister Ilmu Keperawatan
Kekhususan Ilmu Keperawatan Anak
Hockenberry & Wilson, (2007). Wong’s Program Pasca.
Nursing Care Of Infants and Children
(8thed). St. Louis : Mosby Elsevier. Roberts, (2010). C., A. “Unaccompanied
Hospitalized Children: A Review of
Kozlowski, Lori ,& Monitto, (2013). The the Literature and Incidence Study”.
Oxford Handbook Of Organizational Journal of Pediatric Nursing, 25, 470–
Psychology, Volume I. Oxford 476. 2010.
University Pers
Utami, Yuli. (2014). Dampak Hospitalisasi
terhadap Perkembangan Anak.
Sekolah TInggi Ilmu Kesehatan
Binawan. Jurnal Ilmiah Widya. Vol.2
Nomor 2 Mei-Juli 2014.